Hubungan Dismenorea Dengan Perubahan Perilaku Remaja Di Sma St. Thomas 2 Medan Tahun 2014

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

IDA MEITA BR SAGALA

110100207

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(2)

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh:

IDA MEITA BR SAGALA

110100207

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Hubungan Dismenorea dengan Perubahan Perilaku Remaja di SMA St. Thomas 2 Medan Tahun 2014

NAMA : Ida Meita Sagala

NIM : 110100207

Pembimbing

(dr. Selvi Nafianti, Sp. A (K)) NIP. 400048403

Penguji I

(dr. Djohan, Sp. KK) NIP. 196910141998031001

Penguji II

(dr. Wisman Dalimunthe, Sp.A (K)) NIP. 140354982

Medan, Januari 2015 Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH) NIP. 195402201980111001


(4)

ABSTRAK

Dismenorea merupakan nyeri kram yang dirasakan sewaktu menstruasi dan salah satu masalah kesehatan reproduksi yang dialami perempuan. Nyeri yang dirasakan selama haid dapat mempengaruhi perilaku dan aktifitas sehari-hari.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dismenorea dengan perubahan perilaku remaja. Desain penelitian ini adalah analitik dengan desaincross sectional. Populasi penelitian ini adalah siswi SMA St. Thomas 2 Medan tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 344 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang yang dipilih secarasystematic random sampling. Data diambil dengan metode wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner, kemudian data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan perangkat komputer SPSS.

Hasil penelitian menunjukkan dari 100 orang responden, diketahui bahwa responden yang mengalami dismenorea sebanyak 86 orang (86%) dengan dismenorea ringan sebanyak 17%, dismenorea sedang sebanyak 48% dan dismenorea berat 21%. Responden yang mengalami perubahan perilaku sebanyak 53%. Usia responden rata-rata 15,65 ± 0,91 tahun dan usia menarche rata-rata 12,23 ± 1,11 tahun.

Dari penelitian disimpulkan prevalensi dismenorea sebanyak 86 % dan tidak ada hubungan antara dismenorea dengan perubahan perilaku remaja dengan nilai p = 0,412 ( >0,05).


(5)

ABSTRACK

Dysmenorrhea is painful cramps during menstruation and one of health problemsinwomen’s reproduction. Painful during menstruation can influence behaviour and daily activity.

The objective of this study is to investigate the relationship between dysmenorrhea and behaviour change in adolescent. This research is analytic studywith cross-sectional design. Population in this study are St. Thomas 2 High School students from 2014/2015 academic year that amount 344 people. The sample in this study are 100 peoplewhich are chosen by systematic random sampling methods. Datas aretaken by directly interviewed methodusing questionnaire, then the data are analysed by SPSS program.

From 100 respondent, dysmenorrhea was reported 86 % with pain intensity are mild pain in 17 %, moderate pain in 48 % and severe pain in 21 %. Behaviour change occurs 53 %. The mean age of respondent is 15,65 ± 0,91 and the mean age of menarche is 12,23 ± 1,11.

This study results prevalence of dysmenorrhea is 86 % and no relationship between dysmenorrhea and behaviour change in adolescent with p value = 0,412 ( >0,05 )


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan Dismenorea dengan Perubahan Perilaku Remaja di SMA St. Thomas 2 Medan”.

Dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini terdapat beberapa kesulitan dan masalah yang dihadapi, namun bantuan yang diperoleh dari perbagai pihak akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan.

Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

2. dr. Selvi Nafianti, Sp. A (K) selaku Dosen Pembimbing dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah yang telah banyak memberikan gagasan, komentar, kritik serta saran yang membantu dalam proses penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. dr. Djohan, Sp. KK dan dr. Wisman Dalimunthe, Sp. A (K) selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang bermanfaat bagi penulis.

4. Kepala Sekolah serta staf pengajar dan civitas akademika di SMA St. Thomas 2 Medan yang telah memberi dukungan dan waktu dalam pengambilan data untuk penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Orang tua tercinta K. Sagala, SH dan R. Br. Naibaho yang telah membesarkan dengan penuh kasih sayang, selalu mendoakan, memberikan dukungan berupa moril dan material serta semangat kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Keluarga tercinta yang telah mendoakan dan memberikan semangat dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.


(7)

7. Semua responden yang bersedia meluangkan waktu dan menjawab kuesioner yang telah disediakan untuk mendapat data pada penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Sahabat dan teman-teman, Putri, Lusia, Fona, Margaret, Meliani, Niken, Juniana, terutama teman sedoping Samuel dan Hotmen, serta seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara atas bantuan, semangat, dukungan, pengalaman dan cerita selama menjalani pendidikan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Semua pihak yang mendukung dan membantu penulisan Karya Tulis Ilmiah ini baik langsung atau tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna baik isi maupun susunannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, Desember 2014 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan... i

Abstrak... ii

Abstrack... iii

Kata Pengantar... iv

Daftar Isi... vi

Daftar Tabel... viii

Daftar Gambar... ix

Daftar Lampiran... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 2

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………... 4

2.1 Dismenorea ... 4

2.1.1 Definisi... ... 4

2.1.2 Klasifikasi ... 4

2.1.3 Patofisiologi ... 4

2.1.4 Gambaran Klinis ... 6

2.2 Perilaku ... 6

2.2.1 Definisi... ... 6

2.2.2 Klasifikasi ... 7

2.2.3 Domain Perilaku ... 7

2.2.4 Perubahan Perilaku... 11

2.3 Remaja ... 12

2.3.1 Definisi ... 12

2.3.2 Klasifikasi ... 12

2.4 Patofisiologi Dismenorea Menyebabkan Perubahan Perilaku ... 13

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL…….. 15

3.1 Kerangka Konsep Penelitian... 15

3.2 Definisi Operasional... 15

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian ... 18


(9)

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 18

4.3 Populasi dan Sampel ... 18

4.4 Teknik Pengumpulan Data ... 19

4.5 Pengolahan Data dan Analisa ... 20

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1Hasil Peneltian... 22

5.1.1 Lokasi Penelitian... 22

5.1.2 Karakteristik Sampel... 23

5.1.2.1Usia... 23

5.1.2.2Usia Haid Pertama (Menarche)... 23

5.1.2.3Intensitas Nyeri Haid... 24

5.1.2.4Perubahan Perilaku... 24

5.1.3 Hubungan Dismenorea dengan Perubahan Perilaku Remaja... 25

5.2Pembahasan... 25

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1Kesimpulan... 28

6.2Saran... 28

DAFTAR PUSTAKA... 31


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

5.1 Distribusi Berdasarkan Usia di SMA Swasta Santo Thomas 2 Medan Tahun 2014

23

5.2 Distribusi Berdasarkan Usia Haid Pertama (Menarche)

24

5.3 Distribusi Berdasarkan Intensitas Nyeri 24

5.4 Distribusi Berdasarkan Perubahan Perilaku Remaja

25

5.5 Hubungan Dismenorea dengan Perubahan

Perilaku Remaja


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Alur Perubahan Perilaku 12


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Surat Penjelasan

Lampiran 3 Informed Consent

Lampiran 4 Kuesioner

Lampiran 5 Master Data

Lampiran 6 Output Penelitian

Lampiran 7 Ethical Clearance

Lampiran 8 Surat Izin Penelitian

Lampiran 9 Surat Keterangan dari Sekolah


(13)

ABSTRAK

Dismenorea merupakan nyeri kram yang dirasakan sewaktu menstruasi dan salah satu masalah kesehatan reproduksi yang dialami perempuan. Nyeri yang dirasakan selama haid dapat mempengaruhi perilaku dan aktifitas sehari-hari.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dismenorea dengan perubahan perilaku remaja. Desain penelitian ini adalah analitik dengan desaincross sectional. Populasi penelitian ini adalah siswi SMA St. Thomas 2 Medan tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 344 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang yang dipilih secarasystematic random sampling. Data diambil dengan metode wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner, kemudian data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan perangkat komputer SPSS.

Hasil penelitian menunjukkan dari 100 orang responden, diketahui bahwa responden yang mengalami dismenorea sebanyak 86 orang (86%) dengan dismenorea ringan sebanyak 17%, dismenorea sedang sebanyak 48% dan dismenorea berat 21%. Responden yang mengalami perubahan perilaku sebanyak 53%. Usia responden rata-rata 15,65 ± 0,91 tahun dan usia menarche rata-rata 12,23 ± 1,11 tahun.

Dari penelitian disimpulkan prevalensi dismenorea sebanyak 86 % dan tidak ada hubungan antara dismenorea dengan perubahan perilaku remaja dengan nilai p = 0,412 ( >0,05).


