ANALISIS BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN DENGAN MODEL MMP BERDASARKAN TEORI PEMROSESAN INFORMASI MATERI BANGUN RUANG

(1)

ANALISIS BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN

KEMANDIRIAN DENGAN MODEL

MMP

BERDASARKAN TEORI PEMROSESAN INFORMASI

MATERI BANGUN RUANG

TESIS

Oleh

FRANCISCA EMARIA YOSEPHA 0401513076

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015


(2)

ii

PENGESAHAN UJIAN TESIS

Tesis dengan judul “Analisis Berpikir Kreatif Matematis dan Kemandirian dengan

Model MMP Berdasarkan Teori Pemrosesan Informasi Materi Bangun Ruang”

karya,

Nama : Francisca Emaria Yosepha NIM : 0401513076

Program Studi : Pendidikan Matematika S2

Telah dipertahankan dalam Sidang Panitia Ujian Tesis Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang pada hari Selasa tanggal 29 September 2015.

Semarang, September 2015 Panitia Ujian

Ketua, Sekretaris,

Prof. Dr.rer.nat. Wahyu Hardyanto, M.Si. Prof. Dr. St. Budi Waluya, M.Si. NIP. 19601124 198403 1 002 NIP. 19680907 199303 1 002

Penguji I, Penguji II,

Dr. Isnarto M.Si. Dr. A. Tri Widodo

NIP. 19690225 199403 1 001 NIP. 19520520 197603 1 004

Penguji III,

Prof. Drs. YL Sukestiyarno, M.S., Ph.D. NIP. 19590420 198403 1 002


(3)

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Karya tulis saya, tesis ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik magister, baik di Universitas Negeri Semarang maupun di perguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukkan Tim Penguji. 3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Semarang, September 2015 Yang membuat pernyataan,

(Francisca Emaria Yosepha) 0401513076


(4)

iv MOTTO

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya”.(Filipi 4 : 13)

“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan

memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan”.

(Yesaya 41 : 10)

PERSEMBAHAN

Tesis ini saya persembahkan untuk:

Ayah dan Ibu tercinta yang selalu

mendoakan serta memberikan motivasi yang luar biasa

Kedua adikku tersayang yang selalu

membantu dan mendukung dalam

penulisan laporan

Seluruh teman, sahabat, kerabat yang senantiasa memberikan semangat


(5)

ABSTRAK

Francisca Emaria Yosepha. 2015. “Analisis Berpikir Kreatif Matematis dan Kemandirian dengan ModelMMPBerdasarkan Teori Pemrosesan Informasi Materi Bangun Ruang”. Tesis. Program Studi Pendidikan Matematika. Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Pembimbing I Prof. Drs. YL Sukestiyarno, M.S., Ph.D., Pembimbing II Dr. A. Tri Widodo. Kata Kunci:MMP,Berpikir Kreatif, Kemandirian, Efektif

Kurangnya kemandirian siswa dalam belajar matematika menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa. Untuk mengatasi masalah tersebut diterapkan pembelajaran matematika dengan model Missouri Mathematisc Project

berdasarkan teori pemrosesan informasi dimana siswa diajak meninjau ulang pelajaran sebagai dasar pentingnya pengetahuan awal, pada pengembangan dan latihan terkontrol siswa mengamati contoh dari buku siswa dan melakukan kerja kelompok yang berkenaan dengan register pengindraan dan memori jangka pendek, pada kegiatan jangka panjang siswa diberikan tes mandiri dan evaluasi bersama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal kemandirian dan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dan mendapatkan pembelajaran tersebut di atas efektif. Metode penelitian yang digunakan Mix Method. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Pecangaan. Variabel dalam penelitian ini adalah kemandirian, keterampilan berpikir kreatif matematis sebagai variabel bebas, kemampuan berpikir kreatif matematis sebagai variabel terikat. Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan, wawancara, dan tes. Data diolah dengan analisis uji t, regresi dan normality gain. Sedangkan data kualitatif diolah dengan analisis deskriptif.

Dari hasil analisis kondisi awal yang dilakukan diperoleh hasil bahwa kondisi awal siswa masih rendah pada indikator kemampuan dalam memberikan cara yang beragam. Kemandirian siswa juga lebih dominan pada kategori kurang karena dalam mengerjakan soal siswa cenderung masih tergantung pada temannya. Model pembelajaran dikatakan efektif ditunjukkan dengan 1) perangkat pembelajaran valid dengan rata-rata silabus 4,0; RPP 4,07; LKS 4,04; buku siswa 4,07; dan TKBKM 4,02; 2) kemampuan berpikir kreatif matematis 76 mencapai kriteria tuntas lebih dari 70 dan secara klasikal 86,84% memenuhi kriteria lebih dari 70%; 3) ada pengaruh positif signifikan antara kemandirian dan keterampilan berpikir kreatif matematis terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis dengan persamaan regresi = 31,833 + 0,279 + 1,062 ; dan 4) terjadi peningkatan karakter kemandirian rata-rata dari 0,09 menjadi 0,35 serta peningkatan keterampilan berpikir kreatif matematis rata-rata dari 0,05 menjadi 0,26.


(6)

vi ABSTRACT

Francisca Emaria Yosepha. 2015. “Analysis of Mathematical Creative Thinking

and Self-Directed with Model MMP Based on Information Processing

Theory Geometric Matter”. Thesis. Mathematics Education Program.

Postgraduate Program, Semarang State University, Supervisor I Prof. Drs. YL Sukestiyarno, M.S., Ph.D., Supervisor II Dr. A. Tri Widodo.

Keywords: MMP, Creative Thinking, Self–Directed, Effective

The lack of self-directed of students in learning mathematics leads to lower student achievement. To solve these problems, mathematicsis applied by using a model of Missouri Mathematics Project based on the theory of information processing in which students are invited to review the lesson as the basic of importance of prior knowledge. On the development an dexercise controlled, students observe the examples of students’ books and group work related to the register sensing and short-term memory. In long-term activities, students are given a self-test and evaluation together. This research was made in order to know the early self-directed condition and the ability of students’ mathematical creative -thinking and find out this learning more effective. The research methodology used by Mix Method. The subjects of this study were students of class VIII B SMP Negeri 2 Pecangaan. Variable in this research is self-directed, skill of mathematical creative thinking as the dependent variable, the ability of mathematical creative thinking as the independent variable. Data were collected by observation, interview and test. The data is processed by t-test, regression analysis and normality gain. Whereas qualitative data processed by the descriptive analysis.

