Perbaikan Sistem Kerja Operator Pencetakan Paving Block Pada UKM Gunung Jati

(1)

PERBAIKAN SISTEM KERJA OPERATOR PENCETAKAN PAVING

BLOCK PADA UKM GUNUNG JATI

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

MANDALA PUTRA NASUTION 0 9 0 4 0 3 0 3 3

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N


(2)

PERBAIKAN SISTEM KERJA OPERATOR PENCETAKAN PAVING

BLOCK PADA UKM GUNUNG JATI

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

MANDALA PUTRA NASUTION

0 9 0 4 0 3 0 3 3 Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

(Prof. Dr. Ir. A Rahim Matondang MSIE) (Ir. Anizar, M. Kes)

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini.

Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi reguler strata satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Adapun judul untuk tugas sarjana ini adalah “Perbaikan Sistem Kerja Operator Pencetakan Paving Block Pada UKM GUNUNG JATI”.

Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, maka penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas sarjana ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan tugas sarjana ini. Semoga tugas sarjana ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan pembaca lainnya.

Medan, November 2014


(5)

UCAPAN TERIMAKASIH

Syukur dan terimakasih penulis ucapkan yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk merasakan dan mengikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri USU serta telah membimbing penulis selama masa kuliah dan penulisan laporan tugas sarjana ini.

Dalam penulisan tugas sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini.

2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana.

3. Prof. Dr. Ir. A Rahim Matondang MSIE selaku Dosen Pembimbing I atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

4. Ibu Ir. Anizar, M. Kes selaku Dosen Pembimbing II atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.


(6)

5. Ayahanda Ir. Nasruddin Nasution dan Ibunda Nani Zahara yang tiada hentinya mendukung penulis baik secara moril maupun materil sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari tidak dapat membalas segala kebaikan dan kasih sayang dari keduanya, oleh karena itu izinkanlah penulis memberikan karya ini sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta.

6. Seluruh keluarga tercinta kedua abang saya Andi Subhan Nasution dan Fahriza Ahmad Nur Nasution dan ketiga adek saya Tri Ramadhan Nasution, Panca Akbar Nasution, dan Seruni Meidi Tiara Zahra yang selalu membantu dan mendukung penulis untuk secepatnya menyelesaikan laporan ini.

7. Bapak Nazarudiin selaku pemilik UKM GUNUNG JATI yang telah mengizinkan serta membantu penulis melakukan penelitian dan membantu penulis dalam pengumpulan data.

8. Bang Husein, selaku operator di UKM GUNUNG JATI yang telah membantu dan membimbing penulis dalam penelitian dan pengumpulan data di lantai produksi

9. Staf pegawai Teknik Industri, Bang Ridho, Bang Mijo, Kak Dina, Bang Nurmansyah, Kak Rahma dan Ibu Ani, terimakasih atas bantuannya dalam masalah administrasi untuk melaksanakan tugas sarjana ini.

10. Sahabatku Tercinta Fahrul Rozi Siregar, Muhammad Wildan Arief ST, Musthofa Wirawan Hasibuan ST, Naqasya Asyory ST, Sepry Benny ST, M. Fachri ST, Al Hafis Sinaga ST, Dayan Rahmanto dan Andria Risky,


(7)

terimakasih atas dukungan dan kerjasama yang baik dan masukan atas bantuan dan masukan serta motivasi yang diberikan kepada penulis.

11. Rekan-rekan Teknik Industri stambuk 2009 dan seluruh teman teman abaang kakak dan adek yang ada di Teknik Industri yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, atas dukungan dan kerjasama yang baik atas bantuan dan masukan serta motivasi yang diberikan kepada penulis.

12. Dan seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak mungkin disebutkan satu per satu, hanya Allah SWT yang dapat membalas kalian semua, Amin.


(8)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

ABSTRAK ... xviii

I PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Rumusan Masalah ... I-4 1.3. Tujuan Penelitian ... I-4 1.4. Batasan dan Asumsi Masalah ... I-5


(9)

1.5. Manfaat Penelitian ... I-6 1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-6

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1 2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2

2.3. Lokasi Perusahaan ... II-2

2.4. Daerah Pemasaran ... II-2

2.5. Proses Produksi ... II-3

2.5.1. Standart Mutu Bahan dan Produk ... II-3

2.5.2. Bahan Baku yang digunakan ... II-4

2.5.2.1. Bahan Baku ... II-4

2.5.2.2. Bahan Penolong ... II-4

2.5.2.3. Bahan Tambahan ... II-5 2.5.3. Uraian Proses Produksi ... II-5

2.6. Stuktur Organisasi Perusahaan ... II-6

III LANDASAN TEORI ... III-1

3.1. Biomekanika ... III-1


(10)

3.1.2. Keterkaitan Biomekanika dengan Ergonomi ... III-3

3.1.3. Ruang Lingkup Biomekanika ... III-4

3.2. Manual Material Handling dan Masalah-masalah yang

Dihadapi ... III-5

3.3. Macam-macam Persamaan Pembebanan ... III-6

3.3.1. MPL (Maximum Permissible Limit) ... III-6

3.3.2. RWL (Recommended Weight Limit) ... III-10

3.4. Uji Keseragaman dan Kecukupan Data ... III-13 3.5. Postur Kerja ... III-15 3.6. REBA (Rapid Entire Body Assesment) ... III-17 3.7. Antropometri ... III-22

3.7.1. Definisi Antropometri ... III-22

3.7.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengukuran

Antropometri ... III-22 3.8. Keluhan Musculoskletal ... III-25

3.9. Studi Gerakan ... III-28

3.9.1. Therblig ... III-29

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1


(11)

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.3. Objek Penelitian ... IV-1 4.4. Kerangka Konseptual ... IV-1 4.5. Tahapan Penelitian ... IV-2 4.6. Variabel Penelitian ... IV-4 4.7. Metode dan Instrumen Penelitian ... IV-4 4.8. Pengumpulan Data ... IV-5 4.9. Metode Pengolahan Data ... IV-6 4.10. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-7 4.9. Kesimpulan dan Saran ... IV-7

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1

5.1. Pengumpulan Data ... V-1

5.1.1. Standard Nordic Questionare (SNQ) ... V-1

5.1.2. Elemen Kegiatan pada Kondisi Aktual ... V-2

5.1.3. Postur Kerja ... V-4

5.1.4. Biomekanika Operator ... V-6

5.1.5. Fasilitas Kerja Aktual ... V-9

5.2. Pengolahan Data ... V-14

5.2.1. Keluhan Pekerja Berdasarkan Kuisioner SNQ pada


(12)

5.2.2. Penilaian Postur Kerja dengan Metode REBA ... V-11

5.2.3. Penilaian Biomekanika Operator ... V-15

5.2.3.1. Penentuan Nilai Recommended Weight Limit ...

5.2.3.2. Penentuan Nilai Maximum Permissible Limit

(MPL) ... V-21

5.2.4. Perhitungan Data Antropometri ... V-40 5.2.4.1. Penentuan Data Dimensi Operator ... V-40 5.2.5. Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, Nilai

Maksimum, dan Minimum ... V-44 5.2.5.1. Perhitungan rata-rata ... V-44 5.2.5.2. Perhitungan Standar Deviasi ... V-44 5.2.5.3. Perhitungan Nilai Minimum dan

Maksimum ... V-45 5.2.5.4. Uji Keseragaman Data Antropometri ... V-46 5.2.5.5. Uji Kecukupann Data ... V-58 5.2.5.6. Uji Kenormalan Data dengan Kolmogorov-

Smirnov ... V-59 5.2.6. Perhitungan Persentil ... V-60 5.2.7. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan ... V-62 5.2.8. Perancangan Fasilitas Kerja ... V-67


(13)

6.1. Analisis Tingkat Keluhan ... VI-1 6.2. Analisis Postur Kerja Aktual ... VI-1 6.3. Analisis Biomekanika ... VI-1 6.3.1. Analisis RWL ... VI-1 6.3.2. Analisis MPL ... VI-3 6.4. Analisis Perancangan Fasilitas Kerja Aktual dan Usulan ... VI-2 6.5. Analisis Peta Tangan Kanan Tangan Kiri ... VI-3

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1

7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-2 DAFTAR PUSTAKA


(14)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

3.1. Lokasi Pusat Massa Setiap Segmen Tubuh ... III-7

3.2. Faktor Pengali Frekuensi (FM) ... III-12

3.3. Faktor Pengali Kopling (CM) ... III-12

3.4. Skor Batang Tulang REBA ... III-21

3.5. Skor Leher REBA ... III-22

3.6. Skor Kaki REBA ... III-22

3.7. Skor Beban REBA ... III-22

3.8. Skor Lengan Atas REBA ... III-23 3.9. Skor Lengan Bawah REBA ... III-23 3.10. Skor Pergelangan Tangan REBA ... III-23 3.11. Coupling ... III-23 3.12. Skor Grup A ... III-24 3.13. Skor Grup B ... III-24 3.14. Skor Akhir ... III-25 3.15. Skor Aktivitas ... III-25 3.16. Nilai Level Tindakan REBA ... III-26 3.17. Lambang Lambang Therbligh ... III-29


