2.3.2 Jenis-Jenis Batuk
1. Batuk produktif Merupakan suatu mekanisme perlindungan dengan fungsi mengeluarkan zat-
zat asing kuman, debu dan sebagainya dan dahak dari batang tenggorokan. Maka, jenis batuk ini tidak boleh ditekan.
2. Batuk Non Produktif Bersifat kering tanpa adanya dahak, misalnya pada batuk rejan atau memang
pengeluarannya memang tidak mungkin. Batuk jenis ini tidak ada manfaatnya, maka haruslah dihentikan Tan dan Kirana, 1987.
2.3.3 Pengobatan Batuk
Terapi batuk hendaknya dimulai dengan mencari penyebab batuk dan mengobati penyebabnya. Misal pemberian antibiotik terhadap infeksi bakterial
dari saluran pernafasan kemudian dilakukan pertimbangan apakah perlu dilakukan terapi guna menghilangkan atau mengurangi gejala batuk.
2.3.4 Penggolongan Obat Batuk
Obat yang digunakan untuk mengobati penyakit batuk disebut antitusif. Menurut Sartono, obat ini dapat dibagi kedalam tiga golongan berdasarkan daya
kerjanya, yaitu yang menekan batuk, sebagai ekspektoran, dan mukolitik. A.Obat Penekan Batuk
Obat yang menekan batuk dibagi atas obat batuk yang bekerja diperifer dan obat batuk yang bekerja secara sentral. Obat batuk yang bekerja diperifer,
menekan batuk dengan mengurangi iritasi lokal pada saluran pernapasan dengan cara anestesi langsung atau tidak langsung mempengaruhi lendir saluran
pernapasan. Dari golongan obat yang menekan batuk, antara lain bensokain,
Universitas Sumatera Utara
bensilalkohol, dan garam fenolyang digunakan dalam bentuk tablet isap lozenge. Obat-obat ini hanya sedikit manfaatnya untuk mengatasi batuk karena gangguan
pada saluran pernapasan bagian bawah. Obat penekan batuk yang bekerja secara sentral, bekerja menekan batuk
dengan cara meningkatkan ambang batas rangsang yang dibutuhkan untuk merangsang pusat batuk. Dari golongan obat yang menekan batuk secara sentral
dibagi dua golongan, yaitu narkotik dan non-narkotik. Dari golongan non-narkotik yang dijual bebas antara lain dekstrometorfan HBr dan noskapin, juga
difenhidramin HCl yang sebetulnya termasuk golongan obat antihistaminika. B.
Ekspektoran Ekspektoran meningkatkan jumlah cairan sehingga lendir menjadi encer dan
juga merangsang pengeluaran lendir dari saluran pernapasan. Obat-obat yang bekerja sebagai ekspektoran antara lain Amonium Klorida, Kalium atau Natrium
Iodida, Sukus Liquiritae, Gliseril Guaiakolat, Kalium Sulfoguaiakolat, Minyak Anisi, Minyak Timi, dan Bromheksin.
Kalium Iodida merupakan ekspektoran yang telah lama digunakan dan bekerja secara tidak langsung menurunkan kekentalan lendir. Dengan demikian,
lendir akan mudah dikeluarkan. Gliseril guaiakolat, selain sebagai ekspektoran juga memperbaiki pembersihan mukosilier. Sedangkan, Bromheksin HCl, bekerja
sebagai ekspektoran dengan meningkatkan jumlah lendir dan mengurangi kekentalannya. Obat yang mengandung Bromheksin hanya bisa didapat dengan
resep dokter.
Universitas Sumatera Utara
C. Mukolitik
Mukolitik adalah obat yang digunakan dalam obat batuk yang bekerja dengan cara mengurangi kekentalan lendir. Air dan larutan garam isotonis juga
merupakan obat yang bekerja mukolitik. Obat mukolitik yang biasa digunakan dalam obat batuk ialah asetilsistein dan karboksimetilsistein. Obat batuk yang
mengandung asetilsistein atau karboksimetilsistein, didapat dengan resep dokter Sartono, 1993.
Sedangkan menurut Moh Anief obat batuk dibagi dalam 2 golongan besar yaitu: .
A. Ekspektoransia
Mempertinggi sekresi dari saluran pernapasan dan atau mencairkan riak sehingga mudah dikeluarkan. Ekspektoransia dibagi dalam dua keompok:
a. Zat-zat pencair riak bronchial secretolytic = Mukolitik
b. Zat- zat pengeluar riak bronchial secretomotoric, contohnya:
Ammonii Chloridum, Bromheksin Hydrochloridum, Glycerilis Guaiacolas, Ipecacuanhae radix, Kaii sulfoguaiacolas, Kaii iodidum.
B. Zat-zat pereda batuk
Zat-zat ini mengerem rangsang batuk, dan titik tangkapnya dapat sentral, dapat perifer. Zat peteda batuk sentral zat pengerem rangsang batuk.
a. Codeinum dan garamnya narkotik
b. Aethylmorphini Hydrochloridum narkotik
c. Opii pulvis compositus narkotik
d. Dihydrocodeinonum Dicodid, narkotik
e. Clobutinolum
Universitas Sumatera Utara
f. Clofedanolum
g. Dextromethorphani Hydrobromidum
Zat pereda batuk perifer: a.
Benzonatatum b.
Natrii Dibunas
2.3.5 Penyebab Batuk