That is why from the result of preceding analysis, it can be concluded that the initial condition of students is still low based on the proficient indicator of giving the various way. Self-directed of the students are also more dominant in the less category because the students tend to work on the problems still dependent on his friends. The model of learning called effective by showing 1) the instrument of learning is valid with average-syllabus 4,0; RPP 4,07; LKS 4,04; students’book

4,07; and TKBKM 4,02; 2) the ability of mathematical creative-thinking 76 reach up total criteria more than 70 and classically 86,84% ful fill the criteria more than 70%; 3) there is positive influence that is significant between self-directed and skill of mathematical creative thinking toward the ability of mathematical creative thinking with the regression similarity = 31,833 + 0,279 + 1,062 ; and 4) there is raising of level of self-directed character from 0,09 become 0,35 and there is raising of level of skill of mathematical creative thinking from 0,05 become 0,26.


(7)

PRAKATA

Atas terselesaikannya tesis yang berjudul “Analisis Berpikir Kreatif dan

Kemandirian Dengan Model MMP Berdasarkan Teori Pemrosesan Informasi

Materi Bangun Ruang” pertama-tama penulis memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, karena berkat pertolongan, kekuatan dan hikmat yang telah diberikannya, penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan tesis ini, yaitu kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk menyelesaikan studi strata 2 Pendidikan Matematika di Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

3. Prof. Dr. St. Budi Waluya, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

4. Prof. Drs. YL Sukestiyarno, M.S., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing I yang telah yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan koreksi, masukan, dan pendapatnya.

5. Dr. A. Tri Widodo yang telah banyak memberikan masukan dan arahan.

6. Kepala sekolah, guru dan seluruh staf SMP Negeri 2 Pecangaan yang telah membantu selama penelitian

7. Bapak Eko Mursulistiyono, S.Pd., M.Pd selaku guru pengampu mata pelajaran matematika di SMP Negeri 2 Pecangaan yang telah banyak membantu dan meluangkan waktunya untuk penulis dalam melakukan penelitian.

8. Semua siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Pecangaan atas kesediannya menjadi subyek penelitian.


(8)

viii

9. Orangtua dan kedua adik yang senantiasa mendoakan dam memberi kekuatan dan perhatian.

10. Teman-teman, sahabat, kerabat, dan A2 Family yang selalu memberi support kepada penulis.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu per-satu.

Harapan penulis kiranya tesis ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya para guru dan semua praktisi pendidikan pada umumnya.

Penulis menyadari ada banyak kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan tesis ini, karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dari para pembaca untuk perbaikan di masa mendatang.

Terima kasih.

Semarang, September 2015


(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ………. i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ……….. iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……….iv

ABSTRAK ………... v

ABSTRACT ………... vi

PRAKATA ………... vii

DAFTAR ISI ………... ix

DAFTAR TABEL ……….. xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ………..xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 8

1.3 Fokus Penelitian ... 9

1.4 Pertanyaan Penelitian ... 9

1.5 Tujuan Penelitian ... 10

1.6 Penegasan Istilah ... 10

1.7 Manfaat Penelitian ... 14

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 16

2.1 Teori Belajar ... 16

2.1.1 Teori Konstruktivisme ... 16

2.1.2 Teori Pemrosesan Informasi ... 18

2.2 Model PembelajaranMissouri Mathematics Project... 22

2.3 Pendidikan Karakter ... 25

2.4 Berpikir Kreatif Matematis ... 27


(10)

x

2.5.1 Karakter Kemandirian ... 30

2.6.1 Keterampilan Berpikir Kreatif Matematis ... 33

2.7.1 Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ... 35

2.6 Tinjauan Materi Bangun Ruang ... 36

2.7 Penelitian yang Relevan ... 37

2.8 Kerangka Berpikir ... 39

2.9 Hipotesis Penelitian ... 43

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

3.1 Desain Penelitian ... 44

3.2 Latar dan Waktu Penelitian ... 45

3.3 Variabel Penelitian ... 46

3.4 Prosedur Penelitian ... 46

3.4.1 Tahap Pra Lapangan... 46

3.4.2 Tahap Pekerjaan Lapangan ... 48

3.5 Data dan Sumber Penelitian ... 51

3.5.1 Data Berpikir Kreatif Matematis Siswa ... 51

3.5.2 Data Kemandirian Siswa ... 52

3.5.3 Dokumen ... 52

3.5.4 Hasil Wawancara ... 53

3.5.5 Catatan Lapangan ... 53

3.6 Teknik Pengumpulan Data... 54

3.6.1 Tes KBKM ... 54

3.6.2 Wawancara ... 54

3.6.3 Observasi ... 55

3.6.4 Dokumentasi ... 56

3.6.5 Angket ... 56

3.7 Instrumen Penelitian ... 57

3.7.1 Soal TKBKM ... 57


(11)

3.7.3 Lembar Observasi ... 58

3.7.4 Kuesioner Kemandirian ... 58

3.8 Teknik Analisis Data ... 58

3.8.1 Analisis Data Kevalidan Perangkat Pembelajaram ... 58

3.8.2 Analisis Instrumen Data Soal TKBKM ... 60

3.8.1 Analisis Instrumen Data Kuesioner Kemandirian ... 65

3.9 Analisis Kualitatif ... 67

3.9.1 Keabsahan Data ... 69

3.9.1.1 Uji Kepercayaan ... 69

3.9.1.2 Uji Keteralihan ... 70

3.9.1.3 Uji Kebergantungan ... 71

3.9.2 Analisis Data Catatan Lapangan ... 71

3.10 Analisis Data Kuantitatif ... 72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 79

4.1 Hasil Penelitian ... 79

4.1.1 Analisis Kualitatif Sebelum Pembelajaran ... 79

4.1.1.1 Analisis Pendahuluan ... 79

4.1.2 Analisis Kuantitatif ... 87

4.1.2.1 Analisis Validasi Perangkat Pembelajaran... 87

4.1.2.2 Analisis Uji Coba TKBKM... 96

4.1.2.3 Analisis Uji Coba Kuesioner Kemandirian ... 99

4.1.2.4 Analisis Uji Prasyarat... 102

4.1.2.5 Analisis Uji Keefektifan... 104

4.1.3 Analisis Kualitatif Setelah Pembelajaran ... 117

4.1.3.1 Analisis Karakter Kemandirian ... 117

4.1.3.2 Analisis Keterampilan BKM ... 129

4.1.3.3 Analisis Kemampuan BKM ... 145

4.2 Pembahasan ... 155


(12)