(15)

5.1. Rekapitulasi Data SNQ Operator Pencetakan Paving Block ... V-1 5.2. Elemen Kegiatan Operator ... V-2 5.3. Data RWL pada Aktivitas Mengankat Paving Block ... V-8 5.4. Data MPL pada Aktivitas Mengankat Paving Block ... V-8 5.5. Rekapitulasi Presentase Keluhan Operator dengan SNQ... V-10 5.6. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Postur Kerja ... V-12 5.7. Hasil Rekapitulasi Perhitungan Nilai RWL dan LI untuk Situasi

Origin pada Aktivitas Mengankat Paving Block Ketempat

Perendaman ... V-21

5.8. Hasil Rekapitulasi Perhitungan Nilai RWL dan LI untuk Situasi Destination pada Aktivitas Mengankat Paving Block Ketempat

Perendaman ... V-21 5.9. Hasil Rekapitulasi Perhitungan Nilai MPL untuk Situasi Origin dan

Destination pada Aktivitas Mengankat Paving Block Ketempat

Perendaman ... V-39 5.10. Data Dimensi Tubuh Operator UKM Gunung Jati ... V-41 5.11. Dimensi Tubuh Pekerja ... V-42 5.12. Hasil Pengukuran dengan X, σ, Xmin dan Xmaks ... V-45

5.13. Data Out of Control ... V-50 5.14. Uji Keseragaman Data ... V-51 5.15. Data Out of Control Setelah Revisi I ... V-54


(16)

5.16. Uji Keseragaman Data Revisi I ... V-54 5.17. Data Out of Control Setelah Revisi II ... V-55 5.18. Uji Keseragaman Data Revisi II ... V-55 5.19. Uji Keseragaman Data Revisi III ... V-56 5.20. Dimensi Tubuh Pekerja ... V-57 5.21. Uji Kecukupan Data ... V-59 5.22. Uji Kenormalan Data dengan Kolmogorov-Smirnov ... V-60 5.23. Perhitungan Persentil 5, 50 dan 95 untuk Seluruh Dimensi


(17)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Paving Block Merah ... II-2 2.2. Struktur Organisasi UKM Gunung Jati ... II-6 3.1. Presentase Persegmen Tubuh ... III-6 3.2. Model Sederhana dari Punggung Bawah (Low Back) ... III-9 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2 4.1. Block Diagram Metodologi Penelitian ... IV-3 5.1. Pengadukan Bahan Baku ... V-4 5.2. Mengangkat Bahan Baku Kedalam Bak ... V-4 5.3. Mengangkat Bahan Baku kemesin Pencetakan ... V-5 5.4. Mencetak Paving Block ... V-5 5.5. Meletakkan PavingBlock Ketempat Pengeringan ... V-6 5.6. Mengangkat Paving Block Ketempat Perendaman ... V-6 5.7. Bak Penanmpungan Bahan Baku ... V-9 5.8. Sekop Adonan ... V-9 5.9. Histogram Keluhan Pekerja ... V-10 5.10. Pengadukan Bahan Baku ... V-11 5.11. Lembar Penilaian REBA Elemen Kegiatan Pengadukan Bahan


(18)

5.12. Lembar Penilaian REBA Elemen Kegiatan Pengadukan Bahan Baku Bagian Kiri ... V-14 5.13. Aktivitas Memindahkan Paving Block Ke Bak Perendaman ... V-15 5.14. Sudut yang Terbentuk di Telapak Tangan ... V-22 5.15. Free Body Diagram Segmen Tubuh Telapak Tangan Aktivitas

Mengangkat Paving Block Ketempat Perendamanpada Situasi

Origin ... V-23

5.16. Sudut yang Terbentuk di Lengan Bawah ... V-24 5.17. Free Body Diagram Segmen Tubuh Lengan Bwah Aktivitas

Mengangkat Paving Block Ketempat Perendamanpada Situasi

Origin ... V-24

5.18. Sudut yang Terbentuk di Lengan Atas ... V-26 5.19. Free Body Diagram Segmen Tubuh Lengan Atas Aktivitas

Mengangkat Paving Block Ketempat Perendamanpada Situasi

Origin ... V-26

5.20. Sudut yang Terbentuk di Punggung ... V-27 5.21. Free Body Diagram Segmen Tubuh Punggung Aktivitas

Mengangkat Paving Block Ketempat Perendamanpada Situasi

Origin ... V-28


(19)

5.23. Free Body Diagram Segmen Tubuh Telapak Tangan Aktivitas

Mengangkat Paving Block Ketempat Perendamanpada Situasi

Destination ... V-31

5.24. Sudut yang Terbentuk di Lengan Bawah ... V-32 5.25. Free Body Diagram Segmen Tubuh Lengan Bwah Aktivitas

Mengangkat Paving Block Ketempat Perendamanpada Situasi

Destination ... V-32

5.26. Sudut yang Terbentuk di Lengan Atas ... V-34 5.27. Free Body Diagram Segmen Tubuh Lengan Atas Aktivitas

Mengangkat Paving Block Ketempat Perendamanpada Situasi

Destination ... V-34

5.28. Sudut yang Terbentuk di Punggung ... V-35 5.29. Free Body Diagram Segmen Tubuh Punggung Aktivitas

Mengangkat Paving Block Ketempat Perendamanpada Situasi

Destination ... V-36

5.30. Peta Kontrol Untuk Siku Berdiri ... V-47 5.31. Peta Kontrol Untuk Tinggi Polipteal ... V-48 5.32. Peta Kontrol Untuk Pangkal Tangan Tangan ... V-48 5.33. Peta Kontrol Untuk Panjang Telapak Tangan ... V-49 5.34. Peta Kontrol Untuk Jangkauan Tangan ... V-49


(20)

5.35. Peta Kontrol Untuk Lebar Telapak Tangan ... V-50 5.36. Peta Kontrol Untuk Siku Berdiri Revisi I ... V-52 5.37. Peta Kontrol Untuk Tinggi Polipteal Revisi I ... V-52 5.38. Peta Kontrol Untuk Pangkal Tangan Tangan Revisi I ... V-53 5.39. Peta Kontrol Untuk Lebar Telapak Tangan Revisi I ... V-53 5.40. Peta Tangan Kanan Tangan Kiri Operator Pencetakan

Paving Block Sekarang ... V-62 5.41. Peta Tangan Kanan Tangan Kiri Operator Pencetakan

Paving Block Usulan ... V-66 6.1. Kondisi Kerja di Stasiun Pemotongan ... VI-4 6.2. Elemen Gerakan Usulan ... VI-6


(21)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di UKM Gunung Jati yang terletak di Jalan halat No 156, Medan. UKM Gunung Jati merupakan usaha yang bergerak di bidang produksi paving block dengan bahan baku pasir, semen, tepung merah dan air. Penelitian ini tepatnya dilakukan pada stasiun pencetakan paving block, yang merupakan salah satu kegiatan manual dalam pembuatan paving block. Pada proses pencetakan paving block Pekerja sering mengalami keluhan sakit pada beberapa bagian tubuh. Hal ini disebabkan karena fasilitas kerja tidak ergonomis.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan rancangan fasilitas kerja yang ergonomis sesuai dengan antropometri pekerja. Pada stasiun pencetakan paving block pekerja bekerja dengan postur kerja berdiri, badan sedikit membungkuk dan posisi badan miring pada saat pengambilan adonan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, menyebarkan kuesioner dan mengambil data secara langsung terhadap objek penelitian. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh, dilakukan uji keseragaman data, kecukupan data, kenormalan data serta melakukan perhitungan persentil yang dianggap mampu mewakili data yang diukur. Berdasarkan hasil standard nordic questionnaire (SNQ) mengindikasikan bahwa pekerja berada pada kategori sangat sakit di bahu kanan, lengan atas kiri, punggung, lengan atas kanan, pinggang, bokong, lengan bawah kiri, lengan bawah kanan, tangan kiri dan tangan kanan. Indikasi ini menunjukkan bahwa postur kerja dan kondisi kerja pada stasiun pencetakan paving block tidak ergonomis. Penilaian level tindakan postur kerja menggunakan metode rapid entire body assesment (REBA) menunjukan level risiko yang tinggi yaitu bernilai 8-9 artinya pekerja memerlukan perbaikan segera dalam waktu dekat. Usulan rancangan fasilitas kerja berdasarkan prinsip antropometri yaitu meja adonan paving block dengan ukuran 113,5 cm x 75,48 cm x 56,60 cm dan kedalamannya 25,7 cm, meja penampungan tepung merah dengan ukuran tinggi 113,5 cm, panjang 75,48 cm, lebar 56,60 cm kedalaman 25,7 cm, sekop adonan dengan ukuran tinggi 16,5 cm, diameter 13,5 dan pegangannya panjangnya 9,87 cm dan tebal 3,6 cm.


