Studi Keragaman Genetik Nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.) Berdasarkan Marka Morfologi

Studi Keragaman Genetik Nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.)
Berdasarkan Marka Morfologi
(Variability Genetic Analysis For Jackfruit [Artocarpus heterophyllus Lam.]
Based on Morphologycal Marker)
1)

1,2)

Sulassih , Sobir*

1)

, Santosa E , Tirtawinata MR

3)

1)

Pusat Kajian Hortiultura Tropika, Institut Pertanian Bogor
Kampus Baranangsiang, Jl Pajajaran, Bogor (0251-8326881) Indonesia
2)

Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
3)
Taman Wisata Mekarsari, Jl Cileungsi-Jonggol KM3 Bogor (02182318128231811,8231813 Indonesia
)
* Corresponding author: sobir@ipb.ac.id
Abstrak
Nangka (Artocarpus heteropyllus Lam.) merupakan tanaman yang banyak ditemui di
Indonesia. Nangka memiliki banyak manfaat untuk konsumsi buah segar, sumber
antioksidan, mineral dan vitamin, tetapi saat ini belum menjadi komoditas prioritas di
Indonesia. Program pengembangan pemuliaan tanaman nangka perlu dilakukan melalui
proses seleksi uji observasi. Keragaman genetik nangka dapat dijadikan sebagai sumber
informasi untuk mendapatkan varietas unggul baru. Berdasarkan hasil pengamatan 21
karakter morfologi yang mencakup 71 sub karakter, pada 30 aksesi nangka di kawasan
Bogor dengan menggunakan software NTSYS diperoleh rentang koefisien kemiripan antara
0,23 sampai 1.00 dan membentuk 7 kelompok dengan tingkat kemiripan sebesar 0.544.
Pengelompokan tersebut berdasarkan bentuk buah yaitu bentuk buah bulat seperti pada
nangka Bola, oblong pada nangka Kandel dan elips pada umumnya semua aksesi. Karakter
lain yang menonjol adalah pada nangka telanjang yang memiliki daging buah tampak di luar
kulit. Nangka bola dan nangka telanjang perlu dilindungi sebagai sumber plasma nutfah
Indonesia, sedangkan nangka Sindangsari2 dapat dikembangkan sebagai varietas unggul

baru.
Keywords: nangka bola, nangka kandel, nangka telanjang, morfologi
Abstract
Jackfruit (Artocarpus heteropyllus Lam.) is a common fruit crop in Indonesia. Jackfruit is not
an Indonesian priority crop although it contains antioxidants, minerals and vitamins, and it is
suitable for fresh consumption. Selection by observation is one of important methods in
jackfruit breeding program. The genetic variability of jackfruit could be a source of diversity to
find out the new cultivars. Based on 21 morphological descriptors which consist of 71
characters, 30 jackfruit accessions originated from Bogor have been clusterred into 7
classes with similarity coefficient 0.544. The classification was based on fruit shape, such as
spherical for Bola accession, oblong for Kandel accession and elips for the other accessions.
Prominent character of Telanjang accession was it has visible bulb doe to less or no peel.
Bola and Telanjang accessions are needed to be protected as Indonesian germplasm, and
Sindangsari2 accession as a candidate for new cultivar of jackfruit.
Keywords: Bola accession, Kandel variety, jack fruit, Telanjang accession, morphological
marker
Pendahuluan
Nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk) berasal dari India dan menyebar ke
Indonesia. Kultivar nangka di Indonesia sudah mencapai 30 kultivar dan 20 kultivar terdapat
di Pulau Jawa. Nangka sebagai salah satu tanaman yang mampu berbuah diluar musim

kaya akan manfaat terutama pada kandungan nutrisi gizi (dalam 100 g) yaitu (1) karbohidrat
10 g, (2) protein 0,9 g, (3) lemak 0,8 g, (4) amylosa 29 g (Hettiaratchi et al. 2011). Manfaat

417

lain dari nangka adalah daun yang memiliki antioksidan untuk hiperglikemiks dan
hiperlipidemia (Omar et al. 2011). Kayu nangka dapat djadikan sebagai bahan bangunan,
bahkan di Tana Toraja Sulawesi Selatan kayu nangka menjadi kayu pilihan untuk membuat
replikasi berupa patung kayu sebagai penghargaan terhadap yang sudah wafat. Ukuran
patung kayu setinggi 0,5-1 m bisa mencapai harga Rp. 30.000.000.
Saat ini produksi nangka di Indonesia belum terdata secara resmi. Kondisi tersebut
dapat disebabkan oleh : (1) komoditas nangka belum menjadi 10 prioritas komoditas
unggulan seperti pisang, mangga, manggis, jeruk, durian, rambutan, salak, semangka,
nenas dan melon, (2) penanaman nangka masih disekitar pekarangan, kebun buah
campuran atau sebagai tumpang sari tanpa melalui pendekatan agribisnis, (3) serangan
hama dan penyakit, (4) buah nangka mudah busuk, ukuran buah besar dan wangi yang
menyengat sehingga masih sulit untuk diekspor. Tantangan komoditas produk hortikultura
terdapat pada faktor yang mempengaruhi persaingan pasar diantaranya isu-isu yang
berkaitan dengan peningkatan daya saing produk pertanian Indonesia terutama yang
berkaitan dengan mutu/standarisasi dan perubahan paradigma serta pola hidup penduduk

akan hidup lebih sehat dengan mengkonsumsi produk pertanian segar. Permintaan terhadap
nangka merupakan potensi untuk dikembangkan. Pemeliharaan kultivar-kultivar unggul
merupakan langkah yang penting. Sasaran perbaikan dalam program pemuliaan tanaman
dalam perbaikan potensi hasil, perbaikan kualitas, resistensi terhadap hama dan penyakit
dan tingkat adaptasi terhadap cekaman lingkungan perlu diawali melalui studi keragaman
nangka berbasis identifikasi morfologi.
Penelitian bertujuan sebagai tahap seleksi dan observasi keragaman morfologi pada
aksesi nangka di sekitar wilayah Bogor sebagai dasar untuk memperoleh informasi calon
pohon induk tunggal.
Metodologi
Penelitian dilakukan di laboratorium Pusat Kajian Hortikultura Tropika LPPM IPB
dan Taman Buah Mekarsari. Bahan tanaman yang digunakan sebanyak 30 aksesi nangka di
0

