65
IV. LAPORAN AKTIVITAS
A.
AKUNTANSI PENDAPATAN 1. Pengertian dan Karakteristik
a. Pendapatan revenues adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal BLU rumah sakit selama
suatu periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas.
b. Penghasilan income adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus masukpenambahan
aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal
penyumbang. Dalam definisi penghasilan ini mencakup pendapatan dan keuntungan.
2. Dasar Pengaturan
a. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan KDPPLK paragraf 92;
b. PSAK 12 paragraf 03, 11, 12 dan 13; c. PSAK 23 paragraf 13 dan 19;
d. PSAK 39 paragraf 25, 26 dan 31; e. PSAK 57 paragraf 32, 33, 34 dan 35;
f.
PSAK 105 paragraf 04, 10 dan 11; dan g. PSAK 106 paragraf 04, 05, 09, 11 dan 23;
3. Penjelasan
Pendapatan BLU diklasifikasikan ke dalam : a. Pendapatan Usaha dari Jasa Layanan
Merupakan pendapatan yang diperoleh sebagai imbalan atas barangjasa yang diserahkan kepada masyarakat. Pendapatan
usaha dari jasa layanan selanjutnya dirinci antara lain, terdiri dari:
1 Pendapatan usaha rawat jalan; 2 Pendapatan usaha rawat darurat;
3 Pendapatan usaha rawat inap. b. Hibah
Merupakan pendapatan yang diterima dari masyarakat atau badan lain tanpa adanya kewajiban bagi BLU BLU rumah sakit untuk
menyerahkan barangjasa.
c. Pendapatan APBN Merupakan pendapatan yang berasal dari APBN dan tertuang
dalam bentuk DIPA BLU rumah sakit untuk membebani operasional maupun kegiatan investasi BLU rumah sakit.
66
d. Pendapatan Usaha Lainnya Merupakan pendapatan yang berasal dari hasil kerjasama dengan
pihak lain, sewa, jasa lembaga keuangan, dan lain-lain pendapatan yang tidak berhubungan secara langsung dengan
tugas dan fungsi BLU rumah sakit.
e. Keuntungan Penjualan Aset Non Lancar Merupakan selisih lebih antara harga jual dengan nilai buku aset
non lancar aset tetap yang sudah tidak dapat dipergunakan untuk kegiatan operasional yang sudah dimasukkan ke dalam aset lain-
lain.
f. Dalam hal aset KSO, investor mencatat penyerahan aset KSO
kepada pemilik aset di akhir masa konsesi dengan menghapus seluruh akun yang timbul berkaitan dengan KSO yang
bersangkutan. Pemilik aset pada sisi lain, mencatat penyerahan ini sebagai aset dengan mengkredit penghasilan KSO apabila
memiliki kepastian tentang adanya manfaat ekonomi dari aset tersebut atau mengkredit penghasilan tangguhan deferred
income apabila tidak memiliki kepastian yang cukup tentang manfaat ekonomi dari aset tersebut. PSAK 39 paragraf 25
g. Bila investor melakukan penyerahan aset KSO kepada pemilik aset untuk dioperasikan pada saat aset KSO selesai dibangun,
penyerahan ini harus dicatat sebagai hak bagi pendapatan atau penghasilan KSO. Penerimaan kas atau hak atas
pendapatanpenghasilan secara periodik dari bagi hasil atau bagi pendapatan atau bentuk lain yang timbul dari KSO ini diakui
sebagai pendapatan KSO. PSAK 39 paragraf 26
h. Sehubungan dengan bagian partisipasi interest venturer pada Pengendalian
Bersama Operasi PBO, setiap venturer
membukukan dan menyajikan dalam laporan keuangannya masing-masing:
1 Aset yang dikendalikannya sendiri dan kewajiban yang timbul atas aktivitasnya sendiri; dan
2 Beban expenses yang terjadi tas aktivitasnya sendiri dan bagiannya its share atas pendapatan bersama dari penjualan
barang dan jasa oleh joint venture tersebut. PSAK 12 paragraf 11
i. Laporan keuangan tersendiri untuk joint venture wajib disusun
apabila jumlahnya material dan proyek kerja sama diselesaikan dalam jangka panjang. Jenis, bentuk, dan isi laporan keuangan
disesuaikan dengan kebutuhan venturer
dan perjanjian
kontraktual. PSAK 12 paragraf 12
67
j. Pembagian hasil usaha mudharabah dapat dilakukan berdasarkan
prinsip bagi hasil atau bagi laba. Jika berdasarkan prinsip bagi hasil, maka dasar pembagian hasil usaha adalah laba bruto gross
profit bukan total pendapatan usaha atau omset. Sedangkan bedasarkan prinsip bagi laba, dasar pembagian adalah laba neto
nett profit yaitu laba bruto dikurangi beban yang berkaitan dengan dana mudharabah. PSAK 105 paragraf 11
k. Keuntungan usaha musyarakah dibagi diantara para mitra secara proporsional sesuai dengan dana yang disetorkan baik berupa
kas maupun aset nonkas atau sesuai nisbah yang disepakati oleh para mitra. Sedangkan kerugian dibebankan secara proporsional
sesuai dengan dana yang disetorkan baik berupa kas maupun aset nonkas. PSAK 106 paragraf 9
l. Porsi jumlah bagi hasil untuk para mitra ditentukan berdasarkan
nisbah yang disepakati dari hasil usaha yang diperoleh selama periode akad, bukan dari jumlah investasi. PSAK 106 paragraf
11
m. Pendapatan usaha musyarakah yang menjadi hak mitra aktif diakui sebesar haknya sesuai dengan kesepakatan atas
pendapatan usaha musyarakah. Sedangkan pendapatan usaha untuk para mitra pasif diakui sebagai hak pihak para mitra pasif
atas bagi hasil dan kewajiban. PSAK 106 paragraf 23
4. Perlakuan Akuntansi a. Pengakuan