Analisis Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Sebelum dan Sesudah Kehadiran Lembaga Keuangan pada Era Pembangunan Ekonomi Dewasa ini diKecamatan Sipis Pis Kabupaten Serdang Bedagai

(1)

ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT SEBELUM

DAN SESUDAH KEHADIRAN LEMBAGA KEUANGAN PADA ERA

PEMBANGUNAN EKONOMI DEWASA INI DI KECAMATAN SIPIS

PIS KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

D I S U S U N OLEH

LAILA WAHYUNI NASUTION

(100523045)

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ABSTRAK

ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH KEHADIRAN LEMBAGA KEUANGAN PADA ERA PEMBANGUNAN EKONOMI

DEWASA INI DI KECAMATAN SIPIS PIS KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lembaga keuangan terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat dengan diwakilkan oleh nilai PDRB di Kecamatan Sipis-Pis Kabupaten Serdang Bedagai. Pengumpulan data skunder diperoleh melalui instansi resmi yaitu Kantor Camat Kecamatan Sipis-Pis. Metode analisis yang digunakan adalah Uji

Mann-WhitneyU dengan menggunakan program E-views 7.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum adanya lembaga keuangan variabel tingkat pendidikan dan tingkat kesehatan dapat menjeleskan variabel tingkat kesejahteraaan sebesar 99,02%. Sedangkan 0,98% dapat dijelaskan oleh variabel lainnya. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah adanya lembaga keuangan variabel tingkat pendidikan dan tingkat kesehatan dapat menjeleskan variabel tingkat kesejahteraan sebesar 99,92%. Sedangkan 0,08% dapat dijelaskan oleh variabel lainnya.


(3)

ABSTRACT

ANALYSIS OF WELFARE SOCIETY BEFORE AND AFTER THE PRESENCE OF FINANCIAL INSTITUTIONS IN THIS ERA ADULTS IN ECONOMIC DEVELOPMENT

DISTRICT DISTRICT SIPIS PIS Serdang

The purpose of this study was to determine the effect of the financial institutions with the Welfare Society is represented by the value of GDP in Sub-Pis Sipis Serdang regency. Collection of secondary data obtained through the official agencies Sipis District Office District-Pis. The analytical method used was the Mann-Whitney U test using E-views program 7.

The results showed that prior to the financial institution level variables and the level of health education can menjeleskan welfare variable rate of 99.02%. Whereas 0.98% can be explained by other variables. And the results showed that after the financial institution level variables and the level of health education can menjeleskan variable rate of 99.92% welfare. Whereas 0.08% can be explained by other variables.


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan anugerah yang ia berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat guna

memperoleh gelar sarjana ekonomi Departemen Ekonomi Pembangunan pada Universitas

Sumatera Utara.

Skripsi ini berjudul ”Analisis Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Sebelum dan

Sesudah Kehadiran Lembaga Keuangan pada Era Pembangunan Ekonomi Dewasa ini

diKecamatan Sipis Pis Kabupaten Serdang Bedagai”. Penulis telah banyak menerima arahan,

bimbingan, saran, motivasi dan doa yang sangat membangun dari berbagai pihak selama

penulisan skripsi. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih

kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan semangat, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac.Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua dan Bapak Drs.Syahrir

Hakim Nasution, M.Si selaku Sekertaris Departemen Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

3. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, P.Hd selaku Ketua dan Bapak Paidi Hidayat,

SE, M.Si selaku Sekertaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas

Ekonomi Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Rahmad Sumanjaya Hasibuan, M.Si., selaku dosen pembimbing yang

telah banyak memberikan masukan dan penjelasan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs.Syahrir Hakim Nasution, M.Si, selaku dosen pembaca yang telah


(5)

6. Seluruh staff dan pegawai di Fakultas Ekonomi Sumatera Utara untuk semua

jasa-jasanya dalam memberikan bantuan kepada penulis selama perkuliahan.

7. Seluruh staff dan pegawai di Kantor Camat Kecamatan Sipis Pis yang telah

membantu dalam pengerjaan skripsi ini.

8. Teristimewa kepada Ayahanda Abdul Rahman Nasution dan Ibunda Raminauli

S.Pdi serta adik-adik saya yang telah memberikan doa dan dukungan baik moril

maupun materi kepada penulis selama penulis duduk di bangku kuliah hingga

penulisan skripsi ini selesai.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih banyak, semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat baik bagi penulis maupun pembaca.

Medan, 01 September 2013

Penulis

Laila Wahyuni Naution


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………... i

ABSTRACT ………... ii

KATA PENGANTAR ………... iii

DAFTAR ISI ……….. v

DAFTAR TABEL ……….. vii

DAFTAR GAMBAR ……….. viii

DAFTAR LAMPIRAN ……….. ix

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

1.1 Latar Belakang………... 1

1.2 Perumusan Masalah ……….. 6

1.3 Hipotesis ……… 7

1.4 Tujuan Penelitian ……….. 7

1.5 Manfaat Penelitian ………. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………... 9

2.1 Defenisi Masyarakat ……….. 9

2.2 Pengertian Kesejahteraan Masyarakat……… 9

2.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan ……….. 13

2.2.2 Tahapan-Tahapan Kesejahteraan ………. 15

2.2.3 Kesehatan dan Pendidikan ……… 17

2.3 Lembaga Keuangan ……… 18

2.3.1 Pengertian Lembaga Keuangan ……… 18

2.3.2 Peranan Lembaga Keuangan ……… 19

2.3.3 Sistem Keuangan ……….. 20

2.3.4 Pengertian Keuangan ……… 23

2.3.5 Pengertian dan Fungsi Bank Umum ………. 25

2.4 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) …………. 28

2.4.1 Metode Perhitngan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku …….. 29

2.4.2 Metode Perhitngan PDRB Atas Dasar Harga Konstan ……. 31


(7)

3.1 Ruang Lingkup Penelitian ……….. 35

3.2 Jenis Dan Smber Data ………. 35

3.3 Metode Dan Teknik Pengumpulan Data ………. 35

3.4 Pengolahan Data ………. 36

3.5 Metode Analisis Data ……….. 36

3.6 Uji Kesesuaian (Test Of Goodness Of Fit) ………. 37

3.6.1 Koefisien Determinasi (R-Square) ……… 37

3.6.2 Uji F-Statistik (Uji Keseluruhan) ……….. 37

3.6.3 Uji T-Statistik (Uji Parsial) ……… 38

3.7 Definisi Operasional ………... 40

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ……….. 41

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ……….. 41

4.1.1 Letak Geografis Kecamatan Sipis-Pis ……… 41

4.1.2 Kependudukan Kecamatan Sipis-Pis ………. 44

4.2 Indikator Kesejahteraan ……….. 45

4.2.1 Pendidikan ………. 45

4.2.2 Kesehatan ………... 46

4.2.3 PDRB Per Kapita ………... 47

4.3 Analisis Hasil Penelitian ………. 49

4.3.1 Interprestasi Model ………. 50

4.3.2 Uji Kesesaian (Test Of Goodness Of Fit) ……….. 53

4.3.2.1 Koefisien Determinasi (R2) ……… 53

4.3.2.2 Uji F-Statistik ………. 54

4.3.2.3 Uji T-Statistik ……….… 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….… 59

5.1 Kesimpulan ………. 59

5.2 Saran ………... 60

DAFTAR PUSTAKA ………. 61


(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman 4.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Sipis-Pis Tahun

2003-2012 ……… 44 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan Sebelum Dan

Sesudah Adanya Lembaga Keuangan Kecamatan SiPis-Pis

Dari Tahun 2003-2012………. 46

4.3 Jumlah Tenaga Kesehatan Sebelum Dan Sesudah Adanya Lembaga Keuangan Kecamatan SiPis-Pis Dari Tahun

2003-2012 ……… 47

4.4 PDRB per kapita Sebelum dan Sesudah Adanya Lembaga

Keuangan Kecamatab SiPis-Pis Dari Tahun 2003-2012 ………….. 48

4.5 Hasil Regresi I……….. 49


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual……… 34


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Data Variabel Penelitian ……… 62

2 Hasil Regresi Sebelum Adanya Lembaga Keuangan ………. 63

3 Hasil Regresi Sesudah Adanya Lembaga Keuangan ………... 64

4 Rekomendasi Telah Melakukan Penelitian ………. 65


(11)

ABSTRAK

ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH KEHADIRAN LEMBAGA KEUANGAN PADA ERA PEMBANGUNAN EKONOMI

DEWASA INI DI KECAMATAN SIPIS PIS KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lembaga keuangan terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat dengan diwakilkan oleh nilai PDRB di Kecamatan Sipis-Pis Kabupaten Serdang Bedagai. Pengumpulan data skunder diperoleh melalui instansi resmi yaitu Kantor Camat Kecamatan Sipis-Pis. Metode analisis yang digunakan adalah Uji

Mann-WhitneyU dengan menggunakan program E-views 7.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum adanya lembaga keuangan variabel tingkat pendidikan dan tingkat kesehatan dapat menjeleskan variabel tingkat kesejahteraaan sebesar 99,02%. Sedangkan 0,98% dapat dijelaskan oleh variabel lainnya. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah adanya lembaga keuangan variabel tingkat pendidikan dan tingkat kesehatan dapat menjeleskan variabel tingkat kesejahteraan sebesar 99,92%. Sedangkan 0,08% dapat dijelaskan oleh variabel lainnya.


(12)

ABSTRACT

ANALYSIS OF WELFARE SOCIETY BEFORE AND AFTER THE PRESENCE OF FINANCIAL INSTITUTIONS IN THIS ERA ADULTS IN ECONOMIC DEVELOPMENT

DISTRICT DISTRICT SIPIS PIS Serdang

The purpose of this study was to determine the effect of the financial institutions with the Welfare Society is represented by the value of GDP in Sub-Pis Sipis Serdang regency. Collection of secondary data obtained through the official agencies Sipis District Office District-Pis. The analytical method used was the Mann-Whitney U test using E-views program 7.

The results showed that prior to the financial institution level variables and the level of health education can menjeleskan welfare variable rate of 99.02%. Whereas 0.98% can be explained by other variables. And the results showed that after the financial institution level variables and the level of health education can menjeleskan variable rate of 99.92% welfare. Whereas 0.08% can be explained by other variables.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan yg dilakukan sekarang ini pada dasarnya adalah usaha usaha yang

dijalankan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik secara materil maupun

spiritual. Pembangunan pada hakekatnya adalah pembaharuan dalam segala bidang

kehidupan, sehingga telah menimbulkan pula perubahan-perubahan dalam suatu pola

kehidupan. Pembangunan ekonomi merupakan suatu keharusan jika suatu negara ingin

meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyatnya. Dengan kata lain, pembangunan

ekonomi merupakan upaya sadar dan terarah dari suatu bangsa untuk meningkatkan

kesejahteraan rakyatnya melalui pemanfaatan sumber daya yang ada. Usaha-usaha

pembangunan baik yang menyangkut sektoral maupun regional telah banyak memberikan

hasil-hasilnya yang dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Pembangunan bukan merupakan tujuan melainkan hanya alat sebagai proses untuk

menurunkan kemiskinan dan mengurangi ketimpangan distribusi pendapatan. Jadi

berkurangnya ketidakmerataan distribusi pendapatan merupakan inti dari pembangunan.

