Siklus Pembelian LANDASAN TEORI

e. Surat Perubahan Order Pembelian Surat perubahan order pembelian menurut Mulyadi 2001: 307 adalah sebagai berikut: Kadangkala diperlukan perubahan terhadap isi surat order pembelian yang sebelumnya telah diterbitkan. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan kuantitas, jadwal penyerahan barang, spesifikasi, penggantian atau hal lain yang bersangkutan dengan perubahan bisnis. Biasanya perubahan tersebut diberitahukan kepada pemasok secara resmi dengan menggunakan surat perubahan order pembelian. Gambar 7: Surat Perubahan Order Pembelian Sumber: Mulyadi 2001: 308 f. Bukti Kas Keluar Menurut Diana 2011: 132, “Bukti kas keluar merupakan permintaan untuk melunasi utang kepada pemasok. Bukti kas keluar dibuat oleh bagian akuntansi berdasarkan informasi dalam faktur dan surat order pembel ian.” Gambar 8: Bukti Kas Keluar Sumber: Mulyadi 2001: 309 g. Faktur Pembelian Menurut Diana 2011: 132, “Faktur pembelian merupakan faktur yang diterima dari pemasok. Faktur ini merupakan alat bagi pemasok untuk menagih utang ke pelanggan.” 3. Catatan Akuntansi yang Digunakan Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian adalah : a. Jurnal Pembelian Menurut Mulyadi 2001: 309, “Jika dalam pencatatan utang perusahaan menggunakan account payable procedure, jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian adalah jurnal pembelian. ” Gambar 9: Jurnal Pembelian Sumber: Mulyadi 2001: 109 b. Kartu Utang Menurut Mulyadi 2001: 309, “Jika dalam catatan utang perusahaan menggunakan account payable procedure, buku pembantu yang digunakan untuk mencatat utang kepada pemasok adalah kartu utang. ” Gambar 10: Kartu Utang Sumber: Mulyadi 2001: 311 c. Kartu Persediaan Menurut Mulyadi 2001: 309, “Dalam sistem akuntansi pembelian, kartu persediaan ini digunakan untuk mencatat harga pokok persediaan yang dibeli. ” Gambar 11: Kartu Persediaan Sumber: Mulyadi 2001: 140 4. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Pembelian Menurut Mulyadi 2001: 301-303 jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian adalah sebagai berikut : a. Prosedur Permintaan Pembelian Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam formulir surat perrnintaan pembelian kepada fungsi pembelian. Jika barang tidak disimpan di gudang, misalnya untuk barang langsung pakai, fungsi yang memakai barang mengajukan permintaan pembelian langsung ke fungsi pembelian dengan menggunakan surat permintaan pembelian. b. Prosedur Permintaan Penawaran Harga dan Pemilihan Pemasok Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran harga kepada petnasok untuk memperoleh informasi mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian yang lai, untuk memungkinkan pemilihan pemasok yang akan ditunjuk sebagai pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan. c. Prosedur Order Pembelian Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat order pembetian kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit organisasi lain dalam perusahaan, mengenai order pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan. d. Prosedur Penerimaan Barang Dalam prosedur ini fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai jenis, kualitas dan mutu barang yang diterima dari pemasok, dan kemudian membuat laporan penerimaan barang untuk menyatakan peneriinaan barang dari pemasok tersebut. e. Prosedur Pencatatan Utang Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pembelian dan menyelenggarakan pencatatan utang atau mengarsipkan dokumen sumber sebagai catatan utang. f. Prosedur Distribusi Pembelian Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang di debit dari transaksi pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan manajemen. 5. Unsur Pokok Pengendalian Intern dalam Sistem Akuntansi Pembelian Unsur pokok pengendalian intern dalam sistem akuntansi pembelian dirancang untuk mencapai tujuan pokok pengendalian intern akuntansi di antaranya adalah untuk menjaga kekayaan dan kewajiban perusahaan, menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi. Unsur- unsur pokok pengendalian intern dalam sistem akuntansi pembelian menurut Mulyadi 2001: 312 adalah sebagai berikut: a. Organisasi 1 Fungsi pembelian terpisah dari fungsi penerimaan barang. 2 Fungsi pembelian terpisah dari fungsi akuntansipencatatan. 3 Fungsi penerimaan barang terpisah dari fungsi gudang. 