Rancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pencetakan Di Ukm Gunung Jati

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Evelina, Nuri. 2012. Analisi Resiko Ergonomi dan Keluhan Subjektif

Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pengrajin Bengkel Sepatu Tata

Kampung Ciomas, Bogor. Depok: UI.

Nurmianto, Eko. 1996. Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: Guna Widya.

Pratiwi, Loren dkk. 2014. Analisis posisi kerja operator dengan menggunakan

Rapid Entire Body Assesment (Studi Kasus pada Stasiun Sewing di CV. x).

Bandung: Universitas Katolik Parahyangan.

Sinulingga, Sukaria. 2011. Metodologi Penelitian. Medan. USU Press

Stanton, Naville, Handbook of Human Factors and Ergonomics Methods, (New York: CRC Press LLC, 2005), h. 76-85

Sutalaksana, dkk. 2006. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung. Bandung. ITB.

Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan

produktivitas. UNIBAS Press. Surakarta.

Wignjosoebroto, Sritomo. 1995. Ergonomi Studi Gerakan dan Waktu. Surabaya : PT. Guna Widya.


(2)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Kelelahan

3.1.1. Pengertian Kelelahan3

Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih kanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Kelelahan diatur secara sentral oleh otak.

Kelelahan otot memiliki dua kategori terjadinya kelelahan yaitu teori kimia dan teori syaraf pusat. Pada teori kimia secara umum menjelaskan bahwa terjadinya kelelahan adalah akibat berkurangnya cadangan energi dan meningkatnya sisa metabolisme sebagai penyebab hilangnya efisiensi otot, sedangkan perubahan arus listrik pada otot dan syaraf adalah penyebab sekunder. Sedangkan pada teori syaraf pusat menjelaskan bahwa perubahan kimia hanya merupakan penunjang proses. Perubahan kimia yang terjadi mengakibatkan dihantarkannya ransangan syaraf melalui syaraf sensoris ke otak yang disadari sebagai kelelahan otot.

3.1.2. Faktor Penyebab Terjadinya Kelelahan4

Kelelahan yang disebabkan kerja statis berbeda dengan kerja dinamis. Kerja statis menengeluarkan tenaga 50% dari kekuatan maksimum otot hanya

3

Tarwaka , Ergonomi, Untuk Keselamatam, Kesehatan Kerja dan Produktivitas, (Denpasar, 2004), h. 107.

4


(3)

dapat bekerja selama 1 menit sedangkan pada pengeluaran tenaga <20% kerja fisik dapat berlangsung lama. Tenaga otot statis sebesar 15-20% akan menyebabkan kelelahan dan nyeri jika pembebanan berlangsung sepanjang hari. Kerja otot statis merupakan kerja berat karena mengkonsumsi energi yang lebih tinggi dan denyut nadi meningkat.

Kontraksi otot baik statis maupun dinamis dapat menyebabkan kelelahan otot setempat. Kelelahan tersebut terjadi pada waktu ketahanan (endurance time) otot terlampaui. Waktu ketahanan otot tergantung pada jumlah tenaga yang dikembangkan oleh otot sebagai suatu presentase tenaga maksimum yang dicapai oleh otot. Kemudian pada saat kebutuhan metabolisme dinamis dan aktivitas kapasitas energi yang dihasilkan oleh tenaga kerja, maka kontraksi otot akan terpengaruh sehingga kelelahan seluruh badan terjadi.

Untuk mengurangi tingkat kelelahan maka harus dihindarkan sikapkerja yang bersifat statis dan diupayakan sikap kerja yang lebih dinamis. Hal ini dapat dilakukan dengan merubah sikap kerja yang statis menjadi sikap kerja yang lebih bervariasi sehingga sirkulasi darah dan oksigen dapat berjalan normal keseluruh anggota tubuh.

3.1.3. Standard Nordic Questionnaire (SNQ)

Standard Nordic Questionnaire (SNQ) merupakan alat yang dapat

mengetahui bagian-bagian otot yang mengalami keluhan dengan tingkat keluhan mulai dari Tidak Sakit (TS), agak sakit (AS), Sakit (S) dan Sangat Sakit (SS). Dengan melihat dan menganalisis peta tubuh seperti pada Gambar 3.1. maka


(4)

Gambar 3.1. Standard Nordic Questionnaire (SNQ) KETERANGAN

NO JENIS KELUHAN

1 Sakit kaku di bagian leher bagian bawah 2 Sakit di bahu kiri

3 Sakit di bahu kanan 4 Sakit lengan atas kiri 5 Sakit di punggung 6 Sakit lengan atas kanan 7 Sakit pada pinggang 8 Sakit pada bokong 9 Sakit pada pantat 10 Sakit pada siku kiri 11 Sakit pada siku kanan

12 Sakit pada lengan bawah kiri 13 Sakit pada lengan bawah kanan 14 Sakit pada pergelangan tangan kiri 15 Sakit pada pergelangan tangan kanan 16 Sakit pada tangan kiri

17 Sakit pada tangan kanan 18 Sakit pada paha kiri 19 Sakit pada paha kanan 20 Sakit pada lutut kiri 21 Sakit pada lutut kanan 22 Sakit pada betis kiri 23 Sakit pada betis kanan

24 Sakit pada pergelangan kaki kiri 25 Sakit pada pergelangan kaki kanan 26 Sakit pada kaki kiri


(5)

dapat diestimasi jenis dan tingkat keluhan otot skeletal yang dirasakan oleh pekerja (Tarwaka;2004)5

Cara ini merupakan cara yang cukup sederhana dan mengandung nilai subjektivitas yang tinggi. Untuk menekankan bias yang terjadi, maka sebaiknya pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas kerja. Cara ini dilakukan agar dapat diketahui perbedaan sebelum dan sesudah berkerja agar dapat diketahui perbandingannya.

3.2. Postur Kerja

Posisi tubuh dalam kerja sangat ditentukan oleh jenis pekerjaan yang dilakukan. Masing-masing posisi kerja mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap tubuh. Grandjean (1993) berpendapat bahwa bekerja dengan posisi duduk mempunyai keuntungan antara lain:

1. Pembebanan pada kaki

2. Pemakaian energi dapat dikurangi

3. Keperluan untuk sirkulasi darah dapat dikurangi

Namun demikian kerja dengan sikap duduk terlalu lama dapat menyebabkan otot perut melembek dan tulang belakang akan melengkung sehingga cepat lelah. Mengingat posisi duduk mempunyai keuntungan dan kerugian, maka untuk mendapatkan hasil kerja yang lebih baik tanpa pengaruh buruk pada tubuh, perlu dipertimbangkan pada jenis pekerjaan apa saja sesuai diterapkan posisi duduk. Untuk maksud tersebut, Pulat (1992) memberikan

5

Tarwaka, Dkk. 2004. “Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas”.


(6)

pertimbangan tentang pekerjaan yang paling baik dilakukan dengan posisi duduk. Selain posisi kerja duduk, posisi berdiri juga banyak ditemukan di perusahaan. Seperti halnya posisi duduk, posisi kerja berdiri juga mempunyai keuntungan maupun kerugian.

Menurut Sutalaksana (2000) bahwa sikap berdiri merupakan sikap siaga baik fisik maupun mental, sehingga aktivitas kerja yang dilakukan lebih cepat, kuat dan teliti. Pada dasarnya, berdiri lebih lelah daripada duduk dan energi yang dikeluarkan untuk berdiri lebih banyak 10-15% dibandingkan dengan duduk. Untuk meminimalkan pengaruh kelelahan dan keluhan subyektif maka pekerjaan harus didesain agar tidak terlalu banyak menjangkau, membungkuk, atau melakukan gerakan dengan posisi kepala yang tidak alamiah.

Terdapat beberapa metode analisis sikap kerja untuk mencegah timbulnya gangguan musculoskeletal pada saat bekerja. Ovako Work Posture Analysis

System (OWAS) merupakan suatu metode untuk mengevaluasi dan menganalisa

sikap kerja yang tidak nyaman dan berakibat pada cidera musculoskeletal (Karhu dkk, 1981). Bagian sikap kerja dari pekerja yang diamati meliputi pergerakan bagian tubuh dari punggung, bahu, tangan, dan kaki (termasuk paha, lutut, pergelangan kaki). Rapid Upper Limb Assesment (RULA) dikembangkan untuk menginvestigasikan lingkungan kerja yang tidak ergonomi dengan menggunakan gangguan kerja pada bagian atas manusia (upper limb disorders) sebagai pusat pengamatan (Corlett dan McAtamney, 1993). Selain itu masih ada Quick


(7)

exposure score untuk beberapa bagian tubuh punggung, leher, bahu, pergelangan

tangan dengan mempertimbangkan kombinasi antar faktor (Li, 2001).

3.3. REBA (Rapid Entire Body Assesment)6

REBA dirancang oleh Lynn Mc Atemney dan Sue Hignett (2000) sebagai sebuah metode penilaian postur kerja untuk menilai faktor resiko gangguan tubuh secara keseluruhan. Data yang dikumpulkan adalah data mengenai postur tubuh, kekuatan yang digunakan, jenis pergerakan atau aksi, pengulangan atau pegangan. Skor akhir REBA dihasilkan untuk memberikan sebuah indikasi tingkat risiko dan tingkat keutamaan dari sebuah tindakan yang harus diambil.

Faktor postur tubuh yang dinilai dibagi atas dua kelompok utama atau grup yaitu grup A yang terdiri atas postur tubuh kanan dan kiri batang tubuh A(trunk), leher (neck) dan kaki (legs). Sedangkan grup B terdiri atas postur tubuh kanan dan kiri dari lengan atas (upper arm), lengan bawah (lower arm), dan pergelangan tangan (wrist). Pada masing-masing grup, diberikan suatu skala postur tubuh dan suatu pernyataan tambahan. Diberikan juga factor beban/kekuatan dan pegangan (coupling).

REBA dapat digunakan ketika penilaian postur kerja diperlukan dan dalam sebuah pekerjaan:

1. Keseluruhan bagian badan digunakan.

2. Postur tubuh statis, dinamis, cepat berubah atau tidak stabil.

6

Stanton, Naville, Handbook of Human Factors and Ergonomics Methods, (New York: CRC Press LLC, 2005), h. 76-85.


(8)

3. Melakukan sebuah pembebanan seperti mengangkat benda baik secara rutin ataupun sesekali.

4. Perubahan dari tempat kerja, peralatan, atau pelatihan pekerja sedang dilakukan dan diawasi sebelum atau sesudah perubahan.