0

wilayah Bogor meliputi Kotamadya Bogor Utara (S06 33’ 11”, E106 49’ 27”), Bogor
0

0


0

0

Tengah, (S06 38’ 29”, E106 48’ 40”), Bogor Barat (S06 35’ 24”, E106 46’ 5”, Bogor
0

Selatan (S06 38’ 10”, E106

0

0

48’ 42”), Tanah Sareal (S06 34’ 58”, E106
0

0

48’ 26”),


0

Leuwisadeng Kabupaten Bogor (S06 36’ 57”, E106 37’ 35”), Babakan Madang Kabupaten
0

0

0

0

Bogor (S06 34’ 13”, E106 54’ 11”), Taman Wisata Mekarsari Bogor (S06 24’ 57”, E106
58’ 29”) seperti pada Tabel 1.

418

Tabel 1. Bahan tanaman yang digunakan untuk studi morfologi
No.
1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16
17.
18.
19.
20.
21.

22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.

Aksesi

Lokasi

Leuwi Sadeng1
Leuwi Sadeng2
Sindangsari1
Sindangsari2
Tanah Baru
Bantar Kambing

Barata
Cimanggu
Darmaga
Cikabayan
Babakan Madang2
Babakan Madang3
Babakan Madang4
Babakan Madang5
Kunir1
Kunir2
Kandel
Salak
Kapuk1
Kapuk2
Bola2
Bola3
Mas
Telanjang
Kandel Cipaku
Merah Putih

Sempur1
Sempur2
Pondok Rumput2
Marang

Leuwiliang Kab. Bogor
Leuwiliang Kab. Bogor
Gunung Batu Bogor Barat
Gunung Batu Bogor Barat
Tanah Baru Bogor Utara
Bantar Kambing Bogor Barat
Cimangu Tanah Sareal Bogor
Cimanggu Tanah Sareal Bogor
Darmaga Kab. Barat
Darmaga Kab. Bogor
Babakan Madang Kab. Bogor
Babakan Madang Kab. Bogor
Babakan Madang Kab. Bogor
Babakan Madang Kab. Bogor
Taman Wisata Mekarsari Kab. Bogor

Taman Wisata Mekarsari Kab. Bogor
Taman Wisata Mekarsari Kab. Bogor
Taman Wisata Mekarsari Kab. Bogor
Taman Wisata Mekarsari Kab. Bogor
Taman Wisata Mekarsari Kab. Bogor
Taman Wisata Mekarsari Kab. Bogor
Taman Wisata Mekarsari Kab. Bogor
Taman Wisata Mekarsari Kab. Bogor
Taman Wisata Mekarsari Kab. Bogor
Taman Wisata Mekarsari Kab. Bogor
Taman Wisata Mekarsari Kab. Bogor
Sempur Bogor Tengah
Sempur Bogot Tengah
Pondok Rumput Tanah Sareal
Taman Wisata Mekarsari Kab. Bogor

Elevasi
(m di bawah
permukan laut)
232
208
231
238
187
159
222
231
204
175
308
115
285
285
104
204
94
109
94
109
95
95
90
96
323
315
263
263
237
308

Analisis Marka Morfologi Tanaman
Pengamatan morfologi mengacu pada IPGRI (2000) dengan diskriptor ditampilkan
pada Tabel 2. Karakter yang diamati sebanyak 21 karakter yang mencakup 71 subkarakter.
Dokumentasi diperoleh dengan menggunakan kamera digital Canon Powershoot A480.
Analisis data diolah dengan menggunakan program NTSYS pc (Numerical Taxonomy and
Multivariate Analysis) versi 2.0 (Rohlf 1998) berbasis data biner pada data karakter dan
subkarakter (Sulassih et al. 2013).
Tabel 2. Pengamatan karakter morfologi nangka
No
1

Marka Morfologi
Ukuran biji

2

Ukuran buah

3
4
5

Warna rami
Bentuk buah
Panjang buah

6

Diameter buah

Sub karakter
Sangat kecil (kurang dari 3gr),kecil (3-5,95 gr), sedang (6,08,0 gr), besar (lebih dari 8 gr)
Buah kecil ukuran 6,9 gr, buah sedang ukuran 7-14gr, buah
besar ukuran lebih dari 14 gr
Putih, kuning, coklat muda
Spheroid, ellipsoid, clavate, oblong, irreugular
Buah pendek ukuran kurang dari 28 cm, buah sedang ukuran
28-38,95, buah panjang ukuran lebih dari 39 cm
Kecil kurang dari 17,95 cm, sedang 18-23,95 cm, besar lebih dari

419

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Ketebalan kulit buah
Warna kulit buah
Duri dipermukaan
kulit buah
Ketajaman duri
Ketebalan daging
buah
Bentuk daging buah
Warna daging buah
Panjang hati
Bentuk biji
Panjang daging
buah
Munculnya daging
buah dipermukaan
kulit
Bentuk duri
Jumlah biji
Panjang duri
Bobot daging buah

