Peran ekstrak tempe terhadap kadar DNA dan RNA testis tikus usia lepas sapih

PERAN EKSTRAK TEMPE TERHADAP KADAR DNA DAN
RNA TESTIS TIKUS USIA LEPAS SAPIH

RETNO TEGARSIH

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Peran Ekstrak Tempe
Terhadap Kadar DNA dan RNA Testis Tikus Usia Lepas Sapih” adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2014
Retno Tegarsih
NIM B04100131

ABSTRAK
RETNO TEGARSIH. Peran Ekstrak Tempe terhadap Kadar DNA dan RNA
Testis Tikus Usia Lepas Sapih. Dibimbing oleh NASTITI KUSUMORINI dan
ARYANI SISMIN SATYANINGTIJAS.
Tempe merupakan salah satu makanan berbahan dasar kedelai mengandung
fitoestrogen yang berkhasiat menyerupai hormon estrogen. Fitoestrogen yang
terdapat dalam kedelai berasal dari kelompok isoflavon. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak tempe pada usia lepas sapih
terhadap kadar DNA dan RNA testis serta konsentrasi testosteron tikus setelah
mencapai usia menjelang pubertas. Tikus jantan sebanyak 18 ekor dibagi menjadi
2 kelompok, yaitu kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan dan kelompok
perlakuan yang diberi ekstrak tempe sebanyak 0.5 g/mL/hari. Pada saat berusia
28, 42 dan 56 hari diambil sampel organ testis dan darah tikus jantan. Parameter
yang diamati meliputi bobot basah, bobot kering testis, kadar DNA dan RNA,
serta konsentrasi hormon testosteron. Data hasil penelitian dianalisis
menggunakan t-test dengan selang kepercayaan 95%. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa bobot basah, bobot kering testis, serta total kadar DNA dan
RNA pada usia 28 hari mengalami penurunan (P