mengatur keuangan
keluarga maupun
keuangan usaha,
mengetahui, memahami laporan keuangan serta perkembangan CU.
b. Solidaritaskesetiakawanan, karena CU tidak sekedar menghimpun
simpanan pinjaman kepada anggotanya, namun yang paling utama adalah bagaimana setiap anggota CU memperhatikan kepentingan
bersama dari pada kepentingan sendiri. c.
Swadaya, kerena Credit Union sedapat mungkin membiayai dirinya sendiri. Caranya adalah menabung ke Credit Union secara
teratur secara menghindari agar tidak menabung ke lembaga lain.
B. Partisipasi Anggota
1. Pengertian Partispasi Anggota
Kata partisipasi dapat diartikan dengan keikutsertaan, maka partisipasi angota dapat diartikan sebagai keaktifan atau keikutsertaan anggota secara
langsung atau tidak langsung, secara mental maupun emosional, dalam bentuk fisik maupun sumbangsih lainnya di kegiatan yang bertujuan
memajukkan sebuah organisasi. Menurut Winardi 1983:63 partisipasi adalah turutsertanya seseorang baik secara mental maupun emosional
untuk memberikan sumbangsih kepada proses pembuatan keputusan terutama mengenai persoalan-persoalan dimana pribadi yang bersangkutan
melakukan tanggung jawabnya melakukan hal tersebut.
Menurut Widayanti dan Panji 1993: 111 partisipasi anggota diukur dari kesediaan anggota itu untuk memikul kewajiban dan menjalankan hak
keanggotaan secara bertanggungjawab. Partisipasi anggota juga termasuk tanggung jawab untuk turut serta memikul resiko kerugian, jika koperasi
mengalami kerugian akibat salah dalam kalkulasi atau perencanaan, sehingga pemasarannya tidak berhasil Widayanti dan Panji, 1993: 116.
2. Dasar-dasar Partisipasi Anggota
Anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. Yang dapat menjadi anggota koperasi ialah setiap orangindividu
yang mampu melakukan tindakan hukum atau koperasi yang memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam anggaran dasar koperasi.
Koperasi dapat memiliki anggota luar biasa yang persyaratan, hak dan kewajiban keanggotaannya ditetapkan dalam anggaran dasar. Berpegang
pada prinsippengertian koperasi, maka ada beberapa prinsip, yaitu sebagai berikut:
a. Keanggotan koperasi didasarkan pada kesamaan kepentingan ekonomi
dalam lingkup usaha koperasi. b.
Keanggotaan koperasi tidak dapat dipindahtangankan. c.
Setiap anggota mempunyai kewajiban dan hak yang sama terhadap koperasi sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar.
Setiap anggota mempunyai kewajiban, yaitu sebagai berikut: a.
Mematuhi Anggaran Dasar dan anggaran rumah tangga serta keputusan yang telah disepakati dalam rapat anggota.
b. Berpartisipasi dan memelihara kebersamaan berdasar atas asas
kekeluargaan. Setiap anggota mempunyai hak sebagai berikut:
a. Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam rapat
anggota. b.
Memilih danatau dipilih menjadi anggota pengurus atau pengawas. c.
Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan dalam Anggaran Dasar.
d. Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus di luar rapat
anggota baik diminta maupun tidak diminta. e.
Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antara sesama anggota.
f. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut
ketentuan dalam Anggaran Dasar.
3. Bentuk – bentuk Partisipasi Anggota
Dilihat dari segi dimensinya menurut Hendar dan Kusnadi 2002:73, partisipasi terdiri dari:
a. Partisipasi dipandang dari sifatnya
Partisipasi dapat berupa, partisipasi dipaksakan forced dan partsipasi sukarela voluntary. Partsipasi dipaksakan terjadi karena paksaan
undang-undang atau keputusan pamerintah untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan.
Sedangkan partisipasi sukarela terjadi karena kesadaran untuk ikut serta berpartisipasi.
b. Partisipasi dipandang dari bentuknya
Partisipasi dapat berupa, partisipasi formal dan partisipasi informal. Partisipasi yang bersifat formal, biasannya tercipta suatu mekanisme
formal dalam pengambilan keputusan. Sedangkan partisipasi yang bersifat informal, biasanya hanya terdapat persetujuan lisan antara
atasan dan bawahan sehubungan dengan partisipasi. c.
Partisipasi dipandang dari pelaksanaannya Partisipasi dapat berupa, partisipasi langsung dan partisipasi tidak
langsung. Partisipasi langsung terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan pandangan, membahas pokok persoalan, mengajukan
keberatan terhadap keinginan orang lain. Sedangkan partisipasi tidak langsung terjadi apabila terdapat wakil yang membawa inspirasi orang
lain yang akan berbicara atas nama karyawan atau anggota dengan kelompok yang lebih tinggi tingkatannya.
d. Partispasi dipandang dari segi kepentingannya
Partisipasi dapat berupa, partisipasi kontributif dan partisipasi insentif. Partisipasi kontributif yaitu kedudukan anggota sebagai pemilik
dengan mengambil bagian dalam penetapaan tujuan, pembuatan keputusan dan proses pengawasan terhadap jalannya perusahaan
Koperasi. Sedangkan partisipasi insentif yaitu kedudukan anggota sebagai
pelangganpemakai dengan
memanfaatkan berbagai
potensipelayanan yang disediakan oleh perusahaan dalam menunjang kepentinganya.