24 cm
Tipis kurang dari 1,295 8cm, sedang 1,3-1,595, tebal lebih dari 1,6
Hijau tua, hijau, kuning kehijauan, kuning, kuning terang,
cream
Berduri, tidak berduri
Duri tajam, tumpul, rata
Daging tipis kurang dari 0,595 mm, sedang 0,6-0,895 mm,
tebal lebih dari 0,9 mm
Spheroid, cordate, obovate
Kuning tua/orange, kuning, kuning muda, cream
Pendek kurang dari 28,95 cm, sedang 29-46,95 cm, panjang
lebih dari 47 cm
Spheroid, ellipsoid, oblong, reniform, irregular,
Pendek kurang dari 2,2695 cm, sedang 2,7-3,195 cm,
panjang lebih dari 3,2 cm
Daging buah keluar permukaan kulit, daging buah di dalam
kulit
Limas, rata, silinder
Kurang dari 100 biji, lebih dari 100 biji
Lebih dari 1 cm, kurang dari 1 cm
Sangat kecil kurang dari 6gr, kecil 24,85-42 g, sedang 42,0560,80 g, besar 60,85 g
Hasil dan Pembahasan

Keragaman Morfologi 30 Aksesi Nangka
Keragaman morfologi terhadap 30 aksesi nangka di wilayah Bogor tampak pada 21
karakter meliputi bentuk buah, warna kulit, warna daging buah seperti pada Gambar 1.
Keragaman karakter pada 30 aksesi nangka mampu dijelaskan oleh hasil observasi
subkarakter yang menunjukan polimorfik. Konteks polimorfik adalah ada atau tidak adanya
karakter suatu objek yang dikelompokan ke dalam subkarakter yang telah ditetapkan. Hasil
rekapitulasi observasi polimorfik terdapat pada Tabel 3.
Tabel 3. Rekapitulasi karakter polimorfik pada marka morfologi nangka
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

420

Karakter
Ukuran biji
Ukuran buah
Warna rami
Bentuk buah
Panjang buah
Diameter buah
Ketebalan kulit buah
Warna kulit buah
Duri dipermukaan kulit buah
Ketajaman duri
Ketebalan daging buah
Bentuk daging buah
Warna daging buah

Jumlah
sub karakter

Sub karakter
polimorfik

4
3
4
4
3
3
3
6
2
3
3
4
4

4
3
4
4
3
3
3
6
2
3
3
4
4

14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.

Panjang hati
Bentuk biji
Panjang daging buah
Munculnya daging buah dipermukaan kulit
Bentuk duri
Jumlah 100 biji
Panjang duri
Bobot daging buah
Total

Gambar 1.

3
5
4
2
3
2
2
4
71

3
5
4
2
3
2
2
4
71 (100%)

Keragaman morfologi pada warna kulit (A), duri (B), bentuk dan warna daging. Aksesi
Leuwisadeng (1;2), Sindangsari (3;4), Tanah Baru (5), Bantar Kambing (6),
Cimanggu (7;8), Darmaga (9;10), Babakan Madang (11-14), Mekarsari (15-25;30),
Cipaku (26;27), Sempur (27; 28), Pondok Rumput (29).

421

Analisis pengelompokan terhadap 30 aksesi nangka di wilayah Bogor menunjukan 7
kelompok pada koefisien kemiripan 0.544 dengan nilai goodness of fit sebesar 0, 79534.
Kelompok A meliputi Leuwi Sadeng1, Babakan Madang5, Leuwi Sadeng2, Bantar Kambing,
Cikabayan, Kapuk2, Salak, Barata, Babakan Madang2, Darmaga, Kunir1, Kandel, Sempur1,
Sempur2, Kapuk1, Cimanggu, Kunir2, Sindang Sari1, Sindang Sari2, Mas dan Babakan
Madang3. Kelompok B meliputi Tanah Baru, Merah Putih, dan Pondok Rumput2. Kelompok
C hanya

Kandel Cipaku serta kelompok D hanya Telanjang. Kelompok E terdiri dari

Babakan Madang4, kelompok F meliputi Bola2 dan Bola3. Kelompok G hanya Marang
(Artocarpus odoratissimus Blanco) sebagai out group (Gambar 5).

Leuwisadeng1
Babakanmadang5
Bantarkambing
Leuwisadeng
Cikabayan
Kapuk2
Salak
Barata
Babakanmadang2
Darmaga
Kunir1
Kandel
Sempur1
Sempur2
Kapuk1
Cimanggu
Kunir2
Sindangsari1
Sindangsari2
Mas
Babakanmadang3
Tanahbaru
MerahPutih
PondokRumput2
KandelCipaku
Telanjang
Babakanmadang4
Bola2
Bola3
Marang
0.23

0.43

0.62

0.81

A

B
C
D
E
F
G

1.00

0.54
Koefisien Kemiripan

Gambar 5.

Pengelompokan 30 aksesi nangka di wilayah Bogor berdasarkan
marka morfologi.