Sebagai tambahan berupa rekor meratanya agaknya merujuk pentingnya kualitas proses

pembangunan. Jika pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak diikuti pemerataan hasil-hasil

pembangunan kepada seluruh golongan masyarakat, maka hal tersebut tidak ada manfaatnya

dalam mengurangi ketimpangan pendapatan.

Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan pendapatan per

kapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Faktor-faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah faktor sumber daya manusia, faktor sumber

daya alam, faktor ilmu pengetahuan dan teknologi, faktor budaya, dan faktor sumber daya


(14)

dengan peningkatan dalam segi kesejahteraan sosial serta distribusi pendapatan.

Pertumbuhan ekonomi juga merupakan sebuah keadaan dimana ekonomi dalam suatu

daerah menjalankan suatu proses untuk mencapai peningkatan pendapatan daerah tersebut.

Hal ini membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi berhubungan dengan tingkat pertumbuhn

masyarakat. Pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah proses berkembangnya perekonomian

suatu daerah maka dari itu pertumbuhan ini sangat penting karena merupakan suatu proses

untuk menjadikan suatu daerah lebih maju dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Istilah kesejahteraan masyarakat sosial bukanlah hal yang baru dalam wacana global

maupun nasional. Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) misalnya telah lama mengatur masalah ini

sebagai salah satu bidang kegiatan masyarakat internasional. PBB member batasan

kesejahteraan social sebagai kegiatan-kegiatan yang terorganisasi yang bertujuan untuk

membantu individu dan masyarakat guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya dan

meningkatkan kesejahteraan selaras dengan kepentingan keluarga dan dan masyarakat.

Definisi ini menekankan bahwa kesejahteraan sosial suatu adalah suatu intitusi atau bidang

kegiatan yang melibatkan aktivitas terorganisir yang diselenggarakan baik oleh lembaga

pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk mencegah, mengatasi atau memberikan

kontribusi terhadap pemecahan masalah sosial, peningkatan kualitas hidup individu,

kelompok dan masyarakat.

Menurut Undang-undang No 11 Tahun 2009, Kesejahteraan Masyarakat adalah

kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup

layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

Menurut Segel dan Bruzy (1998: 8), “Kesejahteraan sosial adalah kondisi sejahtera

dari suatu masyarakat. Kesejahteraan sosial meliputi kesehatan, keadaan ekonomi,

kebahagiaan, dan kualitas hidup rakyat”. Faktor-faktor tersebut tidak akan terpenuhi tanpa


(15)

Distribusi pendapatan merupakan masalah perbedaan pendapatan antara individu yang

paling kaya dengan individu yang paling miskin. Semakin besar jurang pendapatan semakin

besar pula variasi dalam distribusi pendapatan.

Pemerintah harus menyelaraskan antara pertumbuhan ekonomi dengan kesejahteraan sosial

serta distribusi pendapatan, sehingga ketika perumbuhan ekonomi meningkat, maka

kesejahteraan masyarakat serta distribusi pendapatan pun juga dapat dirasakan secara merata

oleh masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi suatu daerah didukung dengan kehadiran lembaga keuangan.

Lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset

keuangan atau tagihan (claims) dibandingkan aset nonfinancial atau aset riil. Lembaga

keuangan memberikan kredit kepada nasabah dan menanamkan dananya dalam surat-surat

berharga. Di samping itu, lembaga keuangan juga menawarkan berbagai jasa keuangan antara

lain menawarkan berbagai jenis skema tabungan, proteksi asuransi, program pensiun,

penyediaan sistem pembayaran dan mekanisme transfer dana.

Lembaga keuangan merupakan bagian dari sistem keuangan dalam ekonomi modern

yang melayani masyarakat pemakai jasa-jasa keuangan. Sistem keuangan pada dasarnya

merupakan suatu jaringan pasar keuangan (financial market), intitusi, sector usaha, rumah

tangga dan lembaga pemerintahan yang merupakan peserta dan juga sekaligus memilki

wewenang mengatur operasi sistem keuangan tersebut. Pada prinsipnya fungsi pokok sistem

keuangan adalah mentransfer dana-dana (loanable funds)dari penabung atau unit surplus

kepada peminjam atau unit defisit. Dana-dana tersebut dialokasikan melalui negosiasi dan

perdagangan dalam pasar uang yang mempertemukan individu dan sektor usaha sebagai

pemilik dana dengan pihak pemakai dana.

Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 792 Tahun


(16)

melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna

membiayai investasi perusahaan. Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun

1998 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Prof.G.M. Verryn Stuart dalam bukunya Bank Politik mengatakan, “ bank adalah

suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat

pembayarannya sendiri atau degan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan

jalan mengedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral. Sedangkan menurut

Abdurrachman dalam Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan menjelaskan

bahwa, “bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa,

seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, bertindak sebagai tempat

penyimpanan benda-benda berharga, membiayai perusahaan- perusahaan dan lain-lain.

Kehadiran suatu lembaga keuangan didalam suatu masyarakat kecamatan sipis pis

yang sebelumnya belum mengenal lembaga kuangan akan berpengaruh terhadap tingkat

kesejahteraan masyarakat daerah tesebut. Adapun kesejahteraan, pada taraf paling awal

ditandai oleh terpenuhinya kebutuhan dasar yang paling pokok yakni sandang, pangan,

papan, pendidikan, dan kesehatan. Sedangkan keadilan, yang menjadi tema abadi dalam

pembangunan, ditandai oleh kemampuan bangsa dalam mendistribusikan hasil-hasil

pembangunan secara merata, sehingga bisa menjangkau masyarakat secara luas. Tidak hanya

itu, juga dalam kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan itu sendiri.

Keadilan juga harus tercermin pada kian menyempitnya kesenjangan sosial ekonomi.

Kesejahteraan dan keadilan sangat erat kaitannya dan sering dibahas secara satu kesatuan


(17)

Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tersebut tidak akan terlepas dari factor kesehatan individu yang bersangkutan, karena kesehatan merupakan modal dasar bagi seseorang untuk mengkontribusikan segala daya dan upayanya dalam mewujudkan kesejahteraan. Pembanguan kesehatan dan kesejahteraan tidak akan terlepas dari peran strategis pendidikan sebagai investasi dalam membantu menghadapi problematika kondisi kesehatan dan kesejahteraan yang semakin kompleks. Untuk itu, pendidikan akan sangat berperan dalam mewujudkan manusia yang sehat dan kompetitif dalam membangun kesejahteraa masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas, penulis menganalisa sejauh mana tingkat kesejahteraan

masyarakat berpengaruh dengan kehadiran suatu lembaga keuangan di Kecamatan Sipis-Pis

Kabupaten Serdang Bedagai. Penulis mencoba menuangkannya dalam penulisan skripsi yang

berjudul ““ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT SEBELUM DAN

SESUDAH KEHADIRAN LEMBAGA KEUANGAN PADA ERA PEMBANGUNAN

EKONOMI DEWASA INI DI KECAMATAN SIPIS PIS KABUPATEN SERDANG

BEDAGAI”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka ada perumusan masalah yang dapat diambil sebagai

kajian dalam penelitian yang dilakukan. Adapun perumusan masalah tersebut adalah sebagai

berikut:

“ Apakah Lembaga Keuangan Berpengaruh Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di

Kecamatan Sipis-Pis Kabupaten Serdang Bedagai?”


(18)

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan yang menjadi objek

penelitian dimana tingkat kebenarannya perlu di uji. Berdasarkan perumusan masalah diatas

maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut:

“Lembaga Keuangan Berpengaruh Positif Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat di

Kecamatan Sipis-Pis Kabupaten Serdang Bedagai?”

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kondisi perekonomian Kecamatan Sipis Pis setelah adanya

lembaga keuangan.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lembaga keuangan terhadap kesejahteraan di Kecamatan Sipis Pis.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian sebagai berikut:

1. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa fakultas

Ekonomi terutama Departemen Ekonomi Pembangunan.

2. Bagi penulis, dengan adanya penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan bagi peneliti.

3. Bagi pemerintah daerah setempat diharapkan penelitian ini dapat membantu untuk

mengetahui seberapa besar tingkat kesejahteraan setelah adanya lembaga keuangan.

4. Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi pemerintah dan intansi-intansi yang

terkait.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Masyarakat

Istilah masyarakat berasal dari kata musyarak yang berasal dari Bahasa Arab yang memiliki arti ikut serta atau berpartisipasi, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut Society. Sehingga bisa dikatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia yang berinteraksi dalam suatu hubungan sosial. Mereka mempunyai kesamaan budaya, wilayah, dan identitas. Berikut ini adalah pengertian dan definisi tentang masyarakat menurut beberapa ahli :

PETER L. BERGER, Definisi masyarakat adalah suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya. Keseluruhan yang kompleks sendiri berarti bahwa keseluruhan itu terdiri atas bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan. MARX,Masyarakat ialah keseluruhan hubungan – hubungan ekonomis, baik Produksi maupun konsumsi, yang berasal dari kekuatan-kekuatan produksi ekonomis, yakni teknik dan karya. GILLIn & GILLIN, Masyarakat adalah kelompok manusia yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan. HAROLD J. LASKI, Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan bekerjasama untuk mencapai terkabulnya keinginan-keinginan mereka bersama. ROBERT MACIVER, Masyarakat adalah suatu sistim hubungan-hubungan yang ditertibkan (society means a system of ordered relations). SELO SOEMARDJAN, Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.HORTON & HUNT, Masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling berhubungan.

2.2 Pengertian Kesejahteraan Masyarakat

Dalam membahas kesejahteraan, tentu harus diketahui dahulu tentang pengertian

sejahteraan. Sejahtera menurut W.J.S Poerwadarimta adalah ‘aman, sentosa, dan makmur’.

Sehingga arti kesejahteraan itu meliputi kemanan, keselamatan dan kemakmuran. Dalam arti

sempit, kata sosial menyangkut sector kesejahteraan sosial sebagai suatu bidang atau bagian

dari pembangunan sosial atau kesejahteraan rakyat yang bertujuan untuk meningkatkan


(20)

beruntung dan kelompok rentan. Yaitu hal yang menyangkut program-program atau

pelayanan-pelayanan sosial untuk mengatasi masalah-masalah sosial seperti, kemiskinana,

ketelantaran, ketidakberfungsian fisik dan psikis, tuna sosial, tuna susila dan kenakalan

remaja.

