Diagnosis Rubella Pada Kehamilan.

2.5 Diagnosis

Diagnosis klinis sering kali sukar dibuat untuk seorang penderita oleh karena tidak ada tanda atau gejala yang patognomik untuk rubela. Seperti dengan penyakit eksantema lainnya, diagnosis dapat dibuat dengan anamnesis yang cermat. Rubela merupakan penyakit yang epidemik sehingga bila diselidiki dengan cermat, dapat ditemukan kasus kontak atau kasus lain di dalam lingkungan penderita.sifat demam dapat membantu dalam menegakkan diagnosis, oleh karena demam pada rubela jarang sekali di atas 38,5ºC. Pada infeksi tipikal, makula merah muda yang menyatu menjadi eritema difus pada muka dan badan serta artralgia pada tangan penderita dewasa merupakan petunjuk diagnosis rubela. Perubahan hematologik hanya sedikit membantu penegakan diagnosis. Peningkatan sel plasma 5-20 merupakan tanda yang khas. Kadang- kadang terdapat leukopenia pada awal penyakit yang dengan segera segera diikuti limfositosis relatif. Sering terjadi penurunan ringan jumlah trombosit. Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan serologik yaitu adanya peningkatan titer anibodi 4 kali pada hemaglutination inhibition test HAIR atau ditemukannya antibodi Ig M yang spesifik untuk rubela. Titer antibodi mulai meningkat 24-48 jam setelah permulaan erupsi dan mencapai puncaknya pada hari ke 6-12. selain pada infeksi primer, antibodi Ig M spesifik rubela dapat ditemukan pula pada reinfeksi. Dalam hal ini adanya antibodi Ig M spesifik rubela harus di interpretasi dengan hati-hati. Suatu penelitian telah menunjukkan bahwa telah tejadi reaktivitas spesifik terhadapp rubela dari sera yang dikoleksi, setelah kena infeksi virus lain. Membedakan rubella dengan campak q.v., demam scarlet lihat infeksi Streptokokus dan penyakit ruam lainnya misalnya infeksi eritema dan eksantema subitum perlu dilakukan karena gejalanya sangat mirip. Ruam makuler dan makulopapuler juga terjadi pada sekitar 1-5 penderita dengan infeksi mononucleosis terutama jika diberikan ampisilin, juga pada infeksi dengan enterovirus tertentu dan sesudah mendapat obat tertentu. Diagnosa klinis rubella kadang tidak akurat. Konfirmasi laboratorium hanya bisa dipercaya untuk infeksi akut. Infeksi rubella dapat dipastikan dengan adanya peningkatan signifikan titer antibodi fase akut dan konvalesens dengan tes ELISA, HAI, pasif HA atau tes LA, atau dengan adanya IgM spesifik rubella yang mengindikasikan infeksi rubella sedang terjadi. 9 Sera sebaiknya dikumpulkan secepat mungkin dalam kurun waktu 7-10 hari sesudah onset penyakit dan pengambilan berikutnya setidaknya 7-14 hari lebih baik 2-3 minggu kemudian. Virus bisa diisolasi dari faring 1 minggu sebelum dan hingga 2 minggu sesudah timbul ruam. Virus bisa ditemukan dari contoh darah, urin dan tinja. Namun isolasi virus adalah prosedur panjang yang membutuhkan waktu sekitar 10-14 hari. Diagnosa dari CRS pada bayi baru lahir dipastikan dengan ditemukan adanya antibodi IgM spesifik pada spesimen tunggal, dengan titer antibodi spesifik terhadap rubella diluar waktu yang diperkirakan titer antibodi maternal IgG masih ada, atau melalui isolasi virus yang mungkin berkembang biak pada tenggorokan dan urin paling tidak selama 1 tahun. Virus juga bisa dideteksi dari katarak kongenital hingga bayi berumur 3 tahun. Diagnosis prenatal dilakukan dengan memeriksa adanya IgM dari darah janin melalui CVS chorionoc villus sampling atau kordosentesis. Konfirmasi infeksi fetus pada trimester I dilakukan dengan menemukan adanya antigen spesifik rubella dan RNA pada CVS. Metode ini adalah yang terbaik untuk isolasi virus pada hasil konsepsi. Berdasarkan gejala klinik dan temuan serologi, sindroma rubella kongenital CRS, Congenital Rubella Syndrome dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. CRS confirmed. Defek dan satu atau lebih tanda gejala berikut :  Virus rubella yang dapat diisolasi.  Adanya IgM spesifik rubella  Menetapnya IgG spesifik rubella. 2. CRS compatible. Terdapat defek tetapi konfirmasi laboratorium tidak lengkap. Didapatkan 2 defek dari item a , atau masing-masing satu dari item a dan b. a. Katarak dan atau glaukoma kongenital, penyakit jantung kongenital, tuli, retinopati. 1. Purpura, splenomegali, kuning, mikrosefali, retardasi mental, meningo ensefalitis, penyakit tulang radiolusen. 10 2.CRS possible. Defek klinis yang tidak memenuhi kriteria untuk CRS compatible. 3. CRI Congenital Rubella Infection . Temuan serologi tanpa defek. 4. Stillbirths. Stillbirth yang disebabkan rubella maternal 5. Bukan CRS. Temuan hasil laboratorium tidak sesuai dengan CRS: Tidak adanya antibodi rubella pada anak umur 24 bulan dan pada ibu. Kecepatan penurunan antibodi sesuai penurunan pasif dari antibodi didapat.

2.6 Diagnosis Banding