(22)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di UKM Gunung Jati yang terletak di Jalan halat No 156, Medan. UKM Gunung Jati merupakan usaha yang bergerak di bidang produksi paving block dengan bahan baku pasir, semen, tepung merah dan air. Penelitian ini tepatnya dilakukan pada stasiun pencetakan paving block, yang merupakan salah satu kegiatan manual dalam pembuatan paving block. Pada proses pencetakan paving block Pekerja sering mengalami keluhan sakit pada beberapa bagian tubuh. Hal ini disebabkan karena fasilitas kerja tidak ergonomis.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan rancangan fasilitas kerja yang ergonomis sesuai dengan antropometri pekerja. Pada stasiun pencetakan paving block pekerja bekerja dengan postur kerja berdiri, badan sedikit membungkuk dan posisi badan miring pada saat pengambilan adonan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, menyebarkan kuesioner dan mengambil data secara langsung terhadap objek penelitian. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh, dilakukan uji keseragaman data, kecukupan data, kenormalan data serta melakukan perhitungan persentil yang dianggap mampu mewakili data yang diukur. Berdasarkan hasil standard nordic questionnaire (SNQ) mengindikasikan bahwa pekerja berada pada kategori sangat sakit di bahu kanan, lengan atas kiri, punggung, lengan atas kanan, pinggang, bokong, lengan bawah kiri, lengan bawah kanan, tangan kiri dan tangan kanan. Indikasi ini menunjukkan bahwa postur kerja dan kondisi kerja pada stasiun pencetakan paving block tidak ergonomis. Penilaian level tindakan postur kerja menggunakan metode rapid entire body assesment (REBA) menunjukan level risiko yang tinggi yaitu bernilai 8-9 artinya pekerja memerlukan perbaikan segera dalam waktu dekat. Usulan rancangan fasilitas kerja berdasarkan prinsip antropometri yaitu meja adonan paving block dengan ukuran 113,5 cm x 75,48 cm x 56,60 cm dan kedalamannya 25,7 cm, meja penampungan tepung merah dengan ukuran tinggi 113,5 cm, panjang 75,48 cm, lebar 56,60 cm kedalaman 25,7 cm, sekop adonan dengan ukuran tinggi 16,5 cm, diameter 13,5 dan pegangannya panjangnya 9,87 cm dan tebal 3,6 cm.


(23)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia merupakan salah satu bagian dari elemen sistem kerja yang dominan dalam menjalankan proses produksi, terutama aktivitas yang bersifat manual, Aktivitas manual dalam proses produksi membuat manusia bekerja lebih cepat mengalami kelelahan karena kurangnya bantuan mesin dan peralatan. Aktivitas yang dilakukan oleh operator pencetakan paving block di UKM ini dilkakukan dengan frekuensi yang sangat tinggi dan secara berulang ulang (repetitif), sehingga menimbulkan beban kerja tidak sesuai atau berlebihan. Pekerja yang melakukan kegiatan berulang-ulang dalam satu siklus sangat rentan mengalami gangguan musculoskeletal (Tarwaka, 2004). Keluhan musculoskeletal

adalah keluhan pada bagian–bagian otot rangka yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan dengan keluhan musculoskeletal disorsders (MSDs) atau cidera pada sistem musculoskeletal.

UKM Gunung Jati merupakan salah satu usaha kecil menengah dimana produk yang dihasilkan yaitu paving block. Jenis paving block yang dibuat berbentuk segi enam berwarna merah. Bahan baku paving block berupa pasir, semen dan tepung merah. Proses pembuatan paving block di UKM ini dilakukan


(24)

oleh satu operator, dimana operator tersebut melakukan proses pencampuran bahan baku, pengadukan, pencetakan dan penjemuran paving block sementara yang sudah dicetak dan dibawa ke stasiun perendaman hal ini dilakukan sendiri dengan menggunakan mesin dan alat sederhana.

Beban kerja yang paling berat terdapat pada proses pencetakan paving block. Proses produksi pada UKM Gunung Jati dibagi menjadi enam tahap proses, yaitu proses penakaran bahan baku, pencampuran bahan baku, pencetakan paving block, penjemuran tahap pertama, perendaman, dan penjemuran tahap kedua. Dari semua tahapan proses pembuatan paving block terdapat aktivitas pemindahan material secara manual dan secara repetitif, yaitu proses pengambilan bahan baku

paving block dari dalam bak bahan baku yang sudah dicampurkan, kedalam mesin pencetakan paving block. Dari pengamatan, dapat dilihat bahwasanya beban kerja yang paling berat terdapat pada aktivitas pengambilan bahan baku paving block ke mesin pencetakan. Pekerjaan ini dilakukan oleh satu orang operator yang bekerja secara repetitif (berulang-ulang) selama 7 jam kerja per hari.

Gambaran kegiatan aktual, terlihat bahwa sistem kerja yang ada di usaha tersebut belum memperhatikan prinsip-prinsip ergonomi oleh sebab itu dilakukan pengidentifikasian terhadap resiko gangguan muskuloskeletal dengan menggunakan SNQ (Standard Nordic Quistionaire), penilaian postur operator dengan metode REBA (Entire Body Assesment) yang merupakan metode penilaian postur untuk menilai faktor risiko gangguan tubuh keseluruhan dan untuk menganalisis besar beban yang direkomendasikan yaitu dengan mengukur RWL (Recomended Weight Limit) dan MPL (Maximum Permissible Limit) yang


(25)

seharusnya diangkat oleh operator dan bagaimana pengaruh beban-beban yang diangkat selama ini oleh operator pencetakan paving block terhadap kondisi keamanan dan keselamatan kerja, berdasarkan criteria LI (lifting Indeks). Upaya untuk mengendalikan beban kerja maksimal yang diakibatkan oleh sikap kerja yang bersifat statis dilakukan dengan perbaikan rancangan fasilitas kerja yang sesuai dengan antropometri operator.

Saptono (2009) membahas tentang keluhan MSDs yang dilakukan di PT. Makmur Alam Sentosa I (PT. MAS I). Hasil produksi PT. MAS I adalah veneer yang akan diproduksi menjadi triplex. Penelitian dilakukan untuk menganalisis postur kerja di bagian stasiun mesin rotary, apakah berbahaya yang dapat menimbulkan keluhan MSDs atau tidak berdasarkan analisis REBA. Dari hasil penelitian dengan metode REBA didapatkan hasil: Action level 2 = 50 %,

Action level 3 = 37,5 % dan Action level 4 = 12,5 %. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa postur kerja masih berbahaya.

Hendra (2009) membahas tentang aktivitas pemanenan kelapa sawit yang dilakukan secara manual berisiko untuk menyebabkan gangguan otot rangka atau musculoskeletal disorders (MSDs) di kebun kelapa sawit PT. X di Sumatera Selatan tahun 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko egonomi pekerjaan pemanenan dan hubungannya dengan keluhan MSDs dengan metode REBA (Rapid Entire Body Assessment). Dari hasil Perhitungan tingkat risiko pekerjaan pemanenan (panen dan muat) mempunyai kategori tinggi (skor 8-10), dimana skor REBA untuk pekerjaan memotong pelepah dan TBS: 9, memasukkan TBS ke dalam angkong: 9, mendorong angkong berisi TBS ke TPH:


(26)

8, dan memuat TBS ke atas truk: 10. Dampak MSDs adalah sebagian besar pekerjaan agak terganggu (97,4%) dan sebagian kecil menjadi tidak bisa bekerja (2,6%). Hasil tersebut mengindikasikan bahwa postur kerja masih berbahaya.

Gambaran di atas menunjukan perlunya dilakukan evaluasi cara kerja operator. Diharapkan dari evaluasi tersebut dapat mengatasi permasalahan yang ada sehingga dapat memperbaiki sistem kerja dan dapat mereduksi keluhan

musculoskeletal pada operator di UKM Gunung Jati.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas maka permasalahan yang akan di cari pemecahanya melalui penelitian ini adalah bagaimana pencetakan paving block secara manual (tanpa alat bantu) dengan menggunakan peralatan yang tidak ergonomis yang dilakukan berulang-ulang (repetitif) selama 7 jam/hari dengan beban cukup tinggi yang menyebabkan

muskuloskletal disorders pada operator.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari pemecahan masalah ini adalah:

1. Memperbaiki beban kerja cukup tinggi yang menyebabkan keluhan

muskuloskletaldisorders pada operator.