xii

4.2.1.1 Karakter Kemandirian Kondisi Awal ... 156

4.2.1.2 Karakter Kemandirian Pada Pembelajaran dengan ModelMMP... 159

4.2.2 Keterampilan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Pilihan .. 164

4.2.2.1Keterampilan BKM Siswa Kelompok Atas ... 166

4.2.2.2 Keterampilan BKM Siswa Kelompok Tengah ... 167

4.2.2.3 Keterampilan BKM Siswa Kelompok Bawah ... 168

4.2.3 Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Pilihan ... 169

4.2.3.1 Kemampuan BKM Kondisi Awal... 169

4.2.3.2 Kemampuan BKM Pada Pembelajaran dengan ModelMMP... 172

4.2.4 Model PembelajaranMMP Pada Pembelajaran ... 175

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 177

5.1 Simpulan ... 177

5.2 Saran ... 178


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Hal

2.1. Sintak Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project

Berdasarkan Teori Pemrosesan Informasi

24

2.2. Deskripsi Pendidikan Karakter 26 2.3. Aspek dan Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif Matematis 34 2.4 Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis 36 3.1. Data dan Sumber Data Penelitian 51 3.2. Klasifikasi Validitas Perangkat Pembelajaran 60 3.3. Kriteria Validitas Soal Uraian 61 3.4. Kriteria Reliabilitas Soal Uraian 63 3.5. Kriteria Tingkat Kesukaran 64 3.6. Kriteria Daya Pembeda 65 3.7. Penskoran Pernyataan Positif Kuesioner Kemandirian 66 3.8. Penskoran Pernyataan Negatif Kuesioner Kemandirian 66 3.9. Kualifikasi Skor Kuesioner Kemandirian Siswa 67 3.10. Kriteria Perolehan Normalitas Gain 78 4.1. Hasil Pengelompokkan TKBKM Siswa Kelas VIII-B 80 4.2. Ragam Jawaban Siswa Berdasarkan Kelompok Atas, Tengah,

Bawah Pada Soal TKBKM Pendahuluan Nomor 3

84

4.3. Revisi Silabus Berdasarkan Masukan Validator 88 4.4. Revisi RPP Berdasarkan Masukan Validator 89 4.5. Revisi LKS Berdasarkan Masukan Validator 91 4.6. Revisi Buku Siswa Berdasarkan Masukan Validator 93 4.7. Revisi TKBKM Berdasarkan Masukan Validator 95 4.8. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran 96 4.9. Hasil Analisis dan Uji Coba Perangkat Tes 98 4.10. Hasil Perhitungan Validitas Kuesioner Karakter Kemandirian 99


(14)

xiv

Tabel Judul Hal

4.11 Kategorisasi Skor Kuesioner Karakter Kemandirian 102 4.12. Uji Normalitas Data Awal Tes Pendahuluan 103 4.13. Uji Normalitas Data Akhir Tes KBKM 103 4.14. Uji Signifikansi Pengaruh Karakter Kemandirian Terhadap

Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

106

4.15. Koefisien Persamaan Rgresi Karakter Kemandirian 107 4.16. Besar Pengaruh Karakter Kemandirian Terhadap Kemampuan

Berpikir Kretaif Matematis

107

4.17. Uji Signifikansi Pengaruh Keterampilan Berpikir Kreatif Matematis Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

109

4.18. Koefisien Persamaan Rgresi Keterampilan Berpikir Kreatif Matematis

109

4.19. Besar Pengaruh Keterampilan Berpikir Kreatif Matematis Terhadap Kemampuan Berpikir Kretaif Matematis

110

4.20. Uji Signifikansi Pengaruh Karakter Kemandirian dan Keterampilan Berpikir Kreatif Matematis Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

111

4.21. Kefisien Persamaan Regresi Berganda 112 4.22. Pengaruh Karakter Kemandirian dan Keterampilan Berpikir

Kreatif Matematis Terhadap Kemampuan Berpikir Kretaif Matematis

113

4.23. GainTernormalisasi Karakter Kemandirian Siswa Pilihan 114 4.24. GainTernormalisasi Keterampilan Berpikir Kreatif Matematis 116 4.25. Perbedaan Karakter Kemandirian Siswa Pilihan 159 4.26. Kualifikasi Skor Pengamatan Karakter Kemandirian 160 4.27. Perbedaan Keterampilan BKM Siswa Pilihan 165


(15)

Tabel Judul Hal 4.28. Kualifikasi Skor Pengamatan Keterampilan Berpikir Kreatif

Matematis

166

4.29 Perbedaan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Pilihan

172

4.30. Kualifikasi Skor Pengamatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis


(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Hal

2.1. Kerangka Berpikir Penelitian 42 3.1. MetodeConcurrent Embedded Design 45

3.2. Alur Penelitian 50

3.3. Triangulasi dengan Tiga Sumber Data 70 3.4. Triangulasi dengan 3 Teknik Pengumpulan Data 70 4.1. Potongan Soal TKBKM Pendahuluan Nomor 3 81 4.2. Cuplikan Hasil Penyusunan Silabus 88 4.3. Cuplikan Hasil Penyusunan RPP 90 4.4. Cuplikan Hasil Penyusunan LKS 92 4.5. Cuplikan Hasil Penyusunan Buku Siswa 94 4.6. Cuplikan Hasil Penyusunan TKBKM 95 4.7. Grafik Hasil Pengamatan Karakter Kemandirian Siswa Pilihan 114 4.8. Grafik Hasil Pengamatan Keterampilan Berpikir Kreatif

