Hasil Pengujian Tarik Hasil

Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa pada deformasi 50 diameter butir naik 120.1 µm pada suhu 750 o C dan pada suhu 400 o C diameter butir turun menjadi 71.89 µm sehingga pada suhu 950 o C naik 84.67µm pada deformasi 50. Dimana diameter butir pada spesimen awal 208.3 µm.

4.1.3 Hasil Pengujian Tarik

Pengujian tarik telah dilakukan dengan menggunakan alat uji tarik Torsee Universal Testing Machine terhadap bahan uji tarik dari Tembaga. Pengujian tarik dilakukan dengan menggunakan standar dari Annual book of ASTM Vol.3 E8M- 00b. Berikut ini adalah gambar dan tabel hasil pengujian tarik bahan Tembaga. Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis dari spesimen dalam penelitain ini. Pada penelitian ini pengujian tarik dilakukan pada deformasi 30, 40 dan 50 denngan suhu 400 o C , 450 o C, 800 o C, 850 o C, dan 900 o C. Hasil pengujian tarik terdiri dari tiga parameter yaitu tegangan luluh yield strength, tegangan batas ultimate strength dan keuletan yang ditunjukkan oleh besarnya regangan. Secara umum hasil pengujian tarik dapat dilihat pada table 4.5 berikut ini. Untuk menghitung tegangan luluh σ y dengen cara menginterpolasikan sebagai berikut: � � 0.2 126.926 0.865 Universitas Sumatera Utara 126.926 − � � 126.926 − 0 = 0.865 − 0.2 0.865 − 0 126.926 − � � 126.926 = 0.665 0.865 227.639 − � � = 0.371 � 227.639 0.571 � � = 126.926 − 97.578 � � = 29.3 Tabel 4.5 Sifat mekanik dari pengujian tarik Temperatur ºC Deformasi Pertambahan panjang ∆l Tegangan Luluh MPa Tegangan Maksimum Mpa Regangan 400 20 4 97,37 354,1 20 30 4,5 86,17 352,5 23,1 40 3,5 116,73 408,5 17,5 50 4 136,45 496,2 21,1 60 5,3 132,1 538,5 25,2 450 20 4 118,6 308,1 18,2 30 4 134,48 373,5 20 40 4 126,98 355,2 18,2 50 4 146,06 408,5 20 60 4 147,66 454,3 19 800 20 3,2 74,98 296,2 11,03 30 6 29,31 322,9 24,2 40 8 69,1 370,4 22,2 50 6 15,45 354,1 29,09 60 3,5 124,62 538,5 12,9 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5 Kurva tegangan dengan regangan pada temperature 400 o C Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa tegangan maksimuk pada deformasi 20 sebesar 354.1 MPa, pada deformasi 40 sebesar 408.5 MPa,dengan regangan 17.5.sedangkan untuk deformasi 60 nilai tegangan maksimum sebesar 538.5 MPa, dengan nilai regangan 25.2.dan tegangan luluh 132.1 MPa. Gambar 4.6 Kurva tegangan dengan regangan pada temperature 450 o C 100 200 300 400 500 600 5 10 15 20 25 30 σ M P a Regangan 20 30 40 50 60 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 5 10 15 20 25 σ M P a Regangan 20 30 40 50 60 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.7 Kurva tegangan dengan regangan pada temperature 800 o C Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa nilai tegangan luluh 74.98 MPa, tegangan maksimum sebesar 296.2 MPa pada deformasi 20, sedangkan pada deformasi 60 nilai nilai tegangan luluh sebesar 142.62 MPa dengan nilai tegangan maksimum 538.5 MPa. Gambar 4.8 Kurva tegangan dengan regangan pada temperature 850 o C 100 200 300 400 500 600 5 10 15 20 25 30 35 σ M P a Regangan 20 30 40 50 60 100 200 300 400 500 600 10 20 30 40 σ M P a Regangan 20 30 40 50 60 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.9 Kurva tegangan dengan regangan pada temperature 900 o C Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa tegangan maksimum meningkat pada deformasi 60 sebesar 565.5 MPa, sedangkan untuk deformasi 20 nilai maksimum sebesar 268 Mpa dan nilai regangan 18.1. untuk deformasi 40 sbesar 408.5 Mpa,sedangkan nilai regangan 45.8. 100 200 300 400 500 600 10 20 30 40 50 σ M P a Regangan 20 30 40 50 60 Universitas Sumatera Utara

4.2. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Variasi Suhu dan Waktu Pengempaan terhadap Sifat Fisis, Mekanis dan Ketahanan Rayap Partikel dari Limbah Batang Kelapa Sawit Dengan Perekat Phenol Formaldehida

2 59 69

Pengaruh Suhu dan Waktu Pengempaan Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Papan Partikel dari Limbah Batang Kelapa Sawit dengan Perekat Urea Formaldehida

1 64 71

Pengaruh Suhu dan Waktu Pengempaan terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Papan Partikel dari Limbah Batang Kelapa Sawit dengan Perekat Isosianat

5 59 68

Sifat Fisis Mekanis Balok Laminasi dari Batang Kelapa (Cocos nucifera L.) dan Kayu Kemiri (Aleurites moluccana Wild.)

0 34 71

Sifat Fisis Mekanis Papan Gipsum dari Tandan Kosong Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dengan Perlakuan Perendaman dan Variasi Kadar Gipsum

1 61 84

Corrective Maintenance Bantalan Luncur Lori Pabrik Kelapa Sawit Dengan Kapasitas Angkut 2,5 Ton TBS Menggunakan Analisa Kegagalan

17 114 75

PERBAIKAN SIFAT MEKANIS BESI COR KELABU DENGAN PENAMBAHAN UNSUR CROM DAN TEMBAGA

0 3 8

SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA KARBON RENDAH DENGAN PERLAKUAN CARBURIZING ARANG TEMPURUNG KELAPA Sifat Fisis dan Mekanis Baja Karbon Rendah dengan Perlakuan Carburizing Arang Tempurung Kelapa.

0 3 18

PENDAHULUAN Analisis Sifat Fisis Dan Mekanis Pada Paduan Aluminium Silikon (Al-Si) Dan Tembaga (Cu) Dengan Perbandingan Velg Sprint.

0 0 7

this PDF file Analisa Sifat Mekanik Bahan Paduan TembagaSeng Sebagai Alternatif Pengganti Bantalan Gelinding pada Lori Pengangkut Buah Sawit | Hardianto S. | Jurnal Teknik Mesin MES05070205

0 0 8