2. Penilaian keluhan menggunakan SNQ yang dialami operator pencetakan

paving block.


(27)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

UKM Gunung Jati merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan paving block dan Riol. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1994 oleh bapak Nazaruddin Hasyim, SE selaku pemilik perusahaan tersebut. Meskipun didirikan pada tahun 1994, namun perusahaan ini baru mulai beroperasi pada tahun 1995. Pada awalnya UKM Gunung Jati hanya memproduksi Riol. Seiring dengan berkembangnya usaha ini dengan berbagai inovasi-inovasi yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, saat ini pihak perusahaan mengembangkan bisnisnya dengan memproduksi pavingblock.

UKM Gunung Jati memiliki lokasi kantor pemasaran dan pabrik di Jl. Halat No.156 Medan, Sumatera Utara. Sampai saat ini perusahaan memiliki tenaga kerja 12 orang dengan jam kerja sekitar 8 jam/hari.

Daerah pemasaran UKM Gunung Jati adalah ke berbagai daerah di propinsi Sumatera Utara dan saat ini meluas hingga ke luar propinsi Sumatera Utara, yakni Sumatera Barat, Riau dan bahkan hingga ke luar negeri seperti Malaysia. Perusahaan beroperasi di sebuah area dengan luas sekitar kurang lebih 1 Hektar untuk kantor pemasran dan 1,5 hektar untuk pabrik perusahaan dimana yang terdiri dari beberapa bangunan untuk mesin produksi, gudang produk, dan gudang bahan baku.


(28)

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

UKM Gunung Jati menghasilkan dua jenis produk, yaitu:

1. Paving block merah

Adapun produk paving block merah dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Paving Block Merah

2.3. Lokasi Perusahaan

UKM Gunung Jati memiliki kantor pemasaran yang beralamat di Jalan Halat No. 156 Medan, sedangkan pabriknya berlokasi di depan kantor pemasarannya di Jalan Halat No. 156 Medan. Secara keseluruhan, UKM Gunung Jati menempati areal seluas ± 2,5 Hektar.

2.4. Daerah Pemasaran

Produk-produk dari UKM Gunung Jati, telah dipasarkan ke berbagai daerah di propinsi Sumatera Utara hingga ke luar propinsi, seperti Sumatera Barat dan Riau. Di samping itu, produk-produk UKM Gunung Jati juga sudah pernah dipasarkan ke luar negeri seperti Malaysia. Bagi perusahaan, permasalahan harga produk menjadi hal yang sangat sensitif. Dengan demikian pihak perusahaan


(29)

selalu berusaha untuk menetapkan harga yang dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain yang sejenis.

2.5. Proses Produksi

Proses produksi adalah serangkaian kegiatan berupa cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau meningkatkan nilai tambah suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber daya berupa tenaga kerja, mesin, bahan baku dan modal yang ada.

Pada UKM Gunung Jati, jenis proses produksinya adalah proses produksi yang terputus-putus (intermittent process). Hal ini dapat dilihat dari adanya waktu yang pendek (short run) dalam persiapan (set-up) peralatan untuk perubahan yang cepat guna dapat menghadapi variasi produk yang berganti-ganti.

2.5.1. Standar Mutu Bahan dan Produk

Mutu merupakan faktor penting yang diterapkan di perusahaan ini karena banyak perusahaan pesaing yang bergerak dalam bidang yang sama. Perusahaan selalu menempatkan kualitas produk sebagai hal yang terpenting. Perusahaan selalu meyakinkan kualitas pasokan dari para pemasoknya, karena perusahaan mengawasi secara penuh kualitas dan proses produksinya. Standard paving block

harus dipastikan bebas dari keretakan yang berlebihan, kerusakan fisik seperti cacat permukaan, perubahan bentuk yang menjadi kasar dan keras. Namun mutu

paving block yang ditetapkan oleh UKM Gunung Jati tidak ditetapkan secara khusus dan spesifik. Standard mutu yang ditetapkan lebih kepada dimensi,


(30)

kepadatan, dan kehalusan permukaan paving block yang dihasilkan. Sebagai perusahaan yang menghasilkan paving block, UKM Gunung Jati sangat mengutamakan kekuatan paving block yang dihasilkannya. Namun tetap saja tidak terdapat standar tentang berapa kekuatan paving block yang dikehendaki. Untuk menjamin kekuatan produk yang dihasilkannya, UKM Gunung Jati memutuskan untuk menggunakan bahan yang berkualitas seperti semen dengan merek Semen Padang yang terkenal memiliki kualitas yang baik, serta pasir yang dipastikan telah diayak sebelumnya untuk menjamin kekuatan dan kepadatan

paving block. UKM Gunung Jati juga menyesuaikan produk (untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggan) dengan cara meningkatkan nilai produk, menyempurnakan pekerjaan serta mempercepat pengiriman dan melaksanakan hal-hal lain untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.


(31)

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Biomekanika

3.1.1. Pengertian Biomekanika1

1. Biostatik, yaitu studi tentang struktur mahluk hidup yang berhubungan dengan gaya-gaya ketika mereka berinteraksi.

Biomekanika merupakan ilmu yang digunakan dalam pendekatan ergonomi dalam merancang dan menentukan sikap tubuh manusia dalam menjalani aktivitas dengan nyaman. Biomekanika membahas aspek-aspek dari gerakan tubuh manusia dan kombinasi antara keilmuan mekanika, antropometri, dan dasar ilmu kedokteran (biologi dan fisiologi). Biomekanika didefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada sistem biologi. Biomekanika menyangkut tubuh manusia dan hampir semua tubuh mahluk hidup. Biomekanika menggunakan prinsip-prinsip mekanika dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan struktur dan fungsi tubuh makhluk hidup.

Dalam upaya meminimumkan kelelahan dan resiko tulang dan otot dalam kondisi saat bekerja yang bersifat berulang (repetitive) diperlukan penempatan dan pengoperasian posisi yang harus diciptakan seergonomis mungkin, salah satu diantaranya dengan cara analisis dengan menggunakan biomekanika. Dengan menggunakan dan mengaplikasikan biomekanika, maka bisa ditentukan inklinasi (kemiringan) sudut posisi kaki atau tangan yang relatif terhadap horizontal agar gaya maksimum dapat diterapkan. Berdasarkan hal tersebut mampu ditentukan sikap tubuh saat bekerja yang nyaman dan pada level aman.

Biomekanika merupakan subdisiplin dari biofisika dan biomemedis. Biomekanika sendiri dibagi menjadi 3, yaitu:

1

http://mutiamanarisa.wordpress.com/2010/03/25/biomekanika-dalam-perancangan-sistem-kerja/


(32)

2. Biodinamik, yaitu studi tentang dasar-dasar dan pembagian gerakan (berhubungan dengan gaya) yang dilakukan mahluk hidup.

3. Bioenergetik, yaitu studi tentang transformasi energi yang terjadi dalam tubuh mahluk hidup. Bioenergetik terkait dengan proses biotermodinamika.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan fungsi dari biomekanika adalah sebagai berikut :

1. Dengan mengaplikasikan ilmu biomekanika, dapat dinyatakan besarnya gaya otot yang diperlukan oleh seorang operator dalam menyelesaikan pekerjaan dengan menggunakan prinsip-prinsip fisika dan mekanika.

2. Dengan mengaplikasikan ilmu biomekanika, dapat diketahui dan memahami serta dapat menentukan sikap kerja yang berbeda yang menghasilkan kekuatan atau tingkat produktivitas yang terbaik.

3. Dengan mengaplikasikan ilmu biomekanika, dapat dievaluasi pekerjaan operator sehingga dapat menghasilkan cara kerja yang lebih baik yang meminimumkan gaya dan momen yang dibebankan pada operator supaya tidak terjadi kecelakaan kerja.

4. Dengan mengaplikasikan ilmu biomekanika, dapat ditentukan perancangan sistem kerja dengan pertimbangan dari gerakan-gerakan tubuh manusia/pekerja.

3.1.2. Keterkaitan Biomekanika dengan Egonomi2

Ergonomi dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen, dan desain perancangan. Ergonomi juga berkaitan

2


(33)

dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah, dan tempat rekreasi. Ergonomi memberikan peranan penting dalam meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja, mengurangi ketidaknyamanan visual dan postur kerja, desain suatu perkakas kerja untuk mengurangi kelelahan kerja, meminimumkan resiko kesalahan serta supaya didapatkan optimasi dan efisiensi kerja.

