Dinamika Regulasi Emosi Istri yang Memiliki Suami Stroke

EMPATHY Vol.I No.1 Desember 2012 202 fisiologis, pengalaman sadar, dan ekspresi perilaku King, 2010. Emosi pada kedua subjek memiliki gambarannya masing-masing, subjek pertama gambaran emosi negatif seperti kaget shock, stres, tidak sabar, marah, menangis, sedih. Seperti halnya pernyataan significant persons sebelum suami subjek sakit, subjek nampak bahagia, saat ini kebahagiaan itu tidak tampak seperti dulu. Menurut Abdullah, Ayu dan Zulkaida, 2009 stres adalah sebuah kata sederhana yang sudah tidak asing lagi diucapkan sehari-hari oleh setiap individu dan selalu menggambarkan kondisi, jika dapat akan dihindari oleh setiap individu karena sering berarti collaps, down, shock, panik, pingsan, pikiran buntu, lemah ingatan, pusing dan sebagainya. Seperti halnya gambaran emosi negatif subjek kedua seperti : stres, sedih, muncul kejengkelan dan represi. Menurut Freud Feist dan Feist, 2010 represi adalah ego terancam oleh dorongan dorongan-dorongan id yang tidak dikehendaki, ego melindungi dirinya dengan merepresi dorongan-dorongan tersebut dengan cara memaksa perasaan-perasaan mengancam masuk ke alam tidak sadar. Gambaran emosi positif subjek pertama seperti sabar, ikhlas, acceptance, pasrah, hope, empati. Peran penting emosi positif dalam penyesuaian individu terhadapa stress dapat dijelaskan melalui the broaden-and-build theory of positive emotions yang disampaikan oleh Frederickson. Menurut teori ini, emosi positif dan negatif memiliki perbedaan dan fungsi- fungsi adaptif yang saling melengkapi, termasuk juga efek-efek kognitif maupun psikologisnya. Munculnya emosipositif merupaka hasil dari adanya regulasi emosi. Mengacu pada penjelasan Lazarus Alfert, Gross dan John, 2003 bahwa regulasi emosi memiliki dua bentuk strategi, yaitu Cognitive reappraisal dan expressive suppression. Cognitive reappraisal merupakan bentuk perubahan kognitif yang melibatkan penafsiran terhadap situasi yang secara potensial memunculkan emosi,melalui suatu cara yang mampu merubah pengaruh emosionalnya. Bentuk ini merupakan antecedent focused strategy yang terjadi pada saat awal sebelum kecenderungan respon emosi terbangkitkan secara penuh. Hal ini berarti bahwa cognitive reappraisal dapat merubah seluruh lintasan emosi berikutnya secara efisien. Lebih khusus lagi, ketika digunakan untuk meregulasi penurunan emosi negatif baik secara prilaku maupun secara experimental.