Kemiripan karakter morfologi hampir dimiliki oleh 21 aksesi pada kelompok A,
meskipun demikian keragaman karakter morfologi masih tampak pada hasil dendrogram.
Keragaman tersebut dapat disebabkan karena tanaman nangka bersifat tanaman
menyerbuk silang. Menurut Jagadesh et a.. (2007) nangka memiliki keragaman akibat
menyerbuk silang dan hasil perbanyakan melalui biji. Khan et a.. (2010) mendapatkan
keragaman berdasarkan pengamatan morfologi pada karakter kualitatif dan kuantitatif antara
nangka yang sudah dibudidayakan di pekarangan dibandingkan dengan yang tumbuh
secara alami di hutan. Berdasarkan hasil penelitian Adelina et al. (2006) pada 50 kultivar

422

nangka di 10 desa Kota Palu dan Kabupaten Donggala membentuk 6 kelompok
berdasarkan marka morfologi dan isoenzim.
Keragaman morfologi 30 aksesi nangka di wilayah Bogor cukup tinggi dengan
rentang koefisien kemiripan 23-100%, hal tersebut dapat ditunjukan oleh perbedaan (1)
bentuk buah yang sangat mencolok terutama nangka Bola2 dan Bola3 yang berbentuk bulat,
sedangkan yang lainnya berbentuk elips atau oblong, (2) permukaan kulit yang memiliki duri
dan tidak berduri/rata seperti pada nangka bola dan nangka Kandel Cipaku tidak memiliki
duri, (3) fenomena pembentukan daging buah sekaligus menjadi kulit buah seperti pada
nangka telanjang. Sebagai pembanding nangka yang sudah dilepas adalah (1) nangka Kunir
SK No 121/Kpts/TP.40/1991 asal Kabupaten Lumajang Jawa Timur atas usulan BPSBTPH
Jawa Tmur, (2) nangka Kandel SK No 99/KPts/TP.240/3/2000 asal Kabupaten Bogor Jawa
Barat atas usulan BPSBTPH DKI Jakarta. Nangka bola dan nangka telanjang perlu
dilindungi sebagai sumber plasma nutfah Indonesia, sedangkan nangka Sindangsari2 dapat
dikembangkan sebagai varietas unggul baru.
Kesimpulan
Keragaman karakter nangka dapat digunakan sebagai langkah awal untuk program
pengembangan pemuliaan tanaman, diantaranya yaitu untuk mendapatkan aksesi yang
memiliki karakter yang diharapkan dan sesuai/idiotype dengan sasaran perbaikan dalam
program pemuliaan tanaman guna perbaikan potensi hasil, perbaikan kualitas, resistensi
terhadap hama dan penyakit dan tingkat adaptasi terhadap cekaman lingkungan. Oleh
karena itu nangka Sindangsari2 dapat dijadikan sebagai kandidat varietas unggul baru.
Nangka telanjang dan nangka bola dapat dijadikan sebagai sumber plasma nutfah dan perlu
dilakukan tahap perlindungan varietas tanaman.
Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih penulis ucapkan untuk sumber pendanaan penelitian dari
program Biaya Operasional Perguruan Tinggi (BOPTN) Tahun 2013 dari Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Daftar Pustaka
Adelina E., Tambing Y., Budiarti T., dan Murniati E. 2006. Identifikasi keragaman kultivar
nangka berdasarkan ciri morfologi, dan analisis isoenzim. Jurnal Agrisains 7(3) : 150155
[Ditjen Horti]. 2012. Daftar Varietas Hortikultura. Direktorat Perbenihan Hortikultura
Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian.
Hettiaratchi UPK, Ekanayake S, Welihinda J. 2011. Nutritional assessment of jackfruit
(Artocarpus heterophyllus) meal. Ceylon Medical Journal. 56 : 54-58.
IPGRI. 2000. Descriptors for Jackfruit (Artocarpus heterophyllus). International Plant Genetic
Resources Institute, Rome, Italy. ISBN 92-9043-450-3

423

Jagadeesh, SL, Reddy BS, Basavaraj N, Swamy GSK, Gorbal K, Hedge L, Raghavan GSV,
Kajjidoni ST. 2007. Inter Tree Variability for Fruit Quality in Jackfruit Selections of
Western Ghats of India. Scientia Horticulturae 112 : 382-387.
Khan R, Zerega N, Hossain S, Zuberi MI. 2010. Jackfruit (Artocarpus heterophyllus Lam.)
Diversity in Bangladesh : Land Use and Artificial Selection. Economic Botany 64 (2) :
124-136.
Omar HS, El-Beshbishy HA, Moussa Z, Taha KF, B. Singab AN. 2011. Antioxidant activity of
Artocarpus heterophllus Lam. (jack fruit) leaf exstract : Remarkable attenuations of
hyperglycemia and hyperlipidemia in streptozotocin-diabetic rats. The Scientific World
Journal. 11 : 788-800.
Rohlf FJ. 1998. NTSYSpc numerical taxonomy and multivariate analysis system version 2.0.
User guide. New York : Department of Ecology and Evolution State University.
Sulassih, Sobir, Santosa E. 2013. Phylogenetic analysis of mangosteen (Garcinia
mangostana L.) and its relatives based on morphologicl and inter simple sequence
repeat (ISSR) markers. SABRAO Journal of Breeding and Genetics. 45 (3) 478-490.

