Cara Kerja METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Uji Ekstrak Daun Sirih HijauPiper betle Terhadap Mortalitas

Walang Sangit Hasil pengamatan dari pengaruh ekstrak daun sirih hijau Piper betle terhadap mortalitas walang sangit pada stadia imago dilakukan selama 40 jam. Pengaplikasian ekstrak daun sirih hijau Piper betle dilakukan dengan cara disemprot dengan berbagai konsentrasi. Uji ekstrak daun sirih dilakukan selama 40 jam, dengan interval penyemprotan setiap 4 jam sekali. Tujuan dari penyemprotan yang dilakukan selama 4 jam sekali selama 40 jam ini adalah untuk supaya lebih terlihat waktu yang dibutuhkan oleh ekstrak daun sirih untuk mematikan walang sangit dan mempertahankan kesegaran dari bulir padi yang digunakan. Ekstrak daun sirih yang digunakan dibuat satu kali saja kemudian dibagi menjadi tiga konsentrasi dalam beberapa botol. Ekstrak yang masih tersisa disimpan di dalam kulkas, ketika akan digunakan ekstrak dikeluarkan dari kulkas sampai suhu ekstrak sama dengan suhu ruangan. Pengambilan data yang dilakukan selama 4 jam sekali bertujuan menjaga kesegaran dari bulit padi yang digunakan, dimana bulir padi yang digunakan merupakan bulir padi yang sudah dipetik dari tanaman dan tidak segar lagi. Selain itu, agar walang sangit selalu bisa mendapat makanan karena selama pengamatan yang dilakukan kegiatan utama walang sangit adalah makan. Setiap pelakuan diberi bulir padi untuk makan walang sangit PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sebanyak 10 bulir setiap 4 jam karena walang sangit hanya memakan sedikit bulir padi setiap 4 jamnya. Bulir padi untuk malam hari diambil pada sore hari sedangkan bulir padi untuk pagi sampai sore hari diambil dipagi hari. Penelitian yang dilakukan memberikan data sebagai berikut : Tabel 4.1 Rata-rata Persentase Mortalitas Walang Sangit Selama 40 Jam No Jam Persentase Mortalitas Walang Sangit P0 P1 P2 P3 1 2 4 6,67 6,67 3 8 6,67 6,67 4 12 6,67 13,33 5 16 6,67 13,33 6 20 6,67 13,33 7 24 13,33 13,33 40 8 28 26,67 26,67 46,67 9 32 26,67 26,67 53,33 10 36 20 26,67 26,67 60 11 40 26,67 33,33 40 60 Keterangan : P0 : Kontrol P1 : Perlakuan dengan konsentrasi 25 25 ml ekstrak + 75 ml air P2 : Perlakuan dengan konsentrasi 50 50 ml ekstrak + 50 ml air P3 : Perlakuan dengan konsentrasi 75 75 ml ekstrak + 25 ml air PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a b gambar 4.1 : Keadaan walang sangit. a sebelum perlakuan b sesudah perlakuan Hasil pengamatan yang dilakukan menunjukkan secara umum bahwa ekstrak daun sirih Piper betle L yang telah diuji kepada walang sangit berpengaruh terhadap mortalitas walang sangit. Berdasarkan tabel 4.1 hasil pengamatan pada jam ke-4 sudah menunjukkan adanya mortalitas pada walang sangit. Mortalitas pada walang sangit terjadi pada P2 dan P3, yaitu P2 dan P3 sebesar 6,67 . Menurut Scott et al. dalam Syahroni 2013 menyatakan bahwa dalam berbagai tumbuhan Piper terdapat senyawa aktif piperimida yang bekerja sebagai racun saraf dan mengakibatkan knockdown serta kematian serangga dengan cepat. Maka jika dilihat dari waktu penelitian yang menunjukan adanya mortalitas pada jam ke-4, hal ini menunjukan bahwa ektrak daun sirih berpengaruh terhadap mortalitas walang sangit. Berdasarkan pendapat tersebut kematian yang terjadi pada jam ke-4 menunjukan adanya kematian secara cepat akibat