(14)

ABSTRACK

Dysmenorrhea is painful cramps during menstruation and one of health problemsinwomen’s reproduction. Painful during menstruation can influence behaviour and daily activity.

The objective of this study is to investigate the relationship between dysmenorrhea and behaviour change in adolescent. This research is analytic studywith cross-sectional design. Population in this study are St. Thomas 2 High School students from 2014/2015 academic year that amount 344 people. The sample in this study are 100 peoplewhich are chosen by systematic random sampling methods. Datas aretaken by directly interviewed methodusing questionnaire, then the data are analysed by SPSS program.

From 100 respondent, dysmenorrhea was reported 86 % with pain intensity are mild pain in 17 %, moderate pain in 48 % and severe pain in 21 %. Behaviour change occurs 53 %. The mean age of respondent is 15,65 ± 0,91 and the mean age of menarche is 12,23 ± 1,11.

This study results prevalence of dysmenorrhea is 86 % and no relationship between dysmenorrhea and behaviour change in adolescent with p value = 0,412 ( >0,05 )


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Menstruasi merupakan perdarahan secara siklik dan periodik dari uterus disertai pelepasan endometrium. Menstruasi pertama atau lebih dikenal menarche terjadi pada umur sekitar 12,8 tahun (Manuaba et al., 2010). Aksis hipotalamus-pituitari yang belum matang pada remaja menyebabkan gangguan menstruasi seperti menoragia, dismenorea dan siklus menstruasi yang abnormal (Chung et al., 2011).

Permasalahan mengenai gangguan menstruasi di dunia semakin meningkat khususnya mengenai dismenorea (Zuluaga dan Anderson, 2013). Sebuah penelitian yang dilakukan di negara maju seperti Jepang melaporkan bahwa remaja yang mengalami dismenorea mencapai 90.8% (Ikeda et al. dalam Harada, 2013). Sedangkan penelitian yang dilakukan Al-Kindi dan Al-Bulushi (2011) di negara berkembang seperti Omani ditemukan prevalensi dismenorea yang cukup tinggi. Penelitian ini melaporkan prevalensi remaja yang mengalami dismenorea sebanyak 94%. Penelitian lain yang dilakukan Chia et al., (2013) di University of Hong Kong juga menemukan hal yang hampir sama dengan penelitian di Omani yaitu sekitar 80% remaja mengalami dismenorea. Penelitian mengenai dismenorea di Indonesia belum diketahui secara pasti. Sebuah penelitian yang dilakukan di Jakarta Timur diperoleh sebanyak 54,5% remaja mengalami dismenorea (Sianipar et al., 2009).

Dismenorea yang dialami remaja mempengaruhi kualitas hidup dan menyebabkan ketidaknyamanan perasaan pada remaja, berupa gangguan psikologis seperti kecemasan dan depresi (Grandi et al., 2012). Penelitian yang dilakukan Santina, Wehbe, dan Ziade (2012) di Sidon, dismenorea menyebabkan pengalaman psikologis berupa ketidaknyamanan akibat perubahan pada psikologis dan fisik akibat nyeri yang dirasakan. Perubahan pada psikologis yang umum ditemui berupa perubahan suasana hati, depresi, kecemasan dan somatisasi. Perubahan suasana hati (80,7 %) paling banyak dilaporkan. Perubahan secara fisik


(16)

berupa mual, muntah, sakit kepala, nyeri pinggang, lelah, pusing selama menstruasi memberikan pengalaman kurang baik bagi remaja.

Selain itu, perubahan siklus hormonal yang terjadi secara natural juga akan mempengaruhi perilaku terutama perilaku yang berhubungan dengan sosial (Guillermo et al., 2010). Penelitian sebelumnya dilaporkan perubahan perilaku pada remaja yang mengalami dismenorea seperti aktifitas olahraga yang menurun (81%), penurunan konsentrasi (75%), tidak mengerjakan pekerjaan rumah (59%), lebih memilih untuk tidak hadir di sekolah (45%), merasa terbatas dalam hubungan sosial (25%), dan bahkan mempengaruhi prestasi akademik sebanyak 8% (Al-Kindi dan Al-Bulushi, 2011). Beberapa penderita dismenorea menyatakan membutuhkan pengobatan dan tidak bisa beraktifitas seperti biasa (Grandi, 2012).

Masalah emosi dan perilaku merupakan masalah yang paling banyak terjadi selama menstruasi apalagi pada saat dismenorea (Unsal et al., 2010). Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian hubungan dismenorea (nyeri haid) dengan perubahan perilaku khususnya pada remaja.

1.2Rumusan masalah

Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah : “Apakah ada hubungan dismenorea dengan perubahan perilaku pada remaja”.

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1Tujuan Umum

Mencari hubungan antara dismenorea dengan perubahan perilaku remaja di SMA St. Thomas 2 Medan

1.3.2Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah:

a. Mengetahui prevalensi dismenorea remaja putri di SMA St. Thomas 2 Medan


(17)

b. Mengetahui jenis dismenorea yang paling banyak terjadi di SMA St. Thomas 2 Medan

c. Mengetahui usia rata-rata remaja di SMA St. Thomas 2 Medan d. Mengetahui usia haid rata-rata remaja di SMA St. Thomas 2 Medan

1.4Manfaat Penelitian

a. Memberi informasi kepada masyarakat terutama remaja mengenai dismenorea.

b. Membantu menumbuhkan kesadaran remaja untuk mengetahui dan memperhatikan dismenorea.

c. Mengembangkan kemampuan dalam penelitian dan mengasah kemampuan analisa peneliti.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1Dismenorea

2.1.1 Definisi

Dismenorea atau nyeri haid merupakan nyeri berupa kram yang terjadi beberapa jam sebelum perdarahan yang dapat terjadi dalam beberapa jam sampai hari selama menstruasi. Dismenorea primer biasanya terjadi pada kisaran umur 17-22 tahun, sedangkan dismenorea sekunder terjadi pada umur yang lebih tua. (Al-Kindi dan Al-Bulushi, 2011). Dismenorea primer terjadi tanpa adanya kelainan patologi di daerah pelvis (Sugumar, 2012), sedangkan dismenorea sekunder terjadi karena ada kelainan patologi pada alat reproduksi (Manuaba, 2010).

2.1.2 Klasifikasi

Manuaba (2010) membagi dismenorea menjadi tiga berdasarkan gejala klinis, yaitu:

1. Dismenorea ringan bersifat sebentar, dapat segera pulih, tidak memerlukan pengobatan dan tidak mengganggu aktifitas atau pekerjaan sehari-hari. 2. Dismenorea sedang bersifat lebih sakit dari dismenorea ringan, biasanya

memerlukan obat-obatan untuk menghilangkan rasa sakit tanpa meninggalkan aktifitasnya.

3. Dismenorea berat bersifat sangat sakit sehingga mengganggu aktifitas dan memerlukan obat-obatan untuk mengurangi rasa sakit serta dibutuhkan istirahat.

2.1.3 Patofisiologi

Menurut Manuaba (2010), terdapat beberapa teori pada dismenorea primer, yaitu:


(19)

Diungkapkan oleh Mackitosh (1832), disebabkan oleh obstruksi pada kanalis servikalis akibat terlalu kecil atau anteversi / retroversi sehingga aliran darah terhambat dan menimbulkan dismenorea.

b) Prostaglandin

Produksi prostaglandin dalam jumlah besar yang didorong oleh cyclic AMP, estrogen dan progesteron semakin menurun, dan trauma jaringan. Walaupun prostaglandin cepat mengalami metabolisme, tetapi menyebabkan kontraksi miometrium, vasokontriksi, iskemia jaringan yang menyebabkan nekrosis, gangguan aliran darah menstruasi, disintegrasi endometrial, dan diikut i rasa sakit.

c) Hipotesa neurogenik

Terjadi apabila terdapat rangsangan dari uterus menuju sistem saraf pusat. d) Teori Vasopressin

Vasopressin banyak dikeluarkan selama menstruasi yang menimbulkan vasokontriksi pembuluh darah dan menimbulkan kerusakan jaringan, iskemia pertanda mulainya perdarahan, dan kontraksi uterus sehingga menyebabkan rasa sakit.

