Analisis Jefferson Analisis Sefalometri

2.4.2. Analisis Jefferson

Analisis Jefferson merupakan modifikasi dari analisis Sassouni, yang disebut juga analisis skeletal archial. Analisis ini diperkenalkan pada bulan Maret tahun 1990. Jefferson mengatakan bahwa analisis yang dibuatnya lebih praktis, cepat dan mudah dilakukan. Gambar 4 menunjukkan batas anatomi pada analisis ini hampir sama dengan analisis Steiner. Landmarks yang digunakan yaitu: 4,17 17 a. Clivus b. Roof of orbit c. Basisphenoid d. Greater wing of sphenoid e. Ethmoid cribiform plate f. Lateral wall of orbit Setelah semua batas anatomi telah digambar, kemudian ditentukan titik-titik sefalometri yang digunakan. Gambar 4 menunjukkan titik tersebut antara lain : 17 1. SOr Supra Orbitale : titik paling anterior dari perpotongan bayangan roof dengan kontur orbital lateralnya. 2. SI Sella Inferior : titik paling bawah dari sella tursica. 3. N Nasion : titik paling superior sutura frontonasal pada cekungan batang hidung. 4. ANS : titik paling anterior dari maksila. 5. PNS : titik paling posterior dari maksila pada dataran sagital. 6. P Pogonion : bagian paling anterior dari dagu. 7. M Menton : titik paling inferior dari dagu. 8. CG Constructed Gonion : perpotongan 2 garis yaitu, garis dari artikular sejajar tangen posterior ramus dan garis dari menton sejajar tangen batas bawah korpus. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 4. Titik referensi pada analisis Jefferson 17 Dalam analisisnya Jefferson menggunakan 4 dataran sebagai patokan pengukuran, sama dengan analisis Sassouni. Perbedaannya, Jefferson tidak menggunakan dataran paralel tetapi digantikan dengan dataran kranial. Adapun 4 dataran yang digunakan, yaitu: 17 1. Dataran Kranial : dataran yang dibentuk dari garis dari SOr menuju SI. gambar 5 2. Dataran Palatal : dataran yang dibentuk dari garis dari ANS menuju PNS. 3. Dataran Oklusal : dataran yang dibentuk dari dataran oklusal fungsional melalui titik kontak premolar dan molar. 4. Dataran Mandibula : dataran yang dibentuk dari menton melalui tangen batas bawah korpus dan melalui konstruksi gonion. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 5. Empat dataran pada analisis Jefferson 17 Analisis Jefferson menggunakan 3 busur referensi untuk menentukan disharmoni hubungan skeletal dan wajah. Tiga busur tesebut adalah anterior arc, age 4 vertical arc, dan age 18 vertical arc. Anterior arc digunakan untuk menilai posisi antero-posterior maksila dan mandibula. Age 4 vertical arc menggambarkan tinggi vertikal wajah dari mandibula pada saat umur 4 tahun. Age 18 vertical arc menggambarkan tinggi vertikal wajah dari mandibula pada umur 18 tahun. Dalam analisis anteroposterior Jefferson, perpanjangan keempat garis dataran kranial, palatal, oklusal dan mandibula akan diperoleh titik sentral “O”. Titik sentral “O” diperoleh dengan menentukan jarak vertikal yang paling dekat antara garis paling superior dan inferior yang dibentuk dari keempat dataran tersebut. Titik tengah dari jarak vertikal yang telah ditentukan tersebut adalah titik Center “O”. Anterior arc diperoleh dengan bantuan jangka yaitu meletakkan bagian tajam jangka pada titik O dan bagian pensil pada nasion kemudian rotasikan jangka sampai melewati dagu. 4,17 Dataran Kranial Dataran Palatal Dataran Oklusal Dataran Mandibula Center “O” UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dalam analisis vertikalnya, Jefferson menggunakan age 4 vertical arc dan age 18 vertical arc. Pertumbuhan vertikal wajah dimulai dari umur 4 tahun, dimana terjadi kenaikan tinggi wajah bagian bawah sebesar 0,75 mm setiap tahunnya dan berhenti pada saat umur 18 tahun. Age 4 vertical arc diperoleh dengan meletakkan bagian metal jangka pada titik ANS dan bagian pensil jangka pada titik SOr, kemudian rotasikan jangka ke bagian menton dan buat garis arc. Age 18 vertical arc diperoleh dengan menambahkan jarak 10 mm dari age 4 vertical arc. Interpretasi vertikal dari analisis Jefferson adalah tinggi vertikal wajah dikatakan ideal apabila menton berada pada age 4 vertical arc ketika pasien berumur 4 tahun. Dan ketika pasien berumur 18 tahun atau di atas 18 tahun, menton berada pada age 18 vertical arc . 4,17 4,7,17 1. Tipe Pendek : apabila menton berada di atas age 18 vertical arc dengan jarak 2mm terhadap age 18 vertical arc. Jefferson membagi tipe vertikal wajah menjadi 3. yaitu: 2. Tipe Normal : apabila menton berada tepat atau masih dalam rentang jarak ± 2mm terhadap age 18 vertical arc. 3. Tipe Panjang : apabila menton berada di bawah age 18 vertical arc dengan jarak 2mm terhadap age 18 vertical arc. Tipe vertikal wajah pendek dan panjang ditunjukkan pada gambar 6. A B Gambar 6. A Wajah yang pendek, B wajah yang panjang 17 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Merupakan rancangan penelitian deskriptif untuk mengetahui gambaran morfologi skeletal vertikal wajah berdasarkan analisis Jefferson dan Steiner.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di klinik Ortodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan FKG USU, Jalan Alumni No. 2 Kampus USU Medan. Penelitian dimulai dar i bulan Juli 2012 sampai dengan Desember 2012.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah foto sefalometri pasien yang hendak melakukan perawatan ortodonti di Klinik Spesialis Departemen Ortodonti RSGMP FKG USU dan praktek swasta ortodontis Medan. Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan rumus: n = 2 .p.q d Keterangan: 2 n = Jumlah sampel minimum Zα = Confidence Level, untuk α = 95  Zα = 1,96 p = proporsi penelitian  0,5 q = 1 – p = 0,5 d = 15 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA