Tinjauan Atas Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja Pada Balai Pelatihan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

(1)

(2)

TINJAUAN ATAS PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS

KINERJA PADA BALAI PELATIHAN PENDIDIK DAN

TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN KEJURUAN

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

Review Of Performance Based Budgeting At The Center Of Training

Teachers And Volcational Education Office West Java Province

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya

Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh :

Agan Sofian Hakim 21309037

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(3)

(4)

ii

Tinjauan Atas Penyusunan Anggaran Bebasis Kinerja Pada Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Oleh : Agan Sofian Hakim Abstrak

Anggaran berbasis kinerja disusun untuk mengatasi berbagai kelemahan yang terdapat dalam sistem anggaran tradisional, khususnya kelemahan yang disebakan oleh tidak adanya tolok ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan publik. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui penyusunan anggaran berbasis kinerja pada Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dan solusi dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja pada Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Proses penyusunan anggaran berbasis kinerja pada Balai Pelatihan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah sesuai dengan Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah daerah, Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah dan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional.


(5)

i

Review Top bebasis Budgetary Performance In Training and Education Center Personnel Vocational Education Department of West Java Province

By: Agan Sofian Hakim

abstract

Performance-based budget structured to overcome the weaknesses found in traditional budgeting system, particularly the weakness which be caused by the absence of benchmarks that can be used to measure performance in achieving the goals and objectives of public service. The purpose of this study is to determine performance-based budgeting on Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. To find out the barriers and solutions in performance-based budgeting on Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. The method used in this research is descriptive method. Performance-based budgeting process at the Training Center of Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah daerah, Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah dan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional.


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT sang Maha Kuasa, pemberi rahmat dan karunia karena atas segala ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Tinjauan Atas Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja Pada Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Shalawat serta salam terlimpah curahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, para sahabat, keluarganya, dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku umatnya sampai akhir zaman.

Penelitian ini disusun sebagai bukti penulis telah menyelesaikan tugas akhir di instansi tertentu dalam periode yang telah ditentukan. Laporan ini berisi rincian kegiatan apa yang telah dilakukan serta tinjauan khusus mengenai penyusunan anggaran berbasis kinerja di perushaan.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis mendapatkan berbagai bantuan, bimbingan, dukungan serta do’a dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.

2. Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra.,SE.,M.Si selaku Dekan Fakultas Eonomi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.


(7)

iv

3. Dr. Ely Suhayati SE.M.Si,.Ak selaku Dosen Wali Kelas Ak-6 Universitas Komputer Indonesia.

4. Sri Dewi Anggadini,SE.,M.Si. selaku ketua Program Studi Akuntansi sekaligus dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan serta saran dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Ir. H. Yesa Sarwedi Seno, M.Pd kepala Balai yang telah memperkenankan dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian Tugas Akhir di Berbasis Kinerja Pada Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. 6. Ade selaku pembimbing perusahaan yang telah memperkenankan dan

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di Berbasis Kinerja Pada Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

7. Seluruh staff di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini..

8. Seluruh dosen dan staff Universitas Komputer Indonesia Program Studi Akuntansi.

9. Mamah, Apa, a diki, teh Sita, a Chepi, Lutfi, Rifky, Neng Anggi yang senantiasa mencurahkan doa, kasih sayang, serta bantuan dalam bentuk moril maupun materil kepada penulis.

10.Sahabat saya Adrian Agung, Bany Akbar, Lingga Layasresa, Mulki Maolah, Wina Oktaviani, Ariendy Gantina,, Riyana Safitri Sujono, Windi Sukmawanti,


(8)

v

Ratih Neviany, Nurul Putri Kusmahadi, Aditia Pratama, Rizal Maulana, Imam Santoso, Heru Nerle, Ardiyanto Sugondho, Nurlaila Laksana dan yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberi bantuan dan dorongan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

11.Seluruh teman di 3AK6, 3AK1, 3AK2, 3AK5 dan masih banyak lagi yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu secara langsung, karena ini hanyalah sebuah kertas yang tidak akan habis.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat berbagai kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi perbaikan di masa mendatang.

Akhir kata, penulis berharap Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama Berbasis Kinerja Pada Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat serta bagi penulis yang menjadi pengalaman berharga di kemudian hari.

Bandung, Juli 2011


(9)

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN MOTTO

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 5

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 5

1.2.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Maksud Penelitian... 6

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

1.4.1 KegunaanPraktis ... 7


(10)

vii

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 8

1.5.1 Lokasi Penelitian... 8

1.5.2 Waktu Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 10

2.1 Kajian Pustaka ... 10

2.1.1 Anggaran Berbasis Kinerja ... 10

2.1.1.1 PengertianAnggaran ... 10

2.1.1.2 Pengertian Anggaran Sektor Publik ... 11

2.1.1.3 PengertianKinerja ... 17

2.1.1.4 Pengertian Anggaran Berbasis Kinerja ... 18

2.1.1.5 Karakteristik Anggaran Berbasis Kinerja ... 19

2.1.1.6 Tahap Penyususnan Anggaran Berbasis Kinerja ... 20

2.1.1.7 Keunggulan dan Kelemahan Anggaran Berbasis Kinerja... 23

2.2 Kerangka Pemikiran ... 24

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Objek Penelitian ... 30

3.2 Metode Penelitian ... 31

3.2.1 Desain Penelitian ... 32

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 34

3.2.3 Penarikan dan Sampel ... 35


(11)

viii

3.2.3.2 Sampel... 36

3.2.4 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 36

3.2.4.1 Sumber Data ... 36

3.2.4.2 Teknik Penentuan Data ... 37

3.2.5 Metode Analisis ... 38

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ...39

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 39

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 39

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 40

4.1.3 Job Description ... 42

4.1.4 Aktivitas Perusahaan... 43

4.2 Hasil Analisis Deskriptif ... 45

4.2.1 Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja pada Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. ... 45

4.2.2 Hambatan-hambatan dan Solusi dalam Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat... 54


(12)

ix

4.3 Implementasi Model ... 56

4.3.1 Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja pada Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat ... 56

4.3.2 Hambatan-hambatan dan Solusi dalam Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat... 57

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 60

5.1 Simpulan ... 60

5.2 Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62

LAMPIRAN ... 63


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Negara Republik Indonesia sebagai negara kesatuan menganut asas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah dan bertanggung jawab kepada daerah secara proposional. Pemberian kewenangan ini diwujudkan dengan pengaturan pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional serta perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, sesuai dengan prinsip demokrasi dan partisipasi masyarakat.