Dari beberapa teori yang sudah diungkapkan diatas, teori hormonal tetap memegang peranan dalam patogenesis dismenorea primer. Berikut konsep patogenesis dismenorea primer. Empat hari setelah ovulasi, terjadi penurunan produksi estrogen dan progesteron yang menimbulkan efek kerusakan jaringan berupa iskemi yang menyebabkan pelepasan enzim lipooksigenase dan siklooksigenase, kemudian kerusakan membran sel yang menyebabkan pelepasan fosfolipid, asam arakidonat, dan ion kalsium. Sehingga terjadi pembentukan prostaglandin dan vasopressin yang menimbulkan vasokontriksi, iskemi endometrium bagian atas, merusak jaringan dan semakin dihasilkan fosfolipid. Hal ini menyebabkan kontraksi uterus semakin kuat, tekanan intra uterin meninggi yang menyebabkan perangsangan terhadap serat saraf simpatis dan parasimpatis sehingga terjadi nyeri haid atau dismenorea (Manuaba, 2010).


(20)

Dismenorea sekunder berkaitan dengan kelainan anatomi organ pelvis yang menyebabkan nyeri haid (dismenorea). Menurut Harada (2013), penyebab paling sering dismenorea sekunder adalah endometriosis. Diagnosa terhadap dismenorea sekunder dilakukan dengan pemeriksaan fisik.

2.1.4 Gambaran Klinis

Menurut Al-Kindi dan Al-Bulushi (2011) dan Sugumar et al. (2013) dismenorea secara fisik berhubungan gejala sistemik seperti nyeri pinggang yang dapat menjalar ke anterior paha, mual, muntah, diare, lelah, sakit kepala, dan nyeri kolik suprapubik. Selain itu dismenorea juga dapat menyebabkan nyeri punggung, sulit tidur, serta gugup (Wang et al., 2013)

2.2Perilaku 2.2.1 Definisi

Menurut Notoatmodjo (2007), perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Menurut Ensiklopedia Amerika dalam Kholid (2012), perilaku diartikan sebagai aksi atau reaksi organisme terhadap lingkungannya.

Skinner (1938) dalam Notoatmodjo (2007) menjelaskan 2 teori yang disebut teori “S-O-R” atau Stimulus Organisme Respons yang membedakan adanya 2 respon.

1. Respondent respons atau reflexive, yakni respon yang terjadi oleh karena

rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus ini disebut elicting

stimulation karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap.

2. Operant respons atau instrumental respon, yakni respon yang muncul dan

berkembang setelah diikuti oleh stimulus atau perangsangan tertentu. Perangsangan ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer karena memperkuat respon.


(21)

2.2.2 Klasifikasi

Menurut Notoatmodjo (2007), dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus, maka perilaku dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

a) Perilaku tertutup (covert behaviour)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati dengan jelas oleh orang lain.

b) Perilaku terbuka (overt behaviour)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

Dalam Kholid (2012), respons berbentuk dua macam, yaitu:

a. Bentuk pasif, adalah respons internal, yaitu yang terjadi didalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain.

b. Bentuk aktif, yaitu apabila perilaku ini jelas dapat diobservasi secara langsung.

Pengetahuan dan sikap merupakan respons individu terhadap stimulus yang masih bersifat terselubung yang disebut covert behaviour, sedangkan tindakan nyata (practice) merupakan overt behaviour.

2.2.3 Domain Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan. Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:


(22)

a. Determinan atau faktor internal yaitu karakteristik seseorang yang bersifat bawaan atau given, contohnya: tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin dan sebagainya.

b. Determinan atau faktor eksternal yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor eksternal ini merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi perilaku seseorang. Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2007) membagi perilaku menjadi 3 domain, ranah atau kawasan yaitu kognitif (cognitive), afektif (affective) dan psikomotor (psychomotor). Tetapi dalam perkembangannya, dilakukan modifikasi yaitu:

a. Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan yang dilakukan melalui pancaindra manusia. Pengetahuan yang diterima biasanya diperoleh dari mata dan telinga. Menurut Kholid (2012) tingkat pengetahuan secara rinci dibagi enam tingkatan, yaitu:

1. Tahu (Know)

Berupa mengingat sesuatu yang telah dipelajari seperti mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau stimulus yang telah diterima dan merupakan tingkatan yang paling rendah.

2. Memahami (Comprehension)

Mampu menjelaskan objek yang diketahui secara jelas dan dapat menginterpretasikan.

3. Aplikasi (Application)

Mampu mengaplikasikan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya.

4. Analisis (Analysis)

Mampu menjabarkan objek atau materi dalam suatu kelompok atau organisasi yang masih memiliki kaitan satu dengan yang lain.


(23)

5. Sintesis (Synthesis)

Mampu menghubungkan atau membentuk bagian-bagian dalam suatu bentuk utuh yang baru.

6. Evaluasi (Evaluation)

Mampu memberi penilaian terhadap suatu objek atau materi dengan menentukan sendiri kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2007).

b. Sikap (Attitude)

Sikap merupakan reaksi respons terhadap stimulus atau objek yang masih bersifat tertutup yang belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas (Notoatmodjo, 2007). Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa ada 3 komponen pokok sikap, yaitu:

1. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

Sama seperti pengetahuan, sikap juga memiliki beberapa tingkatan, yaitu: 1. Menerima (receiving)

Stimulus yang diberikan objek diterima oleh subjek. 2. Merespon (responding)

Berupa reaksi seperti menjawab apabila ditanya, atau melakukan apabila diminta dan merupakan indikasi suatu sikap.

3. Menghargai (valuing)

Dalam tingkatan ini termasuk mengajak untuk mengerjakan atau berdiskusi.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Dalam hal ini dimaksudkan bertanggung jawab terhadap pilihan yang telah dipilih dan merupakan tingkatan yang paling tinggi (Notoatmodjo, 2007).


(24)

c. Praktik atau Tindakan (practice)

Sikap tidak otomatis terbentuk sebagai suatu tindakan. Hal yang dibutuhkan untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung seperti fasilitas dan faktor dukungan dari pihak lain. Praktik juga memiliki beberapa tingkatan, yaitu:

1. Persepsi (perception)

Memilih dan mengenal berbagai objek berkaitan dengan tindakan yang akan dilakukan.

2. Respons terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh.

3. Mekanisme (mechanism)

Dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau bahkan sudah menjadi sebuah kebiasaan.

4. Adopsi (adoption)

Tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan tersebut sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut (Notoatmodjo, 2007).

Menurut teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2007), perilaku manusia berdasarkan tingkat kesehatan dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behaviour causes) dan faktor diluar perilaku (non-behaviour

causes). Selanjutnya perilaku ditentukan oleh 3 faktor:

1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.

2. Faktor-faktor pendukung (enabling factors) yang terwujud dalam lingkungan fisik seperti tersedia atau tidak fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana.

3. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud berupa sikap dan perilaku petugas kesehatan (Notoatmodjo, 2007).


(25)

Hal diatas digambarkan sebagai berikut:

di mana: B = Behaviour RF = Reinforcing factors

PF= Predisposing factors f = fungsi EF= Enabling factors

2.2.4 Perubahan Perilaku

Perubahan atau adopsi perilaku merupakan suatu proses yang cukup panjang dan kompleks (Notoatmodjo, 2007). Dalam Kholid (2012), secara sederhana perubahan perilaku merupakan suatu proses belajar setelah terlebih dahulu mengalami perubahan perilaku sebelumnya. Menurut Notoatmodjo (2003) dalam Kholid (2012) proses belajar antara lain masukan (input), proses dan keluaran (output). Pengetahuan merupakan hal yang sangat mempengaruhi perubahan perilaku, dapat dilihat dari alur berikut ini (Kholid, 2012).

Gambar 2.1. Alur perubahan perilaku

Salah satu teori perubahan perilaku adalah teori Stimulus Organisme (SOR), dimana dalam teori ini penyebab perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme (Notoatmadjo, 2007). Hosland et al (1953) dalam Notoatmodjo (2007), proses perubahan perilaku dari proses belajar terdiri dari:

B = f (PF, EF, RF)

Pengetahuan

Sikap

Perilaku


(26)

1. Stimulus (rangsang) yang diberikan kepada organisme dapat diterima atau tidak. Apabila tidak diterima maka stimulus tidak efektif. Tetapi bila stimulus diterima berarti ada perhatian dari organisme yang menerima stimulus dan stimulus efektif.

2. Stimulus yang mendapat perhatian dari organisme sebagai pertanda bahwa ia mengerti dan dapat dilanjutkan ke stimulus selanjutnya.

3. Setelah stimulus diolah, terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterima (sikap).

4. Kemudian dengan adanya dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus memiliki efek tindakan dari individu tersebut (perubahan perilaku).

Perubahan perilaku dapat terjadi apabila stimulus dapat melebihi stimulus semula yang berarti dapat meyakinkan organisme oleh peran faktor reinforcement.

