Pengaruh Hasil Penilaian Evaluasi Proses Belajar Mengajar (EPBM) terhadap Motivasi Berprestasi Tenaga Pendidik Departemen Manajemen, FEM, IPB

PENGARUH HASIL PENILAIAN EVALUASI PROSES
BELAJAR MENGAJAR (EPBM) TERHADAP MOTIVASI
BERPRESTASI TENAGA PENDIDIK DEPARTEMEN
MANAJEMEN, FEM, IPB

MAYER FITRIA

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Hasil
Penilaian Evaluasi Proses Belajar Mengajar (EPBM) terhadap Motivasi
Berprestasi Tenaga Pendidik Departemen Manajemen, FEM, IPB adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka
di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, April 2013
Mayer Fitria
NIM H24090027

ABSTRAK
MAYER FITRIA. Pengaruh Hasil Penilaian Evaluasi Proses Belajar Mengajar
(EPBM) terhadap Motivasi Berprestasi Tenaga Pendidik Departemen Manajemen,
FEM, IPB. Dibimbing oleh LINDAWATI KARTIKA.
Evaluasi Proses Belajar Mengajar (EPBM) merupakan bentuk umpan balik
dari mahasiswa dalam mengevaluasi proses belajar mengajar. Teori motivasi
berprestasi McClelland menyatakan bahwa pencapaian, kekuatan, dan hubungan
adalah tiga kebutuhan penting yang mampu menjelaskan motivasi. Tujuan
penelitian ini adalah (1) Memaparkan persepsi tenaga pendidik mengenai EPBM
yang terjadi di Departemen Manajemen (2) Memaparkan persepsi tenaga pendidik
mengenai motivasi berprestasi yang dimiliki tenaga pendidik Departemen
Manajemen dan (3) Menjelaskan pengaruh hasil penilaian EPBM terhadap

motivasi berprestasi tenaga pendidik Departemen Manajemen. Berdasarkan hasil
analisis deskriptif, sikap merupakan variabel penilaian EPBM dan kebutuhan akan
prestasi merupakan faktor motivasi berprestasi yang paling disetujui oleh tenaga
pendidik. Hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan jika tidak terjadi
pengaruh signifikan antara variabel penilaian EPBM secara keseluruhan terhadap
motivasi berprestasi tenaga pendidik. Secara parsial, sikap berpengaruh terhadap
motivasi berprestasi tenaga pendidik.
Kata kunci : EPBM, Motivasi Berprestasi McClelland, Matriks Eisenhower.
ABSTRACT
MAYER FITRIA. Influence of Evaluasi Proses Belajar Mengajar Result (EPBM)
to Management Department, Faculty of Economy and Management, Bogor
Agricultural University Educator’s Achievement Motivation. Supervised by
LINDAWATI KARTIKA.
Evaluasi Proses Belajar Mengajar (EPBM) is a feedback from the students
in evaluating teaching and learning process. McClelland achievement motivation
theory state that achievement, power, and affilation are three important needs
which can explain motivation. The goal of this research are (1) Explaining
educator’s perception about the EPBM in the Department of Management (2)
Explaining educator’s perception about achievement motivation of educators in
Department of Management, and (3) Explaining the influence of the EPBM result

to educator’s motivation achievement in Department of Management. Based on
the result of descriptive analysis, attitude is an EPBM appraisal variable and needs
of achievement is an achievement motivating factor which is most agreeable by
the educators. The results of multiple linear regression analysis showed no
significant influence between overall EPBM appraisal variables with the
achievement motivation of educators. Partially, attitudes influence the
achievement motivation of educators.
Keywords : EPBM, McClelland Achievement Motivation, Eisenhower Matrix

PENGARUH HASIL PENILAIAN EVALUASI PROSES
BELAJAR MENGAJAR (EPBM) TERHADAP MOTIVASI
BERPRESTASI TENAGA PENDIDIK DEPARTEMEN
MANAJEMEN, FEM, IPB

MAYER FITRIA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada

Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi

Nama
NIM

: Pengaruh Hasil Penilaian Evaluasi Proses Belajar Mengajar
(EPBM) terhadap Motivasi Berprestasi Tenaga Pendidik
Departemen Manajemen, FEM, IPB
: Mayer Fitria
: H24090027

Disetujui oleh


Lindawati Kartika, SE, M.Si
Pembimbing I

Diketahui oleh

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2013 sampai dengan
Maret 2013 ini ialah evaluasi proses belajar mengajar (EPBM), dengan judul
Pengaruh Hasil Penilaian Evaluasi Proses Belajar Mengajar terhadap Motivasi
Berprestasi Tenaga Pendidik Departemen Manajemen, FEM, IPB.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Lindawati Kartika, SE, M.Si

selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis selama penulisan
karya ilmiah ini. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibunda
Manur Aruan dan Ayahanda Parlindungan Samosir, Abang Marlin En Rico
Samosir, seluruh keluarga, seluruh teman, serta Jorex Daniel Momongan atas doa,
semangat dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, April 2013
Mayer Fitria

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN


vi

DAFTAR TABEL

xi

DAFTAR GAMBAR

xi

DAFTAR LAMPIRAN

xi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang


1

Perumusan Masalah

3

Tujuan Penelitian

3

Manfaat Penelitian

4

Ruang Lingkup Penelitian

4

TINJAUAN PUSTAKA


4

METODE

5

Kerangka Pemikiran

5

Lokasi dan Waktu Penelitian

7

Jenis dan Sumber Data

7

Metode Pengumpulan Data


7

Populasi dan Sampel

7

Perumusan Hipotesis

8

Metode Pengolahan dan Analisis Data

8

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum

9
9


Analisis Tabulasi Jabatan Fungsional Tenaga Pendidik terhadap Karakteristik
Tenaga Pendidik
9
Persepsi Tenaga Pendidik terhadap Penilaian EPBM dan Motivasi Berprestasi
Tenaga Pendidik
10
Analisis Gap Antara Ekspektasi Diri dengan Hasil EPBM Tenaga Pendidik
Departemen Manajemen, FEM, IPB

12

Pengaruh Hasil Penilaian EPBM terhadap Motivasi Berprestasi Tenaga
Pendidik Departemen Manajemen, FEM, IPB

13

Implikasi Manajerial

15

SIMPULAN DAN SARAN

19

Simpulan

19

Saran

19

DAFTAR PUSTAKA

19

LAMPIRAN

21

RIWAYAT HIDUP

28

DAFTAR TABEL
1. Persepsi Tenaga Pendidik terhadap Penilaian EPBM
2. Persepsi Tenaga Pendidik Terhadap Motivasi Berprestasi
3. Hasil Uji Regresi Linear Berganda

11
11
14

DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.

