Penetapan Kadar Kaptropril Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet

(1)

PENETAPAN KADAR KAPTOPRIL DALAM SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

SKRIPSI

DIAJUKAN OLEH:

UMI CHAIRANI MANIK NIM: 050814032

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PENETAPAN KADAR KAPTOPRIL DALAM SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara

Diajukan Oleh:

UMI CHAIRANI MANIK

NIM: 050814032

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENETAPAN KADAR KAPTOPRIL DALAM SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

OLEH:

UMI CHAIRANI MANIK

NIM 050814032

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Pada Tanggal: November 2008 Disetujui Oleh:

Pembimbing I,

(Dra. Nurmadjuzita, M.Si., Apt.) NIP 130 517 492

Pembimbing II,

(Dra. Salbiah, M.Si.,Apt.) NIP 131 653 994

Panitia Penguji,

(Drs. Fathur Rahman H,M.Si.,Apt.) NIP 130 872 287

(Dra. Nurmadjuzita, M.Si., Apt.) NIP 130 517 492

(Prof.Dr.rer.nat. Effendy Delux Putra,SU.,Apt.) NIP 131 283 723

(Drs. Muchlisyam, M.Si., Apt.) NIP 130 809 700

Dekan,

(Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt.) NIP 131 283 716


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “ Penetapan Kadar Kaptopril dalam Sediaan Tablet secara Spektrofotometri Ultraviolet ”. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi USU Medan.

Terimakasih yang tak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada ayahanda Drs. Malik Manik dan Ibunda Sri Napsi Bancin, S.Ag serta saudaraku Syukri Abdullah, Yessi Kurnia Arjani, Imoyati Winda, Rahmi Lolomaya atas segala do’a, kasih sayang, dorongan semangat dan segala pengorbanan baik moril maupun materil kepada penulis selama ini.

Dengan segala ketulusan hati penulis juga menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dra. Nurmadjuzita, M.Si., Apt. dan Ibu Dra. Salbiah, M.Si., Apt atas waktu, bimbingan, kesabaran dan tanggung jawab kepada penulis selama melakukan penelitian hingga selesainya penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. sebagai Dekan Fakultas Farmasi, Bapak Dr. Karsono, Apt. sebagai dosen wali penulis, beserta seluruh staf pengajar Fakultas Farmasi USU Medan yang telah mendidik penulis.


(5)

2. Bapak Drs. Fathur Rahman H, M.Si., Apt., Bapak Prof. Dr. rer. nat. Effendy Delux Putra,SU.,Apt, dan Bapak Drs. Muchlisyam,M.Si., Apt selaku dosen penguji yang telah memberi masukan kepada penulis.

3. Bapak dan Ibu Staf Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif yang telah memberikan petunjuk dan saran serta fasilitas laboratorium selama penulis melakukan penelitian.

4. Teman-temanku meli, selvi, k.ade, k audrey, yani jambak, nita, dani, diah, helvi, b saiful, b riza, efi, yang telah memberikan bantuan, dorongan dan semangat kepada penulis serta ketulusan persahabatan yang terjalin selama ini.

5. Seluruh rekan Farmasi Extensi 2005 dan 2006 senasib seperjuangan dan semua pihak yang memberikan perhatian buat penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih belum sempurna, sehingga penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan srikpsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangan yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya dibidang farmasi.

Medan, Novemeber 2008 Penulis,


(6)

ABSTRAK

Telah dilakukan penetapan kadar kaptopril pada sediaan tablet yang beredar di pasaran. Analisa kuantitatif kaptopril dilakukan secara spektrofotometri ultraviolet dengan pelarut NaOH 0,1 N pada panjang gelombang 236 nm.

Penentuan linearitas kurva kalibrasi menunjukkan hubungan yang linear antara serapan dan konsentrasi 10 mcg/ml sampai 26 mcg/ml dengan koefisien determinasi (r)2 = 0,9995 dan persamaan garis regresi Y = 0,025488X – 0,00032.

Hasil uji validasi dari serbuk yang dibuat sendiri diperoleh kadar sebenarnya 99,88 % ± 0,0637 dengan standar deviasi (SD) = 0,0387, kesalahan relatif (KR) = 0.12 % dan koefisien variasi (KV)= 0.0388 %.

Diperoleh kadar untuk tablet Captopril generik (Indofarma) sebesar 103,31 % ± 0,0435, tablet Captopril (Dexa Medica) sebesar 100,41% ± 0,0883, dan tablet nama dagang; tablet Dexa Cap (Dexa Medica) sebesar 102,41% ± 0,1086, tablet Otoryl (Otto) sebesar 100,63% ± 0,7438, tablet Tensicap (Sanbe Farma) sebesar 99,40% ± 0,3131, tablet Captensein (Kalbe Farma) sebesar 102,03% ± 0,4007, tablet Farmoten (Pratapa Nirmala) sebesar 100,40% ± 0,3133.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar kaptopril dalam sediaan tablet dengan nama dagang maupun generik, memenuhi standar persyaratan tablet menurut The United States Pharmacopeia (2007) yaitu tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih dari 110,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket.


(7)

ABSTRACT

The quantitative determination of captoprilum in tablet spreading in market has been done. The quantitative analyze of captoprilum was done by ultraviolet spectrophotometric in NaOH 0,1 N at wavelength 236 nm.

The detemination of calibration curve linearity gave a linier correlation between absorption versus concentration from 10 mcg/ml until 26 mcg/ml with coefficient of determination (r)2 = 0,9995 and the equation of the regression line Y = 0,025488X – 0,00032.

The validation test of captoprilum in formula who made by researcher was 99,88 % ± 0,0637 with standar deviation (SD) = 0,0387, relative error (KR) = 0.12 % and coefficient of variation (KV) = 0.0388 %.

The result of quantitative determination of captoprilum in generic Captopril (Indofarma) was 103,31% ± 0,0435, Captopril (Dexa Medica) was 100,41% ± 0,0883, and trade name; Dexa Cap (Dexa Medica) was 102,41% ± 0,1086, Otoryl (Otto) was 100,63% ± 0,7438, Tensicap (Sanbe Farma) was 99,40% ± 0,3131, Captensein (Kalbe Farma) was 102,03% ± 0,4007, Farmoten (Pratapa Nirmala) was 100,40% ± 0,3133.

From the analyze result all of sample had determined in tablet with generic and trade name, fullfilled requirement of The United States Pharmacopeia (2007), not less than 90,0 percent and not more than 110,0 percent of the labelled amount.


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ...iv

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Hipotesis ... 3

1.4 Tujuan ... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ……… 4

2.1. Uraian Bahan ………..……….………… 4

2.1.1. Sifat Fisika dan Kimia Kaptopril…..………... 4

2.1.2. Kegunaan ... 5

2.1.3. Efek samping ... 5

2.1.4. Dosis ... 5

2.1.5. Farmakologi ... 5


(9)

2.2.1. Teori Spektrofotometri ... 6

2.2.2. Penyerapan radiasi oleh Molekul ... 8

2.3. Titrasi dengan Kalium Iodat... 11

2.4. Validasi ... 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 14

3.1. Lokasi dan Tempat Penelitian ... 14

3.2. Alat – alat ... 14

3.3. Metodologi Peneltian ... 14

3.3.1.Pengambilan Sampel ... 14

3.4. Bahan-bahan ... 14

3.5.Prosedur Penelitian ... 15

3.5.1. Pembuatan Pereaksi ... 15

3.5.1.1. Pembuatan Larutan Na Hidroksida 0,1 N ... 15

3.5.1.2. Pembuatan Larutan Na Nitroprussid 1% ... 15

3.5.1.3. Pembuatan Larutan Na Hidroksida 2 M ... 15

3.5.1.4. Pembuatan Larutan Iodine 0,05 M ... 15

3.5.1.5. Pembuatan Larutan Kalium Iodat 0.1 N ... 15

3.5.1.6. Pembuatan Larutan Asam Sulfat 3,6 ... 15

3.5.1.7. Pembuatan Kanji LP ... 16

3.5.2. Pemeriksaan Kualitatif Bahan Baku Kaptopril ... 16

3.5.2.1. Pemeriksaan Kualitatif dengan Natrium Nitroprussid 1 % ... 16

3.5.2.2. Pemeriksaan Kualitatif dengan Larutan Iodin 0,05 M ... 16

3.5.2.3. Pemeriksaan kualitatif dengan data spektrum ultraviolet... 16


(10)

3.5.3. Penetapan Kadar Bahan Baku Kaptopril Indofarma ... 17

3.5.3.1.Titrasi dengan Kalium Iodat 0,1 N ... 17

3.5.3.2. Metode Spektrofotometri Ultraviolet ... 17

3.5.3.2.1. Pembuatan larutan Induk Baku BPFI ... 17

3.5.3.2.2. Penentuan Panjang Gelombang Serapan Max ... 18

3.5.3.2.3. Pembuatan Kurva Kalibrasi ... 18

3.5.3.2.4. Penetapan Kadar Bahan Baku Kaptopril Indofarma ... 18

3.5.4. Prosedur Uji Validasi Metode Spektrofotometri Ultraviolet ... 19

3.5.4.1.Formulasi serbuk Kaptopril yang dibuat sendiri ... 19

3.5.4.2. Parameter Uji Validasi ... 20

3.5.5. Penetapan Kadar Sampel ... 20

3.5.5.1. Perhitungan Kadar Sampel ... 21

3.5.5.2. Analisis Data secara Statistik ... 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 23

4.1. Pemeriksaan Kualitatif Bahan Baku Kaptopril ... 23

4.1.1. Pemeriksaan Kualitatif dengan reaksi warna ... 23

4.1.2. Pemeriksaan Kualitatif dengan data spektrum ultraviolet... 23

4.2. Penetapan Kadar Bahan Baku Kaptopril Indofarma ... 25

4.2.1. Titrasi dengan Kalium Iodat 0,1 N ... 25

4.2.2. Metode Spektrofotometri Ultraviolet ... 26

4.2.2.1. Penetuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum... 26


(11)

4.2.2.2. Pembuatan Kurva Kalibrasi ... 27

4.2.2.3. Penetapan Kadar Bahan Baku Kaptopril ... 28

4.3. Uji Validasi Metode Spektrofotometri Ultraviolet ... 29

4.4.Penentuan Kadar Kaptopril dalam sediaan tablet ... 30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 31

5.1. Kesimpulan ... 31

5.2. Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32

LAMPIRAN ... 34


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Bahan Baku Kaptopril ... 23 Tabel 2. Data Panjang Gelombang Serapan Maksimum Bahan Baku

Kaptopril Indofarma ... 24 Tabel 3. Hasil penetapan kadar bahan baku kaptopril dengan titrasi

Iodatometri ... 25 Tabel 4. Data Panjang Gelombang Serapan Maksimum Kaptopril BPFI .... 26 Tabel 5. Data Kurva Kalibrasi BPFI ... 27 Tabel 6. Data kadar bahan baku Kaptopril Indofarma ... 28 Tabel 7. Kadar rata – rata Kaptopril pada sediaan tablet ... 30


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Penetapan Kadar Kaptopril secara titrasi Iodatometri ... 34

Lampiran 2. Perhitungan Statistik Kadar Kaptopril secara titrasi Iodatometri ... 35

Lampiran 3. Perhitungan Persamaan Regresi ... 37

Lampiran 4. Data kadar Bahan Baku Kaptopril PT. Indofarma ... 38

Lampiran 5. Perhitungan Statistik Kadar Kaptopril secara Spektrofotometri UV ... 39

Lampiran 6. Data kadar formula kaptopril yang dibuat sendiri ... 41

Lampiran 7. Perhitungan Statistik Kadar Kaptopril pada formula yang dibuat sendiri ... 42

Lampiran 8. Uji validasi Formula Kaptopril yang dibuat sendiri ... 44

Lampiran 9. Contoh Perhitungan Kadar Kaptopril ... 45

Lampiran 10. Data kadar Kaptopril dalam Sediaan Tablet ... 47

Lampiran 11. Perhitungan Statistik Kadar Kaptopril pada Tablet Generik Indofarma ... 48

Lampiran 12. Perhitungan Statistik Kadar Kaptopril pada Tablet Generik Dexa Medica ... 50

Lampiran 13. Perhitungan Statistik Kadar Kaptopril pada Tablet Dexa Cap ...52

Lampiran 14. Perhitungan Statistik Kadar Kaptopril pada Tablet Captensin ... 54

Lampiran 15. Perhitungan Statistik Kadar Kaptopril pada Tablet Farmoten ... 56

Lampiran 16. Perhitungan Statistik Kadar Kaptopril pada Tablet Tensicap ... 58


(14)

ABSTRAK

Telah dilakukan penetapan kadar kaptopril pada sediaan tablet yang beredar di pasaran. Analisa kuantitatif kaptopril dilakukan secara spektrofotometri ultraviolet dengan pelarut NaOH 0,1 N pada panjang gelombang 236 nm.