Menyadari akan kebutuhan pelaksanaan di pemerintahan yang mengarah pada upaya mensejahterakan masyarakat maka, oleh pemerintah kemudian direvisi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah juga Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 menjadi Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang membawa perubahan fundamental dalam hubungan tata pemerintahan dan hubungan keuangan, sekaligus membawa perubahan penting dalam pengelolaan Anggaran Daerah, khususnya masalah penganggaran.

Pembenahan menejemen keuangan negara mulai dilakukan Pemerintah Indonesia pada tahun 2003 yang ditandai dengan dikeluarkannya paket


(14)

undang-2

undang di bidang Keuangan Negara, yaitu Undang-undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang No. 1 tahun 2004 tentang Pembendaharaan Negara dan Undang-undang No. 15 tahun 2004 tentang Pertanggungjawaban Pengelolaan Keuangan Negara. Paket Undang-undang tersebut membawa perubahan mendasar dalam pengangguran, perbendaharaan dan pelaporan keuangan.

Paradigma (pandangan) baru pada masyarakat modern telah membentuk suatu perubahan di berbagai bidang, salah satunya adalah di bidang keuangan yang mengedepankan keterbukaan (transfaransi), peningkatan efisiensi dan tanggung jawab yang lebih jelas. Paradigma tersebut merupakan akibat perkembangan proses demokrasi dan profesionalisasi di dunia, paradigm ini memasuki berbagai aspek kehidupan manusia. Proses krisis dan multidimensial (ekonomi, moneter, hokum, politik) di Indonesia mendorong paradigm tersebut, paradigm tersebut di Indonesia sering disebut Good Govermance. Good Govermance dapat diartikan sebagai pelayanan publik yang efisien, sistem pengendalian yang dapat diandalkan, pemerintah yang bertanggungjawab pada publiknya. Prinsip-prinsip dari Good Govermance antara lain adalah transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas. (Taufiequrachman Ruki, Buletin Komisi Yudisial, Vol. 2 No. 3, Hal 17).

Perubahan penting dalam bidang penganggaran meliputi pengintegritasian sistem akuntabilitas dalam sistem penganggaran, penyempurnaan verifikasi anggaran, penyatuan anggaran dan penggunaan kerangka pengeluaran jangka menengah dalam penyusunan anggaran.


(15)

3

Anggaran merupakan rencana yang diungkapkan secara kuantitatif dalam unit moneter untuk periode satu tahun dan implementasi dari rencana strategi yang telah ditetapkan. Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam rangka waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif orang lain. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai perencanaan laba (proft planing).

Penganggaran merupakan rencana keuangan yang secara sistematis menunjukkan alokasi sumber daya manusia, material, dan sumber daya lainnya. Berbagai variasi dalam sistem penganggaran pemerintah dikembangkan untuk melayani berbagai tujuan termasuk guna pengendalian keuangan, rencana manajemen, prioritas dari penggunaan dana dan pertanggungjawaban kepada publik. Penganggaran berbasis kinerja diantaranya menjadi jawaban untuk digunakan sebagai alat pengukuran dan pertanggungjawaban kinerja pemerintah.

Secara teori, prinsip anggaran berbasis kinerja adalah anggaran yang menghubungkan anggaran negara (pengeluaran negara) dengan hasil yang diinginkan yang mengacu pada hasil kinerja burupa (output dan outcome) sehingga setiap rupiah yang dikeluarkan dapat dipertanggungjawabkan kemanfaatannya. Performance based budgeting dirancang untuk menciptakan efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas dalam pemanfaatan anggaran belanja publik dengan output dan outcome yang jelas sesuai dengan prioritas nasional sehingga semua anggaran yang dikeluarkan dapat dipertangungjawabkan secara transparan kepada masyarakat luas. Penerapan penganggaran berdasarkan kinerja juga akan meningkatkan kualitas pelayanan publik, dan memperkuat dampak


(16)

4

dari peningkatan pelayanan kepada publik. Untuk mencapai semua tujuan tersebut, kementerian negara/lembaga diberikan keleluasaan yang lebih besar untuk mengelola program dan kegiatan didukung dengan adanya tingkat kepastian yang lebih tinggi atas pembiayaan untuk program dan kegiatan yang akan dilaksanakan. (Subbag Ren : 2011)

Penerapan sistem penganggaran di Balai Pelatihan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang menggunakan pendekatan performance budget, dilaksanakan secara bertahap (gradual) dan hati-hati. Hal ini disebabkan penyusunan penerapan anggaran berdasarkan line item yang sudah menjadi pola yang sangat mengakar di kalangan birokrasi Balai Pelatihan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Balai Pelatihan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat bergerak dalam hal yang berkaitan segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan sebagai dinas kepemerintahan.

Kenyataannya dalam melaksanakan penyusunan anggaran Balai Pelatihan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat tidak selalu berjalan dengan baik, kadangkala dalam proses penyusunan anggaran berbasis kinerja setiap unit kerja yang ada dalam Balai Pelatihan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat belum sepenuhnya dilibatkan seratus persen mulai dari proses perencanaan sampai dengan anggaran berbasis kinerja tersebut disahkan. Unit-unit kerja tersebut kadang hanya dilibatkan dalam proses perramalan bahkan hanya ikut


(17)

5

serta dalam proses penyusunan anggaran saja. Hal tersebut membuat anggaran berbasis kinerja yang dihasilkan sasarannya kadang tidak tepat menurut Ir. H. Yesa Sarwedi Seno, M.Pd sebagai Kepala Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan mengambil judul tentang “Tinjauan Atas Penyusunan Anggaran Bebasis Kinerja Pada Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat identifikasikan bahwa dari fenomena permasalahan yang diteliti adalah :

1. Anggaran berbasis kinerja tidak selalu berjalan dengan baik, tetapi kadangkala penyusunan anggaran berbasis kinerja setiap unit yang ada belum sepenuhnya dilibatkan seratus persen mulai dari proses perencanaan sampai dengan anggaran berbasis kinerja tersebut disahkan. 2. Unit-unit kerja tersebut kadang hanya dilibatkan dalam proses peramalan

bahkan hanya ikut serta dalam proses penyusunan anggaran saja. Hal tersebut membuat anggaran berbasis kinerja yang dihasilkan sasarannya kadang tidak tepat.


(18)

6

1.2.2 Rumusan Masalah

Atas dasar latar belakang penelitian dan identifikasi masalah maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana cara penyusunan anggaran berbasis kinerja pada Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

2. Bagaimana hambatan-hambatan dan solusi dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud diadakannya penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan guna ditinjau dan dianalisis tentang Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja pada Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Dari identifikasi masalah yang telah diuraikan maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui penyusunan anggaran berbasis kinerja pada Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.


(19)

7

2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dan solusi dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja pada Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

1.4Kegunaan Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak atau hal sebagai berikut:

1.4.1 KegunaanPraktis

Penelitian yang dilakukan penulis diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait:

1. Bagi Perusahaan

Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengambil keputusan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi persusahaan kedepannya.

2. Bagi Pihak Terkait

Diharapkan penelitian ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan dan bahan pertimbangan atau lainnya yang mungkin digunakan untuk penelitian lebih lanjut.

3. Pihak lainnya

Penulis berharap penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat sebagai bahan untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, serta menjadi


(20)

8

informasi yang memadai khususnya bagi pihak terkait lainnya yang membutuhkan serta dapat menarik pengalaman secara tidak langsung. 1.4.2 Kegunaan Akademis

1. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan

Dapat memberikan suatu karya penelitian di bidang ilmu ekonomi khususnya bidang akuntansi yaitu penelitian yang terkait dengan anggaran berbasis kinerja.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini sangat berguna bagi penulis sebagai sarana untuk memenuhi tugas akhir guna mendapatkan gelar Ahlimadya untuk jenjang Diploma III. 3. Bagi peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah pengetahuan dan sebagai media informasi berkaitan dengan penyusunan anggaran berbasis kinerja.

1.5Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian

Dalam proses penyusunan tugas akhir ini penulis melakukan penelitian pada Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang berlokasi di Jalan Pahlawan No. 70 Bandung.


(21)

9

1.5.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai pada bulan April sampai dengan Juli 2012. Selama melaksanakan penelitian pada Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat memperoleh data-data yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas akhir.

Tabel 1.1

Waktu pelaksanaan Penelitian

No Kegitan Maret Bulan

2012 April 2012 Mei 2012 Juni 2012 Juli 2012

I Tahap Persiapan :

1. Membuat proposl tugas akhir. 2. Menentukan tempat penelitian II Tahap Pelaksanaan :

1. Mengajukan outline dan proposal tugas akhir 2. Meminta surat pengantar

ke Perusahaan

3. Penelitian di Perusahaan Bimbingan tugas akhir III Tahap Pelaporan :

1. Menyiapkan draft tugas akhir 2. Sidang tugas akhir

3. Revisi tugas akhir 4. Penyerahan tugas akhir


(22)

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1Kajian Pustaka

2.1.1 Anggaran Berbasis Kinerja 2.1.1.1 Pengertian Anggaran

Anggaran sebagai salah satu alat bantu manajemen memegang peranan cukup penting karena dengan anggaran manajemen dapat merencanakan, mengatur dan mengevaluasi jalannya suatu kegiatan. Menurut M. Nafarin (2007;11)mengemukakan bahwa anggaran adalah :

”Suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program

-program yang telah ditetapkan.”

Anggaran merupakan rencana kerja suatu perusahaan yang disusun dengan jangka waktu satu tahun berdasarkan program-program yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan suatu perusahaan. Sedangkan pengertian anggaran menurut National Committee on Governmental Accounting (NCGA), saat ini

Governmental Accounting Standart Boards (GASB), definisi anggaran sebagai berikut :

”Rencana operasi keuangan yang mencakup estimasi pengeluaran yang

diusulkan, dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya

dalam periode waktu tertentu.”

Anggaran merupakan rincian kegiatan perolehan dan penggunaan sumber-sumber yang dimiliki yang disusun secara formal yang dinyatakan dalam bentuk


(23)

11

satuan uang. Penyusunan anggaran merupakan tahapan awal dari sebuah organisasi atau perusahaan dalam membuat rencana-rencana kerja. Penyusunan anggaran adalah kegiatan jangka panjang yang ditetapkan dalam penyusunan program. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan perusahaan. 2. Data-data waktu yang lalu.

3. Kemungkinan perkembangan kondisi.

4. Pengetahuan tentang taktik, strategis pesaing dan gerak-gerik pesaing. 5. Kemungkinan adanya perubahan kebijaksanaan pemerintah.

6. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.

2.1.1.2 Pengertian Anggaran Sektor Publik

Sektor publik merupakan sutau wadah pemerintah untuk menghasilkan barang dan pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan publik dengan mengutamakan kesejahteraan masyarakat. Dalam menjalankan segala aktivitasnya sektor publik menyusun seluruh kegiatan dan program kerjanya dalam sebuah anggaran.

Menurut Mardiasmo (2005;69)dalammenyatakan bahwa:

”Anggaran sektor publik merupakan instrumen akuntabilitas atas

pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program dan dibiayai

dengan uang publik.”


(24)

12

”Anggaran publik akan berisi rencana kegiatan yang dipresentasikan

dalam bentuk rencana dan perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan

moneter.”

Dapat disimpulkan bahwa anggaran sektor publik berarti proses pelaksanaan program-program dalam bentuk pendapatan dan belanja yang dinyatakan dalam satuan moneter dan didanai dengan dengan uang masyarakat.

Anggaran sektor publik dibuat untuk menentukan tingkat kebutuhan masyarakat, seperti listrik, air bersih, kualitas kesehatan, pendidikan dan sebagainya agar terjamin secara layak. Tingkat kesejahteraan masyarakat dipengaruhi oleh keputusan yang diambil oleh pemerintah melalui anggaran yang mereka buat. Anggaran merupakan managerial plan for action untuk memfasilitasi tercapainya tujuan organisasi. Untuk itu anggaran sektor publik harus mencakup aspek perencanaan, aspek pengendalian dan aspek akuntabilitas publik (Mulyadi 2008:5).

Pemerintah menggunakan anggaran sebagai alat untuk merancang program kerja atau langkah-langkah yang akan dilakukan setiapa aktivitas dapat terarah dan terkontrol dengan baik. Anggaran sektor publik menjadi kendali dan tolok ukur untuk setiap aktivitas yang dilkukan. Menurut National Committee on Governmental Accounting (NCGA), dikemukakan bahwa anggaran sektor publik memiliki beberapa fungsi utama yaitu sebagai berikut:

1. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja.

2. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan di masa mendatang.


(25)

13

3. Anggaran sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit kerja dan mekanisme kerja antara antasan dan bawahan.

4. Anggaran sebagai alat pengendalian unit kerja.

5. Anggaran merupakan alat motivasi dan persuasi tindakan efektif dan efisien dalam mencapai visi organisasi.

6. Anggaran merupakan instrumen politik.

7. Anngaran merupakan instrumen kebijakan fiskal.

Prinsip-prinsip anggaran sektor publik menurut National Committee on Governmental Accounting (NCGA) sebagai berikut:

1. Otorisasi oleh legislatif adalah:

Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari legislatif terlebih dahulu sebelum eksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut. 2. Komprehensif adalah:

Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Oleh karena itu, adanya dana non budgetair pada dasarnya menyalahi prinsip anggaran yang bersifat komprehensif.

3. Keutuhan anggaran adalah:

Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam dana umum.

4. Nondiscretionary Appropriation adalah:

Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus termanfaatkan secara ekonomis, efisien dan efektif.


(26)

14

5. Periodik adalah:

Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, bisa bersifat tahunan maupun multi tahunan.

6. Akurat adalah:

Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi, yang dapat dijadikan sebagai kantong-kantong pemborosan dan in efisiensi anggaran serta dapat mengakibatkan munculnya

understimate pendapatan dan over estimate pengeluaran. 7. Jelas adalah:

Anggaran hendaknya sederhana, dapat difahami masyarakat dan tidak membingungkan.

8. Diketahui publik adalah:

Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.

Melalui proses penyusunan anggarannya dapat membantu pemerintah dalam merealisasikan rencana keuangannya baik itu rencana penerimaan maupun rencana pengeluarannya, sehingga dapat terkontrol dan terkoordinasi dan tidak terjadi pemborosan disetiap unit.

Sistem anggaran sektor publik dalam perkembangannya telah menjadi instrumen kebijakan multi-fungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. Hal tersebut terutama tercermin pada komposisi dan besarnya anggaran yang secara langsung merefleksikan arah dan tujuan pelayanan masyarakat yang diharapkan. Anggaran sebagai alat perencanaan kegiatan publik yang dinyatakan dalam satuan moneter sekaligus dapat digunakan sebagai alat


(27)

15

pengendalian. Agar fungsi perencanaan dan pengawasan dapat berjalan dengan baik, maka sistem anggaran serta pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran harus dilakukan dengan cermat. Sebagai sebuah sistem, perencanaan anggaran sektor publik telah mengalami banyak perkembangan. Sistem perencanaan anggaran publik berkembang dan berubah sesuai dengan dinamika perkembangan manajemen sektor publik dan perkembangan tuntutan yang muncul di masyarakat. Pada dasarnya terdapat beberapa jenis pendekatan dalam perencanaan dan penyusunan anggaran sektor publik. Secara garis besar terdapat dua pendekatan utama yang memiliki perbedaan mendasar. Menurut Donsantoso (Artikel Ekonomi 2009) kedua pendekatan tersebut adalah:

1. Anggaran tradisional.

Anggaran tradisional merupakan pendekatan yang paling banyak digunakan di negara berkembang dewasa ini. Terdapat dua ciri utama dalam pendekatan ini, yaitu: (a) cara penyusunan anggaran yang didasarkan atas pendekatan incrementalism dan (b) struktur dan susunan anggaran yang besifat line-item.

a. Cara penyusunan anggaran yang didasarkan atas pendekatan (incrementalism)

Penekanan dan tujuan utama pendekatan tradisional adalah pada pengawasan dan pertanggungjawaban yang terpusat. Anggaran tradisional bersifat incrementalism, yaitu hanya menambah atau mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran yang sudah ada sebelumnya dengan menggunakan data tahun sebelumnya sebagai


(28)

16

dasar untuk menyesuaikan besarnya penambahan atau pengurangan tanpa dilakukan kajian yang mendalam.

b. Struktur dan susunan anggaran yang bersifat line-item

Penekanan dan tujuan utama pendekatan tradisional adalah pada pengawasan dan pertanggungjawaban yang terpusat. Anggaran tradisional bersifat incrementalism, yaitu hanya menambah atau mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran yang sudah ada sebelumnya dengan menggunakan data tahun sebelumnya sebagai dasar untuk menyesuaikan besarnya penambahan atau pengurangan tanpa dilakukan kajian yang mendalam.

2. Pendekatan baru yang sering dikenal dengan pendekatan New Public Management.

Sejak pertengahan tahun 1980-an telah terjadi perubahan manajemen sektor publik yang cukup drastis dari sistem manajemen tradisional yang terkesan kaku, birokratis, dan hierarkis menjadi model manajemen sektor publik yang fleksibel dan lebih mengakomodasi pasar. Perubahan tersebut bukan sekedar perubahan kecil dan sederhana. Perubahan tersebut telah mengubah peran pemerintah terutama dalam hal hubungan antara pemerintah dengan masyarakat. Paradigma baru yang muncul dalam manajemen sektor publik tersebut adalah pendekatan New Public Management.

New Public Management berfokus pada manajemen sektor publik yang berorientasi pada kinerja, bukan berorientasi kebijakan. Penggunaan


(29)

17

paradigma New Public Management tersebut menimbulkan beberapa konsekuensi bagi pemerintah di antaranya adalah tuntutan untuk melakukan efisiensi, pemangkasan biaya dan kompetisi tender.

2.1.1.3 Pengertian Kinerja

Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang dimainkannya dalam mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Menurut Srimindarti (2006:34) menjelaskan pengertian kinerja adalah sebagai berikut:

“Kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.”

Pengertian kinerja menurut Mangkunegara (2007:65) adalah sebagai berikut:

“Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.”

Kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kerja kelompok personel. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personel di dalam organisasi.

Deskripsi dari kinerja menyangkut tiga komponen penting, yaitu: tujuan, ukuran dan penilaian. Penentuan tujuan dari setiap unit organisasi merupakan


(30)

18

strategi untuk meningkatkan kinerja. Tujuan ini akan memberi arah dan memengaruhi bagaimana seharusnya perilaku kerja yang diharapkan organisasi terhadap setiap personel. Walaupun demikian, penentuan tujuan saja tidaklah cukup, sebab itu dibutuhkan ukuran, apakah seseorang telah mencapai kinerja yang diharapkan. Untuk kuantitatif dan kualitatif standar kinerja untuk setiap tugas dan jabatan memegang peranan penting.

2.1.1.4 Pengertian Anggaran Berbasis Kinerja

Dengan adanya reformasi sektor publik yang salah satunya ditandai dengan munculnya era New Public Management telah membantu pemerintah dalam memperbaiki kinerjanya program yang akan dijalankan. Salah satunya yaitu dengan penyusunan anggaran dengan pendekatan kinerja. Menurut Sony Yuwono, dkk (2005;34) menjelaskan mengenai pengertian mengenai anggaran berbasis kinerja adalah sebagai berikut :

“Sistem anggaran yang lebih menekankan pada pendayagunaan dana yang tersedia untuk mencapai hasil yang optimal.”

Pengertian menurut pandangan Goverment Performance Result Act

(GPRA) Tahun 1994 seperti yang dikutip oleh Sony Yuwono, dkk (2005;35) adalah sebagai berikut :

“Perfomance Budgeting is a systematic approach to help goverment

become more responsive to the taxpaying public by linking program funding to performance and production.”