1. Batang tubuh (trunk)

Tabel 3.1. Skor Batang Tubuh REBA

Pergerakan Skor Skor Perubahan

Posisi normal 1

+1 jika batang tubuh berputar/bengkok/bungkuk

0-200 (ke depan dan

belakang) 2

<-200 atau 20-600 3

>600 4

2. Leher (neck)

Tabel 3.2. Skor Leher REBA Pergerakan Skor Skor Perubahan

0-200 1

+1 jika leher berputar/bengkok >200-ekstensi 2

3. Kaki (legs)

Tabel 3.3. Skor Kaki REBA

Pergerakan Skor Skor Perubahan

Posisi normal/seimbang (berjalan/duduk) 1 +1 jika lutut antara 30-600

+2 jika lutut >600 Bertumpu pada satu kaki lurus 2


(9)

Tabel 3.4. Skor Beban REBA Pergerakan Skor Skor Pergerakan <5 kg 0

+1 jika kekuatan cepat

5-10 kg 1

>10 kg 2 5. Lengan atas (upper arm)

Tabel 3.5. Skor Lengan Atas REBA

Pergerakan Skor Skor Perubahan

200 (ke depan dan belakang) 1 +1 jika bahu naik

>200 (ke belakang) atau 20-450 2 +1 jika lengan berputar/bengkok

45-900 3

-1 miring, menyangga berat lengan

>900 4

6. Lengan bawah (lower arm)

Tabel 3.6. Skor Lengan Bawah REBA Pergerakan Skor

60-1000 1

<600 atau >1000 2

7. Pergelangan tangan (wrist)

Tabel 3.7. Skor Pergelangan Tangan REBA

Pergerakan Skor Skor Perubahan

0-150 (ke atas dan bawah) 1 +1 jika pergelangan tangan putaran menjauhi sisi tengah

>150 (ke atas dan bawah) 2

\


(10)

Tabel 3.8. Coupling

Coupling Skor Keterangan

Baik 0 Kekuatan pegangan baik

Sedang 1 Pegangan bagus tapi tidak ideal atau kopling cocok dengan bagian tubuh

Kurang baik 2 Pegangan tangan tidak sesuai walaupun mungkin Tidak dapat

diterima 3

Kaku, pegangan tangan tidak nyaman, tidak ada pegangan atau kopling tidak sesuai dengan bagian tubuh

Skor yang didapat dari grup A (tidak termasuk beban) dimasukkan ke dalam Tabel 3.9.

Tabel 3.9. Grup A

Neck Legs Trunk

1 2 3 4 5 1

1 1 2 2 3 4 2 2 3 4 5 6 3 3 4 5 6 7 4 4 5 6 7 8 2

1 1 3 4 5 6 2 2 4 5 6 7 3 3 5 6 7 8 4 4 6 7 8 9 3

1 3 4 5 6 7 2 3 5 6 7 8 3 5 6 7 8 9 4 6 7 8 9 9

Skor yang didapat dari grup B (tidak termasuk coupling) dimasukkan kedalam Tabel 3.10.


(11)

Lower Arm Wrist Upper Arm 1 2 3 4 5 6 1

1 1 1 3 4 5 7 2 1 2 4 5 7 8 3 2 3 5 5 8 8 2

1 1 2 4 5 7 3 2 2 3 5 5 8 9 3 3 4 5 7 8 9

Skor yang didapatkan dari tabel grup A ditambah dengan beban akan menjadi skor grup A yang akan digunakan pada Tabel 3.11. Skor yang didapatkan dari tabel grup B ditambah dengan coupling akan menjadi skor grup B yang akan digunakan pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11. Skor Akhir Skor

Grup B

Skor Grup A

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 1 1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12

2 1 2 3 4 4 6 7 8 9 10 11 12

3 1 2 3 4 4 6 7 8 9 10 11 12

4 2 3 3 4 5 7 8 9 10 11 11 12

5 3 4 4 5 6 8 9 10 10 11 12 12

6 3 4 5 6 7 8 9 10 10 11 12 12

7 4 5 6 7 8 9 9 10 11 11 12 12

8 5 6 7 8 8 9 10 10 11 12 12 12

9 6 6 7 8 9 10 10 10 11 12 12 12

10 7 7 8 9 9 10 11 11 12 12 12 12

11 7 7 8 9 9 10 11 11 12 12 12 12


(12)

Skor yang diperoleh dari Tabel 3.12. ditambah dengan skor aktivitas yang akan menjadi skor REBA.

Tabel 3.12. Skor Aktivitas

Aktivitas Skor Keterangan

Postur statik +1 1 atau lebih bagian tubuh statis/diam Pengulangan +1 Tindakan berulang-ulang

Ketidakstabilan +1 Tindakan menyebabkan jarak yang besar dan cepat pada postur atau tubuh tidak stabil

Diperlukan tambahan data apakah menggunakan tubuh bagian kiri atau kanan. Untuk menentukan level tindakan maka diperlukan skor REBA.

Tabel 3.13. Nilai Level Tindakan REBA

Skor REBA Level Resiko Level Tindakan Tindakan

1 Dapat diabaikan 0 Tidak diperlukan

2-3 Kecil 1 Mungkin diperlukan

4-7 Sedang 2 Perlu

8-10 Tinggi 3 Segera


(13)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengambilan data dilaksanakan di UKM Gunung Jati yang berada di Jalan Halat No. 145 d/h 54H Medan. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Desember 2014 s/d Juni 2015.

4.2. Objek Penelitian

Adapun objek penelitian yang diamati adalah operator yang bekerja pada stasiun pencetakan untuk pemindahan bahan baku ke alat pencetakan paving

block.

4.3. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen (experimental research) yaitu penelitian yang berutujuan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat dan berapa besar hubungan tersebut dengan cara mengenakan perlakuan (treatment) pada satu atau lebih kelompok eskperimen dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak dikenakan perlakuan. (Sinulingga, Sukaria. 2011).


(14)

4.4. Kerangka Berpikir

Keluhan yang dirasakan oleh operator dipengaruhi oleh kegiatan yang berulang-ulang (repetitif) dan penggunaan fasilitas kerja yang tidak sesuai dengan dimensi operator yang mengakibatkan postur kerja yang salah, maka dilakukan usulan perbaikan fasilitas kerja yang sesuai dimensi tubuh dan antropometri operator tersebut.

Aktivitas Berulang (Repetitif)

Alat aktual yang tidak sesuai

dengan antropometri tubuh

operator

Perancangan Alat

Gambar 4.1. Kerangka Konseptual

4.5. Tahapan Penelitian

Penelitian terlebih dahulu dilaksanakan dengan melakukan penelitian pendahuluan terhadap operator bertujuan untuk mengetahui apa masalah yang sedang dihadapi oleh operator. Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data keluhan dengan kuesioner SNQ, data postur kerja berupa foto elemen kerja, dan data antropometri operator dengan mengukur panjang pangkal ke tangan (PPT), lebar tangan (LT), dan diameter genggaman tangan (DT). Langkah selanjutnya dilanjutkan dengan pengolahan data kuisioner, data postur kerja dengan metode REBA, dan data antropometri dilakukan pengujian keseragaman data, kecukupan


(15)

data serta kenormalan data untuk mendapatkan data yang berdistribusi normal. Hasil pengolahan data yang digunakan untuk perancangan fasilitas kerja yang ergonomis yang akan digunakan oleh operator.

Langkah selanjutnya implementasi penggunaan hasil rancangan I selama satu minggu, kemudian dilakukan penilaian postur kerja dengan REBA untuk melihat pengaruh penggunaan rancangan usulan. Langkah selanjutnya melihat pengaruh penggunaan alat, jika terjadi penurunan tingkat keluhan dan perubahan terhadap skor postur kerja setelah penggunaan rancangan usulan dan operator merasa nyaman dengan rancangan usulan maka tidak dilakukan rancangan usulan kembali, tetapi jika operator merasa tidak merasa nyaman dan perlu dilakukan perubahan terhadap rancangan usulan, maka harus dilakukan perancangan ulang. Langkah selanjutnya yaitu penilaian dengan menggunakan peta tangan kiri tangan kanan serta menghitung waktu siklus untuk menyelesaikan satu produk. Hasil yang didapatkan yaitu operator tidak merasa nyaman terhadap rancangan I perlakuan I dan waktu yang didapatkan lebih lama jika dibandingkan dengan sebelum menggunakan rancangan, sehingga perlu dilakukan perancangan kembali yaitu dengan menggunakan hasil rancangan yang sama tetapi dilakukan perlakuan yang berbeda. Operator diperbolehkan menggunakan tangan kirinya untuk membantu mengambil adonan semen. Langkah selanjutnya dilakukan penilaian terhadap postur kerja operator setelah menggunakan rancangan I perlakuan II dan penilaian dengan peta tangan kiri dan tangan kanan serta menghitung waktu siklus untuk menyelesaikan satu produk dengan menggunakan rancangan tersebut. Hasil yang didapatkan operator merasa lebih nyaman dan waktu siklus yang didapatkan


(16)

lebih pendek dibandingkan dengan menggunakan rancangan I perlakuan I. Langkah selanjutnya yaitu dengan mempertimbangkan rancangan I perlakuan II, kemudian dilakukan penambahan pegangan untuk lebih mempermudah operator pada saat pengambilan adonan semen. Selanjutnya dilakukan penilaian postur kerja setelah menggunakan rancangan II dan penilaian menggunakan peta tangan kiri dan tangan kanan serta menghitung waktu siklusnya. Hasil yang didapat waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu produk dengan menggunakan rancangan II lebih lama jika dibandingkan dengan 2 rancangan sebelumnya. Langkah selanjutnya memilih alternatif rancangan yang digunakan yaitu menggunakan rancangan I perlakuan II. Langkah selanjutnya mengevaluasi penilaian postur kerja, fasilitas kerja aktual dan rancangan, peta tangan kiri dan tangan kanan, dan pemilihan alternatif dari rancangan yang dibuat. Langkah terakhir dari penelitian ini adalah penarikan kesimpulan dan pemberian saran kepada pihak perusahaan. Adapun blok diagram langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.2.

4.6. Metode dan Instrumen Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan postur kerja dengan menggunakan Rapid Entire Body Assessment (REBA).

Instrumen yang digunakan di dalam penelitian ini adalah:

1. Kuesioner SNQ, digunakan untuk identifikasi awal menilai keluhan otot yang dialami operator.


(17)

Mulai

Studi Pustaka 1. Buku 2. Jurnal Internet

Studi Pendahuluan 1. Observasi Langsung 2. Wawancara

Perumusan Masalah

Pengambilan bahan baku ke alat pencetakan dengan menggunakan wadah yang tidak ergonomis ke mesin pencetakan secara berulang-ulang (repetitif) selama 7

jam kerja per hari.

Sasaran Penelitian

1. Mengidentifikasi keluhan yang dialami operator pada saat pengambilan bahan baku ke alat pencetakan dengan kuesioner SNQ

2. Menidentifikasi postur kerja operator dengan REBA

3. Melakukan pengukuran dimensi tubuh sebagai pedoman untuk perancangan alat pengaambilan bahan baku.

Penetapan Tujuan

Mendapatkan rancangan fasilitas kerja pemindahan bahan baku yang egonomis di stasiun pencetakan untuk mengurangi keluhan

rasa sakit pada operator.

Pengumpulan Data

Pengolahan Data - Penilaian postur menggunakan REBA - Perhitungan data antropometri tubuh

- Perancangan alat bantu sesuai prinsip antropometri. - Penerapan alat kepada operator

- Penilaian postur menggunakan REBA setelah rancangan - Penilaian menggunakan PTKTK

- Mendapatkan waktu siklus

Analisa Pemecahan Masalah

Evaluasi postur kerja sebelum dan setelah penggunaan rancangan, evaluasi fasilitas kerja aktual dan usulan, dan

evaluasi PTKTK, serta pemilihan alternatif rancangan.