Penentuan linearitas kurva kalibrasi menunjukkan hubungan yang linear antara serapan dan konsentrasi 10 mcg/ml sampai 26 mcg/ml dengan koefisien determinasi (r)2 = 0,9995 dan persamaan garis regresi Y = 0,025488X – 0,00032.

Hasil uji validasi dari serbuk yang dibuat sendiri diperoleh kadar sebenarnya 99,88 % ± 0,0637 dengan standar deviasi (SD) = 0,0387, kesalahan relatif (KR) = 0.12 % dan koefisien variasi (KV)= 0.0388 %.

Diperoleh kadar untuk tablet Captopril generik (Indofarma) sebesar 103,31 % ± 0,0435, tablet Captopril (Dexa Medica) sebesar 100,41% ± 0,0883, dan tablet nama dagang; tablet Dexa Cap (Dexa Medica) sebesar 102,41% ± 0,1086, tablet Otoryl (Otto) sebesar 100,63% ± 0,7438, tablet Tensicap (Sanbe Farma) sebesar 99,40% ± 0,3131, tablet Captensein (Kalbe Farma) sebesar 102,03% ± 0,4007, tablet Farmoten (Pratapa Nirmala) sebesar 100,40% ± 0,3133.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar kaptopril dalam sediaan tablet dengan nama dagang maupun generik, memenuhi standar persyaratan tablet menurut The United States Pharmacopeia (2007) yaitu tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih dari 110,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket.


(15)

ABSTRACT

The quantitative determination of captoprilum in tablet spreading in market has been done. The quantitative analyze of captoprilum was done by ultraviolet spectrophotometric in NaOH 0,1 N at wavelength 236 nm.

The detemination of calibration curve linearity gave a linier correlation between absorption versus concentration from 10 mcg/ml until 26 mcg/ml with coefficient of determination (r)2 = 0,9995 and the equation of the regression line Y = 0,025488X – 0,00032.

The validation test of captoprilum in formula who made by researcher was 99,88 % ± 0,0637 with standar deviation (SD) = 0,0387, relative error (KR) = 0.12 % and coefficient of variation (KV) = 0.0388 %.

The result of quantitative determination of captoprilum in generic Captopril (Indofarma) was 103,31% ± 0,0435, Captopril (Dexa Medica) was 100,41% ± 0,0883, and trade name; Dexa Cap (Dexa Medica) was 102,41% ± 0,1086, Otoryl (Otto) was 100,63% ± 0,7438, Tensicap (Sanbe Farma) was 99,40% ± 0,3131, Captensein (Kalbe Farma) was 102,03% ± 0,4007, Farmoten (Pratapa Nirmala) was 100,40% ± 0,3133.

From the analyze result all of sample had determined in tablet with generic and trade name, fullfilled requirement of The United States Pharmacopeia (2007), not less than 90,0 percent and not more than 110,0 percent of the labelled amount.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kaptopril merupakan obat antihipertensi yang bekerja menghambat Angiotensin Converting Enzym (ACE). Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskular yang paling lazim dengan gejala adanya gangguan pada mekanisme regulasi tekanan darah. Hipertensi bercirikan kenaikan tekanan darah yang mendadak dengan gejala encefalopati akut (sakit kepala hebat, gangguan kesadaran, serangan epilepsi) (Katzung, 1998).

Meskipun dapat terjadi akibat proses penyakit lain, lebih dari 90 % pasien menderita hipertensi essensial, yaitu gangguan tekanan darah yang tidak diketahui penyebabnya. Adanya riwayat dalam keluarga meningkatkan kemungkinan seseorang mendapatkan hipertensi. Faktor – faktor yang dapat menyebabkannya, antara lain stres, diet tinggi natrium, kegemukan dan merokok (Mycek, et al.,2001).

Pada pembuatan obat, pemeriksaan kadar zat aktif merupakan persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjamin kualitas sediaan obat. Sediaan obat yang berkualitas baik akan mendukung tercapainya efek terapeutik yang diharapkan. Salah satu persyaratan mutu adalah kadar yang dikandung harus memenuhi persyaratan kadar seperti yang tercantum dalam Farmakope Indonesia.

Pada beberapa literatur tercantum metode penetapan kadar kaptopril baik bahan baku maupun tabletnya. Pada Farmakope Indonesia Edisi IV, penetapan kadar bahan baku kaptopril adalah secara titrasi dengan kalium iodat 0,1 N


(17)

menggunakan indikator kanji, sedangkan monograf untuk tablet tidak tercantum. Menurut USP 30, penetapan kadar bahan baku kaptopril dilakukan sama seperi FI Edisi IV, sedangkan penetapan kadar tabletnya dilakukan dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, menggunakan fase gerak campuran air: asam fosfat dan metanol (450 ml : 0,5 ml : 500 ml), dengan laju alir 1,0 ml/menit.

Dilihat dari struktur kaptopril, yang mempunyai gugus kromofor, maka senyawa ini dapat menyerap radiasi pada daerah ultraviolet. Menurut Moffat 2004, kaptopril memiliki serapan maksimum dalam larutan basa pada λ 238 nm (A=235c).

Metode spektrofotometri memiliki keuntungan antara lain dapat digunakan untuk analisa suatu zat dalam jumlah kecil, pengerjaannya cepat, sederhana, cukup sensitif dan selektif serta mudah dalam interpretasi hasil yang diperoleh. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk memeriksa kadar kaptopril pada sediaan tablet secara Spektrofotometri Ultraviolet. Untuk uji validasi dibuat campuran serbuk dengan komposisi bahan umum suatu tablet dengan kadar senyawa aktif yang diketahui dengan tepat. Selanjutnya dianalisis dengan cara yang sama seperti untuk tablet, kemudian ditentukan parameter koefisien variasi (KV) yang menunjukkan ketelitian dan kesalahan relatif (KR) yang menunjukkan ketepatan.

1.2 Perumusan Masalah

1. Apakah penetapan kadar kaptopril dalam sediaan tablet dapat dilakukan secara spektrofotometri ultraviolet?.


(18)

2. Apakah kadar kaptopril dalam sediaan tablet yang beredar di pasaran, memenuhi standar persyaratan tablet menurut The United States Pharmacopeia 2007?.

1.3 Hipotesis

1. Penentuan kadar kaptopril dalam sediaan tablet dapat dilakukan secara spektrofotometri ultraviolet.

2. Kandungan kaptopril dalam sediaan tablet yang beredar di pasaran, memenuhi standar persyaratan tablet menurut The United States Pharmacopeia 2007?.

1.4 Tujuan

1. Untuk mengetahui metode spektrofotometri ultraviolet dapat digunakan pada penetapan kadar kaptopril dalam sediaan tablet.

2. Untuk menentukan kadar kaptopril dalam sediaan tablet yang beredar di pasaran.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Bahan

2.1.1. Sifat Fisika dan Kimia Kaptopril Rumus Bangun Kaptopril :

Rumus molekul : C9H15NO3S

Sinonim : - Acepril

- Capoten - Lopirin

- 1

[(2S)-3-merkapto-2-metilpropionil]-L-prolina

Berat Molekul : 217,28

Pemerian : Serbuk hablur putih atau hampir putih, bau khas seperti sulfida. Melebur pada suhu 1040 sampai 1100

(Ditjen POM, 1995;USP 30, 2007; Moffat, 2004) .

Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam metanol, dalam etanol, dan dalam kloroform C

C=O N

H

COOH SHCH2


(20)

2.1.2. Kegunaan

Tujuan Penggunaan adalah sebagai terapi pada hipertensi esensial dan hipertensi renovaskuler (Tjay dan Kirana, 2002).

2.1.3. Efek Samping

Efek sampingnya yang sering terjadi adalah hilangnya rasa (kadang-kadang juga penciuman), batuk kering, dan exanthema (Tjay dan Kirana, 2002). 2.1.4. Dosis

Untuk hipertensi: 1-2 kali sehari 25 mg, bila perlu setelah 2-3 minggu 1-2 kali sehari 50 mg. Gagal jantung: 3 kali sehari 12,5-25 mg (Tjay dan Kirana, 2002).

2.1.5. Farmakologi

Kaptopril mengandung gugus SH yang dapat berinteraksi membentuk kelat dengan ion Zn dalam tempat aktif ACE, terjadi hambatan secara kompetitif ACE sehingga peredaran angiotensin II dan kadar aldosteron menurun. Akibatnya, tidak terjadi vasokonstriksi dan retensi Na, sehingga tekanan darah menurun

Mekanisme yang lain dari senyawa penghambat ACE adalah menghambat pemecahan bradikinin menjadi fragmen tidak aktif, sehingga kadar bradikinin dalam darah meningkat, menyebabkan vasodilatasi dan penurunan tekanan darah. Penghambat ACE memiliki peran khusus yang penting dalam pengobatan pasien dengan nefropati diabetes karena dapat mengurangi proteinuria dan menstabilkan fungsi ginjal (bahkan walaupun tidak terjadi penurunan tekanan darah).

Ginjal memegang peranan utama pada pengaturan tingginya tekanan darah, yang berlangsung melalui suatu sistem khusus, yakni Sistem Renin-Angiotensin, singkatnya RAS. Bila volume darah yang mengalir melalui ginjal


(21)

berkurang dan tekanan darah di glomeruli ginjal menurun, misalnya karena penyempitan arteri setempat, maka ginjal dapat membentuk dan melepaskan enzim proteolitis renin. Dalam plasma, renin menghidrolisa protein angiotensinogen (yang terbentuk di dalam hati) menjadi angiotensin I (AT I). Zat ini diubah oleh enzim ACE (Angiotensin Converting Enzyme, yang disintesa di paru-paru) menjadi zat aktif angiotensin II. AT II ini kuat, dan menstimulasi sekresi hormon aldosteron oleh anak-ginjal dengan sifat retensi garam dan air. Akibatnya ialah volume darah dan tekanan darah naik.