Anggaran berbasis kinerja disusun berdasarkan pada hasil yang ingin dicapai dengan mendayagunakan yang dimiliki akan tercapai dengan lebih


(31)

19

optimal. Sedangkan menurut Mahmudi (2007;158) dijelaskan mengenai pengertian anggaran berbasis kinerja yaitu :

“Sistem yang mencakup kegiatan penyusunan dan tolak ukur kinerja sebagai instrumen untuk mencapai tujuan dan sasaran program.”

Anggaran berbasis kinerja merupakan sebuah sistem perencanaan program yang akan dilakukan pemerintah dengan menetapkan tolok ukur kinerja sebagai pembanding dalam mencapai tujuan. Anggaran berbasis kinerja ini disusun untuk membantu pemerintah dalam melakukan koordinasi setiap kegiatan. Anggaran berbasis kinerja disusun untuk mengatasi berbagai kelemahan yang terdapat dalam sistem anggaran tradisional, khususnya kelemahan yang disebakan oleh tidak adanya tolok ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan publik.

2.1.1.5 Karakteristik Anggaran Berbasis Kinerja

Karakteristik anggaran berbasis kinerja menurut Deddi Nordiawan (2007;58)adalah sebagai berikut :

1. Mengklasifikasikan akun-akun dalam anggaran berdasarkan fungsi dan aktivitas dan juga berdasarkan unit organisasi dan rincian belanja.

2. Menyelidiki dan mengkur aktifitas guna mendapatkan efisiensi maksimum dan untuk mendapatkan standar biaya.

3. Mendasarkan anggaran untuk periode yang akan datang pada biaya perunit standar dikalikan dengan jumlah unit aktivitas yang

diperkirakan harus dilakukan pada periode tertentu.”

Anggaran berbasis kinerja melakukan pengklasifikasian akun-akun dalam setiap anggaran berdasarkan fungsi dan aktivitasnya, mengukur seluruh aktivitasnya dengan menggunakan standar biaya untuk memperoleh efisiensi yang maksimal yang anggaran yang disusun berdasarkan pada perkiraan biaya perunit


(32)

20

standar dikalikan dengan jumlah unit aktivitas yang akan dilakukan dalam periode tersebut.

2.1.1.6 Tahap Penyususnan Anggaran Berbasis Kinerja

Penganggaran berbasis kinerja merupakan penyusunan yang dilakukan dengan memperhatikan antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan, termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut. Berdasarkan Pasal 7 PP Nomor 21 Tahun 2004 kementrian negara/lembaga diharuskan menysun anggaran dengan mengacu kepada indikator kinerja, standar biaya dan evaluasi kinerja.

Anggaran berbasis kinerja sebagai suatu organisasi dalam memperoleh hasil yang maksimal, dimana seluruh aktivitas yang akan dilakukan harus selalu dalam kerangka tujuan yang ditetapkan serta dalam jangka panjang dapat mewujudkan strategi yang dimiliki. Oleh karena itu, suatu anggaran yang akan didisain dan disusun harus harus mampu menjadi panduan yang baik bagi pelaksanaan aktivitas yang akan dilakukan oleh organisasi sesuai dengan tujuan dan strategi yang telah ditetapkan. Untuk mewujudkan hal tersebut, dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja harus melalui beberapa tahap penyusunan seperti yang dikemukakan oleh Deddi Nordiawan (2007; 79-83) berikut ini:

“1. Penetapan Strategi Organisasi (Visi dan Misi)

2. Pembuatan Tujuan 3. Penetapan Aktivitas


(33)

21

Adapun penjelasan dari kutipan diatas adalah sebagai berikut : 1. Penetapan strategi organisasi (visi dan misi)

Visi dan misi adalah sebuah cara pandang yang jauh ke depan yang memberi gambaran tentang suatu kondisi yang harus dicapai oleh suatu organisasi. Dari sudut pandang lain visi dan misi organisasi dapat :

a. Mencerminkan apa yang ingin dicapai

b. Memberikan arah dan fokus strategi yang jelas

c. Menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategis d. Memiliki orientasi masa depan

e. Memerlukan seluruh unsur organisasi

f. Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi. 2. Pembuatan tujuan

Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai dalam kurun waktu satu tahun atau disebut juga dengan tujuan operasional. Tujuan operasional merupakan turunan dari visi dan misi organisasi, oleh karena itu tujuan operasional harus menjadi dasar untuk alokasi sumber daya yang dimiliki, mengelola aktivitas harian, serta pemberian penghargaan (reward) dan hukuman (punishment). Sebuah tujuan operasional yang baik harus mempunyai karakteristik berikut ini :

a. Mempersetansikan hasil bukan keluaran.

b. Dapat diukur, untuk mengetahui hasil akhir yang diharapkan telah dicapai. c. Dapat diukur dalam jagka pendek agar dapat dilakukan tindakan koreksi. d. Tepat, artinya tujuan tersebut memberikan peluang kecil untuk


(34)

22

3. Penetapan aktivitas

Aktivitas dipilih berdasarkan strategi organisasi dan tujuan operasional yang telah ditetapkan. Organisasi kemudian membuat sebuah unit atau peket keputusan yang berisi beberapa alternatif keputusan atas setiap aktivitas. Alternatif keputusan tersebut menjadi identitas dan penjelasan bagi aktivitas yang bersangkutan. Secara umum alternatif keputusan berisi komponen sebagai berikut: a) Tujuan aktivitas, dinyatakan dalam suatu cara yang membuat tujuan yang

diharapkan menjadi jelas.

b) Alternatif aktivitas atau alat untuk mencapai tujuan yang sama dan alasan mengapa alternatif-alternatif tersebut ditolak.

c) Konsekuensi dari tidak dilakukannya aktivitas tersebut.

d) Input, kuantitas atau unit pelayanan yang disediakan (output) dan hasil (outcome) pada beberapa tingkat pendanaan.

4. Evaluasi dan pengambilan keputusan

Setelah pengajuan anggaran disiapkan langkah selanjutnya (penelaahan dan dan penentuan peringkat). Proses ini dapat dilakukan dengan standar baku yang ditetapkan oleh organisasi ataupun dengan memberikan kriteria dalam menentukan peringkat. Tekhnisnya, alternatif keputusan dari setiap aktivitas program yang direncanakan digabungkan dalam satu tabel dan diurutkan berdasarkan priorotasnya.