Kesejahteran sosial memiliki arti kepada keadaan yang baik, kebahagiaan dan

kemakmuran, banyak orang yang menamainya sebagai kegiatan amal. Di Amerika serikat

kesejahteraan sosial juga diartikan sebagai bantuan public yang dilakukan pemerintah bagi

keluarga miskin dan anak-anak mereka. Para pakar ilmu sosial mendefinisikan kesejahteraan

sosial dengan tinggi rendahnya tingkat hidup masyarakat.

Menurut Segel dan Bruzy (1998:8), “Kesejahteraan sosial adalah kondisi sejahtera dari

suatu masyarakat. Kesejahteraan sosial meliputi kesehatan, keadaan ekonomi, kebahagiaan,

dan kualitas hidup rakyat”. Sedangkan Wilensky dan Lebeaux (1965:138) merumuskan

kesejahteraan sosial sebagai sistem yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan dan

lembaga-lembaga sosial, yang dirancang untuk membantu individu-individu dan

kelompok-kelompok agar mencapai tingkat hidup dan kesehatan yang memuaskan. Maksudnya agar

tercipta hubungan-hubungan personal dan sosial yang memberi kesempatan kepada

individu-individu pengembangan kemampuan-kemampuan mereka seluas-luasnya dan meningkatkan

kesejahteraan mereka sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Sedangkan menurut

Midgley (1995:14) Kondisi kesejahteraan sosial diciptakan atas kompromi tiga elemen.

Pertama, sejauh mana masalah-masalah sosial ini diatur, kedua sejauh mana

kebutuhan-kebutuhan dipenuhi, ketiga sejauh mana kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup dapat

disediakan.

Kesejahteraan sosial adalah keseluruhan usaha sosial yang terorganisir dan mempunyai

tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan konteks sosialnya. Di


(21)

berbagai kehidupan dalam masyarakat, seperti pendapatan, jaminan sosial, kesehatan,

perumahan, pendidikan, rekreasi, budaya, dan sebagainya. Salah satu landasan hukum yang

dijadikan acuan adalah undang-undang nomor 6 tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan

pokok kesejahteraan sosial. Dalam penjelasan umum ditetapkan bahwa “lapangan

kesejahteraan sosial adalah sangat luas dan kompleks, mencakup antara lain, aspek-aspek

pendidikan, kesehatan, agama, tenaga kerja, kesejahteraan sosial (dalam arti sempit), dll ”.

Hal ini sesuai dengan pendapat Kamerman dan Kahn (1979) yang menjelaskan 6 komponen

atau subsistem dan kesejahteraan sosial, yaitu : (1) pendidikan, (2) kesehatan, (3)

pemeliharaan penghasilan, (4) pelayanan kerja, (5) perumahan, (6) pelayanan sosial personal.

Dalam pola dasar kesejahteraan sosial (Balatbangsos, 2003), bahwa hakikat

pembangunan kesejahteraan sosial adalah upaya peningkatan kualitas kesejahteraan sosial

perorangan, kelompok, dan komunitas masyarakat yang memiliki harkat dan martabat,

dimana setiap orang mampu mengambil peran dan menjalankan fungsinya dalam kehidupan.

Pada dasarnya semua manusia, keluarga, komunitas dan masyarakat memiliki

kebutuhan sosial yang harus dipenuhi agar mereka dapat mencapai yang dimaksud dengan

kebahagiaan sosial. Kebutuhan tersebut merujuk pada kebutuhan bilogis, pendidikan,

kesehatan yang layak dan juga interaksi sosial yang harmonis. Akhirnya kesejahteraan sosial

terjadi pada komunitas yang dapat menciptakan kesempatan sosial bagi penduduknya untuk

meningkatkan dan merealisasikan potensi-potensi yang ada.

Kesejahteraan atau yang biasa disebut kesejahteraan sosial merupakan serangkaian

aktifitas yang terorganisir yang ditunjukan untuk meningkatkan kualitas hidup, relasi sosial,

serta peningkatan kehidupan masyarakat yang selaras dengan standard an norm-norma

masyarakat sebagai tujuan merupakan cita-cita, pedoman dan aspirasi agar terpenuhinya

kebutuhan materi, sosial dan spiritual. Terkait dengan hal ini spicker yang dikutip isbandi


(22)

utama yang disebut dengan Big Five Yaitu: bidang kesehatan, bidang pendidikan, bidang

perumahan, bidang jaminan sosial, bidang pekerjaan sosial.

Undang-undang no 13 tahun 1998 tentang-tentang ketentuan pokok kesejahteraan

masyarakat memuat devinisi tentang kesejahteraan masyarakat adalah sebagai berikut:

Kesejahteraan masyarakat adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan masyarakat baik

materil maupun spiritual yang diliputi oleh rasa takut, keselamatan kesusilaan dan

ketentraman kahir dan batin yang memungkinkan bagi setiap masyarakat untuk mengadakan

usaha penemuan kebutuhan-kebutuhan jasmani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri,

keluarga serta masyarakat dengan menjungjung tinggi hak asasi serta kewajiban manusia

sesuai dengan pancasila.

Keluarga Sejahtera adalah Keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materi yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang /maha Esa, memiliki hubungan yang selaras, serasi, dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. Kesejahteraan keluarga tidak hanya menyangkut kemakmuran saja, melainkan juga harus secara keseluruhan sesuai dengan ketentraman yang berarti dengan kemampuan itulah dapat menuju keselamatan dan ketentraman hidup.

2.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan menurut BKKBN adalah

sebagai berikut:

1. Faktor intern keluarga

Faktor intern keluarga meliputi:

a. Jumlah anggota keluarga

Pada zaman seperti sekarang ini tuntutan keluarga semakin meningkat tidak hanya cukup dengan kebutuhan primer (sandang, pangan, papan, pendidikan, dan saran pendidikan) tetapi kebutuhan lainya seperti hiburan, rekreasi, sarana ibadah, saran untuk transportasi dan lingkungan yang serasi. Kebutuhan diatas akan lebih memungkinkan dapat terpenuhi jika


(23)

b. Tempat tinggal

Suasana tempat tinggal sangat mempengaruhi kesejahteraan keluarga. Keadaan tempat tinggal yang diatur sesuai dengan selera keindahan penghuninya, akan lebih menimbulkan suasana yang tenang dan mengembirakan serta menyejukan hati. Sebaliknya tempat tinggal yang tidak teratur, tidak jarang meninbulkan kebosanan untuk menempati. Kadang-kadang sering terjadi ketegangan antara anggota keluarga yang disebabkan kekacauan pikiran karena tidak memperoleh rasa nyaman dan tentram akibat tidak teraturnya sasaran dan keadaan tempat tinggal.

c. Keadaan sosial ekonomi kelurga.

Untuk mendapatkan kesejahteraan kelurga alasan yang paling kuat adalah keadaan sosial dalam keluarga. Keadaan sosial dalam keluarga dapat dikatakan baik atau harmonis, bilamana ada hubungan yang baik dan benar-benar didasari ketulusan hati dan rasa kasih sayang antara anggota keluarga.manifestasi daripada hubungan yang benar-benar didasari ketulusan hati dan rasa penuh kasih sayang, nampak dengan adanya saling hormat, menghormati, toleransi, bantu-membantu dan saling mempercayai.

d. Keadaan ekonomi keluarga.

Ekonomi dalam keluarga meliputi keuangan dan sumber-sumber yang dapat meningkatkan taraf hidup anggota kelurga makin terang pula cahaya kehidupan keluarga. Jadi semakin banyak sumber-sumber keuangan/ pendapatan yang diterima, maka akan meningkatkan taraf hidup keluarga. Adapun sumber-sumber keuangan/ pendapatan dapat diperoleh dari menyewakan tanah, pekerjaan lain diluar berdagang, dsb.

2. Faktor ekstern

Kesejahteraan keluarga perlu dipelihara dan terus dikembangan terjadinya kegoncangan dan ketegangan jiwa diantara anggota keluarga perlu di hindarkan, karena hal ini dapat menggagu ketentraman dan kenyamanan kehidupan dan kesejahteraan keluarga.Faktor yang dapat mengakibatkan kegoncangan jiwa dan ketentraman batin anggota keluarga yang datangnya dari luar lingkungan keluarga antara lain:

a. Faktor manusia: iri hati, dan fitnah, ancaman fisik, pelanggaran norma. b. Faktor alam: bahaya alam, kerusuhan dan berbagai macam virus penyakit.

c. Faktor ekonomi negara: pendapatan tiap penduduk atau income perkapita rendah, inflasi.


(24)

Tahap keluarga sejahtera menurut kantor menteri Negara Kependudukan (BKKBN) dibagi 5 (lima) tahap yaitu:

1. Keluarga pra sejahtera

Yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya(basic need) secara minimal, seperti kebutuhan akan spiritual, pangan, sandang, papan, kesehatan dan KB. 2. Keluarga Sejahtera I

Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologinya seperti kebutuhan akan pendidikan, KB, interaksi lingkungan tempat tinggal dan trasportasi. Pada keluarga sejahtera I kebutuhan dasar (a s/d e) telah terpenuhi namun kebutuhan sosial psikologi belum terpenuhi yaitu: Adapun kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:

a)Melaksanakan ibadah menurut agama oleh masing-masinganggota keluarga b)Pada umunya seluruh anggota keluarga, makan dua kali atau lebih dalam sehari.

c) Seluruh anggota keluarga mempunyai pakaian berbeda di rumah, bekerja, sekolah atau berpergian.

d)Bagian yang terluas dari lantai bukan dari tanah.

e)Bila anak sakit dan atau pasangan usia subur ingin ber KB dibawa ke sasaran kesehatan. f)Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur.

g)Paling kurang sekali seminggu, keluarga menyadiakan daging, ikan atau telur. h)Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang 1 stel pakaian baru pertahun i)Luas lantai rumah paling kurang 8 meter persegi untuk tiap pengguna rumah j)Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam kedaan sehat

k)Paling kurang satu anggota 15 tahun keatas, penghasilan tetap.

l)Seluruh anggota kelurga yang berumur 10-16 tahun bisa baca tulis huruf latin. m)Seluruh anak berusia 5-15 tahun bersekolah pada saat ini

n) Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga pasang yang usia subur memakai kontrasepsi (kecuali sedang hamil)

o) Mempunyai upaya untuk meningkatkan agama.

p)Sebagian dari penghasilan dapat disisihkan untuk tabungan keluarga.

q) Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan ini dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.

r)Ikut serta dalam kegiatan masyarakat dilingkungan keluarga.