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan tekanan darah antara lain: mengkonsumsi terlalu banyak garam, stress, merokok, kehamilan. Tindakan-tindakan umum untuk menurunkan tekanan darah; menguruskan badan, mengurangi garam dalam pola makan, berhenti merokok, membatasi minum kopi dan alkohol, cukup istirahat dan tidur.

Pengobatan dengan antihipertensi dimulai dengan dosis rendah agar tekanan darah jangan menurun terlalu drastis dengan mendadak. Kemudian, setiap 1-2 minggu dosis berangsur-angsur dinaikkan sampai tercapai efek yang diinginkan. Begitu pula penghentian terapi harus secara berangsur pula (Tjay dan Kirana, 2002).

2.2. Spektrofotometri

2.2.1. Teori Spektrofotometri

Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi spektrofotometer


(22)

digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang (Khopkar,1990).

Sinar ultraviolet mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm, sementara sinar tampak mempunyai panjang gelombang 400-800 nm (Ditjen POM, 1995).

Berikut ini adalah uraian bagian-bagian spektrofotometer.

1. Sumber-sumber lampu; lampu deutrium digunakan untuk daerah UV pada panjang gelombang dari 190-350 nm, sementara lampu halogen kuarsa atau lampu tungsten digunakan untuk daerah visibel (pada panjang gelombang antara 350-900 nm).

2. Monokromator: digunakan untuk memperoleh sumber sinar yang monokromatis. Alatnya dapat berupa prisma ataupun grating. Untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diinginkan dari hasil penguraian. 3. Sel absorpsi: Pada pengukuran didaerah tampak, kuvet kaca atau kuvet

kaca corex dapat digunakan, tetapi untuk pengukuran pada daerah UV kita harus menggunakan sel kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini. Umumnya tebal kuvet adalah 10 mm, tetapi yang lebih kecil ataupun yang lebih besar dapat digunakan. Sel yang biasa digunakan berbentuk persegi, tetapi bentuk silinder dapat juga digunakan. Kita harus menggunakan kuvet yang bertutup untuk pelarut organik. Sel yang baik adalah kuarsa atau gelas hasil leburan serta seragam keseluruhannya.


(23)

4. Detektor: Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang (Khopkar, 1990; Rohman, 2007).

2.2.2. Penyerapan radiasi oleh Molekul

Semua molekul mempunyai energi yang dapat digambarkan menjadi beberapa fenomena. (1) molekul secara keseluruhan dapat bergerak yang kejadian ini disebut dengan translasi; energi yang berhubungan dengan translasi disebut dengan energi translasional, E trans; (2) bagian molekul (atom atau sekelompok atom) dapat bergerak karena berkenaan satu sama lain. Gerakan ini disebut dengan vibrasi dan energinya dinamakan dengan energi vibrasional, Evibr; (3) molekul dapat berotasi pada sumbunya dan rotasi ini dikarakterisasi dengan energi rotasional, Erot; (4) disamping bentuk gerakan – gerakan tersebut, suatu molekul memiliki konfigurasi elektronik, dan energinya (energi elektronik, Eelek) tergantung pada keadaan elektronik molekul.

Sinar ultraviolet dan sinar tampak memberikan energi yang cukup untuk terjadinya transisi elektronik. Dengan demikian, spektra ultraviolet dan spektra tampak dikatakan sebagai spektra elektronik. Jika suatu molekul sederhana dikenakan radiasi elektromagnetik maka molekul tersebut akan menyerap radiasi elektromagnetik yang energinya sesuai. Interaksi antara molekul dengan radiasi elektromagnetik ini akan meningkatkan energi potensial elektron pada tingkat keadaan tereksitasi. Apabila pada molekul yang sederhana tadi hanya terjadi transisi elektronik pada satu macam gugus yang terdapat pada molekul, maka hanya akan terjadi satu absorpsi yang merupakan garis spektrum.


(24)

Pada kenyataannya, spektrum UV – Vis yang merupakan korelasi antara absorbansi (sebagai ordinat) dan panjang gelombang (sebagai absis) bukan merupakan garis spektrum akan tetapi merupakan suatu pita spektrum. Terbentuknya pita spektrum UV-Vis tersebut disebabkan oleh terjadinya eksitasi elektronik lebih dari satu macam pada gugus molekul yang sangat kompleks. Terjadinya dua atau lebih pita spektrum UV-Vis diberikan oleh molekul dengan struktur yang lebih kompleks karena terjadi beberapa transisi sehingga mempunyai lebih dari satu panjang gelombang maksimal (Rohman, 2007).

Kromofor adalah bagian molekul yang mengabsorpsi dalam daerah ultra violet dan daerah sinar tampak. Dalam satu molekul dapat dikandung beberapa kromofor. Sebagai contoh C=O, dan NO2

Jika konsentrasi bertambah, jumlah molekul yang dilalui berkas sinar akan bertambah, sehingga serapan juga bertambah. Kedua persamaan ini digabungkan . Dilihat dari struktur kaptopril yang mempunyai kromofor (C=O), maka senyawa ini dapat menyerap radiasi pada daerah ultraviolet. Pada gugus karbonil, disamping mempunyai sepasang elektron sigma dan sepasang elektron pi, juga terdapat dua pasang elektron bebas, sehingga dapat terjadi beberapa transisi (Silverstein, 1986).

Menurut hukum Lambert, serapan (A) berbanding lurus dengan ketebalan lapisan (b) yang disinari :

A = k.b

Dengan bertambahnya ketebalan lapisan, serapan akan bertambah. Menurut Hukum Beer, yang hanya berlaku untuk cahaya monokromatis dan larutan yang sangat encer, serapan (A) dan konsentrasi (c) adalah :


(25)

dalam hukum Lambert-Beer, maka diperoleh bahwa serapan berbanding lurus dengan konsentrasi dan ketebalan lapisan:

A = k.c.b

Umumnya digunakan dua satuan c (konsentrasi zat yang menyerap) yang berlainan, yaitu gram per liter atau mol per liter. Nilai tetapan (k) dalam hukum Lambert-Beer tergantung pada sistem konsentrasi mana yang digunakan. Bila c dalam gram perliter, tetapan disebut dengan absorptivitas (a) dan bila dalam mol per liter tetapan tersebut adalah absortivitas molar (Є). Jadi dalam sistem dikombinasikan, hukum Lambert-Beer dapat mempunyai dua bentuk:

A = a.b.c g/liter atau A = Є . b. C mol/liter

Penandaan lain untuk a adalah ekstingsi spesifik, koefisien ekstingsi, dan indeks absorbansi, sedangkan Є adalah koefisien ekstingsi molar (Day and Underwood, 1999; Rohman, 2007)).

Beberapa pengertian istilah dalam spektrofotometri

a. Kromofor, adalah suatu gugus atom yang menyebabkan terjadinya absorpsi cahaya.

b. Auksokrom, adalah suatu gugus atom yang apabila terikat kepada suatu kromofor akan menambah panjang gelombang dan intensitas resapan maksimum (absorbans) ke arah panjang gelombang yang lebih panjang. c. Efek batokrom, adalah pergeseran panjang gelombang resapan maksimum

kearah panjang gelombang lebih panjang. Disebut juga Red Shift Effect. d. Efek hipsokrom, adalah pergeseran panjang gelombang yang lebih pendek.


(26)

e. Efek hipokrom, adalah pergeseran intensitas resapan kearah intensitas yang lebih kecil.

f. Efek hiperkrom, adalah pergeseran intensitas resapan ke arah intensitas yang lebih besar ( Silverstein, 1986).

Hal–hal yang harus diperhatikan dalam analisis spektofotometri ultraviolet a. Pemilihan panjang gelombang maksimum

Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah panjang gelombang dimana terjadi serapan maksimum. Untuk memperoleh panjang gelombang serapan maksimum, dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu larutan baku pada konsentrasi tertentu.

b. Pembuatan Kurva Kalibrasi

Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis dengan berbagai konsentrasi. Masing – masing absorbansi larutan dengan berbagai konsentrasi diukur, kemudian dibuat kurva yang merupakan hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi. Bila hukum Lambert-Beer terpenuhi maka kurva kalibrasi berupa garis lurus.

c. Pembacaan absorbansi sampel atau cuplikan

Absorbansi yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya antara 0,2 sampai 0,8 atau 15 % sampai 70% jika dibaca sebagai transmitans. Anjuran ini berdasarkan anggapan bahwa pada kisaran nilai absorbansi tersebut kesalahan fotometrik yang terjadi adalah paling minimal (Rohman, 2007).


(27)

2.3. Titrasi dengan Kalium Iodat

Metode titrimetri masih digunakan secara luas karena merupakan metode yang murah dan mampu memberikan ketepatan (presisi) yang tinggi. Titrasi redoks merupakan salah satu dari metode-metode titrimetri yang digunakan dalam bidang farmasi. Beberapa cara titrasi redoks, salah satunya adalah dengan menggunakan Kalium Iodat (Rohman, 2007).

Dilihat dari struktur kaptopril yang memiliki gugus merkaptan, maka penetapan kadar senyawa obat ini dapat dilakukan secara Iodatometri. Dimana gugus merkaptannya dioksidasi oleh iodium, yang diperoleh dari kalium iodat dan kalium iodida. Titik akhir titrasi ditandai dengan terbentuknya warna biru yang dihasilkan komplek iodium dengan amilum (Siggia, 1963).

2.4. Validasi

Validasi adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu pada prosedur penetapan yang dipakai untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya (Harmita, 2004).

Parameter analisis yang ditentukan pada validasi adalah akurasi, presisi, kespesifikan, limit deteksi, kelinieran, dan rentang. Akurasi dari suatu metode analisis adalah kedekatan nilai hasil uji yang diperoleh dengan prosedur tersebut dari harga sebenarnya, sering kali dinyatakan dalam persen perolehan kembali analit pada penentuan kadar sampel yang mengandung analit dalam jumlah diketahui. Akurasi merupakan ukuran ketepatan prosedur analisis.


(28)

Akurasi prosedur analisis ditentukan dengan menerapkan prosedur tersebut pada sampel atau campuran komponen matriks yang telah dibubuhi analit dalam jumlah diketahui. Presisi dari suatu metode analisis adalah derajat kesesuaian diantara masing-masing hasil uji, jika prosedur analisis diterapkan berulang kali pada sejumlah cuplikan yang diambil dari satu sampel homogen. Presisi dinyatakan sebagai deviasi standar atau deviasi standar relatif ( koefisien variasi). Presisi dapat diartikan pula sebagai derajat reprodusibilitas atau keterulangan dari prosedur analisis.

Kespesifikan dari suatu metode analisis adalah kemampuannya untuk mengukur kadar analit secara khusus dengan akurat, disamping komponen lain yang terdapat dalam matriks sampel.

Limit deteksi adalah nilai parameter uji batas, yaitu konsentrasi analit terendah yang dapat dideteksi.

Kelinieran suatu metode analisis adalah kemampuan untuk menunjukkan bahwa nilai hasil uji langsung atau setelah diolah secara matematika, proporsional dengan konsentrasi analit dalam sampel dalam batas rentang konsentrasi tertentu.

Rentang suatu metode analisis adalah interval antara batas konsentrasi tertiggi dan konsentrasi terendah analit yang dapat ditentukan dengan presisi, akurasi, dan kelinieran (Satiadarma, 2004).


(29)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara pada bulan Juli-September tahun 2008. 3.2. Alat–alat

Alat–alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah spektrofotometer ultra violet (UV mini 1240 Shimadzu), oven, neraca listrik (Vibra AJ), alat–alat gelas.

