PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI BALAI PELATIHAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN KEJURUAN (BPPTKPK) DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT.

(1)

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI

DI BALAI PELATIHAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN KEJURUAN (BPPTKPK)

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT SKRIPSI

Diajukkan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

Nita Rahayu

0901334

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI

DI BALAI PELATIHAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN KEJURUAN (BPPTKPK)

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

Oleh Nita Rahayu

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Administrasi Pendidikan

© Venty Oktaviana 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI NITA RAHAYU

0901334

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI BALAI PELATIHAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN KEJURUAN (BPPTKPK) DINAS

PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr.Hj. Aan Komariah, M.Pd NIP. 197005241994622001

Pembimbing II

Dr. Dedy Achmad Kurniady, M.Pd NIP. 197106092005011001

Mengetahui:

Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Endang Herawan, M.Pd NIP. 196008101986031001


(4)

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI BALAI PELATIHAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN KEJURUAN (BPPTKPK) DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

Oleh: Nita Rahayu Dr. Hj. Aan Komariah, M.Pd Dr. Dedy Achmad Kurniady, M.Pd

Abstrak

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empirik mengenai pengaruh budaya organisasi di Balai Pelatihan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Jawa Barat, motivasi kerja pengawai di BPPTKPK dan seberapa besar pengaruh dari budaya organisasi terhadap motivasi kerja pegawai di BPPTKPK. Metode yang digunakan penelitian ini adalah dengan metode deskritif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu berupa kuesioner yang ditujukan kepada seluruh pegawai negeri sipil di BPPTKPK yang berjumlah 47 orang. Pengolahan data menggunakan statistic non parametrik, yaitu Weighted Means Scored

(WMS), analisis korelasi, uji signifikasi, dan uji determinasi dengan menggunakan program SPSS for windows 16.0 dan

Microsoft excel 2007.

Berdasarkan hasil perhitungan kecenderungan rata-rata budaya organisasi sebesar 4,22 yang menunjukan bahwa variabel tersebut ada pada kategori sangat baik dan hasil perhitungan rata-rat motivasi kerja pegawai sebesar 4,30 yang menunjukan bahwa variabel tersebut berada pada kategori sangat baik. Analisis koefisiensi korelasi dengan menggunakan korelasi Nonparametrik Spearman Rho diperoleh koefisiensi sebesar 0,693 pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi kerja pegawai termasuk dalam kategori kuat. Koefisiensi determinasi variabel X (budaya organisasi) terhadap variavel Y (motivasi kerja pegawai) diperoleh hasil sebesar 48,02% sementara sisanya sebesar 51,98%dipengaruhi oleh faktor lain.

Penelitian ini dilakukan dikarnakan masih masih ditemukannya masalah dalam budaya organisasi diantaranya hak-hak pegawai yang kurang diperhatikan, kurangnya komunikasi baik vertikal maupun horizontal, lingkungan kerja yang kurang nyaman karena kurang disiplinnya para pegawai. Adapun saran dari penelitian ini yaitu meningkatkan disiplin kerja pegawai, mengetahui tugas, pokok dan fungsi dari pekerjaan masing-masing.

Kata Kunci: Budaya Organisasi, Motivasi Kerja Pegawai Abtract

Generally, this study aims to obtain empirical picture of the influence of organizational culture on Teachers Training Institute Workforce Education And Vocational Education ( BPPTKPK ) Education Department of West Java , servants working in BPPTKPK motivation and how big the influence of organizational culture on employee motivation in BPPTKPK . The research method used is descriptive method using a quantitative approach . Data collection tool used was a questionnaire addressed to all civil servants in BPPTKPK totaling 47 people . Processing data using non-parametric statistics , namely Weighted Means Scored ( WMS ) , correlation analysis , significance testing , and determination test using SPSS for Windows 16.0 and Microsoft Excel 2007 .

Based on the calculation of the average propensity organizational culture of 4.22 which indicates that the variable is in very good category and the average rat calculation of employee motivation of 4.30 which indicates that the variable is in the very good category . Correlation coefficient analysis using Nonparametric Spearman Rho correlation coefficient of 0.693 obtained influence of organizational culture on employee motivation included in the strong category . X variable coefficient of determination ( cultural organizations) to variable Y ( employee motivation ) obtained yield was 48.02 % , while the remaining 51.98 % is influenced by other factors .

This study was conducted because still found problems in the organizational culture of which the rights of employees who are not aware , the lack of communication both vertically and horizontally , uncomfortable working environment due to lack of discipline employees . The suggestion from this research that improve employee discipline , knowing their roles, responsibilities and functions of each job .


(5)

1 Nita Rahayu, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu investasi yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Dengan pendidikan, seseorang dapat memperoleh sejumlah pengetahuan dan keterampilan, untuk itu pembangunan bidang pendidikan bagian yang penting dalam rangka mengembangkan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia menuju masyarakat yang mandiri.

Salah satu masalah nasional yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini adalah penanganan terhadap rendahnya kualitas sumber daya manusia. Jumlah sumber daya manusia yang besar apabila didayagunakan secara efektif dan efisien akan bermanfaat untuk menunjang gerak lajunya pembangunan nasional yang berkelanjutan. Melimpahnya sumber daya manusia yang ada saat ini mengharuskan penggerak organisasi berfikir secara seksama yaitu bagaimana cara memanfaatkan sumber daya manusia secara optimal. Agar dimasyarakat tersedia sumber daya manusia yang handal, diperlukan pendidikan yang berkualitas, penyediaan berbagai fasilitas sosial, dan lapangan pekerjaan yang memadai. Persoalan yang ada adalah bagaimana menciptakan sumber daya manusia yang dapat menghasilkan kinerja yang optimal sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Produktivitas kerja merupakan tuntutan utama bagi perusahaan atau lembaga agar kelangsungan hidup atau operasionalnya terjamin. Individu dalam organisasi tentunya memiliki pedoman dalam tindakan. Tindakan tersebut pasti juga tertuju pada budaya organisasi. Budaya itu sendiri merupakan hal yang penting bagi organisasi atau lembaga, karena akan selalu berhubungan dengan keberlangsungan organisasi.


(6)

2

Budaya organisasi merupakan pola dasar dalam penyampaian dalam nilai-nilai, keyakinan, perilaku dan anggapan yang diperoleh dalam kurun waktu para anggota organisasi.Organisasi juga mempunyai kepribadian yang membedakan antara organisasi satu dengan organisasi yang lainnya.

Glaser et al ( jurnal Koesmono 2005:20) Budaya Organisasi seringkali digambarkan dalam arti yang dimiliki bersama. Pola-pola dari kepercayaan, simbol-simbol, ritual-ritual dan mitos-mitos yang berkembang dari waktu ke waktu dan berfungsi sebagai perekat yang menyatukan organisasi.Beraneka ragamnya bentuk organisasi atau perusahaan, tentunya mempunyai budaya yang berbede-beda hal ini wajar karena lingkungan organisasinya berbeda-beda pula.

Sedangkan menurut Robbins (2006:28), budaya organisasi merupakan suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi, dan merupakan suatu sistem makna bersama.

Mengingat budaya organisasi merupakan suatu kesepakantan bersama para anggota dalam suatu organisasi atau perusahaan sehingga mempermudah lahirnya kesepakatan yang lebih luas untuk kepentingan perorangan. Keutamaan budaya organisasi merupakan pengendali dan arah dalam bentuk sikap dan perilaku manusia yang melibatkan diri dalam suatu kegiatan organisasi. Secara individu maupun kelompok seseorang tidak akan terlepas dengan budaya organisasi dan pada umumnya mereka akan dipengaruhi oleh keanekaragaman sumber-sumber daya yang ada.

Budaya organisasi dapat dikatakan sebagai nilai-nilai dominan yang didukung oleh organisasi, falsafah yang menetukan kebijaksanaan organisasi terhadap pegawai dan pelanggan, cara pekerjaan diperlakukan ditempat itu dan asumsi atau kepercayaan dasar yang terdapat diantara anggota organisasi (Robbins, 2006:47)

nilai-nilai merupakan cara berfikir atau cara merespon seseorang terhadap lingkungannya, yang akan memberikan jawaban apakah suatu tindakan benar atau salah dan apakah perilaku di ajurkan atau tidak. Nilai-nilai tersebut mempengaruhi persepsi dan perilaku seseorang sehingga setiap masalah dalam


(7)

Nita Rahayu, 2013

Menurut Sondang P Siagian organisasi yaitu setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan, dalam ikatan nama terdapat seseorang/ beberapa orang yang disebut atasan dan seseorang/ sekelompok orang yang disebut bawahan.