Pada prinsipnya disiplin ergonomi akan mempelajari apa akibat-akibat jasmani, kejiwaan, dan sosial dari teknologi dan produk-produknya terhadap manusia melalui pengetahuan-pengetahuan tersebut pada jenjang mikro maupun makro. Karena yang dipelajari adalah dampak dari teknologi dan produk-produknya, maka pengetahuan yang khusus dipelajari akan berkaitan dengan teknologi seperti biomekanika, antropometri teknik, teknologi produksi, lingkungan fisik, dan lain-lain. Biomekanika dapat digunakan dalam merancang sistem kerja dengan pertimbangan gerak tubuh manusia agar operator yang bekerja dapat bekerja dengan nyaman dan aman sehingga terciptanya sistem kerja dengan gerakan tubuh yang ergonomi. Dengan terciptanya suasana yang ergonomis dapat meningkatkan performansi, efisiensi, dan produktivitas kerja operator.

Dari penjelasan tersebut maka biomekanika memiliki hubungan yang erat dengan ergonomi. Keterkaitan biomekanika dengan ergonomi adalah dengan menerapkan biomekanika maka dapat dirancang dan diciptakan sistem kerja serta gerakan tubuh operator dalam bekerja sehingga operator bekerja secara ergonomis, mampu memaksimalkan produktivitas dan keselamatan operator serta meminimumkan terjadinya cedera.


(34)

3.1.3. Ruang Lingkup Biomekanika3

3.3.1. MPL (Maximum Permissible Limit)

Biomekanika memiliki ruang lingkup yang luas dalam ergonomi dan memiliki hubungan yang erat dengan ergonomi khususnya dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan biomekanika memandang tubuh manusia sebagai suatu sistem yang terdiri dari beberapa subsistem yang saling berhubungan satu sama lain yaitu melalui sendi dan jaringan otot. Jadi ruang lingkup biomekanika menyangkut sistem gerak dan sistem otot yang digunakan operator saat bekerja. Biomekanika mempelajari pertanyaan atau permasalahan dengan topik yang luas. Sebagai contoh, ahli zoologi fokus dalam gerakan dari spesies binatang dalam berjalan, berlari, melompat, dan berlari dengan melompat saat mengontrol kecepatannya di sebuah treadmil untuk menentukan mengapa binatang memilih panjang langkah dan kecepatan langkah tertentu. Mereka menyimpulkan bahwa kebanyakan vertebrata termasuk manusia cenderung memilih gaya berjalan yang meminimalisir tenaga dan pemakaian energi. Ini berarti bahwa jika binatang berkaki dua (contohnya ayam kalkun) dan binatang berkaki empat (contohnya anjing) yang memiliki berat badan yang sama menggunakan energi yang sama dalam berlari meskipun ukuran tubuh, bentuk, dan mekanika berlari mereka berbeda.

3.3. Macam-macam Persamaan Pembebanan 4

MPL merupakan batas besarnya gaya tekan pada segmen L5/S1 dari kegiatan pengangkatan dalam satuan newton yang distandarkan oleh NIOSH (National Institute of Occupational Safety and Health) pada tahun 1981. Besar gaya

3

Ibid.,hal. 4-5 4


(35)

tekannya adalah di bawah 6500 N pada L5/S1. Sedangkan batasan gaya angkat normal (Action Limit) sebesar 3500N pada L5/S1 sehingga:

1. Fc < AL dikategorikan aman

2. AL < Fc < MPL dikategorikan perlu hati-hati 3. Fc > MPL dikategorikan berbahaya

Keterangan:

Fc = Gaya kompresi pada segmen vartebrae 5/Sacrum 1 (L5/S1) AL = Batasan gaya angkat normal (Action Limit)

MPL = Batas besarnya gaya tekan pada segmen L5/S1

Gambar 3.1. Persentase Persegmen Tubuh

Di bawah ini merupakan perhitungan tiap segmen yang mempengaruhi tulang belakang dalam melakukan atkvitas pengangkatan, kecuali segmen kaki adalah sebagai berikut:


(36)

1. Telapak Tangan

ΣFy = 0 ΣFx = 0 ΣM = 0

WH = 0,6% x Wbadan

Fyw = W0/2 + WH

Mw = (W0/2 + WH ) x SL1 x cos Ө1

Keterangan:

WH = Berat telapak tangan

Fyw = Gaya yang sejajar sumbu y yang bekerja pada pergelangan tangan

Mw = Momen pada pergelangan tangan

2. Lengan Bawah

ΣFy = 0 ΣFx = 0 ΣM = 0

WLA = 1,7% x Wbadan

Fye = Fyw + WLA

Me = Mw + (WLA x λ2 x SL2x cosθ2) +

(Fyw x SL2x cos θ2)

Keterangan:


(37)

Fye = Fyw + WLA

Me = Mw + (WLA x λ2 x SL2 x

3. Lengan Atas

ΣFy = 0 ΣFx = 0 ΣM = 0 λ3 = 43,6%

WUA = 2,8% x Wbadan

Fys = Fye + WUA

Ms = Me + (WUAx λ3 x SL3x cosθ3) + (Fye

x SL3x cos θ3)

Keterangan:

WUA = Berat lengan atas

Fys = Gaya yang sejajar sumbu y yang bekerja pada bahu

Ms = Momen pada bahu

4. Punggung

ΣFy = 0 ΣFx = 0 ΣM = 0 λ4 = 67%


(38)

Fyt = 2Fys + WT

Mt = 2Ms + (WTx λ4 x SL4x cos θ4) +

(2Fys x SL4x cos θ4)

Keterangan:

WT = Berat punggung

Fyt = Gaya yang sejajar sumbu y yang bekerja pada punggung

Mt = Momen pada punggung

Dengan menggunakan teknik perhitungan keseimbangan gaya pada tiap segmen tubuh manusia, maka didapat moment resultan pada L5/S1. Kemudian untuk mencapai keseimbangan tubuh pada aktivitas pengangkatan, moment pada L5/S1 tersebut diimbangi gaya otot pada spinal erector (FM) yang cukup besar dan juga gaya perut (FA) sebagai pengaruh tekanan perut (PA) atau Abdominal Pressure

yang berfungsi untuk membantu kestabilan badan karena pengaruh momen dan gaya yang ada seperti model pada Gambar 3.2.


(39)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif (deskriptif research) yaitu penelitian yang berusaha untuk memaparkan pemecahan masalah yang ada sekarang secara sistematis dan faktual berdasarkan data-data. Jadi penelitian ini meliputi proses pengumpulan, penyajian dan pengolahan data, serta analisis dan interpretasi data.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengambilan data dilaksanakan di UKM Gunung Jati yang berada di Jalan Halat No. 156 Medan. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2014.

4.3. Objek Penelitian

Objek penelitian yang diamati adalah operator yang bekerja pada stasiun pencetakan paving block.

4.4. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual di dalam penelitian dibuat untuk mempermudah peneliti dalam pengambilan dan pengolahan data. Kemudian merencanakan cara atau prosedur beserta tahapan-tahapan yang jelas dan disusun secara sistematis dalam proses penelitian. Tiap tahapan merupakan bagian yang menentukan


(40)

tahhapan selanjutnya sehingga harus dilalui dengan cermat. Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Level Muskuloskletal Disorders

(Variabel Terikat)

Aktivitas berulang (Repetitif)

Beban kerja fisik

Identifikasi awal dengan Standard Nordic

Questionaere (SNQ) dan

penilaian level risiko kerja dengan REBA

Penilaian limit aman selama bekerja apakah sesuai dengan standard yang

ditetapkan

Pengukuran dimensi antropometri

Perancangan alat bantu ergonomis untuk mengurangi risiko cidera

Muskuloskletal Disorders

r1

r2

Gambar 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian

4.5. Tahapan Penelitian

Penelitian terlebih dahulu dilaksanakan dengan melakukan penelitian pendahuluan terhadap perusahaan bertujuan untuk mengetahui apa masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan. Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan informasi dan data-data mengenai perusahaan dan proses pembuatan produk serta informasi mesin dan peralatan yang digunakan selama proses produksi.


(41)

Mulai

-Penilaian pekerjaan repetitif operator dalam proses pencetakan paving blok terhadap keluhan MSDs.

-Perancangan alat bantu ergonomis dalam proses pemindahan Paving blok dari mesin cetak ke tempat pengeringan

ditinjau dari beban biomekanika dan postur kerja operator.

Sasaran Penelitian

-Penilaian keluhan MSDs yangdialami operator pencetakan paving blok -Penilaian postur kerja dengan menggunakan metode REBA

-Penentuan beban kerja maksimum yang dapat diangkat operator berdasarkan pekerjaan repetitif. -Perancangan alat bantu ergonomis pemindahan secara manual batu bata berdasarkan

dimensi dan prinsip data antropometri.