3.3. Metodologi Penelitian 3.3.1. Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan antara satu tempat dengan tempat yang lain, karena tempat pengambilan sampel dianggap homogen. Sampel yang digunakan adalah tablet generik Indofarma, Dexa Medica dan tablet nama dagang Dexa Cap (Dexa Medica), Captensin (Kalbe Farma), Farmoten (Pratapa Nirmala), Tensicap (Sanbe Farma), Otoryl (Otto).

3.4. Bahan–bahan

Bahan- bahan yang digunakan dalam penelitian ini jika tidak dinyatakan lain adalah yang berkualitas pro analisa dari E.Merck, yaitu : natrium hidroksida, natrium nitroprussid, asam sulfat, kalium iodida, kalium iodat, iodum dan merkuri iodida; akuades (Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif), magnesium stearat,


(30)

amilum manihot, laktosa, talkum (Bratachem); kaptopril baku (BPFI dan PT. Indofarma); tablet kaptopril generik dan nama dagang.

3.5. Prosedur Penelitian 3.5.1. Pembuatan pereaksi

3.5.1.1. Pembuatan Larutan Natrium Hidroksida 0,1 N (Ditjen POM, 1979 ) Dilarutkan sebanyak 4 g NaOH dalam akuades bebas CO2 kemudian dicukupkan sampai 1000 ml.

3.5.1.2. Pembuatan Natrium Nitroprussid 1 %

Dilarutkan sebanyak 500 mg Natrium Nitroprussid dalam akuades kemudian dicukupkan sampai 50 ml.

3.5.1.3. Pembuatan Larutan Natrium Hidroksida 2M

Dilarutkan sebanyak 4 g NaOH dalam akuades bebas CO2 kemudian dicukupkan sampai 50 ml.

3.5.1.4. Pembuatan Larutan Iodine 0,05 M

Dilarutkan sebanyak 0,9 g KI dalam aquadest, kemudian kedalam larutan tadi dilarutkan sebanyak 634,5 mg I2 dan dicukupkan sampai 50 ml.

3.5.1.5. Pembuatan Larutan Kalium Iodat 0,1 N ( Ditjen POM, 1995 )

Dilarutkan sebanyak 3,567 g Kalium Iodat yang telah dikeringkan pada 1100 C hingga bobot tetap, dalam akuades kemudian dicukupkan sampai 1000 ml. 3.5.1.6. Pembuatan larutan Asam Sulfat 3,6 N

Dimasukkan kira – kira 25 ml akuades ke dalam wadah, lalu ditambahkan 9,9 ml H2SO4 pekat melalui dinding wadah biarkan dingin, kemudian dicukupkan sampai 100 ml.


(31)

3.5.1.7. Pembuatan Kanji LP ( Ditjen POM, 1995 )

Dicampur 1 g kanji dengan 10 mg Raksa (II) iodida merah (P) dan air dingin secukupnya hingga menjadi pasta tipis. Ditambahkan 200 ml air mendidih, dan dididihkan selama 1 menit sambil terus diaduk, dinginkan dan gunakan hanya bagian larutan yang jernih.

3.5.2. Pemeriksaan kualitatif Bahan Baku Kaptopril

3.5.2.1. Pemeriksaan kualitatif dengan Natrium Nitroprrusid (Moffat, 2004). Dicampurkan sampel dengan sedikit larutan NaOH 2 M, panaskan di penangas air sampai kering, dilarutkan sisa dengan 2 tetes air, kemudian ditambahkan 0,5 ml pereaksi. Reaksi positif apabila diperoleh larutan yang berwarna ungu.

3.5.2.2. Pemeriksaan kualitatif dengan larutan Iodin 0,05 M

Dilarutkan 20 mg zat dalam 2 ml air, kemudian ditambahkan 0,5 ml 0,05 M Iodine. Reaksi positif apabila warna pereaksi hilang.

3.5.2.3. Pemeriksaan kualitatif dengan data spektrum ultraviolet

Sejumlah lebih kurang 50 mg bahan baku kaptopril ditimbang seksama, dimasukkan kedalam labu tentukur 100 ml, dilarutkan dengan NaOH 0,1 N lalu dicukupkan sampai garis tanda dengan NaOH 0,1 N dan dikocok homogen, sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 500 mcg / ml, larutan ini disebut larutan induk baku. Dipipet sebanyak 1,8 ml dari larutan induk baku, dimasukkan dalam labu tentukur 50 ml dan diencerkan dengan NaOH 0,1 N sampai garis tanda, dikocok sampai homogen hingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 18 mcg/ ml. Diukur serapannya pada panjang gelombang 200 – 350 nm (hasil dapat dilihat pada gambar 1 halaman 24).


(32)

3.5.3. Penetapan Kadar Bahan Baku Kaptopril ( Indofarma ) 3.5.3.1. Titrasi dengan Kalium Iodat 0,1 N ( Ditjen POM, 1995 )

Timbang saksama lebih kurang 300 mg sampel, masukkan ke dalam labu erlenmeyer bertutup kaca berisi 100 ml air, larutkan, tambahkan 10 ml asam sulfat 3,6 N, 1 g kalium iodida P, dan 2 ml kanji LP. Titrasi dengan kalium iodat 0,1 N sampai warna biru lemah yang bertahan selama tidak kurang dari 30 detik. Lakukan penetapan blangko.

(Vt – Vb) x N KIO3 x BE Kaptopril x 100% Bs

Keterangan: Vb = Volume blanko

Vt = Volume titrasi larutan KIO3 N KIO3 = Normalitas KIO3

BE = Berat ekivalen Kaptopril (217,28) Bs = Berat sampel (mg)

( Hasil dapat dilihat pada tabel 3 halaman 25 ) 3.5.3.2. Metode Spektrofotometri Ultraviolet

3.5.3.2.1. Pembuatan Larutan Induk Baku Kaptopril BPFI

Sejumlah lebih kurang 50 mg baku pembanding Kaptopril ditimbang seksama, dimasukkan kedalam labu tentukur 100 ml, dilarutkan dengan NaOH 0,1 N lalu dicukupkan sampai garis tanda dengan NaOH 0,1 N dan dikocok homogen, sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 500 mcg / ml, larutan ini disebut larutan induk baku.


(33)

3.5.3.2.2. Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum

Dipipet sebanyak 1,8 ml dari larutan induk baku, dimasukkan dalam labu tentukur 50 ml dan diencerkan dengan NaOH 0,1 N sampai garis tanda, dikocok sampai homogen hingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 18 mcg/ ml. Diukur serapannya pada panjang gelombang 200 – 350 nm.

(Hasil dapat dilihat pada halaman 26). 3.5.3.2.3. Pembuatan Kurva kalibrasi

Dari larutan induk baku dipipet sebanyak 1 ml, 1,4 ml, 1,8 ml, 2,2 ml, 2,6 ml. Masing–masing dimasukkan dalam labu tentukur 50 ml dicukupkan dengan NaOH 0,1 N sampai garis tanda. Kocok homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 10 mcg/ml, 14 mcg/ml, 18 mcg/ml, 22 mcg/ml, 26 mcg/ml. Kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh dan sebagai blangko digunakan NaOH 0,1 N (hasil dapat dilihat pada halaman 27).

3.5.3.2.4. Penetapan Kadar Bahan Baku Kaptopril

Sejumlah lebih kurang 50 mg bahan baku Kaptopril ditimbang seksama, dilakukan sebanyak 6 kali. Masing – masing dimasukkan kedalam labu tentukur 100 ml, dilarutkan dengan NaOH 0,1 N lalu dicukupkan sampai garis tanda dengan NaOH 0,1 N dan dikocok homogen, sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 500 mcg/ml, larutan ini disebut larutan uji I. Kemudian dipipet 1,8 ml dari larutan uji I, dimasukkan dalam labu tentukur 50 ml dilarutkan dengan NaOH 0,1 N lalu dicukupkan dengan NaOH 0,1 N sampai garis tanda, dihomogenkan hingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 18 mcg/ml. Diukur


(34)

serapannya pada panjang gelombang 236 nm. Hasil dapat dilihat pada tabel 6 halaman 28.

3.5.4. Prosedur Uji validasi metode Spektrofotometri Ultra Violet 3.5.4.1. Formulasi Serbuk Kaptopril yang dibuat sendiri

Perhitungan bahan

Formulasi disesuaikan dengan 20 tablet, bobot per tablet 200 mg. Berat total bahan = 200 mg x 20 tablet = 4000 mg

Zat berkhasiat : Kaptopril = 20 x 25 mg = 500 mg Pengembang : amylum manihot = 5 % x 4000 mg = 200 mg Pelicin :Talcum 1 % = 1 % x 4000 mg = 40 mg

Mg Stearat 1 % = 1 % x 4000 mg = 40 mg Laktosa = 4000 mg – (500 mg + 200 mg +40 mg + 40 mg )

= 4000 mg – 780 mg = 3220 mg

Semua bahan (kaptopril, amylum manihot, laktosa, talkum dan mg stearat) dicampur kemudian ditimbang beratnya. Kemudian bahan – bahan dimasukkan ke dalam lumpang dan dihomogenkan. Sejumlah serbuk setara dengan lebih kurang 20 mg kaptopril ditimbang seksama, dilakukan sebanyak 6 kali. Kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, dilarutkan dengan NaOH 0,1 N lalu dicukupkan dengan NaOH 0,1 N sampai garis tanda dan disaring, 10 ml filtrat pertama dibuang, filtrat selanjutnya ditampung. Filtrat ini dipipet 5 ml kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, dicukupkan dengan NaOH 0,1 N sampai garis tanda, dikocok homogen, diukur serapannya pada panjang gelombang 236 nm. Hasil dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 41.


(35)

3.5.4.2. Parameter Uji Validasi Kesalahaan Relatif (KR)

U – Xi x 100% U

Koefisien Variasi (KV) SD x 100%

Xi

Keterangan: U = kadar teoritis

X = kadar yang diperoleh dari hasil percobaan

Xi = kadar rata – rata yang diperoleh dari hasil percobaan SD = standar deviasi

KR = kesalahan relatif KV = koefisien variasi 3.5.5. Penetapan Kadar Sampel

Sejumlah 20 tablet ditimbang seksama dan diserbukkan homogen. Sejumlah serbuk setara dengan lebih kurang 20 mg kaptopril ditimbang seksama , dilakukan sebanyak 6 kali. Masing – masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dilarutkan dengan NaOH 0,1 N ,lalu dicukupkan dengan NaOH 0,1 N sampai garis tanda dan disaring, 10 ml filtrat pertama dibuang, filtrat selanjutnya ditampung. Filtrat ini dipipet 5 ml kemudian masukkan ke dalam labu tentukur 50 ml,dicukupkan dengan NaOH 0,1 N sampai garis tanda, dikocok homogen, diukur serapannya pada panjang gelombang 236 nm (hasil dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 47).

KR =


(36)

3.5.5.1. Perhitungan Kadar Sampel

Kadar dihitung dengan menggunakan Persamaan Regresi. Y = aX + b

Nilai a dan b dihitung dengan rumus :

a =

∑ ∑

− Χ − n X n Y X XY / ) ( / ) )( ( 2 2

b = Y – aX keterangan :

Y = menyatakan absorbansi X = konsentrasi ( mcg/ml)

a = koefisien regresi (juga menyatakan slope = kemiringan) b = tetapan regresi dan juga disebut intersep

n = jumlah perlakuan

3.5.5.2. Analisis Data secara Statistik

Untuk mengetahui apakah data diterima atau ditolak digunakan rumus seperti dibawah ini :

t =

n SD

X X

=

Standar deviasi (SD) dihitung dengan rumus :

(

)

1 2 − − =

n Xi X SD

Dengan dasar penolakan data adalah thitung ≥ ttabel dan bila thitung mempunyai nilai negatif, data ditolak jika thitung ≤ - ttabel.