Pernyataan diatas menunjukan bahwa organisasi merupakan interaksi kerjasama antara dua orang atau lebih guna mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. Tujuan bersama merupakan kesepakatan dari tujuan masing-masing individu yang ada dalam organisasi. Dan dalam upaya pencapaian tujuan bersama memerlukan pembagian peran dan fungsi pada tiap-tiap individu didalam sebuah organisasi.

Terkait dengan masalah budaya organisasi yang terlah dipaparkan diatas maka masalah motivasi kerja pegawai juga merupakan hal yang menarik untuk dikaji. Suatu organisasi baik organisasi besar maupun kecil tidak terlepas dari faktor manusia sebagai sumber daya manusia yang dimiliki lembaga. Budaya organisasi yang baik akan mendorong pegawai untuk lebih meningkatkan keterampilannya karena didukung oleh suasana kerja yang baik sehingga pegawai akan bekerja dengan maksimal. Budaya organisasi membentuk latar belakang yang berkaitan dengan lingkungan, kondisi kerja, sikap, perilaku, serta persepsi karyawan kepada organisasi dimana bekerja. Budaya organisasi adalah suatu sistem nilai yang menjadi pegangan bagi mereka yang terlibat di dalam suatu organisasi, yang dapat dijadikan sebagai faktor pembeda terhadap organisasi lainnya, selain menjadi acuan untuk mengendalikan perilaku organisasi dan perilaku anggota organisasi dalam interaksi antar anggota organisasi dan interaksi dengan organisasi yang lainnya. Sedangkan motivasi kerja adalah dorongan, upaya dan keinginan yang dan dalam diri manusia yang mengaktifkan tugas-tugas dalam lingkup pekerjaannya. Budaya orgasisasi yang sifatnya dapat dikelola dan berubah kemungkinan setiap individu mengubah perilaku lama menjadi perilaku baru dan budaya organisasi yang positif akan mendorong seseorang untuk termotivasi untuk bekerja dengan sebaik-baiknya.


(8)

4

Dengan demikian bahwa semakin kuat budaya organisasi di sebuah organisasi maka akan semakin kuat pula motivasi kerjanya.

Motivasi merupakan dorongan, rangsangan, pengaruh atau stimulus seorang individu ke individu lainnya, sehingga orang yang diberi motivasi tersebut mengikuti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional dan bertanggung jawab.

Menurut Siagian (2000:23), mendifinisikan motivasi kerja sebagai daya dorong bagi seseorang untuk memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya demi keberhasilan organisasi mencapai tujuan.

Pernyataan diatas menunjukan bahwa organisasi seorang pemimpin harus bisa memotivasi bahawanya agar bawahanya terdorong untuk berkontribusi langsung dalam setiap kegiatan yang diselengarankan perusahaan atau lembaga.

Dengan motivasi kerja yang tinggi akan berdampak pada keberhasilan kinerja organisasi secara keseluruhan. Dengan kata lain, membangun motivasi merupakan salah satu kunci untuk mencapai kinerja organisasi yang optimal. Untuk menumbuhkan motivasi kerja pegawai, perlu dikembangkan suatu organisasi yang kondusif.

Secara empirik, motivasi kerja pegawai dilingkungan Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dipengaruhi oleh tugas dan tanggung jawabnya. Mengingat beratnya tugas dan tanggung jawab di lembaga tersebut, perlu diupayakan budaya organisasi yang dapat mendukung dan memotivasi para pegawainya.

Adapun permasalahan yang terdapat di lingkungan BPPTKPK diantaranya yaitu budaya organisasi yang kurang baik seperti hak-hak pegawai yang kurang diperhatikan, kurangnya komunikasi baik secara vertical maupun horizontal, lingkungan kerja yang tidak nyaman dan tidak sehat karena kurang disiplinya para pegawai, dan penyelengaraan diklat di lembaga tersebut kurang berjalan dengan baik karena pihak lembaga menunggu dana cair dari pemerintah yang


(9)

Nita Rahayu, 2013

permasalahan yang terdapat dalam organisasi tersebut maka pegawai menjadi malas, bekerja sekehendak hati, kurangnya disiplin kerja, dan tidak berusaha bekerja lebih baik. Berdasarkan permasalahan yang timbul dilembaga BPPTKPK maka penciptaan budaya organisasi yang kuat akan memotivasi secara internal para pegawai untuk bekerja lebih produktif. Disamping itu dengan menerapkan budaya organisasi yang baik akan meningkatkan peluang yang besar bagi seluruh pegawai dalam mengembangkan potensi diri sehingga akan bekerja lebih baik, dengan budaya organisasi ini memberikan para karyawan suatu pemahaman yang jelas dari tugas yang diberikan oleh organisasi, mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku pegawai karena tingginya tingkat kebersamaan, dan budaya organisasi ini memberikaan kesetiaan dan komitmen.

Untuk membuktikan seberapa besar pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi kerja pegawai, penulis bermaksud melakukan penelitian ini dengan berjudul “Pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi kerja pegawai di

Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Organisasi merupakan satu wadah atau satu tempat bagi individu yang tergabung dan terikat dalam melaksanakan aktivitas yang berkaitan dengan pencapaian tujuan individu maupun tujuan organisasi. Dalam aktivitas organisasi, individu sebagai sumber daya organisasi menempati kedudukan yang lebih tinggi dan merupakan faktor yang sangat menentukan terhadap keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi. Penciptaan budaya organisasi yang kuat akan memotivasi secara internal para pegawai untuk bekerja lebih produktif. Disamping itu dengan menerapkan budaya organisasi yang baik akan meningkatkan peluang yang besar bagi seluruh pegawai dalam mengembangkan potensi diri


(10)

6

sehingga akan bekerja lebih baik, dengan budaya organisasi ini memberikan para karyawan suatu pemahaman yang jelas dari tugas yang diberikan oleh organisasi.

2. Perumusan Masalah

Mengacu kepada permasalahan pokok maka permasalahan penelitian secara rinci di jabarkan ke dalam pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran budaya organisasi di Balai Pelatihan Pendidik

dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat?

2. Bagaimana motivasi kerja pegawai di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat?

3. Seberapa besar pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi kerja pegawai di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah penelitian ini pun mempunyai tujuan agar mempunyai arah yang jelas dan tolak ukur keberhasilan yang bisa dijadikan pedoman, maka penelitian ini dikategorikn menjadi 2 tujuan, sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran dan informasi yang jelas dan akurat mengenai seberapa besar pengaruhbudaya organisasi terhadap motivasi kerja pegawai di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

2. Tujuan Khusus


(11)

Nita Rahayu, 2013

a. Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran yang jelas tentang kondisi budaya organisasi di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

b. Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran yang jelas tentang motivasi kerja pegawai di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

c. Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran yang jelas tentang sebarapa besar pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi kerja pegawai di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara konseptual hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan untuk mengembangkan teori-teori manajemen yang didasarkan pada upaya mengembangkan konsep budaya organisasi dan motivasi kinerja sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja sebagaimana yang dikehendaki pleh para ahli tentang konsep manajemen yang mengedepankan prinsip dan nilai-nilai organisasi secara utuh. Disamping itu hasil penelitian ini diharpkan dapat merumuskan konsep budaya organisasi dan motivasi kerja dalam organisasi yang dapat dijadikan landasan operasional bagi para pegawai.

2. Manfaat Praktis

Secara rinci hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak antara lain :

1. Bagi pihak lembaga

Dengan adanya penelitian ini diaharapkan dapat memberikan masukan yang berarti bagi staf dan pegawai dilapangan mengenai


(12)

8

budaya organisasi dalam meningkatkan motivasi pegawai. Selain itu juga diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan kontribusi bagi peningkatan motivasi pegawai.

