2. Menyerahkan tembusan Surat Perintah Penangkapan kepada keluarga tersangka,
sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 1 KUHAP, segera setelah penangkapan terhadap tersangka dilakukan.
Saat dilakukan penangkapan terhadap tersangka, tersangka berhak bebas dari segala tindakan penyiksaan ataupun intimidasi dalam bentuk apapun dari aparat yang
menangkapnya. Dalam hal tertangkap tangan, penangkapan dapat dilakukan tanpa Surat Perintah
Penangkapan. Akan tetapi Petugas atau Orang lain yang menangkapnya wajib menyerahkan tersangka dan barang bukti kepada penyidik atau penyelidik pembantu
terdekat. Penangkapan hanya dapat dilakukan paling lama untuk satu hari 24 jam . Untuk Kasus narkotika dan Psikotropika, status tersangka yang tertangkap tangan
waktunya 1 x 24 jam, dan dapat diperpanjang 2x24 jam, hal ini diatur dalam pasal 67 UU No 22 thn 1997 yang kemudian menjadi tahanan tersangka oleh penyidik 20 hari,
dan perpanjangan untuk kejaksaan 40 hari. Bagi tersangka yang melakukan pelanggaran tidak diadakan penangkapan, kecuali
apabila ia telah dipanggil secara sah dua kali berturut-turut dan tidak mengindahkannya, tanpa alasan yang sah Pasal 9 KUHAP . Sedangkan untuk Tindak
Pidana Khusus seperti Tindak Pidana Narkotika, Tindak Pidana Korupsi Tindak Pidana Ekonomi, dan lain-lain, penangkapan dapat dilakukan oleh jaksa selaku penyidik untuk
paling lama satu tahun.
B. Penahanan tersangka dalam keadaan tertangkap tangan.
Tertangkap tangan adalah tertangkapnya seorang pada waktu sedang melakukan tindak pidana, atau dengan segera sesudah beberapa saat tindak pidana itu dilakukan,
atau sesaat kemudian diserukan oleh khalayak ramai sebagai orang yang
Universitas Sumatera Utara
melakukannya, atau apabila sesaat kemudian padanya ditemukan benda yang diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana itu yang menunjukkan bahwa
ia adalah pelakunya atau turut melakukan atau membantu melakukan tindak pidana itu pasal 1 butir 9 KUHAP.
Adapun unsur dari pasal tersebut di atas, adalah : 1.
Tertangkapnya seseorang. Hal ini berarti ada orang yang tertangkap 2.
Pada waktu sedang melakukan Tindak Pidana. Artinya, orang itu tertangkap selaku melakukan tindak pidana itu.
3. Atau segera sesudah beberapa saat tindak pidana itu dilakukan. Artinya si pelaku
tertangkap beberapa saat setelah melakukan tindak pidana. Segera berarti bahwa jarak antara terjadinya tindak pidana dan tertangkapnya si pelaku tidak terlalu lama,
sehingga tidak ada keragu-raguan, bahwa tersangka adalah pelakunya. 4.
Atau sesaat kemudian diserukan oleh khalayak ramai sebagai orang yang melakukannya. Artinya pelaku ketika melakukan perbuatan pidananya terlihat oleh
khalayak ramai, lalu diserukan sebagai pelakunya dan ketika ia melarikan diri ditangkap oleh orang ramai tersebut.
5. Atau sesaat kemudian padanya ditemukan benda yang diduga keras telah
dipergunakan untuk melakukan tindak pidana, yang menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya atau turut melakukan atau membantu melakukan tindak pidana itu.
Artinya tidak berapa lama atau jarak antara terjadinya tindak pidan dengan ditemukannya bukti-bukti, bahwa dia adalah pelakupembantuturut serta
melakukan tindak pidana itu. Dalam hal ini yang ditemukan padanya adalah alat yang dipergunakan untuk melakukan tindak pidana tersebut, seperti : Bong alat
Universitas Sumatera Utara
yang dipakai untuk menggunakan sabu-sabu atau parang yang digunakan untuk membunuh orang atau dan lain-lainnya sesuai dengan pasal 184 KUHAP.
Dalam hal tertangkap tangan, khalayak atau orang yang menangkap tersangka tidak boleh main hakim sendiri, tetapi segera setelah segera berhasil menangkap tersangka,
mereka harus secepatnya menyerahkannya kepada penyidik atau polisi terdekat, guna pengusutan lebih lanjut.
HIR menyebutkan tertangkap tangan ini dengan nama “kedapatan tengah berbuat”, yaitu bila kejahatantindak pidana kedapatan sedang dilakukan, atau bila dengan segera
kedapatan sesudah dilakukan, atau bila dengan segera sesudah itu ada orang diserukan oleh suara ramai sebagai orang yang melakukannya, atau bila padanya kedapatan
barang-barang, senjata-senjata, alat perkakas atau surat-surat yang menunjukkan bahwa kejahatan atau pelanggaran itu ia yang melaksanakannya atau membantu
melakukannya. Dalam hal kedapatan tengah melakukan suatu kejahatan tindak pidana, maka
tiap-tiap pegawai kekuasaan umum wajib, dan tiap-tiap orang berhak menahan si tertuduh dan akan membawanya kepada salah seorang pegawai penuntut umum atau
kepada seorang jaksa pembantu HIR Pasal 60 ayat 1. Sementara menurut KUHAP Tersangka dalam tindak pidana Umum harus
diserahkan kepada polisi, selaku penyidik tunggal dalam hal tindak pidana Umum. Dalam hal penahanan tersangka yang tertangkap tangan ini, setelah tersangka
tertangkap tengah berbuat atau setelah berbuat atau memiliki barang bukti maka ia harus diserahkan dan ditahan selama 3x24 jam untuk kepentingan penyidikan lebih
lanjut. Hal tertangkap tangan dapat disesuaikan dengan Peraturan :
• Pasal 65 ayat 7 UU No. 22 Tahun 1997 “menangkap dan menahan orang yang
disangka melakukan tindak pidana narkotika” dan,
Universitas Sumatera Utara
• Pasal 69 ayat 5 UU No. 22 Tahun 1997 “Untuk keperluan penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan, penyidik menyisihkan
sebagian barang sitaan untuk diperiksa atau diteliti di laboratorium tertentu yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan, dan dilaksanakan selambat-lambatnya dalam
waktu 3 X 24 tiga kali dua puluh empat jam sejak dilakukan penyitaan”. Tersangka yang tertangkap tangan waktu penahanannya 1 x 24 jam, dan dapat
diperpanjang 2x24 jam, hal ini diatur dalam pasal 67 UU No 22 thn 1997 yang kemudian menjadi tahanan tersangka oleh penyidik 20 hari, dan perpanjangan untuk
kejaksaan 40 hari.
C. Penangkapan untuk Kepentingan Penuntutan dan Peradilan.