(37)

Untuk mencari kadar sebenarnya dengan taraf kepercayaan 99 persen, dengan derajat kebebasan dk = n – 1, digunakan rumus:

µ = X ± t (1-1/2 α)dk x SD / n Keterangan:

µ = interval kepercayaanX X = kadar rata – rata sampel X = kadar sampel

t = harga t tabel sesuai dengan dk = n-1

α = tingkat kepercayaan dk = derajat kebebasan SD = standar deviasi n = jumlah perlakuan


(38)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pemeriksaan Kualitatif Bahan Baku Kaptopril 4.1.1. Pemeriksaan kualitatif dengan reaksi warna

Pemeriksaan kualitatif bahan baku Kaptopril dengan pereaksi Natrium Nitroprussid 1 % dan Iodin 0,05 M dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Bahan Baku Kaptopril

No Pereaksi Literatur Hasil pemeriksaan

1. Natrium Nitroprussid 1 % Ungu Ungu

2. Iodin 0,05 M Warna hilang Warna hilang

Hasil pemeriksaan dengan Natrium Niroprussid 1 % diperoleh larutan yang berwarna ungu, karena kaptopril memiliki sulfur yang tidak stabil (Moffat, 2004). Pemeriksaan kualitatif dengan larutan Iodin 0,05 M menghasilkan warna pereaksi hilang, karena terjadi reaksi oksidasi reduksi antara I2 dengan kaptopril, dimana gugus merkaptan dioksidasi oleh I2 sehingga warna Iodin hilang (Siggia, 1963).

4.1.2. Pemeriksaan kualitatif dengan data spektrum ultraviolet

Pada penelitian ini digunakan Bahan Baku Kaptopril dari PT. Indofarma. Hasil pengukuran panjang gelombang serapan maksimumnya dapat dilihat pada gambar 1.


(39)

Gambar 1. Kurva serapan bahan baku kaptopril dari PT. Indofarma (konsentrasi 18 mcg/ml) dalam pelarut NaOH 0,1 N.

Tabel 2. Data panjang gelombang serapan maksimum dari Bahan Baku Kaptopril PT. Indofarma

Dari hasil pengukuran diperoleh puncak yang sama dengan puncak kaptopril BPFI. Panjang gelombang serapan maksimum BPFI dan bahan baku kaptopril Indofarma sama yaitu : 236 nm.


(40)

4.2. Penetapan kadar Bahan Baku Kaptopril PT Indofarma 4.2.1. Titrasi dengan Kalium Iodat 0,1 N

Dilakukan penetapan kadar bahan baku kaptopril secara titrasi Iodatometri, menggunakan larutan Kalium Iodat, Asam Sulfat dan indikator kanji. Hasil dapat dilihat pada tabel 3 yaitu:

Tabel 3. Hasil penetapan kadar bahan baku kaptopril dengan titrasi Iodatometri

Berat bahan baku (mg)

Volume Larutan KIO3

Kadar Bahan Baku

(%) 0,1N (ml)

Kadar rata – rata (%)

300,0 13,90 100,31

300,0 13,90 100,31

300,0 13,90 100,31 100,16

301,0 13,95 100,34

304,0 14,00 99,71

302,0 13,95 100,00

Dari hasil penelitian ini diperoleh kadar rata–rata bahan baku kaptopril yang dihitung secara statistik adalah 100,16% dengan kadar sebenarnya 100,25 ± 0,2935. Hasil yang diperoleh lebih besar dibandingkan kadar yang tertera dalam sertifikat analisis (perhitungan kadar dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 34). 4.2.2. Metode Spektrofotometri Ultraviolet

4.2.2.1. Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum Kaptopril BPFI Pada penelitian ini digunakan Baku Pembanding Kaptopril dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI ). Hasil dapat dilihat pada gambar 1.


(41)

Gambar 2. Kurva serapan Kaptopril Baku Pembanding Farmakope Indonesia (konsentrasi 18 mcg/ml) dalam pelarutNaOH 0,1 N. Tabel 4. Data Panjang Gelombang Serapan Maksimum Kaptopril BPFI

Dari hasil pengukuran secara spektrofotometri ultraviolet diperoleh dua puncak, yaitu pada panjang gelombang 220 nm dan 236 nm. Menurut Moffat, (2004) kaptopril memiliki serapan maksimum dalam larutan basa pada 238 nm. Serapan maksimum pada panjang gelombang 236 nm masih dapat ditoleransi. Menurut Farmakope Indonesia Ed IV, suatu penetapan kadar atau pengujian mengenai panjang gelombang serapan maksimum tersebut tepat pada atau dalam


(42)

batas 2 nm dari panjang gelombang yang ditentukan. Berdasarkan hal tersebut peneliti memilih panjang gelombang serapan maksimum 236 nm dengan serapan 0,4645.

4.2.2.2. Pembuatan Kurva Kalibrasi

Hasil pembuatan kurva kalibrasi BPFI dengan konsentrasi 10 mcg/ml-26 mcg/ml dapat dilihat pada tabel 5 dan gambar 3 berikut ini.

Tabel 5. Data Kurva Kalibrasi dari Kaptopril BPFI

Gambar 3. Kurva kalibrasi kaptopril BPFI dalam pelarut NaOH 0,1 N pada panjang gelombang 236 nm.


(43)

Dari hasil pembuatan kurva kalibrasi kaptopril Baku Pembanding Farmakope Indonesia, dengan konsentrasi 10 mcg/ml – 26 mcg/ml pada panjang gelombang maksimum 236 nm diperoleh hubungan yang linier, antara serapan versus konsentrasi dengan koefisien korelasi (r ) = 0, 9997 dan persamaan regresi Y = 0,025488X – 0,00032. Kriteria penerimaan untuk korelasi adalah r ≥ 0,95 (Shargel,1985).

4.2.2.3. Penetapan Kadar Bahan Baku Kaptopril Indofarma

Pada penetapan kadar Bahan Baku Kaptopril secara Spektrofotometri Ultraviolet pada panjang gelombang serapan maksimum 236 nm, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 6. Data kadar bahan baku Kaptopril Indofarma

Dari hasil penelitian ini diperoleh kadar rata–rata bahan baku kaptopril yang dihitung secara statistik adalah 100,31 % dan kadar sebenarnya adalah 100,31% ± 0,0481. Kadar ini lebih besar dibanding kadar yang tertera pada sertifikat analisis yaitu 99,41 %.

Kadar bahan baku kaptopril yang diperoleh secara Spektrofotometri Ultraviolet tidak berbeda jauh dibandingkan dengan secara Iodatometri. Penetapan kadar yang dilakukan peneliti secara Iodatometri dan Spektrofotometri Ultraviolet

Nama Bahan

Penim bangan

(mg)

Konsentrasi teoritis (mcg/ml)

Absorbansi

Konsentrasi Pengukuran ( mcg/ml)

Kadar (%)

Kadar rata – rata (%)

Kaptopril 50,0 18,0000 0,4596 18,0448 100,25

50,0 18,0000 0,4591 18,0252 100,14 50,3 18,1080 0,4629 18,1743 100,37 100,31 50,0 18,0000 0,4600 18,0605 100,34 50,0 18,0000 0,4596 18,0448 100,25 50,2 18,0720 0,4625 18,1586 100,48


(44)

hasilnya lebih besar daripada hasil yang tertera pada sertifikat analisis. Hal ini mungkin karena kondisi pengukuran yang berbeda. Data perhitungan statistik dapat dilihat pada Lampiran 5 halaman 39.

4.3. Uji validasi metode Spektrofotometri Ultra Violet

Uji validasi dilakukan dengan mencampurkan serbuk kaptopril dengan bahan-bahan yang umumnya digunakan pada pembuatan tablet. Selanjutnya dianalisis dengan cara yang sama seperti untuk sampel, kemudian ditentukan parameter koefisien variasi (KV) yang menunjukkan ketelitian dan kesalahan relatif (KR) yang menunjukkan ketepatan. Pada uji validasi tidak dilakukan pencetakan tablet karena bahan-bahan tambahan yang terdapat dalam campuran serbuk tidak mengganggu bahan baku.

Hasil uji validasi dari serbuk kaptopril yang dicampur dengan bahan – bahan tambahan yang umumnya digunakan pada pembuatan tablet diperoleh kadar rata–rata 99,88% dan kadar sebenarnya 99,88% ± 0,0637 dengan standar deviasi (SD) = 0,0387, kesalahan relatif (KR) = 0.12 % dan koefisien variasi (KV) = 0,0388. Hal ini berarti masih memenuhi syarat dimana jika kadar bahan baku yang ditambahkan 100% maka perolehan kembali kadarnya adalah 98%-102% dengan KR = ≤ 5% dan KV = 2 % (Harmita, 2004).

Uji validasi metode dimaksudkan untuk mendapatkan suatu metode analisis yang dapat dipercaya sehingga dapat memberikan jaminan kualitas yang dapat dihandalkan dengan keberulangan yang tinggi (Harun,1996).

Suatu metode analisis dikatakan handal apabila dapat menunjukkan ketepatan dan ketelitian yang baik. Hasil analisis dikatakan teliti (accurate) jika nilai rata–rata hasil pengukuran sangat dekat dengan nilai sebenarnya (true value),


(45)

sedangkan suatu hasil analisis dikatakan tepat (precise) jika dalam satu seri pengukuran mempunyai selisih yang sangat kecil antar satu nilai dengan yang lain (Rohman, 2007).

4.4. Penentuan Kadar Kaptopril dalam sediaan tablet

Hasil penentuan kadar kaptopril dalam sediaan tablet dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 7. Kadar rata-rata kaptopril pada sediaan tablet

No Nama Sediaan Kadar

Rata- rata (%)

Kadar sebenarnya

1. Captopril Generik Indofarma 103,31 103,31% ± 0,0435 2. Captopril Generik Dexa Medica 100,41 100,41% ± 0,0883

3. Dexa Cap 102,41 102,41% ± 0,1086

4. Captensin 102,03 102,03% ± 0,4007

5. Farmoten 100,40 100,40% ± 0,3133

6. Tensicap 99,40 99,40% ± 0,3131

7. Otoryl 100,63 100,63% ± 0,7438

Dari data yang diperoleh, kadar kaptopril pada tablet kaptopril generik maupun nama dagang, memenuhi standar persyaratan tablet menurut The United States Pharmacopeia (2007) yaitu tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.


(46)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian, metode spektrofotometri ultraviolet dapat dilakukan untuk penetapan kadar kaptopril dalam sediaan tablet. Berdasarkan data yang diperoleh; KR = 0,12% dan KV = 0,0388. Parameter ini membuktikan bahwa metode spektrofotometri ultraviolet valid digunakan untuk penetapan kadar kaptopril dalam sediaan tablet.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa semua tablet yang diperiksa baik yang generik maupun nama dagang memenuhi standar persyaratan tablet menurut The United States Pharmacopeia (2007) yaitu tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih dari 110,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket.

5.2. Saran

Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti kadar kaptopril dengan metode yang lain.