Bentuk-bentuk partisipasi anggota dihubungkan dengan prinsip identitas ganda anggota, sebagaimana dikemukakan oleh Alfred Hanel
dalam Tim IKOPIN 2000:49 yaitu : 1
Dalam kedudukannya sebagai pemilik: a
Memberikan kontibusinya dalam bentuk keuangan terhadap pembentukan dan pertumbuhan perusahaan koperasinya dan
melalui usaha-usaha pribadinya. b
Mengambil bagian dalam penetapan tujuan pembuatan keputusan dan dalam proses pengawasan terhadap tata
kehidupan koperasinya.
c anggota harus turut serta dalam mengambil keputusan ,evaluasi
dan pengawasan terhadap jalannya perusahaan Koperasi yang biasanya dilakukan pada waktu rapat anggota.
d anggota harus turut serta melakukan kontribusi modal melalui
berbagai bentuk
simpanan untuk
memodali jalannya
perusahaan Koperasi. e
anggota harus turut serta menanggung resiko usaha koperasi yang disebabkan oleh kesalahan manajemen.
2 Sebagai pengguna, pelanggan, pekerja atau nasabah, anggota
harus turut serta memanfaatkan pelayanan barang dan jasa yang disediakan oleh Koperasi. Untuk memasuki dan mempertahankan
atau memelihara hubungannya dengan koperasi, apabila insentif yang diperoleh lebih besar daripada kontribusi yang harus
diberikan maka mereka akan melanjutkan kerjasama dengan koperasi.
Pendapat lain mengenai partisipasi dikemukakan oleh Ropke 2003:52 dengan membagi tipe-tipe partisipasi anggota menjadi :
a Partisipasi dalam menggerakan atau mengkontribusikan
sumberdaya. b
Partisipasi dalam mengambil keputusan perencanaan, implementasi atau pelaksanaan, evaluasi.
c Partisipasi anggota dalam menikmati manfaat.
Menurut Rusidi 1992:18 Partisipasi anggota berdasarkan statusnya dapat diperinci menjadi:
a. Partisipasi anggota dalam RAT
b. Partisipasi anggota dalamn penanaman modal melalui berbagai macam
simpanan c.
Partisipasi anggota dalam pemanfaatan pelayanan yang disediakan. Dalam penelitian ini didapatkan kerangka pemikiran tentang unsur-unsur
partisipasi untuk diteliti yaitu: a.
Partisipasi anggota dalam demokrasi ekonomi Partisipasi anggota dapat dilakukan dalam rapat anggota tahunan
RAT yang merupakan kekuasaan tertinggi di mana semua anggota berhak menghadirinya. Adapun menurut Undang-undang no.25 tahun
1992 pasal 23, rapat anggota pada umumnya menetapkan: 1
Anggaran dasar 2
Kebijakan umum dibidang organisasi 3
Pemilihan, pengangkatan, dan pemberhentian pengurus dan pengawas
4 Rencana kerja. Rencana anggara pendapatan dan belanja koperasi
sertapengesahan laporan keuangan. 5
Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam melaksanakan tugasnya
6 Pembagian SHU
7 Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran organisasi.
Dalam RAT ini diharapkan anggota dapat menggunakan hak demokrasi dengan sebaik-baiknya secara jujur dan demokratis dalam
mengungkapkan pendapat dan gagasannya. b.
Partisipasi dalam permodalan Pengertian modal dalam sebuah organisasi perusahaan termasuk badan
koperasi adalah sama, yaitu modal yang digunakan untuk menjalankan usaha. Koperasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang
mengumpulkan modal untu modal usaha dan setiap orang mempunyai hak yang sama.
1 Modal Dasar
Tujuan utama mendirikan sebuah organisasi koperasi adalah untuk mengakumulasikan potensi keuangan para pendiri dan anggotanya
yang meskipun pada awalnya berjumlah kecil tetapi tetap ada. 2
Modal Sendiri a
Simpanan Pokok Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib disetorkan
ke dalam kas koperasi oleh para pendiri atau anggota koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat
ditarik kembali oleh anggota koperasi tersebut selama yang bersangkutan masih tercatat menjadi anggota koperasi
b Simpanan Wajib
Konsekuensi dari simpanan ini adalah harus dilakukan oleh semua anggota koperasi yang dapat disesuaikan besar kecilnya
dengan tujuan usaha koperasi dan kebutuhan dana yang hendak dikumpulkan, karena itu akumulasi simpanan wajib para
anggota harus diarahkan mencapai jumlah tertentu agar dapat menunjang kebutuhan dana yang akan digunakan menjalankan
usaha koperasi. c
Dana Cadangan Dana cadangan ialah sejumlah uang yang diperoleh dari
sebagian hasil usaha yang tidak dibagikan kepada anggota. Tujuannya adalah untuk memupuk modal sendiri yang dapat
digunakan sewaktu-waktu apabila koperasi membutuhkan dana secara mendadak atau menutup kerugian dalam usaha.