Penganggaran merupakan proses penerjemahan rencana aktivitas kedalam rencana keuangan. Perencanaan aspek kegiatan selalu diawali dengan bagaimana menjabarkan visi/misi dan strategi ke dalam berbagai tema tujuan strategi hingga


(35)

23

ke dimensi aktivitas. Pada tahap pelaksanaan dan pengendalian aspek strategis akan mengndalikan arah organisasi melalui analisis laporan kinerja, baik strategis maupun opersional dari berbagai lapisan manajemen.

Anggaran yang sudah disahkan merupakan kesanggupan atau komitmen manajemen untuk melaksanakan rencana seperti yang tercantum dalam anggaran tersebut.

2.1.1.7 Keunggulan dan Kelemahan Anggaran Berbasis Kinerja

Anggaran berbasis kinerja merupakan bagian dari New Public Management yang merupakan penyempurnaan dari anggaran tradisional, dimana anggaran dengan pendekatan kinerja disusun untuk mengatasi berbagai kekurangan yang disebabkan oleh tidak adanya tolok ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran publik.

Meskipun demikian, anggaran kinerja di susun sebagai dasar penyempurnaan anggaran tradisional tidak akan terlepas dari adanya kelebihan dan kekurangan. Menurut Dedi Nordiawan (2007) dijelaskan bahwa kelebihan dan kekurangan dari kinerja ini adalah sebagai berikut:

a. Keunggulan dari penggunaan anggaran berbasis kinerja adalah:

Penenkanan pada dimasukannya deskripsi secara negatif dari setiap aktivitas di setiap anggaran yang diajukan.

1. Anggaran disusun berdasarkan aktivitas yang di dukung oleh estimasi biaya dan pencapaian yang di ukur secara kuantitatif.


(36)

24

3. Anggaran kinerja memasyarakatkan adanya data-data kinerja memungkinkan legislatif untuk menambah atau mengurangi dari jumlah yang diminta dalam fungsi dan aktivitas tertentu.

4. Menyediakan pada eksekutip pengendalian yang lebih terhadap bawahannya.

5. Anggaran kinerja menekankan aktivitas yang memakai anggaran daripada berapa jumlah anggaran yang terpakai.

b. Kelemahan dari anggaran berbasis kinerja adalah sebagai berikut:

1. Hanya sedikit dari pemerintah pusat dan daerah yang memiliki staf anggaran atau akuntansi yang memiliki kemampuan memadai untuk mengidentifikasi unit pengukuran dan melaksanakan analisis biaya. 2. Banyak jasa dan aktifitas pemerintah telah secara khusus dibuat

dengan dasar anggaran yang dikeluarkan (cashbasis)

3. Kadang kala, aktivitas diukur biaya secara detail dan dilakukan pengukuran secara detail lainnya tanpa adanya pertimbangan memadai yang diperlukan pada perlu atau tidaknya aktivitas itu sendiri.

2.2Kerangka Pemikiran

Pemerintah sebagai lembaga eksekutif yang diberi mandat oleh rakyat untuk mengatur dan mengurus rumah tangga Negara berkewajiban untuk menjalankannya dengan baik. Dalam menjalankan mandatnya, Pemerintah manyusun program-program dan rencana kerja yang akan dilaksanakan dalam periode satu tahun. Penyusunan program dan rencana kerja ini dilakukan supaya


(37)

25

kegiatan dan aktivitas pemerintah terstruktur dan terkoordinasi sehingga hasil akhir dapat dikontrol, dievaluasi dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Program dan rencana kerja yang disusun oleh pemerintah lebih dikenal dengan istilah anggaran.

Menurut Mardiasmo (2005:61) mendefinisikan anggaran sebagai berikut

“Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak

dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan penganggaran adalah proses atau metode untuk

mempersiapkan auatu anggaran.”

Sedangkan menurut Deddi Nordiawan, dkk (2007;20) mendefinisikan anggaran sebagai berikut :

“Sebuah rencana finansial yang menyatakan :

1. Rencana-rencana organisasi untuk melayani masyarakat atau aktivitas lain yang dapat mengembangkan kapasitas organisasi dalam pelayanan. 2. Estimasi besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam merealisasikan

rencana tersebut.

3. Perkiraan sumber-sumber yang akan menghasilkan pemasukan serta

seberapa besar pemasukan tersebut.”

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan perencanaan yang dikembangkan untuk dapat mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai dan sesuai dengan tanggungjawabnya kepada publik, sehingga anggaran berbasis kinerja akan menjadi jawaban untuk digunakan sebagai alat ukur dan tanggung jawab kinerja pemerintah.

Menurut Sony Yuwono, dkk (2005;30-32) bahwa fungsi anggaran adalah sebagai berikut:

“ 1. Fungsi Perencanaan

2. Fungsi Koordinasi dan Komunikasi 3. Fungsi Motivasi


(38)

26

5. Fungsi Pembelajaran.”

Berbagai variasi dari penganggaran pemerintah dikembangkan untuk melayani berbagai tujuan termasuk guna pengendalian keuangan dan kinerja, rencana manajemen, prioritas dari penggunaan dana dan pertanggungjawaban kepada publik, sehingga penganggaran berbasis kinerja diantaranya menjadi jawaban untuk digunakan sebagai alat ukur dan tanggungjawab kinerja Pemerintah.

Penyusunan anggaran yang ditetapkan pada intansi pemerintah di Indonesia berdasarkan Undang-undang No. 17 Tahun 2003 adalah anggaran berdasarkan pendekatan kinerja yang mulai diterapkan secara bertahap mulai tahun anggaran 2005.

Menurut Mardiasmo (2005;84) mendefinisikan anggaran berbasis kinerja sebagai berikut:

“Suatu sistem yang mencakup kegiatan penyusunan program dan tolok

ukur kinerja sebagai instrumen untuk mencapai tujuan dan sasaran

program.”

Anggaran sektor publik dalam proses penyusunannya tidak jauh berbeda dengan anggaran sektor swasta, hanya saja pada sektor publik pada proses penyusunannya dipenuhi oleh nuansa politik yang tinggi dan harus diinformasikan kepada publik untuk dikritik, didiskusikan dan diberi masukan.


(39)

27

Menurut Mardiasmo (2005;61) dijelaskan bahwa :

“Anggaran sektor publik merupakan instrumen akuntabilitas atas

pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang

dibiayai.”

Penyusunan anggaran menjamin tingkat keberhasilan program, baik disisii eksekutif maupun legislatif. Oleh karena itu, untuk mendapatkan sebuah anggaran kinerja yang baik dan menyeluruh maka dalam proses awal penyusunan anggaran kinerja harus dilakukan sesuai dengan tahap-tahap penyusunan anggaran kinerja sehingga arah dan tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik.