(25)

u)Anggota keluarga mampu menggunakan sarana trasportasi sesuai kondisi daerah.

v) Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan sumbangan bagi kegiatan sosial/masyarakat dalam bentuk material.

w)Kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus perkumpulan atau yayasan atau instansi masyarakat.

3. Keluarga Sejahtera II

Yaitu keluarga disamping telah dapat memenuhi kebutuhan dasasrnya, juga telah dapat memenuhi kebutuhan pengembangannya seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi. Pada keluarga sejahtera II kebutuhan fisik terpenuhi (a s/d n telah terpenuhi) dan sosial psikologis telah terpenuhi namun kebutuhan pengembangan belum yaitu:

4. Keluarga Sejahtera III

Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis dan perkembangan keluarganya, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi masyarakat seperti sumbangan materi dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Pada keluarga sejahtera III kebutuhan fisik, sosial psikologis dan pengembangan telah terpenuhi (a s/d u telah terpenuhi) namun kepedulian belum.

6. Keluarga Sejahtera III Plus

Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar psikologis dan pengembangan serta telah dapat memberikan sumbangan yang teratur dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Pada keluarga sejahtera III Plus semua kebutuhan telah terpenuhi (a s/d w talah terpenuhi).

2.2.3 Kesehatan dan Pendidikan

Adapun kesejahteraan, pada taraf paling awal ditandai oleh terpenuhinya kebutuhan

dasar yang paling pokok yakni sandang, pangan, papan, pendidikan, dan kesehatan.

Sedangkan keadilan, yang menjadi tema abadi dalam pembangunan, ditandai oleh

kemampuan bangsa dalam mendistribusikan hasil-hasil pembangunan secara merata,


(26)

untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan itu sendiri. Keadilan juga harus tercermin

pada kian menyempitnya kesenjangan sosial ekonomi. Kesejahteraan dan keadilan sangat erat

kaitannya dan sering dibahas secara satu kesatuan pengertian.

Pada awal perkembangan dunia banyak orang mengungkapkan bahwa negara yang

maju adalah negara yang memiliki sumber daya yang melimpah, hanya saja setelah

perkembangan terjadi anggapan tersebut sedikit keliru dengan anggapan bahwa jika

sumberdaya tersebut tidak dikelola maka tidak akan berguna, dengan adanya anggapan baru

tersebut membuktikan bahwa sumber daya manusialah yang menjadi faktor penentu

kemajuan sebuah negara.

Maka dari itu pembangunan diawali dari peningkatan kualitas SDM. Upaya

peningkatan kualitas sumber daya manusia tersebut tidak akan terlepas dari factor kesehatan

individu yang bersangkutan, karena kesehatan merupakan modal dasar bagi seseorang untuk

mengkontribusikan segala daya dan upayanya dalam mewujudkan kesejahteraan. Analisis

atas investasi dalam bidang kesehatan dan pendidikan menyatu dalam pendekatan modal

manusia. Modal manusia (huaman capital) adalah istilah yang sering digunakan oleh para

ekonom untuk pendidikan, kesehatan dan kapasitas manusia yang lain yang dapat

meningkatkan produktivitas jika hal-hal tersebut ditingkatkan

Pembangunan kesehatan dan kesejahteraan tidak akan terlepas dari peran strategis

pendidikan sebagai investasi dalam membantu menghadapi problematika kondisi kesehatan

dan kesejahteraan Indonesia yang semakin kompleks. Untuk itu, pendidikan akan sangat

berperan dalam mewujudkan manusia Indonesia yang sehat dan kompetitif dalam

membangun kesejahteraan rakyat.

2.3 Lembaga Keuangan


(27)

Lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan atau tagihan (claims) dibandingkan aset nonfinancial atau aset riil. Lembaga keuangan memberikan kredit kepada nasabah dan menanamkan dananya dalam surat-surat berharga. Di samping itu, lembaga keuangan juga menawarkan berbagai jasa keuangan antara lain menawarkan berbagai jenis skema tabungan, proteksi asuransi, program pension, penyediaan sistem pembayaran dan mekanisme transfer dana. Lembaga keuangan merupakan bagian dari sistem keuangan dalam ekonomi modern yang melayani masyarakat pemakai jasa-jasa keuangan.

Klasifikasi Lembaga Keuangan

Lembaga keuangan (lembaga intermediasi) dapat dikelompokkan dalam berbagai cara. Pengelompokkan yang paling umum dan mudah dimengerti adalah mengelompokkan lembaga keuangan berdasarkan kemampuannya menghimpun dana dari masyarakat secara langsung. Atas dasar tersebut lembaga keuangan dapat dibedakan menjadi lembaga keuangan depositori (depository financial institution) dan lembaga keuangan non-depositori (non depository financial institution).

2.3.2 Peranan Lembaga Keuangan

Peranan lembaga keuangan dalam proses intermediasi keungan dapat dibagi dalam empat hal yaitu :

a. PENGALIHAN ASET (Assets Transmutation)

Lembaga Keuangan memiliki aset dalam bentuk pinjaman kepada pihak lain dalam jangka waktu tertentu, dana kepada pihak lain dalam jangka waktu tertentu, dana pembiayaan aset tersebut diperoleh dari tabungan masyarakat.

b. LIKUIDITAS (Liquidity)

Likuiditas berkaitan dengan kemampuan untuk memperoleh uang tunai pada saat dibutuhkan.

c. REALOKASI PENDAPATAN (Income Reallocation)

Lembaga Keuangan sebagai tempat realokasi pendapatan untuk persiapan di masa yang akan datang.

d. TRANSAKSI (Transaction)

Lembaga Keuangan menyediakan jasa untuk mempermudah transaksi moneter


(28)

a. Besarnya peningkatan pendapatan masyarakat kelas menengah. b. Pesatnya perkembangan industi dan teknologi.

c. Besarnya denominasi instrument keuangan menyebabkan sulitnya penabung kecil memperoleh akses.

d. Skala ekonomi dan ruang lingkup dalam produksi dan distribusi jasa-jasa.

e. Lembaga kuangan menjual jasa-jasa liquiditas uni, mengurangi biaya likuiditas bagi nasabahnya.

f. Keuntungan yang bersifat jangka panjang. g. Resiko yang lebih kecil.

2.3.3 Sistem Keuangan

Sistem keuangan Indonesia mengalami perubahan yang cukup mendasar setelah dikeluarkannya beberapa undang-undang dibidang keuangan pada tahun 1992 yaitu UU No.2 tentang Asuransi dan UU No. 11 tentang Dana Pensiun. Dalam sektor perbankan misalnya, dapat dikatakan saat ini sudah sulit membedakan kegiatan usaha perbankan berdasarkan fungsinya seperti yang kita kenal selama ini, misalnya bank pembangunan, bank koperasi atau bank tabungan karena semua jenis bank tersebut telah dapat melakukan fungsi sebagai bank umum. Sistem perbankan pasca UU No.7 Tahun 1992 hanya dikenal 2 jenis bank yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Disamping itu diperkenalkan juga sistem perbankan berdasarkan prinsip bagi hasil yang sebelumnya tidak dikenal sama sekali dalam sistem perbankan Indonesia.

Selanjutnya, UU No.7 tahun 1992 tentang perbankan yang diundangkan pada tanggal 25 Maret 1992, dalam peraturan pelaksanaanya terdiri dari 3 (tiga) Peraturan Pemerintah (PP) yaitu sebagai berikut :

1. PP No.70 Tahun 1992 tentang Bank Umum

2. PP No.71 Tahun 1992 tentang Bank Perkreditan Rakyat 3. PP No.72 Tahun 1992 tentang Bank Berdasarkan Bagi Hasil

Pada prinsipnya sistem keuangan di Indonesia terbagi atas tiga sistem, yaitu : a. Sistem Moneter

Dalam sistem moneter tercakup bank dan lembaga-lembaga yang ikut menciptakan uang giral (seperti Departemen Keuangan, Bank Indonesia dan bank-bank yang boleh menerima simpanan giro).


(29)

melakukan fungsi

1. Mengeluarkan uang kertas dan uang logam 2. Menciptakan uang primer

3. Mengawasi sistem moneter 4. Mengelola cadangan devisa

b. Sistem Perbankan

Pada dasarnya lembaga perbankan di Indonesia dibina dan diawasi oleh Bank Indonesia dan menurut UU No. 7 tahun 1992 sistem perbankan Indonesia adalah :

1. Bank Umum yang terbagi dalam Bank Pemerintah Pusat, bank Pemerintah Daerah, bank Swasta Nasional, bank Asing, bank Campuran

2. Bank Perkreditan Rakyat, yang terbagi atas; BPR pra Pakto ’88 dan BPR pasca Pakto ’88.

3. Bank Bagi Hasil (syariah), yang dibagi atas : Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.

c. Sistem Lembaga Keuangan Bukan Bank -Lembaga Pembiayaan terbagi menjadi : Perusahaan Modal Ventura

Perusahaan Sewa Guna Usaha Perusahaan Anjak Piutang Perusahaan Pegadaian Perusahaan Asuransi Dana Pensiun

Pasar Modal

Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing Perusahaan Reksadana

Fungsi Sistem Keuangan

Sistem keuangan merupakan salah satu unsure yang paling penting dari setiap ekonomi suatu Negara. Sistem keuangan memberikan jasa-jasa yang dibutuhkan dalam sistem ekonomi modern. Sistem ekonomi modern tersebut tidak akan dapat berfungsi tanpa


(30)

adanya peran sistem keuangan ini.

Fungsi sistem keuagan dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut :

1. Menyediakan mekanisme pembayaran. Sistem keuangan menyediakan suatu sistem pembayaran dalam bentuk uang, rekening Koran dan alat transaksi lain. Dalam rangka menarik minat dan memenuhi kebutuhan dan mempermudah pelaksanaan transaksi pembayaran nasabahnya, sistem keuangan terutama setelah era deregulasi telah menciptakan berbagai jenis instrument pembayaran.

2. Menyediakan kredit. Sistem keuangan menyediakan pembiayaan untuk mendukung pembelian barang-barang, jasa-jasa, dan untuk membiayai investasi modal misalnya, pembangunan gedung, jalan, jembatan, membeli mesin-mesin dan peralatan.

3. Penciptaan uang. Penciptaan uang oleh sistem keuangan dimungkinkan dilakukan melalui penyediaan kredit dan mekanisme pembayaran. Uang dimaksud disini adalah semua bentuk uang yang dapat digunakan sebagai alat penukaran (medium of exchange) untuk membeli barang dan jasa.