Kesimpulan dan Saran

Selesai Pengumpulan Data Primer

1. Data keluhan yang dialami operator 2. Metode kerja yang mencakup postur kerja aktual dan ukuran/dimensi alat pengambilan

bahan baku.

3. Data antropometri operator

4. Rincian kegiatan pada proses pengambilan bahan baku.

5. Atribut dan fasilitas kerja yang akan dirancang

Pengumpulan Data Sekunder

1. Sejarah perusahaan dan struktur organisasi 2. Jumlah pekerjaan dilantai produksi

Perancangan Ulang

Y N


(18)

dan dimensi antropometri.

3. Jangka sorong, digunakan untuk mengukur diameter genggaman operator sebagai dasar perancangan fasilitas kerja usulan.

4. Kamera digital Casio 14 Megapixel, digunakan untuk mengambil foto operator sebagai dasar penilaian postur kerja.

4.7. Pengumpulan Data

Adapun beberapa jenis data yang dikumpulkan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan perhitungan secara langsung selama melakukan penelitian, yaitu data dimensi antropometri operator, dan data keluhan otot dengan kuesioner SNQ.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari perusahaan untuk mendapatkan informasi dan data yang berhubungan dengan penelitian, seperti sejarah perusahaan, jumlah karyawan, jam kerja, laju produksi, dan sebagainya.

Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat dikumpulkan dengan cara sebagai berikut:

1. Observasi (Pengamatan)

Pengumpulan data ini dilakukan dengan pengamatan dan pengukuran secara langsung terhadap objek penelitian di lapangan terutama pada bagian


(19)

pengambilan bahan baku ke mesin pencetakan. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data secara observasi ini adalah jangka sorong, meteran dan Kamera Casio 16,1 MegaPixel.

2. Kuesioner

Kuesioner yang digunakan adalah dengan Standard Nordic Questionnaire (SNQ). Kuesioner ini digunakan untuk mengidentifikasi awal keluhan-

keluhan yang dialami operator.

4.8. Metode Pengolahan Data

Pada tahap ini, data yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan diolah sesuai dengan teknik analisis data yang digunakan.

1. Standard Nordic Questionnaire (SNQ) untuk menentukan bagian tubuh yang

mengalami keluhan.

2. Penilaian postur kerja dengan REBA untuk memperoleh gambaran tentang postur kerja.

3. Uji keseragaman, kecukupan, dan kenormalan data antropometri.

4. Perhitungan persentil dari dimensi tubuh operator untuk acuan dalam merancang alat pengambilan bahan baku.

4.9. Analisis Pemecahan Masalah

Semua data, baik yang diperoleh dalam pengumpulan data maupun yang didapat dari hasil pengolahan data dianalisis terhadap :


(20)

kuisioner SNQ.

2. Postur kerja operator dengan menggunakan metode REBA. 3. Perancangan fasilitas kerja sekop adonan bahan baku.

Hasil analisis di atas digunakan untuk perancangan alat bantu operator pada pekerjaan pengambilan bahan baku ke mesin pencetakan. Alat bantu tersebut dibuat untuk mereduksi keluhan berdasarkan pekerjaan repetitif operator.

4.10. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan yang didapat dari hasil anlisis yang dilakukan di UKM Gunung Jati dengan perancangan ulang fasilitas kerja berupa alat yang ergonomis pada operator yang mengambil bahan baku ke mesin pencetakan diharapkan dapat mempermudah dan memperlancar pekerjaan, serta mengurangi keluhan sakit yang ada. Sedangkan saran yang diberikan akan diarahkan pada beberapa rancangan atau usulan perbaikan yang bermanfaat bagi UKM Gunung Jati dan penelitian-penelitian berikutnya.


(21)

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

5.1.1. Data Standard Nordic Questionnaire (SNQ)

Standard Nordic Questionnaire (SNQ) dibuat untuk mengetahui keluhan

yang dialami oleh pekerja selama melaksanakan pengambilan bahan baku ke alat pencetakan. Pengumpulan data SNQ diberikan kepada pekerja stasiun pencetakan. Hasil rekapitulasi data SNQ dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Rekapitulasi Data SNQ Pekerja Stasiun Pencetakan Paving Block No

Dimensi

Tingkat Keluhan

No Dimensi

Tingkat Keluhan

0 3 14 3

1 3 15 3

2 4 16 4

3 4 17 4

4 4 18 1

5 3 19 1

6 4 20 1

7 3 21 1

8 3 22 2

9 2 23 2

10 3 24 2

11 3 25 2

12 4 26 2

13 4 27 2


(22)

Penilaian berdasarkan kuisioner SNQ untuk pembobotan tidak sakit, agak sakit, sakit dan sangat sakit masing-masing adalah 1, 2, 3 dan 4.

5.1.2. Postur Kerja

Postur kerja pengambilan bahan baku ke alat pencetakan dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengambilan Bahan Baku ke Alat Pencetakan.


(23)

5.1.3. Fasilitas Kerja Aktual

Fasilitas kerja aktual di stasiun pencetakan adalah: 1. Sekop Adonan

Gambar 5.2. Sekop Adonan

5.2. Pengolahan Data

5.2.1. Keluhan Pekerja Berdasarkan Kuisioner SNQ

Adapun rekapitulasi persentase keluhan operator dengan SNQ dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3. Rekapitulasi Persentase Keluhan Operator dengan SNQ No

Dimensi

Tingkat Keluhan

No Dimensi

Tingkat Keluhan

0 3 9 2

1 3 10 3

2 4 11 3

3 4 12 4

4 4 13 4

5 3 14 3

6 4 15 3

7 3 16 4


(24)

Tabel 5.3. Rekapitulasi Persentase Keluhan Operator dengan SNQ (Lanjutan) No Dimensi Tingkat Keluhan No Dimensi Tingkat Keluhan

18 1 23 2

19 1 24 2

20 1 25 2

21 1 26 2

22 2 27 2

Sumber : Kuesioner SNQ

Keluhan yang dirasakan oleh pekerja pada saat pengambilan bahan baku ke alat pencetakan dapat dilihat dalam histogram pada Gambar 5.4.

Sumber: Pengolahan Data

Gambar 5.3. Rekapitulasi Data SNQ Operator 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ju m la h K e lu h a n Jenis Keluhan

Rekapitulasi SNQ

Tidak Sakit Agak Sakit Sakit Sangat Sakit


(25)

5.2.2. Penilaian Postur Kerja dengan Metode REBA

Penilaian postur kerja pada elemen pengambilan bahan baku ke alat pencetakan dapat dilihat pada Gambar 5.4.

Gambar 5.4. Pengambilan Bahan Baku ke Alat Pencetakan

Penilaian dilakukan terhadap tubuh bagian kanan dan kiri pekerja pada elemen pengambilan bahan baku kea lat pencetakan. Penilaian tubuh bagian kanan dan kiri dengan menggunakan lembar penilaian Rapid Entire Body Assesesment (REBA) Assessment Worksheet. Penilaian dilakukan dengan memberikan skor pada kotak yang telah disediakan. bagian tubuh yang dinilai pertama kali adalah leher, kaki, dan badan. Skor dari ketiga bagian tersebut lalu dimasukkan ke tabel A hingga diperoleh nilai dari tabel A. Nilai dari tabel A lalu ditambahkan dengan nilai pembebanan yang akan menghasilkan nilai skor A. Bagian tubuh yang dinilai berikutnya adalah pergelangan tangan, lengan bawah, dan lengan atas. Skor dari ketiga bagian tersebut lalu dimasukkan ke tabel B hingga diperoleh nilai dari tabel B. Nilai dari tabel B lalu dijumlahkan dengan nilai genggaman yang akan menghasilkan nilai skor B. Nilai skor A dan B selanjutnya dimasukkan ke tabel C hingga menghasilkan nilai tabel C. Nilai skor REBA diperoleh dari penjumlahan


(26)

nilai tabel C dan nilai aktivitas. Hasil dari penilaian untuk postur kerja pada gambar diatas dapat dilihat pada Gambar 5.5. dan 5.6.

Berdasarkan penilaian REBA yang telah dilakukan terhadap tubuh bagian kanan dan kiri, didapatkan nilai skor REBA adalah 7 dan 7. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan pencetakan paving block perlu dilakukan tindakan. Penilaian untuk postur kerja untuk elemen kegiatan pengambilan bahan baku ke alat pencetakan hasil rekapitulasi perhitungan postur kerja ditunjukkan pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Postur Kerja No Elemen Kegiatan Bagian

Tubuh Skor Tindakan Perbaikan 1

Mengangkat Bahan Baku Kemesin Pencetakan

Kiri 7 Perlu tindakan Kanan 7 Perlu tindakan

Sumber : Pengolahan Data

5.2.3. Perhitungan Data Antropometri

5.2.3.1.Penentuan Data Dimensi Tubuh Tenaga Kerja

Hasil penilaian keluhan dari SNQ menunjukkan perlu dilakukan perancangan fasilitas kerja yang ergonomis. Fasilitas kerja usulan yang dibutuhkan adalah:

1. Sekop Adonan

Sekop adonan dapat mengurangi keluhan pada bagian tangan sehingga memudahkan pekerja dalam pencetakan paving block.


(27)

(28)

(29)

Dimensi tubuh yang diperlukan dalam perancangan fasilitas kerja yaitu: 1. Pangkal ke Tangan (PPT)

2. Lebar Tangan (LT)

3. Diameter Genggaman Tangan (GT)

Adapun data dimensi tubuh pekerja UKM Gunung Jati dapat dilihat pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5. Data Dimensi Tubuh Pekerja UKM Gunung Jati

No PPT (cm)

LT (cm)

DG (cm)

1 7,5 10,5 3,4

Sumber: Hasil Pengukuran

Data dimensi tubuh pekerja UKM Gunung Jati tidak cukup untuk digunakan sebagai acuan dalam perancangan fasilitas kerja usulan, sehingga dilakukan penambahan data dimensi tubuh dari laboratorium E dan APK dapat dilihat pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6 Dimensi Tubuh Pekerja

No PPT (cm)

LT (cm)

DG (cm) No

PPT (cm) LT (cm) DG (cm)

1 7,5 10,5 3.5 12 9.8 9.3 4

2 9 11 4.2 13 10 9.2 4.1

3 9 9.9 4 14 9.3 8.3 4

4 10.7 10.3 4.2 15 7 7.25 2.5

5 7.8 8.3 3.6 16 7.35 8.15 3.45

6 9.4 9.3 3.4 17 7.05 9.55 2.55

7 7.1 9 4.4 18 8.25 8.27 3.45

8 8.2 7.9 4.8 19 6 7.6 3.2

9 8.3 9.7 5.2 20 6.9 8.8 2.4

10 8.1 8.6 4.3 21 6.2 7.6 2.6

11 10.9 10.5 4.1 22 7.8 8 3.2


(30)

No PPT (cm)

LT (cm)

DG (cm) No

PPT (cm) LT (cm) DG (cm)

23 6.3 9.4 3.7 34 5.61 8.66 4.41

24 11 9.4 4.4 35 9 10.48 4.22

25 8 7.7 4.6 36 8.2 7.61 4.09

26 9 8.5 4.6 37 9.76 8.4 4

27 8 9.5 4 38 6.5 8.2 3.08

28 9 9.2 4.6 39 7.74 7.92 3.08

29 8 9.8 5 40 8.53 8.54 3.51

30 6.8 8.8 3.9 41 7.3 8.56 3.96

31 6.8 8.4 3.1 42 8.41 9.51 4.12

32 8.5 10.1 3.4 43 8.63 8.57 3.62

33 6.2 8.8 3.9 44 9.8 12 9

Sumber: Data Base Laboratorium E dan APK

5.2.4. Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, Nilai Maksimum, dan Minimum

Adapun persamaan yang digunakan untuk menghitung nilai rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum dan minimum pada masing-masing dimensi tubuh hasil pengukuran akan dijabarkan sebagai berikut.