Penetapan Tujuan

Perancangan alat bantu operator pada aktivitas pencetakan paving blok dengan mempertimbangkan kapasitas dan keterbatasan yang dimiliki manusia untuk mengurangi risiko muskuloskletal disorders (MSDs) berdasarkan pekerjaan repetitif.

Pengumpulan Data Primer -Data keluhan operator pemindahan batu bata merah berdasarkan kuesioner SNQ.

-Data biomekanika operator. -Data postur kerja aktual operator. -Data antropometri operator.

Pengumpulan Data Sekunder -Urutan proses produksi.

-Jumlah produk yang dihasilkan di lantai produksi. -Jam kerja operator.

-Data antropometri tambahan dari laboratorium Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja

Pengolahan Data -Mengidentifikasi keluhan operator berdasarkan SNQ.

-Penentuan level tindakan berdasarkan penilaian postur kerja dengan metode REBA.

-Penentuan level tindakan berdasarkan penilaian gaya otot segmen tubuh dengan perhitungan biomekanika.

-Penentuan dimensi yang dibutuhkan untuk rancangan alat bantu operator berdasarkan penilaian SNQ, postur kerja, dan biomekanika.

-Perancangan alat bantu operator berdasarkan nilai yang diperoleh berdasarkan dari prinsip perancangan persentil.

Analisis Pemecahan Masalah -Analisis tempat kerja aktual.

-Analisis perancangan alat bantu baru.

-Perbandingan metode kerja aktual dan sekarang.

Kesimpulan dan Saran


(42)

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

5.1.1. Data Standard Nordic Questionnaire (SNQ)

Standard Nordic Questionnaire (SNQ) dibuat untuk mengetahui keluhan yang dialami oleh pekerjaselama melaksanakan prosespencetakan pavingblock. Pengumpulan data SNQ diberikan kepada pekerja stasiun pencetakan. Hasil rekapitulasi data SNQ dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Rekapitulasi Data SNQ PekerjaStasiun Pencetakan Paving Block

No Dimensi Tingkat Keluhan

No Dimensi

Tingkat Keluhan

0 3 14 3

1 3 15 3

2 2 16 4

3 4 17 4

4 4 18 1

5 4 19 1

6 4 20 1

7 4 21 1

8 4 22 2

9 1 23 2

10 3 24 3

11 3 25 3

12 4 26 3

13 4 27 3


(43)

Keterangan nomor dimensi tubuh dapat dilihat pada lampiran 1. Penilaian berdasarkan kuisioner SNQ untuk pembobotan tidak sakit, agak sakit, sakit dan sangat sakit masing-masing adalah 1, 2, 3 dan 4.

5.1.2. Elemen Kegiatan pada Kondisi Aktual

Elemen kegiatan yang dilakukan oleh pekerja ditunjukkan di Tabel 5.2. Tabel 5.2. Elemen Kegiatan Pekerja

No Elemen Kegiatan Gambar

1 Pengadukan Bahan Baku

2

Menggangkat Bahan Baku Kedalam Bak

3

Mengangkat Bahan Baku Kemesin


(44)

Tabel 5.2. Elemen Kegiatan Pekerja (Lanjutan)

No Elemen Kegiatan Gambar

4 Mencetak Paving

Block

5

Meletakkan Paving Block Ketempat

Pengeringan

6

Mengangkat Paving Block Ketempat

Perendaman


(45)

5.1.3. Postur Kerja

Postur kerja di stasiun pemotongandijelaskan sebagai berikut: 1. Pengadukan Bahan Baku

Gambar 5.1. Pengadukan Bahan Baku 2. Menggangkat Bahan Baku Kedalam Bak


(46)

3. Mengangkat Bahan Baku Kemesin Pencetakan

Gambar 5.3. Mengangkat Bahan Baku Kemesin Pencetakan 4. Mencetak Paving Block


(47)

5. Meletakkan Paving Block Ketempat Pengeringan

Gambar 5.5. Meletakkan Paving Block Ketempat Pengeringan 6. Mengangkat Paving BlockKetempat Perendaman

Gambar 5.6.Mengangkat Paving Block Ketempat Perendaman

5.1.4. Data Biomekanika Operator

Data pengukuran variabel-variabel pekerjaan diambil dari operator bagian pencetakan paving block yang bertugas memindahkan paving block dari stasiun penjemuran pertama menuju stasiun perendaman. Data pengukuran Recommended


(48)

Weigth Limit (RWL) dan Maximum Permissible Limit (MPL) yang diperoleh pada saat melakukan pengamatanadalah sebagai berikut:

1. Data Recommended Weigth Limit (RWL)

Data RWL dapat dibedakan menjadi 2, yaitu ketika pada posisi awal sebelum pengangkatan paving block (origin) dan pada posisi setelah pengangkatan

paving block (destination).

Data RWL pada saat memindahkan paving block dari stasiun penjemuran tahap pertama menuju bak perendaman paving block dapat dilihat pada Tabel 5.3.

2. Data Maximum Permissible Limit (MPL)

Data MPL dapat dibedakan menjadi 2, yaitu ketika pada posisi awal sebelum pemindahan paving block (origin) dan pada posisi setelah pemindahan paving block (destination).

Data MPL pada saat memindahkan paving block dari stasiun penjemuran pertama menuju bak perendaman. data MPL tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.4.


(49)

Tabel 5.3. Data RWL pada Aktivitas MengangkatPaving Block

Aktivitas: MemindahkanPaving Blockdari Stasiun Penjemuran Pertama ke perendaman

Operator

Berat Objek (kg) Lokasi Tangan (cm) Jarak Vertikal

(cm)

Sudut Asimetrik

(derajat) Frekuensi

(angkat/menit)

Durasi Kerja

Pegangan Objek L

(Nyata)

L (Max)

Origin Destination

H V H V Origin Destination

1 12,5 23 21 80,2 25,7 55,4 54,7 0 10,2 6 2-8 jam poor

Ket: L = load (beban), H = horizontal distance, V = vertical distance

Tabel 5. 4. Data MPL pada Aktivitas Mengangkat PavingBlock Ketempat Perendaman

Operator Kondisi Θ1(ᴼ) Θ2 (ᴼ) Θ3 (ᴼ) Θ4=ΘH (ᴼ) ΘT (ᴼ) PKT (cm) PLB (cm) PLA (cm) PP (cm) BB (kg) Wo (kg)

1 O 60,0 40,1 60,0 59,7 46,8 11,0 26,1 31,2 73,1 60,0 13,9

D 40,0 69,0 30,0 56,0 44,0 11,0 26,1 31,2 73,1 60,0 13,9

Ket: O (origin), D (Destination), Θ1 (Sudut Telapak Tangan), Θ2 = (Sudut Lengan Bawah), Θ3 = (Sudut Lengan Bawah), Θ4=ΘH (Sudut Punggung), ΘT (Sudut Pinggang), PKT (Panjang Kepalan Tangan), PLB (Panjang Lengan Bawah), PLA (Panjang Lengan Atas), PP (Panjang Punggung), BB (Berat Badan), Wo (Berat Beban Angkat)


(50)

5.1.4. Fasilitas Kerja Aktual

Fasilitas kerja aktual di stasiun pencetakan adalah: 1. Bak Penampungan Bahan Baku

Gambar 5.7. Bak Penampungan Bahan Baku 2. Sekop Adonan

Gambar 5.8. Sekop Adonan 5.2. Pengolahan Data

5.2.1. Keluhan Pekerja Berdasarkan Kuisioner SNQ pada Stasiun Pemotongan

Adapun rekapitulasi persentase keluhan otot operator dengan SNQ dapat dilihat pada Tabel 5.5.


(51)

Tabel 5.5. Rekapitulasi Persentase Keluhan Operator dengan SNQ No

Dimensi

Tingkat Keluhan

No Dimensi

Tingkat Keluhan

0 3 14 3

1 3 15 3

2 2 16 4

3 4 17 4

4 4 18 1

5 4 19 1

6 4 20 1

7 4 21 1

8 4 22 2

9 1 23 2

10 3 24 3

11 3 25 3

12 4 26 3

13 4 27 3

Sumber : Kuesioner SNQ

Keluhan yang dirasakan oleh pekerjadi stasiun pencetakan paving blockdapat dilihat dalam histogram pada Gambar 5.9.

Sumber: Pengolahan Data


(52)

5.2.2. Penilaian Postur Kerja dengan Metode REBA

Penilaian postur kerja pada elemen pengadukan bahan baku dapat dilihat pada Gambar 5.10.