4. Sarana tabungan. Memberikan sarana penyimpanan dana dalam berbagai bentuk jenis simpanan.

2.3.4 Pengertian Bank

Menurut UU RI No. 10 tahun 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan bank adalah " badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak"

Pengertian Bank Menurut UU RI No. 10 tahun 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan bank adalah "badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak"

Jenis –jenis Bank

Pada prinsipnya perbankan Indonesia dapat dibedakan bedasrkan fungsi dan kepemilkannya meskipun sesungguhnya pembagian berdasarkan aspek fungsi sudah tidak begitu relavan lagi karena dalam UU No. 7 Tahun 1992 hanya dikenal Bank Umum dan BPR saja. Demikian pula dalam hal kepemilikan karena konsekuensi bentuk hukum Bank


(31)

Pemerintah setelah UU No. 7 tersebut sebagai PT (Persero) adalah kepemilikan pemerintah tidak lagi 100% dimiliki pemerintah karena kemungkinan sebagian beralih kepada pemodal swasta melalui pasar modal pada saat go public. Namun secara teoritis fungsi dan kepemilikannya dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Dilihat dari fungsinya.

Menurut UU Pokok Perbankan No. 7 tahun 1992 dan ditegaskan dalam UU RI No. 10 tahun 1998 jenis perbankan terdiri dari : Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat

2. Dilihat dari kepemilikan

Dilihat dari segi kepemilikannya bank dapat dibagi menjadi: a. Bank Milik Pemerintah

b. Bank Milik Swasta c. Bank Milik Koperasi

d. Bank Milik Umum

e. Bank Milik Campuran

3. Dilihat dari segi status a. Bank Devisa

Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer keluar negeri inkaso keluar negeri Travellers cheque negeri, inkaso keluar negeri, Travellers cheque, pembukaan dan pambayaran Letter of Credit dan transaksi lain.

b. Bank non Devisa

Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa.

4. Dilihat dari segi cara penentuan harga a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah

Sistem Lembaga Keuangan Selain Bank

Lembaga yang membina dan mengawasi operasional lembaga keuangan bukan bank adalah Departemen Keuangan.


(32)

1. Lembaga Pembiayaan yang terdiri atas: Sewa guna usaha, Anjak piutang, Modal ventura, Pemb konsumen, dan Kartu kredit.

2. Usaha pengasuransian, yang terdiri dari: Kerugian, Jiwa, Sosial, Reasuransi, Broker asuransi.

3. Dana Pensiun, terbagi atas: Pemberi kerja dan Lembaga keuangan.

4. Pegadaian.

5. Pasar Modal yang terdiri dari: Bursa efek, Perusahaan Efek, Reksa Dana, Lembaga Penyimpan dan penyelasaian , Biro Administrasi Efek.

2.3.5 Pengertian dan Fungsi Bank Umum

Bank Para ahli perbankan di negara-negara maju mendefinisikan bank umum sebagai institusi keuangan yang berorientasi laba. Untuk memperoleh laba tersebut bank umum melaksanakan fungsi intermediasi. Karena diizikan mengumpulkan dana dalam bentuk deposito, bank umum disebut juga sebagai lembaga keuangan depositori. Berdasarkan kemampuannya menciptakan uang (giral), bank umum dapat juga disebut sebagai bank umum pencipta uang giral. Pengertian bank umum menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 : “Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.“

Fungsi-fungsi bank umum yang diuraikan di bawah ini menujukkan betapa pentingnya keberadaan bank umum dalam perekonomian modern, yaitu :

1. Penciptaan uang

Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat pembayaran lewat mekanisme pemindahbukuan (kliring). Kemampuan bank umum menciptakan uang giral menyebabkan possisi dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan moneter.

Bank sentral dapat mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar dengan cara mempengaruhi kemampuan bank umum menciptakan uang giral.


(33)

Fungsi lain dari bank umum yang juga sangat penting adalah mendukung kelancaran mekanisme pembayaran. Hal ini dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan bank umum adalah jasa-jasa yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran.

Beberapa jasa yang amat dikenal adalah kliring, transfer uang, penerimaan setoran-setoran, pemberian fasilitas pembayaran dengan tunai, kredit, fasilitas-fasilitas pembayaran yang mudah dan nyaman, seperti kartu plastik dan sistem pembayaran elektronik.

3. Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat

Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana simpanan. Di Indonesia dana simpanan terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Kemampuan bank umum menghimpun dana jauh lebih besar dibandingkan dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Dana-dana simpanan yang berhasil dihimpun akan disalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, utamanya melalui penyaluran kredit.

4. Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional

Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau memperlancar transaksi internasional, baik transaksi barang/jasa maupun transaksi modal. Kesulitan-kesulitan transaksi antara dua pihak yang berbeda negara selalu muncul karena perbedaan geografis, jarak, budaya dan sistem moneter masing-masing negara. Kehadiran bank umum yang beroperasi dalam skala internasional akan memudahkan penyelesaian transaksi-transaksi tersebut. Dengan adanya bank umum, kepentingan pihak-pihak yang melakukan transaksi internasional dapat ditangani dengan lebih mudah, cepat, dan murah.

5. Penyimpanan Barang-Barang Berharga

Penyimpanan barang-barang berharga adalah satu satu jasa yang paling awal yang ditawarkan oleh bank umum. Masyarakat dapat menyimpan barang-barang berharga yang dimilikinya seperti perhiasan, uang, dan ijazah dalam kotak-kotak yang sengaja disediakan oleh bank untuk disewa (safety box atau safe deposit box). Perkembangan ekonomi yang semakin pesat menyebabkan bank memperluas jasa pelayanan dengan menyimpan sekuritas atau surat-surat berharga.


(34)

6. Pemberian Jasa-Jasa Lainnya

Di Indonesia pemberian jasa-jasa lainnya oleh bank umum juga semakin banyak dan luas. Saat ini kita sudah dapat membayar listrik, telepon membeli pulsa telepon seluler, mengirim uang melalui atm, membayar gaji pegawai dengan menggunakan jasa-jasa bank.

Jasa-jasa Bank Umum

Kegiatan usaha bank umum di sisi jasa-jasa adalah memberikan jasa-jasa kepada masyarakat baik yang berkaitan dengan jasa keuangan maupun jasa bukan keuangan.

Jasa-jasa Keuangan

Jasa-jasa keuangan merupakan jasa-jasa yang bersifat keuangan atau financial services yang ditawarkan oleh bank umum kepada nsabah atau masyarakatnya antara lain adalah :

a. Pengiriman uang

b. Letter of credit (L/C)

c. Perdagangan surat-surat berharga d. Inkasso dalam dan luar negeri e. Transfer dana

f. Kartu plastik

g. Traveler’s check dan money changer

h. Perdagangan valuta asing dalam bentuk devisa umum maupun dengan bank note i. Perbankan elektronik

j. Manajemen dana dan investasi k. Custadion (penitipan harta) l. Perwakilan amanat

m. Bank garansi

n. Standing orders. Misalnya pembayaran semua rekening yang dibayar secara periodic antara lain : listrik, telepon, cicilan rumah, dan rekening tagihan lainnya

o. Dana pensiunan lembaga keuangan Jasa-jasa non keuangan

Jasa-jasa non keuangan yang diberikan bank antara lain: a. Pergudangan


(35)

c. Surat introduksi

d. Kotak pengamanan

e. Jasa-jasa komputer

2.4 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh berbagai aktifitas produksi yang dilakukan oleh warga masyarakat, pemerintah maupun usahawan swasta dalam suatu daerah/wilayah pada suatu periode tertentu (1tahun). Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi suatu negara/ wilayah/ daerah. Pertumbuhan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya infrastruktur ekonomi.PDRB adalah jumlah nilai tambah bruto yang dihasilkan seluruh unit usaha dalam wilayah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Pembangunan suatu daerah dapat berhasil dengan baik apabila didukung oleh suatu perencanaan yang mantap sebagai dasar penentuan strategi, pengambilan keputusan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai. Dalam menyusun perencanaan pembangunan yang baik perlu menggunakan data-data statistik yang memuat informasi tentang kondisi riil suatu daerah pada saat tertentu sehingga kebijakan dan strategi yang telah atau akan diambil dapat dimonitor dan dievaluasi hasil-hasilnya. Salah satu indikator ekonomi makro yang biasanya digunakan untuk mengevaluasi hasil-hasil pembangunan di suatu daerah dalam lingkup kabupaten dan kota adalah Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB kabupaten/kota menurut lapangan usaha (Industrial Origin).

PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang jasa yang dihitung dengan menggunakanharga pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukannilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada satu tahuntertentu sebagai tahun dasar penghitungannya.PDRB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran struktur ekonomi, sedangkan harga konstan dapat digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Dengan demikian, PDRB merupakan indikator untuk mengatur sampai sejauhmana keberhasilan pemerintah dalam memanfaatkan sumber daya yang ada, dan dapat digunakan sebagai perencanaandan pengambilan keputusan.


(36)

Pendapatan Regional Atas Dasar Harga Berlaku dapat dihitung melalui dua metode yaitu metode langsung dan metode tidak langsung.

• Metode Langsung adalah metode penghitungan dengan menggunakan data yang bersumber dari daerah. Metode langsung akan dapat memperlihatkan karakteristik sosial ekonomi setiap daerah. Disamping itu manfaat pemakaian data daerah adalah dapat digunakan untuk menyempurnakan data statistik daerah yang lemah.

• Metode Tidak Langsung adalah metode penghitungan dengan cara alokasi yaitu mengalokir PDB Nasional menjadi PDRB Provinsi dengan menggunakan beberapa indikator produksi dan atau indikator lainnya yang cocok sebagai alokator.

Metode Langsung

1. Pendekatan Produksi

Pendekatan dari segi produksi adalah menghitung nilai tambah dari barang dan jasa yang diproduksi oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan cara mengurangi output dari masing-masing sektor atau sub sektor dengan biaya antaranya. Pendekatan ini bisa juga disebut pendekatan nilai tambah.

Nilai tambah merupakan nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit produksi dalam proses produksi dari input antara yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa faktor produksi atas ikut sertanya dalam proses produksi.

2. Pendekatan Pendapatan

Dalam pendekatan pendapatan ini, nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomi dihitung dengan jalan menjumlahkan semua balas jasa faktor produksi yaitu upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tidak langsung neto. Untuk sektor pemerintahan dan usaha-usaha yang sifatnya tidak mencari untung, surplus usaha-usaha tidak diperhitungkan. Yang termasuk dalam surplus usaha adalah bunga, sewa tanah dan keuntungan. Metode pendekatan pendapatan ini banyak dipakai pada sektor yang produksinya berupa jasa seperti sektor pemerintahan.