5.2.4.1.Perhitungan rata-rata

Untuk menentukan nilai rata-rata pada masing-masing dimensi tubuh hasil pengukuran dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

n X n

X X

X + + + n =

n

=

Χ 1 2 ....


(31)

n = Banyaknya pengamatan n

X

Σ = Jumlah pengamatan ke n X = X rata-rata

Misalnya :

Nilai rata-rata pada data Pangkal ke Tangan(PPT) adalah:

15 , 8 44 73 , 358 44 8 , 9 63 , 8 ... 9 5 ,

7 + + + + = =

= X

5.2.4.2.Perhitungan Standar Deviasi

Untuk menentukan nilai standar deviasi yaitu standar penyimpangan dari nilai rata-ratanya pada masing-masing dimensi tubuh hasil pengukuran dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

σ

(

)

1 2 − − =

n X Xi Misalnya:

Nilai standar deviasi pada data Pangkal ke Tangan(PPT) adalah:

σ 1 44 ) 15 , 8 8 , 9 ( ) 15 , 8 63 , 8 ( ... ) 15 , 8 9 ( ) 15 , 8 5 , 7

( 2 2 2

−+ − + − + − + − =


(32)

5.2.4.3.Perhitungan Nilai Minimum dan Maksimum

Nilai minimum adalah nilai terkecil dari hasil pengukuran setelah data diurutkan, sedangkan nilai maksimum adalah nilai yang terbesar dari data hasil pengukuran setelah data diurutkan.

Misalnya:

Nilai minimum dan maksimum pada data data Pangkal ke Tangan (PTT) adalah:

11

61

,

5

min

=

=

maks

X

X

Perhitungan rata-rata, standar deviasi, nilai minimum dan maksimum dari data hasil pengukuran 3 dimensi tubuh dapat dilihat pada Tabel 5.7. berikut:

Tabel 5.7. Hasil Pengukuran dengan X, σ, Xmin dan Xmaks No. Pengukuran X (cm) σ(cm) Xmin (cm) Xmaks (cm)

1 PPT 8,15 1,34 5,61 11

2 LT 8,95 0,96 7,25 11

3 DT 3,82 0,66 2,40 5,20

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Microsoft Excel

5.2.5. Uji Keseragaman Data Antropometri

Uji keseragaman data digunakan untuk pengendalian proses bagian data yang ditolak atau tidak seragam karena tidak memenuhi kriteria yang ada. Apabila dalam satu pengukuran terdapat satu jenis atau lebih data tidak seragam maka data tersebut akan langsung ditolak dan dilakukan revisi pada data tidak seragam dengan cara membuang data yang out of control tersebut dan melakukan perhitungan kembali.


(33)

Untuk menguji keseragaman data digunakan peta kontrol dengan persamaan:

k X

BKA= + σ

k X

BKB= − σ

Jika X min> BKB dan Xmaks< BKA maka data seragam

Jika X min< BKB dan Xmaks> BKA maka data tidak seragam

Hasil uji keseragaman data pada Pangkal ke Tangan dengan tingkat kepercayaan yang digunakan 95% diperoleh nilai k=2 sehingga:

2

+

=X

BKA σ = 8,15+ 2(1,34) = 10,83cm 2

= X

BKB σ = 8,15- 2(1,34) = 5,47cm

Jadi dari hasil perhitungan di atas didapat kesimpulan yaitu karena hasil pengukuran menyatakan ada data pada Pangkal ke Tangan (PTT) yang berada di atas BKA atauXmax>BKAmaka data hasil pengukuran yang dilakukan tidak

seragam untuk melakukan perancangan produk. Peta kontrol untuk data Pangkal ke Tangan (PPT), Lebar Tangan(LT), Diameter Genggaman Tangan(GT) dapat dilihat pada Gambar 5.7. sampai dengan Gambar 5.9.


(34)

Gambar 5.7. Peta Kontrol untuk Pangkal ke Tangan (PPT)

Gambar 5.8. Peta Kontrol untuk Lebar Tangan (LT) 0

2 4 6 8 10 12

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43

PPT BKA BKB

0 2 4 6 8 10 12

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43

LT BKA BKB


(35)

Gambar 5.9. Peta Kontrol untuk Diameter Genggaman (DG)

Hasil keseluruhan data out of control dapat dilihat pada Tabel 5.8. Tabel 5.8. Data Out of Control

No Dimensi Tubuh Data yang out of control (cm)

1 PPT 11 dan 24

2 LT 2 dan 44

3 DG 9 dan 20

Sumber: Pengolahan Data

Dari tabel 5.8. dapat dilihat bahwa dimensi tubuh PPT, LT, dan DG mempunyai data yang out of control sehingga perlu dilakukan revisi I yaitu dengan membuang data yang out of control dan dihitung kembali untuk mendapatkan keseragaman data. Hasil keseragaman data yang diperoleh pada masing-masing elemen pengukuran dapat dilihat pada Tabel 5.9. dengan keterangan S (Seragam) dan TS (Tidak Seragam).

0 1 2 3 4 5 6

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43

DG BKA BKB


(36)

Tabel 5.9. Uji Keseragaman Data

No. Pengukuran Xmin Xmaks BKA BKB Ket

1 PPT 5,61 10,70 10,44 5,59 TS

2 LT 7,25 10,50 10,59 7,12 TS

3 DG 2,50 5,00 5,01 2,62 TS

Sumber: Pengolahan Data

Untuk data Pangkal ke Tangan (PPT) terdapat data di luar dan BKA sehingga perlu dihitung ulang nilai rata-rata, standar deviasi, BKA, dan BKB yaitu sebagai berikut :

02 , 8 42 03 , 337 42 8 , 9 63 , 8 ... 9 5 ,

7 + + + + = =

= X σ 1 42 ) 02 , 8 8 , 9 ( ) 02 , 8 63 , 8 ( ... ) 02 , 8 9 ( ) 02 , 8 5 , 7

( 2 2 2 2

− − + − + + − + − =

σ = 1,21 2

+

=X

BKA σ = 8,02 + 2(1,21) = 10,44 cm 2

= X

BKB σ = 8,02 - 2(1,21) = 5,60 cm

Peta kontrol revisi I untuk data Pangkal ke Tangan (PPT), Lebar Tangan(LT), dan Diameter Genggaman Tangan(GT) dapat dilihat pada Gambar 5.10. sampai Gambar 5.12.


(37)

Gambar 5.10. Peta Kontrol untuk Pangkal ke Tangan (PTT) Revisi I

Gambar 5.11. Peta Kontrol untuk Lebar Tangan (LT) Revisi I 0

2 4 6 8 10 12

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41

TSB BKA BKB

0 2 4 6 8 10 12

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43

TP BKA BKB


(38)

Gambar 5.12. Peta Kontrol untuk Diameter Genggam (DG) Revisi I

Gambar diatas dapat dilihat bahwa data untuk Pangkal ke Tangan (PPT) dan Diameter Genggaman Tangan(GT) belum seragam. Hasil keseluruhan data

out of control setelah revisi I dapat dilihat pada Tabel 5.10.

Tabel 5.10. Data Out of Control Setelah Revisi I No Dimensi Tubuh Data yang Out of Control

1 PPT 4 dan 32

2 DG 14, 16, dan 19

Sumber: Pengolahan Data

Hasil keseragaman data revisi I yang diperoleh pada masing-masing elemen pengukuran dapat dilihat pada Tabel 5.11. dengan keterangan S (Seragam) dan TS (Tidak Seragam).

0 1 2 3 4 5 6

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41

PPT BKA BKB


(39)

Tabel 5.11. Uji Keseragaman Data Revisi I

No. Pengukuran X σ Xmin Xmaks BKA BKB Ket

1 PPT 8,01 1,10 6,00 10,00 10,21 5,81 TS

2 LB 8,86 0,87 7,25 10,50 10,59 7,12 S

3 DG 3,92 0,50 3,08 5,00 4,91 2,92 TS

Sumber: Pengolahan Data

Dari hasil pengukuran revisi I terlihat masih ada data yang berada di luar kontrol. Oleh karena itu, akan dilakukan kembali revisi II untuk menyeragamkan data. Data yang out of control (tidak seragam) akan kembali direvisi ulang (revisi II) untuk mendapatkan keseragaman data. Data yang out of control tersebut dikeluarkan dari data yang akan diolah, kemudian dilakukan perhitungan ulang.

Untuk data Pangkal ke Tangan terdapat data yang out of control sehingga perlu dihitung ulang nilai rata-rata, standar deviasi, BKA, dan BKB sebagai berikut: 01 , 8 41 52 , 320 41 8 , 9 63 , 8 ... 9 5 ,

7 + + + + = =

= X σ 1 41 ) 95 , 7 8 , 9 ( ) 95 , 7 63 , 8 ( ... ) 95 , 7 9 ( ) 95 , 7 5 , 7

( 2 2 2 2

− − + − + + − + − =

σ = 1,10 2

+

=X

BKA σ = 8,01 + 2(1,10) = 10,21 cm 2

= X

BKB σ = 8,01 - 2(1,10) = 5,81 cm

Peta kontrol revisi II untuk data Pangkal ke Tangan(PTT), dan Diameter Genggaman(DG) dapat dilihat pada Gambar 5.13. dan 5.14.


(40)

Gambar 5.13. Peta Kontrol untuk Pangkal ke Tangan (PTT) Revisi II

Gambar 5.14. Peta Kontrol untuk Diameter Genggam (DG) Revisi II 0

2 4 6 8 10 12

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39

TSB BKA BKB

0 1 2 3 4 5 6

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39

D

a

ta

D

im

e

n

si

LT BKA BKB


(41)

Gambar diatas dapat dilihat bahwa data untuk Diameter Genggaman(DG) belum seragam. Hasil keseluruhan data out of control setelah revisi II dapat dilihat pada Tabel 5.12.

Tabel 5.12. Data Out of Control Setelah Revisi II No Dimensi Tubuh Data yang Out of Control

1 DG 24

Hasil keseragaman data revisi II yang diperoleh pada masing-masing elemen pengukuran dapat dilihat pada Tabel 5.13. dengan keterangan TS (Tidak Seragam).