424

:

Bukittinggi 23-25 September 2014

Tema

:“Dukungan Teknologi dan Hasil Penelitian dalam
Membangun Pertanian Bio-industri Buah Tropika
Berkelanjutan”

Diselenggarakan Oleh:

BALAI PENELITIAN TANAMAN BUAH TROPIKA
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2015

ISBN : 978-979-1465-43-4

PROSIDING
Seminar Nasional Buah Tropika Nusantara II
Bukittinggi, 23 – 25 September 2014

X, 1270 halaman, 2015
Penyunting Pelaksana

:

Dr. A. Soemargono
Dr. Muryati, MP.
Ir. Sri Hadiati, MP.
Dr. Martias, MP.
Dr. Agus Sutanto, MSc.
Ir. NLP. Indriyani, MP.
Dra. Jumjunidang, M.Si

Setting Layout

:

M. Nufur, AM.d
Ismuharti, AM.d

Diterbitkan oleh

:

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura.
Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika
Jl. Raya Solok–Aripan Km 8, Kotak Pos 5 Solok
Sumatera Barat 27301
Telphon : 0755-20137, Faximili : 0755-20592,
Website: www.balitbu.litbang.pertanian.go.id,
E-mail: balitbu@litbang.pertanian.go.id

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan
yang Maha Kuasa, Prosiding Seminar Nasional Buah Tropika
Nusantara II telah dapat diselesaikan dengan baik. Seminar
Nasional yang diselenggarakan pada tanggal 23-25 September
2014 di hotel The Hills Bukittingi dengan tema:“Dukungan
Teknologi

dan

Hasil

Penelitian

dalam

Membangun

Pertanian Bio-industri Buah Tropika Berkelanjutan” bertujuan untuk: (1)
Menginformasikan

hasil-hasil

penelitian

tanaman

buah

tropika,

(2)

Mensosialisasikan dan mengkomunikasikan isu-isu terbaru dalam perbuahan
nasional, (3) Mengidentifikasi peluang konservasi, perbenihan, pengolahan dan
pemasaran buah tropika dalam mewujudkan pertanian bio-industri berkelanjutan, (4)
Mendapatkan umpan balik, masukan, tindak lanjut dari pengguna terhadap
penerapan science, innovation, and networks dalam pengembangan buah tropika
dan (5) Meningkatkan kualitas dan kuantitas Karya Tulis Ilmiah (KTI) komoditas
tanaman buah pada jurnal Nasional dan Internasional.
Beberapa rumusan yang telah dihasilkan dalam Seminar Nasional tersebut, berupa
rangkuman inovasi dan teknologi buah-buahan yang dihasilkan oleh berbagai
lembaga penelitian, dapat ditingkatkan aplikasinya guna membangun pertanian Bioindustri buah tropika secara berkelanjutan.
Makalah yang disampaikan dalam seminar ini disusun dalam Prosiding Seminar
Nasional Buah Tropika Nusantara II yang terdiri dari dua bundel. Semua naskah
dalam prosiding telah dipresentasikan dalam seminar tersebut, baik secara oral
maupun poster dan telah melalui proses evaluasi dan editing oleh tim penyunting.
Pada kesempatan ini saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penyusunan Prosiding Seminar Nasional Buah
Tropika Nusantara II ini. Semoga prosiding ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak
yang membutuhkan.
Jakarta, April 2015
Kepala Pusat,
Dr. Ir. M. Prama Yufdy, MSc.
NIP.: 19591010 198603 1 002

i

ii

SAMBUTAN
KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
Dalam
SEMINAR BUAH TROPIKA NUSANTARA KEDUA
BUKITTINGGI, 23-25 SEPTEMBER 2014
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,
Yang saya hormati,


Direktur Jenderal Hortikultura,



Para pejabat yang mewakili eselon I lingkup Kementan,



Kepala Dinas Propinsi Sumatera Barat



Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Agam



Dekan Fakultas Pertanian UNAND, UMMY, Politani



Para Narasumber



Kepala Pusat/Puslitbang dan Balai Besar lingkup Badan Litbang Pertanian;



Serta Para Kepala BPTP, Balai Penelitian, Peneliti, Perekayasa, Penyuluh dan Hadirin
yang berbahagia,

Pertama tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan kesehatan kepada kita semua sehingga dapat berkumpul pada
acara “Seminar Nasional Buah Tropika Nusantara II” dengan tema “Dukungan teknologi dan
hasil penelitian dalam membangun pertanian bio-industri buah tropika berkelanjutan”. Juga
tidak lupa disampaikan salawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah
membimbing umat manusia menuju jalan yang terang.
Hadirin yang saya hormati,
Pada pagi hari ini kita menghadiri seminar buah tropika nusantara yang kedua yang
merupakan salah satu rangkaian dari Pekan Bakti Agroinovasi dalam rangka hari ulang
tahun Badan Litbang Pertanian ke 40. Topik Bio-industri pertanian memang sengaja
diangkat pada seminar ini dengan tujuan untuk menghimpun informasi sejauh mana hasilhasil penelitian bio industri tanaman buah tropika telah dilakukan. Hal ini penting untuk
dilakukan guna mendukung program Kementerian Pertanian tahun-tahun berikutnya yang
menekankan pada pertanian bio-industri berkelanjutan.
Para hadirin sekalian,
Bidang pertanian saat ini sedang menghadapi permasalahan dan tantangan yang cukup
berat, yaitu berkurangnya areal pertanian, berkurangnya sumberdaya air, pemanasan
global, pencemaran lingkungan, dan pertumbuhan penduduk. FAO memperkirakan bahwa