(37)

Pendekatan dari segi pengeluaran bertitik tolak pada penggunaan akhir barang dan jasa di wilayah domestik. Jadi Produk Domestik Regional dihitung dengan cara menghitung berbagai komponen pengeluaran akhir yang membentuk Produk Domestik Regional Bruto tersebut. Secara umum pendekatan pengeluaran dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Melalui pendekatan penawaran yang terdiri dari metode arus barang dan metode penjualan eceran.

2. Metode pendekatan permintaan yang terdiri dari pendekatan survei pendapatan dan pengeluaran rumah tangga, metode data anggaran belanja, metode balance sheet dan metode statistik perdagangan luar negeri.

Pada prinsipnya cara ini dimaksudkan untuk memper-kirakan komponen-komponen permintaan akhir seperti: konsumsi rumahtangga, konsumsi lembaga swasta nirlaba, konsumsi pemerintah, pembentukan modal bruto dan perdagangan antar wilayah (termasuk ekspor dan impor).

Metode Tidak Langsung

Metode tidak langsung adalah menghitung PDRB Provinsi dengan cara mengalokir angka Produk Domestik Bruto Indonesia untuk tiap provinsi dengan menggunakan alokator tertentu, alokator yang digunakan dapat berupa :

• Nilai produk bruto atau neto setiap sektor

• Jumlah produksi fisik

• Tenaga kerja

• Penduduk dan

• Alokator lainnya yang sesuai.

Dengan menggunakan salah satu atau kombinasi dari beberapa alokator tersebut dapat diperhitungkan persentase/bagian masing-masing provinsi untuk nilai tambah suatu sektor atau sub sektor.

2.4.2 Metode Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Konstan


(38)

perkembangan PDRB yang disebabkan oleh adanya perubahan dalam volume produksi barang dan jasa yang dihasilkan dan perubahan dalam tingkat harganya. Untuk dapat mengukur perubahan volume produksi atau perkembangan produksi secara nyata, faktor pengaruh harga perlu dihilangkan dengan cara menghitung PDRB atas dasar harga konstan.

Produk riil per kapita biasanya juga dipakai sebagai indikator untuk menggambarkan perubahan tingkat kemakmuran ekonomi dari tahun ke tahun. Untuk perencanaan, proyeksi dan penentuan target, selalu bertitik tolak dari perhitungan atas dasar harga konstan.

Secara konsep nilai atas dasar harga konstan dapat mencerminkan kuantum produksi pada tahun yang berjalan yang dinilai atas dasar harga pada tahun dasar. Dari segi metode Statistik, suatu nilai atas dasar konstan diperoleh dengan cara :

• Revaluasi

Dilakukan dengan cara mengalikan kuantum pada tahun berjalan dengan harga pada tahun dasar. Dalam praktek, sangat sulit melakukan revaluasi terhadap biaya antara yang digunakan, karena mencakup komponen input yang terlalu banyak disamping data harga yang tersedia tidak dapat memenuhi semua keperluan tersebut. Oleh karena itu biaya antara atas dasar harga konstan biasanya diperoleh dari perkalian output pada masing-masing tahun dengan rasio tetap biaya antara terhadap output pada tahun dasar.

• Ekstrapolasi

Nilai tambah masing-masing tahun atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks produksi. Indeks produksi sebagai ektrapolator dapat merupakan indeks dari masing-masing produksi yang dihasilkan ataupun indeks dari berbagai indikator produksi seperti tenaga kerja, jumlah perusahaan dan lainnya yang dianggap cocok dengan jenis kegiatan yang diestimasi.

Ekstrapolasi dilakukan terhadap perhitungan output atas dasar harga konstan. Dengan menggunakan rasio tetap nilai tambah terhadap nilai output akan diperoleh perkiraan nilai tambah atas dasar harga konstan.


(39)

Nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara membagi nilai tambah atas dasar harga berlaku masing-masing tahun dengan indeks harga. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan indeks harga perdagangan besar, indeks harga konsumen dan sebagainya.

• Deflasi Berganda

Dalam deflasi berganda ini yang dideflasi adalah output dan biaya antaranya, sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara hasil deflasi tersebut. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator untuk penghitungan output atas dasar harga konstan biasanya merupakan indeks harga konsumen dan indeks harga perdagangan besar sesuai dengan cakupan komoditinya. Sedangkan deflator untuk biaya antara adalah indeks harga dari komponen input terbesar.

Kenyataan sangat sulit melakukan deflasi terhadap biaya antara, disamping karena komponennya terlalu banyak juga karena indeks harganya belum tersedia dengan baik.


(40)

2.5 Krangka Konseptual.

Gambar 2.1 menunjukkan model kerangka konseptual yang menggambarkan hubungan ataupun pengaruh PDRB perkapita, tingkat kesehatan, dan tingkat pendidikan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Tingkat Kesejahteraan Masyarakat

PDRB Per Kapita

(Y)

Tingkat Kesehatan

(X

1

)

Tingkat Pendidikan

(X

2

)


(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun yang menajadi ruang lingkup penelitian adalah Kecamatan Sipis-Pis Kabupaten Serdang Bedagai, dimana penelitian ini mengamati tentang pengaruh lembaga keuangan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Sipis-Pis tersebut. Ruang lingkup penelitian ini menggunakan 3 variabel yang dianggap mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat adalah :

• PDRB per Kapita

• Tingkat Kesehatan

• Tingkat Pendidikan

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah data skunder. Data skunder adalah data yang diperoleh langsung dari instansi- instansi resmi atau publikasi-publikasi resmi. Sumber data nya diperoleh melalui instansi resmi seperti melalui Kantor Camat Kecamatan Sipis-Pis. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series (runtun waktu) dengan kurun waktu 10 tahun (2003-2012).

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan metode pengumpulan kepustakaan (library research) yaitu metode pengumpulan data dimana penelitian ini menelaah berbagai bahan-bahan kepustakaan berupa tulisan-tulisan ilmiah seperti jurnal, majalah, artikel, dan laporan yang berkaitan langsung dengan topic yang diteliti. Selain itu penulis juga menggunakan metode observasi dan mengadakan wawancara. Dimana Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung ke tempat penelitian dan Mengadakan Wawancara yaitu dengan cara memperoleh data dengan tanya jawab langsung dengan staff, karyawan dan nasabah lainnya yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.


(42)

3.4 Pengolahan Data

Penulis melakukan pengolahan data dengan metode statistika menggunakan program E-Views 7.

3.5 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengujian Mann-Whitney dengan menggunakan program Eviews. Uji Mann-Whitney U/Wilcoxon merupakan alternatif bagi

PDRB Per Kapita : f (tingkat kesehatan, tingkat pendidikan)

Uji Mann-Whitney U merupakan uji non-parametrik yang digunakan untuk membandingkan dua mean populasi yang berasal dari populasi yang sama.

Uji Mann-Whitney U juga digunakan untuk menguji apakah dua mean populasi, apakah sama

atau tidak. Dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Sipis-Pis sebelum maupun sesudah adanya lembaga keuangan di Kecamatan Sipis-Pis Kabupaten Serdang Bedagai dari tahun 2003-2012. Hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel dependen dirumuskan dengan fungsi sebgai berikut:

Y = f (X1, X2)………(1)

Kemudian fungsi tersebut ditransformasikan kedalam model persamaan regresi berganda sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2 X2 +μ………...(2)

Dimana :

Y : PDRB Per Kapita

X1 : Tingkat Kesehatan

X2 : Tingkat Pendidikan

3.6 Uji Kesesuaian (Test Of Goodness Of Fit) 3.6.1 Koefisien Determinasi (R-Square)


(43)

Koefisien Determinasi (R-Square) dilakukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen secara bersama-sama mampu memberikan penjelasan terhadap variabel dependen dimana nilai koefisien determinasi (R2) adalah antara 0 sampai 1 (0< R2< 1). Koefisien determinasi nol tidak berarti tidak ada hubungan antara variabel-variabel bebes dengan variabel-variabel terikat.

Ri =

√Xi2 √Y2 ƩXiY

Dimana :

R : Koefisien Determinasi Xi : Variabel Independen Y : Variabel Dependen I : 1, 2, 3, ……., dst

3.6.2 Uji F- Statistik (Uji Keseluruhan)

Uji F-statistik adalah pengujian yang bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk pengujian ini dilakukan hipotesa sebagai beikut :

Ho : b1 ≠ b2 ……… bk = 0 (tidak ada pengaruh)

Ha : b2 = 0 ……….. i = 1 (ada pengaruh)

Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan nilai F hitung dengan F tabel. Jika F*>F-tabel maka Ho ditolak, yang berarti variabel independen secara bersama- sama mempengaruhi variabel dependen, nilai F* dapat diperoleh dengan rumus :

F* =

(1-R2) / (n-k) R2 / (k-1)

Dimana :

F* : F-hitung

R2 : Koefisien Determinasi K : Jumlah Variabel Independen n : Jumlah Sampel

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho : β1 = β2 = 0 Ho diterima (F*<F-tabel) artinya variabel independen secara


(44)

Ha : β1≠ β2 ≠ 0 Ha diterima (F*> F-tabel) artinya variabel independen secara

keseluruhan berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

3.6.3 Uji t- statistic (Uji Parsial)

Uji t-statistik merupakan suatu pengjujian secara parsial yang bertujan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lainnya konstan. Dalamuji ini digunakan hipotesa sebagai berikut :

Ho : bi = 0 (tidak ada pengaruh)

Ha : bi ≠ 0 (ada pengaruh)

Dimana bi adalah koefisien variabel independen ke – I nilai parameter hipotesis, biasanya b

dianggap = 0. Artinya tidak ada pengaruh variabel X terhadap Y. Bila t-hitung > t-tabel, maka pada tingkat kepercayaan tertentu Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang di uji berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel dependen, dan bila t-hitng < t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu Ho diterima, ini artinya bahwa variabel independen yang diuji tidak berpengaruh nyata (tidak signifikan) terhadap variabel independen.

Nilai t-hitung dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

t* = Sbi

(bi – b)

Dimana :

t* : t-hitung

bi : koefisien variabel ke-i

b : nilai hipotesa nol

Sbi : simpangan baku dari variabel independen ke-i

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho : β1 = β2 = 0 Ho diterima (t*<t-tabel) artinya variabel independen secara

parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha : β1 ≠ β2 ≠ 0 Ha diterima (t*>t-tabel) artinya variabel independen secara


(45)

3.7 Definisi Operasional

1. Tingkat kesejahteraan masyarakat diukur dengan besarnya PDRB per kapita ( dalam rupiah per tahun )

2. Pendidikan dan Kesehatan merupakan salah satu indikator dari beberapa indikator yang dapat digunakan dalam melihat pembangunan ekonomi suatu daerah maupun Negara.