Hasil Penilaian EPBM Departemen Manajemen 2011-2012
IKD Departemen Manajemen 2011-2012
Diagram Alir Kerangka Pemikiran
Analisis Gap Antara Hasil Penilaian EPBM dan Ekspektasi Diri
Tenaga Pendidik Departemen Manajemen
5. Diagram Alir Implikasi Manajerial
6. Matriks Eisenhower

2
2
6
12
16
17

DAFTAR LAMPIRAN
1. Struktur Organisasi Departemen Manajemen
2. Hasil Tabulasi Silang Jabatan Fungsional terhadap Karakteristik
Tenaga Pendidik Departemen Manajemen, FEM, IPB
3. Persepsi Tenaga Pendidik terhadap Hasil Penilaian
EPBM dan Motivasi Berprestasi

21
22
25

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan aset penting untuk menciptakan
keunggulan daya saing dalam penyelenggaraan bisnis. Kualitas dan prestasi
tenaga pendidik merupakan suatu daya saing bagi lembaga pendidikan dalam
bersaing dengan lembaga pendidikan lainnya. Institut Pertanian Bogor merupakan
perguruan tinggi terbaik ke empat di Indonesia versi 4 International College &
University (2012). IPB terus melakukan upaya untuk menciptakan keunggulan
daya saing dengan melibatkan seluruh tenaga pendidik untuk terus meningkatkan
kualitas mengajar dan berprestasi.
Fakultas Ekonomi dan Manajemen merupakan satu dari sembilan fakultas
yang terdapat di IPB. Departemen Manajemen merupakan salah satu dari empat
departemen yang bernaung dibawah Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Berdasarkan minat calon mahasiwa dalam situs resmi IPB (2013) diumumkan jika
manajemen merupakan program studi ketiga yang paling banyak diminati oleh
calon mahasiswa dari 37 (tiga puluh tujuh) program studi yang ada di IPB. Hal
ini menunjukkan jika calon mahasiswa mempunyai persepsi bahwa Departemen
Manajemen cukup prestatif. Citra baik ini harus dipertahankan bahkan
ditingkatkan dengan meningkatkan kualitas dan prestasi tenaga pendidik. Oleh
karena itu, Departemen Manajemen melakukan audit sumber daya manusia pada
tahun 2012 yang terdiri dari empat aspek yaitu compliance, corporate (unit kerja),
fungsional, dan kepuasan kerja.
Pada aspek fungsional, Departemen Manajemen mempertimbangkan
penilaian kinerja yang dinilai oleh internal dan eksternal (mahasiswa). Hasil audit
SDM menunjukkan jika hasil penilaian EPBM dan IKD pada bidang pengajaran
tidak sejalan. IKD merupakan penilaian yang dilakukan oleh tim audit internal
SDM Departemen Manajemen kepada tenaga pendidik. EPBM merupakan
penilaian yang dilakukan oleh mahasiswa kepada tenaga pendidik. Penilaian
kinerja penting untuk dilakukan agar dapat mengetahui kualitas tenaga pendidik
saat ini dan membandingkannya terhadap standar ketetapan atau kualitas tenaga
pendidik pada lembaga pendidikan lainnya.
Hasil penilaian EPBM tenaga pendidik Departemen Manajemen, FEM, IPB
pada semester ganjil dan semester genap periode 2011-2012 mengalami fluktuasi.
Tiga tenaga pendidik pada semester ganjil mendapatkan hasil EPBM dibawah
standar yaitu dibawah tiga, namun terdapat tiga tenaga pendidik yang
mendapatkan hasil penilaian EPBM pada rentang sangat baik, yaitu diatas 3,5
(tiga koma lima), dan tenaga pendidik lainnya berada pada rentang tiga sampai
dengan 3,5 (tiga koma lima). Hasil penilaian EPBM tenaga pendidik pada
semester genap seluruhnya berada diatas standar, namun tidak ada yang
mendapatkan nilai diatas 3,5 (tiga koma lima). Adapun fluktuasi hasil penilaian
EPBM dapat dilihat pada Gambar 1.

2

SDM

Keu

MPO

Pemasaran

Gambar 1. Hasil Penilaian EPBM Tenaga Pendidik Departemen Manajemen
2011-2012
Indeks kinerja dosen (IKD) merupakan hasil audit kinerja tenaga pendidik
yang dinilai oleh internal institusi. IKD pada bidang pengajaran tidak sejalan
dengan hasil penilaian EPBM. Pada semester ganjil, hasil penilaian EPBM
beberapa tenaga pendidik ada yang tidak memenuhi standar, namun IKD pada
bidang pengajaran seluruhnya berada diatas standar yaitu diatas 12. Hasil EPBM
tenaga pendidik pada semester genap seluruhnya berada diatas standar, namun
terdapat dua IKD tenaga pendidik pada bidang pengajaran berada dibawah
standar. Fluktuasi IKD tenaga pendidik dapat dilihat pada Gambar 2.
SDM

Keuangan

MPO

Pemasaran

Gambar 2. IKD Tenaga Pendidik Departemen Manajemen 2011-2012

3
Motivasi berprestasi penting untuk dimiliki oleh tenaga pendidik karena
terkait dengan profesi sebagai tenaga pendidik dimana harus memberikan contoh
dan teladan bagi mahasiswa untuk berprestasi, sehingga tenaga pendidik terlebih
dahulu untuk dapat berprestasi. Hal ini yang menjadi motivasi tenaga pendidik
untuk berprestasi agar dapat memberikan pengajaran yang terbaik bagi
mahasiswa. Tenaga pendidik yang aktif dan berprestasi dalam pengajaran,
penelitian, dan pengabdian masyarakat guna memenuhi tri darma perguruan tinggi
merupakan kriteria tenaga pendidik berprestasi.
Hasil yang tidak sejalan antara kedua instrumen penilaian kinerja inilah
yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian dengan judul “Pengaruh Hasil
Penilaian Evaluasi Proses Belajar Mengajar (EPBM) terhadap Motivasi
Berprestasi Tenaga Pendidik Departemen Manajemen, FEM, IPB.” Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan pengaruh hasil penilaian EPBM
terhadap motivasi berprestasi tenaga pendidik dan merumuskan solusi
implementatif dalam meningkatkan kualitas tenaga pendidik dalam proses belajar
mengajar agar dapat memenuhi kepuasan konsumen.

Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, adapun pokok permasalahan dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana persepsi tenaga pendidik mengenai Evaluasi Proses Belajar
Mengajar (EPBM) yang terjadi di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi
dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor selama ini ?
2. Bagaimana persepsi tenaga pendidik mengenai motivasi berprestasi tenaga
pendidik Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor selama ini ?
3. Bagaimana pengaruh hasil penilaian EPBM terhadap motivasi berprestasi
tenaga pendidik Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor ?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini
adalah:
1. Memaparkan persepsi tenaga pendidik mengenai Evaluasi Proses Belajar
Mengajar (EPBM) yang terjadi di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi
dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor selama ini ?
2. Memaparkan persepsi tenaga pendidik mengenai motivasi berprestasi tenaga
pendidik Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor selama ini ?
3. Menjelaskan pengaruh hasil penilaian EPBM terhadap motivasi berprestasi
tenaga pendidik Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor ?