2. Bagi peneliti

Penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pengembangan pola pikir peneliti, khususnya dalam upaya memahami budaya organisasi terhadap peningkatan motivasi kerja pegawai.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara atau suatu langkah yang ditempuh dalam mengumpulkan, mengorganisasikan, menganalisis serta menginterpretasikan data. Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang telah di rumuskan maka penelitian ini menggunakan metode deskritif dengan pendekatan kuatitatif yang di tunjang oleh studi kepustakaan.

a. Penelitian deskriptif adalah melaksanakan penelitian dengan cara menganalisis kejadian atau peristiwa yang terjadi sekarang sehingga mampu memberiakan gambaran mengenai hal-hal yang diteliti tersebut. b. Penelitian kuantitatif dilihat dari jenis datanya adalah penelitian yang

datanya bersifat numerik, yaitu data yang berhubungan dengan angka-angka.

c. Studi kepustakaan yaitu untuk memperoleh gambaran yang jelas sebagai landasan yang digunakan untuk menganalisis masalah yang diteliti, maka diperlukan studi kepustakaaan atau bibliografis, yaitu menelaah sejumlah bahan pustaka yang sesuai.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang isi skripsi ini, penulis sajikan uraian dari sistematika skripsi yang sudah ditetapkan berdasarkan Keputusan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia Nomor


(13)

Nita Rahayu, 2013

5032/UN40/HK/2012 yang dikemas dalam sebuah buku yang berjudul “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Tahun 2012” sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, Pendahuluan peneliti sajikan pada bagian pertama isi skripsi yang di dalamnya merupakan uraian dari Latar Belakang Masalah, Identifikasi dan Perumusan Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat/Signifikansi Penelitian, Metode Penelitian dan Struktur Organisasi Skripsi.

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis. Dalam bab ini berisi tentang, Landasan Teori yang menjadi dasar penelitian, Kerangka Pemikiran Penelitian dan Hipotesis Penelitian.

BAB III menguraikan mengenai Metode Penelitian. Dalam bab ini berisi tentang Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian, Desain dan Justifikasi Penelitian, Metode Penelitian dan Justifikasi Penggunaan Metode, Definisi Operasional, Instrument Penelitian, Proses Pengembangan Instrument Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Analisis Data.

BAB IV menguraikan mengenai Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini berisi mengenai Pengolahan/Analisis Data yang dapat dilakukan berdasarkan prosedur penelitian kuantitatif atau penelitian kualitatif. Dan Pembahasan/Analisis Temuan.

BAB V menguraikan mengenai Kesimpulan dan Saran. Bab ini berisi mengenai hasil kesimpulan penelitian dan saran yang diajukan bagi pihak terkait.


(14)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah tempat peneliti melakukan penelitian tentang pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi kerja pegawai. Penelitian ini dilakukan di Balai Pelatihan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang berlokasi di Jl. Pahlawan No 70 Bandung.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2006:90) yang mengemukakan bahwa, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi oleh peneliti adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang bekerja di Balai Pelatihan Tenaga Pendidik Dan Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Jumlah pegawai negri sipil (PNS) sebanyak 88 orang.

Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel tersebut, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi, maka sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili). Untuk mempermudah melakukan penelitian, peneliti memerlukan sampel


(15)

Nita Rahayu, 2013

penelitian yang merupakan bagian dari populasi. Menurut Sugiyono (2006:91), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan cluster sampling (area sampling). Teknik tersebut digunakan dalam penelitian ini karena populasi mempunyai anggota yang luas, terdiri dari beberapa bidang pekerjaan, antara lain bidang Pejabat Eselon III, Pejabat Eselon IV, Fungsional, Staf (tata usaha, perencanaan & evaluasi dan penyelenggaraan), Tenaga Harian Lepas, TKK, Keamanan dan Cleaning service. Namun karena jumlah populasi itu bersrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random sampling, adapun yang perlu dipastikan yaitu yang menjadi sampel dalam penelitian ini harus merupakan Pegawai Negeri Sipil yang bekerja dilingkungan Balai Pelatihan Tenaga Pendidik Dan Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Dengan perhitungan untuk menentukan ukuran sampel peneliti menggunakan rumus Taro Yamane dalam Akdon dan Hadi (2005:107) yaitu :

Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi

d2 = presisi yang ditetapkan

Dalam penelitian ini jumlah populasi sebanyak 62 orang dimasukan ke dalam rumus di atas dengan tingkat persisi yang ditetapkan yaitu 0.1%. Jadi dijabarkan sebagai berikut :


(16)

34

=

n = 46,8 = 47

B. Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat diperlukan perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Oleh karena itu dalam penelitian diperlukan desain penelitian. Pengertian desain penelitian menurut Nasution (2003:23) dijelaskan bahwa : “Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu”.

Dari pengertian di atas maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk menuntun dalam proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Adapun langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam melakukan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Peneliti mengumpulkan data-data dilapangan yang dapat menunjang proses penelitian.

2. Peneliti mencari teori-teori yang relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang variable yang akan diteliti.

3. Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan, maka selanjutnya peneliti membuat kerangka berfikir, dengan kerangka berfikir ini selanjutnya peneliti dapat menyusun hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah.

4. Setelah hipotesis diajukan, maka langkah berikutnya adalah menentukan bagaimana agar hipotesis tersebut dapat teruji secara empiric. Untuk itu diperlukan tahapan-tahapan seperti menetukan populasi dan sampel,


(17)

Nita Rahayu, 2013

menyusun instrument penelitian, teknik pengumpulan data, pengolahan data, dan menetukan teknik analisis data.

Adapun untuk menggambarkan hubungan kedua variabel dalam penelitian ini maka dapat dilihat dalam gambar desain penelitian dibawah ini :

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Budaya organisasi

(Variable X)

Motivasi kerja pegawai

(Variable Y)

Indikator: 1. Inovasi 2. Partisipasi 3. Interaksi 4. Komunikasi 5. Orientasi pada

hasil

Motivasi Indikator:

Faktor intern

1. Keinginan untuk hidup 2. Keinginan untuk

memperoleh penghargaan

3. Keinginan untuk memperoleh

pengakuan 4. Keinginan untuk

berkuasa Faktor ekstern:

1. Lingkungan organisasi yang nyaman

2. Supervisi 3. Adanya jaminan

pekerjaan

4. Status dan tanggung jawab

5. Peraturan yang fleksibel


(18)

36

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara ataupun teknik yang dipergunakan sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data serta menganalisisnya agar diperoleh suatu kesimpulan guna mencapai tujuan penelitian. Menurut Surakhmad (1998:31), ”Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu.”

Untuk menemukan jawaban penelitian yang berjudul “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja Pegawai di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga kependidikan pendidik Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat”, yang sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka digunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:86) menyatakakan bahwa : ”Metode Deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji permasalahan-permasalahan yang terjadi saat ini atau masa sekarang”. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat hubungan antar fenomena yang diselidiki. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

Seperti yang sudah diketahui, permasalahan yang diangkat dan diteliti dalam penelitian ini yaitu berkaitan dengan hubungan dua variable, maka metode yang tepat digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dimana penggambaran data-data yang


(19)

Nita Rahayu, 2013

sebagai hasil penelitian yang dilakukan terhadap populasi ataupun sampel penelitian. Nana Sudjana (1996:53) mengemukakan pentingnya metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif sebagai berikut :

Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan secara kuantitatif digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau suatu kejadian yang terjadi pada saat sekarang dalam bentuk angka yang bermakna.

Selain menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan secara kuantitatif, penelitian ini ditunjang pula dengan studi kepustakaan terhadap sumber-sumber yang relevan dengan masalah yang diteliti yang berupa buku-buku, jurnal, blog yang jelas, laporan penelitian dan lain-lain, sehingga teori-teori yang diperoleh dapat dijadikan bahan rujukan dalam mengkaji permasalahan penelitian. Seperti pendapat Winarno Surakhmad (1998: 61) mengemukakan tentang pentingnya studi kepustakaan dalam penelitian, sebagai berikut :

Penyelidikan kepustakaan (bibliografis) tidak diabaikan sebab di sinilah peneliti berusaha menemukan keterangan mengenai segala sesuatu yang relevan dengan masalahnya, yaitu teori yang dipakainya, pendapat para ahli mengenai aspek itu, penelitian yang sedang berjalan atau masalah-masalah yang disarankan oleh para ahli.