4 Transaksi pembelian dilaksanakan oleh fungsi gudang, fungsi pembelian, fungsi penerimaan barang, dan fungsi akuntansi. b. Sistem Otorisasi 5 Surat permintaan pembelian diotorisasi oleh fungsi gudang jika barang yang dibeli masuk dalam gudang, atau fungsi pemakai barang jika barang langsung dipakai. 6 Surat order pembelian barang diotorisasi oleh fungsi pembelian atau pejabat yang berwenang. 7 Laporan penerimaan barang diotorisasi oleh fungsi penerimaan barang. 8 Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi atau pejabat yang berwenang. c. Prosedur Pencatatan 9 Pencatatan terjadinya utang didasarkan pada bukti kas keluar yang didukung dengan surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok. 10 Pencatatan ke dalam kartu utang dan register bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi. d. Praktik yang Sehat 11 Surat permintaan pembelian bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi gudang. 12 Surat order pembelian bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi pembelian. 13 Laporan penerimaan barang bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penerimaan. 14 Pemasok dipilih berdasarkan jawaban penawaran harga bersaing dari berbagai pemasok. 15 Barang hanya diperiksa dan diterima oleh fungsi penerimaan jika fungsi ini telah menerima tembusan surat order pembelian dari fungsi pembelian. 16 Fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan barang yang diterima dari pemasok dengan cara menghitung dan menginspeksi barang tersebut dan membandingkannya dengan tembusan surat order pembelian. 17 Terdapat pengecekan tehadap harga, syarat pembelian, dan ketelitian perkalian dalam faktur dari pemasok sebelum faktur itu diproses untuk dibayar. 18 Terdapat catatan yang berfungsi sebagai buku pembantu utang secara periodik direkonsiliasi dengan rekening kontrol utang dalam buku besar. 19 Pembayaran faktur dari pemasok dilakukan sesuai dengan syarat pembayaran guna mencegah hilangnya kesempatan untuk memperoleh potongan tunai. 20 Bukti kas keluar beserta dokumen pendukun gnya dicap “lunas” oleh fungsi pengeluaran kas setelah cek dikirimkan kepada pemasok. Unsur-unsur pokok pengendalian intern dalam sistem akuntansi pembelian menurut Diana 2011: 147-148 adalah sebagai berikut: 21 Data pembelian, maupun data pengeluaran kas perlu dibackup secara teratur. 22 File pembelian dan pengeluaran kas seharusnya hanya boleh diakses oleh karyawan yang berwenang. 6. Bagan Alir Dokumen Sistem Pembelian Kredit Menurut Mulyadi 2001: 57, “Bagan alir data adalah suatu model yang menggambarkan aliran data dan proses untuk mengolah data dalam suatu sistem. ” Jadi bagan alir merupakan gambar yang memperlihatkan urutan dan hubungan antar proses beserta instruksinya. Gambaran ini dinyatakan dengan simbol. Dengan demikian setiap simbol menggambarkan proses tertentu. Sedangkan hubungan antar proses digambarkan dengan garis penghubung. Berikut ini adalah simbol-simbol standar dengan fungsinya masing-masing: Tabel 2. Simbol-simbol Standar untuk Pembuatan Bagan Alir Dokumen Simbol Fungsi Dokumen. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan semua jenis dokumen, yang merupakan formulir yang digunakan untuk merekam data terjadinya suatu transaksi. Catatan. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat data yang direkam sebelumnya di dalam dokumen atau formulir. Penghubung pada halaman yang sama. Penghubung pada halaman yang berbeda. Kegiatan manual. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan kegiatan manual. Arsip. Simbol ini digunakan untuk menunjukkan tempat penyimpanan dokumen. Arsip permanen. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan arsip pemanen yang merupakan tempat penyimpanan dokumen yang tidak akan diproses lagi dalam sistem akuntansi yang bersangkutan. On-line computer process. Simbol ini menggambarkan pengolahan data dengan komputer secara on-line. Sumber: Mulyadi 2001: 60-63 ya Tabel 2. Simbol-simbol Standar untuk Pembuatan Bagan Alir Dokumen lanjutan Simbol Fungsi Keying typing, verifying. Simbol ini menggambarkan pemasukan data ke dalam komputer melalui on-line terminal. On-line storage. Simbol ini menggambarkan arsip komputer yang berbentuk on-line di dalam memory komputer Keputusan. Simbol ini menggambarkan keputusan yang harus dibuat dlam proses pengolahan data. Garis alir flowline. Simbol ini menggambarkan arah proses pengolahan data. Mulaiberakhir terminal. Simbol untuk menggambarkan awal dan akhir suatu sistem akuntansi. Sumber: Mulyadi 2001: 60-63