4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi KMM IPB, Departemen
Manajemen, tenaga pendidik, mahasiswa, dan penulis. Hasil penelitian ini
dapat menjadi referensi bagi KMM IPB untuk mengetahui sejauh mana
tercapainya tujuan dan sasaran dari pelaksanaan penilaian EPBM. Departemen
Manajemen dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai referensi dalam
merumuskan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan motivasi berprestasi
tenaga pendidik. Tenaga pendidik dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai
referensi untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik dalam proses belajar
mengajar. Mahasiswa dapat memahami perannya dalam penilaian EPBM dan
mendapatkan kualitas pengajaran yang lebih baik. Penulis dapat memberikan
solusi implementatif penyelesaian masalah dan memberikan manfaat bagi
dunia akademik.

Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada penilaian EPBM, motivasi
berprestasi tenaga pendidik, dan pengaruh hasil penilaian EPBM terhadap
motivasi berprestasi tenaga pendidik. Penelitian ini didasarkan pada Teori
Indikator Prestasi Kerja (Sutrisno,2007) dan Teori Motivasi Berprestasi
McClelland (Robbins,2007). Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
analisis tabulasi silang, analisis deskriptif, analisis gap, dan analisis regresi linear
berganda. Objek penelitian ini adalah tenaga pendidik Departemen Manajemen,
FEM, IPB yang tercantum sebagai tenaga pendidik yang dinilai dalam penilaian
EPBM semester ganjil dan genap periode 2011 - 2012.

TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Evaluasi Proses Belajar Mengajar (EPBM)
Menurut KMM IPB (2009) EPBM merupakan salah satu instrumen
penilaian kinerja tenaga pendidik sebagai bentuk umpan balik mahasiswa dalam
mengevaluasi proses belajar mengajar. Subjek penilaian EPBM adalah tenaga
pendidik, materi perkuliahan, sarana dan prasarana perkuliahan.

Teori Motivasi Berprestasi McClelland
Menurut Robbins (2007) teori motivasi berprestasi McClelland menyatakan
bahwa pencapaian, kekuatan, dan hubungan adalah tiga kebutuhan penting yang
mampu menjelaskan motivasi. David McClelland menjelaskan motivasi
berdasarkan tiga jenis kebutuhan manusia, yaitu:
1. Kebutuhan berprestasi (need for achievement)
2. Kebutuhan berkuasa (need for power)
3. Kebutuhan berafiliasi (need for affilation)

5
Definisi Prestasi Kerja
Menurut Sutrisno (2007) prestasi kerja merupakan hasil upaya seseorang
yang ditentukkan oleh kemampuan karakteristik pribadi serta persepsi terhadap
perananya di dalam pekerjaanya tersebut.

Indikator Prestasi Kerja
Menurut Sutrisno (2007) prestasi kerja seseorang dapat diukur berdasarkan
hasil kerja, pengetahuan pekerjaan, inisiatif, kecekatan mental, sikap, dan disiplin
waktu.

METODE
Kerangka Pemikiran
Institut Pertanian Bogor merupakan perguruan tinggi terbaik ke empat di
Indonesia versi 4 International College & University (2012). Institut Pertanian
Bogor terus melakukan upaya penciptaan keunggulan daya saing dengan
melibatkan tenaga pendidik yang berkualitas dan prestatif dalam rangka
mewujudkan moto IPB yaitu “Mencari dan Memberikan yang Terbaik.” Salah
satu kegiatan untuk mewujudkan hal tersebut adalah pelaksanaan penilaian EPBM
yang diselenggarakan oleh KMM IPB. Perguruan tinggi ini memiliki sembilan
fakultas. Salah satu fakultas yang banyak diminati oleh mahasiswa adalah
Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Departemen Manajemen merupakan salah
satu departemen yang bernaung dibawah Fakultas Ekonomi dan Manajamen.
Penelitian dimulai dengan melakukan pengamatan dan analisis terhadap
persepsi tenaga pendidik atas EPBM dan motivasi berprestasi tenaga pendidik.
Selanjutnya, penulis akan menjelaskan ada atau tidaknya pengaruh hasil penilaian
EPBM terhadap motivasi berprestasi tenaga pendidik. Penulis melalukan
wawancara dan penyebaran kuesioner kepada responden untuk mendapatkan data
primer. Penulis juga melakukan studi literatur untuk memperoleh data sekunder
yang terkait dengan penelitian.
Informasi hasil wawancara dan penyebaran kuesioner selanjutnya akan
diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel dan Statistical Package for
the Social Sciences (SPSS) 19.0 untuk melakukan analisis regresi linear berganda
untuk mengetahui pengaruh hasil penilaian EPBM terhadap motivasi berprestasi
tenaga pendidik baik secara keseluruhan maupun parsial. Hasil analisis regresi
linear berganda diaplikasikan dalam rekomendasi-rekomendasi yang bersifat
manajerial. Rekomendasi manajerial ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk
menyelenggarakan kegiatan yang dapat meningkatkan motivasi dan kualitas
tenaga pendidik proses belajar mengajar. Uraian diatas akan dijelaskan pada
Gambar 3 .

6
Institut Pertanian Bogor

Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Kualitas Tenaga Pendidik

Mahasiswa

Institusi

Umpan balik

IKD
Motivasi
Berprestasi

EPBM

Studi Pengaruh Hasil Penilaian
EPBM Terhadap Motivasi Berprestasi
dengan Alat Analisis Regresi Linear
Berganda

Peningkatan Prestasi Tenaga Pendidik

Rekomendasi

Solusi Implementatif untuk Meningkatkan
Kualitas Proses Belajar Mengajar
Gambar 3. Diagram Alir Kerangka Pemikiran

7
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Departemen Manajemen, FEM, IPB di Gedung
FAPERTA Wing 2 Level 5 Kampus IPB Darmaga, Bogor. Lama penelitian
adalah tiga bulan sejak bulan Januari sampai dengan Maret 2013.

Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan
sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan penyebaran kuesioner
terhadap tenaga pendidik Departemen Manajemen, FEM, IPB. Data sekunder
yang digunakan adalah hasil penilaian EPBM tenaga pendidik Departemen
Manajemen, FEM, IPB pada semester ganjil dan genap periode 2011-2012, IKD
tenaga pendidik pada aspek pengajaran Departemen Manajemen, FEM, IPB pada
semester ganjil dan semester genap periode 2011-2012, buku, jurnal, dan skripsi
yang relevan dengan penelitian ini.

Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk memperoleh data primer adalah observasi
langsung dengan melakukan wawancara dan penyebaran kuesioner kepada tenaga
pendidik Departemen Manajemen, FEM, IPB. Metode yang digunakan untuk
memperoleh data sekunder adalah studi literatur. Studi literatur adalah sebuah
metode yang dilakukan dengan cara membaca, mempelajari dan menganalisis
informasi yang berasal dari laporan hasil audit SDM, laporan penilaian EPBM
semester ganjil dan genap periode 2011 - 2012, buku, maupun jurnal yang relevan
dengan penelitian ini.