D. Definisi Operasional

Moh. Nazir (1998:152) mengemukakan bahwa; “Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional”.

Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa definisi operasional adalah suatu definisi diberikan oleh peneliti dan sekaligus memberikan penjelasan tentang cara mengukur masing-masing variabel penelitian.


(20)

38

Budaya Organisasi sebagai nilai-nilai yang menjadi pedoman sumber daya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integrasi ke dalam organisasi sehingga masing-masing anggota organisasi harus memahami nilai-nilai yang ada dan bagaimana mereka harus bertindak atau berperilaku (Susanto (1997:3).

Berdasarkan definisi sistem kompensasi yang telah disebutkan di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan budaya organisasi yaitu kebiasaan-kebiasaan yang meliputi nilai-nilai, sikap dan norma yang berkembang dalam suatu lingkungan organisasi oleh seluruh pegawai di Balai Pelatihan Tenaga Pendidik Dan Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

2. Motivasi Kerja

Menurut Abdurahman Fafhoni (2006:132) berpendapat bahwa “motif” merupakan dorongan dari dalam diri untuk melaksanakan sesuatu, sedangkan motivasi adalah sesuatu yang membuat orang untuk bertindak atau berperilaku dalam cara-cara tertentu yang berdasarkan dari motif.

Berdasarkan pemaparan pengertian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa motivasi yaitu dorongan, rangsangan yang terdapat dalam diri individu yang memperngaruhi individu lainnya sehingga seseorang yang dimotivasi akan melaksanakan apa yang telah dimotivasikan agar bekerja secara maksimal untu mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.

E. Insrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:134), ”Instrumen penelitian/pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”.


(21)

Nita Rahayu, 2013

Ibnu Hadjar (1996:160) berpendapat bahwa “Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif”.

Seperti yang dikatakan Sugiyono (2006:105), Skala pengukuran merupakan seperangkat aturan yang diperlukan untuk mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variabel. Para ahli sosiologi membedakan dua tipe skala menurut fenomena sosial yang diukur yaitu skala pengukuran untuk mengukur perilaku susila dan kepribadian dan skala pengukuran untuk mengukur berbagai aspek budaya lain dan lingkungan sosial. Berbagai skala sikap yang sering digunakan ada 5 macam, yaitu skala likert, skala guttman, rating scale, sematict defferensial, dan skala thurstone.

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan skala likert, karena skala likert digunakan untuk mengatur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. .

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrument Penelitian

Variabel Sub Variabel Indikator No Item

Budaya Organisasi (variabel x)

a. Inovasi dan pengambilan resiko

a. Tingkat kreatifitas b. Keterampilan

c. Memanfaatkan peluang

1, 2 3 4 b. Perhatian

kerincian

a. Wewenang dalam menjalankan tugas

b. Kepercayaan untuk bertanggung jawab

c. Penyelesaian pekerjaan sesuai fungsinya

5, 6

7 8 c. Orientasi

orang

a. Keefektifan keberhasilan kerja pegawai

b. Tingkat keefisienan dan tingkat


(22)

40

keefektifan 11

d. Orientasi hasil

a. Kesempatan yang diberikan atasan untuk belajar terus menerus

b. Adanya kritik dan saran satu dengan yang lainnya

12, 13

14 e. Orientasi tim a. Keterkaitan kerjasama yang

ditekankan dalam menjalanjakan tugas

b. Hubungan kerjasama antar anggota 15

16 f. Keagresifan a. Sejauhmana organisasi tersebut

agresif dan kompetitip

b. Bukan santai dalam penyelesaian pekerjaan

17 18

g. Kemapanan a. Loyalitas pegawai terhadap organisasi

b. Penghargaan

19 20 Motivasi kerja

(variabel y)

a. Disiplin a. Kehadiran

b. Datang dan pulang tepat waktu c. Menaati prosedur

1, 2 3 4, 5, 6 b. Loyalitas a. Mempunyai rasa memiliki (rasa

kepedulian yang tinggi)

b. Tanggungjawab terhadap pekerjaan c. Komitmen terhadap tugas

7, 8, 9, 10,11 12

13 c. Ambisi a. Sikap

b. Teguran

14, 15 16 d. Kompetisi a. Keteladanan

b. Penghargaan

17 18


(23)

Nita Rahayu, 2013

e. Kerja keras a. Gairah kerja b. Ketelitian

19 20

Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative, yang dapat berupa kata-kata antara lain :

Tabel 3.3 Kriteria Pengskoran Alternatif Jawaban Variabel X Dan Variabel Y

Variabel Dimensi Alternatif pilihan dalam instrument Budaya Organisasi a. Inovasi dan

pengembangan resiko b. Perhatian kerincian c. Orientasi orang d. Orientasi hasil e. Orientasi tim

Selalu (SL) Sering (SR)

Kadang-kadang (KD) Jarang (JR)


(24)

42

Untuk keperluan analisis secara kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor sebagai berikut:

1) Selalu diberi skor 5 2) Sering diberi skor 4

3) Kadang-kadang diberi skor 3 4) Jarang diberi skor 2

5) Tidak pernah diberi skor 1

F. Proses Pengembangan Instrumen

Proses pengembangan instrument dilakukan untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, maka perlu didukung data yang baik pula. Sedangkan baik tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrument penelitian. Instrumen yang baik harus memenuhi dua syarat penting yaitu valid dan reliabel. Uji coba instrument penelitian dilakukan untuk melihat sejauhmana keberhasilan suatu penelitian, karena data-data yang peneliti peroleh berasal dari instrument pnelitian (angket).

f. Keagresifan g. Kemapanan Motivasi a. Disiplin

b. Loyalitas c. Ambisi d. Kompetisi e. Kerja keras

Selalu (SL) Sering (SR)

Kadang-kadang (KD) Jarang (JR)


(25)

Nita Rahayu, 2013

Dalam mengadakan uji coba instrument penelitian (angket) sebelumnya peneliti melakukan uji coba instrument penelitian (angket) kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden yang ada dalam penelitian sesungguhnya.

Kegiatan uji coba angket dilakukan kepada 30 orang pegawai di lingkungan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA). Dalam uji coba angket kepada responden dilakukan analisi validitas dan reliabilitas instrument.

1. Validitas

Validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrument yang digunakan valid atau tidak, artinya apakah dapat mengukur yang benar-benar dikehendaki untuk diukur dalam penelitian. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument.

Uji validitas dilakukan dengan menganalisis setiap item, yaitu dengan mengkorelasikan skor dari tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Perhitungan validitas dilakukan dengan bantuan SPSS statistics 16.0 for windows . Hasil perhitungan korelasi (r hitung) dilihat dari corrected item -total correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item (nilai r hitung) dibandingkan dengan nilai r table (0,361). Jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r table atau nilai r hitung > nilai r table, maka item tersebut adalah valid. Namun jika nilai r hitung < dari r table, maka item tersebut adalah tidak valid.

Adapun rumus yang dipergunakan dalam pengujian validitas instrument ini adalah rumus yang ditetapkan oleh Person yang dikenal dengan korelasi Product Moment. Berikut merupakan langkah-langkah uji validitas dalam penelitian ini.

r

xy

=


(26)

44

Keterangan :

n = jumlah responden ( subyek ) X = skor setiap item

Y = skor total

(∑X)² = kuadrat jumlah skor item ∑X² = jumlah kuadrat skor item ∑Y² = jumlah kuadrat skor total (∑Y)² = kuadrat jumlah skor total

rxy = koofisien korelasi variabel x dan y

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus :

t

hitung

=

Dimana :

thitung = Nilai thitung

r = koefisien korelari hasil rhitung

n = Jumlah responden

Dengan menggunakan belah dua (Slip –Half Methode), yaitu membagi item soal menjadi dua bagian. Dengan langkah-langkah :

a. Mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil (X) sebagi belahan pertama dan kelompok skor butir soal bernomor genap (Y) sebagai belahan kedua.

b. Untuk selanjutnya dikorelasikan dengan rumus korelasi Sperman dari Sujdana (1996:455)

r

1

= 1-

Keterangan :

r1 = koefisin relasi 6 & 1 = bilangan konstan


(27)

Nita Rahayu, 2013

bi2 = selisih antara beda peringkat X dan Y yang data aslinya berpasangan

n = jumlah sampel (banyaknya data)

Pengujian uji validitas instrument dilakukan dengan angket (kuesioner) yang dibagikan kepada 30 orang pegawai Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA). Uji validitas dilakukan sekaligus dengan pengujian realibilitas dengan metode split half menggunakan bantuan SPSS 16.0 statistics for windows.

Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir), validitas dari kedua variabel penelitian adalah sebagai berikut :

1) Validitas Variabel X (Budaya Organisasi)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan SPSS statistic 16.0 for windows untuk variabel X tentang Budaya Organisasi adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4 Hasil uji coba angket variabel X (Budaya Organisasi)

No Item (r hitung) r (table) Keputusan

1 0,695 0,361 Valid

2 0,497 0,361 Valid

3 0,620 0,361 Valid

4 0,736 0,361 Valid

5 0,417 0,361 Valid

6 0,650 0,361 Valid


(28)

46

8 0,393 0,361 Valid

9 0,363 0,361 Valid

10 0,365 0,361 Valid

11 0,457 0,361 Valid

12 0,731 0,361 Valid

13 0,715 0,361 Valid

14 0,395 0,361 Valid

15 0,475 0,361 Valid

16 0,364 0,361 Valid

17 0,553 0,361 Valid

18 0,477 0,361 Valid

19 0,525 0,361 Valid

20 0,551 0,361 Valid

Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel angket X ( Budaya Organisasi) dapat disimpulkan bahwa dari 20 item pertanyaan yang hendak dinyatakan kepada responden sebanyak 30 semuanya valid.

2) Validitas variabel Y (Motivasi Pegawai)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan SPSS statistics 16.0 for windows untuk variabel Y tentang Motivasi Kerja Pegawai adalah sebagai berikut :


(29)

Nita Rahayu, 2013

No Item (r hitung) r (table) Keputusan

1 0,670 0,361 Valid

2 0,372 0,361 Valid

3 0,655 0,361 Valid

4 0,593 0,361 Valid

5 0,644 0,361 Valid

6 0,379 0,361 Valid

7 0,583 0,361 Valid

8 0,723 0,361 Valid

9 0,748 0,361 Valid

10 0,569 0,361 Valid

11 0,588 0,361 Valid

12 0,440 0,361 Valid

13 0,725 0,361 Valid

14 0,835 0,361 Valid

15 0,742 0,361 Valid

16 0,357 0,361 Valid

17 0,548 0,361 Valid

18 0,453 0,361 Valid

19 0,701 0,361 Valid


(30)

48

Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel angket X ( Motivasi Pegawai) dapat disimpulkan bahwa dari 20 item pertanyaan yang hendak dinyatakan kepada responden sebanyak 30 semuanya valid.

2. Reliabilitas

Setelah dilakukan uji validitas, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya. Reriabel artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan sehingga beberapa kali dulang pun hasilnya akan tetap sama (konstan). Suatu instrumen dapat akan reliabel apabila instrumen tersebut dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten.

Untuk mengukur realibilitas instrument, peneliti menggunakan bantuan SPSS 16.0 for windows, untuk variable X dan Y dengan melihat nilai korelasi Gutman Split-Half Coefficient dengan menggunakan langkah-langkah berikut :

a. Mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil (X) sebagai belahan pertama dan kelompok skor butir soal bernomor genap (Y) sebagai belahan kedua

b. Untuk selanjutnya dikorelasikan dengan rumus korelasi Spearman sebagai berikut :

r

1

= 1-

(Sudjana 1996:455)

Keterangan :

r1 = koefisien korelasi 6 dan 1 = bilangan konstan


(31)

Nita Rahayu, 2013

= selisih antara beda peringkat X dan Y yang data aslinya berpasangan

n = jumlah sampel (banyaknya data)

c. Dari nilai koefisien korelasi yang didapat, kemudian menghitung t dengan rumus :

t =

(Sugiyono 2006:214) Keterangan :

t = nilai t yang dihitung r = koefisien korelasi n = jumlah sampel

1) Berdasarkan hasil perhitungan uji reriabilitas untuk variable X (Budaya Organisasi) diperoleh hasil sebagai berikut:


(32)

50

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value .801

N of Items 10a

Part 2 Value .799

N of Items 10b

Total N of Items 20

Correlation Between Forms .872

Spearman-Brown Coefficient Equal Length .932

Unequal Length .932

Guttman Split-Half Coefficient .931 a. The items are: nol1, nol2, nol3, nol4, nol5, nol6, nol7, nol8, nol9, nol10. b. The items are: nol11, nol12, nol13, nol14, nol15, nol16, nol17, nol18, nol19, nol20.

Dari perhitungan Spearman-Brown Coefficient menggunakan bantuan SPSS statistics 16.0 for windows diperoleh nilai berdasarkan Gutman Split Half = 0,931 sedangkan rtabel = 0,361 dengan taraf signifikan 5%. Karena rhitung (0,931) > rtabel (0,361) maka dapat disimpulkan bahwa instrument X

(Budaya Organisasi) reliable.

2) Berdasarkan hasil perhitungan uji reriabilitas untuk variable Y (Motivasi Pegawai) diperoleh hasil sebagai berikut:


(33)

Nita Rahayu, 2013

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value .858

N of Items 10a

Part 2 Value .877

N of Items 10b

Total N of Items 20

Correlation Between Forms .764

Spearman-Brown Coefficient Equal Length .866

Unequal Length .866

Guttman Split-Half Coefficient .835 a. The items are: nol1, nol2, nol3, nol4, nol5, nol6, nol7, nol8, nol9, nol10. b. The items are: nol11, nol12, nol13, nol14, nol15, nol16, nol17, nol18, nol19, nol20.

Dari perhitungan Spearman-Brown Coefficient menggunakan bantuan SPSS statistics 16.0 for windows diperoleh nilai berdasarkan Gutman Split Half = 0,835 sedangkan rtabel = 0,361 dengan taraf signifikan 5%. Karena rhitung (0,835) > rtabel (0,361) maka dapat disimpulkan bahwa instrument Y

(Motivasi Pegawai) reliable.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk memperoleh dan mengumpulkan informasi dan keterangan-keterangan mengenai objek peneitian. Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dilakukan dengan interview (wawancara), observasi langsung (pengamatan), kuisioner (angket), dan gabungan ketiganya. Seperti yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (1998:162) :


(34)

52

Observasi langsung merupakan teknik pengumpulan data dimana penyelidik mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan di dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan di dalam situasi buatan yang khusus diadakan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan teknik interview (wawancara) dan angket (kuisioner).

1. Interview (wawancara)

Interview (wawancara) merupakan teknik pengumpulan data yang bertujuan untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran orang lain (responden). Sejalan dengan hal tersebut, Winanro Surakhmad (1998:162) mengemukakan bahwa, teknik komunikasi langsung merupakan teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan komunikasi langsung dnegan subjek penelitian, baik di dalam situasi yang sebenarnya maupun di dalam situasi buatan.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan interview (wawancara) ketika melaksanakan Program Latihan Profesi sekitar bulan Februari 2013 di Balai Pelatihan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat yang berlokasi di Jl. Pahlawan No 70 Bandung.Peneliti melakukan interview (wawancara) kepada para pegawai.

2. Angket (kuisioner)

Angket (kuisioner) merupakan daftar tertulis yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden sehingga diperolah informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Sugiyono (2006:162) mendefinisikan angket sebagai teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala (1-5).


(35)

Nita Rahayu, 2013

Pengumpulan data penelitian yang ditempuh peneliti lebih menitik beratkan pada pengunaan angket (kuisioner) yang ditunjang dengan teknik wawancara. Adapun pengumpulan data dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu a) tahap penentuan alat pengumpulan data, b) tahap penyusunan alat pengumpulan data, c) tahap uji coba angket, d) tahap penyebaran dan pengumpulan angket.

a. Tahap penentuan alat pengumpulan data

Untuk memperolah data-data yang dibutuhkan dalam penelitian, terlebih dahulu harus ditentukan alat apa yang akan digunakan guna mengumpulkan data. Berkaitan dengan hal tersebut, maka peneliti memilih angket tertutup sebagai alat pengumpul data yang diperlukan dalam penelitian, yang disertai pula dengan alternative jawaban. Penggunaan angket tertutup dimaksudkan agar memudahkan responden dalam menjawab setiap pertanyaan yang dikemukakan.