Tabel 5.13. Uji Keseragaman Data Revisi II

No. Pengukuran X σ Xmin Xmaks BKA BKB Ket

1. PPT 8,01 1,10 6,00 10,00 10,21 5,81 S

2. LB 8,86 0,87 7,25 10,50 10,59 7,12 S

3. DG 3,89 0,47 3,08 4,80 4,83 2,94 TS

Sumber: Pengolahan Data

Dari hasil pengukuran revisi II terlihat masih ada data yang berada di luar kontrol. Oleh karena itu, akan dilakukan kembali revisi III untuk menyeragamkan data. Data yang out of control (tidak seragam) akan kembali direvisi ulang (revisi III) untuk mendapatkan keseragaman data. Data yang out of control tersebut dikeluarkan dari data yang akan diolah, kemudian dilakukan perhitungan ulang.

Untuk data Diameter Genggaman (DG) terdapat data yang out of control sehingga perlu dihitung ulang nilai rata-rata, standar deviasi, BKA, dan BKB sebagai berikut:


(42)

89 , 3 38 69 , 147 38 5 , 3 62 , 3 ... 2 , 4 5 , 3 = = + + + + = X σ 1 38 ) 89 , 3 5 , 3 ( ) 89 , 3 62 , 3 ( ... ) 89 , 3 2 , 4 ( ) 89 , 3 5 , 3

( 2 2 2 2

−+ − + − + − + − =

σ = 0,47 2

+

=X

BKA σ = 3,89 + 2(0,47) = 4,83 cm 2

= X

BKB σ = 3,89 - 2(0,47) = 2,95 cm

Peta kontrol revisi III untuk data Diameter Genggaman(DG) dapat dilihat pada Gambar 5.15.

Gambar 5.15. Peta Kontrol untuk Diameter Genggam (DG) Revisi III

Setelah dilakukan revisi III tidak terdapat data out of control dan semua data telah seragam. Hasil keseragaman data yang diperoleh pada masing-masing elemen pengukuran dapat dilihat pada Tabel 5.14. dengan keterangan S (seragam).

0 1 2 3 4 5 6

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37

D a ta D im e n si TSB BKA BKB


(43)

Tabel 5.14. Hasil Uji Keseragaman Data

No. Pengukuran X σ Xmin Xmaks BKA BKB Ket 1. PPT 8,01 1,10 6,00 10,00 10,21 5,81 S 2. LB 8,86 0,87 7,25 10,50 10,59 7,12 S

3. DG 3,89 0,47 3,08 4,80 4,83 2,93 S

Sumber: Pengolahan Data

Dari hasil pengukuran revisi III terlihat bahwa semua data berada dalam di dalam kontrol. Data dimensi untuk Pangkal ke Tangan (PPT), Lebar Tangan(LT), dan Diameter Genggaman Tangan(GT) dapat dilihat pada Tabel 5.15.

Tabel 5.15. Dimensi Tubuh Pekerja

No PTT (cm) LP(cm) DG (cm) No PTT

(cm) LP(cm) DG (cm)

1 7.5 10.5 3.5 22 8 9.4 4

2 9 9.9 4.2 23 9 9.4 4.6

3 9 10.3 4 24 8 7.7 3.9

4 7.8 8.3 4.2 25 9 8.5 3.1

5 9.4 9.3 3.6 26 8 9.5 3.4

6 7.1 9 3.4 27 6.8 9.2 3.9

7 8.2 7.9 4.4 28 6.8 9.8 4.41

8 8.3 9.7 4.8 29 8.5 8.8 4.22

9 8.1 8.6 4.3 30 6.2 8.4 4.09

10 9.8 10.5 4.1 31 5.61 10.1 4

11 10 9.3 4 32 9 8.8 3.08

12 9.3 9.2 4.1 33 8.2 8.66 3.08

13 7 8.3 4 34 9.76 10.48 3.51

14 7.35 7.25 3.45 35 6.5 7.61 3.96

15 7.05 8.15 3.45 36 7.74 8.4 4.12

16 8.25 9.55 3.2 37 8.53 8.2 3.62

17 6 8.27 3.2 38 7.3 7.92 3.5

18 6.9 7.6 3.7 39 8.41 8.54

19 6.2 8.8 4.4 40 8.63 8.56

20 7.8 7.6 4.6 41 9.8 9.51

21 6.3 8 4.6 42 8.57


(44)

5.2.6. Uji Kecukupan Data

Uji kecukupan data digunakan untuk menganalisis jumlah pengukuran sampel apakah sudah representatif terhadap populasi yang diwakilinya atau tidak. Untuk uji kecukupan data dengan tingkat ketelitian 5% dan tingkat kepercayaan 95% (harga k adalah 2) dapat digunakan persamaan sebagai berikut:

( )

( )

2

2 2 2 2 2 40 '         =           =

X X X N X X X N s k N

Jika, N`< N maka data sudah cukup untuk melakukan perancangan. N`> N maka data belum cukup untuk melakukan perancangan.

Contoh :

Perhitungan data Pangkal ke Tangan (PTT) adalah sebagai berikut :

N = 41 k =

∑ X = 326,13 s = 0,05

∑ X2 = 106.360,78 Maka: 32,64 ' 326,13 (326,13) ) 106.360,78 ( 41 40 ' 2 2 =         = N N

Didapatkan N’ = 32,64 < N data = 41

Kesimpulan:Data hasil pengukuran yang dilakukan sudah cukup untuk menjadi acuan perancangan fasilitas.


(45)

Dengan cara yang sama seperti di atas, maka hasil uji kecukupan data yang diperoleh pada masing-masing elemen pengukuran untuk fasilitas kerjadapat dilihat pada Tabel 5.16.

Tabel 5.16. Uji Kecukupan Data

No Dimensi Tubuh N N’ Keterangan

1 PPT 41 32,64 Data Cukup

2 LP 42 14,99 Data Cukup

3 DG 38 22,98 Data Cukup

Sumber: Pengolahan Data

5.2.7. Uji Kenormalan Data dengan Kolmogorov-Smirnov

Salah satu syarat penggunaan data antropometri yang akan diaplikasikan pada perancangan fasilitas menggunakan konsep persentil adalah data harus berdistribusi normal, sehingga perlu dilakukan uji normalitas. Metode

kolmogorov-smirnov digunakan karena data antropometri yang digunakan adalah

data parametrik yang dapat diketahui nilai parameter/statistik data (rata-rata, standar deviasi, dan sebagainya), merupakan data kontinu (hasil pengukuran), dan ukuran sampel memenuhi sehingga metode kolmogorov-smirnov dapat digunakan untuk melakukan uji kenormalan data. Pengujian kenormalan data untuk masing-masing dimensi dihitung dengan menggunakan software SPSS 17.


(46)

Tabel 5.17. Uji Kenormalan Data dengan Kolmogorov-Smirnov dengan SPSS 17

PPT LT DG

N 41 42 38

Normal Parametersa,,b Mean 7.9544 8.8589 3.8866

Std. Deviation 1.15028 .86802 .47203

Most Extreme Differences Absolute .087 .098 .121

Positive .064 .098 .103

Negative -.087 -.058 -.121

Kolmogorov-Smirnov Z .555 .638 .748

Asymp. Sig. (2-tailed) .918 .810 .631

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Uji Kolomogorov Smirnov dengan menggunakan software SPSS 17

Hasil seluruh pengujian pada tabel diatas dinyatakan normal jika nilai

Asymp. Sig p > α (0,05), maka data diatas dinyatakan normal.

5.2.8. Perhitungan Persentil

Setelah diperoleh data antropometri dari pengukuran seluruh pekerja, selanjutnya ditentukan nilai persentil. Nilai persentil yang dicari adalah persentil 5, 50 dan 95. Cara penentuan nilai persentil data antropometri tersebut adalah sebagai berikut:

1. Persentil 5

Harga persentil 5 dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut: P5= x� -1,645σx

Dimana:


(47)

x

� = Rata-rata

σx = Standar Deviasi dari data x

Perhitungan dimensi Pangkal ke Tangan (PTT) P5 = x� -1,645σx

= 8,01– 1,645(1,10) = 6,20 cm

2. Persentil 50

Harga persentil 50 dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut: P50 = x�

Dimana:

P50 = besar persentil 50

x

� = rata-rata x

Perhitungan dimensi Pangkal ke Tangan (PTT) P5 = x�

= 8,01 3. Persentil 95

Harga persentil 95 dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut: P95 = x� + 1,645 σx

Dimana:

P95 = besar persentil 95

x

� = rata-rata x

σx = standar deviasi


(48)

P95 = x�+1,645σx

= 8,01+ 1,645(1,10) = 9,81 cm

Rekapitulasi perhitungan persentil 5, 50 dan 95 untuk masing-masing data dimensi antropometri dapat dilihat pada Tabel 5.18.

Tabel 5.18. Perhitungan Persentil 5, 50 dan 95 untuk Seluruh Dimensi Antropometri

No Dimensi Antropometri P5 (cm) P50 (cm) P95 (cm)

1 Pangkal ke Tangan (PTT) 6,2 8,01 9.82

2 Lebar Tangan (LT) 7,43 8,86 10.29

3 Diameter Genggaman (DG) 3,11 3,89 4,66

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan data diatas, data dimensi yang digunakan yaitu persentil 50 dengan alasan agar sebagian populasi yang ada dapat menggunakan fasilitas yang dirancang.


(49)

BAB VI

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.2. Analisis Postur Kerja Aktual

Elemen gerakan aktual pengambilan bahan baku ke alat pencetakan dilakukan dengan postur kerja yang tidak ergonomis. Berdasarkan penilaian postur kerja dengan metode REBA, elemen kegiatan pengambilan bahan baku ke alat pencetakan yang memerlukan tindakan perbaikan. Hal ini dikarenakan pada saat pekerja melakukan kegiatan pengambilan bahan baku badan operator memutar dan sedikit menekuk, alat yang digunakan tidak memiliki pegangan, serta kegiatan tersebut berulang-ulang selama 7 jam/hari.

Setelah diberikan rancangan fasilitas kerja I dan II selama 1 minggu, terjadi perubahan postur tubuh pada saat melakukan aktivitas pengambilan bahan baku dengan rancagan fasilitas usulan yaitu posisi badan tidak lagi memutar, posisi badan lebih tegak, serta pegangan yang berguna untuk lebih memudahkan pekerjaan. Perbedaaan hasil sebelum dan sesudah menggunakan rancangan I dan II dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6.1. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Postur Kerja Sebelum dan Sesudah Menggunakan Rancangan

No Elemen Kegiatan Bagian

Tubuh Skor Tindakan Perbaikan 1 Sebelum Menggunakan

Alat

Kanan 7 Perlu tindakan Kiri 7 Perlu tindakan 2 Sesudah Menggunakan

Rancangan I Perlakuan I

Kanan 2 Mungkin diperlukan tindakan Kiri 5 Perlu tindakan Tabel 6.1. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Postur Kerja Sebelum dan


(50)

No Elemen Kegiatan Bagian

Tubuh Skor Tindakan Perbaikan 3 Sesudah Menggunakan

Rancangan I Perlakuan II

Kanan 2 Mungkin diperlukan tindakan Kiri 5 Perlu tindakan 4 Sesudah Menggunakan

Rancangan II

Kanan 2 Mungkin diperlukan tindakan Kiri 2 Mungkin diperlukan

tindakan 6.3. Analisis Fasilitas Kerja Aktual dan Usulan

Pada fasilitas kerja aktual sekop adonan yang digunakan untuk pengambil bahan baku ke alat cetakan tidak memiliki pegangan sehingga menimbulkan keluhan, sedangkan fasilitas kerja usulan yang digunakan sudah sesuai dengan dimensi tubuh pekerja. Fasilitas kerja yang dirancang yaitu sekop adonan yang digunakan sebagai sekop untuk pengambilan bahan baku ke alat pencetakan yang memiliki pegangan, sehingga pekerja bekerja lebih cepat.