Matematis Siswa Pilihan

116

4.9. Grafik Karakter Kemandirian Subyek S-11 119 4.10. Grafik Karakter Kemandirian Subyek S-23 121 4.11. Grafik Karakter Kemandirian Subyek S-01 123 4.12. Grafik Karakter Kemandirian Subyek S-17 125 4.13. Grafik Karakter Kemandirian Subyek S-29 127 4.14. Grafik Karakter Kemandirian Subyek S-38 129 4.15. Grafik Keterampilan Berpikir Kreatif Matematis Subyek S-11 132 4.16. Grafik Keterampilan Berpikir Kreatif Matematis Subyek S-23 135 4.17. Grafik Keterampilan Berpikir Kreatif Matematis Subyek S-01 137 4.18. Grafik Keterampilan Berpikir Kreatif Matematis Subyek S-17 140 4.19. Grafik Keterampilan Berpikir Kreatif Matematis Subyek S-29 142 4.20. Grafik Keterampilan Berpikir Kreatif Matematis Subyek S-38 145


(17)

Gambar Judul Hal 4.21 Hasil Pekerjaan Subyek S-11 Pada Soal TKBKM Nomor 1 147 4.22. Hasil Pekerjaan Subyek S-23 Pada Soal TKBKM Nomor 4 148 4.23. Hasil Pekerjaan Subyek S-01 Pada Soal TKBKM Nomor 3 150 4.24. Hasil Pekerjaan Subyek S-17 Pada Soal TKBKM Nomor 1 152 4.25. Hasil Pekerjaan Subyek S-29 Pada Soal TKBKM Nomor 7 153 4.26. Hasil Pekerjaan Subyek S-38 Pada Soal TKBKM Nomor 2 155


(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Hal

LAMPIRAN A 186

Lampiran A Silabus pembelajaran 187 Lampiran A Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 192 Lampiran A Lembar Kerja Siswa (LKS) 228 Lampiran A Buku Siswa 240 Lampiran A Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Akhir 283

LAMPIRAN B 301

Lampiran B Lembar Penilaian Validator Terhadap Silabus 302 Lampiran B Lembar Penilaian Validator Terhadap RPP 311 Lampiran B Lembar Penilaian Validator Terhadap LKS 321 Lampiran B Lembar Penilaian Validator Terhadap Buku Siswa 327 Lampiran B Lembar Penilaian Validator Terhadap Tes KBKM 334

LAMPIRAN C 340

Lampiran C Analisis Instrumen Uji Coba Tes KBKM 341 Lampiran C Hasil Nilai Tes Pendahuluan dan TKBKM 346 Lampiran C Hasil Analisis Pengamatan Karakter Kemandirian 350 Lampiran C Rekapitulasi Nilai Karakter Kemandirian 352 Lampiran C Hasil Analisis Pengamatan Keterampilan Berpikir Kreatif

Matematis

354

Lampiran C Rekapitulasi Nilai Keterampilan Berpikir Kreatif Matematis

356

LAMPIRAN D 358

Lampiran D Uji Normalitas Data Awal dan Akhir 359 Lampiran D Uji Ketuntasan Klasikal dan Individual 365 Lampiran D Uji Pengaruh Karakter, Keterampilan BKM Terhadap

Kemampuan BKM


(19)

Lampiran D Uji Gain Karakter Kemandirian 369 Lampiran D Uji Gain Keterampilan Berpikir Kreatif Matematis 370

LAMPIRAN E 371

Lampiran E Surat Izin Penelitian dari Direktur Pascasarjana UNNES 372 Lampiran E Surat Keterangan Penelitian dari SMP Negeri 2 Pecangaan 373 Lampiran E Foto Kegiatan Penelitian 374


(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan berkaitan dengan proses belajar mengajar dan perkembangan yang dialami oleh siswa. Pendidikan merupakan proses interaksi antara guru dan siswa. Begitu juga dengan pendidikan karakter. Pendidikan karakter perlu dikedepankan dalam pembentukan moral. Pendidikan karakter perlu ditekankan kembali oleh para guru untuk menyalurkan nilai-nilai positif kepada generasi muda. Nilai – nilai budaya yang terkandung dalam pendidikan karakter ini seringkali terabaika n. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Depdiknas, 2003: 8).

Hilangnya nilai – nilai dan moralitas pendidikan karakter menemukan momentum yang tepat untuk bangkit dengan adanya kurikulum KTSP. Pendidikan karakter dalam konteks pendidikan perlu segera dilakukan baik secara langsung melalui kurikulum maupun dengan menciptakan sebuah lingkungan yang bersifat asuh secara moral di dunia pendidikan dan khususnya pada lingkup mata pelajaran matematika. Selain nilai karakter, nilai-nilai keterampilan juga diperlukan agar seseorang dapat mengamalkan nilai-nilai yang dianut sehingga berperilaku dan


(21)

2

bermoral yang baik dalam masyarakat yaitu keterampilan resolusi konflik, pemecahan masalah, berpikir kreatif, berkomunikasi secara jelas, menyimak, bertindak asertif atau disebut dengan keterampilan akademik dan keterampilan sosial (Zubaedi, 2012: 240-241). Oleh karena itu, peneliti akan mengkaji mengenai berpikir kreatif dan keterampilan berpikir kreatif matematis dengan dilandasi nilai karakter.

Pendidikan matematika memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia karena setiap orang dalam kehidupannya tidak terlepas dari matematika. Oleh karena itu, pelajaran matematika perlu ditempuh mulai dari jenjang pendidikan terendah sampai dengan tinggi. Hal tersebut akan menjadi bekal bagi siswa dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif (Depdiknas, 2006). Hal ini sesuai dengan taksonomi tujuan pembelajaran sebagaimana yang dikemukakan Krathwohl (2002) terdiri dari mengingat (remember), memahami (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan (create). Revisi Krathwohl ini sering digunakan dalam merumuskan tujuan belajar yang sering kita kenal dengan istilah C1 sampai dengan C6. Berdasarkan kemampuan yang telah diuraikan oleh Krathwohl, tingkatan yang paling tinggi adalah mencipta (create). Karena itulah dibutuhkan suatu kemampuan daya cipta atau kreativitas.

