1  Meningkatnya jumlah kelembagaan ekonomi petani yang tumbuh dari kelembagaan petani poktangapoktan;
2  Meningkatnya  pengembangan kegiatan usaha agribisnis yang dilakukan oleh kelembagaan ekonomi petani berbasis komoditas unggulan sesuai
potensi wilayah; 3  Meningkatnya kinerja penyuluh pertanian melalui pengawalan dan
pendampingan dalam penumbuhan dan pengembangan kelembagaan ekonomi petani.
E.  DAMPAK
1  Peningkatan kemampuan kelembagaan ekonomi petani dalam mengorganisasikan usaha dengan skala usaha yang lebih menguntungkan;
2  Peningkatan jaringan kemitraan agribisnis kelembagaan ekonomi petani dengan pelaku usaha lainnya dalam memanfaatkan peluang usaha dan
memenuhi permintaan pasar yang lebih luas; 3  Peningkatan peran Pemerintah Daerah dan swasta dalam mereplikasi
metode dan   kegiatan melalui sumber dana APBD atau sumber dana lainnya.
F.  PENGERTIAN- PENGERTIAN
1.  Kelembagaan  petani  adalah  lembaga  yang  ditumbuhkembangkan  dari, oleh,
dan untuk
petani guna
memperkuat kerjasama
dalam Memperjuangkan      kepentingan      petani      dalam      bentuk      poktan      dan
gapoktan; 2.  Kelompoktani  adalah  kumpulan  petanipeternakpekebun  yang  dibentuk
atas  dasar  kesamaan  kepentingan,  kesamaan  kondisi  lingkungan  sosial, ekonomi,  sumberdaya  dan  keakraban  untuk  meningkatkan  dan
mengembangkan usaha anggota;
3.  Gabungan kelompoktani
Gapoktan adalah
kumpulan beberapa
kelompoktani  yang    bergabung  dan    bekerjasama  untuk    meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha;
4.  Kelompok Usaha
Bersama KUB
adalah kumpulan
beberapa kelompoktanigapoktan  yang  bergabung  dan  bekerjasama  dengan  jenis
komoditas  usaha  yang  sama  untuk  meningkatkan  skala  ekonomi  dan efisiensi usaha;
5.  Kelembagaan  ekonomi  petani    adalah  kelembagaan  petani    baik    yang berbadan  hukum  maupun  yang  tidak  berbadan  hukum,  yang  memiliki
kegiatan  usahatani  dari  hulu  sampai  hilir  di  sektor  pertanian  yang ditumbuhkembangkan oleh, dari dan untuk petani guna meningkatkan skala
ekonomi yang menguntungkan dan efisiensi usaha;
6.  Korporasi  adalah  kelembagaan  formal  yang  terbentuk  dari    kumpulan kapital  yang  dimiliki  oleh  petani  dengan  menjalankan  fungsi-fungsi
manajemen usaha yang berorientasi keuntungan berupa Badan Usaha Milik Petani  BUMP  yang  berbentuk  koperasi  tani  koptan  atau  Perseroan
Terbatas PT yang sahamnya dimiliki oleh petani;
7.  Lembaga      Keuangan      Mikro      Agribisnis      LKM-A      adalah      Lembaga keuangan mikro yang didirikan, dimiliki dan dikelola oleh petanimasyarakat
tani di perdesaan yang melaksanakan fungsi pelayanan  kreditpembiayaan dan  simpanan  dilingkungan  petani  dan pelaku usaha agribisnis;
8.  Badan  Usaha  Milik  Petani  BUMP  adalah  kelembagaan  usaha  berbadan hukum  yang  mensinergikan  kegiatan  bisnis  dengan  pemberdayaan
masyarakat    tani    yang    dijalankan    secara    korporasi    yang    berorientasi keuntungan untuk mendorong kemandirian petani;
9.  Badan    Usaha    milik    Petani    Berbentuk    Koperasi    tani    Koptan    adalah badan usaha yang beranggotakan petani baik secara individu maupun yang
tergabung  dalam  poktan  dan  gapoktan  yang  melakukan  kegiatan  usaha agribisnis berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
petani  yang  berdasarkan  azas  kekeluargaan  sesuai  Undang-  undang Perkoperasian Nomor 25 Tahun 1992;
10.  Badan  Usaha  Milik  Petani  Berbentuk  Perseroan  Terbatas  PT  adalah wadah    petani    yang    didirikan    berdasarkan    perjanjian    dan    berbadan
hukum untuk menjalankan usaha pertanian secara korporasi dalam bentuk perusahaan  dengan  modal  dasar  yang    terbagi    dalam    saham  sesuai
dengan  persyaratan  yang  ditetapkan  dalam  undang-undang  No  40  Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas PT;
11.  Tim Pengembangan Organisasi Petani TPOP adalah Tim yang terdiri dari petugas teknispenyuluh pada kelembagaan penyuluhan di kabupatenkota
yang  ditugaskan  untuk  mengembangkan  organisasikelembagaan  petani dan kelembagaan ekonomi petani;
12.  Agribisnis  adalah  rangkaian  kegiatan  usaha  pertanian  yang  terdiri  dari  4 empat  sub-sistem,  yaitu:  a  subsistem  sarana  prasarana,  yaitu  kegiatan
ekonomi  yang  menghasilkan  sarana  produksi  input  pertanian;  b subsistem  budidaya  pertanian  primer,  yaitu  kegiatan  ekonomi  yang
menggunakan  sarana  produksi  yang  dihasilkan  subsistem  hulu;  c subsistem      pengolahan,      yaitu      yang      mengolah      dan      memasarkan
komoditas  pertanian;  dan  d  subsistem  penunjang,  yaitu  kegiatan  yang menyediakan  jasa  penunjang  antara  lain  permodalan,  teknologi,
penyuluhan dan lain-lain.
BAB II.  ARAH PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN EKONOMI PETANI