kandungan kimia dari ekstrak daun sirih Piper betle dimana daun sirih termasuk tumbuhan piper. Pada perlakuan P1 dengan konsentrasi 25, mortalitas tidak terjadi pada jam ke-4, hal ini dapat disebabkan oleh kerja dari ekstrak daun sirih Piper betle pada konsentrasi rendah cenderung lebih lambat dibandingkan dengan konsentrasi tinggi. Menurut Sastrodiharjo, dalam Ajad 2015 menyebutkan bahwa dinding tubuh serangga dapat menyerap pestisida karena membran dasar tubuh bersifat semipermeabel. Berdasarkan hal ini mortalitas akan terjadi lebih lambat pada konsentrasi rendah, karena membutuhkan waktu bagi ekstrak daun sirih Piper betle untuk diserap oleh tubuh walang sangit. Pada jam ke-12, P3 kembali mengalami peningkatan mortalitas yaitu sebanyak 13,33 . Peningkatan mortalitas ini dapat terjadi karena ekstrak daun sirih yang berfungsi sebagai insektisida sudah beraksi dengan tubuh walang sangit. Menurut Sastrodiharjo dalam Ajad 2015 senyawa aktif yang terdapat dalam pestisida dapat masuk melalui sistem pernafasan baik berupa gas maupun dalam butiran gas halus yang masuk melalui stigma atau spirakel yang berakhir ke saluran-saluran trakea dan pada akhirnya akan masuk ke dalam jaringan yang menyebabkan serangga mati. Berdasarkan penyataan tersebut, pada jam ke-12 senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak daun sirih Piper betle sudah mulai bereaksi sehingga menyebabkan mortalitas pada serangga, selain itu karena konsentrasi tinggi ekstrak daun sirih yang menyebabkan kematian cepat pada serangga. Pada jam ke-24 mortalitas baru terlihat pada P1, dimana terjadi peningkatan mortalitas sebanyak 13,33 . Mortalitas yang lambat pada P1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan konsentrasi 25 dapat disebabkan senyawa kimia yang terdapat dalam ektrak daun sirih yang baru menunjukkan reaksi terhadap tubuh walang sangit. Selain itu pada konsentrasi rendah tidak mengeluarkan aroma yang menyengat. Pada konsentrasi rendah, alkaloid akan menjadi racun perut bagi serangga. Sesuai dengan yang dinyatakan Cania dan Setyaningrum 2013 bahwa alkaloid pada serangga bertindak sebagai racun perut. Alkaloid dapat mendegradasi membran sel untuk masuk ke dalam dan merusak sel. Pada konsentrasi rendah alkaloid yang terkandung pada daun sirih akan berfungsi sebagai racun perut, karenanya pada konsentrasi rendah mortalitas cenderung lebih lambat kerena membutuhkan proses untuk senyawa kimia memberikan reaksi pada tubuh serangga. Berbeda dengan konsentrasi tinggi yang dapat menyebabkan kematian cepat, pada konsentrasi rendah cenderung membutuhkan proses untuk menyebabkan mortalitas walang sangit. Senyawa yang terkandung dalam pestisida akan masuk melalui saluran pernapasan serangga setelah itu baru meracuni tubuh serangga. Proses ini tentu membutuhkan waktu. Peningkatan mortalitas walang secara cepat mulai terjadi pada jam ke-24. Setiap perlakuan mengalami peningkatan mortalitas walang sangit, pada P1 peningkatan mortalitas terjadi sebanyak 13,33, P2 sebanyak 13,33, dan pada P3 sebanyak 40. Peningkatan mortalitas ini menandakan bahwa senyawa kimia yang terkandung ekstrak daun sirih Piper betle sedang beraksi dengan tubuh serangga. Peningkatan paling cepat setiap 4 jam terdapat pada P3 dengan konsentrasi 75. Boonde dalam Mulyantama, 2013 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI