203
LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL
A. Identitas Konseli
Nama : HDC
Umur : 14 th
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Etnis : Jawa
Siswa Kelas : VIII B
B. Deskripsi masalah yang dikeluhkan profil konseli
Konseli adalah siswa kelas VIII B yang mempunyai masalah dengan mantan pacarnya. Konseli merasa dirinya susah melupakan mantan pacarnya,
yang mana juga merupakan teman sekelasnya untuk saat ini. Konseli merasa dirinya tidak terima apabila mantan pacarnya saat ini memiliki pacar baru yang
merupakan kakak kelas mereka. Hal ini didasari karena pada waktu pacaran dulu mantan pacarnya pernah berjanji tidak akan pacaran dengan cewek yang berbeda
agama, selain itu juga dirinya merasa ketika pacaran dulu hubungan mereka jarang diperlihatkan tetapi saat ini konseli melihat bahwa hubungan mantan
pacarnya dengan pacarnya yang sekarang lebih terang-terangan. Konseli mengatakan bahwa mantan pacarnya telah melanggar janji padanya dan seperti
tidak peduli dengan dirinya sekarang sehingga mantan pacarnya bersikap dingin atau terkadang cuek. Konseli pun terlihat tidak punya semangat, selalu galau,
dan selalu mencari kesalahan dari mantan pacarnya. Konseli merasa dirinya telah tertipu oleh omongan dari mantan pacarnya ketika mereka masih pacaran
dahulunya. Konseli ingin kalau mantan pacarnya itu mengakui segala kesalahan atau pelanggaran janji yang pernah dia ucapkan dulu. Hal ini membuat konseli
merasa tertipu dan menyesal karena pernah menerima mantan pacarnya dulu sebagai pacarnya.
204
C. Kerangka kerja teoritik
Pendekatan yang digunakan dalam konseling ini adalah pendekatan teknik gestalt. Gestalt memandang hakekat manusia berdasarkan filosofi
eksistensial, fenomenologi dan teori dasar. Gestalt merupakan terapi yang berbasis pada pengalaman yang menekankan pada kesadaran dan integrasi serta
meningkatkan kualitas hubungan antar individu dengan lingkungan. Dengan menjadi sadar, manusia dapat membuat pilihan informasi dan hidup lebih
berarti. Asumsi dasar dari terapi gestalt adalah manusia memiliki kapasitas regulasi diri ketika mereka sadar apa yang terjadi di dalam diri dan sekitar
mereka. Penyatuan fungsi tubuh dan pikiran yang penting. Gestalt memiliki konsep kunci kepribadian sebagai berikut:
1. Holistic
Menyeluruh : pikiran, perasaan, tingkah laku, tindakan, tubuh, ingatan, mimpi, dan lain-lain.
2. Field Theory
Hubungan dengan diri dan lingkungan, individu harus terlihat.
3. Figure Ground
Beberapa aspek yang muncul di lingkungan berdasarkan dari background dan menjadi point penting perhatian dan ketertarikan individu
4. Regulasi diri
Pengaturan diri dan kesadaran. 5.
Urusan yang belum selesai
unfinished business
Perasaaan-perasaan yang tidak terungkap yang dimunculkan dalam kemarahandendam, kebencian, sedih, cemas, perasaan bersalah, merasa
tertinggal. 6.
Batasan a.
Introjeksi : menelan mentah-mentah tanpa kritis, dari guruorang tua.
b. Proyeksi : melepas atribut-atribut kepribadian kita yang tidak
konsisten dengan sosok diri kita dan ditaruhkan pada diri orang lain.
205
c.
Retrofleksi : menarik kembali ke dalam diri kita tentang apa yang
mungkin akan kita lakukan terhadap orang lain atau berbuat terhadap diri kita sendiri seperti yang orang lain mungkin akan perbuat terhadap
diri kita. d.
Defleksi : mau membangun kontak dengan orang lain dengan cara ‖membelokkan‖ untuk mencari perhatian.
e.
Confluence: tidak ada pembatas
kehilangan kontak.
Misalnya : mengalami kegembiraan yang lauar biasa pada waktu pesta
Pribadi yang sehat menurut gestalt adalah: 1.
Memiliki kesadaran diri sadar apa yang dilakukan dan bagaimana melakukannya
2. Penerimaan diri yang baik, menguasai lingkungan.
3. Bertanggung jawab terhadap pilihan.
4. Selarasharmoni dan mampu membuat kontak dengan orang lain dan
lingkungan. 5.
Memiliki perasaan, pikiran dan persepsi yang harmonis. 6.
Memiliki regulasi diri yang tinggi.
Sedangkan pribadi yang tidak sehat menurut gestalt adalah: 1.
Kesadaran diri rendah 2.
Penerimaan diri rendah dan tidak mampu menguasai lingkungan. 3.
Tidak bertanggung jawab terhadap pilihan. 4.
Tidak mampu membuat kontak dengan orang lain dan lingkungan. 5.
Pikiran, perasaan dan persepsi tidak harmonis. 6.
Regulasi diri rendah.
206
D. Diagnosis