Gambar 5.10. Pengadukan Bahan Baku

Penilaian dilakukan terhadap tubuh bagian kanan dan kiripekerja pada elemen pengadukan bahan baku. Pengadukan bahan baku dilakukan dengan posisi membungkuk. Penilaian tubuh bagian kanan dan kiri dengan menggunakan lembar penilaian Rapid Entire Body Assesesment (REBA) Assessment Worksheet. Penilaian dilakukan dengan memberikan skor pada kotak yang telah disediakan. bagian tubuh yang dinilai pertama kali adalah leher, kaki, dan badan. Skor dari ketiga bagian tersebut lalu dimasukkan ke tabel A hingga diperoleh nilai dari tabel A. Nilai dari tabel A lalu ditambahkan dengan nilai pembebanan yang akan menghasilkan nilai skor A. Bagian tubuh yang dinilai berikutnya adalah pergelangan tangan, lengan bawah, dan lengan atas. Skor dari ketiga bagian tersebut lalu dimasukkan ke tabel B hingga diperoleh nilai dari tabel B. Nilai dari tabel B lalu dijumlahkan dengan nilai genggaman yang akan menghasilkan nilai


(53)

skor B. Nilai skor A dan B selanjutnya dimasukkan ke tabel C hingga menghasilkan nilai tabel C. Nilai skor REBA diperoleh dari penjumlahan nilai tabel C dan nilai aktivitas. Hasil dari penilaian untuk postur kerja pada gambar diatas dapat dilihat pada Gambar 5.11.

Berdasarkan penilaian REBA yang telah dilakukan terhadap tubuh bagian kanan dan kiri, didapatkan nilai skor REBA adalah 9 dan 8. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan pencetakan paving block berada dalam level risiko tinggi sehingga perlu tindakan segera. Penilaian untuk postur kerja untuk semua elemen kegiatan dapat dilihat pada gambar Lampiran. Rekapitulasi hasil perhitungan postur kerja ditunjukkan pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Postur Kerja

No Elemen Kegiatan Bagian

Tubuh Skor Tindakan Perbaikan 1 Pengadukan Bahan

Baku

Kiri 9 Perlu tindakan perbaikan secepatnya

Kanan 8 Perlu tindakan 2 Menggangkat Bahan

Baku Kedalam Bak

Kiri 7 Perlu tindakan Kanan 6 Perlu tindakan 3

Mengangkat Bahan Baku Kemesin Pencetakan

Kiri 6 Perlu tindakan Kanan 6 Perlu tindakan 4 Mencetak Paving

Block

Kiri 6 Perlu tindakan Kanan 7 Perlu tindakan 5

Meletakkan Paving Block Ketempat Pengeringan

Kiri 7 Perlu tindakan

Kanan 9 Perlu tindakan perbaikan secepatnya

6

Mengangkat Paving Block Ketempat Perendaman

Kiri 6 Perlu tindakan Kanan 6 Perlu tindakan Sumber : Pengolahan Data


(54)

BAB VI

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.2. Analisis Tingkat Keluhan

Penilaian peta tubuh dengan Standard Nordic Quistionnaire (SNQ) menunjukkan bahwa pekerja di stasiun pencetakan paving block dominan dengan kategori sangat sakit. Kategori sangat sakit terdapat pada beberapa bagian tubuh yaitu bahu kanan, lengan atas kiri, punggung, lengan atas kanan, pinggang, bokong, lengan bawah kiri, lengan bawah kanan, tangan kiri dan tangan kanan dikarenakan operator bekerja dalam kondisi berdiri dengan waktu 7jam perhari sehingga membuat beberapa bagian tubuh operator tersebut terasa pegal dan nyeri.

5.3. Analisis Postur Kerja Aktual

Elemen gerakan aktual operator pada stasiun pencetakan banyak dilakukan dengan postur kerja yang tidak ergonomis. Penilaian dengan metode REBA maka elemen yang paling besar yaitu gerakan pengadukn bahan baku dengan kategori perlu tindakan perbaikan secepatnya. Hal ini dikarenakan pekerja mengaduk bahan baku dengan posisi membungkuk membentuk sudut lebih besar 450.

5.4. Analisis Biomekanika 6.3.1. Analisis RWL

RWL adalah batas beban yang dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cidera meskipun pekerjaan tersebut dilakukan secara


(55)

berulang-I-54

ulang dalam durasi kerja tertentu dan dalam jangka waktu yang cukup lama. Dari hasil pengolahan data dapat dilihat bahwa nilai Recommended Weight Limit

(RWL) yang paling besar terdapat aktivitas aktivitas mengangkat paving block ke tempat perendaman, yaitu sebesar 13,9 kg (situasi origin) untuk operator pertama. Sedangkan nilai Recommended Weight Limit (RWL) yang paling kecil sebesar 5 kg (destination).

Lifting Index digunakan untuk mengetahui index pengangkatan yang tidak mengandung risiko cidera tulang belakang. Nilai LI pada situasi origin sebesar 1,37 dan pada situasi destination sebesar 2,5 pada aktivitas mengangkat paving block ke tempat perendaman. Jika LI > 1, massa beban yang diangkat melebihi batas pengangkatan yang direkomendasikan, maka aktivitas tersebut mengandung risiko cidera tulang belakang. Sedangkan, jika LI < 1, massa beban yang diangkat tidak melebihi batas pengangkatan yang direkomendasikan, maka aktivitas tersebut tidak mengandung risiko cidera tulang belakang (standard dari NIOSH). Untuk menghindari nilai LI > 1, maka nilai RWL dibuat menjadi besar. Maka dari itu, faktor-faktor yang mempengaruhi RWL juga harus sebanding dengan RWL, yaitu harus bernilai besar.

Selain dari evaluasi pada nilai RWL, massa beban juga berpengaruh terhadap besar kecilnya nilai LI. Dengan adanya trolley, maka operator tidak perlu mengangkat beban yang cukup besar sehingga mengurangi nilai yang berpengaruh pada nilai LI.


(56)

I-55

6.3.2. Analisis MPL

Dari perhitungan MPL diperoleh nilai Fc (8758,412 N) > 6500 N pada kondisi origin dan Fc (16924,070 N) > 6500 N pada kondisi destination pada aktivitas mengangkat paving block ketempat perendaman, maka posisi operator pertama sebelum dan sesudah pengangkatan beban 13,9 kg dikategorikan “Sangat Berbahaya” (standard NIOSH). Faktor utama yang mempengaruhi besarnya MPL seseorang adalah posisi tubuh operator saat sebelum melakukan pengangkatan maupun sesudah melakukan pengangkatan. Posisi tersebut menyebabkan sudut yang dibentuk pada segmen tubuh akan bernilai maksimum. Oleh karena itu, sebaiknya saat sebelum atau melakukan pengangkatan beban, besar sudut kepada segmen tubuh dibuat membentuk sudut yang bernilai 90ᴼ atau tegak lurus dengan segmen tubuh lainya sehingga gaya yang akan dikeluarkan juga tidak maksimum dari kekuatan otot tersebut.

6.4. Analisis Perancangan Fasilitas Kerja Aktual dan Usulan

Pada perancangan fasilitas kerja aktual dan usulan ada beberapa perbedaan, yaitu pada fasilitas kerja aktual bak penampungan adonan yang digunakan untuk menampung adonan sebanyak 50 paving block, sekop adonan yang digunakan untuk mengambil adonan paving block kedalam pencetakan dan meja penampungan tepung merah yang digunakan untuk menampung tepung merah sebagai bahan untuk pembuatan paving block yang ukurannya tidak sesuai dengan dimensi tubuh pekerja.


(57)

I-56

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengolahan data dan analisa pembahasan adalah:

1. Hasil pengolahan tingkat keluhan yang di alami oleh pekerja pada saat melakukan proses pencetakan paving block dengan penyebaran kuisioner SNQ diperoleh bahwa bagian tubuh yang sangat sakit adalah bahu kanan, lengan atas kiri, punggung, lengan atas kanan, pinggang, bokong, lengan bawah kiri, lengan bawah kanan, tangan kiri dan tangan kanan, ini dikarenakan tidak adanya fasilitas kerja sehingga pekerja bekerja dalam berdiri, badan membungkuk, dan kaki tertekuk.

2. Postur kerja

Hasil penilaian postur kerja menunjukkan bahwa kegiatan pengadukan bahan baku dengan kategori perlu tindakan dan resiko level 8-9 perlu tindakan perbaikan secepatnya.

3. Tindakan perbaikan yang dilakukan adalah merancang fasilitas pekerja yaitu meja adonan yang berguna sebagai tempat penampungan adonan paving block, meja tepung merah digunakan untuk menampung tepung mearah untuk bahan pembuatan paving block dan sekop adonan sebagai tempat pengambilan adonan paving block sehingga pekerja bekerja dengan nyaman dan ergonomis.