Dimensi hasil perancangan diperoleh dari data antropometri pekerja. Dimensi antropometri yang digunakan adalah Pangkal ke Tangan (PTT) dan Lebar Tangan (LT) digunakan dalam menentukan tinggi pegangan yang akan dirancang, sedangkan Diameter Genggaman (DG) digunakan untuk penentuan tebal genggaman yang sesuai dengan dimensi operator.


(51)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengolahan data dan analisa pembahasan adalah:

1. Hasil penilaian postur kerja menggunakan metode REBA menunjukkan bahwa kegiatan pengambilan adonan semen kedalam kategori perlu tindakan dengan skor penilaian postur kerja adalah 7 dan 7, sedangkan setelah menggunakan rancangan I perlakuan I diperoleh skor dalam kategori mungkin perlu tindakan dan perlu tindakan yaitu 2 dan 5, menggunakan rancangan I perlakuan II diperoleh skor dalam kategori mungkin perlu tindakan dan perlu tindakan 2 dan 5, dan menggunakan rancangan II diperoleh skor dalam kategori mungkin perlu tindakan 2 dan 2.

2. Tindakan perbaikan yang dilakukan adalah merancang fasilitas pekerja yaitu sebuah sekop adonan yang memiliki pegangan yang memudahkan operator dalam melakukan aktivitas pengambilan bahan baku dan sesuai dengan data dimensi tubuh pesentil 50 (PPT 7,95cm, LT 8,8cm, dan DG 3,89cm) agar sebagian populasi yang ada bisa menggunakan fasilitas yang dirancang.

3. Hasil penilaian peta tangan kiri dan tangan kanan menunjukkan bahwa dengan menggunakan rancangan aktual dibutuhkan waktu 47 detik untuk menyelesaikan satu produk, sedangkan menggunakan rancangan I perlakuan I,


(52)

rancangan I perlakuan II, dan rancangan II dibutuhkan waktu masing-masing 49 detik, 45 detik, 51 detik untuk menyelesaikan satu produk.

4. Untuk pemilihan alternatif diambil berdasarkan pada sedikitnya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu produk per satu siklus, dan jumlah produk terbanyak yang dihasilkan per hari yaitu dengan menggunakan rancangan I perlakuan II dengan waktu 45 detik/produk sebanyak 478 buah/hari.

7.2. Saran

Saran yang dapat diberikan adalah:

1. Dari usulan fasilitas kerja yang dihasilkan pada penelitian ini diharapkan dapat diterapkan pada UKM Gunung Jati

2. Perusahaan seharusnya melihat perusahaan yang sejenis yang lebih modern dalam sistem produksi hingga dapat diaplikasikan ke perusahaan sendiri.


(53)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

UKM Gunung Jati merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan paving block dan Riol. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1980an oleh bapak Muhammad Banaim selaku pemilik perusahaan tersebut. Pada awalnya UKM Gunung Jati hanya memproduksi Riol, tegel. Seiring dengan berkembangnya usaha ini dengan berbagai inovasi-inovasi yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, saat ini pihak perusahaan mengembangkan bisnisnya dengan memproduksi paving block, keramik, genteng, ventilasi.

UKM Gunung Jati memiliki lokasi kantor pemasaran dan pabrik di Jl. Halat No.142 d/h 54D Medan, Sumatera Utara. Sampai saat ini perusahaan memiliki tenaga kerja 20 orang dengan jam kerja sekitar 7 jam/hari.

Daerah pemasaran UKM Gunung Jati adalah ke berbagai daerah di propinsi Sumatera Utara dan saat ini meluas hingga ke luar propinsi Sumatera Utara, yakni Sumatera Barat dan Riau. Perusahaan beroperasi di sebuah area dengan luas sekitar kurang lebih 1 Hektar untuk kantor pemasran dan 1,5 hektar untuk pabrik perusahaan dimana yang terdiri dari beberapa bangunan untuk mesin produksi, gudang produk, dan gudang bahan baku.


(54)

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

UKM Gunung Jati menghasilkan dua jenis produk, yaitu: 1. Paving block merah tipe persegi enam.

2. Paving block merah tipe zebra.

Adapun produk paving block merah dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Paving Block Merah

2.3. Lokasi Perusahaan

UKM Gunung Jati memiliki kantor pemasaran yang beralamat di Jalan Halat No. 142 Medan, sedangkan pabriknya berlokasi di depan kantor pemasarannya di Jalan Halat No. 56D Medan. Secara keseluruhan, UKM Gunung Jati menempati areal seluas ± 2,5 Hektar.


(55)

2.4. Daerah Pemasaran

Produk-produk dari UKM Gunung Jati, telah dipasarkan ke berbagai daerah di propinsi Sumatera Utara hingga ke luar propinsi, seperti Sumatera Barat dan Riau.. Bagi perusahaan, permasalahan harga produk menjadi hal yang sangat sensitif. Dengan demikian pihak perusahaan selalu berusaha untuk menetapkan harga yang dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain yang sejenis.

2.5. Proses Produksi

Proses produksi adalah serangkaian kegiatan berupa cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau meningkatkan nilai tambah suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber daya berupa tenaga kerja, mesin, bahan baku dan modal yang ada.

Pada UKM Gunung Jati, jenis proses produksinya adalah proses produksi yang terputus-putus (intermittent process). Hal ini dapat dilihat dari adanya waktu yang pendek (short run) dalam persiapan (set-up) peralatan untuk perubahan yang cepat guna dapat menghadapi variasi produk yang berganti-ganti.

2.5.1. Standar Mutu Bahan dan Produk

Mutu merupakan faktor penting yang diterapkan di perusahaan ini karena banyak perusahaan pesaing yang bergerak dalam bidang yang sama. Perusahaan selalu menempatkan kualitas produk sebagai hal yang terpenting. Perusahaan selalu meyakinkan kualitas pasokan dari para pemasoknya, karena perusahaan mengawasi secara penuh kualitas dan proses produksinya. Standard paving block


(56)

harus dipastikan bebas dari keretakan yang berlebihan, kerusakan fisik seperti cacat permukaan. UKM Gunung Jati menetapkan standard paving block segi enam dengan dimensi ukuran 20 cm (jarak terjauh antar sudut) x 10 cm (panjang antar sisi) x 5 cm (tebal) dan paving block zebra dengan ukuran 22 cm (panjang) x 11 cm (lebar) x 6 cm (tebal). Sebagai perusahaan yang menghasilkan paving block, UKM Gunung Jati sangat mengutamakan kekuatan paving block yang dihasilkannya. Namun tetap saja tidak terdapat standar tentang berapa kekuatan

paving block yang dikehendaki. Untuk menjamin kekuatan produk yang

dihasilkannya, UKM Gunung Jati memutuskan untuk menggunakan bahan yang berkualitas seperti semen dengan merek Semen Padang yang terkenal memiliki kualitas yang baik, serta pasir yang dipastikan telah diayak sebelumnya untuk menjamin kekuatan dan kepadatan paving block. UKM Gunung Jati juga menyesuaikan produk (untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggan) dengan cara meningkatkan nilai produk, menyempurnakan pekerjaan serta mempercepat pengiriman dan melaksanakan hal-hal lain untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

2.5.2. Bahan yang Digunakan 2.5.2.1. Bahan Baku

Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk. Bahan baku yang digunakan UKM Gunung Jati dalam memproduksi

paving block adalah:

1. Semen 2. Pasir


(57)

2.5.2.2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan-bahan yang diperlukan dalam memperlancar penyelesaian suatu produk dimana keberadaan bahan penolong ini tidak mengurangi nilai tambah produk yang dihasilkan tersebut, dan bahan penolong ini tidak terdapat pada produk akhir. Bahan penolong yang digunakan oleh UKM Gunung Jati adalah air. Air digunakan pada proses penyiraman yang bertujuan untuk menambah kekerasan paving block.

2.5.2.3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan merupakan bahan yang digunakan dalam proses produksi dan bercampur dengan bahan baku membentuk produk akhir. Bahan tambahan ditambahkan pada proses produksi dalam rangka meningkatkan mutu produk dan bahan ini merupakan bagian dari produk akhir. Pada proses produksi paving block di UKM Gunung Jati terdapat bahan tambahan yang digunakan yaitu tepung merah untuk memberikan kesan warna yang lebih menarik pada produk dan air untuk melembabkan pasir agar lebih memudahkan proses pencetakan.

2.5.3. Uraian Proses Produksi

Proses produksi pada UKM Gunung Jati dibagi menjadi enam tahap produksi, yaitu:

1. Penakaran bahan baku

Penakaran bahan baku dilakukan dengan menimbang sejumlah bahan baku yang digunakan.


(58)

2. Pencampuran bahan baku

Pencampuran bahan baku dilakukan dengan mencampur semen, pasir, dan air menjadi satu adonan.

3. Pencetakan bahan baku

Pencetakan bahan baku dilakukan dengan menambahkan semen merah dan adonan semen ke cetakan, kemudian di press dengan menggunakan mesin

press manual.

4. Pengeringan tahap pertama

Setelah pencetakan selesai, hasil cetakan paving block dibawa ke tempat pengeringan yang gunanya agar semen merah dan adonan semen merekat dan kering.

5. Perendaman

Setelah pengeringan tahap pertama, dilakukan perendaman gunanya agar paving block mengeras setelah dijemur.

6. Pengeringan tahap kedua

Pengeringan setelah kegiatan perendaman dimaksudkan agar paving block benar-benar kering dan kuat.

2.6. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan gambaran mengenai pembagian tugas serta tanggung jawab kepada individu maupun bagian tertentu dari organisasi. Struktur organisasi ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan dan memperlancar jalannya roda perusahaan. Pendistribusian tugas-tugas, wewenang


(59)

dan tanggung jawab serta hubungan satu sama lain dapat digambarkan pada struktur organisasi perusahaan, sehingga para pegawai dan karyawan akan mengetahui dengan jelas apa tugasnya dari mana ia mendapatkan perintah dan kepada siapa ia harus bertanggung jawab.