Anggaran berbasis kinerja berkaitan erat dengan visi dan misi serta rencana strategis menjadi acuan utama, dengan demikian misi dan rencana strategis harus dirinci untuk menghasilkan program, sub program, serta proyek yang relevan dengan tujuan jangka panjang. Melalui proses anggaran kinerja ini, Pemerintah dapat :

1. Mengidentifikasi output dan outcome yang dihasilkan oleh program dan pelayanan mereka.

2. Menetapkan target pencapaian output dan outcome.

3. Mengaitkan biaya dengan hasil yang diinginkan dan proses perencanaan strategis.

Anggaran kinerja akan dibuat berdasarkan Renstra (Rencana Strategi) yang telah disepakati bersama antara Kepala Daerah dengan DPRD. Renstra akan menguraikan strategi dan prioritas program serta mencerminkan visi dan misi Walikota atau Bupati. Anggaran harus bisa merencanakan penganggarannya


(40)

28

berdasarkan tugas pokok dan fungsi, tingkat prioritas tiap pekerjaan, tujuan dan sasaran tertentu yang disertai dengan indikator penilaian yang jelas dan dapat diukur sehingga dapat diukur tingkat efisiensi dan efektivitas dari tiap pelayanan. Dengan anggaran kinerja akan terlihat hubungan yang jelas antara input, output, dan outcome yang akan mendukung terciptanya sistem pemerintahan yang baik.

Kinerja Pemerintah Daerah dapat diukur melaui evaluasi terhadap pelaksanaan APBD. APBD digunakan sebagi alat untuk menentukan besarnya pendapatan dan pengeluaran, membantu pengambilan keputusan dan perencanaan pembangunan, otorisasi pengeluaran di masa yang akan datang, sumber pengemangan ukuran-ukuran standar untuk evaluasi kinerja, alat untuk memotivasi para pegawai dan alat koordinasi bagi semua aktivitas dari berbagai unit kerja. Jika kita dapat mengukur, dapat mengawasi, mengatur dan memperbaikinya maka sistem pengukuran kinerja yang efektif dapat memberikan umpan balik bagi para pengelola dan para pembuat keputusan untuk meningkatkan pelayanan pemerintah yang berkelanjutan.

Pengukuran kinerja adalah suatu sasaran dan proses yang sistematis untuk mengumpulkan, menganalisa, dan menggunakan informasi serta menentukan efisiensi dan efektivitas tugas-tugas Pemerintah Daerah serta pencapaian sasaran. Pengukuran dan kinerja merupakan ukuran tentang apa yang dianggap penting oleh suatu organisasi dan seberapa baik kinerjanya.

Sistem pengukuran kinerja yang baik dapat menggerakan organisasi kearah yang positif, dan menghindari organisasi menyimpang jauh. Selanjutnya Pemerintah Daerah sebagai pihak yang diserahi tugas menjalankan roda


(41)

29

pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat perlu menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan daerahnya untuk dinilai apakah Pemerintah Daerah berhasil menjalankan tugasnya dengan baik atau tidak.

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional

1. Penetapan Strategi Organisasi (Visi dan Misi)

2. Pembuatan Tujuan 3. Penetapan Aktivitas 4. Evaluasi dan Pengambilan

Keputusan Dikeluarkannya Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah daerah dan Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah.

Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat sebagai

Instansi Pemerintah

Penyusunan anggaran berbasis kinerja


(42)

60

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah melakukan penelitian dan analisa mengenai penyusunan anggaran berbasis kinerja di Balai Pelatihan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, maka pada bab ini penulis berkesimpulan bahwa:

1. Proses penyusunan anggaran berbasis kinerja pada Balai Pelatihan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah sesuai dengan Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah daerah, Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah dan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional.

2. Hambatan – hambatan yang terjadi dalam penyusunan anggran berbasis kinerja dibalai pelatihan pendidikan dan tenaga kependidikan pendidikan kejuruan dinas pendidikan provinsi jawa barat dapat diatasi hal ini dikarenakan proses perencanaan sampai dengan anggaran berbasis kinerja telah disahkan. Untuk itu alangkah lebih baik jika Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat perlu memperketat tujuan – tujuan dan kegiatan - kegiatan yang akan dilaksanakan dan setiap individu-individu yang bertanggungjawab dalam pencapaian tujuan.


(43)

61

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan diatas, maka penulis ingin memberikan saran yang diharapkan dapat dijadikan suatu masukan untuk Balai Pelatihan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut:

1. Sebaiknya dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja itu semua unit yang ada di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat harus dilibatkan mulai dari perencanaan sampai dengan anggaran berbasis kinerja tersebut disahkan. 2. Seharusnya unit-unit kerja tersebut tidak hanya dilibatkan dalam proses

peramalan atau hanya di ikut sertakan dalam peroses penyusunan anggaran saja, supaya anggaran berbasis kinerja yang dihasilkan akan memenuhi sasaran yang tepat.


(44)

62

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra, 2006a, Sistem Perencanaan dan Penganggaran Pemerintahan Daerah

Dedi Nordiawan dkk, 2007. Akuntansi Pemerintahan , Jakarta : Salemba Empat. Husein umar 2008 metode penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis jakarta pt

rajagrafindo persada

Jonathan, Sarwono, Eli. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

Yogyakarta :Graha Ilmu

Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Publisher Mulyadi 2008 sistem akuntansi cetakan keempat jakarta selemba empat M. Nafarin. 2007. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat

Sony Yuwono., Tengku Agus Indrajaya., Hariyandi., 2005, Penganggaran Sektor Publik, Malang: Bayumedia Publishing

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta: Bandung

Srimindarti,Ceacilia.2006. Balance Scorecard Sebagai Alternatif Untuk Mengukur Kinerja. Fokus Ekonomi, Vol. 3 No. 1


(45)

73

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Agan Sofian Hakim

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 12 September 1991

Alamat : Kampung Pangkalan No 41 rt 03/10 Desa

Sariwangi Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung

Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam

Telepon/HP : (022) 2019234 / 085721104997 Email : agansofian@yahoo.com

Data Pendidikan

Pendidikan Formal

NO. JENJANG PENDIDIKAN PERIODE

1. SDN Jeungjingrigil I 1997 – 2003 2. SMPN 26 Bandung 2003 – 2006 3. SMAN 1 Parongpong 2006 – 2009 4. Universitas Komputer Indonesia 2009 - 2012

Data Organisasi

No. ORGANISASI KETERANGAN PERIODE

1. Pramuka Anggota 2000 – 2003 2. Karang Taruna Bendahara 2005 – 2008


(1)

berdasarkan tugas pokok dan fungsi, tingkat prioritas tiap pekerjaan, tujuan dan sasaran tertentu yang disertai dengan indikator penilaian yang jelas dan dapat diukur sehingga dapat diukur tingkat efisiensi dan efektivitas dari tiap pelayanan. Dengan anggaran kinerja akan terlihat hubungan yang jelas antara input, output, dan outcome yang akan mendukung terciptanya sistem pemerintahan yang baik.