B. Dinamika Regulasi Emosi Istri yang Memiliki Suami Stroke

Suami subjek pertama sebelum sakit adalah seorang pegawai BUMN, seorang olahragawan, tidak merokok, kondisi suami sehat. Dokter memvonis suami terkena stroke pendarahan di otak. Kronologis kejadian serangan stroke secara tiba-tiba acute, suami merasa lemas tidak bisa apa-apa, setelah suami stroke terjadi perubahan dalam kehidupan subjek, subjek harus menyediakan waktu ekstra untuk merawat suami. Pada subjek kedua kondisi suami sehat karena lelah mendadak stroke. Pertama kali mengetahui kondisi suami subjek binggung, tidak tahu harus berbuat apa stres. Menurut Hans Selye King, 2010 stres sebagai kerusakan pada tubuh dikarenakan tuntutan yang diberikan pada individu. Latar belakang suami mengalami stroke, suami subjek pertama mengalami stroke disebabkan faktor makanan yang dikonsumsi. Perubahan yang terjadi setelah suami stroke, suami lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan. Subjek pertama melakukan perubahan respon. Hal ini sesuai dengan teori proses regulasi emosi menurut Gross dan John, 2003 perubahan respon, bertujuan untuk mempengaruhi fisiologis, pengalaman, atau perilaku aspek dari respon emosional. Subjek Kedua latar belakang suami mengalami stroke, kelelahan langsung stroke acute karena kelelahan jalan jauh. Oktavia Dewi Kusumaningrum 203 Perubahan yang terjadi setelah suami stroke membutuhkan waktu ekstra untuk merawat suami. Subjek menyiapkan menu makanan yang sesuai dengan kondisi suami stroke. Suami kurang berselera bila menu makanannya tidak sesuai dengan keinginan suami, saat menunya tidak cocok, suami ingin marah dan tidak berselera makan. Subjek kedua akibat stroke suami tidak bisa apa-apa defisiensi, subjek tetap berusaha memenuhi kebutuhan suami. Cara subjek beradaptasi dengan suami subjek pertama dilakukan dengan sabar, ikhlas merawat suami, hampir setiap waktu subjek merawat suami disela-sela kesibukkannya sesuai dengan teori proses regulasi emosi menurut Gross dan John, 2003 perubahan respon, bertujuan untuk mempengaruhi fisiologis, pengalaman, atau perilaku aspek dari respon emosional. Subjek kedua, suami subjek tenang setelah subjek berada dekat suami. Subjek menjaga suami dan menyiapkan yang suami perlukan. Subjek kedua melakukan pemilihan situasi yaitu individu mendekati atau menghindari orang, tempat,atau objek Gross dan John, 2003, pemilihan situasi yang subjek lakukan dengan menjaga suami. Problem-problem yang dialami subjek antara lain kondisi lelah menyebabkan subjek mudah marah, subjek menyadari semua merupakan bagian dari hidupnya, sesuai dengan teori Gross dan Thompson, 2007 expression suppresion merupakan suatu bentuk modulasi respon yang melibatkan hambatan perilaku ekspresif emosi yang terus menerus. Suppression adalah strategi yang berfokus pada respon, munculnya relatif belakangan pada proses yang membangkitkan emosi. Strategi ini efektif untuk mengurangi ekspresi emosi negatif. Subjek kedua merawat suami dengan baik walaupun reaksi suami marah membuang barang-barang acceptance sesuai dengan teori Roger dikutip dalam Sutikno Rachmayanti dan Zulkaida, 2007 mengatakan bahwa penerimaan merupakan dasar bagi setiap orang untuk dapat menerima kenyataan hidup, semua pengalaman baik ataupun buruk. Cara subjek pertama menyikapi masalah dengan memasrahkan semuanya pada Allah resignation, subjek yakin trust Allah akan membantu. Sosial suport yang dilakukan subjek terhadap suami berupa dukungan informasi, sesuai dengan teori Gross dan Thompson, 2007 cognitive reappraisal antecedent-focused regulasi emosi yang berfokus pada antecedent menyangkut hal-hal yang dilakukan sebelum emosi tersebut diekspresikan. Strategi ini adalah suatu bentuk perubahan kognitif yang meliputi penguraian satu situasi yang secara potensial mendatangkan emosi dengan cara mengubah akibat emosional. Penjelasannya