Populasi dan Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
nonprobability sampling yaitu metode pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Penulis menggunakan teknik purposive sampling yang
merupakan salah satu teknik dalam metode nonprobability sampling. Penentuan
sampel dan populasi dalam penelitian ini didasarkan pada metode purposive
sampling. Populasi dari penelitian ini adalah sebanyak 35 (tiga pulih lima) tenaga
pendidik Departemen Manajemen, FEM, IPB dengan beberapa kriteria sampel
yaitu tenaga pendidik yang aktif mengajar, tercantum namanya dalam tenaga
pendidik yang dinilai oleh mahasiswa pada semester ganjil dan genap periode
2011 - 2012, dan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Tenaga
pendidik yang memenuhi kriteria tersebut berjumlah 27 (dua puluh tujuh) tenaga
pendidik yang terdiri dari 14 (empat belas) tenaga pendidik PNS, 5 (lima) tenaga
pendidik Non PNS, 1 (satu) Guru Besar Emeritus, dan 5 (lima) asisten dosen.

8
Perumusan Hipotesis
Adapun hipotesis yang akan dibuktikan dalam uji F dan uji t adalah sebagai
berikut :
1. Tidak ada pengaruh hasil penilaian evaluasi proses belajar mengajar (EPBM)
terhadap motivasi berprestasi tenaga pendidik Departemen Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Ho : bi = 0).
2. Ada pengaruh hasil penilaian evaluasi proses belajar mengajar (EPBM)
terhadap motivasi berprestasi tenaga pendidik Departemen Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Ho : bi 0 ).

Metode Pengolahan dan Analisis Data
Penelitian ini menggunakan program Microsoft Excel 2007 for Windows dan
Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) 19.0 untuk mengolah data.
Adapaun pengolahan dan analisis data yang penulis lakukan adalah uji validitas,
uji reliabilitas, analisis tabulasi silang, analisis deskriptif, analisis gap, analisis
regresi linear berganda, dan perumusan matriks Eisenhower.
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menghitung nilai korelasi (r) antara data pada
masing – masing pertanyaan dengan skor total. Penulis melakukan uji validitas
dengan alpha yang digunakan adalah 0,1 dengan derajat bebas (db)n-1,
sehingga dari 27 responden didapatkan nilai r tabel sebesar 0,323. Berdasarkan
perhitungan, dari 29 pertanyaan, terdapat tiga pertanyaan yang tidak valid yaitu
yang memiliki r hitung dibawah 0,323 yaitu pertanyaan nomor 2, 18, dan 21.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi suatu alat pengukur
dalam mengukur gejala yang sama. Teknik yang digunakan untuk mengukur
reliabilitas kuesioner adalah teknik Cronbach yang menghasilkan nilai Alpha
Cronbach sebesar 0,862 untuk seluruh faktor yang digunakan. Angka tersebut
lebih besar dari batas nilai Alpha Cronbach (0,862 > 0,60), sehingga kuesioner
dapat dinyatakan reliabel. Menurut Malhotra (2004), kuesioner ini dinyatakan
sangat reliabel karena nilai Alpha Cronbach berada pada selang 0,81 sampai
dengan 1.
3. Analisis Tabulasi
Metode tabulasi silang digunakan untuk melihat hubungan antara dua variabel
dalam satu tabel (Sugiyono, 2002). Variabel yang ditabulasi silang adalah
jabatan fungsional tenaga pendidik terhadap karakteristik tenaga pendidik
Departemen Manajemen, FEM, IPB seperti gender, usia, lama bekerja, status
kepegawaian, golongan, dan pendidikan terakhir.
4. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah analisis statistik yang digunakan untuk mengelola
data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang generalisasi
(Sugiyono, 2002). Analisis deskriptif dilakukan untuk melihat persepsi tenaga
pendidik terhadap penilaian EPBM dan motivasi berprestasi tenaga pendidik.

9
5. Analisis Gap
Analisis Gap merupakan metode untuk membandingkan kinerja aktual dengan
kinerja potensial yang mampu dilakukan dan mengetahui kinerja dari suatu
sistem yang sedang berjalan dengan sistem standar (Krogerus dan
Tschappeler,2008). Hasil penilaian EPBM semester ganjil dan genap periode
2011 – 2012 dibandingkan dengan ekspektasi diri tenaga pendidik terhadap
kualitas proses belajar mengajar.
6. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda merupakan suatu alat analisis untuk
mengetahui hubungan dan pengaruh dari beberapa variabel bebas (independent
variabel) terhadap variabel terikat (dependent variabel). Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah hasil kerja (X1), pengetahuan pekerjaan (X2), kecekatan
mental (X3), sikap (X4), inisiatif (X5), dan disiplin waktu (X6). Variabel
terikat yang dipengaruhi oleh variabel bebas adalah motivasi berprestasi tenaga
pendidik (Y).
7. Perumusan Matriks Eisenhower
Matriks Eisenhower mengkonfontasikan pilihan penting (important) dan segera
(urgent). Penerapan matriks ini diawali dengan mengklasifikasikan pekerjaan
yang akan kita lakukan kedalam empat kategori yaitu urgent and important,
urgent but not important, important but not urgent, dan not important and not
urgent (Krogerus dan Tschappeler,2008).

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum
Departemen Manajemen merupakan salah satu dari empat departemen yang
bernaung dibawah Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB. Departemen
Manajemen memiliki visi sebagai pelaksana akademik (pendidikan, penelitian dan
pelayanan) dalam bidang manajemen berlandaskan wawasan holistik, analisis
kuantitatif dan kualitatif. Visi tersebut diwujudkan dengan beberapa misi yaitu
menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pelayanan manajemen sesuai
kebutuhan masyarakat, pendekatan kreatif dengan budaya kerja co-opetition
dengan semangat keunggulan, dan bermanfaat bagi pembangunan berkelanjutan
dan kesejahteraan masyarakat. Adapun struktur organisasi Departemen
Manajemen, FEM, IPB dapat dilihat pada lampiran 1.

Analisis Tabulasi Jabatan Fungsional Tenaga Pendidik terhadap
Karakteristik Tenaga Pendidik
Berdasarkan hasil tabulasi silang, jabatan fungsional lektor kepala terdiri
dari tenaga pendidik dengan jenis kelamin laki-laki paling banyak yaitu berjumlah
lima orang. Asisten ahli dan lektor merupakan jabatan fungsional dengan jumlah
tenaga pendidik dengan jenis kelamin perempuan paling banyak yaitu masingmasing berjumlah dua orang. Karakteristik usia tenaga pendidik memperlihatkan
jika asisten dosen seluruhnya berada pada rentang usia 21-30 tahun. Tenaga