Struktur organisasi UKM Gunung Jati adalah lini, karena pimpinan umumnya adalah pemilik dari perusahaan itu sendiri. Semua keputusan baik yang bersifat strategis maupun operasional akan diambil sendiri oleh pemilik. Strategi utama yang diterapkan pada tipe organisasi usaha semacam ini adalah bagaimana perusahaan dapat terus dijalankan dan tetap ada permintaan di pasar.

Struktur organisasi UKM Gunung Jati dapat dilihat pada Gambar 2.2. Pemilik

Pekerja stasiun Pencetakan Paving Block

Pekerja Pemasaran Paving Block

Pekerja Administrasi dan

Keuangan

Sumber : UKM Gunung Jati


(60)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam menjalankan proses produksi terutama kegiatan yang bersifat manual. Aktivitas manual yang dilakukan manusia mengakibatkan manusia lebih mudah mengalami kelelahan karena tidak adanya bantuan mesin dan peralatan yang menunjang kegiatan yang dilakukan. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau didesain khusus untuk membantu pekerjaan manusia agar menjadi lebih mudah. Menurut penelitian Sritomo Wignjosoebroto (2010), fasilitas kerja yang telah disesuaikan dengan antropometri mengakibatkan adanya penurunan tingkat keluhan rasa sakit yang dialami oleh operator pada saat bekerja. Desain yang sesuai dengan dimensi tubuh operator akan membuat pekerjaan terasa lebih ringan, nyaman dan cepat.

UKM Gunung Jati adalah salah satu usaha kecil menengah dimana produk yang dihasilkan yaitu paving block. Paving block yang dibuat berbentuk segi enam dan zebra berwarna merah dengan bahan baku berupa pasir dan semen. Pembuatan paving block dilakukan oleh satu orang operator, dengan aktivitas melakukan pencampuran bahan baku, pengadukan, pencetakan, penjemuran, dan perendaman paving block. Pekerjaan pencetakan paving block dilakukan secara berulang-ulang selama 7 jam kerja per hari. Aktivitas yang dilakukan oleh operator pencetakan paving block di UKM ini dilakukan dengan frekuensi yang


(61)

tinggi dengan jumlah paving block persegi enam dicetak 450 buah/hari dan jenis zebra dicetak 300 buah/hari serta dilakukan secara berulang-ulang (repetitif), sehingga menimbulkan keluhan rasa sakit pada bagian lengan atas, lengan bawah, bahu, dan tangan.

Pratiwi (2014)1

Evelina (2012)

membahas tentang aktivitas pada stasiun sewing di CV.X yang bergerak di bidang konveksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor resiko kerja yang dialami para operator di stasiun sewing dengan menggunakan metode Rapid Entire Body Assesment (REBA). Dari hasil penelitian dilakukan perancangan kursi bagi para operator di stasiun sewing untuk memperbaiki posisi kerja operator.

2

Mandala (2014) membahas tentang pembuatan paving block di UKM Gunung Jati dengan aktivitas pemindahan material secara manual dan repetitif selama 7 jam per hari. Penelitian tersebut menghasilkan suatu rancangan wadah yang mampu mengurangi keluhan rasa sakit. Hasil penelitian didapatkan keluhan membahas tentang aktivitas pengrajin sepatu di bengkel sepatu tata. Penelitian dilakukan untuk menganalisis postur kerja menggunakan metode Rapid Entire Body Assesment (REBA). Hasil penelitian dengan metode REBA adalah terdapat dua aktivitas kerja yang memiliki tingkat resiko tinggi dalam pembuatan sepatu yaitu pemotongan pola dan penjahitan upper. Keluhan yang banyak dirasakan oleh pekerja yaitu dibagian leher atas dan pinggang.

1

Pratiwi, Loren dkk. 2014. Analisis posisi kerja operator dengan menggunakan Rapid Entire Body

Assesment (Studi Kasus pada Stasiun Sewing di CV. x). Bandung: Universitas Katolik

Parahyangan.

2

Evelina, Nuri. 2012. Analisi Resiko Ergonomi dan Keluhan Subjektif Musculoskeletal Disorders


(62)

menggunakan kuisioner SNQ yaitu sakit 42% ,sakit 35%, agak sakit 18%, dan tidak sakit 5 %, serta didapatkan penilaian postur kerja menggunakan metode REBA dengan kategori skor perlu dilakukan tindakan yaitu 7 dan 7.

Gambar 1.1. Rancangan Wadah

Rancangan wadah adonan semen tersebut menggunakan satu dimensi antropometri yaitu lebar tangan (LT), memiliki bentuk pegangan yang pipih sehingga tidak nyaman untuk dipegang, dan tidak menggunakan ukuran aktual dari fasilitas kerja aktual sehingga perlu dilakukan perancangan ulang (redesign) dengan mengubah pegangan dari bentuk pipih ke bentuk yang lebih mudah untuk digenggam, dan dilakukan penambahan 2 dimensi antropometri tambahan yaitu pangkal ke tangan (PPT) dan diameter genggaman (DG) yang digunakan sebagai acuan dalam perancangan fasilitas kerja, serta penyesuaian ukuran wadah sesuai


(63)

dengan ukuran wadah aktual yang digunakan operator yaitu panjang 15 cm x lebar 13 cm.

Berdasarkan kepada hasil tersebut maka dilakukan perancangan fasilitas kerja operator. Diharapkan dari perancangan tersebut dapat mengatasi permasalahan yang ada sehingga dapat memperbaiki keluhan yang ada pada operator di UKM Gunung Jati.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah wadah pengambilan adonan semen yang digunakan pada proses pencetakan paving block yang menimbulkan rasa sakit.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mendapatkan rancangan wadah pemindahan adonan semen egonomis di stasiun pencetakan untuk mengurangi keluhan rasa sakit pada operator.

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Mendapatkan penilaian postur kerja operator dengan menggunakan metode REBA setelah menggunakan wadah ergonomis.

2. Mendapatkan wadah pemindahan adonan semen ergonomis. 3. Mendapatkan waktu siklus proses pencetakan paving block.

4. Mendapatkan alternatif rancangan wadah pemindahan adonan semen ergonomis dengan menggunakan Peta Tangan Kiri Tangan Kanan.


(64)

1.4. Asumsi dan Batasan Masalah

Asumsi yang digunakan dalam penelitian adalah:

1. Operator yang diukur berada dalam kondisi yang sehat, dan baik jasmani maupun rohani.

2. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berada pada kondisi baik dan sesuai standar.

3. Proses produksi tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung. 4. Prosedur kerja tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung. 5. Tidak ada pergantian operator selama penelitian berlangsung.

Batasan-batasan pada penelitian ini adalah:

1. Penelitian hanya dilakukan pada pengambilan bahan baku paving block ke mesin pencetakan.

2. Pengukuran hanya dilakukan pada operator yang bertugas mencetak paving

block.

3. Prinsip yang digunakan tidak terbatas pada antropometri statis, yaitu data didapat dari pengukuran dimensi tubuh manusia pada saat diam tetapi juga bergerak.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Perusahaan

Hasil dari penelitian dapat digunakan sebagai masukan untuk merancang alat bantu yang ergonomis untuk mengurangi keluhan berdasarkan aktivitas yang


(65)

dilakukan secara berulang-ulang. 2. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pengalaman dalam menerapkan teori-teori ergonomi, khususnya dalam penilaian beban kerja serta postur kerja, dan perancangan fasilitas kerja berdasarkan dimensi dan prinsip antropometri yang telah didapat di perguruan tinggi kedalam lingkungan industri secara nyata dalam menyelesaikan suatu permasalahan-permasalahan praktis.

3. Bagi Departemen Teknik Industri

Menambah jumlah dan mempengaruhi hasil karya mahasiswa yang dapat menjadi literatur dan referensi penelitian bagi peneliti-peneliti selanjutnya, khususnya dalam bidang Ergonomi dan Perancangam Sistem Kerja di Departemen Teknik Industri.

1.6. Sistematika Penulisan Laoran Tugas Sarjana

Sistematika penulisan laporan Tugas Sarjana adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan merupakan bab pendahuluan yang menguraikan latar belakang permasalahan yang mendasari penelitian dilakukan. Pada bab ini juga diuraikan rumusan masalah yang merupakan permasalahan pokok yang akan dicari solusinya. Setelah itu disusun tujuan penelitian yang mengurai tujuan penelitian secara umum dan secara khusus. Kemudian ditetapkan batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian. Batasan dan asumsi ini digunakan untuk


(66)

menghindari supaya cakupan penelitian tidak meluas, dengan demikian inti pokok permasalahan penelitian dapat dicari. Pada bab ini juga dijelaskan manfaat dilakukannya penelitian serta sistematika penulisan tugas sarjana.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Gambaran umum perusahaan berisi mengenai sejarah perusahaan, kegiatan operasional perusahaan, visi misi perusahaan, struktur organisasi, deskripsi tugas dan tanggung jawab pekerja diUKM Gunung Jati, jumlah pekerja dan jam kerja perusahaan.

BAB III LANDASAN TEORI

Landasan Teori menguraikan mengenai tinjauan pustaka sebagai landasan utama dalam melakukan analisa dan pembahasan penelitian yang berisi teori-teori antropometri, metode REBA.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab pengumpulan dan pengolahan data berisi tentang pengumpulan data, yaitu data keluhan dengan menggunakan SNQ, data penilaian elemen gerakan kerja dengan menggunakan metode REBA, dimensi antropometri. Sedangkan pengolahan data yang dilakukan adalah identifikasi keluhandengan menggunakan SNQ, penentuan level tindakan postur kerja dengan metode REBA, dan perhitungan persentil data antropometri untuk merancang perbaikan fasilitas kerja. BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

Pada bab ini diuraikan mengenai analisis SNQ, postur kerja,antropometri. Selain itu juga diuraikan evaluasi dari hasil penelitian yang dilakukan, yaitu


(67)

berupa perancangan fasilitas kerja untuk mereduksi keluhan serta memperlancar aktivitas.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari masalah yang dibahas dalam penelitian dan menjawab tujuan tentang permasalahan yang ada. Sedangkan saran yang diberikan berisi tentang usulan metode kerja baru serta rancangan failitas kerja operator di UKM Gunung Jati.


(68)

ABSTRAK

UKM Gunung Jati merupakan usaha yang bergerak di bidang produksi paving

block. Hasil rancangan usulan awal memiliki beberapa kelemahan karena hanya

menggunakan satu dimensi antropometri yaitu lebar tangan (LT), memiliki bentuk pegangan yang pipih sehingga tidak nyaman untuk dipegang, dan tidak menggunakan ukuran aktual dari fasilitas kerja aktual sehingga harus dilakukan perancangan ulang (redesign). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan rancangan fasilitas kerja yang ergonomis sesuai dengan antropometri pekerja. Berdasarkan hasil standard nordic questionnaire (SNQ) mengindikasikan menggunakan rancangan I perlakuan I diperoleh sakit 34 %, agak sakit 49 %, dan tidak sakit 19 %, menggunakan rancangan I perlakuan II diperoleh sakit 18 %, agak sakit 73 %, dan tidak sakit 9 %, dan menggunakan rancangan II diperoleh agak sakit 7 %, dan tidak sakit 92%. Penilaian level tindakan postur kerja menggunakan metode rapid entire body assesment (REBA) menunjukan dengan menggunakan rancangan I perlakuan I, rancangan I perlakuan II, rancangan II diperoleh skor masing-masing dalam kategori mungkin perlu tindakan dan perlu tindakan yaitu 2 dan 5, 2 dan 5, 2 dan 2. Usulan rancangan fasilitas kerja berdasarkan prinsip antropometri yaitu ukuran tinggi kaleng 15 cm, diameter kaleng 13cm dan pegangannya panjangnya 8,86 cm, jarak genggaman ke kaleng 8,86cm dan diameter genggaman 3,89 cm. Hasil penilaian peta tangan kiri dan tangan kanan menunjukkan bahwa dengan menggunakan rancangan aktual, rancangan I perlakuan I, rancangan I perlakuan II, dan rancangan II dibutuhkan waktu 47 detik, 49 detik, 45 detik, 51 detik untuk menyelesaikan satu produk.