adalah sebagai berikut, hal ini terjadi di awal, dan menghalangi sebelum kecenderungan respon emosi muncul semuanya Gross dan Thompson, 2007. Subjek kedua berusaha menjalani dengan biasa, tetap merawat suami. Memilih tenang ketika ada konflik suppresion, Cara subjek menyikapi masalah dengan bersabar, Reaksi saat suami marah membuang barang-barang stressor suami, subjek menyediakan air mentimun untuk menurunkan emosi marah pada suami, sesuai dengan teori Gross dan Thompson, 2007 expressive suppression response focused merupakan suatu bentuk modulasi respon yang melibatkan hambatan perilaku ekspresif emosi yang terus menerus. Suppression adalah strategi yang berfokus pada respon, munculnya relatif belakangan pada proses yang membangkitkan emosi, strategi ini efektif untuk mengurangi ekspresi emosi negatif. Subjek pertama merupakan subjek yang mampu mengekspresikan perasaan yang dirasakan sehingga suami mengetahui jika keadaan subjek sedang jengkel ketidakmampuan subjek untuk melakukan regulasi emosi dengan baik, berbeda dengan subjek kedua lebih kepada represi, cara subjek menyikapi masalah subjek berusaha menyelesaikan masalahnya EMPATHY Vol.I No.1 Desember 2012 204 sendiri self evaluation. Jenis-jenis Pengaturan Emosi yang dilakukan pada subjek pertama belajar untuk bersabar, dan menerima kondisi suami dengan baik begitupun dengan subjek kedua. Menurut Cole dkk. 2004 ada dua jenis pengaturan emosi yaitu emosi sebagai pengatur adalah emosi sebagai pengatur berarti adanya perubahan yang tampak sebagai hasil dari emosi yang aktif. Emosi sebagai pengatur lebih mengarah pada perubahan interdomain sedangkan emosi yang diatur berhubungan dengan perubahan jenis emosi aktif, termasuk perubahan dalam pengaturan emosi itu sendiri, intensitas serta durasi emosi yang terjadi dalam individu, seperti mengurangi stres dengan menenangkan diri. Dilakukan subjek pertama dengan memberikan pengertian kepada suami untuk bersabar perubahan kognitif upaya subjek untuk memunculkan emosi positif. Strategi Regulasi Emosi Gross dan Thompson, 2007 yang dilakukan subjek pertama adalah cognitive reappraisal antecedent-focused upaya subjek di awal untuk mensiasati perasaannya saat suami menuntut sesuatu, subjek banyak memberikan pengarahan terhadap suami ,subjek kedua berusaha dan bertawakal pada Allah, yang bisa subjek kerjakan subjek akan mengerjakannya, dan expressive suppression response focused : Upaya subjek menurunkan reaksi emosional, subjek pertama mencurahkan semuanya pada Allah dan subjek yakin Allah akan memberikan ketenangan dan subjek teringat kebaikan suami dan subjek menyayangi suami sehingga rasa jengkel mereda, begitu juga dengan subjek kedua melakukan suppresion. Aspek-aspek Regulasi Emosi Gross dan Thompson, 2007 yang dilakukan subjek adalah mengatur emosi dengan baik yaitu emosi positif maupun emosi negatif. Upaya subjek mengelola perasaan dengan mengingat kebaikan suami, emosi negatif menjadi berkurang. Upaya subjek mengelola perasaan dengan banyak mengalah terhadap suami berharap suami memaklumi sikap subjek. Hal ini sesuai dengan proses regulasi emosi menurut Gross dan John, 2003 yaitu penyebaran kognitif. Pemilihan situasi dilakukan subjek pertama dengan menghindar. Subjek kedua lebih kepada represi. Subjek pertama dan subjek kedua selaras beliau berusaha memasrahkan semua pada Allah resignation, subjek memiliki keyakinan kuat terhadap Allah trust, sesuai dengan aspek regulasi emosi yaitu kemamampuan mengendalikan emosi sadar, mudah dan otomatis Gross dan Thompson, 2007. Subjek pertama upaya subjek menyiasati perasaan negatif dengan menghindar pemilihan situasi berbeda hal nya dengan subjek kedua lebih kepada coping sesuai dengan aspek regulasi emosi menurut Gross dan Thompson, 2007 mampu mengatur emosi dengan baik yaitu emosi positif maupun emosi negatif. Aspek regulasi emosi