iii

produktivitas pertanian harus dua kali lipat pada tahun 2025 untuk memenuhi peningkatan
permintaan pangan akibat pertumbuhan populasi penduduk dan penurunan sumberdaya
pertanian. Oleh karena itu tantangan terbesar adalah bagaimana menghasilkan pangan
dengan efisiensi tinggi namun dengan dampak lingkungan minimal.
Para hadirin sekalian,
Terkait dengan buah-buahan, daya saing buah tropika Indonesia masih rendah terutama
untuk pasar ekspor. Hal ini dikarenakan belum optimalnya (1) kuantitas produksi sehingga
berpengaruh pada pemenuhan kuota permintaan dan kontinyuitas suplai, (2) kualitas
produksi yang berpengaruh pada tingkat kesukaan konsumen, (3) penanganan pascapanen
yang terutama berkaitan dengan daya simpan buah. Kesemua ini terjadi karena sebagian
besar buah tropika Indonesia dihasilkan dari lahan pekarangan atau hutan yang umumnya
belum menerapkan teknologi rekomendasi. Tanaman biasanya dirawat dengan teknologi
sekedarnya dan beragam sehingga menghasilkan kuantitas dan kualitas produksi yang
beragam pula. Sehingga bila dihubungkan dengan persyaratan pasar biasanya hanya sedikit
yang memenuhi syarat terutama untuk pasar ekspor, yaitu hanya sekitar 10-15%.
Rendahnya daya saing buah tropika terlihat dari data ekspor impor tahun 2012, dimana
volume ekspor sebesar 216.752 ton dengan nilai U$ 227.403.266 sedangkan volume impor
sebesar 885.174 ton dengan nilai U$ 963.684.451. Kondisi ini menjadi tantangan bagi kita
semua untuk meningkatkan daya saing buah tropika Indonesia sehingga mampu bersaing
dengan buah dari negara lain.
Para hadirin yang berbahagia,
Arah kebijakan dan strategi pembangunan hortikultura, termasuk buah-buahan, mengacu
pada arah visi, misi, dan sasaran utama pembangunan pertanian dalam SIPP 2013-2045.
Pembangunan hortikultura ke depan diarahkan untuk mewujudkan sistem hortikultura yang
mandiri, maju, adil dan makmur. Pembangunan hortikultura harus mengarah pada
terwujudnya sistem pertanian-bioindustri berkelanjutan yang menghasilkan beragam produk
bernilai tambah tinggi dari sumberdaya hayati tropika. Program dan kegiatan utama litbang
pertanian adalah melaksanakan penelitian untuk menjawab berbagai permasalahan yang
dihadapi, sehingga porsi utama alokasi sumberdaya harus difokuskan untuk melaksanakan
kegiatan penelitian yang menghasilkan invensi dan inovasi terobosan. Keunggulan
pembangunan hortikultura di dalam negeri dalam era persaingan global haruslah didasarkan
pada potensi sumberdaya tropika untuk menghasilkan biomassa dan dijadikan sebagai basis
keunggulan kompetitif dalam bioekonomi. Pembangunan hortikultra dilandasi oleh
keunggulan kawasan tropika yang secara alami merupakan kawasan yang efektivitas dan
produktivitas dalam pemanfaatan energi matahari melalui proses budidaya dan bioenjinering
hayati untuk menghasilkan biomassa dan energi yang siap pakai. Pembangunan subsektor
hortikultura harus diarahkan pada terwujudnya sistem pertanian yang berdaya saing global
serta mampu memberi kontribusi nyata terhadap peningkatan pendapatan petani, nilai

iv

ekspor dan mendorong berkembangnya pusat pertumbuhan ekonomi berbasis bioindustri di
daerah.
Para hadirin sekalian,
Memasuki periode pembangunan tahun 2015 – 2019, Badan Litbang Pertanian menempuh
pendekatan 9 sistem inovasi sesuai dengan segmentasi sistem agribisnis, yaitu (1)
Pengelolaan Sumber Daya, (2) Sistem Produksi, (3) Pasca Panen/Pengolahan, (4)
Logistik/Distribusi, (5) Pengelolaan Lingkungan, (6) Pemasaran hasil, (7) Inovasi
Kelembagaan, (8) Dukungan Manajemen, dan (9) Blok Program. Sistem inovasi tersebut
diselaraskan dengan konsep bioekonomi yang bertumpu pada bidang bioteknologi dan
bioenjinering. Di dalam menerapkan 9 sistem inovasi tersebut, Badan Litbang Pertanian
mengembangkan jaringan kerjasama dengan berbagai instansi terkait di dalam maupun luar
negeri. Hal ini sejalan dengan tagline Badan Litbang Pertanian yaitu Science, Innovation,
dan Network yang mengimplementasikan keterpaduan hulu – hilir dalam penciptaan invensi
dan pengembangan inovasi melalui sinergi sistem litkajibangdiklatluhrap.
Para hadirin yang saya hormati,
Demikian sambutan yang bisa saya sampaikan pada hari ini. Mudah-mudahan dari kegiatan
seminar dapat dihimpun semua teknologi inovasi mendukung pertanian bio-industri
sekaligus masukan/saran/pendapat agar pertanian bio-industri berkelanjutan terutama untuk
perbuahan

dapat

diwujudkan.

Dengan

mengucap

Bismilahirrohmanirrohim

seminar

“Dukungan teknologi dan hasil penelitian dalam membangun pertanian bio-industri buah
tropika berkelanjutan” dengan ini secara resmi dibuka.

Wabillahi taufiq Walhidayah,
Wassalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh,

Bukittinggi, 23 September 2014
Kepala Badan Litbang Pertanian
Dr. Haryono, MSc

v

vi

DAFTAR ISI

Hal

1.

2.
3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.
16.