I. Pengertian Perusahaan Jasa

Perusahaan jasa merupakan unit usaha yang kegiatannya memproduksi produk yang tidak berwujud jasa dengan maksud meraih keuntungan. Akan tetapi, perusahaan jasa juga membutuhkan produk berwujud dalam menyelenggarakan kegiatan usahanya misalnya perusahaan jasa kontrak pemeliharaan kilang minyak. Untuk mendukung usahanya, perusahaan membutuhkan barang-barang untuk menjalankan usahanya misalnya bahan habis pakai, alat pelindung diri, peralatan kantor, dan lain-lain. tida k

J. Pengertian Bahan Habis Pakai

Menurut Diana 2011: 122, ”Bahan habis pakai adalah barang yang dibutuhkan perusahaan untuk mendukung jalannya kegiatan usaha dan barang tersebut habis dikonsumsi dalam waktu kurang dari satu tahun.” Jadi, bahan habis pakai merupakan barang yang habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian yang umur ekonomisnya kurang dari satu tahun. Contoh bahan habis pakai antara lain: oksigen, acetylene, hose pump, anti seize compound, dan lain-lain. 36

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu penelitian terhadap sistem informasi akuntansi pembelian bahan habis pakai secara kredit. Dengan demikian, kesimpulan yang diambil dari penelitian ini hanya berlaku pada perusahaan tempat dilaksanakannya penelitian.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian Penelitian ini bertempat di PT Mesitechmitra Purnabangun cabang Duri. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2012.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian a. Pimpinan perusahaan b. Kepala bagian gudang c. Kepala bagian akuntansi d. Kepala bagian pembelian 2. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan dalam penelitian. Dalam hal ini yang menjadi obyek penelitian yaitu sistem informasi akuntansi pembelian bahan habis pakai secara kredit. Obyek penelitian ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang ada.

D. Data yang Diperlukan

1. Gambaran umum perusahaan, yang meliputi sejarah perusahaan, bidang usaha yang dijalankan perusahaan, visi dan misi perusahaan, lokasi perusahaan, struktur organisasi, dan deskripsi kerja. 2. Fungsi-fungsi, dokumen-dokumen dan catatan-catatan yang digunakan perusahaan dalam pembelian bahan habis pakai secara kredit. 3. Prosedur permintaan pembelian bahan habis pakai secara kredit. 4. Prosedur memesan bahan habis pakai ke pemasok. 5. Prosedur penerimaan bahan habis pakai. 6. Prosedur pencatatan utang. 7. Prosedur pelunasan utang ke pemasok. 8. Pengendalian dalam siklus pembelian bahan habis pakai secara kredit.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Wawancara Suatu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab antara pencari informasi dengan sumber informasi. Data yang dicari adalah gambaran umum perusahaan. 2. Teknik ObservasiPengamatan Teknik pengimpulan data dengan cara pengamatan secara langsung pada obyek penelitian dengan maksud mendapat gambaran yang jelas mengenai penerapan sistem informasi akuntansi pembelian bahan habis pakai secara kredit. 3. Teknik Kuesioner Teknik kuesioner adalah suatu teknik dengan cara memberi pertanyaan secara lisan untuk mendapat jawaban secara tulisan mengenai penerapan pengendalian dalam siklus pembelian bahan habis pakai secara kredit. 4. Teknik Dokumentasi Teknik pengumpulan data dari sumber atau data catatan atau arsip perusahaan yang berhubungan dengan obyek penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab rumusan masalah pertama, yaitu Bagaimana sistem informasi akuntansi pembelian bahan habis pakai secara kredit pada PT. Mesitechmitra Purnabangun cabang Duri yakni dengan cara: 1. Mendeskripsikan kegiatan pokok pembelian bahan habis pakai secara kredit pada PT. Mesitechmitra Purnabangun cabang Duri. 2. Mendeskripsikan fungsi-fungsi yang terkait siklus pembelian bahan habis pakai secara kredit pada PT. Mesitechmitra Purnabangun cabang Duri. 3. Mendeskripsikan dokumen-dokumen yang digunakan terkait siklus pembelian bahan habis pakai secara kredit pada PT. Mesitechmitra Purnabangun cabang Duri. 4. Mendeskripsikan catatan-catatan akuntansi yang digunakan terkait siklus pembelian bahan habis pakai secara kredit pada PT. Mesitechmitra Purnabangun cabang Duri. 5. Mendeskripsikan jaringan prosedur yang membentuk siklus pada PT. Mesitechmitra Purnabangun cabang Duri. 6. Mendeskripsikan bagan alir dokumen siklus pembelian bahan habis pakai secara kredit pada PT. Mesitechmitra Purnabangun cabang Duri pada PT. Mesitechmitra Purnabangun cabang Duri. 7. Mendeskripsikan unsur sistem pengendalian intern terkait sistem pembelian bahan habis pakai secara kredit pada PT. Mesitechmitra Purnabangun cabang Duri. Untuk menjawab rumusan masalah kedua, yaitu apakah sistem pengendalian intern dalam sistem informasi akuntansi pembelian bahan habis pakai di PT. Mesitechmitra Purnabangun cabang Duri sudah sesuai dengan teori, yakni dengan cara: 1. Membandingkan fungsi-fungsi yang terkait siklus pembelian bahan habis pakai secara kredit pada PT. Mesitechmitra Purnabangun cabang Duri dengan teori. 2. Membandingkan dokumen-dokumen yang digunakan terkait siklus pembelian bahan habis pakai secara kredit pada PT. Mesitechmitra Purnabangun cabang Duri dengan teori. 3. Membandingkan catatan-catatan akuntansi yang digunakan terkait siklus pembelian bahan habis pakai secara kredit pada PT. Mesitechmitra Purnabangun cabang Duri dengan teori.. 4. Membandingkan jaringan prosedur yang membentuk sistem terkait siklus pembelian bahan habis pakai secara kredit pada PT. Mesitechmitra Purnabangun cabang Duri dengan teori. 5. Membandingkan unsur sistem pengendalian intern terkait sistem pembelian bahan habis pakai secara kredit pada PT. Mesitechmitra Purnabangun cabang Duri dengan teori. 41