Konsep kreatif ini juga harus diterapkan dalam pembelajaran matematika khususnya materi bangun ruang. Materi bangun ruang lebih banyak menyajikan konsep-konsep yang abstrak. Oleh karena itu dibutuhkan suatu kreativitas dalam menyelesaikan persoalan tersebut. Hal ini sesuai dengan peraturan Permendiknas


(22)

3

Nomor 22 tahun 2006, salah satu tujuan pembelajaran matematika pada pendidikan menengah adalah siswa memiliki kemampuan berpikir kreatif.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari sekolah, hasil daya serap hasil UN mata pelajaran matematika tahun ajaran 2013/2014 Kabupaten Jepara pada materi bangun ruang menunjukkan nilai sebesar 57,72 sedangkan daya serap hasil UN mata pelajaran matematika tahun ajaran 2013/2014 tingkat nasional pada materi bangun ruang sebesar 60,58. Hal ini menunjukkan bahwa daya serap materi bangun ruang di Kabupaten Jepara lebih rendah dibandingkan daya serap tingkat nasional.

Materi bangun ruang kelas VIII meliputi sifat-sifat, membuat jaring-jaring, serta menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.

Menurut Suwaji (2008) dalam bukunya yang diterbitkan oleh Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika (PPPPTK) menunjukkan bahwa siswa SMP kelas VIII lemah dalam geometri, khususnya dalam pemahaman ruang dan bentuk. Sebagai contoh, kadang-kadang siswa tidak dapat mengidentifikasi gambar limas persegi hanya karena penyajian dalam gambar mengharuskan bentuk persegi menjadi bentuk jajargenjang. Permasalahan seperti ini tentunya harus mendapatkan perhatian yang besar bagi seorang guru.

Melalui studi awal yang telah dilakukan dengan pemberian TKBKM awal diperoleh informasi bahwa nilai rata-rata kelas materi bangun ruang yang diperoleh masih tergolong dalam kategori sangat rendah yaitu 46,68. Persentase siswa yang tuntas KKM hanya 7,89% sedangkan sisanya sebesar 92,11% masih dibawah KKM. Dari hasil pekerjaan siswa, ternyata siswa masih kesulitan jika harus memberikan


(23)

4

jawaban dengan menggunakan satu cara atau lebih. Melalui kegiatan wawancara yang telah dilakukan dengan guru matematika kelas VIII, guru jarang memberikan soal yang mengukur berpikir kreatif matematis siswa. Berdasarkan kuesioner yang menggali sumber karakter kemandirian siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Pecangaan tergolong pada kategori sedang. Informasi yang diperoleh adalah hampir semua siswa masih bergantung terhadap temannya ketika menyelesaikan soal matematika yang diberikan. Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara dengan guru pengampu matematika bahwa masih terdapat siswa yang tidak mengerjakan PR. Selain itu, saat pemberian tugas kelompok masih terdapat siswa yang hanya ikut tanpa berpartisipasi sehingga hanya mengandalkan temannya saja.

Mengingat setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda dalam mengatasi kesulitan, tentunya hal ini memberikan dampak yang berbeda ketika siswa menyelesaikan masalah matematika. Ada siswa yang hanya mau mengerjakan soal seperti yang dicontohkan, tetapi ada pula yang hanya mau dalam perhitungan saja. Kebiasaan dalam pembelajaran di SMP N 2 Pecangaan dimana siswa terbiasa menyelesaikan masalah yang hanya menuntut mereka untuk berpikir secara konvergen sehingga mereka tidak terbiasa berhadapan dengan permasalahan yang menuntut mereka untuk berpikir secara luas khususnya materi bangun ruang. Padahal seperti yang kita tahu, di dalam kehidupan sehari-hari permasalahan hidup itu tidak selalu mengerucut pada satu jawaban saja. Oleh karena itu, diperlukan kreativitas pada masing-masing individu.


(24)

5

Ketika proses pembelajaran, guru juga harus memiliki strategi agar siswa mampu bekerja secara efektif dan efisien sehingga tepat pada tujuan yang ingin dicapai. Salah satu strategi itu adalah tepatnya guru dalam menggunakan model pembelajaran pada masing-masing pokok bahasan yang berbeda, untuk itu guru dituntut untuk menguasai berbagai model pembelajaran. Model pembelajaran inilah yang akan memberikan arahan pada jalannya proses belajar mengajar sehingga pemilihan model pembelajaran sangat penting guna mencapai tujuan pembelajaran yang akan diharapkan.

Setelah mengetahui kondisi awal siswa kelas VIII B, acuan model pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran dalam model

Missouri Mathematics Project berdasarkan teori Pemrosesan Informasi. Dari model

MMP dan teori Pemrosesan Informasi, kemudian akan dibuat perpaduan sintak pembelajaran guna mendukung proses pembelajaran. Pada tahap review siswa diajak untuk meninjau ulang materi sebelumnya untuk melihat pengetahuan awal siswa serta melihat kemampuan siswa dalam menghubungkan pengetahuan yang dimilikinya. Pada tahap pengembangan, siswa diajak untuk mengamati contoh yang berkaitan dengan register pengindraan guna melihat proses mengamati yang diterima siswa. Pada tahap latihan terkontrol siswa diajak untuk melakukan diskusi kelompok guna melihat pengetahuan awal dan memori jangka pendek dalam mencari hubungan antar masalah dari permasalahan yang diberikan. Tahap kerja mandiri, siswa diberikan tugas mandiri dan pemberian evaluasi untuk melihat memori jangka panjang siswa yang berkaitan dengan penggunaan pengalaman belajarnya. Tahap terakhir yaitu


(25)

6

penugasan, siswa diajak untuk membuat kesimpulan mengenai pembelajaran yang telah dilakukan dan pemberian tugas proyek yang berkaitan dengan memori jangka panjang siswa.

Model pembelajaran MMP dipilih karena model ini menuntut siswa aktif dalam pembelajaran karena guru hanya sebagai fasilitator yang mendampingi dan membantu siswa menemukan pengetahuannya. Model pembelajaran ini didesain untuk membantu guru dalam hal efektivitas penggunaan latihan-latihan agar siswa mencapai peningkatan yang tinggi. Kelebihan dari model MMP adalah menghemat waktu dan banyak latihan sehingga siswa mudah terampil dengan beragam soal yang pada akhirnya akan melatih berpikir kreatifnya. Melalui model MMP yang didasarkan pada teori Pemrosesan Informasi, siswa akan dapat dengan mudah memahami konsep bangun ruang dengan baik dan benar. Selain kemampuan berpikir kreatif, siswa juga dapat mengembangkan nilai-nilai moral yang ada pada pendidikan karakter yaitu karakter kemandirian yang dapat diterapkan melalui pendekatan ini. Belajar mandiri dalam model pembelajaran MMP juga sangat ditekankan.

Song and Hill (2007: 32) menyatakan bahwa kemandirian mencakup tiga aspek yaitu: 1) Personal Attributes, 2) Processes, dan 3) Learning Context. Monks (1999: 279) mengatakan bahwa orang yang mandiri akan memperlihatkan perilaku yang eksploratif, mampu mengambil keputusan, percaya diri dan kreatif. Tidak adanya kemandirian pada remaja akan menghasilkan berbagai macam problem

perilaku, misalnya rendahnya harga diri, pemalu, tidak punya motivasi sekolah, kebiasaan belajar yang jelek, perasaan tidak aman, dan kecemasan. Hal ini sesuai


(26)

7

dengan penelitian yang dilakukan oleh Prasetyaningsih (2012) jika kemandirian belajar tinggi, maka hasil belajar juga tinggi dan sebaliknya jika kemandirian belajar rendah, maka hasil belajar juga rendah. Oleh karena itu, karakter kemandirian dalam penelitian ini dapat dilihat dan diamati selama proses pembelajaran pada kegiatan-kegiatan pembelajaran dengan model MMP berdasarkan teori Pemrosesan informasi.

Melalui pembiasaan dengan memberikan soal-soal yang melatih berpikir kreatif matematis serta tugas proyek yang diberikan, pemahaman siswa mengenai materi pelajaran khususnya materi bangun ruang akan meningkat dibandingkan sebelumnya. Dengan demikian, perpaduan pembelajaran pada materi bangun menggunakan model MMP berdasarkan teori Pemrosesan Informasi diharapkan dapat meningkatkan berpikir kreatif siswa secara optimal.

Aspek-aspek yang digunakan untuk mengukur berpikir kreatif siswa oleh Munandar (dalam Azhari, 2013: 4) adalah kelancaran, keluwesan, keaslian, dan elaborasi. Kelancaran yang dimaksud adalah menghasilkan banyak jawaban yang relevan. Keluwesan adalah menghasilkan gagasan yang beragam. Keaslian adalah memberikan jawaban yang jarang diberikan kebanyakan orang. Sedangkan elaborasi adalah memperinci suatu gagasan.

Pernyataan dari Monks yang telah diuraikan pada bagian awal latar belakang menyatakan bahwa pentingnya kemandirian dan berpikir kreatif bagi siswa. Kebutuhan untuk memiliki kemandirian dipercaya sebagai hal yang penting dalam memperkuat motivasi siswa untuk belajar sehingga akan memicu dalam berpikir kreatif pada diri siswa itu sendiri. Selanjutnya dengan mempertimbangkan keadaan


(27)

8

yang telah dibahas sebelumnya, maka peneliti merancang sebuah pembelajaran berdasarkan teori pemrosesan informasi.

Berdasarkan fakta yang telah dikemukakan di atas, peneliti memandang perlu untuk mengetahui lebih jauh lagi mengenai berpikir kreatif dan kemandirian yang didasarkan dengan menerapkan model MMP berdasarkan teori pemrosesan informasi di SMP N 2 Pecangaan pada materi bangun ruang.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi permasalahan yang ditemui adalah sebagai berikut.

a. Kurangnya kemandirian siswa dalam mempelajari materi bangun ruang yang dibuktikan dengan masih rendahnya kemandirian siswa dalam mengerjakan tugas individu maupun tugas kelompok yang masih mengandalkan temannya saja tanpa mau mengerjakan sendiri.

b. Kurangnya keterampilan berpikir kreatif matematis siswa dalam mengerjakan soal materi bangun ruang.

c. Kemampuan berpikir kreatif siswa masih tergolong rendah yang ditunjukkan dengan masih banyaknya siswa yang mendapat nilai di bawah KKM.

d. Identifikasi mengenai berpikir kreatif siswa pada saat pembelajaran belum banyak dilakukan khususnya di SMP N 2 Pecangaan.


(28)

9

1.3 Fokus Penelitian

Fokus penelitian digunakan untuk memahami masalah penelitian secara lebih luas dan mendalam. Penelitian ini difokuskan pada:

1. Keterampilan berpikir kreatif matematis siswa dalam mengerjakan soal materi bangun ruang

2. Penanaman karakter kemandirian selama pembelajaran matematika pada materi bangun ruang kelas VIII di SMP Negeri 2 Pecangaan terkait dengan perencanaan pembelajaran selama proses pembelajaran.

3. Karakter kemandirian yang diterima siswa terkait dengan hasil belajar materi bangun ruang kelas VIII di SMP Negeri 2 Pecangaan.

4. Berpikir kreatif matematis yang dilihat dari Tes Berpikir kreatif Matematis (TKBKM) materi bangun ruang kelas VIII di SMP Negeri 2 Pecangaan.

5. Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran MMP berdasarkan teori Pemrosesan Informasi pada materi bangun ruang efektif meningkatkan berpikir kreatif matematis dan kemandirian siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Pecangaan.

1.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Bagaimana berpikir kreatif matematis dan kemandirian pada kondisi awal dan setelah pembelajaran pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Pecangaan?


(29)

10

b. Apakah pembelajaran matematika dengan model MMP berdasarkan teori Pemrosesan Informasi pada materi bangun ruang efektif dalam mengatasi masalah di kondisi awal pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pecangaan?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Mendeskripsikan bagaimana berpikir kreatif matematis dan kemandirian pada kondisi awal dan setelah pembelajaran pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Pecangaan.

b. Pembelajaran matematika dengan model MMP berdasarkan Teori Pemrosesan Informasi pada materi bangun ruang efektif dalam mengatasi masalah di kondisi awal siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Pecangaan.