selanjutnya adalah kemampuan mengendalikan emosi sadar, mudah dan otomatis Gross dan Thompson, 2007 subjek pertama dilakukan dengan menenangkan diri dengan istigfar mengingat kebaikan suami menangis dan berdoa perubahan respon, berdoa kepada Allah hati menjadi tenang perubahan respon. Subjek kedua dengan memohon pada Allah agar diberi kesabaran perubahan respon, menghindar tidur sejenak untuk menghilangkan kejengkelan pemilihan situasi,Sabar dan telaten perubahan kognitif. Penerimaan diri subjek memiliki suami stroke dilakukan subjek pertama dengan menerima semata-mata mengharap ridho Allah sesuai dengan teori cognitive reappraisal antecedent-focused Gross dan Thompson, 2007. Ada hikmah dibalik semua kejadian positive reappraisal. Regulasi emosi yang berfokus pada antecedent menyangkut hal- hal yang individu lakukan sebelum emosi tersebut diekspresikan. Penjelasannya adalah sebagai Oktavia Dewi Kusumaningrum 205 berikut, hal ini terjadi di awal, dan menghalangi sebelum kecenderungan respon emosi muncul semuanya. Subjek kedua dengan menerima kondisi suami dan subjek memiliki keyakinan subjek kuat terhadap Allah trust, hampir setiap saat subjek merawat suami, aktifitas keseharian subjek sebelum stroke, dengan senang hati merawat suami acceptance hal ini sesuai dengan teori Gross dan Thompson, 2007 yaitu mampu mengendalikan emosi sadar, mudah dan otomatis. Proses Regulasi Emosi menurut Gross dan John, 2003 yang dilakukan subjek yaitu: 1. Pemilihan situasi Subjek pertama situasi yang diinginkan subjek, berharap suami bisa bersabar harapan subjek Allah memberikan yang terbaik positive reappraisal. Subjek kedua keinginan desire subjek suami sembuh seperti sediakala. Sebaliknya situasi yang tidak diinginkan subjek pertama yaitu terjadi perbedaan keinginan, keinginan subjek dan keinginan suami berbeda sehingga menimbulkan tidak berkenan stressful, dan subjek memilah yang harus dikerjakan terlebih dahulu decisive action, melakukan perubahan kognitif dengan banyak mengalah pada suami walau dihati jengkel perubahan respon. Subjek kedua hal yang tidak diinginkan subjek saat suami rewel tetapi subjek berusaha menerima kondisi suami dan bersyukur. 2. Perubahan situasi Subjek pertama berkeyakinan setiap masalah pasti ada jalan keluarnya optimis, subjek tidak mengetahui diamnya suami mengindikasikan apa kepekaan interpersonal subjek kurang, belajar pasrah dan ikhlas, berusaha bersabar menerima kondisi suami walaupun tidak seperti dulu acceptance, subjek sadar awareness sebagai manusia biasa sering merasa kesal terhadap suami. Pada subjek kedua belajar untuk menerima keadaan apapun kondisinya, dan optimis. Cara-cara yang dapat membantu subjek dalam mengelola perasaan pada subjek pertama subjek berharap hope suami bisa memaklumi subjek sebagai penjual jasa sehingga waktunya harus dibagi-bagi 3. Penyebaran perhatian Perasaan yang muncul saat bingung dan putus asa pada subjek pertama seperti menangis dan diam, subjek menyadari setiap manusia pasti mempunyai masalah penyebaran perhatian, setiap masalah sudah digariskan Allah subjek berusaha menerima sebagai jalan ibadah insya Allah pada akhirnya akan lebih baik receiving, sehingga upaya yang dilakukan menghadapi perasaan tersebut dengan motivasi subjek dalam menjalani hidup dengan suami motivation. 4. Perubahan kognitif Hal-hal yang dapat motivasi subjek dalam menjalani hidup dengan suami pada subjek pertama dan kedua sama yaitu suami. 5. Perubahan respon Penggambaran perasaan subjek pertama memiliki suami stroke yaitu mengharapkan kesembuhan suami seperti dulu , ambivalensi dengan pernyataan subjek yang mengatakan bahwa berharap kesembuhan suami walaupun tidak pulih seperti dulu. Pada subjek kedua lebih kepada penggambaran perasaan positif subjek. EMPATHY Vol.I No.1 Desember 2012 206

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan regulasi emosi 1.