(58)

I-57

7.2. Saran

Saran yang dapat diberikan adalah:

1. Dari usulan fasilitas kerja yang dihasilkan pada penelitian ini diharapkan dapat diterapkan pada UKM Gunung Jati

2. Perusahaan seharusnya melihat perusahaan yang sejenis yang lebih modern dalam sistem produksi hingga dapat diaplikasikan ke perusahaan sendiri.


(59)

I-58

DAFTAR PUSTAKA

Hendra dan Raharjo, Suwandi. 2009. Resiko Ergonomi dan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Panen Kelapa Sawit. Semarang: UNDIP.

Nordin, Margareta. 2001. Basic Biomecahnics of the Musculoskeletal System.

Nurmianto, Eko. 1996. Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: Guna Widya.

Stanton, Naville. 2005. Handbook of Human Factors and Ergonomics Methods, (New York: CRC Press LLC,)

Susan J. Hall. 2004. Basic Biomechanics. Fourth Edition. Newark: The McGraw – Hill Companies.

Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan produktivitas. UNIBAS Press. Surakarta.

Wignjosoebroto, Sritomo. 1995. Ergonomi Studi Gerakan dan Waktu. Surabaya : PT. Guna Widya.

Http://www.apk.lab.uii.ac.id/Download/Modul/Regular/Biomekanika.pdf. Http://www.dare4ever.wordpress.com/Praktikum Basic Ergonomics. Perancangan-Sistem Kerja.


(1)

5.2. Analisis Tingkat Keluhan

Penilaian peta tubuh dengan Standard Nordic Quistionnaire (SNQ) menunjukkan bahwa pekerja di stasiun pencetakan paving block dominan dengan kategori sangat sakit. Kategori sangat sakit terdapat pada beberapa bagian tubuh yaitu bahu kanan, lengan atas kiri, punggung, lengan atas kanan, pinggang, bokong, lengan bawah kiri, lengan bawah kanan, tangan kiri dan tangan kanan dikarenakan operator bekerja dalam kondisi berdiri dengan waktu 7jam perhari sehingga membuat beberapa bagian tubuh operator tersebut terasa pegal dan nyeri.

5.3. Analisis Postur Kerja Aktual

Elemen gerakan aktual operator pada stasiun pencetakan banyak dilakukan dengan postur kerja yang tidak ergonomis. Penilaian dengan metode REBA maka elemen yang paling besar yaitu gerakan pengadukn bahan baku dengan kategori perlu tindakan perbaikan secepatnya. Hal ini dikarenakan pekerja mengaduk bahan baku dengan posisi membungkuk membentuk sudut lebih besar 450.

5.4. Analisis Biomekanika 6.3.1. Analisis RWL

RWL adalah batas beban yang dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cidera meskipun pekerjaan tersebut dilakukan secara


(2)

berulang-hasil pengolahan data dapat dilihat bahwa nilai Recommended Weight Limit (RWL) yang paling besar terdapat aktivitas aktivitas mengangkat paving block ke tempat perendaman, yaitu sebesar 13,9 kg (situasi origin) untuk operator pertama. Sedangkan nilai Recommended Weight Limit (RWL) yang paling kecil sebesar 5

kg (destination).

Lifting Index digunakan untuk mengetahui index pengangkatan yang tidak

mengandung risiko cidera tulang belakang. Nilai LI pada situasi origin sebesar 1,37 dan pada situasi destination sebesar 2,5 pada aktivitas mengangkat paving block ke tempat perendaman. Jika LI > 1, massa beban yang diangkat melebihi batas pengangkatan yang direkomendasikan, maka aktivitas tersebut mengandung risiko cidera tulang belakang. Sedangkan, jika LI < 1, massa beban yang diangkat tidak melebihi batas pengangkatan yang direkomendasikan, maka aktivitas tersebut tidak mengandung risiko cidera tulang belakang (standard dari NIOSH). Untuk menghindari nilai LI > 1, maka nilai RWL dibuat menjadi besar. Maka dari itu, faktor-faktor yang mempengaruhi RWL juga harus sebanding dengan RWL, yaitu harus bernilai besar.

Selain dari evaluasi pada nilai RWL, massa beban juga berpengaruh terhadap besar kecilnya nilai LI. Dengan adanya trolley, maka operator tidak perlu mengangkat beban yang cukup besar sehingga mengurangi nilai yang berpengaruh pada nilai LI.


(3)

6.3.2. Analisis MPL

Dari perhitungan MPL diperoleh nilai Fc (8758,412 N) > 6500 N pada kondisi origin dan Fc (16924,070 N) > 6500 N pada kondisi destination pada aktivitas mengangkat paving block ketempat perendaman, maka posisi operator pertama sebelum dan sesudah pengangkatan beban 13,9 kg dikategorikan “Sangat Berbahaya” (standard NIOSH). Faktor utama yang mempengaruhi besarnya MPL seseorang adalah posisi tubuh operator saat sebelum melakukan pengangkatan maupun sesudah melakukan pengangkatan. Posisi tersebut menyebabkan sudut yang dibentuk pada segmen tubuh akan bernilai maksimum. Oleh karena itu, sebaiknya saat sebelum atau melakukan pengangkatan beban, besar sudut kepada segmen tubuh dibuat membentuk sudut yang bernilai 90ᴼ atau tegak lurus dengan segmen tubuh lainya sehingga gaya yang akan dikeluarkan juga tidak maksimum dari kekuatan otot tersebut.

6.4. Analisis Perancangan Fasilitas Kerja Aktual dan Usulan

Pada perancangan fasilitas kerja aktual dan usulan ada beberapa perbedaan, yaitu pada fasilitas kerja aktual bak penampungan adonan yang digunakan untuk menampung adonan sebanyak 50 paving block, sekop adonan yang digunakan untuk mengambil adonan paving block kedalam pencetakan dan meja penampungan tepung merah yang digunakan untuk menampung tepung merah sebagai bahan untuk pembuatan paving block yang ukurannya tidak sesuai dengan dimensi tubuh pekerja.


(4)

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengolahan data dan analisa pembahasan adalah:

1. Hasil pengolahan tingkat keluhan yang di alami oleh pekerja pada saat melakukan proses pencetakan paving block dengan penyebaran kuisioner SNQ diperoleh bahwa bagian tubuh yang sangat sakit adalah bahu kanan, lengan atas kiri, punggung, lengan atas kanan, pinggang, bokong, lengan bawah kiri, lengan bawah kanan, tangan kiri dan tangan kanan, ini dikarenakan tidak adanya fasilitas kerja sehingga pekerja bekerja dalam berdiri, badan membungkuk, dan kaki tertekuk.

2. Postur kerja

Hasil penilaian postur kerja menunjukkan bahwa kegiatan pengadukan bahan baku dengan kategori perlu tindakan dan resiko level 8-9 perlu tindakan perbaikan secepatnya.

3. Tindakan perbaikan yang dilakukan adalah merancang fasilitas pekerja yaitu meja adonan yang berguna sebagai tempat penampungan adonan paving

block, meja tepung merah digunakan untuk menampung tepung mearah untuk

bahan pembuatan paving block dan sekop adonan sebagai tempat pengambilan adonan paving block sehingga pekerja bekerja dengan nyaman dan ergonomis.


(5)

7.2. Saran

Saran yang dapat diberikan adalah:

1. Dari usulan fasilitas kerja yang dihasilkan pada penelitian ini diharapkan dapat diterapkan pada UKM Gunung Jati

2. Perusahaan seharusnya melihat perusahaan yang sejenis yang lebih modern dalam sistem produksi hingga dapat diaplikasikan ke perusahaan sendiri.


(6)

Hendra dan Raharjo, Suwandi. 2009. Resiko Ergonomi dan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Panen Kelapa Sawit. Semarang: UNDIP.

Nordin, Margareta. 2001. Basic Biomecahnics of the

Musculoskeletal System.

Nurmianto, Eko. 1996. Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: Guna Widya.

Stanton, Naville. 2005. Handbook of Human Factors and

Ergonomics Methods, (New York: CRC Press LLC,)

Susan J. Hall. 2004. Basic Biomechanics. Fourth Edition. Newark: The McGraw – Hill Companies.

Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan

Kerja dan produktivitas. UNIBAS Press. Surakarta.

Wignjosoebroto, Sritomo. 1995. Ergonomi Studi Gerakan dan

Waktu. Surabaya : PT. Guna Widya.

Http://www.apk.lab.uii.ac.id/Download/Modul/Regular/Biomekanika.pdf. Http://www.dare4ever.wordpress.com/Praktikum Basic Ergonomics. Perancangan-Sistem Kerja.