10
pendidik tidak tetap seluruhnya berada pada rentang usia 31-40 tahun. Hal ini
perlu diperhatikan oleh Departemen Manajemen untuk segera merekomendasikan
tenaga pendidik tidak tetap untuk menjadi tenaga pendidik dengan status
kepegawaian PNS. Hal ini perlu segera dilakukan, karena batas usia maksimal
untuk menjadi PNS pada jenjang pendidikan S2 adalah pada usia 35 tahun dan
jenjang pendidikan S3 adalah 40 tahun. Frekuensi tertinggi pada rentang usia 4150 tahun diduduki oleh asisten ahli. Usia tenaga pendidik dengan jabatan lektor
kepala yang memiliki frekuensi tertinggi pada rentang usia 51 - 60 tahun. Guru
besar berada pada rentang usia 61 - 70 tahun.
Karakteristik lama bekerja dengan jumlah frekuensi tertinggi dapat
dijelaskan jika asisten dosen mempunyai lama bekerja satu sampai dengan lima
tahun, asisten ahli telah bekerja pada rentang enam sampai dengan sepuluh tahun,
tenaga pendidik tidak tetap telah bekerja pada rentang 11-15 tahun, lektor telah
bekerja selama 16-20 tahun, lektor kepala telah bekerja pada rentang 21-30 tahun,
dan guru besar telah bekerja selama 31-40 tahun. Bedasarkan lama bekerja,
Departemen Manajemen harus segera merencanakan regenerasi jabatan
fungsional. Pendidikan terakhir dengan jenjang pendidikan S1 didominasi oleh
asisten dosen. Pendidikan terakhir dengan jenjang pendidikan S2 didominasi oleh
tenaga pendidik tidak tetap. Pendidikan terakhir dengan jenjang pendidikan S3
didominasi oleh tenaga pendidik dengan jabatan fungsional lektor kepala.
Seluruh tenaga pendidik yang mempunyai jabatan fungsional adalah tenaga
pendidik dengan status kepegawaian PNS, dimana lektor kepala memiliki jumlah
tenaga pendidik dengan status kepegawaian PNS tertinggi yaitu enam orang.
Asisten dosen dan tenaga pendidik tidak tetap merupakan tenaga pendidik dengan
status kepegawaian Non PNS. Karakteristik golongan tenaga pendidik dapat
dipaparkan jika asisten ahli paling dominan berada pada golongan III A dan III B,
lektor seluruhnya berada pada golongan III C, lektor kepala paling dominan
berada pada golongan III D dan IV A, dan guru besar seluruhnya ada dalam
golongan IV E. Hasil analisis tabulasi silang secara rinci dapat dilihat pada
lampiran 2.

Persepsi Tenaga Pendidik terhadap Penilaian EPBM dan Motivasi
Berprestasi Tenaga Pendidik
Tenaga pendidik mempunyai persepsi jika empat dari enam variabel
penilaian EPBM adalah sangat setuju dan persepsi tenaga pendidik terhadap dua
variabel lainnya adalah setuju. Adapun variabel yang paling baik dan disetujui
oleh tenaga pendidik dengan nilai tertinggi 3,67 berdasarkan persepsi tenaga
pendidik adalah sikap. Tenaga pendidik menganggap jika sikap yang baik yang
sangat mendukung proses belajar mengajar yang berkualitas karena adanya
interaksi yang baik dan komunikasi dua arah antara tenaga pendidik dengan
mahasiswa. Hal ini akan mempermudah tenaga pendidik dalam menyampaikan
materi bahan ajar dan mahasiswa mudah dalam menerima materi bahan ajar serta
adanya komunikasi dua arah dalam bentuk pertanyaan dan diskusi akan
membahas materi bahan ajar secara lebih dalam. Persepsi tenaga pendidik
terhadap variabel-variabel penilaian EPBM dapat dilihat pada Tabel 1.

11
Tabel 1. Persepsi Tenaga Pendidik terhadap Penilaian EPBM
No
Variabel
Nilai
Keterangan
1
Hasil Kerja
3,49
Sangat Setuju
2
Pengetahuan Pekerjaan
3,33
Sangat Setuju
3
Kecekatan Mental
3,30
Sangat Setuju
4
Sikap
Sangat Setuju
3,67
5
Inisiatif
Setuju
2,94
6
Disiplin Waktu
3,20
Setuju
Keterangan : Angka yang bercetak tebal merupakan nilai terbesar dan terkecil

Tenaga pendidik memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
bertanya dan berpendapat merupakan hal yang sangat baik yang dilakukan tenaga
pendidik saat proses belajar mengajar dengan nilai tertinggi yaitu 3,85. Hal
lainnya yang menggambarkan sikap tenaga pendidik juga sudah berada pada
rentang sangat baik yaitu diatas nilai 3,25. Persepsi tenaga pendidik terhadap
variabel inisiatif memiliki nilai 2,94 yang merupakan variabel dengan nilai
terendah, namun inisiatif sudah berada pada rentang nilai yang baik. Tenaga
pendidik cenderung fokus pada materi kuliah dan hanya menggunakan fasilitas
yang departemen sediakan saja. Tenaga pendidik dalam melakukan update materi
bahan ajar sudah cukup baik dengan nilai hasil analisis deskriptif sebesar 2,89,
namun tenaga pendidik berpandangan masih perlu meningkatkan frekuensi dalam
memperbaharui materi bahan ajar. Selama ini, tenaga pendidik cenderung
memaparkan informasi tentang perkembangan ilmu pengetahuan secara lisan.
Tenaga pendidik mempunyai persepsi jika dua dari tiga variabel motivasi
berprestasi adalah setuju dan satu variabel lainnya adalah sangat setuju.
Kebutuhan akan prestasi merupakan faktor motivasi berprestasi yang sangat
disetujui oleh tenaga pendidik dengan nilai persepsi tertinggi yaitu sebesar 3,27.
Tenaga pendidik menyadari pentingnya prestasi sebagai seorang tenaga pendidik
agar dapat menjadi teladan bagi mahasiswa. Persepsi tenaga pendidik terhadap
motivasi berprestasi dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Persepsi Tenaga Pendidik Terhadap Motivasi Berprestasi
No
Variabel
Nilai
Keterangan
1
Kebutuhan Akan Prestasi
Sangat Setuju
3,27
2
Kebutuhan Akan Afiliasi
3,06
Setuju
3
Kebutuhan Akan Kekuasaan
Setuju
2,68
Keterangan : Angka yang bercetak tebal merupakan nilai terbesar dan terkecil

Tenaga pendidik selalu optimis untuk dapat meraih keberhasilan merupakan
hal yang paling disetujui oleh tenaga pendidik dengan nilai persepsi 3,59. Hal
lainnya yang mendukung kebutuhan akan prestasi lainnya sudah berada pada
rentang yang baik. Persepsi tenaga pendidik terhadap kebutuhan akan kekuasaan
memiliki nilai 2,68 yang merupakan variabel dengan nilai terendah namun berada
pada rentang yang sudah baik. Tenaga pendidik tidak setuju jika selalu menjadi
orang paling dominan dalam mengkordinasi tugas dalam setiap pekerjaan di
Departemen Manajemen, FEM, IPB dengan nilai persepsi 2,07. Tenaga pendidik
menganggap jika kekuasaan bukanlah hal yang penting karena profesi mereka

12
sebagai tenaga pendidik membutuhkan prestasi bukan kekuasaan. Hasil analisis
deskriptif mengenai persepsi tenaga pendidik pada setiap variabel baik variabel
penilaian EPBM dan faktor motivasi berprestasi tenaga pendidik secara lebih rinci
dapat dilihat pada Lampiran 3.