Adapun keuntungan penggunaan dalam pengumpulan data dengan angket menurut Suharsimi Arikunto (2002:25) adalah :

1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti

2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden

3) Memberikan kemudahan untuk menganalisa alternative jawaban yang ada

4) Pengumpulan data lebih efisien dari segi waktu, biaya, dan tenaga 5) Agar memperoleh jawaban-jawaban singkat dan objektif serta

untuk memudahkan tabulasi dan perhitungan.

b. Tahap penyusunan alat pengumpulan data

Dalam penyusunan alat penentuan data, terdapat beberapa tahap yang harus diperhatikan dalam penyusunan angket, yaitu :


(36)

54

1) Menentukan indikator yang dianggap penting untuk diteliti, yaitu variable X (Budaya Organisasi) dan variable Y (Motivasi Kerja Pegawai)

2) Mengidentifikasi sub variable dari masing-masing variable penelitian yang ada pada teori yang telah dikemukakan pada BAB II.

3) Mengidentifikasi indikator dari masing-masing variable yang telah ditetapkan.

4) Menyusun kisi-kisi alat pengumpulan data.

5) Menyusun daftar pertanyaan yang disertai dengan alternative jawaban yang bisa dipilih oleh responden.

6) Menetapkan criteria penskoran untuk setiap alternative jawaban.

c. Tahap uji coba angket

Setelah angket disusun, biasanya angket tidak langsung disebarkan untuk penggunaan yang sesungguhnya, akan tetapi terlebih dahulu dilakukan uji coba angket yang telah disusun.

Uji coba angket dapat dilakukan dengan cara menyebarkannya kepada sejumlah responden yang dapat digolongkan dalam kategori calon responden atau dengan kata lain mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan responden yang sebenarnya. Untuk uji coba angket ini, penulis melakukan uji coba terhadap 30 pegawai di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA).

d. Tahap penyebaran angket dan pengumpulan angket

Setelah melakukan uji coba angket dan diketahui hasilnya, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengumpulan data dari responden yang telah ditentukan. Pengumpulan data dilakukan sesuai


(37)

Nita Rahayu, 2013

dengan waktu yang telah ditentukan berdasarkan kesepakatan penulis dengan subjek penelitian (responden).

H. Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul (Sugiyono 2006:169). Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variable dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variable dari seluruh responden, menyajikan data tiap variable yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistic. Terdapat beberapa dua macam statistic yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian, yaitu statistic deskriptif dan statistic inferensial. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan statistic inferensial. Adapun dalam proses perhitungan dan pengolahan data, peneliti menggunakan bantuan perangkat lunak dari bantuan SPSS statistic 16.0 for windows dan dengan bantuan Microsoft Office Excel 2007.

Menurut Sugiyono (2006:170), statistic inferensial (sering juga disebut statistic induktif atau statistic probabilitas), adalah teknik statistic yang digunakan untuk menganilisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistic ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random.

Data yang dikumpulkan tidak akan memberikan banyak arti jika data tersebut disajikan dalam bentuk data mentah, tidak diolah dan dianalisis. Oleh karena itu, maka pengolahan data dan analisis data merupakan kegiatan yang


(38)

56

sangat penting dalam penelitian untuk memperoleh kesimpulan atau generalisasi tentang masalah yang diteliti.

Adapun tahapan pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini yaitu sebagai beriku:

1. Menyeleksi data dan menemtukan bobot nilai

Yaitu dengan memeriksa jawaban responden berdasarkan criteria yang telah ditetapkan yaitu memilih data yang akan diolah, melihat dan menyeleksi kelengkapan jawaban responden, dan data yang telah terkumpul dibentuk dengan system tabulasi atau dalam bentuk table. Menentukan bobot nilai dilakukan untuk setiap kemungkinan item variable penelitian dengan menggunakan skala yang telah ditentukan dan kemudian ditentukan pula skornya.

2. Menghitung uji kecenderungan rata-rata (Weighted Means Score)

Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui gambaran secara umum dari variable penelitian. Perhitungan yang dipergunakan adalah Weighted Means Score (WMS). Teknik ini digunakan untuk mencari gambaran kecenderungan variable X dan variable Y atau untuk menggambarkan keadaan kecenderungan Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja Pegawai, sekaligus untuk memntukan kedudukan setiap item atau indicator, maka digunakan uji statistic yang sesuai dengan penelitian ini. Adapun langkah-langkah dalam pengelolahan WMS adalah sebagai berikut :

a) Memberi bobot untuk setiap alternative jawaban yang dipilih b) Menghitung frekuensi dari setiap alternative jawaban yang dipilih

c) Mencari jumlah nilai jawaban yang dipilih responden pada setiap pertanyaan, yaitu dengan cara menghitung frekunesi responden pada setiap pernyataan, yaitu dengan ngehintung jumlah responden yang telah


(39)

Nita Rahayu, 2013

memilih alternative jawaban tersebut kemudian dikalikan dengan bobot alternative itu sendiri.

d) Menghintung nilai rata-rata untuk menentukan setiap item pernyataan dalam kedua angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

= Rata-rata skor responden

X = Jumlah Skor dari setiap alternatif jawaban responden n = Jumlah Responden

e) Menentukan criteria pengelompokan WMS untuk skor rata-rata setiap kemungkinan jawaban

f) Mencocokkan hasil perhitngan setiap variable dengan criteria masing-masing untuk menentukan dimana letak kedudukan setiap variable atau dengan kata lain kemana arah kecenderungan dari masing-masing variable tersebut.

Tabel 3.8 Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Rentang Nilai Kriteria

Penafsiran

Variabel X Variabel Y

4,01-5,00 Sangat baik Selalu Selalu

3,01-4,00 Baik Sering Sering

2,01-300 Cukup baik Kadang-kandang Kadang-kadang

1,01-2,00 Rendah Jarang Jarang

0,01-1,00 Sangat rendah Tidak pernah Tidak pernah


(40)

58

Sumber: Sugiyono (2003:214)

3. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku

Dalam mengubah skor mentah menjadi baku peneliti menggunakan bantuan dari statistic SPSS 16.0 for windows dan Microsoft Office Excel 2007. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung skor mentah menjadi skor baku digunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (1996:104) sebagai berikut :

Ti= 50+10 (

)

Keterangan :

Ti = skor baku

x = data skor untuk masing-masing responden

= rata-rata

s = simpangan baku

4. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi dimaksudkan untuk mengetahui apakah normal tidaknya penyebaran data. Dalam uji normalitas distribusi mempergunakan rumus digunakan Chi Kuadrat (X2) yaitu :

=

(Sudjana, 1996: 273)

Keterangan :


(41)

Nita Rahayu, 2013

Oi = frekuensi hasil pengamatan/penelitian Ei = frekuensi yang diharapkan

5. Menguji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Sistem Kompensasi terhadap Kinerja Pegawai. Berikut adalah rumusan hipotesis dalam penelitian ini

Ha : Budaya Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi pegawai di Balai Pelatihan pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Ho : Budaya Organisasi tidak perpengaruh positif dan signifikan terhadap motibasi pegawai di Balai Pelatihan pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Adapun yang menjadi langkah-langkah untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah :

a. Mencari analisis korelasi

Perhitungan koefisien korelasi ini dimaksudkan untuk mengetahui arah dari koefisien dan kekuatan pengaruh antara variable independen (X) terhadap variable (Y) dengan menggunakan rumus Korelasi Rank Spearman. Secara manual penggunaan rumus ini mengikuti langkah-langkah pengerjaan sebagai berikut :

1) Membuat daftar N subjek dan menentukan rangking masing-masing variable.