2.3Remaja

2.3.1 Definisi

Menurut WHO dalam Kusmiran (2011) remaja (adolescent) adalah periode usia antara 10 sampai 19 tahun, sedangkan menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (2013), remaja merupakan masa peralihan kanak-kanak menjadi dewasa dengan melibatkan beberapa aspek seperti biologis, psikologis dan sosial-budaya.

2.3.2 Klasifikasi

Menurut The Health Resources and Services Administrations Guidelines

Amerika Serikat dalam Kusmiran (2011) remaja berusia antara 11-21 tahun dengan pengelompokan remaja awal (11-14 tahun); remaja menengah (15-17 tahun); dan remaja akhir (18-21 tahun).

Secara umum remaja dibagi menjadi 3 bagian yaitu: a. Masa remaja awal (12-15 tahun)


(27)

Pada masa ini individu mulai meninggalkan perannya sebagai anak-anak dan mulai tidak menggantungkan diri kepada orang tua. Ikatan individu terhadap teman sebaya sangat kuat.

b. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun)

Pada masa ini individu mulai mampu mengembangkan pola pikir yang baru. Walaupun pada masa ini peran teman sebaya masih cukup kuat, tapi individu sudah bisa mengarahkan diri sendiri. Pada masa ini penerimaan lawan jenis menjadi hal yang penting.

c. Masa remaja akhir (19-21 tahun)

Pada masa ini individu mengalami persiapan akhir untuk memasuki peran-peran dewasa. Pada masa ini individu sudah dapat memantapkan tujuan dan adanya keinginan yang kuat serta diterima dalam kelompok teman sebayanya (Kusmiran, 2011).

2.4Patofisiologi Dismenorea Menyebabkan Perubahan Perilaku

Menurut Devall dan Lovick (2010), persepsi nyeri pada individu dipengaruhi oleh jenis kelamin. Wanita memiliki tingkat sensitifitas terhadap nyeri yang lebih tinggi dibandingkan dengan pria. Penyebab dasar dari hal ini belum diketahui secara pasti dan diduga bersifat multifaktorial. Pada wanita, salah satu faktor yang diduga menjadi penyebabnya adalah hormon sex yang terjadi secara bersiklus yang dapat mengenai semua wanita bahkan yang sehat sekalipun.

Adapun persepsi nyeri tidak tergantung kepada eksitasi yang terjadi pada nociceptor perifer tetapi juga dipengaruhi aktifitas kontrol endogen desending yang memfasilitasi atau menghambat proses noceptif spinal. Pada menstruasi atau saat fase luteal, kontrol penghambat nyeri (diffuse noxious inhibitory control) melalui kontrol endogen desending mengalami penurunan. Keadaan ini menyebabkan gejala psikologi seperti kecemasan dan perubahan perasaan. Hormon yang mengubah kecemasan menyebabkan peningkatan sensitifitas nyeri dengan mempengaruhi mekanisme endogen kontrol nyeri (Devall dan Lovick, 2010).


(28)

Bagian otak tengah yaitu midbrain periaquaductal gray matter (PAG) merupakan sumber utama proses nociceptif endogen desending. Hal ini berhubungan dengan kecemasan seperti perubahan emosi. Perubahan hormonal selama siklus estrogen menunjukkan efek pada eksitabilitas otak di PAG. Perubahan fungsional yang terjadi di PAG dapat mempengaruhi perubahan responsif nociceptif (Devall dan Lovick, 2010).

Nyeri yang dirasakan menyebabkan peningkatan stress yang menyebabkan peningkatan sensitifitas terhadap nyeri. Nyeri haid berhubungan dengan stress psikologi yang dapat mengaktifkan sistem simpatis tubuh untuk melepaskan epineprin dan norepineprin serta menurunkan aktifasi sistem parasimpatis (Wang et al., 2013). Pengalaman nyeri dan stress menjadi pengalaman psikologis yang menyebabkan perubahan perasaan, emosi, kecemasan dan perilaku yang cenderung mengalami perubahan (Santina, Wehbe, dan Ziade, 2011).


(29)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Keterangan : diamati tidak diamati Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

3.2Variabel dan Definisi Operasional 3.2.1 Dismenorea

a) Definisi

Nyeri yang dirasakan sewaktu menstruasi di daerah suprapubik, pinggang bawah yang dapat menjalar ke daerah paha. Gejala sistemik yang mengikuti seperti mual, muntah, sakit kepala serta diare.

b) Cara Pengukuran

Penelitian ini dilakukan dengan wawancara. Gejala Dismenorea:

• Ringan • Sedang • Berat

Faktor yang mempengaruhi dismenorea:

• Hormonal • Prostaglandin • Psikologis • Vasopresin

Faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku:

• Susunan saraf pusat • Persepsi • Motivasi • Emosi • Belajar Gejala Dismenorea: • Ringan • Sedang • Berat

Faktor yang mempengaruhi dismenorea:

• Hormonal • Prostaglandin • Psikologis • Vasopresin

Faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku:

• Susunan saraf pusat • Persepsi • Motivasi • Emosi • Belajar Gejala Dismenorea: • Ringan • Sedang • Berat Perubahan Perilaku

Faktor yang mempengaruhi dismenorea:

• Hormonal • Prostaglandin • Psikologis • Vasopresin


(30)

c) Alat Ukur

Nyeri bersifat subjektif, sehingga alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan skala Numeric Pain Intensity Scale. d) Hasil Pengukuran

Numeric Pain Intensity Scale ini terdiri dari angka 0 sampai 10. Salah

satu angka akan dipilih oleh responden berdasarkan intensitas nyeri yang dirasakannya. Berikut adalah pengelompokan nyeri berdasarkan angka yang dipillih:

a. Apabila angka 0 maka dikatakan tidak dismenorea. b. Angka antara 1 sampai 3 dikatakan ringan

c. Angka antara 4 sampai 7 dikatakan sedang d. Angka antara 8 sampai 10 dikatakan berat e) Skala Pengukuran

Skala pengukuran penelitian ini adalah ordinal.

3.2.2 Perubahan Perilaku

a) Definisi

Perubahan terhadap tindakan (psikomotor) individu apabila mengalami nyeri haid atau menstruasi.

b) Cara Pengukuran

Penelitian ini dilakukan dengan wawancara. c) Alat Pengukuran

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan pertanyaan yang diajukan sebanyak 10 pertanyaan.

d) Hasil Pengukuran

Pada pertanyaan mengenai tindakan terdiri dari empat kategori untuk setiap pertanyaan dengan ketentuan sebagai berikut : alternatif jawaban selalu (Sel) skornya 4, sering (Se) skornya 3, kadang (K) skornya 2 dan tidak pernah (TP) skornya 1.


(31)

Terdapat perubahan perilaku, jika responden memiliki jumlah kategori >20

Tidak terdapat perubahan perilaku, jika responden memiliki jumlah kategori <20

e) Skala Pengukuran

Skala pengkuran dalam penelitian ini adalah ordinal.

3.3 Hipotesa

Ho : tidak ada hubungan antara dismenorea dengan perubahan perilaku pada remaja

Ha : ada hubungan antara dismenorea dengan perubahan perilaku pada remaja.


(32)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini bersifat analitik dengan metode bedah lintang (cross sectional study) yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dismenorea dengan perubahan perilaku pada remaja.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan September 2014. Tempat penelitian dilakukan di SMA St. Thomas 2 Medan.

4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putri SMA St. Thomas 2 Medan. Jumlah siswa putri pada tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 344 orang.

4.3.2 Sampel

Sampel merupakan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi penelitian. Menurut Kothari (1990) dalam Murti (2006), perhitungan sampel dengan jumlah populasi diketahui dapat dihitung dengan rumus dibawah ini:

N Z21–a/2 P (1-P)

(N-1)d2 + Z21–a/2 P (1-P)

keterangan : n = besar sampel Z1–a/2 = derajat kemaknaan

P = proporsi terhadap suatu kasus tertentu

d = derajat penyimpangan (kesalahan absolut) yang dapat ditolerir

N = jumlah populasi n =


(33)

344 . 1,962 . 0,5 (1-0,50) (344-1) 0,12 + 1,962. 0,5 (1-0,5)

75,25

Jadi, jumlah sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 100 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Sistematic Random Sampling.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: 1. Bersedia mengikuti penelitian.

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini merupakan data primer dari jawaban kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai dismenorea dan perubahan perilaku yang terjadi akibat mengalami dismenorea pada remaja.