1.6 Penegasan Istilah

Agar mempunyai persepsi yang sama dan untuk keperluan operasional penelitian, berikut ini diberikan penegasan terhadap beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini.

a. Analisis

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb) (Depdiknas, 2002). Analisis


(30)

11

dalam penelitian ini meliputi analisis pembelajaran awal dilapangan kemudian dilanjutkan dengan analisis setelah pembelajaran.

b. Efektif

Pembelajaran dikatakan efektif jika siswa mengapresiasi program pembelajaran dan pembelajaran yang diinginkan terjadi serta perangkat pembelajaran yang dikembangkan mencapai apa yang diharapkan (Nieveen, 1999: 127). Pembelajaran dikatakan efektif jika:

1) Perangkat pembelajaran yang digunakan valid.

2) Hasil belajar aspek kognitif (kemampuan berpikir kreatif) siswa pada kelas yang mendapat perlakuan mencapai kriteria ketuntasan minimal individual dan klasikal.

3) Terdapat pengaruh positif signifikan antara kemandirian dan keterampilan berpikir kreatif terhadap kemampuan berpikir kreatif.

4) Terjadi peningkatan kemandirian dan keterampilan berpikir kreatif yang teramati secara mendalam.

c. Model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)

Model pembelajaran Missouri Mathematics Project merupakan suatu program yang didesain untuk membantu guru dalam hal penggunaan latihan-latihan agar siswa mencapai peningkatan yang luar biasa. Latihan-latihan tersebut adalah lembar tugas proyek (Ariah, 2014). Langkah-langkah model pembelajaran MMP adalah review,


(31)

12

d. Teori pemrosesan informasi

Menurut Slavin (2000) teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak. Model pemrosesan tersebut sebagaimana yang dikemukanan Trianto (2009: 32) terdiri dari empat aspek, yaitu: 1) Pentingnya pengetahuan, 2) Register pengindraan, 3) Memori jangka pendek, dan 4) Memori jangka panjang.

e. Kemandirian

Masrun (dalam Joko, 2012) menyatakan bahwa kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan tanpa bantuan orang lain, maupun berpikir dan bertindak original, dan penuh inisiatif sehingga memperoleh kepuasan dari usahanya. Song and Hill (2007: 32) menyatakan bahwa kemandirian mencakup tiga aspek yaitu: 1)

Personal attributes, 2) Processes, dan 3) Learning context. Aspek personal attributes

menekankan tentang bagaimana siswa tekun, tidak bergantung pada orang lain, dan inisiatif dari diri sendiri. Aspek processes menekankan tentang bagaimana siswa secara tepat waktu menyelesaikan tugas, belajar secara efektif, dan dapat menentukan prioritas. Aspek learning context menekankan bagaimana siswa dapat melakukan kontrol diri, fokus belajar, dan tidak mudah terpengaruh.


(32)

13

f. Berpikir Kreatif Matematis

Berpikir kreatif matematis dalam matematika merupakan kombinasi berpikir logis dan berpikir divergen yang didasarkan intuisi tetapi dalam kesadaran yang memperhatikan fleksibilitas, kefasihan dan kebaruan (Pehkonen, 1992; Silver, 1997). Berpikir kreatif matematis siswa (Munandar dalam Azhari, 2013: 4) akan diukur dengan indikator-indikator sebagai berikut, yaitu: 1) kelancaran (fluecy), 2) keluwesan (fleksibility), 3) keaslian (originality), dan 4) keterincian (elaboration). Berpikir kreatif siswa dalam penelitian iniadalah fluency, fleksibility, originality, dan

elaboration.

g. Keterampilan Berpikir Kreatif Matematis

Rochmad (2013: 6) dalam keterampilan berpikir kreatif mencakup empat aspek yaitu: (1) kelancaran (fluecy), (2) keluwesan (fleksibility), (3) keaslian (originality), dan (4) keterincian (elaboration). Keterampilan berpikir kreatif siswa dalam penelitian ini adalah fluency, fleksibility, originality, dan elaboration.

h. Materi Geometri

Materi yang dimaksud disini adalah materi bangun ruang yang diajarkan kepada siswa sekolah menengah pertama kelas VIII pada semester genap tahun ajaran 2014/2015.


(33)

14

1.7 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis.

a. Manfaat Teoritis

1) Perlu diajarkannya karakter kemandirian dari diri siswa ketika pembelajaran agar terbentuknya sikap mandiri tanpa bergantung terhadap teman.

2) Pembiasaan soal-soal guna meningkatkan berpikir kreatif matematis siswa agar dapat menyelesaikan masalah tidak secara konvergen akan tetapi secara divergen.

b. Manfaat Praktis Bagi Guru:

1) Sebagai rujukan bagi guru dalam meningkatkan kemandirian, keterampilan berpikir kreatif matematis, dan berpikir kreatif siswa.

2) Memotivasi guru dalam memaksimalkan model MMP berdasarkan teori pemrosesan informasi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

3) Dapat digunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

Bagi siswa:

1) Dapat meningkatkan karakter kemandirian dan keterampilan berpikir kreatif matematis.


(34)

15

2) Dapat meningkatkan berpikir kreatif siswa di dalam pembelajaran matematika.

Bagi sekolah:

1) Dapat memberikan sumbangan yang baik dalam rangka perbaikan proses pembelajaran untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

2) Memperoleh masukan tentang penelitian yang dapat memajukan sekolah Bagi penelitian lanjutan:

1) Hasil penelitian dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti lain yang berkaitan dengan penelitian mengenai kemandirian dan berpikir kreatif dilihat dari teori belajar pemrosesan informasi menggunakan model

Missouri Mathematics Project demi pengembangan dalam bidang pendidikan khususnya pendidikan matematika.