2) Menentukan nilai di untuk setiap subjek dengan mengurangkan rangking X

pada Y (di = X-Y), menguadratkan nilai d untuk menentukan d2


(42)

60

3) Jika jumlah rank kembar baik variable X dan variable Y maupun cukup besar, maka rumus yang digunakan ialah rumus koefisien korelasi rank spearman sebagai berikut :

r

s

=

1-4) Menggunakan penafsiran klasifikasi berdasarkan pada criteria koefisien korelasi dari Sugiyono (2006:214) :

Tabel 3.9 Kriteria Koefisiensi Korelasi

Interval koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 0,20 - 0,399 0,40 - 0,599 0,60 - 0,799 0,88 - 1,000

Sangat rendah Rendah Sedang

Kuat Sangat kuat

b. Menguji signifikasi koefisiensi korelasi

Menurut Riduwan dan Sunarto (2011:278), hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan secara statistic sebagai berikut :

Ha : ryx ≠ 0 Ho : ryx = 0

Hipotesis dalam bentuk kalimat adalah sebagai berikut :

Ha : Budaya Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi pegawai di Balai Pelatihan pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.


(43)

Nita Rahayu, 2013

Ho : Budaya Organisasi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi di Balai Pelatihan pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Pengambilan keputusan :

1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sigatau (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

2) Jika nilai probababilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sigatau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

c. Uji Koefisiensi determinasi

Derajat determinasi dipergunakan dengan maksud untuk mengetahui besarnya kontribusi variable X terhadap variable Y untuk mengujinya dipergunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon dan Hadi (2005: 188) sebagai berikut :

KD = r2 x 100% Keterangan :

KD = koefisien determinasi yang dicari r2 = koefisien korelasi

Tabel 3.10

Interpretasi Koefisiensi Determinasi (r2)

Nilai Koefisiensi Determinasi (%)


(44)

62

81-100 Sangat Kuat

61-80 Kuat

41-60 Cukup Kuat

21-40 Rendah


(45)

86

Nita Rahayu, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V ini merupakan akhir dari seluruh kajian terhadap permasalahan dalam penelitian ini. Pada bab akhir ini peneliti akan memaparkan beberapa hasil temuan yang didapatkan dari lapangan dan hasil pengolahan data yang telah diuraikan pada bab bab sebelumnya yang kemudian akan dikemukakan mengenai kesimpulan serta beberapa saran terkait dengan penelitian.

A. Kesimpulan

Secara umum penelitian ini telah biba dijawab seluruh permasalahannya yang telah dirumuskan berdasarkan hipotesis yang telah diajukan sebelumnya dengan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab IV dan setelah dianalisi dengan teori ilmiah serta pehitungan statistika yang relevan dapat menyimpulkan mengenai pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi kerja pegawai sebagai berikut:

1. Budaya Organisasi di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Hasil penelitian menunjukan bahwa budaya organisasi di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan Weight Means Score (WMS) dengan nilai rata-rata 4,22. Keadaan ini berarti bahwa pegawai telah mempergunakan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dalam karirnya sesuai dengan tuntutan perubahan yang terjadi melalui peningkatan perkembangan budaya organisasinya. Tingginya budaya organisasi di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan


(46)

87

Provinsi Jawa Barat ditampakan pula oleh adanya nilai kecenderungan rata-rata dari tiap indikator yang berada dalam katagori sangat baik. Terutama untuk indikator orientasi orang yang menunjukan nilai kecenderungan paling tinggi.

2. Motivasi Kerja Pegawai di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Hasil penelitian menunjukan bahwa pegawai di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat memiliki motivasi yang tinggi. Hal ini dapet dilihat dari hasil perhitungan Weight Means Score (WMS) dengan nilai rata-rata 4,30. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi diantaranya disiplin kerja, loyalitas, ambisi, kompetisi dan kerja keras yang merupakan tolah ukur motivasi kerja dilakukan oleh pegawai di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga motivasi kerja yang ditampilkannya dikategorikan sangat baik.

3. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja Pegawai di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Hasil penelitian menunjukan bahwa budaya organisasi di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat berpengaruh kuat, positif dan signifikan terhadap motibasi kerja pegawai sedangkan sisasnya dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rumusan hipotesis penelitian : “ Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara budaya organisasi terhadap motivasi kerja pegawai di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan


(47)

Nita Rahayu, 2013

Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat”

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan sebelumnya, selanjutnya penulis akan menyampaikan beberapa saran yang releva dengan hasil penelitian. Adapun saran yang dapat diberikan antara lain: 1. Saran bagi lembaga

1) Didalam sebuah organisasi, seorang pemimpin yang memiliki otoritas terhadap lembaga dan pegawainya memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan budaya organisasi. Seorang pemimpin diharuskan memiliki memiliki sikap jujur, adil, tegas, berwibawa. Dengan budaya organisasi yang baik maka motivasi kerja pegawai pun akan lebih meningkat dengan dorongan tersebut pegawai akan senantiasa mengerjakan pekerjaan dengan hati yang iklas tanpa adanya paksaan.

2) Temuan peneliti dapat diketahui bahwa kondisi budaya organisasi sangat berpengaruh terhadap motivasi kerja pegawai di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat berada pada kondisi yang sangat baik. Hendaknya pegawai di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat mempertahankannya, memperbaiki dan semakin meningkatkan kondisi tersebut secara berkelanjutan sehingga akan memberikan kontribusi yang baik kepada lembaga dalam mencapai tujuan organisasi.

3) Mengacu pada hasil perhitungan Wighted Means Scores (WMS) dapat diketahui hasil yang paling rendah dari budaya organisasi


(48)

89

inovasi dan pengambilan resiko sebesar 4,00 dan dari motivasi kerja pegawai adalah dari inikator kompetisi dan indikator kerja keras sebesar 4,07. Disankan untuk adanya upaya peningkatan dari item yang terendah tersebut.

2. Bagi peneliti selanjutanya

Penelitian ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan, salah satu yang dirasakan yaitu dalam mengkaji permasalahan dilapangan. Yang selama peneliti melihat yang terjadi dilapangan belum tentu itu permasalahan maka dari itu peneliti menyarankan untuk terlebih dahulu dengan melihat studi terdahulu sehingga peneliti lebih mengkaji lebih matang lagi dari segi permasalahan yang terjadi untuk dikomparasikan dengan teori-teori yang relevan agar mendapat data yang lebih akurat karena upaya dalam peningkatan motivasi kerja pegawai tidak saja dipengaruhi oleh budaya organisasi, tetapi banyak faktor lain yang dapat mempengaruhinya seperti iklim organisasi, penilaian kinerja, kompensasi, dll. Untuk kemudian hasil penelitian dapat dikomparasikan untuk dianalisis dan pada akhirnya dapat digunakan sebagai strategi untuk meningkatkan motivasi kerja.


(49)

90

Nita Rahayu, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi Pendidikan dan manajemen. Bandung : Dewa Ruchi

Arikunto, suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Balai Pelatikan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidik Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. (2012). Profil Balai Pelatikan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidik Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Bandung: BPPTKPK

Dharma, A. (2004). Mamajemen Prestasi Kerja. Jakarta: CV Rajawali

Febriatna, Irman. (2012). Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Motivasi Kerja dan Dampaknya Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Di Pusdikmin Polri. Skripsi Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI: Tidak diterbitkan

Gibson, et, al. (1996). Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta: Binapora Aksara

Hadjar, Nana(1996). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Hasibuan, S. P. M (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara

Indrawijaya, I. A (2010). Teori, Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung: PT Reftika Aditama

Koesmono. (2005). Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja Serta Kinerja Karyawan: Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, vol7, no.2, September 2005:171-188

Komarudin. (1994). Esiklopedia Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara Nasir, Moh. (1998). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia


(50)

91

Nita Rahayu, 2013

Nasution. (2003). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: PT Bumi Aksara Ndraha, T. (2000). Budaya Organisasi. Jakarta: Rieneka Cipta

Robbins, Stephen P. (2006). Perilaku Organisasi. Jakarta: PT indeks, Kelompok Gramedia

Saydam, Goudzali. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia: Sesuatu pendekatan mikro. Cetakan kedua. Jakarta: Djambatan

Sagala, Syaiful. (2009). Memahami Organisasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sedarmayati. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan

Pegawai Negeri Sipil. Bandung: Refika Aditama

Sugyono. (2006). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta Siagia, S.P. (2004). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana, Nana. (1996). Metode Statistik. Bandung: Tarsito

Surakhmad, Winaryo. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metoda Teknik. Bandung: Tarsito

Susanto. (1997) Manajemen Tenaga Kerja. Jakarta: Tarsito

Sutrisno, Edi. (2009). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Prenada Media Grup

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedomana Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Wijaya. (2000). Analisis Statistik Dengan Program SPSS. Bandung: Alfabeta

Winardi, J.(2001). Motivasi Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta: PT RasaGrafindo Persada


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V ini merupakan akhir dari seluruh kajian terhadap permasalahan dalam penelitian ini. Pada bab akhir ini peneliti akan memaparkan beberapa hasil temuan yang didapatkan dari lapangan dan hasil pengolahan data yang telah diuraikan pada bab bab sebelumnya yang kemudian akan dikemukakan mengenai kesimpulan serta beberapa saran terkait dengan penelitian.