Analisis Gap Antara Ekspektasi Diri dengan Hasil EPBM Tenaga Pendidik
Departemen Manajemen, FEM, IPB
Tenaga pendidik pada bidang manajemen sumber daya manusia berjumlah
empat orang. Berdasarkan analisis gap ditemukan jika dua orang tenaga pendidik
mempunyai ekspektasi diri diatas hasil EPBM, seorang tenaga pendidik memiliki
ekspektasi diri yang sama dengan hasil EPBM, dan seorang tenaga pendidik
lainnya memiliki ekspektasi diri dibawah hasil EPBM. Tenaga pendidik pada
bidang manajemen keuangan berjumlah empat orang dimana seluruh tenaga
pendidik memiliki ekspektasi diri diatas hasil EPBM.
Tenaga pendidik bidang manajemen produksi operasi berjumlah lima orang
dimana tiga tenaga pendidik memiliki ekspektasi diri yang sama dengan hasil
EPBM dan dua tenaga pendidik lainnya memiliki ekspektasi diri diatas hasil
EPBM. Tenaga pendidik pada bidang pemasaran berjumlah enam orang, dimana
tiga orang diataranya memiliki nilai ekspektasi diri diatas hasil EPBM, dua orang
memiliki ekspektasi diri dibawah hasil EPBM, dan satu orang memiliki ekspektasi
diri yang sama dengan hasil EPBM. Asisten dosen bidang keuangan berjumlah
empat orang. Dua orang asisten dosen memiliki ekspektasi diri yang sama dengan
hasil EPBM dan dua lainnya memiliki ekspektasi dairi diatas hasil penilaian
EPBM. Asisten dosen bidang produksi operasi berjumlah empat orang, dimana
seluruh asisten dosen memiliki ekpektasi diri dibawah hasil EPBM. Perbedaan
antara penilaian ekspektasi diri tenaga pendidik dan hasil penilaian EPBM dapat
dilihat pada Gambar 4.

SDM

Keuangan

Pemasaran

MPO

As.Keu

As.MPO

Gambar 4. Analisis Gap Antara Hasil Penilaian EPBM dan Ekspektasi Diri
Tenaga Pendidik Departemen Manajemen

13
Gap tertinggi terjadi pada bidang manajemen produksi dan operasi dimana
ekspektasi diri tenaga pendidik jauh lebih tinggi dibandingkan hasil EPBM. Gap
terendah terjadi pada bidang pemasaran, dimana ekspektasi tenaga pendidik tidak
jauh berbeda dibandingkan hasil EPBM. Perbedaan antara ekspektasi diri dengan
hasil penilaian EPBM tenaga pendidik mengenai kualitas proses belajar mengajar
yang terjadi menunjukkan jika tidak sejalannya persepsi mahasiswa dan dosen
terhadap proses belajar mengajar yang terjadi. Penting bagi tenaga pendidik yang
mempunyai hasil EPBM dibawah ekspektasi diri yang ditetapkan untuk
mengevaluasi butir penilaian EPBM dengan nilai rendah dan dijadikan referensi
dalam meningkatkan kualitas tenaga pendidik. Tenaga pendidik yang memiliki
ekspektasi diri dibawah hasil penilaian EPBM perlu meningkatkan ekspektasi diri
dan target untuk pencapaian pada periode berikutnya.

Pengaruh Hasil Penilaian EPBM terhadap Motivasi Berprestasi Tenaga
Pendidik Departemen Manajemen, FEM, IPB
Hasil perhitungan menghasilkan nilai F hitung sebesar 1,956 dan signifikasi
F sebesar 0,121. Hipotesis ditolak karena F hitung < F tabel (1,731 < 1,960 ) atau
signifikasi F > alpha (0,161 > 0,10). Hal ini menunjukkan jika variabel – variabel
penilaian EPBM secara bersamaan seperti hasil kerja (X1), pengetahuan pekerjaan
(X2), kecekatan mental (X3), sikap (X4), inisiatif (X5), dan disiplin waktu X(6)
tidak berpengaruh terhadap motivasi berprestasi tenaga pendidik Departemen
Manajemen, FEM, IPB.
Berdasarkan nilai Adjusted R Square menunjukkan nilai sebesar 0,181 atau
18,1 (delapan belas koma satu) persen. Hal ini menunjukkan jika motivasi
berprestasi dipengaruhi sebesar 18,1 (delapan belas koma satu) persen oleh
variabel hasil kerja (X1), pengetahuan pekerjaan (X2), kecekatan mental (X3),
sikap (X4), inisiatif (X5), dan disiplin waktu (X6). Motivasi berprestasi
dipengaruhi sebesar 81,9 (delapan puluh satu koma sembilan) persen oleh variabel
lain diluar enam variabel yang ada pada penilaian EPBM. Adapun variabel lain
yang diduga mempunyai pengaruh terhadap motivasi berprestasi adalh
kompensasi, perencanaan karir, dan lingkungan kerja.
Secara parsial, uji t terhadap variabel sikap (X4), didapatkan t hitung
sebesar 1,922 dengan signifikasi t sebesar 0,069. Hal ini menunjukkan jika
variabel sikap (X4) berpengaruh terhadap motivasi berprestasi karena t hitung > t
tabel (1,922 > 1,705) atau signifikansi t < alpha (0,069 < 0,10). Sikap
mempengaruhi motivasi berprestasi tenaga pendidik karena tenaga pendidik ingin
menjadi contoh dan teladan bagi mahasiswa. Oleh karena itu, tenaga pendidik
selalu ingin menampilkan sikap yang baik kepada mahasiswa dalam proses belajar
mengajar atau dalam hubungan personal. Tenaga pendidik harus memiliki sikap
yang baik dalam melakukan komunikasi dua arah terhadap mahasiswa dengan
menberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
bertanya, memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk berpendapat, berpenampilan yang baik,
serta menghormati mahasiswa berdasarkan hak dan kewajibanya.
Tenaga pendidik termotivasi untuk berprestasi dalam profesinya sebagai
tenaga pendidik dengan memperkaya pengetahuan dan meningkatkan
kemampuannya dalam mengajar sehingga dapat memberikan pengajaran yang

14
terbaik bagi mahasiswa. Tenaga pendidik ingin unggul dan berprestasi agar
mampu menjawab pertanyaan mahasiswa dengan sangat baik, memberikan saran
membangun bagi mahasiswa, dan memotivasi mahasiswa untuk ikut berprestasi.
Sikap baik yang terbentuk akan menciptakan rasa saling menghormati antara
mahasiswa dan tenaga pendidik. Hal ini akan mempermudah tenaga pendidik
dalam menyampaikan materi bahan ajar dan mahasiswa pun akan lebih mudah
dalam menangkap apa yang tenaga pendidik ajarkan. Mahasiswa pun akan lebih
menaruh minat terhadap mata kuliah yang tenaga pendidik ajarkan. Interaksi dari
mahasiswa merupakan bentuk apresiasi yang tenaga pendidik terima. Hasil uji
regresi linear berganda dapat dilihat secara rinci pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Model
B

t

Sig t

Constant

0,811

1.376

0.184

Hasil Kerja (X1)

