Tata Laksana Pengelolaan Limbah Medis Pengolahan limbah cair rumah sakit

2.7.1. Tata Laksana Pengelolaan Limbah Medis

Limbah cair harus dikumpulkan dalam container yang sesuai dengan karakteristik bahan kimia dan radiologi, volume, dan prosedur penanganan dan penyimpanannya. a. Saluran pembuangan limbah harus menggunakan sistem saluran tertutup, kedap air, dan limbah harus mengalir dengan lancar, serta terpisah dengan saluran air hujan. b. Rumah sakit harus memiliki instalasi pengolahan limbah cair sendiri atau bersama-sama secara kolektif dengan bangunan di sekitarnya yang memenuhi persyaratan teknis, apabila belum ada atau tidak terjangkau sistem pengolahan air limbah perkotaan. c. Perlu dipasang alat pengukur debit limbah cair untuk mengetahui debit harian limbah yang dihasilkan. d. Air limbah dari dapur harus dilengkapi penangkap lemak dan saluran air limbah harus dilengkapiditutup dengan gril. e. Air limbah yang berasal dari laboratorium harus diolah di IPAL bila tidak mempunyai IPAL harus dikelola sesuai kebutuhan yang berlaku melalui kerjasama dengan pihak lain atau pihak yang berwenang. f. Frekuensi pemeriksaan kualitas limbah cair terolah efluent dilakukan setiap bulan sekali untuk swapantau dan minimal 3 bulan sekali uji petik sesuai dengan ketentuan yang berlaku. g. Rumah sakit yang menghasilkan limbah cair yang mengandung atau terkena zat radioaktif, pengolalaannya dilakukan sesuai ketentuan BATAN Badan Tenaga Atom Nasional . Universitas Sumatera Utara h. Parameter radioaktif diberlakukan bagi rumah sakit sesuai dengan bahan radioaktif yang dipergunakan oleh rumah sakit rumah sakit yang bersangkutan.

2.7.2. Pengolahan limbah cair rumah sakit

Limbah cair yang dihasilkan dari sebuah rumah sakit umumnya banyak mengandung bakteri, virus, senyawa kimia, dan obat-obatan yang dapat membahayakan bagi kesehatan masyarakat sekitar rumah sakit, limbah dari laboratorium paling perlu diwaspadai. Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam proses uji laboratorium tidak bisa diuraikan hanya dengan aerasi atau activated sludge. Guna meningkatkan mutu lingkungan dan sanitasi di rumah sakit atau tempat- tempat umum lainnya maka perlu dibuatkan IPAL yang baik dan teruji prosesnya. Dengan proses yang baik diharapkan mutu air limbah yang dikeluarkan oleh rumah sakit dapat mencapai standar yang ditetapkan oleh KEP No.58MEN- LH121995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Rumah Sakit. Universitas Sumatera Utara KLASIFIKASI PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH SECARA BIOLOGIS Gambar 2.1. Klasifikasi Pengolahan Air Limbah Secara Biologis Pengolahan Air Limbah Secara Biologis Proses Biomassa Tersuspensi Suspended Culture Proses Biomassa Melekat Attached Culture Lagoon Kolam Conventional Standard Activated Sludge Step Aeration Contact Stabilization Extended Aeration Oxidation Ditch Lain-lain Trickling Filter Biofilter Rotating Biological Contractor RBC Contact Oxidation Contact Aeration Lain-lain Universitas Sumatera Utara Untuk mempercepat proses penguraian senyawa polutan atau memperpendek waktu tinggal dapat juga dilakukan proses aerasi. Salah satu contoh proses pengolahan air limbah dengan cara ini adalah kolam aerasi atau kolam stabilisasi stabilization pond .

2.7.3. Teknologi proses pengolahan air limbah rumah sakit