KATA PENGANTAR
SAMBUTAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PERTANIAN
DAFTAR ISI
MAKALAH UTAMA
System Approach Pertanian Bio-industri Buah Tropika Berkelanjutan
Sekretaris Badan Badan Penelitian dan Pengambangan Pertanian
Dr. Agung Hendriadi
Konsep Dan Penerapan Sistem Pertanian-bioindustri Berkelanjutan
Prof. Dr. Pantjar Simatupang
Penelitian Tanaman Buah Menuju Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Dr. Ir. M. Prama Yufdy, MSc.
Status Dan Arah Pengembangan Kawasan Buah-buahan Di Indonesia
Direktur Budidaya dan Pasca Panen Buah
Ir. Rahman Pinem, MM
Inovasi Alat dan Mesin Pertanian Dalam Meningkatkan Mutu dan Nilai
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian
Dr. Astu Unadi, M.Eng
Dukungan Teknologi Pascapanen Dalam Meningkatkan Nilai Tambah Produk
Buah Tropika Dan Pertanian Bio-industri
Balai Besar Pasca PanenPertanian
Ir. Rudy Tjahjohutomo, MT
Peranan PKHT-IPB dalam Pengembangan Tanaman Buah
Pusat Kajian Hortikultura Tropika
Dr. Darda Efendi
Peluang, Tantangan dan Upaya Mendorong Pengembangan Bio-Industri
Tanaman Buah Indonesia Memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN
Prof. Dr. Roedhy Poerwanto
Model Pembangunan Pertanian Bio-industri Berbasis Pertanian
PT. Great Giant Pineapple
Ruslan Krisno dan Supriyono Loekito
Potensi Pasar dan Daya Saing Buah Indonesia pada Era Pasar Global
ASEIBSSINDO
SDG dan Pemuliaan
Konservasi Jangka Pendek Secara In Vitro Sumber Daya Genetik Pisang
Menggunakan Media dengan Berbagai Tekanan Osmotik dan Penyimapanan
Suhu Rendah
Wiwik Hardaningsih dan Muzakkir
Diversitas Tanaman Buah di Lahan Pekarangan Sumatera Barat (Diversity of
Fruit Crops in Home Garden of West Sumatera)
Hardiyanto dan Nirmala Friyanti Devy
Penerapan Konsep Community Based Biodiversity Management (CBM) dalam
Konservasi Sumber Daya Genetik Garcinia sp Mendukung Pertanian
Bioindustri
Idha Widi Arsanti dan Ellina Mansyah
Karakterisasi 25 Klon Mangga untuk Perbaikan Varietas Mangga Gedong
Gincu
Karsinah, Rebin, Sri Hadiati, Kusrini Setyowati, dan M. Jawal Anwaruddin Syah
Aegle marmelos (L.) Corr.: Peningkatan Potensi Buah Lokal Indonesia
Fitri Fatma Wardani, Frisca Damayanti, dan Inggit Puji Astuti
Mangifera pajang Kostermann: Mangga Liar Endemik Borneo yang Kritis di
Alam dan Persebarannya di Kalimantan
Inggit Puji Astuti dan Reni Lestari

i
iii
vii

1
9

37

71

83

103

137

165

183
191

199

209

221

231
239

245

vii

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.
24.
25.

26.
27.
28.

29.

30.

31.
32.

33.

34.

35.

36.

37.

viii

Inventarisasi dan Karakterisasi Morfologi Tanaman Durian (Durio zibethinus)
di Langkahan dan Sawang Kabupaten Aceh Utara.
Rd. Selvy Handayani dan Ismadi
Analisis Keragaman Sumber daya Genetik Buah-Buahan di Kabupaten
Karimun Provinsi Kepulauan Riau melalui Pendekatan Indeks Shanon dan
Koofisien Sorenson
Dahono, Yayu Zurriyati dan Lutfi Izhar
Keanekaragaman Gandaria (Bouea oppositifolia (Roxb.) Adelb.,
Anacardiaceae) Asal Sumatra dan Kebun Raya Bogor
Tri Harsono, Nursahara Pasaribu, Sobir, Fitmawati, Yusron E. Ritonga
Karakterisasi dan evaluasi Koleksi Plasma Nutfah Durian Berdasarkan
Karakter Morfologi Buah
Sri Hadiati, S., F. Nasution dan D. Sunarwati
Pendugaan Keragaman Garcinia sp dan Nephelium sp di Propinsi Sumatera
Barat dan Jambi serta Potensi Pemanfaatannya dalam Pertanian Bioindustri,
Ellina Mansyah dan Edison Hs
Karakterisasi Beberapa Aksesi Indigenous Durian di Kabupaten Katingan
Provinsi Kalimantan Tengah
Ni Luh Putu Indriyani dan Sri Hadiati
Seleksi Karakter Agronomis beberapa Hasil Persilangan Pepaya,
Sunyoto, Tri Budiyanti, Liza Octriana, dan Dewi Fatria
Karakterisasi Buah Galur Melon Generasi Lanjut
Makful, Hendri, Sunyoto dan Sahlan
Performa Beberapa Galur Harapan Melon Serta Prospeknya Sebagai Calon
Kultivar Unggul Baru
Suharyon Mayunar dan Busyra
Teknologi Genomika Untuk Akselerasi Pemuliaan Tanaman Buah Tahunan
I Made Tasma dan Puji Lestari
Analisis Sidik Jari DNA pada Mangga (Mangifera indica L.)
Puji Lestari, Reflinur dan I Made Tasma
Konservasi In Vitro Tanaman Jeruk (Citrus sp.) dan Pengaruhnya Terhadap
Stabilitas Genetik
Farida Yulianti, F. Devy
Sebaran dan Keragaman Plasma Nutfah Jenis Buah-buahan di Kalimantan
Selatan
Aidi Noor dan Rina Dirgahayu Ningsih
Keragaan Morfologi dan Kualitas Buah Pepaya Di Empat Lokasi di Wilayah
Bogor pada Dua Musim
Siti Noorrohmah, Sobir, Sriani Sujiprihati
Morfogenesis Aksis Bunga Pisang Kepok Kuning dan Kluthuk Awu
Ika Roostika, Suci Rahayu, Edison, Agus Sutanto
Kajian Konservasi dan Pemanfaatan Sumber Daya Genetik Lokal Tanaman
Buah-Buahan di Bali
I Gusti Komang Dana Arsana
Eksplorasi dan Karakterisasi Duku (Lansium sp.) Unggulan Lokal Kabupaten
Dharmasraya
Edison, HS, Catur Hermanto, dan Titin Purnama
Pemanfaatan SNP berbasis Gen Spesifik sebagai Marka Molekuler yang
Menunjang Program Pemuliaan Tanaman Buah Tropika
Agus Sutanto
Studi Keragaman Genetik Nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.)
Berdasarkan Marka Morfologi
Sulassih, Sobir, Santosa E, Tirtawinata MR
Keanekaragaman Spesies Tanaman Pekarangan di Wilayah Pedesaan di
Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur)
Noor Roufiq Ahmadi dan Farid R. Abadi
Potensi dan Konservasi Durian Hutan Kalimantan (Durio kutejensis)
Tri Atmoko