Kuesioner yang akan diisi oleh responden merupakan kuesioner yang berisi pertanyaan tindakan yang merupakan salah satu komponen perilaku. Pertanyaan yang diajukan merupakan pertanyaan yang bersifat recall memory

yang telah dilakukan validasi isi atau validation content.

Sebelum dilakukan pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu mengurus

ethical clearance dari Komisi Etik Fakultas Kedokteran USU kemudian

mengajukan permohonan izin kepada Kepala SMA St. Thomas 2 Medan untuk dilakukan penelitian di sekolah tersebut. Setelah mendapat izin, peneliti menemui calon responden untuk menjelaskan tujuan penelitian.

Kemudian peneliti meminta persetujuan dari calon responden dengan cara menandatangi informed consent. Selanjutnya peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner dengan menjawab seluruh pertanyaan dengan jujur. Pengisian kuesioner didampingi oleh peneliti dan menjelaskan apabila ada pertanyaan yang kurang dimengerti.

n =


(34)

4.5 Pengolahan Data dan Analisa

Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa data melalui beberapa tahap, pertama editing atau penyuntinganyaitu memeriksa kelengkapan data responden dan memastikan seluruh pertanyaan sudah dijawab. Apabila ada jawaban yang belum lengkap maka dapat dilakukan pengumpulan data kembali. Namun, apabila tidak memungkinkan maka data tidak diolah atau dimasukkan dalam pengolahan data missing. Tahap kedua coding yaitu memberikan kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk memudahkan dalam memasukkan data ke komputer (entry).

Setelah itu melakukan pengolahan dan analisis data dengan menggunakan bantuan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS). Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan Uji Chi Square yang merupakan analisis bivariat untuk menghubungkan satu variabel independen dengan variabel dependen karena peneliti ingin mengetahui hubungan antara dismenorea dengan perubahan perilaku. Uji Chi Square atau Uji Kai Kuadrat digunakan pada variabel yang memiliki skala pengukuran nominal atau ordinal.

Nilai kemaknaan atau confidence interval yang digunakan adalah 0,05. Analisis data akan ditampilkan dalam tabel berikut:

Perubahan Perilaku (+)

Perubahan Perilaku (-)

Jumlah

Dismenorea (+) a b a+b

Dismenorea (-) c d c+d

Jumlah a+c b+d a+b+c+d

Prinsip pengujian:

x

2

=

(

� − �

)

2

Keterangan:

O = Frekuensi observasi E = Frekuensi harapan X2 = Chi square


(35)

a. Apabila X2hitung > X2tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak. b. Apabila X2 hitung < X2 tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima.


(36)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1Hasil Penelitian

5.1.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlangsung di SMA Santo Thomas 2 Medan yang beralamat di Jalan S. Parman No. 107, Medan. SMA Santo Thomas 2 Medan terletak di Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah.

Batas-batas SMA Santo Thomas 2 Medan, yaitu: • Sebelah Utara : SMP Santo Thomas 4 Medan • Sebelah Barat : Jalan Letjen S. Parman

• Sebelah Selatan : SMA Santo Thomas 1 Medan • Sebelah Timur : Sungai Deli

SMA Santo Thomas 2 Medan terdiri dari 665 siswa dengan siswa perempuan sebanyak 344 siswa. Pembagiannya antara lain kelas X sebanyak 227 siswa, kelas XI sebanyak 213 siswa dan kelas XII sebanyak 225 siswa. SMA Santo Thomas 2 Medan terdiri dari 3 tingkatan yaitu kelas X, kelas XI, dan kelas XII. Kelas X terdiri dari 6 kelas yaitu 4 kelas IPA dan 2 kelas IPS. Kelas XI terdiri dari 6 kelas yaitu 4 kelas IPA dan 2 kelas IPS. Kelas XII juga terdiri dari 6 kelas yaitu 4 kelas IPA dan 2 kelas IPS.

Sekolah ini memiliki lima laboratorium yaitu laboratorium fisika di lantai 4, laboratorium kimia dan biologi di lantai 4 gedung SMP Santo Thomas 4 Medan, laboratorium komputer di lantai 1, dan laboratorium bahasa di lantai 2 gedung SMP Santo Thomas 4 Medan. Selain itu sekolah ini juga memiliki kantin di bagian belakang sekolah, ruangan multimedia di lantai dasar sekolah, ruangan tata usaha, BP, wakil Kepala Sekolah 1 & 2 dan kantor guru di lantai 1 sekolah.


(37)

5.1.2 Karakteristik Sampel

Penelitian ini dilakukan terhadap 100 sampel yaitu siswi SMA Santo Thomas 2 Medan pada tahun ajaran 2014/2015. Karakteristik sampel yang diamati yaitu, usia, usia haid pertama (menarche), intensitas nyeri haid (dismenorea) dan perubahan perilaku remaja.

5.1.2.1Usia

Tabel 5.1 Distribusi Berdasarkan Usia di SMA Swasta Santo Thomas 2 Medan Tahun 2014

Umur Frekuensi Persentase (%)

14 Tahun 9 9

15 Tahun 38 38

16 Tahun 32 32

17 Tahun 21 21

Total 100 100

Sebagian besar responden adalah berusia 15 tahun yaitu sebanyak 38 orang (38%) dan berturut-turut 16 tahun, 17 tahun dan 14 tahun adalah sebanyak 32 orang (32%), 21 orang (21%) dan 9 orang (9%). Umur rata-rata responden adalah 15,65 tahun dengan standar deviasi 0,91 tahun.


(38)

5.1.2.2Usia Haid Pertama (Menarche)

Tabel 5.2 Distribusi Berdasarkan Usia Haid Pertama (Menarche)

Umur Frekuensi Persentase (%)

10 Tahun 6 6

11 Tahun 19 19

12 Tahun 36 36

13 Tahun 25 25

14 Tahun 13 13

15 Tahun 1 1

Total 100 100

Usia haid pertama responden paling banyak terjadi pada usia 12 tahun (36%) dan diikuti usia 13 tahun (25%), 11 tahun (19%), 14 tahun (13%), 10 tahun (6%) dan 15 tahun (1%). Umur rata-rata haid pertama pada responden adalah 12,23 dengan standar deviasi 1,11 tahun.

5.1.2.3Intensitas Nyeri Haid

Intensitas nyeri haid (dismenorea) pada responden dibagi menjadi empat kelompok yaitu tidak dismenorea, dismenorea ringan, dismenorea sedang dan dismenorea berat.

Tabel 5.3 Distribusi Berdasarkan Intensitas Nyeri

Intensitas Nyeri Frekuensi Persentase (%)

Tidak Dismenorea 14 14

Dismenorea Ringan 17 17

Dismenorea Sedang 48 48

Dismenorea Berat 21 21

Total 100 100

Berdasarkan tabel 5.3 diatas, intensitas nyeri terbanyak pada responden adalah dismenorea sedang yaitu sebanyak 48 % diikuti dismenorea berat (21%), dismenorea ringan (17%) dan tidak dismenorea (14%). Prevalensi responden yang mengalami nyeri haid (dismenorea) pada penelitian ini adalah sebanyak 86 %.


(39)

5.1.2.4Perubahan Perilaku

Tabel 5.4 Distribusi Berdasarkan Perubahan Perilaku Remaja

Perubahan Perilaku Frekuensi Persentase (%)

Ada Perubahan Perilaku 53 53

Tidak Ada Perubahan Perilaku 47 47

Total 100 100

Berdasarkan tabel 5.4 diatas, perubahan perilaku dibagi menjadi dua kelompok yaitu ada perubahan perilaku sebanyak 53 % dan tidak ada perubahan perilaku sebanyak 47 %.

5.1.3 Hubungan Dismenorea dengan Perubahan Perilaku Remaja

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah melihat adanya hubungan antara nyeri haid (dismenorea) dengan perubahan perilaku remaja. Untuk mengetahui hasil tersebut maka data dari 100 sampel yang telah terkumpul, diolah dengan menggunakan tabel chi square. Berikut merupakan hasilnya:

Tabel 5.5 Hubungan Dismenorea dengan Perubahan Perilaku Remaja

Intensitas Nyeri Perubahan Perilaku p value

Tidak Ada Ada

Tidak Dismenorea 8 6

0,412

Dismenorea 39 47

(ket : Tabel Chi Square 2 x 2, df = 1)

Berdasarkan uji chi square dengan menggunakan SPSS yang telah dilakukan, didapatkan hasil analisis hubungan dismenorea dengan perubahan perilaku remaja diperoleh hasil p value (nilai signifikansi) > 0,05, derajat kebebasan (df) = 1. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan bermakna secara statistik antara kedua variabel tersebut.


