Starting Dengan Tahanan Stator Starting Dengan Autotransformator

3.4 Starting Dengan Tahanan Stator

Pada metode ini, tahanan luar dihubungserikan dengan masing-masing fasa dari kumparan stator pada saat motor distart. Hal ini bertujuan untuk menurunkan tegangan di dalam tahanan sehingga terminal motor dapat beroperasi karena arus yang masuk juga berkurang. Starting dengan penambahan tahanan stator memiliki dua kekurangan. Pertama, tegangan berkurang pada saat motor distart sehingga torsi start juga berkurang dan karena itu waktu akselarasi meningkat. Kedua, banyaknya daya yang dibutuhkan akan menghasilkan pemborosan pada saat starting. Hubungan antara torsi start dan torsi beban penuh pada saat starting dapat ditulis dengan persamaan: sc st xI I = 3.5 f f sc f st xs I I T T 2         = f f sc f st xs I I X T T 2 2         = 3.6 Jadi, ketika arus pada saat starting berkurang sebesar faktor x dari arus dasar pada tegangan starting I sc , torsi start pada saat motor distart juga berkurang sebesar factor x 2 . Oleh karena itu, metode starting ini hanya digunakan pada starting motor-motor berdaya kecil. Untuk rangkaian starting dengan tahanan stator dan diagram skematiknya dapat dilihat pada Gambar 3.3. MCCB S OFF ON R T S T T S R MC-S MC-R 80 50 OLR M ~ 65 REAKTOR N OLR Gambar 3.3 a Rangkaian Starting dengan tahanan stator b Diagram skematik starting dengan tahanan stator Legenda: Q1 = Main Braker KM1 = Star Contactor F1 = Thermal Overload Relay U,V,W = Motor Winding RU = Tahanan Fasa U RV = Tahanan Fasa V RW = Tahanan Fasa W M = Motor

3.5 Starting Dengan Autotransformator

3.5.1 Pendahuluan

Metode starting dengan autotransformator adalah suatu metode starting yang digunakan untuk mengurangi tegangan pada stator pada saat start, yang akan membatasi arus start. Metode starting dengan autotransformator dapat dijalankan dengan cara open-atau-cloce-transition. Starting dengan autotransformator digunakan untuk mengurangi tegangan pada saat start. Dengan berkurangnya tegangan pada saat start, maka arus start yang dihasilkan akan rendah juga. Setelah waktu tunda ditetapkan, autotransformator dilepas dari rangkaian dan selanjutnya motor induksi rotor sangkar akan beroperasi pada tegangan penuh. Autotransformator dilengkapi dengan tap yang terdiri dari 50, 65 atau 80 dari tegangan saluran sebagai tegangan start dengan pengurangan arus saluran sebagai tegangan start dengan pengurangan arus yang sesuai. Tap dapat dipilih agar sesuai dengan kopel start yang diperlukan oleh motor untuk dapat mengatasi beban yang dikemudikan. Penstart autotransformator dapat dioperasikan secara manual maupun otomatis magnetik.

3.5.2 Autotransformator

Autotransformator adalah salah satu jenis dari transformator yang memiliki satu belitan dan dapat diatur tegangan outputnya. Pada transformator yang memiliki satu belitan, antara belitan primer dan sekunder tidak dilakukan isolasi elektrik seperti pada transformator biasa dengan dua belitan. Namun, secara teori dan operasi memiliki kesamaan. Seperti pada Gambar 3.4, sebuah autotransformator yang terdiri dari belitan tunggal dimana L1 dan L2 membentuk belitan primer dan bagian tap dan T2 membentuk belitan sekunder. Gambar 3.4 Belitan autotransformator Starting dengan autotransformator mempunyai dua atau tiga autotransformator untuk mengurangi tegangan start. Jika digunakan dua autotransformator, maka akan dilakukan hubungan open delta, sedangkan jika digunakan tiga autotransformator akan dilakukan hubungan bintang wye. Starting dengan metode ini sering digunakan pada motor induksi yang memiliki daya keluaran lebih dari 25HP. Untuk rangkaian starting motor induksi dengan autotransformator dapat dilihat pada Gambar 3.5. Gambar 3.5 a Rangkaian Starting dengan autotransformator b Rangkaian kontrol starting dengan autotransformator Tap T2 Supply voltage L1 L2

3.5.3 Analisis Rangkaian Starting Dengan Autotransformator

Starting dengan autotransformator dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: 1. Closed-circuit transition 2. Open-circuit transition.