Kinerja Pemerintah Daerah dapat diukur melaui evaluasi terhadap pelaksanaan APBD. APBD digunakan sebagi alat untuk menentukan besarnya pendapatan dan pengeluaran, membantu pengambilan keputusan dan perencanaan pembangunan, otorisasi pengeluaran di masa yang akan datang, sumber pengemangan ukuran-ukuran standar untuk evaluasi kinerja, alat untuk memotivasi para pegawai dan alat koordinasi bagi semua aktivitas dari berbagai unit kerja. Jika kita dapat mengukur, dapat mengawasi, mengatur dan memperbaikinya maka sistem pengukuran kinerja yang efektif dapat memberikan umpan balik bagi para pengelola dan para pembuat keputusan untuk meningkatkan pelayanan pemerintah yang berkelanjutan.

Pengukuran kinerja adalah suatu sasaran dan proses yang sistematis untuk mengumpulkan, menganalisa, dan menggunakan informasi serta menentukan efisiensi dan efektivitas tugas-tugas Pemerintah Daerah serta pencapaian sasaran. Pengukuran dan kinerja merupakan ukuran tentang apa yang dianggap penting oleh suatu organisasi dan seberapa baik kinerjanya.

Sistem pengukuran kinerja yang baik dapat menggerakan organisasi kearah yang positif, dan menghindari organisasi menyimpang jauh. Selanjutnya Pemerintah Daerah sebagai pihak yang diserahi tugas menjalankan roda


(2)

29

pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat perlu menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan daerahnya untuk dinilai apakah Pemerintah Daerah berhasil menjalankan tugasnya dengan baik atau tidak.

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional

1. Penetapan Strategi Organisasi (Visi dan Misi)

2. Pembuatan Tujuan 3. Penetapan Aktivitas 4. Evaluasi dan Pengambilan

Keputusan Dikeluarkannya Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah daerah dan Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah.

Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat sebagai

Instansi Pemerintah

Penyusunan anggaran berbasis kinerja


(3)

60

5.1 Simpulan

Setelah melakukan penelitian dan analisa mengenai penyusunan anggaran berbasis kinerja di Balai Pelatihan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, maka pada bab ini penulis berkesimpulan bahwa:

1. Proses penyusunan anggaran berbasis kinerja pada Balai Pelatihan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah sesuai dengan Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah daerah, Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah dan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional.

2. Hambatan – hambatan yang terjadi dalam penyusunan anggran berbasis kinerja dibalai pelatihan pendidikan dan tenaga kependidikan pendidikan kejuruan dinas pendidikan provinsi jawa barat dapat diatasi hal ini dikarenakan proses perencanaan sampai dengan anggaran berbasis kinerja telah disahkan. Untuk itu alangkah lebih baik jika Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat perlu memperketat tujuan – tujuan dan kegiatan - kegiatan yang akan dilaksanakan dan setiap individu-individu yang bertanggungjawab dalam pencapaian tujuan.


(4)

61

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan diatas, maka penulis ingin memberikan saran yang diharapkan dapat dijadikan suatu masukan untuk Balai Pelatihan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut:

1. Sebaiknya dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja itu semua unit yang ada di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat harus dilibatkan mulai dari perencanaan sampai dengan anggaran berbasis kinerja tersebut disahkan. 2. Seharusnya unit-unit kerja tersebut tidak hanya dilibatkan dalam proses

peramalan atau hanya di ikut sertakan dalam peroses penyusunan anggaran saja, supaya anggaran berbasis kinerja yang dihasilkan akan memenuhi sasaran yang tepat.


(5)

62 Daerah

Dedi Nordiawan dkk, 2007. Akuntansi Pemerintahan , Jakarta : Salemba Empat. Husein umar 2008 metode penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis jakarta pt

rajagrafindo persada

Jonathan, Sarwono, Eli. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta :Graha Ilmu

Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Publisher Mulyadi 2008 sistem akuntansi cetakan keempat jakarta selemba empat M. Nafarin. 2007. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat

Sony Yuwono., Tengku Agus Indrajaya., Hariyandi., 2005, Penganggaran Sektor Publik, Malang: Bayumedia Publishing

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta: Bandung

Srimindarti,Ceacilia.2006. Balance Scorecard Sebagai Alternatif Untuk Mengukur Kinerja. Fokus Ekonomi, Vol. 3 No. 1


(6)

73

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Agan Sofian Hakim

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 12 September 1991

Alamat : Kampung Pangkalan No 41 rt 03/10 Desa

Sariwangi Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Telepon/HP : (022) 2019234 / 085721104997

Email : agansofian@yahoo.com

Data Pendidikan Pendidikan Formal

NO. JENJANG PENDIDIKAN PERIODE

1. SDN Jeungjingrigil I 1997 – 2003

2. SMPN 26 Bandung 2003 – 2006

3. SMAN 1 Parongpong 2006 – 2009

4. Universitas Komputer Indonesia 2009 - 2012

Data Organisasi

No. ORGANISASI KETERANGAN PERIODE

1. Pramuka Anggota 2000 – 2003


Dokumen yang terkait

Sistem pengaturan dan pengawasan kegiatan pelatihan guru SMK denga bidang teknologi rekayasa di Balai Pelatihan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Kejuruan (BPPTKPK) Propinsi Jawa Barat berbasis web

0 9 77

Analisis Sistem Informasi Databse Di Jabatan Fungsional Instalasi Multimedia Di Balai Pelatihan Dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

1 16 61

Tinjauan Atas Prosedur Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran Pada Pemerintahan Provinsi Jawa Barat

0 5 1

Tinjauan Atas Prosedur Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran Pada Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat

1 8 1

Sistem Informasi Pengolahan Data Pelatihan Guru SMK Pada Balai Pelatihan Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Jawa Barat

0 9 64

Sistem Informasi Inventarisasi Barang di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Jawa Barat

0 17 103

Tinjauan Atas Penyusunan Anggaran Dan Realisasi APBD Pada Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat

0 8 59

STUDI TENTANG PENGELOLAAN PELATIHAN PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK: Studi Deskriptif di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

0 2 43

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI BALAI PELATIHAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN KEJURUAN (BPPTKPK) DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT.

0 2 50

PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN MENENGAH (SMASMK) DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH

0 0 8