(40)

5.2Pembahasan

Dalam penelitian ini, responden terbanyak berusia 15 tahun dengan umur rata-rata 15,65 tahun. Usia 12-15 tahun merupakan kelompok remaja awal sedangkan usia 15-18 tahun merupakan kelompok remaja pertengahan (Kusmiran, 2011). Secara psikologis, pada usia pertengahan remaja mulai tertarik dan konsisten terhadap cita-cita tetapi dipihak lain fluktuasi emosi yang tergolong tinggi (Batubara, 2010). Penelitian yang dilakukan di Tbilisi, Georgia dan Lebanon memperoleh bahwa dismenorea terjadi pada wanita dengan usia yang lebih muda (Gagua, Tkeshelashvili dan Gagua, 2012 serta Santina, Wehbe dan Ziade, 2011).

Usia haid pertama atau menarche umumnya terjadi pada usia remaja awal (12-15 tahun). Usia menarche diperkirakan dipengaruhi oleh peningkatan indeks massa tubuh (Barubara, 2010). Penelitian yang dilakukan Sugumar et al. (2012) di India, rata-rata usia menarche terjadi pada usia 12,6 ± 1,6 tahun. Penelitian lain yang dilakukan di Hong Kong, usia menarche rata-rata pada usia 12,5 ± 1,2 tahun (Chia et al., 2013). Hal ini tidak jauh berbeda dengan hasil dalam penelitian ini, dimana usia menarche terbanyak pada usia 12 tahun dengan rata-rata usia menarche yaitu 12,23 ± 1,1 tahun.

Prevalensi dismenorea dalam penelitian tergolong tinggi, dimana diperoleh kejadian dismenorea sebanyak 86 %. Hal ini juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan Al-Kindi dan Al-Bulushi (2011) yang memperoleh prevalensi dismenorea di Omani sebanyak 94 % dengan estimasi prevalensi antara 16 % - 93 %. Penelitian lain yang dilakukan di Seoul, prevalensi dismenorea pada remaja sebanyak 82 % (Lee et al., 2011). Intensitas nyeri haid atau dismenorea dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu dismenorea berat, sedang dan ringan. Dalam penelitian ini, diperoleh intensitas nyeri haid terbanyak adalah dismenorea sedang yaitu sebanyak 48 %, diikuti dismenorea berat sebanyak 21 % dan dismenorea ringan sebanyak 17 %. Penelitian yang di lakukan di Omani diperoleh bahwa dua per tiga responden (73 %) menyatakan nyeri haid yang mereka rasakan antara dismenorea sedang sampai berat (Al-Kindi dan Al-Bulushi, 2011).


(41)

Pengalaman berupa nyeri haid (dismenorea) merupakan pengalaman terhadap psikologi yang dapat menyebabkan perubahan perasaan dan perilaku (Santina, Wehbe, dan Ziade, 2011). Dismenorea diduga memiliki pengaruh terhadap aktifitas sehari-hari remaja, baik secara akademik maupun hubungan sosial seperti yang ditemukan dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Omani (Al-Kindi dan Al-Bulushi, 2011). Pengalaman berupa sakit atau nyeri merupakan sebuah stimulus atau stressor yang bersifat kejadian negatif terhadap seorang individu (Hartini, 2011). Pengalaman nyeri yang dialami individu menyebabkan perubahan perasaan, emosi, kecemasan dan bahkan perilaku yang cenderung mengalami perubahan (Santina, Wehbe dan Ziade, 2011).

Perubahan perilaku merupakan suatu proses pembelajaran yang terjadi setelah perubahan perilaku sebelumnya. Proses ini memiliki alur mulai dari perubahan terhadap pengetahuan, kemudian perubahan sikap dan akhirnya diikuti perubahan perilaku (Kholid, 2012). Perubahan perilaku tidak terjadi secara spontan karena membutuhkan dan dipengaruhi oleh stimulasi atau stressor (Kholid, 2012). Menurut Corner (1995), Davidson & Neale (1996) dan Seligman (2001) dalam Hartini (2011), perubahan yang terjadi dapat dinilai dari sebuah stressor, apakah dari kejadian positif seperti mendapat hadiah atau jabatan atau kejadian negatif seperti sakit, bencana, kehilangan dan lain-lain.

Pada penelitian ini, hubungan antara dismenorea dengan perubahan perilaku diperoleh nilai p = 0,412 atau p > 0,05 yang menyatakan “tidak ada hubungan antara dismenorea dengan perubahan perilaku remaja”. Hal ini ditemukan pada penelitian yang dilakukan di Seoul, Korea yang memperoleh hasil bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara dismenorea dengan perubahan perilaku sehari-hari, terutama perilaku yang berhubungan dengan aktifitas sekolah. Dalam penelitian tersebut pengaruh dismenorea terhadap aktifitas sekolah sekitar 4 % (Lee et al., 2011).

Terbentuknya suatu perilaku bukan hanya dari stimulus, baik stimulus berupa kejadian negatif maupun kejadian positif karena ada faktor lain yang mempengaruhi suatu perilaku. Terbentuknya sebuah perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor berupa faktor predisposisi seperti sikap, pengetahuan,


(42)

kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dalam masyarakat dan lain-lain, serta faktor pendukung dan pendorong yang menyebabkan terjadinya sebuah perilaku (Notoatmodjo, 2007).


(43)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1Kesimpulan

Beberapa kesimpulan dalam penelitian ini adalah:

1. Tidak ada hubungan yang signifikan antara dismenorea dengan perubahan perilaku remaja yang dibuktikan dengan nilai p = 0,412 ( > 0,05 ).

2. Prevalensi kejadian dismenorea di kalangan remaja di SMA St. Thomas 2 Medan adalah 86 %.

3. Prevalensi kejadian dismenorea sedang adalah 48 % di SMA St. Thomas 2 Medan.

4. Prevalensi kejadian perubahan perilaku remaja di SMA St. Thomas 2 Medan adalah 53 %.

5. Rata-rata usia remaja di SMA St. Thomas 2 Medan adalah 15,65 ± 0,91 tahun.

6. Rata-rata usia menarche di SMA St. Thomas 2 Medan adalah 12,23 ± 1,11 tahun.

6.2Saran

Dari seluruh proses penelitian yang sudah dilakukan peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini, maka terdapat beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam penelitian ini. Adapun saran tersebut, yaitu:

1. Diharapkan kepada remaja yang mengalami dismenorea agar dapat memanfaatkan hasil penelitian ini dan menambah wawasan mengenai kesehatan reproduksi terutama mengenai dismenorea.

2. Penelitian ini memiliki banyak kelemahan terutama mengenai data yang diperoleh. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya menilai tindakan, tetapi juga sikap dan pengetahuan serta mengkaji faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku. Selain itu, diharapkan sampel yang


(44)

dinilai tidak terbatas hanya pada satu sekolah dan usia sampel yang lebih bervariasi agar hasil yang diperoleh lebih baik.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Kindi, R., & Al-Bulushi, A., 2011. “Prevalence and Impact of Dysmenorrhoea among Omani High School Students”, SQU Medical Journal 11(4).

Batubara, J.R.L., 2010. “Adolescent Development (Perkembangan Remaja)”, Sari Pediatri 12 (1).

Chia, CF., Lai, JHY., Cheung, PK., Kwong, LT., Lau, FPM., Leung, KH., Leung, MT., Wong, FCH., & Ngu, SF., 2013. “Dysmenorrhea among Hong Kong University Students: prevalence, impact, and management”, Hong Kong Med J 19(3).

Chung, PW., Chan, SSS., Yiu, KW., Lao, TTH., & Chung, TKH., 2011. “Menstrual Disorders in a Pediatric and Adolescent Gynaecology Clinic: Patient Presentations and Longitudinal Outcomes”, Hong Kong Med J 17(5). Devall, A.J., & Lovick, T.A., 2010. “Differential Activation of the Periaqueductal

Gray by Mild Anxiogenic Stress at Different Stages of the Estrous Cycle in Female Rats”, Neuropsychopharmacology 35:1174-1185.

Gagua, T., Tkeshelashvili, B., & Gagua, D., 2012. “Primary Dysmenorrhea: prevalence in adolescent population of Tbilisi, Georgia and risk factors”, J

Turkish-German Gynecol Assos 13: 162-8.

Grandi, G., Xholli, A., Ferrari, S., Cannoletta, M., Volpe, A., & Cagnacci, A., 2012. “Intermenstrual Pelvic Pain, Quality of Life and Mood”, Gynecol Obstet Invest, 97-100.