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Day,R.A & Underwood, A.L. (1999). Analisis Kimia Kuantitatif. Penerjemah: Pudjaatmaka, A.H. Edisi kelima, Jakarta: Penerbit Erlangga. Halaman: 393.

Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Halaman 748.

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Halaman 456.

Harun, F.R. (1996). Penentuan Kadar Vitamin Larut Air Dalam Sediaan Tablet Secara Simultan Dengan Cara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Tesis Magister. Program Pasca Sarjana. Institut Teknologi Bandung. Halaman 31-33.

Harmita. (2004). Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya. Majalah Ilmu Kefarmasian. Vol. I, No.3. Halaman 117-128.

Katzung, B.G., (2001). Farmakologi Dasar dan Klinik. Penerjemah dan Editor Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Edisi Pertama. Jakarta: Penerbit Salemba Medika. Halaman 247.

Khopkar, S.M., (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Penerjemah A. Saptoraharjo. Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Halaman Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Halaman 201-220.

Mycek, M.J., Harvey, R.A., Champe C.C. ( 2001 ). Farmakologi Ulasan Bergambar. Lippincott’s illustrated reviews: Farmacology. Penerjemah Azwar Agoes. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Widya Medika. Halaman 181.

Moffat, A.C. (2004). Clarke’s Isolation and Identification of Drugs. Third Edition. London: The Pharmaceutical Press. Page 1611 -1 612.

Rohman,A. (2007). Kimia Analisis Farmasi. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar. Halaman 13.


(48)

Shargel, L. (1985). Biofarmasetika Dan Farmakokinetika Terapan. Penerjemah Fasich. Edisi Kedua. Surabaya: Penerbit Unversitas Airlangga. Halaman 16.

Siggia, S. (1963). Quantitative Organic Analysis via Functional Groups. Third Edition. New York and London: John Wiley and Sons, Inc. Page 563, 578 – 579.

Silverstein, R.M. (1986). Penyidikan Spektrometrik Senyawa Organik Penerjemah Hartono. Edisi Keempat. Surabaya: Penerbit Erlangga. Halaman 308.

Sudjana. (1996). Metode Statistika. Edisi keenam. Bandung. Halaman 168 – 169.

Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Halaman 748.

Tjay, T.H dan Raharjo, K. (2002). Obat-obat Penting. Jakarta: Penerbit PT Elek Media Komputindo. Halaman 140.

The United States Pharmacopeia . (2007). The National Formulary 25. Volume 2. USP 30. Page 1611 – 1612.


(49)

Lampiran 1. Hasil penetapan kadar bahan baku kaptopril dengan titrasi Iodatometri. Berat bahan baku (mg) Volume Larutan KIO3 Kadar Bahan Baku (%) 0,1N (ml)

Kadar rata – rata (%)

300,0 13,90 100,31

300,0 13,90 100,31

300,0 13,90 100,31 100,16

301,0 13,95 100,34

304,0 14,00 99,71

302,0 13,95 100,00

(Vt – Vb) x N KIO3 Bs (mg) Volume Blanko = 0,05 ml

N KIO

x BE Kaptopril x 100%

3

(13,90 – 0,05) x 0,1 N x 217,28 x 100% = 0,1 N

BE = 217,28

300 mg

(13,90 – 0,05) x 0,1 N x 217,28 x 100% 300 mg

(13,90 – 0,05) x 0,1 N x 217,28 x 100% 300 mg

(13,95 – 0,05) x 0,1 N x 217,28 x 100% 301 mg

(14,00 – 0,05) x 0,1 N x 217,28 x 100% 304 mg

(13,95 – 0,05) x 0,1 N x 217,28 x 100%

302 mg % Kadar 1 =

% Kadar 2 =

% Kadar 3 =

% Kadar 4 =

% Kadar 5 =

% Kadar 6 = % Kadar =

= 100,31 %

= 100,31 %

= 100,31 %

= 100,34 %

= 100,00 % = 99,71 %


(50)

Lampiran 2. Perhitungan Statistik kadar bahan baku Kaptopril Indofarma secara Iodatometri

No Kadar [X]( %) Xi - X ( Xi – X)2

1 100,31 0,15 0,0225

2 100,31 0,15 0,0225

3 100,31 0,15 0,0225

4 100,34 0,18 0,0324

5 99,71 -0,45 0,2025

6 100,00 -0,16 0,0256

X = 100,16 ∑ = 0,328

(

)

1 2 − − =

n Xi X SD 1 6 328 , 0 −

= = 0,2561

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; n = 6, dk = 5, dari daftar tabel

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,03 Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - t

n SD X X− = tabel t

t hitung 1 : -0,15 / 0,1046 = -1,43 (data diterima)

t hitung 2 : -0,15 / 0,1046 = -1,43 (data diterima)

t hitung 3 : -0,15 / 0,1046 = -1,43 (data diterima) t hitung 4 : -0,18 / 0,1046 = -1,67 (data diterima) t hitung 5 : 0,45 / 0,1046 = 4,30 (data ditolak) t hitung 6 : 0,16 / 0,1046 = 1,53 (data diterima)

Karena t hitung 5 ≤ - t tabel. maka data ditolak, selanjutnya dilakukan pengujian selanjutnya terhadap data yang dianggap tidak menyimpang.


(51)

(

)

1 2 − − =

n Xi X SD 1 5 0814 , 0 −

= = 0,1427

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; n = 5, dk = 4, dari daftar tabel

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,60. Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - t

n SD X X− = tabel t

t hitung 1 : -0,06 / 0,0638 = -0,94 (data diterima) t hitung 2 : -0,06 / 0,0638 = -0,94 (data diterima) t hitung 3 : -0,06 / 0,0638 = -0,94 (data diterima) t hitung 4 : -0,09 / 0,0638 = -1,41 (data diterima) t hitung 5 : 0,25 / 0,0638 = 3,92 (data diterima)

karena thitung ≤ttabel

X

maka data diterima maka kadar sebenarnya terletak antara: µ = ± t (1-1/2 α)dk x SD / n

= 100,25 ±

    5 1427 , 0 60 , 4 x

= 100,25 ± 0,2935

No Kadar (X) (%) Xi - X ( Xi – X)2

1 100,31 0,060 0,0036

2 100,31 0,060 0,0036

3 100,31 0,060 0,0036

4 100,34 0,090 0,0081

5 100,00 -0,250 0,0625


(52)

Lampiran 3. Perhitungan Persamaan Regresi BPFI Kaptopril

No X Y XY

1 0 0 0 0 0

2 10 0,253 2,53 100 0,064009

3 14 0,357 4,998 196 0,127449

4 18 0,455 8,19 324 0,207025

5 22 0,57 12,54 484 0,3249

6 26 0,657 17,082 676 0,431649

Σ 90 2,292 45,34 1780 1,155032

Rata-rata 15 0,382 7,556667 296,667 0,192505333

a =

∑ ∑

− Χ − n X n Y X XY / ) ( / ) )( ( 2 2

45,34 - ( 90) ( 2,292)/6 1780 - 902

b = Y – a X

= 0,382 – (0,025488) (15) = - 0,00032

Maka persamaan garis regresinya adalah Y = 0,025488X – 0,00032 r =

/ 6 = 0,025488

] / ) ( ) ][( ) ( ) [( / ) )( ( 2 2 2 2 n Y Y Y X n Y X XY Σ − Σ Σ − ∑ ∑ Σ − Σ = ] 6 / ) 292 , 2 ( ) 155032 , 1 ][( 6 / ) 90 ( ) 1780 [( 6 / ) 292 , 2 )( 90 ( 34 , 45 2 2 − − − = 96265661 , 10 96 , 10 = 0,9997 =


(53)

Lampiran 4. Data kadar bahan baku kaptopril Indofarma Penim

bangan (mg)

Konsentrasi teoritis (mcg/ml)

Absorbansi

Konsentrasi Pengukuran ( mcg/ml)

Kadar (%)

Kadar rata –rata

(%)

50,0 18,0000 0,4596 18,0448 100,25

50,0 18,0000 0,4591 18,0252 100,14

50,3 18,1080 0,4629 18,1743 100,37 100,31

50,0 18,0000 0,4600 18,0605 100,34

50,0 18,0000 0,4596 18,0448 100,25


(54)

Lampiran 5. Perhitungan Statistik Kadar bahan baku Kaptopril PT. Indofarma secara Spektrofotometri Ultraviolet. No Kadar [X](%) Xi - X ( Xi – X)2

1 100,25 -0,06 0,0036

2 100,14 -0,17 0,0289

3 100,37 0,06 0,0036

4 100,34 0,03 0,0009

5 100,25 -0,06 0,0036

6 100,48 0,17 0,0289

X = 100,31 ∑ = 0,0695

(

)

1 2 − − =

n Xi X SD 1 6 0695 , 0 −

= = 0,1179

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; n = 6, dk = 5, dari daftar tabel distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,03

Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - t

n SD X X− = tabel

t =

t hitung 1 : 0,06 / 0,0481 = 1,25 (data diterima)

t hitung 2 : 0,17 / 0,0481 = 3,56 (data diterima) t hitung 3 : -0,06 / 0,0481 = -1,26 (data diterima) t hitung 4 : -0,03 / 0,0481 = -0,63 (data diterima) t hitung 5 : 0,06 / 0,0481 = 1,26 (data diterima) t hitung 6 : -0,17 / 0,0481 = -3,56 (data diterima)


(55)

karena thitung ≤ttabel

X

maka data diterima maka kadar sebenarnya terletak antara: µ = ± t (1-1/2 α)dk x SD / n

= 100,31±

  

6 1179 , 0 03 ,

4 x


(56)

Lampiran 6. Data kadar formula kaptopril yang dibuat sendiri. Penim

bangan (mg)

Konsentrasi teoritis (mcg/ml)

Absorbansi

Konsentrasi Pengukuran ( mcg/ml)

Kadar (%)

Kadar rata –rata

(%)

160,7 20,094 0,5112 20,0693 99,87

161,0 20,132 0,5123 20,1124 99,91

159,9 19,994 0,5085 19,9634 99,85 99,88

160,5 20,069 0,5107 20,0497 99,90

160,1 20,019 0,509 19,9830 99,82


(57)

Lampiran 7. Perhitungan Statistik Kadar Kaptopril pada formula yang dibuat sendiri

No Kadar % Xi - X ( Xi – X)2

1 99,87 -0,01 0,0001

2 99,91 0,03 0,0009

3 99,85 -0,03 0,0009

4 99,90 0,02 0,0004

5 99,82 -0,06 0,0036

6 99,92 0,04 0,0016

X = 99,88 ∑ = 0,0075

(

)

1 2 − − =

n Xi X SD 1 6 0075 , 0 −

= = 0,0387

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; n = 6, dk = 5, dari daftar tabel

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,03 Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - t

n SD X X− = tabel

t =

t hitung 1 : 0,01 / 0,0158 = 0,63 (data diterima) t hitung 2 : - 0,03 / 0,0158 = -1,90 (data diterima)

t hitung 3 : 0,03 / 0,0158 = 1,90 (data diterima) t hitung 4 : -0,02 / 0,0158 = -1,27 (data diterima) t hitung 5 : 0,06 / 0,0158 = 3,80 (data diterima) t hitung 6 : -0,04 / 0,0158 = -2,53 (data diterima)


(58)

karena thitung ≤ttabel

X

maka data diterima maka kadar sebenarnya terletak antara: µ = ± t (1-1/2 α)dk x SD / n