A. Kesimpulan

Secara umum penelitian ini telah biba dijawab seluruh permasalahannya yang telah dirumuskan berdasarkan hipotesis yang telah diajukan sebelumnya dengan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab IV dan setelah dianalisi dengan teori ilmiah serta pehitungan statistika yang relevan dapat menyimpulkan mengenai pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi kerja pegawai sebagai berikut:

1. Budaya Organisasi di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Hasil penelitian menunjukan bahwa budaya organisasi di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan Weight Means Score (WMS) dengan nilai rata-rata 4,22. Keadaan ini berarti bahwa pegawai telah mempergunakan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dalam karirnya sesuai dengan tuntutan perubahan yang terjadi melalui peningkatan perkembangan budaya organisasinya. Tingginya budaya organisasi di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan


(2)

87

Nita Rahayu, 2013

Provinsi Jawa Barat ditampakan pula oleh adanya nilai kecenderungan rata-rata dari tiap indikator yang berada dalam katagori sangat baik. Terutama untuk indikator orientasi orang yang menunjukan nilai kecenderungan paling tinggi.

2. Motivasi Kerja Pegawai di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Hasil penelitian menunjukan bahwa pegawai di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat memiliki motivasi yang tinggi. Hal ini dapet dilihat dari hasil perhitungan Weight Means Score (WMS) dengan nilai rata-rata 4,30. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi diantaranya disiplin kerja, loyalitas, ambisi, kompetisi dan kerja keras yang merupakan tolah ukur motivasi kerja dilakukan oleh pegawai di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga motivasi kerja yang ditampilkannya dikategorikan sangat baik.

3. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja Pegawai di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Hasil penelitian menunjukan bahwa budaya organisasi di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat berpengaruh kuat, positif dan signifikan terhadap motibasi kerja pegawai sedangkan sisasnya dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rumusan hipotesis penelitian : “ Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara budaya organisasi terhadap motivasi kerja pegawai di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan


(3)

Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat”

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan sebelumnya, selanjutnya penulis akan menyampaikan beberapa saran yang releva dengan hasil penelitian. Adapun saran yang dapat diberikan antara lain: 1. Saran bagi lembaga

1) Didalam sebuah organisasi, seorang pemimpin yang memiliki otoritas terhadap lembaga dan pegawainya memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan budaya organisasi. Seorang pemimpin diharuskan memiliki memiliki sikap jujur, adil, tegas, berwibawa. Dengan budaya organisasi yang baik maka motivasi kerja pegawai pun akan lebih meningkat dengan dorongan tersebut pegawai akan senantiasa mengerjakan pekerjaan dengan hati yang iklas tanpa adanya paksaan.

2) Temuan peneliti dapat diketahui bahwa kondisi budaya organisasi sangat berpengaruh terhadap motivasi kerja pegawai di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat berada pada kondisi yang sangat baik. Hendaknya pegawai di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat mempertahankannya, memperbaiki dan semakin meningkatkan kondisi tersebut secara berkelanjutan sehingga akan memberikan kontribusi yang baik kepada lembaga dalam mencapai tujuan organisasi.


(4)

89

Nita Rahayu, 2013

inovasi dan pengambilan resiko sebesar 4,00 dan dari motivasi kerja pegawai adalah dari inikator kompetisi dan indikator kerja keras sebesar 4,07. Disankan untuk adanya upaya peningkatan dari item yang terendah tersebut.

2. Bagi peneliti selanjutanya

Penelitian ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan, salah satu yang dirasakan yaitu dalam mengkaji permasalahan dilapangan. Yang selama peneliti melihat yang terjadi dilapangan belum tentu itu permasalahan maka dari itu peneliti menyarankan untuk terlebih dahulu dengan melihat studi terdahulu sehingga peneliti lebih mengkaji lebih matang lagi dari segi permasalahan yang terjadi untuk dikomparasikan dengan teori-teori yang relevan agar mendapat data yang lebih akurat karena upaya dalam peningkatan motivasi kerja pegawai tidak saja dipengaruhi oleh budaya organisasi, tetapi banyak faktor lain yang dapat mempengaruhinya seperti iklim organisasi, penilaian kinerja, kompensasi, dll. Untuk kemudian hasil penelitian dapat dikomparasikan untuk dianalisis dan pada akhirnya dapat digunakan sebagai strategi untuk meningkatkan motivasi kerja.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi Pendidikan dan manajemen. Bandung : Dewa Ruchi

Arikunto, suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Balai Pelatikan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidik Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. (2012). Profil Balai Pelatikan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidik Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Bandung: BPPTKPK

Dharma, A. (2004). Mamajemen Prestasi Kerja. Jakarta: CV Rajawali

Febriatna, Irman. (2012). Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Motivasi Kerja dan Dampaknya Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Di Pusdikmin Polri. Skripsi Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI: Tidak diterbitkan

Gibson, et, al. (1996). Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta: Binapora Aksara

Hadjar, Nana(1996). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Hasibuan, S. P. M (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara

Indrawijaya, I. A (2010). Teori, Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung: PT Reftika Aditama

Koesmono. (2005). Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja Serta Kinerja Karyawan: Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, vol7, no.2, September 2005:171-188

Komarudin. (1994). Esiklopedia Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara Nasir, Moh. (1998). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia


(6)

91

Nita Rahayu, 2013

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Di Balai Pelatihan Dan Tenaga Nasution. (2003). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: PT Bumi Aksara Ndraha, T. (2000). Budaya Organisasi. Jakarta: Rieneka Cipta

Robbins, Stephen P. (2006). Perilaku Organisasi. Jakarta: PT indeks, Kelompok Gramedia

Saydam, Goudzali. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia: Sesuatu pendekatan mikro. Cetakan kedua. Jakarta: Djambatan

Sagala, Syaiful. (2009). Memahami Organisasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sedarmayati. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan

Pegawai Negeri Sipil. Bandung: Refika Aditama

Sugyono. (2006). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta Siagia, S.P. (2004). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana, Nana. (1996). Metode Statistik. Bandung: Tarsito

Surakhmad, Winaryo. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metoda Teknik. Bandung: Tarsito

Susanto. (1997) Manajemen Tenaga Kerja. Jakarta: Tarsito

Sutrisno, Edi. (2009). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Prenada Media Grup

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedomana Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Wijaya. (2000). Analisis Statistik Dengan Program SPSS. Bandung: Alfabeta

Winardi, J.(2001). Motivasi Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta: PT RasaGrafindo Persada


Dokumen yang terkait

Sistem pengaturan dan pengawasan kegiatan pelatihan guru SMK denga bidang teknologi rekayasa di Balai Pelatihan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Kejuruan (BPPTKPK) Propinsi Jawa Barat berbasis web

0 9 77

Analisis Sistem Informasi Databse Di Jabatan Fungsional Instalasi Multimedia Di Balai Pelatihan Dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

1 16 61

Tinjauan Atas Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja Pada Balai Pelatihan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

0 4 45

Sistem Informasi Pengolahan Data Pelatihan Guru SMK Pada Balai Pelatihan Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Jawa Barat

0 9 64

Sistem Informasi Inventarisasi Barang di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Jawa Barat

0 17 103

STUDI TENTANG PENGELOLAAN PELATIHAN PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK: Studi Deskriptif di Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

0 2 43

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI DIBADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT.

0 0 54

PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI TERHADAP MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH DAN TINGGI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT.

2 6 55

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH DAN TINGGI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT.

0 10 64

PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN MENENGAH (SMASMK) DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH

0 0 8