Grandi, G., Ferrari, S., Xholli, A., Cannoletta, M., Palma, F., Romani, C., Volpe, A., & Cagnacci, A., 2012. “Prevalence of menstrual pain in young women: what is dysmenorrhea?”, Journal of Pain Research 5: 169-174.

Guillermo, C.J., Manlove, H.A., Gray, P.B., Zava, D.T., & Marrs, C.R., 2010. “Female social and sexual interest across the menstrual cycle: the roles of pain, sleep and hormones”, BMC Women’s Health 10:19.

Gumanga, S.K., & Kwame-Aryee, R.A., 2012. “Menstrual Characteristics in some adolescent girls in Accra, Ghana”, Ghana Medical Journal 46:1.


(46)

Harada, T., 2013. “Dysmenorrhea and Endometriosis in Young Women”, Yonago

Acta Medica 56: 81-84.

Hartini, N., 2011. “Remaja Nangroe Aceh Darussalam Pasca Tsunami”, Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga 24(1):45-51.

Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2013. Seputar Kesehatan Anak: Kesehatan Reproduksi Remaja dalam Aspek Sosial. Available from:

Kholid, A., 2012. Promosi Kesehatan: Dengan Pendekatan Teori Perilaku,

Media, dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers.

Kusmiran, E., 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika.

Lee, J.C., Yu, B.K., Byeon, J.H., Lee, K., Min, J.H., & Park, S.H., 2010. “A study on the menstruation of Korean adolescent girls in Seoul”, Korean J Pediatr

54(5):201-206.

Manuaba, I.A.C., Manuaba,I.B.G.F., Manuaba,I.B.G., 2010. Buku Ajar Penuntun

Kuliah Ginekologi. Jakarta: Trans Info Media.

Murti, B., 2006. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan

Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yokyakarta: Gajah Mada University Press.

Notoatmodjo, S., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Santina, T., Wehbe, N. & Ziade F., 2012. “Exploring dysmenorrhoea and menstrual experiances among Lebanese female adolescents”, EMHJ 18(8). Sianipar, O., Bunawan, N.C., Almazini, P., Calista, N., Wulandari, P., Rovenska,

N., Djuanda, R.E., Seno, A., & Suarthana, E., 2009. “Prevalensi Gangguan Menstruasi dan Faktor-faktor yang Berhubungan pada Siswi SMU di Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur”, Majalah Kedokteran Indonesia

59(7).

Sugumar, R., Krishnaiah, V., Channaveera, G.S., & Mruthyunjaya, S., 2013. “Comparison of the pattern, efficacy, and tolerability of self-medicated drugs


(47)

in primary dysmenorrhea: A questionnaire based survey”, Indian Journal of

Pharmacology 45(2).

Unsal, A., Ayranci, U., Tozun, M., Arslan, G., Calik, E., 2010. “Prevalence of dysmenorrhea and its effects on quality of life among a group of female university students”, Upsala Journal of Medical Sciences, 115: 138-145

Wang, Yu-Jen, Hsu, Chin-Che, Yeh, Mei-Ling, Lin, Jaung-Geng, 2013. “Auricular Acupressure to Improve Menstrual Pain and Menstrual Distress and Heart Rate Variability for Primary Dysmenorrhea in Youth with Stress”,

Hindawi Publishing Corporation Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine.

Zuluaga, G. & Anderson, N., 2013. “Initiation rites at menarche and self-reported dysmenorrhoea among indigenous women of the Colombian Amazon: a cross-sectional study”, BMJ Open 2013;3:e002012


(48)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ida Meita Sagala

Tempat Tanggal Lahir : Kabanjahe, 24 Mei 1993

Agama : Katolik

Alamat : Jl. Pahlawan Gang Gloria No. 35 Kabanjahe

No. Telepon : 085763360313

Orang Tua : - Ayah : Kabul Sagala, SH

- Ibu : Rusmi Br Naibaho

Riwayat Pendidikan

- TK Sint Xaverius Kabanjahe (1998-1999) - SD Santo Xaverius 2 Kabanjahe (1999-2005) - SMP Negeri 1 Kabanjahe (2005-2008)

- SMA Terpadu Krida Nusantara Bandung (2008-2011)

- Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (2011)

Riwayat Organisasi

- Anggota Seksi Medis Panitia Bakti Sosial KMK St. Lukas 2012 - Koordinator Seksi Publikasi dan Dokumentasi Bakti Sosial KMK St.

Lukas 2013


(49)

Lampiran 2

SURAT PENJELASAN

Dengan Hormat,

Saya, Ida Meita Sagala, mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saya sedang melakukan penelitian “Hubungan Dismenorea dengan Perubahan Perilaku Remaja di SMA St. Thomas 2 Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dismenorea dengan perubahan perilaku remaja. Adapun manfaat penelitian ini adalah kepentingan dalam penanggulangan efek dismenorea.

Saya akan melakukan wawancara dengan bantuan kuesioner yang terdiri dari pertanyaan mengenai nyeri haid (dismenorea) dan dampaknya terhadap perilaku berupa tindakan. Partisipasi anda dalam penelitian ini tidak dipaksakan dan bersifat sukarela. Saya mohon agar anda menjawab pertanyaan kuesioner dengan jujur dan terbuka sesuai dengan keadaan anda. Tidak ada kerugian apapun yang anda peroleh sebagai partisipan.

Identitas pribadi anda akan dirahasiakan dan informasi yang diberikan hanya akan digunakan pada penelitian ini. Dalam penelitian ini, anda tidak dikenai biaya apapun. Apabila ada yang kurang dimengerti, anda dapat menanyakan langsung kepada saya sebagai peneliti.

Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan dan partisipasi anda dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Medan, September 2014 Peneliti,


(50)

Lampiran 3

INFORMED CONSENT

Saya telah mendapat informasi yang jelas mengenai tujuan, manfaat serta prosedur penelitian yang dilakukan oleh Ida Meita Sagala, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011. Oleh karena itu dengan rasa ikhlas dan penuh kesadaran saya bersedia berpartisipasi dengan mengisi kuesioner ini. Demikian pernyataan ini saya buat agar digunakan seperlunya.

Nama :

Usia :

Kelas :

Peneliti Responden


(51)

Lampiran 4

KUESIONER HUBUNGAN DISMENOREA (NYERI HAID) DENGAN PERUBAHAN PERILAKU REMAJA

Biodata Responden Nama Responden :

Kelas :

Umur :

Usia Haid Pertama : Petunjuk:

1. Isilah data dengan baik dan benar serta menjawab semua pertanyaan yang ada.

2. Beri tanda silang ( √ ) pada jawaban yang menurut anda paling benar dan sesuai dengan diri anda.

a. Kuesioner Mengenai Dismenorea yang dialami

Dibawah ini terdapat skala mengenai nyeri haid yang anda alami. Silahkan lingkari salah satu angka yang menurut anda sesuai dengan intensitas nyeri haid yang anda rasakan dengan ketentuan bahwa angka 0 merupakan tidak ada nyeri dan angka 10 merupakan sangat nyeri.


(52)

b. Kuesioner Tindakan saat Dismenorea

Dibawah ini terdapat sepuluh (10) penyataan mengenai tindakan yang dilakukan ketika mengalami nyeri haid. Isilah secara jujur berdasarkan pengalaman pribadi anda. Silahkan beri tanda ( √ ) pada salah satu kolom disebelah kanan sesuai dengan tindakan yang anda lakukan selama nyeri haid/haid.