0,065

0.379

0.709

Pengetahuan Pekerjaan (X2)

- 0,096

-0.479

0.637

Kecekatan Mental (X3)

0,226

1.347

0.193

Sikap (X4)

0,369

1.922

0.069

Inisiatif (X5)

0,057

0.365

0.719

Disiplin Waktu (X6)

0,10

0.050

0.961

Keterangan : Huruf dan Angka yang bercetak tebal merupakan variabel yang
secara parsial

berpengaruh

Adapun model persamaan linier berganda yang diperoleh adalah sebagai
berikut :
= 0,811 + 0,369X4
Intepretasi persamaan diatas adalah terdapat hubungan positif, jika variabel
sikap (X4) meningkat satu satuan maka akan meningkatkan motivasi berprestasi
tenaga pendidik sebesar 0,369, dan sebaliknya. Jika variabel sikap (X4) sama
dengan nol, maka masih terdapat pengaruh EPBM terhadap motivasi berprestasi
sebesar 0,811 dimana nilai konstanta lebih besar dibandingkan nilai variabel sikap
(X4). Hal ini menunjukkan jika terdapat variabel lain yang mempengaruhi
motivasi berprestasi selain keenam variabel penilaian EPBM.
Hal ini juga sejalan dengan hasil analisis deskriptif dimana sikap merupakan
variabel dengan persepsi tertinggi. Variabel lain selain sikap tidak mempengaruhi
motivasi berprestasi tenaga pendidik. Hasil kerja tidak mempengaruhi motivasi
beprestasi tenaga pendidik karena kurangnya apresiasi yang diterima tenaga
pendidik atas hasil kerja. Pengetahuan pekerjaan tidak mempengaruhi motivasi
berprestasi tenaga pendidik karena pengetahuan pekerjaan tidak menjadi hal
krusial dalam proses belajar mengajar. Hal ini terjadi karena mahasiswa sudah
lebih aktif untuk mencari informasi terkini dengan mengakses internet. Kecekatan
mental tidak mempengaruhi motivasi berprestasi tenaga pendidik karena
kecekatan mental tidak menentukkan kualitas dari proses belajar mengajar.
Inisiatif tidak mempengaruhi motivasi berprestasi tenaga pendidik karena tenaga

15
pendidik cenderung mempercayakan penyedian sarana dan prasarana mata kuliah
kepada Departemen Manajemen. Disiplin waktu tidak mempengaruhi motivasi
berpestasi tenaga pendidik karena mahasiswa sudah memahami kesepakatan
waktu dalam proses belajar mengajar.

Implikasi Manajerial
Pembelajaran merupakan satu dari tiga tri darma perguruan tinggi. EPBM
merupakan input dalam penelitian ini, dimana input adalah data yang dimasukkan
dalam proses sehingga menghasilkan output. Proses yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah penilaian EPBM yang dinilai oleh mahasiswa mengenai
proses belajar mengajar dan kemudian diolah oleh KMM IPB sehingga
menghasilkan indeks prestasi tenaga pendidik. Hasil penilaian EPBM akan
diberikan kepada tenaga pendidik. Berdasarkan hasil analisis tabulasi ditemukan
jika 70,37 (tujuh puluh koma tiga tujuh) persen tenaga pendidik Departemen
Manajemen, FEM, IPB membaca secara rinci hasil penilaian EPBM.
Output penelitian ini adalah hasil penilaian EPBM yang dijadikan referensi
untuk meningkatkan motivasi berprestasi tenaga pendidik dan learning outcome.
Sikap merupakan variabel penilaian EPBM yang paling disetujui dan secara
parsial berpengaruh terhadap motivasi berprestasi tenaga pendidik. Setelah
melakukan survei, kriteria tenaga pendidik yang mahasiswa sukai adalah
memberikan contoh aplikatif saat mengajar, menekankan aspek-aspek penting,
apresiatif, berwawasan luas, dan mampu berkomunikasi dengan baik.
Keuntungan yang didapatkan dari penelitian ini adalah pencapaian learning
outcome dan harmonisasi proses belajar mengajar dua arah antara dosen dan
mahasiswa. Citra yang baik akan menimbulkan dampak baik bagi Departemen
Manajemen. Mahasiswa yang merasa puas atas pelaksanaan proses belajar
mengajar dan kebanggaan atas tenaga pendidik yang berprestasi akan mendorong
mahasiswa untuk menginformasikan kebanggan atas Departemen Manajemen
kepada adik tingkat yang berada pada tingkat persiapan bersama (TPB).
Word of Mouth yang dilakukan oleh mahasiswa kepada adik kelas yang
masih duduk di bangku SMA akan menciptakan citra baik Departemen
Manajemen. Hal ini akan membuat calon mahasiswa tertarik dan menjadikan
informasi mengenai Departemen Manajemen sebagai referensi dalam memilih
program studi saat ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Dampak dari
keuntungan yang didapatkan adalah peningkatan rasio minat masuk Departemen
Manajemen, peningkatan brand image Departemen Manajemen, dan peningkatan
atmosfir pembelajaran bagi mahasiswa. Implikasi manajerial akan digambarkan
melalui diagram alir pada Gambar 5.
Berdasarkan hasil wawancara, beberapa alasan tidak efektifnya penilaian
EPBM adalah pelaksanaan penilaian EPBM saat ujian, pelaksanaan penilaian
EPBM secara manual dengan menggunakan kertas, tidak adanya tindak lanjut atas
hasil penilaian EPBM, dan kurangnya apresiasi yang diterima tenaga pendidik
atas hasil kerja yang telah dicapai. Solusi implementatif untuk menjawab tidak
efektifnya penialian EPBM dirumuskan melalui Matriks Eisenhower pada
Gambar 6.

16

Tri Darma Perguruan Tinggi

Pengajaran

Penelitian

Pengabdian Masyarakat

Input
EPBM

Penilaian Oleh Mahasiswa Secara Periodik

Proses

Pengolahan Hasil Penilaian Oleh KMM IPB

Output

Hasil Evaluasi Proses Belajar Setiap Tenaga Pendidik

Learning Outcome dan Peningkatan Motivasi Berprestasi Tenaga Pendidik

Pengetahuan
Pekrejaan

Hasil Kerja

Kecekatan
Mental

Sikap

Inisiatif

Disiplin Waktu

Survei

Kriteria dari Mahasiswa

Outcome
Memberikan
Contoh
Aplikatif

Benefit

Impact

1.
2.

Menekankan
Aspek Penting

Apresiatif

Berwawasan
Luas

Pencapaian learning outcome
Harmonisasi proses belajarmengajar dua arah antara dosen dan
mahasiswa

1.
2.
3.