= 99,88 ±

  

6 0387 , 0 03 ,

4 x


(59)

Lampiran 8. Uji Validasi Formula Kaptopril yang dibuat sendiri

No

U X Parameter

mcg % mcg % Xi SD KR

%

KV % 1

20 100

20.0693 99,87

99.88 0.0387 0,12 0,0388

2 20.1124 99,91

3 19.9634 99,85

4 20.0497 99,90

5 19.9830 99,82

6 20.0026 99,92

Ketelitian : KR = (U – Xi) / U x 100% = (100% - 99.88%) / 100% x 100% = 0.12 %

Ketepatan : KV = SD/Xi x 100% = 0,0387 / 99.88 x 100% = 0.0388 % Keterangan : U = Kadar teoritis

X = Kadar yang diperoleh dari hasil percobaan

Xi = Kadar rata-rata yang diperoleh dari hasil percobaan SD = Standar deviasi

KR = Kesalahan relatif KV = Koefisien variasi


(60)

Lampiran 9. Contoh Perhitungan Kadar Kaptopril Berat formula yang dibuat sendiri = 3998,7

Berat 20 tablet Kaptopril generik PT.Indofarma = 2500 mg Berat 20 tablet Kaptopril generik PT.Dexa Medica = 2462,5mg

Berat 20 tablet Dexa Cap = 2520,9 mg

Berat 20 tablet Captensein = 2010,2 mg

Berat 20 tablet Farmoten = 2493,7 mg

Berat 20 tablet Tensicap = 4007,1 mg

Berat 20 tablet Otoryl = 3584 mg

Misalnya untuk tablet Dexa Cap PT. Dexa Medica

Berat zat berkhasiat dalam 1 tablet secara teori = 25 mg

Berat zat berkhasiat 20 tablet secara teoritis = 20 x 25 mg = 500 mg Berat zat berkhasiat yang diiginkan = 20 mg

Berat yang ditimbang = 20 mg/ 500 mg x 2462,5 mg = 98,5 mg

Maka konsentrasi teoritisnya adalah = 98,5 mg x 500 mg/2462,5 mg = 20 mg Lalu dilarutkan dalam labu ukur 100 ml = 20mg x 1000 / 100 ml = 200 mcg/ml Kemudian dipipet 5 ml, dimasukkan dalam labu ukur 50 ml, dicukupkan maka konsentrasi 5 ml x 200 mcg/ml

50 ml Absorbansi yang diperoleh yaitu : 0,5116

Dicari konsentrasi larutan dengan persamaan regresi Y = 0,025488x – 0,00032 Maka konsentrasi larutan X = ( Y + 0,00032)0,025488

= (0,5116 + 0,00032)/0,025488 = 20,0850 mcg/ml

=


(61)

Diperoleh dari persamaan regresi konsentrasi praktek yaitu 20,0850 mcg / ml % kadar = konsentrasi pengukuran/konsentrasi teori x 100%

% kadar 20,0850 mcg/ml 20 mcg/ml

=


(62)

Lampiran 10. Data kadar kaptopril dalam sediaan tablet

Nama sediaan Penimbangan

(mg)

Kons Teoritis

(mcg/ml) Absorbansi

Konsentrasi Pengukuran (mcg/ml)

Kadar (%)

Kaptopril Generik 100,6 18,1080 0,4766 18,7118 103,33

(Indofarma) 101 18,1800 0,4786 18,7903 103,35

100,5 18,0900 0,476 18,6882 103,32 100,4 18,0720 0,4755 18,6686 103,30 100,2 18,0360 0,4745 18,6294 103,28 100,3 18,0540 0,475 18,6490 103,29

Kaptopril Generik 98,6 20,0203 0,5121 20,1046 100,42

(Dexa Medica) 98,8 20,0609 0,5132 20,1478 100,43

99,5 20,2030 0,5237 20,5597 101,77 98,7 20,0406 0,5126 20,1242 100,42 98,5 20,0000 0,5116 20,0850 100,33 98,5 20,0000 0,5111 20,0654 100,43

Dexa Cap 101,4 20,1119 0,5245 20,5911 102,38

100,1 19,8540 0,5178 20,3282 102,39 101,1 20,0524 0,5231 20,5362 102,51

100 19,8342 0,5104 20,0379 101,03

100,8 19,9929 0,5215 20,4734 102,40 100,4 19,9135 0,5195 20,3949 102,43

Captensin 80,6 20,0478 0,5219 20,4891 102,20

80,3 19,9731 0,5193 20,3871 102,07 80,8 20,0975 0,5229 20,5283 102,14 81,2 20,1970 0,5288 20,7598 102,79

80,4 19,998 0,5198 20,4067 102,02

80,3 19,9731 0,5175 20,3165 101,70

Farmoten 100 20,0500 0,5183 20,3478 101,49

100,8 20,2109 0,5173 20,3086 100,48 99,7 19,9904 0,5116 20,0850 100,47 100,5 20,1508 0,5157 20,2458 100,47 99,2 19,8901 0,5073 19,9163 100,13 99,5 19,9503 0,5105 20,0418 100,46

Tensi Cap 160,7 20,0519 0,5083 19,9555 99,52

160,3 20,0020 0,5068 19,8967 99,47

160,2 19,9895 0,5046 19,8103 99,10

160,2 19,9895 0,5052 19,8339 99,22

160,5 20,0270 0,5078 19,9359 99,55

160,9 20,0769 0,509 19,9830 99,53

Otoryl 144 20,0893 0,5222 20,5009 102,05

143,8 20,0614 0,5165 20,2772 101,08

143,7 20,0474 0,5128 20,1321 100,42

143,7 20,0474 0,5154 20,2341 100,93

143,4 20,0056 0,5123 20,1124 100,53


(63)

Lampiran 11. Perhitungan Statistik Kadar Kaptopril pada Tablet Captopril (Indofarma)

No Kadar [X] (%) Xi - X ( Xi – X)2

1 103,33 0,020 0,0004

2 103,35 0,040 0,0016

3 103,32 0,010 0,0001

4 103,30 -0,010 0,0001

5 103,28 -0,030 0,0009

6 103,29 -0,020 0,0004

X = 103,31 ∑ = 0,0035

(

)

1

2

− − =

n Xi X

SD

1 6

0035 , 0

= = 0,0265

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; n = 6, dk = 5, dari daftar tabel

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,03 Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - t

n SD

X X

=

tabel

t

t hitung 1 : - 0,020 / 0,0108 = - 1,85 (data diterima) t hitung 2 : - 0,04 0 / 0,0108 = - 3,70 (data diterima)

t hitung 3 : - 0,010 / 0,0108 = - 0,93 (data diterima) t hitung 4 : 0,010 / 0,0108 = 0,93 (data diterima) t hitung 5 : 0,030 / 0,0108 = 2,78 (data diterima) t hitung 6 : 0,020 / 0,0108 = 1,85 (data diterima)


(64)

karena thitung ≤ttabel

X

maka data diterima maka kadar sebenarnya terletak antara: µ = ± t (1-1/2 α)dk x SD / n

= 103,31 ±

  

6 0265 , 0 03 ,

4 x

= 103,31 ± 0,0435


(65)

Lampiran 12. Perhitungan Statistik Kadar Kaptopril pada Tablet Generik Captopril (Dexa Medica)

No Kadar [X] (%) Xi - X ( Xi – X)2

1 100,42 -0,230 0,0529

2 100,43 -0,200 0,04

3 101,77 1,120 1,2544

4 100,42 -0,230 0,0529

5 100,33 -0,320 0,1024

6 100,43 -0,220 0,0484

X = 100,63 ∑ = 1,5026

(

)

1 2 − − =

n Xi X SD 1 6 5026 , 1 −

= = 0,5570

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; n = 6, dk = 5, dari daftar tabel

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,03 Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - t

n SD X X− = tabel t

t hitung 1 : 0,230 / 0,2274 = 1,01 (data diterima)

t hitung 2 : 0,200 / 0,2274 = 0,97 (data diterima) t hitung 3 : -1,120 / 0,2274 = -4,93 (data ditolak) t hitung 4 : 0,230 / 0,2274 = 1,01 (data diterima) t hitung 5 : 0,320 / 0,2274 = 1,41 (data diterima) t hitung 6 : 0,220 / 0,2274 = 0,97 (data diterima)

Karena t hitung 3 ≤ - t tabel. maka data ditolak, selanjutnya dilakukan pengujian selanjutnya terhadap data yang dianggap tidak menyimpang


(66)

No Kadar [X] (%) Xi - X ( Xi – X)2

1 100,42 0,010 0,0001

2 100,43 0,020 0,0004

3 100,42 0,010 0,0001

4 100,33 -0,080 0,0064

5 100,43 0,020 0,0004

X = 100,41 0,0074

(

)

1 2 − − =

n Xi X SD 1 5 0074 , 0 −

= = 0,0430

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; n = 5, dk = 4, dari daftar tabel

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,60 Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - t

n SD X X− = tabel t

t hitung 1 : -0,01 / 0,0192 = -0,52 (data diterima)

t hitung 2 : -0,02 / 0,0192 = -1,04 (data diterima) t hitung 3 : -0,01 / 0,0192 = -0,52 (data diterima) t hitung 4 : 0,08 / 0,0192 = 4,17 (data diterima) t hitung 5 : -0,02 / 0,0192 = -1,04 (data diterima)

karena thitung ≤ttabel

X

maka data diterima maka kadar sebenarnya terletak antara: µ = ± t (1-1/2 α)dk x SD / n

= 100,41 ±

    5 0430 , 0 60 , 4 x


(67)

Lampiran 13. Perhitungan Statistik Kadar Kaptopril pada Tablet Dexa Cap (Dexa Medica)

No Kadar [X] (%) Xi - X ( Xi – X)2

1 102,38 0,19 0,0361

2 102,39 0,20 0,04

3 102,51 0,32 0,1024

4 101,03 -1,16 1,3456

5 102,40 0,21 0,0441

6 102,43 0,24 0,0576

X = 102,19 ∑ = 1,6258

(

)

1 2 − − =

n Xi X SD 1 6 6258 , 1 −

= = 0,5702

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; n = 6, dk = 5, dari daftar tabel

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,03 Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - t

n SD X X− = tabel t

t hitung 1 : -0,19 / 0,2328 = -0,82 (data diterima) t hitung 2 : -0,20 / 0,2328 = -0,86 (data diterima)

t hitung 3 : -0,32 / 0,2328 = -1,37 (data diterima) t hitung 4 : 1,16 / 0,2328 = 4,98 (data ditolak) t hitung 5 : -0,21 / 0,2328 = -0,90 (data diterima) t hitung 6 : -0,24 / 0,2328 = -1,03 (data diterima)

Karena thitung 4 ≥ ttabel maka data ditolak, selanjutnya dilakukan pengujian selanjutnya terhadap data yang dianggap tidak menyimpang.