No Pertanyaan Sel Se K TP

1 Saat mengalami nyeri haid, saya tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik

2 Saat mengalami nyeri haid, saya lebih memilih untuk diam dan tidak melakukan aktifitas seperti biasa

3 Saat mengalami nyeri haid, saya lebih

cenderung menjauhkan diri dari teman-teman saya

4 Saat mengalami nyeri haid, saya menjadi lebih mudah marah dan tersinggung

5 Saya mengalami ketakutan yang tidak beralasan saat mengalami nyeri haid

6 Saat mengalami nyeri haid, saya tidak dapat mengerjakan tugas-tugas sekolah saya dengan baik

7 Saya merasa cemas pada saat mengalami nyeri haid

8 Saya tidak hadir di sekolah saat mengalami nyeri haid

9 Saya tidak suka melakukan aktifitas fisik seperti olahraga selama mengalami nyeri haid

10 Saya lebih suka tidur dan mengurung diri di kamar saat mengalami nyeri haid


(53)

Lampiran 5

MASTER DATA HASIL PENELITIAN

NO NAMA/INISIAL KELAS UMUR MENARCHE NPIS TINDAKAN PERILAKU JENIS NYERI KELOMPOK NYERI 1 SPM 11 15 13 0 16 Tidak Ada Perubahan Tidak Dismenorea Tidak Dismenorea 2 ACD 11 16 13 5 16 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 3 SES 11 16 12 8 27 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Berat 4 JIS 12 17 12 2 14 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Ringan 5 EA 11 15 13 10 38 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Berat 6 MS 12 17 12 1 13 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Ringan 7 GS 12 17 12 6 17 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 8 AY 12 16 11 0 24 Ada Perubahan Tidak Dismenorea Tidak Dismenorea 9 SCD 12 16 10 6 20 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 10 TASD 12 17 14 10 23 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Berat 11 SPAM 12 16 11 9 21 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Berat 12 TS 12 16 10 8 22 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Berat 13 HV 12 16 11 6 26 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 14 YN 12 17 12 10 22 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Berat 15 BY 12 17 12 8 23 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Berat 16 YEP 12 17 13 7 26 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 17 ECT 10 14 12 8 13 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Berat 18 FL 12 17 12 9 23 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Berat 19 GF 10 15 13 4 25 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 20 DAPS 10 15 12 1 13 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Ringan 21 RNS 10 16 12 8 28 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Berat 22 MH 10 15 13 4 27 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 23 A 10 14 12 6 15 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 24 ADMB 10 14 11 7 27 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 25 DDT 10 14 10 5 17 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 26 EGS 10 15 11 7 22 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 27 NL 10 15 11 7 21 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 28 EG 10 15 12 5 29 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 29 SRG 10 15 13 6 20 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 30 AATS 10 15 11 10 25 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Berat 31 ANS 10 14 10 0 29 Ada Perubahan Tidak Dismenorea Tidak Dismenorea 32 GMD 10 15 13 3 12 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Ringan 33 AS 10 15 12 6 23 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 34 TP 11 16 12 5 13 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 35 JP 11 16 12 4 28 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang


(54)

36 NST 11 16 12 5 17 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 37 KT 11 16 12 2 14 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Ringan 38 OE 11 16 14 6 18 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 39 CES 11 16 12 5 25 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 40 C 11 16 13 6 19 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 41 FR 11 16 13 0 15 Tidak Ada Perubahan Tidak Dismenorea Tidak Dismenorea 42 AILT 10 15 10 5 19 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 43 KP 11 15 13 2 21 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Ringan 44 ESVH 12 16 11 5 28 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 45 EOJ 12 17 13 5 18 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 46 R 12 17 12 2 15 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Ringan 47 DP 10 15 11 8 23 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Berat 48 ROS 10 14 11 0 26 Ada Perubahan Tidak Dismenorea Tidak Dismenorea 49 MRM 10 15 12 2 17 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Ringan 50 CDS 12 17 11 0 10 Tidak Ada Perubahan Tidak Dismenorea Tidak Dismenorea 51 DGES 12 17 11 0 10 Tidak Ada Perubahan Tidak Dismenorea Tidak Dismenorea 52 NLG 12 17 10 8 19 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Berat 53 FAP 12 16 14 7 28 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 54 LC 12 16 14 8 20 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Berat 55 RA 12 17 14 6 26 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 56 MH 12 17 14 2 17 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Ringan 57 ODS 12 16 14 5 16 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 58 DA 12 16 14 3 13 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Ringan 59 MCS 12 17 12 4 17 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 60 Y 12 17 13 7 25 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 61 J 12 17 13 0 19 Tidak Ada Perubahan Tidak Dismenorea Tidak Dismenorea 62 A 12 16 12 7 20 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 63 M 12 17 13 7 27 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 64 SPS 12 17 12 3 16 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Ringan 65 CEFS 12 17 11 8 24 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Berat 66 FMS 10 14 12 1 15 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Ringan 67 ES 11 16 13 4 20 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 68 RB 10 15 13 10 30 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Berat 69 CD 10 15 13 0 15 Tidak Ada Perubahan Tidak Dismenorea Tidak Dismenorea 70 SCS 10 15 13 5 23 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 71 OS 10 15 12 9 25 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Berat 72 TYP 10 14 13 6 23 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 73 MY 10 15 12 6 21 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang


(55)

74 LCS 10 15 11 3 19 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Ringan 75 SYG 10 15 11 8 19 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Berat 76 EJT 10 15 12 0 21 Ada Perubahan Tidak Dismenorea Tidak Dismenorea 77 GM 10 15 12 4 15 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 78 CM 10 16 13 6 21 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 79 M 10 15 15 0 17 Tidak Ada Perubahan Tidak Dismenorea Tidak Dismenorea 80 SYL 10 15 11 7 30 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 81 EAS 10 15 11 0 25 Ada Perubahan Tidak Dismenorea Tidak Dismenorea 82 VFYS 10 15 14 3 21 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Ringan 83 LNT 11 16 11 5 19 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 84 NM 11 16 12 0 21 Ada Perubahan Tidak Dismenorea Tidak Dismenorea 85 EE 11 15 12 5 17 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 86 ASRZ 11 15 14 5 25 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 87 CMS 11 16 14 6 26 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 88 BS 11 16 14 1 14 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Ringan 89 MS 11 16 13 5 23 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 90 AAH 11 16 12 3 17 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Ringan 91 HW 11 15 12 7 21 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 92 IET 11 16 13 8 28 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Berat 93 SMK 11 15 12 0 10 Tidak Ada Perubahan Tidak Dismenorea Tidak Dismenorea 94 NS 11 16 14 1 18 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Ringan 95 NAB 11 15 11 10 23 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Berat 96 MMG 10 14 12 6 35 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 97 IAH 10 15 13 4 30 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 98 R 10 15 13 5 30 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang 99 S 10 15 12 8 32 Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Berat 100 AT 10 15 12 4 19 Tidak Ada Perubahan Dismenorea Dismenorea Sedang


(56)

Statistics

Usia Responden

Usia Haid

Pertama Perilaku Nyeri Haid

N Valid 100 100 100 100

Missing 0 0 0 0

Mean 15.65 12.23 1.53 1.86

Std. Deviation .914 1.118 .502 .349

Frequency Table

Usia Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 14 9 9.0 9.0 9.0

15 38 38.0 38.0 47.0

16 32 32.0 32.0 79.0

17 21 21.0 21.0 100.0


(57)

Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 10 6 6.0 6.0 6.0

11 19 19.0 19.0 25.0

12 36 36.0 36.0 61.0

13 25 25.0 25.0 86.0

14 13 13.0 13.0 99.0

15 1 1.0 1.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Perilaku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Ada Perubahan 47 47.0 47.0 47.0

Ada Perubahan 53 53.0 53.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Nyeri Haid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Dismenorea 14 14.0 14.0 14.0

Dismenorea 86 86.0 86.0 100.0


(58)

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Nyeri Haid * Perilaku 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%

Nyeri Haid * Perilaku Crosstabulation

Count

Perilaku

Total Tidak Ada

Perubahan Ada Perubahan

Nyeri Haid Tidak Dismenorea 8 6 14

Dismenorea 39 47 86

Total 47 53 100

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .672a 1 .412

Continuity Correctionb .282 1 .595

Likelihood Ratio .672 1 .412

Fisher's Exact Test .565 .297

Linear-by-Linear Association .666 1 .415

N of Valid Cases 100

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,58. b. Computed only for a 2x2 table


(59)

(60)

(61)

(62)

(1)

Usia Haid Pertama

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 10 6 6.0 6.0 6.0

11 19 19.0 19.0 25.0

12 36 36.0 36.0 61.0

13 25 25.0 25.0 86.0

14 13 13.0 13.0 99.0

15 1 1.0 1.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Perilaku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Ada Perubahan 47 47.0 47.0 47.0

Ada Perubahan 53 53.0 53.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Nyeri Haid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Dismenorea 14 14.0 14.0 14.0

Dismenorea 86 86.0 86.0 100.0


(2)

Universitas Sumatera Utara

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Nyeri Haid * Perilaku 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%

Nyeri Haid * Perilaku Crosstabulation

Count

Perilaku

Total Tidak Ada

Perubahan Ada Perubahan

Nyeri Haid Tidak Dismenorea 8 6 14

Dismenorea 39 47 86

Total 47 53 100

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .672a 1 .412

Continuity Correctionb .282 1 .595

Likelihood Ratio .672 1 .412

Fisher's Exact Test .565 .297

Linear-by-Linear Association .666 1 .415

N of Valid Cases 100

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,58. b. Computed only for a 2x2 table


(3)

(4)

(5)

(6)