(46)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

4.1.1 Letak Geografis Kecamatan Sipis-Pis

Wilayah Kecamatan Sipis-Pis adalah salah satu dari 17 kecamatan yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai yang jaraknya sekitar 51 Km dari ibukota kabupaten di Sei Rampah. Wilayah Kecamatan Sipis-Pis mempunyai luas ± 145.259 km2. Kecamatan Sipis-Pis berbatasan dengan :

• Sebelah Utara : Berbatasan dengan Keamtan Dolok Masihul dan Kota Madya Tebing Tinggi.

• Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Simalungun.

• Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamaran Dolok Merawan dan Kota Madya Tebing Tinggi.

• Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Simalungun. Desa-desa yang terdapat di wilayah Kecamatan Sipispis,

sebagai berikut:

01. Desa Mariah Nagur 02. Desa Rimbun 03. Desa Naga Raja 04. Desa Parlambean 05. Desa Tinokkah 06. Desa Bartong 07. Desa Nagur Pane 08. Desa Baja Dolok 09. Desa Pispis


(47)

10. Desa Marubun 11. Desa Serbananti 12. Desa Sipispis 13. Desa Silau Padang 14. Desa Damakurat 15. Desa Gunung Monako 16. Desa Sibarau

17. Desa Simalas 18. Desa Marjanji 19. Desa Buluh Duri 20. Desa Gunung Pane.

Kecamatan Sipis-Pis terdiri dari 20 Desa yang didalamnya terdapat 115 Dusun. Dari 20 desa tersebut, Desa Marjanji adalah desa yang memiliki dusun paling banyak yaitu 14 dusun padahal apabila dilihat dari luas desanya, Desa Marjanji bukanlah desa yang terluas. Adapun luas Desa Marjanji 8.820 km2 sedangkan Desa Mariah Nagur seluas 33.387 km2 yang merupakan desa terluas hanya memilki 6 dusun. Desa Sibarau adalah desa yang memiliki jumlah dusun paling sedikit yakni 2 dusun.


(48)

Adapun Peta Kecamatan Sipis-Pis adalah sebagai berikut :


(49)

4.1.2 Kependudukan Kecamatan Sipis-Pis

Komposisi penduduk Kecamatan Sipispis didominasi oleh penduduk muda/dewasa. Hal menarik yang dapat diamati pada diagram jumlah penduduk dikecamatan ini adalah sudah tampak keberhasilan yang signifikan yang dilakukan pemerintah dalam menekan tingkat pertumbuhan penduduk. Terbukti dengan banyaknya jumlah penduduk usia 6-12 ahun dibandingkan kelompok pendudukusia 0-5 tahun. Jumlah penduduk Kecamatan Sipispis berdasarkan proyeksi penduduk akhir tahun 2012 sebanyak 35.059 jiwa. Dengan luas sebesar 145.259 km2, maka kepadatan penduduk Kecamatan Sipispis mencapai 241 jiwa/km2. Angka ini lebih rendah dibandingkan rata – rata kepadatan penduduk Kabupaten Serdang Bedagai yang mencapai 316 jiwa/km2.

Adapun jumlah penduduk Kecamatan Sipis-Pis dari tahun 2003-2012 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk Kecamatan Sipis-Pis dari Tahun 2003-2012

Sumber : Kecamatan Sipis-Pis dalam angka

Melalui data tabel diatas diketahui bahwa jumlah penduduk Kecamatan Sipis-Pis mengalami ketidakstabilan untuk setiap tahunnya dari 30.772 jiwa pada tahun 2004 menjadi 29.162 jiwa tahun 2005 dan pada tahun 2006 mengalami kenaikan 29.653 jiwa. Adapun kondisi jumlah penduduk yang tidak stabil mungkin karena factor-faktor migrasi, urbanisasi, kematian, kelahiran, juga program-program pemerintah seperti sekarang ini seperti KB, dan lain-lain.

Tahun Jumlah (Jiwa)

2003 29.005

2004 30.772

2005 29.162

2006 29.653

2007 30.881

2008 32.512

2009 33.404

2010 34.436

2011 34.605


(50)

4.2 Indikator Kesejahteraan

Pembangunan ekonomi merupakan suatu keharusan jika suatu negara ingin meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyatnya. Dengan kata lain, pembangunan ekonomi merupakan upaya sadar dan terarah dari suatu bangsa untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya melalui pemanfaatan sumber daya yang ada. Usaha-usaha pembangunan baik yang menyangkut sektoral maupun regional telah banyak memberikan hasil-hasilnya yang dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu, kemajuan pembangunan daerah harus meliputi kemajuan pembanguanan kesejahteraan sosial masyarakat, seperti aspek pendidikan, aspek kesehatan dan distribusi pendapatan.

4.2.1 Pendidikan

Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia di suatu wilayah dapat dilihat dari ketersediaan sarana pendidikan yang lengkap dan terjangkau serta tenaga pendidik yang professional jumlah sekolah SD yang tercatat tahun 2011 ada 37 unit terdiri dari 35 SD negeri dan 2 SD madrasah, SMP Negri ada 2 dan SMP (swasta) ada 6 unit dan SLTA (negeri) ada 2 unit dan SLTA swasta ada 1 unit. Ini menunjukkan sarana pendidikan di Kecamatan Sipispis sudah cukup meningkat dibanding dari tahun-tahun sebelumnya..

Adapun jumlah penduduk berdasarkan pendididkan sebagai berikut:

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan Sebelum dan Sesudah Adanya Lembaga Keuangan Kecamatan Sipis-Pis dari Tahun 2003-2012

Sumber : Kecamatan Sipis-Pis dalam angka

Tahun Jumlah (Jiwa)

2003 7.015

2004 7.090

2005 7.118

2006 7.353

2007 7.531

2008 7.905

2009 8.304

2010 8.575

2011 8.817


(51)

Melalui data tabel diatas dapat diketahui bahwa penduduk Kecamatan Sipis-Pis yang mengecap pendidikan tiap tahunnya terus meningkat.

4.2.2 Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia. Tersedianya sarana dan prasarana kesehatan yang memadai sangat membantu dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dari 20 Desa di Kecamatan Sipispis ada 4 desa yang telah mempunyai Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) yaitu Desa Buluh duri, Desa Bartong dan Desa Nagur pane dan Desa Silau padang. Perkembangan pencapaian tingkat kesehatan di Kecamatan Sipispis dapat diketahui melalui beberapa indikator yang harus dipantau setiap tahun. Beberapa factor yang mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat diantaranya adalah ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan, keadaan sanitasi dan lingkungan, dan konsumsi makanan bergizi masyarakat. Tetapi factor yang terpenting dalam upaya peningkatan derajat kesehatan tersebut terletak pada manusianya sebagai subyek dan sekaligus obyek dari upaya tersebut.

Tabel 4.3

Jumlah Tenaga Kesehatan Sebelum dan Sesudah Adanya Lembaga Keuangan Kecamatan Sipis-Pis dari Tahun 2003-2012

Sumber : Kecamatan Sipis-Pis dalam angka

Melalui data tabel diatas dapat diketahui bahwa tenaga kesehatan di Kecamatan Sipis-Pis tiap tahunnya terus meningkat, hal ini ditandai dengan banyaknya bidan-bidan yang membuka praktek kesehatan sendiri dirumahnya sehingga mempermudah masyarakat

Tahun Jumlah (Jiwa)

2003 59

2004 62

2005 64

2006 68

2007 70

2008 75

2009 81

2010 85

2011 8.8


(52)

Kecamatan Sipis-Pis dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.

4.2.3 PDRB Per Kapita

Seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi di Kecamatan Sipispis, tanpa memperhatikan apakah faktor produksinya berasal dari/atau dimiliki oleh penduduk Kecamatan Sipispis merupakan produk domestic Kecamatan Sipispis. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kecamatan Sipispis merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha di Kecamatan Sipispis, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir (netto) yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB per kapita merupakan indiaktor makro ekonomi yang menggambarkan tingkat kesejahteraan pendududk, sebagai dampak proses pembangunan yang dilaksanakan. Walaupun PDRB perkapita tidak dijadikan dasar untuk melihat sepenuhnya kesejahteraan suatu daerah, tetapi minimal dapat dijadikan sebagai indicator sederhana apakah perubahan perekonomian dapat mengimbangi perubahan penduduk.

Dalam bidang perdagangan dapat dilihat bahwa jumlah warung kopi pada

tahun 2011 mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan tingkat persaingan ekonomi masyarakat semakin meningkat. Begitu juga dengan jumlah bengkel sepeda motor, bertambah menjadi 67 bengkel jika dibandingkan dengan tahun 2010 yang hanya 30 bengkel. Tetapi untuk bengkel sepeda yang ada dikecamatan sipispis Cuma 4 . Hal ini disebabkan jumlah pengguna sepeda juga berkurang, sedangkan pengguna sepeda motor justru dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Dengan semakin majunya arus perdagangan di Sipispis diharapkan dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat. Walaupun letak kecamatan ini sangat jauh dari Kota Kabupaten tentunya hal ini bukan merupakan alasan tertinggal dengan kecamatan lain baik dalam hal pembangunan daerah, sumber daya manusia maupun ekonomi masyarakat.


(53)

Tabel 4.4

PDRB Per Kapita Sebelum dan Sesudah Adanya Lembaga Keuangan Kecamatan Sipis-Pis dari Tahun 2003-2012

Tahun PDRB Per Kapita (juta)

2003 90,786

2004 99,162

2005 111,702

2006 124,112

2007 131,784

2008 168,049

2009 215,993

2010 254,657

2011 277,138

2012 301,816

Sumber : Kecamatan Sipis-Pis dalam angka

4.3 Analisis Hasil Penelitian

Metode yang digunakan dalam menganalisa data yang diperoleh, adalah sebagai berikut: Mann-Whitney Test dengan program Eviews


(54)

Tabel 4.5 Hasil Regresi 1

Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 05/12/13 Time: 09:45 Sample: 2003 2007

Included observations: 5

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -88594.35 89831.01 -0.986233 0.4280

X1 4286.631 1006.077 4.260740 0.0509

X2 -10.63683 20.88837 -0.509223 0.6612

R-squared 0.990264 Mean dependent var 111509.2

Adjusted R-squared 0.980528 S.D. dependent var 16969.38 S.E. of regression 2367.934 Akaike info criterion 18.66113 Sum squared resid 11214224 Schwarz criterion 18.42680 Log likelihood -43.65283 Hannan-Quinn criter. 18.03219

F-statistic 101.7124 Durbin-Watson stat 3.367325

Prob(F-statistic) 0.009736

Sumber : hasil regresi E-views 7

Model Regresi

Estimation Command : LS Y C X1 X2

Estimation Equation :

Y = C (1) + C(2)*X1 + C(3)*X2

Subsituted Coeficients :

Y = -88594.35 + 4286.631*X1 -10.63683*X2

Keterangan :

Y : PDRB

X1 : Tingkat Kesehatan


(55)

4.3.1 Interprestasi Model

Analisis tingkat kesejahteraan sebelum adanya lembaga keuangan. Dari hasil eviews diatas dapat diinterprestasikan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat dipengaruhi oleh tiga indikator yaitu PDRB perkapita, tingkat kesehatan dan tingakat pendidikan disuatu daerah.

Berdasarkan hasil regresi, maka dapat diinterprestasikan sebagai berikut :

1. Nilai koefisien determinasi (R2) adalah sebesar 0,990264. Artinya variabel Tingkat Kesehatan (X1) dan Tingkat Pendidikan (X2) dapat menjelaskan variabel PDRB (Y)

sebesar 99,02%. Sedangkan 0,98% dapat dijelaskan oleh variabel lainnya.

2. Koeficient Tingkat Kesehatan (X1) adalah positif, artinya ada pengaruh positif antara

Tingkat Kesehatan dengan PDRB. Semakin tinggi nilai tingkat kesehatan akan meningkatkan volume PDRB. Setiap kenaikan seribu jiwa tingkat kesehatan, akan meningkatkan volume PDRB 4286,631 juta. Nilai probability sebesar 0,0509 menunjukkan bahwa variabel tingkat kesehatan secara signifikan mempengaruhi variabel PDRB pada tingkat signifikan 1%.

3. Koeficient Tingkat Pendidikan (X2) adalah negatif, artinya ada pengaruh negatif

antara Tingkat Pendidikan dengan PDRB. Semakin tinggi nilai tingkat pendidikan akan mengurangi volume PDRB. Setiap kenaikan seribu jiwa tingkat pendidikan, akan menurnkan volume PDRB sebesar 10,63683 juta. Nilai probability sebesar 0,6612 menunjukkan bahwa variabel pendidikan secara signifikan mempengaruhi variabel PDRB pada tingkat signifikan 1%.


(56)

Tabel 4.6 Hasil Regresi II

Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 05/12/13 Time: 10:10 Sample: 2008 2012

Included observations: 5

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -840433.8 22477.73 -37.38963 0.0007

X1 84.83622 31.72864 2.673806 0.1160

X2 126.6681 2.569523 49.29633 0.0004

R-squared 0.999202 Mean dependent var 243530.6

Adjusted R-squared 0.998404 S.D. dependent var 52693.06 S.E. of regression 2105.313 Akaike info criterion 18.42602 Sum squared resid 8864684. Schwarz criterion 18.19169 Log likelihood -43.06506 Hannan-Quinn criter. 17.79709

F-statistic 1251.863 Durbin-Watson stat 3.224343

Prob(F-statistic) 0.000798

Model Regresi

Estimation Command : LS Y C X1 X2

Estimation Equation :

Y = C (1) + C(2)*X1 + C(3)*X2

Subsituted Coeficients :

Y = -840433.8 + 84.83622*X1 + 126.6681*X2


(57)

Y : PDRB

X1 : Tingkat Kesehatan

X2 : Tingkat Pendidikan

Interprestasi Model

Analisis tingkat kesejahteraan sesudah adanya lembaga keuangan. Dari hasil eviews diatas dapat diinterprestasikan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat dipengaruhi oleh tiga indikator yaitu PDRB perkapita, tingkat kesehatan dan tingakat pendidikan disuatu daerah.

Berdasarkan hasil regresi, maka dapat diinterprestasikan sebagai berikut :

1. Nilai koefisien determinasi (R2) adalah sebesar 0,9992. Artinya variabel Tingkat Kesehatan (X1) dan Tingkat Pendidikan (X2) dapat menjelaskan variabel PDRB (Y)

sebesar 99,92%. Sedangkan 0,08% dapat dijelaskan oleh variabel lainnya.

2. Koeficient Tingkat Kesehatan (X1) adalah positif, artinya ada pengaruh positif antara

Tingkat Kesehatan dengan PDRB. Semakin tinggi nilai tingkat kesehatan akan meningkatkan volume PDRB. Setiap kenaikan seribu jiwa tingkat kesehatan, akan meningkatkan volume PDRB 84,836 juta. Nilai probability sebesar 0,1160 menunjukkan bahwa variabel tingkat kesehatan secara signifikan mempengaruhi variabel PDRB pada tingkat signifikan 1%.

3. Koeficient Tingkat Pendidikan (X2) adalah positif, artinya ada pengaruh positif antara

Tingkat Pendidikan dengan PDRB. Semakin tinggi nilai tingkat pendidikan akan meningkatkan volume PDRB. Setiap kenaikan seribu jiwa tingkat pendidikan, akan menurnkan volume PDRB sebesar 126,666 juta. Nilai probability sebesar 0,0004 menunjukkan bahwa variabel pendidikan secara signifikan mempengaruhi variabel PDRB pada tingkat signifikan 1%.

4.3.2 Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit) 4.3.2.1 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinas (R2) sebelum adanya lembaga keuangan, dari hasil regresi diatas adalah sebesar 0,9902 atau 99,92%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas tingkat kesehatan dan tingkat pendidikandapat menjelaskan variabel terikat PDRB sebesar 99,02%. Sedangkan 0,98% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model estimasi.

Koefisien determinas (R2) setelah adanya lembaga keuangan, dari hasil regresi diatas adalah sebesar 0,9992 atau 99,92%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas tingkat


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. PDRB Perkapita, pendidikan, dan kesehatan merupakan indikator dari tingkat kesejahteraan masyarakat yang dapat mempengaruhi kemajuan pembangunan suatu daerah. Dengan adanya peningkatan pendapatan maka dapat meningkatkan kemampuan masyarakat untuk dapat membiaya pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

2. Kondisi perekonomian di Kecamatan Sipis-Pis mengalami peningkatan setelah adanya lembaga keuangan. Hal ini dilihat dari tingkat pendapatan yang meningkat setiap tahunnya. Di tahun 2008 dengan dimulai berdirinya lembaga keungan di Kecamatan Sipis-Pis tersebut dapat meningkatkan perekonomian daerah tersebut. Tingkat pendidikan dan kesehatan juga mengalami peningkatan setiap tahunnya baik sebelum maupun sesudah adanya lembaga keuangan. Dan setelah dianalisa dengan menggunakan program Eviews maka diperoleh bahwa tingkat kesehatan dan tingkat pendidikan mempunyai pengaruh nyata pada PDRB Perkapita pada tingkat kepercayaan 95% setelah adanya lembaga keuangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa PDRB perkapita berpengaruh nyata terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Sipis-Pis.


(2)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian serta kesimpulan yang dirumuskan, maka saran yang dapat diberikan penulis adalah :

1. Agar lembaga keungan daerah dapat berjalan dengan lancar dan baik, maka diharapkan partisipasi dari masyarakat untuk ikut serta bertanggung jawab terhadap keberhasilan lembaga keungan yang terjadi di Kecamatan Sipis-Pis.

7. Lembaga Keuangan berdampak positif terhadap kesejahteraan Kecamatan Sipis-Pis, oleh karena itu diharapkan kepada pihak lembaga keuangan dapat terus mendukung tingkat kesejahteraan masyrakat didaerah tesebut dengan cara meningkatkan kinerja lembaga keungan tersebut dan diharapkan kepada pemerintah daerah dapat menjalankan tugas dan tanggungjawab sehingga tetap dapat meningkatkan pendapatan masyarakat (dilihat dari PDRB perkapita) yang merata, dengan demikian kesenjangan social akan dapat teratasi yang secara otomatis kesejahteraan masyarakat Kecamatan Sipis-Pis meningkat.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Dahlan. Siamat. Manajemen Lembaga Keuangan.Jakarta:Intermedia, 1995.

Edi Suharto. Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi dan Strtategi. Jakarta: Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial, 2004.h. 35

Isbandi rukminto adi, pemikiran-pemikiran dalam pembangunan kesejahteraan sosial. h.128

James Midgley. Pembengunan sosial: Persepektif Pembangunan dalam Kesejahteraan Sosial. Jakarta: ditperta islam depag RI. 2005.h. 20

Kasmir. 1998. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT Grafindo Pe

Supranto, J.Ekonometrik:Bogor : Ghalia Indonesia, 2005.rsada

Tajul. Arifin. Metode Penelitian.Bandung : Pustaka Setia, 2008.

W.J.S. Poerwadarimta. Pengertian Kesejahteraan Manusia, (bandung: mizan 1996), h. 126.

Sumber Internet


(4)

Lampiran 1 Data Variabel Penelitian

Tahun Jumlah (Jiwa) PDRB Per

Kapita (juta)

Tingkat Kesehatan Jumlah (Jiwa)

Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa)

2003 29.005 90,786 59 7.015

2004 30.772 99,162 62 7.090

2005 29.162 111,702 64 7.118

2006 29.653 124,112 68 7.353

2007 30.881 131,784 70 7.531

2008 32.512 168,049 75 7.905

2009 33.404 215,993 81 8.304

2010 34.436 254,657 85 8.575

2011 34.605 277,138 8.8 8.817


(5)

Lampiran 2

Hasil Regresi Sebelum Adanya Lembaga Keuangan

Dependent Variable: Y

Method: Least Squares

Date: 05/12/13 Time: 09:45

Sample: 2003 2007

Included observations: 5

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -88594.35 89831.01 -0.986233 0.4280

X1 4286.631 1006.077 4.260740 0.0509

X2 -10.63683 20.88837 -0.509223 0.6612

R-squared 0.990264 Mean dependent var 111509.2

Adjusted R-squared 0.980528 S.D. dependent var 16969.38

S.E. of regression 2367.934 Akaike info criterion 18.66113

Sum squared resid 11214224 Schwarz criterion 18.42680

Log likelihood -43.65283 Hannan-Quinn criter. 18.03219

F-statistic 101.7124 Durbin-Watson stat 3.367325

Prob(F-statistic) 0.009736


(6)

Lampiran 3

Hasil Regresi Setelah Adanya Lembaga Keuangan Dependent Variable: Y

Method: Least Squares

Date: 05/12/13 Time: 10:10

Sample: 2008 2012

Included observations: 5

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -840433.8 22477.73 -37.38963 0.0007

X1 84.83622 31.72864 2.673806 0.1160

X2 126.6681 2.569523 49.29633 0.0004

R-squared 0.999202 Mean dependent var 243530.6

Adjusted R-squared 0.998404 S.D. dependent var 52693.06

S.E. of regression 2105.313 Akaike info criterion 18.42602

Sum squared resid 8864684. Schwarz criterion 18.19169

Log likelihood -43.06506 Hannan-Quinn criter. 17.79709

F-statistic 1251.863 Durbin-Watson stat 3.224343