d Hibah
Hibah adalah bantuan, sumbangan atau pemberian cuma-cuma yang tida mengharapkan pengembalian atau pembalasan dalam
bentuk apapun. Siapa pun dapat memberikan hibah kepada koperasi dalam bentuk apapun sepanjang memiliki pengertian
seperti itu, untuk menghindarkan koperasi menjadi tergantung dengan pemberi hibah sehingga dapat mengganggu prinsip-
prisnsip dan asas koperasi.
3 Modal Pinjaman
a Pinjaman dari Anggota
Pinjaman yang diperoleh dari anggota koperasi dapat disamakan dengan simpanan sukarela anggota. Kalau dalam
simpanan sukarela, maka besar kecil dari nilai yang disimpan tergantung dari kerelaan anggota. sebaliknya dalam pinjaman,
koperasi meminjam senilai uang atau yang dapat dinilai dengan uang yang berasal dari anggota
b Pinjaman dari Koperasi Lain
Pada dasarnya diawali dengan adanya kerja sama yang dibuat oleh sesama badan usaha koperasi untuk saling membantu
dalam bidang kebutuhan modal. Bentuk dan lingkup kerja sama yang dibuat bisa dalam lingkup yang luas atau dalam
lingkup yang sempit; tergantung dari kebutuhan modal yang diperlukan.
c Pinjaman dari Lembaga Keuangan
Pinjaman komersial dari lembaga keuangan untuk badan usaha koperasi mendapat prioritas dalam persyaratan.
Prioritas tersebut diberikan kepada koperasi sebetulnya merupakan komitmen pemerintah dari negara-negara yang
bersangkutan untuk mengangkat kemampuan ekonomi rakyat khususnya usaha koperasi.
d Obligasi dan Surat Utang
Untuk menambah modal koperasi juga dapat menjual obligasi atau surat utang kepada masyarakat investor untuk mencari
dana segar dari masyarakat umum diluar anggota koperasi. Mengenai persyaratan untuk menjual obligasi dan surat utang
tersebut diatur dalam ketentuan otoritas pasar modal yang ada.
e Sumber Keuangan Lain
Semua sumber keuangan, kecuali sumber keuangan yang berasal dari dana yang tidak sah dapat dijadikan tempat untuk
meminjam modal Ada dua sumber modal yang dapat dijadikan modal usaha koperasi
yaitu : 1
Secara Langsung Dalam mendapatkan modal secara langsung ini ada tiga cara
klasik yang dapat dilakukan oleh para pengurus koperasi, yaitu: a
Mengaktifkan simpanan wajib anggota sesuai dengan besar kecil penggunaan volume penggunaan jasa pelayanan
koperasi yang dimanfaatkan oleh anggota tersebut. b
Mengaktifkan pengumpulan tabungan para anggota. c
Mencari pinjaman dari pihak bank atau non-bank dalam menunjang elancaran operasional koperasi.
2 Secara Tidak Langsung
Modal yang didapat dari cara ini bukan merupakan modal yang langsung digunakan oleh koperasi tetapi mengambil manfaat dari
kemampuan operasi itu sendiri dalam rangka menekan biaya, caranya antara lain :
a Menunda pembayaran yang seharusnya dikeluarkan
b Memupuk dana cadangan.
c Melakukan Kerja Sama-Usaha.
d Mendirikan Bdang-Badan Bersubsidi
c. Partisipasi dalam penggunaan Jasa.
Prinsip kegiatan koperasi adalah berorientasi pada kepentingan anggota, hal ini berkaitan dengan fungsi ganda anggota sebagai
pelanggan sekaligus pemilik. hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.12
tahun 2015 tentang pedoman umum akuntansi koperasi sektor riil mengenai karakteristik utama koperasi yang membedakannya dengan
badan usaha lain adalah posisi anggota koperasi sebagai pemilik sekaligus sebagai pengguna jasa koperasi. Berdasarkan hal tersebut,
koperasi memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut : 1
Koperasi dibentuk oleh anggota atas dasar kepentingan ekonomi yang sama.
2 Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai
kemandirian, kesetiakawanan, keadilan, persamaan dan demokrasi, tanggung jawab sosial serta kepedulian terhadap
orang lain. 3
Koperasi didirikan, diatur, dikelola, diawasi serta dimanfaatkan oleh anggotanya.
4 Tugas pokok koperasi adalah melayani kebutuhan ekonomi
anggotanya dalam rangka memajukan kesejahteraan anggota. 5
Jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan koperasi kepada anggotanya maka kelebihan kemampuan pelayanan tersebut
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitarnya.
C. PenelitianTerdahulu