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah dan Perkembangan PT. Mesitechmitra Purnabangun Cabang Duri

Pada awal tahun 1979, pertumbuhan industri di Indonesia sangat pesat. Perusahaan yang khusus memberikan jasa pemeliharaan untuk industri kilang dan pabrik pada saat itu belum ada, maka dibentuklah perusahaan dengan nama PT. Mesitechmitra Purnabangun. PT. Mesitechmitra Purnabangun merupakan sebuah perusahaan kontrak swasta yang bergerak di bidang jasa pemeliharaan kilang atau pabrik. Pada tahun 1989, PT. Mesitechmitra Purnabangun memulai usahanya. Klien pertama PT. Mesitechmitra Purnabangun adalah PT. Arun NGL. PT. Mesitechmitra Purnabangun memberikan jasanya selama lima tahun. Klien kedua PT. Mesitechmitra Purnabangun adalah PT. Chandra Asri Chemical Center yang merupakan pabrik kimia terbesar di Asia. PT. Mesitechmitra Purnabangun memberikan jasa pemeliharaan yang meliputi perawatan rutin harian dan perawatan tahunan. Perkembangan lebih lanjut adalah PT. Mesitechmitra Purnabangun membuka tiga cabang perusahaan. Tiga cabang perusahaan tersebut berada di provinsi Papua, Sumatera Selatan dan Riau. PT. Mesitechmitra Purnabangun membuka cabang di Riau pada awal tahun 2004. PT. Mesitechmitra Purnabangun membuka cabang di provinsi Riau tepatnya di kota Duri. Kota Duri merupakan salah satu kota penghasil minyak bumi dan gas alam terbesar di Indonesia. Pertambangan Minyak bumi dan gas alam di kota Duri dikuasai oleh perusahaan asing dari Amerika Serikat, yaitu PT. Chevron Pasific Indonesia. Pada tahun 2004, PT. Mesitechmitra Purnabangun cabang Duri langsung melakukan kerjasama dengan PT. Chevron Pasific Indonesia untuk menyediakan jasa-jasa pendukung operasi dan pemeliharaan fasilitas produksi di Bekasap dan Drilling. Kontrak kerjasama itu berdurasi dua tahun, dengan nilai kontrak Rp. 62.367.600.000,00. PT. Mesitechmitra Purnabangun cabang Duri bekerja keras untuk memberikan jasa terbaik untuk memuaskan PT. Chevron Pasific Indonesia. Oleh karena itu, PT. Chevron Pasific Indonesia masih melakukan kerjasama hingga kini walaupun dengan proyek-proyek yang berbeda.

B. Bidang Usaha PT. Mesitechmitra Purnabangun Cabang Duri

PT. Mesitechmitra Purnabangun cabang Duri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa perawatan fasilitas produksi dan pendukungnya. Saat ini, ada tiga proyek yang dijalankan oleh PT. Mesitechmitra Purnabangun cabang Duri yang bekerja sama dengan PT. Chevron Pasific Indonesia, yaitu: 1. WTP Water Treatment Plan WTP Water Treatment Plan merupakan proyek perusahaan yang bekerja sama dengan PT. Chevron Pasific Indonesia dengan durasi kontrak tiga tahun. Proyek ini merupakan proyek penyaringan air yang digunakan oleh PT. Chevron Pasific Indonesia untuk media pengeboran