PERUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN MANFAAT PENELITIAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS HIV

mengkaitkan antara tingkat kekebalan tubuh dengan jumlah total limfosit, dimana dilaporkan bahwa peninggian total limfosit count menggambarkan peninggian kekebalan tubuh Deresse D, Eskindir L, 2008 ; Ghate M, et al, 2009. Walaupun demikian dan telah di laporkan bahwa jumlah total limfosit berhubungan dengan tingkat kekebalan tubuh manusia, tetapi masih jarang di laporkan akan jumlah total limfosit di kaitkan dengan kekebalan tubuh pada penderita HIV. Belum jelas betul bahwa jumlah total limfosit dapat menggantikan CD4 dalam memonitor pengobatan penderita HIV, tetapi secara logika maka jumlah total limfosit mempunyai dasar ilmiah untuk di gunakan pada monitor kekebalan tubuh penderita HIV. Hal ini sangat penting terutama karena belum ada laporan penggunaan jumlah total limfosit pada penderita HIV di Sumatera Utara. Dasar pemikiran ini oleh karena masih banyak Rumah Sakit di Sumatera Utara belum mempunyai sarana pemeriksaan CD4

I.2. PERUMUSAN MASALAH

Oleh karena pengobatan HIV sangat penting untuk dimonitor agar dapat di capai tingkat keberhasilan yang tinggi sehingga menurunkan angka penyebaran, tetapi sarana monitor pengobatan HIV di Sumatera Utara terbatas, maka diharapkan studi ini dapat menunjukkan apakah jumlah total 2 Universitas Sumatera Utara limfosit dapat di pakai sebagai alternartif dari CD4 untuk memonitor pengobatan pada penderita HIVAIDS dalam batas tertentu.

I.3. TUJUAN PENELITIAN

I.3.1. Tujuan Umum Penelitian

Untuk mengetahui apakah jumlah total limfosit dapat di pakai sebagai alternatif dari CD4 pada monitor pengobatan pasien HIV AIDS.

I.3.2. Tujuan Khusus Penelitian

Mengetahui hubungan korelasi antara jumlah total limfosit dan CD4 sebelum dan sesudah pemberian ARV pada pasien HIV AIDS

I.4. MANFAAT PENELITIAN

Bagi penderita HIVAIDS dapat mengurangi biaya pemeriksaan CD4 bila nilai jumlah total limfosit dapat dipakai sebagai pedoman untuk memonitor. 3 Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA.

II.1. HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS HIV

Human Immunodeficiency Virus merupakan Virus yang menyebabkan rusaknya melemahnya sistem kekebalan tubuh manusia. HIV membutuhkan sel-sel kekebalan kita untuk berkembang biak. Dua spesies HIV yang diketahui menginfeksi manusia adalah HIV -1 dan HIV-2. HIV 1 adalah virus HIV yang pertama diidentifikasi oleh Luc Moontainer di Institut Pasteur Paris, tahun 1983. HIV-2 berhasil di isolasi dari pasien Afrika Barat tahun 1986 Levinson W, Jawetz E, 2003. HIV-1 lebih mematikan dan lebih mudah masuk kedalam tubuh. HIV-1 adalah sumber dari mayoritas infeksi HIV di dunia, sementara HIV-2 kebanyakan berada di Afrika Barat. Baik HIV-1 dan HIV-2 berasal dari primata. Asal HIV-1 berasal dari simpanse Pan troglodytes yang ditemukan di Kamerun selatan. HIV-2 berasal dari Sooty Mangabey Cercocebus atys, monyet dari Guinea Bissau, Gabon, dan Kamerun Price SA, Wilson LM, 2006. HIV-1 adalah yang lebih virulent dan lebih mudah menular, dan merupakan sumber dari kebanyakan infeksi HIV di seluruh dunia. HIV-2 kebanyakan masih terkurung di Afrika Barat. Kedua spesies berawal di Afrika 4 Universitas Sumatera Utara Barat dan tengah, menular dari primata ke manusia dalam sebuah proses yang dikenal sebagai zoonosis. HIV-1 telah berevolusi dari sebuah simian immunodeficiency virus SIVcpz yang ditemukan dalam subspesies simpanse, Pan troglodyte troglodyte . HIV-1 memiliki 3 kelompok atau grup yang telah berhasil diidentifikasi berdasarkan perbedaan pada envelope -nya yaitu M, N, dan O . Kelompok M yang paling besar prevalensinya dan dibagi kedalam 8 subtipe berdasarkan seluruh genomnya, yang masing-masing berbeda secara geografis . Subtipe yang paling besar prevalensinya adalah subtipe B banyak ditemukan di Afrika dan Asia, subtipe A dan D banyak ditemukan di Afrika, dan C banyak ditemukan di Afrika dan Asia; subtipe-subtipe ini merupakan bagian dari kelompok M dari HIV-1. Ko-infeksi dengan subtipe yang berrbeda meningkatkan sirkulasi bentuk rekombinan CRFs Human Immunodeficiency virus adalah virus sitopatik diklasifikasikan dalam Famili Retrovirida e, sub family Lentivirida e , genus Lentivirus . Berdasarkan strukturnya termasuk Family retrovirus termasuk virus RNA yang biasanya menyerang organ vital sistem kekebalan manusia seperti sel T CD4, makrofag, dan sel dendritik. Virus HIV secara langsung dan tidak langsung merusak sel T CD4, padahal sel T CD4 di butuhkan agar sistem 5 Universitas Sumatera Utara kekebalan tubuh berfungsi dengan baik. Jika virus HIV membunuh sel T CD4 sampai terdapat kurang dari 200 sel T CD4 permikro liter darah, maka kekebalan seluler akan hilang Highleyman, 2007 Secara alamiah sel kekebalan kita akan dimanfaatkan, bisa diibaratkan seperti mesin fotocopy. Namun virus ini akan merusak mesin fotocopynya setelah mendapatkan hasil copy virus baru dalam jumlah yang cukup banyak. Sehingga lama-kelamaan sel kekebalan kita habis dan jumlah virus menjadi sangat banyak Kelly J et al, 1994; Ngowi BJ et al, 2008 Virus HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang berpotensial mengandung virus HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Sedangkan cairan yang tidak berpotensi untuk menularkan virus HIV adalah cairan keringat, air liur, air mata dan lain-lain.

II.2. PATOGENESE