Masalah dan Rumusan Masalah Tujuan Penelitian

34 | V o l u m e 1 N o m o r 1 J u n i 2 0 1 4 disebut dengan rumah tangga. Dengan beberapa akibat yang sangat penting itulah masyarakat membutuhkan suatu aturan yang mengatur perilaku dalam hidup bersama, diantaranya mengenai tata cara dan syarat-syarat untuk sahnya hidup bersama tersebut. Untuk sahnya hidup bersama sebagai suami isteri pada dasarnya harus didahului dengan suatu upacara-upacara tertentu yang biasanya disebut dengan upacara perkawinan, sehingga perkawinan itu merupakan suatu momen penting bagi suami sebagai suatu ikatan yang akan melahirkan hak dan kewajiban antara satu dengan yang lainnya beserta akibat yang timbul dari suatu perkawinan tersebut dalam perkawinan yang dianggap sacral menjalin ikatan atau hubungan sehidup semati sempai maut yangmemisahkan dalam istilah adat dayak ngaju sering disebut “Sinta hentang Tulang” atinya dalam membina rumah tangga hendaknya seumur hidup. Oleh karena itui pemerintah juga berpernan aktif mencatat perkawinan di catatan sipil bahkan adat juga mencatat berdasarkan aturan – aturan yang berlaku. Perangkat peraturan perkawinan yang merupakan suatu kesatuan yang berlaku bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia diatur didalam Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan serta Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975. Dan dengan berlakunya peraturan perundangan ini maka ketentuan-ketentuan peraturan perundangan yang mengatur tentang perkawinan sejauh ini telah diatur dalam peraturan perundangan ini dinyatakan tidak berlaku. Meskipun UU No. 1 Tahun 1974 menghendaki adanya suatu ketentuan yang mengatur tentang perkawinan yang berlaku bagi segenap lapisan masyarakat, daerah ditanah air ini. Dan di Kalimantan Tengah perlakuan UU ini tidak sepenuhnya diberlakukan di dalam pelaksanaan sebuah perkawinan, akan halnya seperti pada daerah-daerah pedesaan di Kalimantan Tengah perlakuan perundangan itupun tidak sepenuhnya dilaksanakan secara utuh dan menyeluruh dalam melaksailakan proses perkawinan yang dilaksanakan. Perkawinan menurut adat pada saat sekarang ini lebih dominan dilakukan oleh kalangan masyarakat pedesaan, termasuk masyarakat desa yang ada di desa. Dengan masih dipergunakannya tata cara perkawinan hanya menurut adat istiadat sudah barang tentu hal ini akan menimbulkan berbagai masalah dalam sebuah rumah tangga dilihat dari perspektif hukum di Indonesia. Berdasarkan latar belakang pemikiran tersebut diatas, disini penulis merasa tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan merumuskan masalah yang ada didalam judul seperti : “PERKAWINAN ADAT SUKU DAYAK NGAJU DI DESA DANDANG KABUPATEN KAPUAS ”.

1.2. Masalah dan Rumusan Masalah

Beranjak dari pemikiran tersebut diatas maka masalah yang akan dimunculkan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah syarat – syarat perkawinan adat dayak ngaju di Desa Dandang Kabupaten Kapuas. 2. Bagaimana tujuan perkawinan adat dayak ngaju di Desa dandang Kabupaten Kapuas. 3. Bagaimanakah proses perkawinan adat suku daya ngaju di Desa Dandang Kabupaten Kapuas. 4. Bagaimana masyarakat memaknai Upacara perkawinan adat dayak ngaju di Desa Danadang Kabupaten Kapuas. 35 | V o l u m e 1 N o m o r 1 J u n i 2 0 1 4

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini dapat penulis tegaskan sebagai berikut : 1. Untuk Mengetahui Syarat – syarat apa saja yang disiapkan dalam perkawinan adat dayak ngaju di Desa Dandang Kabuapten Kapuas. 2. Untuk mengetahui tujuan perkawinan adat dayak ngaju di Desa Dandang Kabupaten Kapuas. 3. Untuk Mengetahui proses perkawinan adat dayak ngaju di Desa Dandang Kabupaten Kapuas. 4. Untuk Mengetahui Cara mesyarakat memaknai perkawinan adat dayak ngaju di Desa Dandang Kabupaten Kapuas. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian Perkawinan Manusia tidak dapat berkembang tanpa adanya perkawinan, karena perkawinan menyebabkan adanya keturunan dan akibat dari perkawinan menyebabkan adanya keturunan dan akibat dari perkawinan menimbulkan keluarga yang berkembang menjadi kerabat, jadi perkawinan merupakan unsur yang sangat vital sekali dalam hal meneruskan keturunan, kehidupan manusia dan masyarakat. Menurut Dr. Wirjono Prodjodikoro dalam bukunya yang berjudul perkawinan di Indonesia, mengatakan bahwa: “Perkawinan adalah cara hidup bersama antara laki-laki dengan wanita yang diatur formal yuridis dan sering juga secara religius sesuai maksud dua orang itu dan undang- undang. Perkawinan dilakukan seumur hidup bersama itu adalah nafsu birahi, pra reaksi, keutuhan persaudaraan, dorongan meelihara anak dan keinginan mendidik anak itu menjadi anggota yang baik di masyarakat. Dr. R. Wirjono Prodjodikoro, 1974 : 7. Karena penting akibat dari perkawinan seperti dilihat dari definisi-defenisi di atas maka masyarakat memerlukan peraturan-peraturan yang mengaturnya, peraturan inilah yang meberikan pengertian bahwa perkawinan yaitu hidup bersama dari seorang pria dan seorang wanita yang memenuhi syarat-syarat yang termasuk dalam peraturan-peraturan tersebut. Sejalan dengan pendapat tersebut diatas Hilman Hadikusama, SH, dalam bukunya yang berjudul Hukum Perkawinan Adat mengatakan bahwa: “perkawinan merupakan nilai hidup untuk dapat meneruskan keturunan, mempertahankan silsilah dan kedudukan sosial sseorang”. Dan dalam undang- undang perkawinan1 Tahun 1974 ditegaskan bahwa :“ Perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga rumah tangga bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Berdasarkan kutipan diatas dapat dijelaskan bahwa sebagai warga negara yang berdasarkan Pancasila dimana sila pertamanya ialah Ketuhanan Yang Maha Esa, maka perkawinan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan agamakerohanian, sehingga perkawinan bukan saja hanya mempunyai unsur lahir jasmani, tetapi juga mempunyai unsur bathinrohani yang mempunyai yang sangat penting membentuk keluarga yang bahagia mendapat keturunan yang juga menjadi 36 | V o l u m e 1 N o m o r 1 J u n i 2 0 1 4 tujuan perkawinan dalam upaya pemeliharaan dan pendidikan yang menjadi tugas orang tua.

2.2. Tujuan Perkawinan