(69)

RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PENCETAKAN DI UKM GUNUNG JATI

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

FITRA AGIL BUDI PRATAMA 0 8 0 4 0 3 0 1 4

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N


(70)

(71)

(72)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini.

Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi reguler strata satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Adapun judul untuk tugas sarjana ini adalah “Rancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pencetakan di UKM GUNUNG JATI”.

Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, maka penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas sarjana ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan tugas sarjana ini. Semoga tugas sarjana ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan pembaca lainnya.

Medan, Februari 2015


(73)

UCAPAN TERIMAKASIH

Syukur dan terimakasih penulis ucapkan yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk merasakan dan mengikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri USU serta telah membimbing penulis selama masa kuliah dan penulisan laporan tugas sarjana ini.

Dalam penulisan tugas sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini.

2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana.

3. Prof. Ir. Anizar, M. Kes selaku Dosen Pembimbing I atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

4. Ibu Khalida Syahputri, ST, MT selaku Dosen Pembimbing II atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.


(74)

5. Ayahanda Muhammad Bachtiar dan Ibunda Siti Aisyah yang tiada hentinya mendukung penulis baik secara moril maupun materil sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari tidak dapat membalas segala kebaikan dan kasih sayang dari keduanya, oleh karena itu izinkanlah penulis memberikan karya ini sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta.

6. Seluruh keluarga tercinta kakak saya Ade Ira Kurniawati dan adik saya Yoga Febri Andriansyah serta Kakak terbaik saya di Teknik Industri Nelsa Junita yang selalu membantu dan mendukung penulis untuk secepatnya menyelesaikan laporan ini.

7. Bapak Muhammad Banaim selaku pemilik UKM GUNUNG JATI yang telah mengizinkan serta membantu penulis melakukan penelitian dan membantu penulis dalam pengumpulan data.

8. Bang Husein, selaku operator di UKM GUNUNG JATI yang telah membantu dan membimbing penulis dalam penelitian dan pengumpulan data di lantai produksi

9. Staf pegawai Teknik Industri, Bang Ridho, Bang Mijo, Kak Dina, Bang Nurmansyah, Kak Rahma dan Ibu Ani, terimakasih atas bantuannya dalam masalah administrasi untuk melaksanakan tugas sarjana ini.

10. Sahabatku Tercinta Tanti Mastika, Andri, Putra, Tamadiputra, Renji, Ami, Adel, Tio, Ita, Chandra, Dyah, Ichi, Adit, Kiki, Eka, Gugi, Fakhri, Erinsyah, Syumarlin, Ira, Shinta, Rea, Revi, Koko, Tondi, Mus, Yuni, Sirmon, Mandala, Meirina, Ajeng, Ira Apriani, terimakasih atas dukungan dan


(75)

kerjasama yang baik dan masukan atas bantuan dan masukan serta motivasi yang diberikan kepada penulis.

11. Rekan-rekan TIJOY08 stambuk 2008 dan seluruh adik-adik yang ada di Teknik Industri yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, atas dukungan dan kerjasama yang baik atas bantuan dan masukan serta motivasi yang diberikan kepada penulis.

12. Dan seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak mungkin disebutkan satu per satu, hanya Allah SWT yang dapat membalas kalian semua, Amin.


(76)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

ABSTRAK ... xviii

I PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Rumusan Masalah ... I-4 1.3. Tujuan Penelitian ... I-4 1.4. Batasan dan Asumsi Masalah ... I-5 1.5. Manfaat Penelitian ... I-6 1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-7

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1 2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1


(77)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2 2.3. Lokasi Perusahaan ... II-2 2.4. Daerah Pemasaran ... II-2 2.5. Proses Produksi ... II-3 2.5.1. Standart Mutu Bahan dan Produk ... II-3 2.5.2. Bahan Baku yang digunakan ... II-4 2.5.2.1. Bahan Baku ... II-4 2.5.2.2. Bahan Penolong ... II-4 2.5.2.3. Bahan Tambahan ... II-5 2.5.3. Uraian Proses Produksi ... II-5 2.6. Stuktur Organisasi Perusahaan ... II-6

III LANDASAN TEORI ... III-1

3.1. Kelelahan ... III-1 3.1.1. Pengertian Kelelahan ... III-1

3.1.2. Faktor Penyebab Terjadinya Kelelahan ... III-1 3.1.3. Standard Nordic Questionnaire (SNQ) ... III-2 3.2. Postur Kerja ... III-3 3.3. REBA (Rapid Entire Body Assesment) ... III-6


(78)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

3.4. Antropometri ... III-11 3.4.1. Definisi Antropometri ... III-11 3.4.2. Aplikasi Distribusi Normal dalam Penetapan Data

Antropometri ... III-16 3.4.2. Aplikasi Antropometri dalam Perancangan Produk ... III-18 ` 3.5. Uji Keseragaman Data dan Kecukupan Data ... II-22 3.6. Uji Normalitas ... III-24

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Objek Penelitian ... IV-1 4.3. Jenis Penelitian ... IV-1 4.4. Kerangka Berpikir ... IV-1 4.5. Tahapan Penelitian ... IV-2 4.7. Metode dan Instrumen Penelitian ... IV-4 4.8. Pengumpulan Data ... IV-4 4.9. Metode Pengolahan Data ... IV-5 4.10. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-6 4.11. Kesimpulan dan Saran ... IV-6


(1)

DAFTAR GAMBAR ( Lanjutan )

GAMBAR HALAMAN

5.11. Peta Kontrol Untuk Tinggi Lebar Tangan(LT) Revisi I ... V-18 5.12. Peta Kontrol Untuk Diameter Genggaman(DG) Revisi I ... V-19 5.13. Peta Kontrol Untuk Pangkal ke Tangan(PPT) Revisi II ... V-21 5.14. Peta Kontrol Untuk Diameter Genggaman(DG) Revisi II ... V-21 5.15. Peta Kontrol Untuk Diameter Genggaman(DG) Revisi III ... V-23 5.16. Hasil Rancangan Sekop Adonan Paving Block ... V-30 5.17. Identifikasi Keluhan Operator Setelah Rencangan ... V-32 5.18. Tingkat Keluhan Rasa Sakit Operator Sebelum dan Setelah

Menggunakan Rancangan ... V-33 5.19. Postur Tubuh Pengambilan Bahan Baku Setelah Menggunakan

Rancangan I ... V-35 5.20. Postur Tubuh Pengambilan Bahan Baku Setelah Menggunakan

Rancangan II ... V-35 5.21. Lembar Penilaian REBA Aktivitas Pengambilan Bahan Baku

Menggunakan Rancangan I Bagian Kanan ... V-36 5.22. Lembar Penilaian REBA Aktivitas Pengambilan Bahan Baku

Menggunakan Rancangan I Bagian Kiri ... V-37 5.23. Lembar Penilaian REBA Aktivitas Pengambilan Bahan Baku


(2)

DAFTAR GAMBAR ( Lanjutan )

GAMBAR HALAMAN

5.24. Lembar Penilaian REBA Aktivitas Pengambilan Bahan Baku

Menggunakan Rancangan I Bagian Kiri ... V-39 6.1. Tingkat Keluhan Rasa Sakit Operator Sebelum dan Setelah


(3)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

3.1. Skor Batang Tulang REBA ... III-7 3.2. Skor Leher REBA ... III-7 3.3. Skor Kaki REBA ... III-7 3.4. Skor Beban REBA ... III-8 3.5. Skor Lengan Atas REBA ... III-8 3.6. Skor Lengan Bawah REBA ... III-8 3.7. Skor Pergelangan Tangan REBA ... III-8 3.8. Coupling ... III-9 3.9. Skor Grup A ... III-9 3.10. Skor Grup B ... III-10 3.11. Skor Akhir ... III-10 3.12. Skor Aktivitas ... III-11 3.13. Nilai Level Tindakan REBA ... III-11 3.14. Tabel Persentil dan Cara Perhitungan Dalam Distribusi

Normal ... III-18 5.1. Rekapitulasi Data SNQ Operator Pencetakan Paving Block ... V-1 5.2. Elemen Kegiatan Pekerja ... V-3 5.3. Rekapitulasi Presentase Keluhan Operator dengan SNQ... V-4 5.4. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Postur Kerja ... V-7 5.5. Data Dimensi Tubuh Operator UKM Gunung Jati ... V-9


(4)

DAFTAR TABEL ( Lanjutan )

TABEL HALAMAN

5.6. Dimensi Tubuh Pekerja ... V-10 5.7. Hasil Pengukuran dengan X, σ, Xmin dan Xmaks ... V-13 5.8. Data Out of Control ... V-16 5.9. Uji Keseragaman Data ... V-17 5.10. Data Out of Control Setelah Revisi I ... V-18 5.11. Uji Keseragaman Data Revisi I ... V-19 5.12. Data Out of Control Setelah Revisi II ... V-22 5.13. Uji Keseragaman Data Revisi II ... V-22 5.14. Hasil Uji Keseragaman Data ... V-24 5.15. Dimensi Tubuh Pekerja ... V-24 5.16. Uji Kecukupan Data ... V-26 5.17. Uji Kenormalan Data dengan Kolmogorov-Smirnov dengan

SPSS17 ... V-27 5.18. Perhitungan Persentil 5, 50 dan 95 untuk Seluruh Dimensi

Antropometri ... V-29 5.19. Rekapitulasi SNQ Setelah Menggunakan Rancangan I ... V-31 5.21. Rekapitulasi SNQ Setelah Menggunakan Rancangan II ... V-31 5.22. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Postur Kerja Sesudah


(5)

DAFTAR TABEL ( Lanjutan )

TABEL HALAMAN

6.1. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Postur Kerja Sebelum dan

Sesudah Menggunakan Rancangan ... VI-3 6.2. Fasilitas Kerja Aktual dan Usulan Rancangan I dan II ... VI-4


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Standart Nordic Quesionaire (SNQ) ... L-1 2. Fasilitas Kerja Usulan ... L-2 3. Form Tugas Sarjana ... L-3 4. Surat Penjajakan ... L-4 5. Surat Balasan ... L-5 6. Surat Keputusan Tugas Akhir ... L-6 7. Lembar Asistensi ... L-7