Peningkatan rasio minat masuk Departemen Manajemen
Peningkatan brand image Departemen Manajemen
Peningkatan atmosfir pembelajaran bagi mahasiswa

Gambar 5. Diagram Alir Implikasi Manajerial

Mampu
Berkomunikasi
dengan baik

17
Adapun solusi implementatif dalam meningkatkan kualitas proses belajar
mengajar dan memenuhi jaminan mutu akademik dirumuskan melalui matriks
Eisenhower dapat dilihat pada Gambar 6.
Important

Gambar 6. Matriks Eisenhower (Korgerus dan Tschappeler, 2008)

Urgent

Matriks Eisenhower mengklasifikasikan langkah implementatif kedalam
empat kategori sebagai berikut :

18
1. Urgent and Important (Do it Immediately)
Hasil analisis deskriptif menunjukkan jika tenaga pendidik memiliki persepsi
diri mereka kurang dilibatkan dalam pengordinasian pekerjaan dengan nilai
persepsi sebesar 2,07 dimana rentang ini ada pada rentang tidak baik. Oleh
karena itu, Departemen Manajemen sebaiknya melibatkan seluruh tenaga
pendidik dalam pengorganisasian tugas sehingga tenaga pendidik semakin
termotivasi untuk bekerja lebih baik karena merasa dibutuhkan. Berdasarkan
hasil analisis deskriptif, inisiatif merupakan variabel penilaian EPBM dengan
nilai terendah yaitu 2,94. Aspek yang terpenting adalah pembaharuan bahan
materi ajar. Oleh karena itu, Departemen Manajemen bekerja sama dengan
tenaga pendidik memperbaharui materi bahan ajar secara periodik dan
berkelanjutan. Tenaga pendidik sangat setuju dengan nilai persepsi yang sangat
tinggi yaitu 3,85 akan komunikasi dua arah dalam proses belajar mengajar.
Namun masih terdapat tenaga pendidik yang tidak melakukan komunikasi dua
arah dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, tenaga pendidik kiranya
selalu memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya dan
menyampaikan pendapat sehingga proses belajar mengajar dapat lebih efektif.
Departemen Manajemen sebaiknya membuat tindak lanjut atas hasil penilaian
EPBM yang diterima oleh tenaga pendidik seperti reward, coaching, conseling,
dan mentoring.
2. Urgent but Not Important (Delegate to Somebody Else)
Hal yang harus segera Departemen Manajemen lakukan adalah mengajukan
tenaga pendidik tidak tetap yang memiliki kontribusi kerja yang baik dimana
salah satunya memiliki hasil penilaian EPBM diatas standar untuk menjadi
tenaga pendidik berstatus kepegawaian PNS dengan menyewa jasa konsultan.
Hal ini perlu segera dilakukan karena usia tenaga pendidik tidak tetap sudah
mendekati batas usia maksimal untuk menjadi PNS.
3. Important but Not Urgent ( Decide When Will Do It)
Hasil analisis deskriptif menunjukkan jika persepsi tenaga pendidik akan
apresiasi pimpinan terhadap kinerja tenaga pendidik masih rendah, yaitu
dengan nilai 2,37. Oleh karena itu, pimpinan Departemen Manajemen untuk
memperhatikan hasil kerja tenaga pendidik dan memberikan apresiasi yang
sesuai dengan hasil kerja dalam kompensasi non finansial. Kepala Departemen
Manajemen sebaiknya mengarahkan tenaga pendidik yang memiliki hasil
EPBM yang baik untk melakukan resources sharing kepada tenaga pendidik
lainnya mengenai cara mengajar yang baik.
4. Not Important and Not Urgent (Do It Later)
Penyelenggaraan penilaian EPBM pada saat perkuliahan pada pertemuan
terakhir periode UTS dan UAS akan membuat mahasiswa tidak fokus dalam
menilai sehingga hasil penilaian menjadi bias. Oleh karena itu, Departemen
Manajemen sebaiknya membagikan lembar penilaian EPBM setelah
mahasiswa selesai melaksanakan ujian. Penilaian EPBM dengan menggunakan
lembar penilaian dari kertas tidak efisien dan tidak ramah lingkungan. Oleh
karena itu, penilaian EPBM sebaiknya dilaksanakan secara online.

19
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis deskriptif, sikap merupakan merupakan variabel
penilaian EPBM yang paling disetujui oleh tenaga pendidik. Berdasarkan hasil
analisis deskriptif, kebutuhan akan prestasi merupakan faktor motivasi berprestasi
yang paling disetujui oleh tenaga pendidik. Hasil penilaian EPBM tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi berprestasi tenaga
pendidik. Secara parsial, sikap berpengaruh terhadap motivasi berprestasi tenaga
pendidik.

Saran
Departemen Manajemen sebaiknya melibatkan tenaga pendidik dalam
pengorganisasian tugas. Pimpinan Departemen Manajemen lebih memperhatikan
hasil kerja tenaga pendidik dan memberikan apresiasi yang sesuai dengan hasil
kerja tenaga pendidik. Departemen Manajemen sebaiknya membuat tindak lanjut
atas hasil penilaian EPBM yang diterima oleh tenaga pendidik seperti reward,
coaching, conseling, dan mentoring. Departemen Manajemen mengajukan tenaga
pendidik tidak tetap untuk menjadi tenaga pendidik berstatus kepegawaian PNS
dengan menyewa jasa konsultan. Departemen Manajemen sebaiknya segera
merencanakan dan mempersiapkan tenaga pendidik untuk regenerasi jabatan
fungsional. Departemen Manajemen juga siap sedia untuk mempersiapkan sarana
dan prasana perkuliahan yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar.
Departemen Manajemen bekerja sama dengan tenaga pendidik memperbaharui
materi bahan ajar secara periodik dan berkelanjutan. Departemen Manajemen
sebaiknya membagikan lembar penilaian EPBM setelah ujian dan perkuliahan
berakhir.

DAFTAR PUSTAKA
Dessler, Gary. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia Jilid 1. Jakarta : Indeks
Handoko, M. 1992. Motivasi;Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta:
Kanisius
Hasibuan, H.M. 2003. Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara
[KMM] Kantor Manajemen Mutu. 2009. Sistem Penjaminan Mutu Institut
Pertanian Bogor. Bogor : IPB
McClelland, D. E., Atkinson, J. W., Clark, R.A., Lowell, E.L. (1953). The
Achievement Motive. New York: Appleton-Century-Crofts
Robbins, Stephen. 2007. Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba Empat
Sallis, Edward. 2010. Total Quality Management in Education X. Jogjakarta:
IRCiSoD
Sadirman. 1990. Motivasi Belajar Mengajar. Bandung: PT. Rosdakarya
Sugiyono. 2002. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

20
Sutrisno, Edy. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Surabaya : Kencana
Prenada Media Group
Tschappeler dan Krogerus. 2008. The Decision Book . Switzerland: Lego - Lavis
Widjoyo. 2010. Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Pekerja pada
Divisi Petroleum Engineering PT Medco E&P Indonesia [skripsi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor
Yudanto H. 2010. Hubungan Penilaian Kinerja dengan Motivasi Kerja
Widyaiswara pada Pusat Kehutanan Kementrian Kehutanan Bogor [skripsi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

21
Lampiran 1. Struktur Organisasi Departemen Manajemen, FEM, IPB
N