(1)

b. Apakah pembelajaran matematika dengan model MMP berdasarkan teori Pemrosesan Informasi pada materi bangun ruang efektif dalam mengatasi masalah di kondisi awal pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pecangaan?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Mendeskripsikan bagaimana berpikir kreatif matematis dan kemandirian pada kondisi awal dan setelah pembelajaran pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Pecangaan.

b. Pembelajaran matematika dengan model MMP berdasarkan Teori Pemrosesan Informasi pada materi bangun ruang efektif dalam mengatasi masalah di kondisi awal siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Pecangaan.

1.6 Penegasan Istilah

Agar mempunyai persepsi yang sama dan untuk keperluan operasional penelitian, berikut ini diberikan penegasan terhadap beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini.

a. Analisis

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb) (Depdiknas, 2002). Analisis


(2)

dalam penelitian ini meliputi analisis pembelajaran awal dilapangan kemudian dilanjutkan dengan analisis setelah pembelajaran.

b. Efektif

Pembelajaran dikatakan efektif jika siswa mengapresiasi program pembelajaran dan pembelajaran yang diinginkan terjadi serta perangkat pembelajaran yang dikembangkan mencapai apa yang diharapkan (Nieveen, 1999: 127). Pembelajaran dikatakan efektif jika:

1) Perangkat pembelajaran yang digunakan valid.

2) Hasil belajar aspek kognitif (kemampuan berpikir kreatif) siswa pada kelas yang mendapat perlakuan mencapai kriteria ketuntasan minimal individual dan klasikal.

3) Terdapat pengaruh positif signifikan antara kemandirian dan keterampilan berpikir kreatif terhadap kemampuan berpikir kreatif.

4) Terjadi peningkatan kemandirian dan keterampilan berpikir kreatif yang teramati secara mendalam.

c. Model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)

Model pembelajaran Missouri Mathematics Project merupakan suatu program yang didesain untuk membantu guru dalam hal penggunaan latihan-latihan agar siswa mencapai peningkatan yang luar biasa. Latihan-latihan tersebut adalah lembar tugas proyek (Ariah, 2014). Langkah-langkah model pembelajaran MMP adalah review, pengembangan, latihan terkontrol, kerja mandiri, dan penugasan.


(3)

d. Teori pemrosesan informasi

Menurut Slavin (2000) teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak. Model pemrosesan tersebut sebagaimana yang dikemukanan Trianto (2009: 32) terdiri dari empat aspek, yaitu: 1) Pentingnya pengetahuan, 2) Register pengindraan, 3) Memori jangka pendek, dan 4) Memori jangka panjang.

e. Kemandirian

Masrun (dalam Joko, 2012) menyatakan bahwa kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan tanpa bantuan orang lain, maupun berpikir dan bertindak original, dan penuh inisiatif sehingga memperoleh kepuasan dari usahanya. Song and Hill (2007: 32) menyatakan bahwa kemandirian mencakup tiga aspek yaitu: 1) Personal attributes, 2) Processes, dan 3) Learning context. Aspek personal attributes menekankan tentang bagaimana siswa tekun, tidak bergantung pada orang lain, dan inisiatif dari diri sendiri. Aspek processes menekankan tentang bagaimana siswa secara tepat waktu menyelesaikan tugas, belajar secara efektif, dan dapat menentukan prioritas. Aspek learning context menekankan bagaimana siswa dapat melakukan kontrol diri, fokus belajar, dan tidak mudah terpengaruh.


(4)

f. Berpikir Kreatif Matematis

Berpikir kreatif matematis dalam matematika merupakan kombinasi berpikir logis dan berpikir divergen yang didasarkan intuisi tetapi dalam kesadaran yang memperhatikan fleksibilitas, kefasihan dan kebaruan (Pehkonen, 1992; Silver, 1997). Berpikir kreatif matematis siswa (Munandar dalam Azhari, 2013: 4) akan diukur dengan indikator-indikator sebagai berikut, yaitu: 1) kelancaran (fluecy), 2) keluwesan (fleksibility), 3) keaslian (originality), dan 4) keterincian (elaboration). Berpikir kreatif siswa dalam penelitian iniadalah fluency, fleksibility, originality, dan elaboration.

g. Keterampilan Berpikir Kreatif Matematis

Rochmad (2013: 6) dalam keterampilan berpikir kreatif mencakup empat aspek yaitu: (1) kelancaran (fluecy), (2) keluwesan (fleksibility), (3) keaslian (originality), dan (4) keterincian (elaboration). Keterampilan berpikir kreatif siswa dalam penelitian ini adalah fluency, fleksibility, originality, dan elaboration.

h. Materi Geometri

Materi yang dimaksud disini adalah materi bangun ruang yang diajarkan kepada siswa sekolah menengah pertama kelas VIII pada semester genap tahun ajaran 2014/2015.


(5)

1.7 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis.

a. Manfaat Teoritis

1) Perlu diajarkannya karakter kemandirian dari diri siswa ketika pembelajaran agar terbentuknya sikap mandiri tanpa bergantung terhadap teman.

2) Pembiasaan soal-soal guna meningkatkan berpikir kreatif matematis siswa agar dapat menyelesaikan masalah tidak secara konvergen akan tetapi secara divergen.

b. Manfaat Praktis Bagi Guru:

1) Sebagai rujukan bagi guru dalam meningkatkan kemandirian, keterampilan berpikir kreatif matematis, dan berpikir kreatif siswa.

2) Memotivasi guru dalam memaksimalkan model MMP berdasarkan teori pemrosesan informasi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

3) Dapat digunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

Bagi siswa:

1) Dapat meningkatkan karakter kemandirian dan keterampilan berpikir kreatif matematis.


(6)

2) Dapat meningkatkan berpikir kreatif siswa di dalam pembelajaran matematika.

Bagi sekolah:

1) Dapat memberikan sumbangan yang baik dalam rangka perbaikan proses pembelajaran untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

2) Memperoleh masukan tentang penelitian yang dapat memajukan sekolah Bagi penelitian lanjutan:

1) Hasil penelitian dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti lain yang berkaitan dengan penelitian mengenai kemandirian dan berpikir kreatif dilihat dari teori belajar pemrosesan informasi menggunakan model Missouri Mathematics Project demi pengembangan dalam bidang pendidikan khususnya pendidikan matematika.