3.5.3.1 Rangkaian Transisi Tertutup Close-circuit Transition

Jika tombol start ditekan Gambar 3.6, maka arus akan mengalir melalui coil TR, 2S dan 1S. Sesaat setelah coil 2R dan 1S dialiri arus maka coil-coil tersebut akan terisi daya energize sehingga kontak 2S dan 1S yang terbuka normally open akan menutup dan kontak yang tertutup normally closed akan membuka, sehingga pada rangkaian autotransformator akan dialiri arus dan beroperasi. Coil TR juga dialiri arus sehingga kontak tundaan waktu TR-TO akan membuka dan sesaat itu juga kontak TR-TC akan menutup sehingga coil 1S tidak lagi terisi daya deenergize sehingga semua kontak 1S yang tadinya telah menutup akan membuka dan sebaliknya. Sesaat setelah kontak TR-TC menutup maka coil R juga akan dialiri arus sehingga energize dan mengakibatkan semua kontak R akan menutup. Karena setelah kontak 1S membuka pada autotransformator sehingga arus mengalir dari L1-R-T1, L2-R-T2 dan L3-R-T3. Pada saat perpindahan dari autotransformator, motor tidak mengalami kehilangan daya maka metode starting ini disebut rangkaian transisi tertutup close- circuit transition Gambar 3.6 Rangkaian starting dengan autotransformator-closed transition

3.5.3.2 Rangkaian Transisi Terbuka Open-circuit Transition

Jika tombol start ditekan Gambar 3.7, maka rangkaian akan dialiri arus melalui kontak yang menutup yaitu TR-TO dan R. Coil S akan terisi daya energize sehingga sesaat setelah coil S energize maka semua kontak S yang membuka normally open akan menutup dan yang menutup normally closed akan membuka. Kontak S menutup maka coil TR akan energize karena telah dialiri arus dan autotransformator akan beroperasi. Sesaat setelah coil TR energize maka kontak tundaan waktu yang menutup akan membuka dan sebaliknya yaitu TR-TO akan membuka dan TR-TC akan menutup sehingga pada coil S akan deenergize sehingga kontak-kontak S yang tadinya telah menutup akan membuka Legenda: R = RUN S = Start TR = Time Relay dan yang telah membuka akan menutup kembali mengakibatkan autotransformator juga tidak beroperasi lagi. Dengan adanya energize pada coil TR maka coil R akan energize mengakibatkan semua kontak R yang membuka akan menutup dan sebaliknya sehingga arus langsung mengalir melalui L1-R-T1, L2-R-T2 dan L3-R-T3. Karena pada saat start motor kehilangan daya selama perpindahan dari autotransformator, maka start ini disebut rangkaian transisi terbuka open-circuit transition. Gambar 3.7 Rangkaian starting dengan autotransformator-open transition Legenda: R = RUN S = Start TR = Time Relay

3.5.4 Arus Dan Torsi Starting Motor Induksi

Hubungan antara arus dan torsi pada starting motor induksi dengan autotransformator, apabila motor induksi mendapat tegangan langsung sebesar V dari sistem maka tegangan yang melalui motor per fasa adalah 3 V dan arus startnya sc st I I = . Pada metode starting motor induksi dengan autotransformator, jika rasio dari tap pada autotransformator sebesar K, maka tegangan per fasa yang melalui motor adalah 3 KV dan persamaan arusnya adalah: sc st KI I = 3.7 dimana : K = tapping transformator I sc = arus start langsung Untuk menentukan torsi start dapat dinyatakan dengan persamaan: [ ] 2 2 2 3 r s r s s s r X X R R V R Ts + + + = ω 3.8 Dimana : s T = Torsi start s V = Tegangan perfasa r R = Tahanan Rotor s R = Tahanan Stator s ω = Kecepatan angular stator s X = Reaktansi Stator r X = Reaktansi Rotor Torsi start dengan autotransformator dapat juga dinyatakan dengan persamaan: fl fl st fl st S I I T T ×         = 2 fl fl sc fl st S I KI T T ×         = 2 fl fl sc fl st S I I K T T ×         = 2 2 3.9 Dimana: fl T = Torsi beban penuh fl S = Slip beban penuh Sedangkan torsi beban penuh dan slip beban penuh dapat ditentukan dari persamaan: ω in fl P T = 60 2 N P T in fl π = N P T in fl 554 , 9 = N-m 3.10

BAB IV ANALISIS SIMULASI