(68)

No Kadar [X] (%) Xi - X ( Xi – X)2

1 102,38 -0,040 0,0016

2 102,39 -0,030 0,0009

3 102,51 0,090 0,0081

4 102,40 -0,020 0,0004

5 102,43 0,010 0,0001

X = 102,42 0,0111

(

)

1 2 − − =

n Xi X SD 1 5 0111 , 0 −

= = 0,0527

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; n = 5, dk = 4, dari daftar tabel

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,60 Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - t

n SD X X− = tabel t

t hitung 1 : 0,040 / 0,0236 = 1,69 (data diterima) t hitung 2 : 0,030 /0,0236 = 1,27 (data diterima)

t hitung 3 : -0,090 / 0,0236 = -3,81 (data diterima) t hitung 4 : 0,020 / 0,0236 = 0,85 (data diterima) t hitung 5 : -0,010 / 0,0236 = -0,42 (data diterima) karena thitung ≤ttabel

X

maka data diterima maka kadar sebenarnya terletak antara: µ = ± t (1-1/2 α)dk x SD / n

= 102,41 ±

    5 0527 , 0 60 , 4 x

= 102,41 ± 0,1086


(69)

Lampiran 14. Perhitungan Statistik Kadar Kaptopril pada Tablet Captensin (Kalbe Farma)

No Kadar [X] (%) Xi - X ( Xi – X)2

1 102,20 0,05 0,0025

2 102,07 -0,08 0,0064

3 102,14 -0,01 0,0001

4 102,79 0,64 0,4096

5 102,02 -0,13 0,0169

6 101,70 -0,45 0,2025

X = 102,15 ∑ = 0,638

(

)

1 2 − − =

n Xi X SD 1 6 638 , 0 −

= = 0,3572

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; n = 6, dk = 5, dari daftar tabel

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,03 Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - t

n SD X X− = tabel t

t hitung 1 : -0,05 / 0,1458 = -0,34 (data diterima)

t hitung 2 : 0,08 / 0,1458 = 0,55 (data diterima) t hitung 3 : 0,01 / 0,1458 = 0,07 (data diterima) t hitung 4 : -0,64 / 0,1458 = -4,39 (data ditolak) t hitung 5 : 0,13 / 0,1458 = 0,89 (data diterima) t hitung 6 : 0,45 / 0,1458 = 3,09 (data diterima)

Karena t hitung 4 ≤ - t tabel. maka data ditolak, selanjutnya dilakukan pengujian selanjutnya terhadap data yang dianggap tidak menyimpang


(70)

No Kadar [X] (%) Xi - X ( Xi – X)2

1 102,20 0,17 0,0289

2 102,07 0,04 0,0016

3 102,14 0,11 0,0121

4 102,02 -0,01 0,0001

5 101,70 -0,33 0,1089

X = 102,03 ∑ = 0,1516

(

)

1 2 − − =

n Xi X SD 1 5 1516 , 0 −

= = 0,1947

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; n = 5, dk = 4, dari daftar tabel

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,60 Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - t

n SD X X− = tabel t

t hitung 1 : -0,17 / 0,0871 = -1,92 (data diterima) t hitung 2 : -0,04 / 0,0871 = -0,39 (data diterima)

t hitung 3 : -0,11 / 0,0871 = -1,24 (data diterima) t hitung 4 : 0,01 / 0,0871 = 0,24 (data diterima) t hitung 5 : 0,33 / 0,0871 = 4,05 (data diterima)

karena thitung ≤ttabel

X

maka data diterima maka kadar sebenarnya terletak antara: µ = ± t (1-1/2 α)dk x SD / n

= 102,03 ±

    5 1947 , 0 60 , 4 x


(71)

Lampiran 15. Perhitungan Statistik Kadar Kaptopril pada Tablet Farmoten (Pratapa Nirmala)

No Kadar[X] (%) Xi - X (Xi – X)2

1 101,49 0,910 0,8281

2 100,48 -0,104 0,010816

3 100,47 -0,114 0,012996

4 100,47 -0,114 0,012996

5 100,13 -0,454 0,206116

6 100,46 -0,124 0,015376

X = 100,58 ∑ = 1,0864

(

)

1 2 − − =

n Xi X SD 1 6 0864 , 1 −

= = 0,4661

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; n = 6, dk = 5, dari daftar tabel

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,03 Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - t

n SD X X− = tabel t

t hitung 1 : -0,910 / 0,1903 = -4,78 (data ditolak)

t hitung 2 : 0,104 / 0,1903 = 0,53 (data diterima) t hitung 3 : 0,114 / 0,1903 = 0,58 (data diterima) t hitung 4 : 0,114 / 0,1903 = 0,58 (data diterima) t hitung 5 : 0,454 / 0,1903 = 2,36 (data diterima) t hitung 6 : 0,124 / 0,1903 = 0,63 (data diterima)

Karena t hitung 1 ≤ - t tabel. maka data ditolak, selanjutnya dilakukan pengujian selanjutnya terhadap data yang dianggap tidak menyimpang.


(72)

No Kadar [X] (%) Xi - X ( Xi – X)2

1 100,48 0,080 0,0064

2 100,47 0,070 0,0049

3 100,47 0,070 0,0049

4 100,13 -0,270 0,0729

5 100,46 0,060 0,0036

X = 100,40 ∑ = 0,0927

(

)

1 2 − − =

n Xi X SD 1 5 0927 , 0 −

= = 0,1522

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; n = 5, dk = 4, dari daftar tabel

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,60 Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - t

n SD X X− = tabel t

t hitung 1 : -0,080 / 0,0681 = -1,17 (data diterima) t hitung 2 : -0,070 / 0,0681 = -1,03 (data diterima)

t hitung 3 : -0,070 / 0,0681 = -1,03 (data diterima) t hitung 4 : 0,270 / 0,0681 = 3,96 (data diterima) t hitung 5 : -0,060 / 0,0681 = -0,88 (data diterima)

karena thitung ≤ttabel

X

maka data diterima maka kadar sebenarnya terletak antara: µ = ± t (1-1/2 α)dk x SD / n

= 100,40 ±

    5 1522 , 0 60 , 4 x


(73)

Lampiran 16. Perhitungan Statistik Kadar Kaptopril pada Tablet Tensicap (Sanbe Farma)

No Kadar % Xi - X ( Xi – X)2

1 99,52 0,12 0,0144

2 99,47 0,07 0,0049

3 99,10 -0,30 0,09

4 99,22 -0,18 0,0324

5 99,55 0,15 0,0225

6 99,53 0,13 0,0169

X = 99,40 ∑ = 0,1811

(

)

1

2

− − =

n Xi X

SD

1 6

1811 , 0

= = 0,1903

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; n = 6, dk = 5, dari daftar tabel

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,03 Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - t

n SD

X X

=

tabel

t =

t hitung 1 : -0,12 / 0,0777 = - 1,54 (data diterima) t hitung 2 : -0,07 / 0,0777 = -0,90 (data diterima) t hitung 3 : 0,30 / 0,0777 = 3,86 (data diterima) t hitung 4 : 0,18 / 0,0777 = 2,32 (data diterima) t hitung 5 : -0,15 / 0,0777 = -1,93 (data diterima) t hitung 6 : -0,13 / 0,0777 = -1,67 (data diterima)


(1)

No Kadar [X] (%) Xi - X ( Xi – X)2

1 100,48 0,080 0,0064

2 100,47 0,070 0,0049

3 100,47 0,070 0,0049

4 100,13 -0,270 0,0729

5 100,46 0,060 0,0036

X = 100,40 ∑ = 0,0927

(

)

1 2 − − =

n Xi X SD 1 5 0927 , 0 −

= = 0,1522

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; n = 5, dk = 4, dari daftar tabel

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,60

Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - t

n SD X X− = tabel t

t hitung 1 : -0,080 / 0,0681 = -1,17 (data diterima)

t hitung 2 : -0,070 / 0,0681 = -1,03 (data diterima)

t hitung 3 : -0,070 / 0,0681 = -1,03 (data diterima)

t hitung 4 : 0,270 / 0,0681 = 3,96 (data diterima)

t hitung 5 : -0,060 / 0,0681 = -0,88 (data diterima)

karena thitung ≤ttabel

X

maka data diterima maka kadar sebenarnya terletak antara: µ = ± t (1-1/2 α)dk x SD / n

= 100,40 ±

    5 1522 , 0 60 , 4 x


(2)

Lampiran 16. Perhitungan Statistik Kadar Kaptopril pada Tablet Tensicap (Sanbe Farma)

No Kadar % Xi - X ( Xi – X)2

1 99,52 0,12 0,0144

2 99,47 0,07 0,0049

3 99,10 -0,30 0,09

4 99,22 -0,18 0,0324

5 99,55 0,15 0,0225

6 99,53 0,13 0,0169

X = 99,40 ∑ = 0,1811

(

)

1 2 −

=

n Xi X

SD

1 6

1811 , 0

= = 0,1903

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; n = 6, dk = 5, dari daftar tabel

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,03

Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - t

n SD

X X

=

tabel

t =

t hitung 1 : -0,12 / 0,0777 = - 1,54 (data diterima)

t hitung 2 : -0,07 / 0,0777 = -0,90 (data diterima)

t hitung 3 : 0,30 / 0,0777 = 3,86 (data diterima)

t hitung 4 : 0,18 / 0,0777 = 2,32 (data diterima)

t hitung 5 : -0,15 / 0,0777 = -1,93 (data diterima)


(3)

karena thitung ≤ttabel

X

maka data diterima maka kadar sebenarnya terletak antara: µ = ± t (1-1/2 α)dk x SD / n

= 99,40 ±

  

6 1903 , 0 03 ,

4 x


(4)

Lampiran 17. Perhitungan Statistik Kadar Kaptopril pada Tablet Otoryl (Otto)

No Kadar [X] (%) Xi - X (Xi – X)2

1 102,05 1,18 1,3924

2 101,08 0,21 0,0441

3 100,42 -0,45 0,2025

4 100,93 0,06 0,0036

5 100,53 -0,34 0,1156

6 100,21 -0,66 0,4356

X = 100,87 ∑ = 2,1938

(

)

1 2 −

=

n Xi X

SD

1 6

1938 , 2

= = 0,6624

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; n = 6, dk = 5, dari daftar tabel

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,03

Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - t

n SD

X X

=

tabel

t

t hitung 1 : -1,18 / 0,2704 = -4,36 (data ditolak)

t hitung 2 : -0,21 / 0,2704 = -0,78 (data diterima)

t hitung 3 : 0,45 / 0,2704 = 1,66 (data diterima)

t hitung 4 : -0,06 / 0,2704 = -0,22 (data diterima)

t hitung 5 : 0,34 / 0,2704 = 1,26 (data diterima)

t hitung 6 : 0,66 / 0,2704 = 2,44 (data diterima)

Karena t hitung 1 ≤ - t tabel. maka data ditolak, selanjutnya dilakukan pengujian


(5)

No Kadar [X] (%) Xi - X (Xi – X)2

1 101,08 0,450 0,2025

2 100,42 -0,210 0,0441

3 100,93 0,300 0,09

4 100,53 -0,100 0,01

5 100,21 -0,420 0,1764

X = 100,63 ∑ = 0,523

(

)

1 2 − − =

n Xi X SD 1 5 523 , 0 −

= = 0,3616

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; n = 5, dk = 4, dari daftar tabel

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,60

Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ - t

n SD X X− = tabel t

t hitung 1 : -0,450 / 0,1617 = -2,78 (data diterima)

t hitung 2 : 0,210 / 0,1617 = 1,30 (data diterima)

t hitung 3 : -0,300 / 0,1617 = -1,86 (data diterima)

t hitung 4 : 0,100 / 0,1617 = 0,62 (data diterima)

t hitung 5 : 0,420 / 0,1617 = 2,60 (data diterima)

karena thitung ≤ttabel

X

maka data diterima maka kadar sebenarnya terletak antara: µ = ± t (1-1/2 α)dk x SD / n

= 100,63 ±

    5 3616 , 0 60 , 4 x


(6)