253

263

271

279

289

301
307
319

331
341
351

361

367

377
385

393

401

407

417

425
437

38.

39.

40.

41.

42.

43.

Inventarisasi dan Prospek pengembangan Sumber Daya Genetik Tanaman
Buah spesifik Kabupaten Muaro Jambi Propinsi Jambi
Julistia B, Desi Hernita dan Endrizal
Kajian Dampak Deforestasi terhadap Ancaman Kepunahan Sumber Daya
Genetik Buah-Buahan Tropika Nasional
Dian Kurniasih
Pendugaan Nilai Heterosis dan Heterobeltiosis Pepaya Koleksi Balitbu
Tropika di Kebun Percobaan Subang
Noflindawati dan Dewi Fatria
BUDIDAYA
Pengaruh Sumber Eksplan dan Teknik Sterilisasi pada Perbanyakan Tin
(Ficus carica) melalui Kultur Jaringan
Agustina E. Marpaung , Rina C. Hutabarat dan Liza Octriana
Pengaruh Kombinasi Benzil Amino Purin (BAP) dan Napthalene Acetic Acid
(NAA) terhadap Pertumbuhan Kultur Tunas Manggis (Garcinia mangostana L.)
Andre Sparta dan Rahayu Triatminingsih
Induksi dan Pendewasaan Embrio Somatik Asal Eksplan Tangkai Benang Sari
Durian

Rahayu Triatminingsih, Yosi Zendra Joni dan Ida Fitrianingsih
44.
45.

46.

Regenerasi Manggis (Garcinia mangostana L.) Melalui Embriogenesis Somatik
Yosi Zendra Joni, Darda Efendi, dan Ika Roostika
Evaluasi Aplikasi Perbanyakan Bibit Jeruk Melalui Embriogenesis Somatik
(SE) Secara In Vitro
Nirmala Friyanti Devy dan Hardiyanto
Induksi Kalus Embriogenik Jeruk Siam Medan Triploid Sebagai Eksplan dalam
Transformasi Gen Ap1 dan Lfy untuk Memperpendek Fase Juvenil

Mia Kosmiatin, Diani Damayanti, Ali Husni
47.

48.

49.

50.

51.

52.

53.

54.
55.

56.
57.

Studi Pendahuluan : Perkembangan Jaringan Endosperma dan Induksi
Pembentukan Kalus dari Endosperma Jeruk Siam (Citrus nobilis L)
M. Kosmiatin, A. Husni dan A. Purwito
Efek Pemberian Kapur Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pisang pada
Lahan Marjinal di Kalimantan Timur
Irwan Muas, Jumjunidang, Hendri, D.Emilda dan D. Fatria
Keragaman Pertumbuhan Beberapa Varietas Manggis (Garcinia mangostana
L.)
Djoko Mulyono, M. Jawal Anwarudin Syah, Adhitya Marendra Kiloes
Perencanaan Kebun Buah Tropika di Kawasan Pusat Inovasi Agroteknologi
(Piat) Ugm Mangunan Girirejo Kabupaten Bantul Yogyakarta
Siti Nurul Rofiqo Irwan, Taryono, Susilo, ErlinaAmbarwati, Sri Trisnowati, Rohlan
Rogomulyo, Dyah Wenny Respatie
Status Budidaya dan Harapan Pelaku Usaha Durian Terhadap Idiotipe Durian
Nasional
Panca J. Santoso dan Fitriana Nasution
Pengaruh Jenis Pembungkus dan Saat Pembungkusan Terhadap Kehilangan
Hasil dan Kualitas Buah Mangga Arumanis
Rebin, Karsinah, A. Soemargono, Djoko Sudarso dan Kusrini Setyowati
Aktivitas Fotosintesis Bibit Durian (Durio zibethinus Murr.) ’Monthong’ yang
disemprot Giberelin
Nursuhud, Liferdi, dan Andina Sukmabudiarto
Induksi Pembungaan Hylocereus undatus di Luar Musim dengan Penyinaran
Palupi, ER, dan Farida, S
Kalender Budidaya Durian TM: Panduan Budidaya Durian Masa Produksi
Selama Satu Tahun
Panca Jarot Santoso
Efek Pembungkusan terhadap Kandungan Nutrisi Buah Mangga Hibrida
Syarif Husen, Kuswanto, Rebin
Pengaruh Dosis Iradiasi Sinar Gamma terhadap Pertumbuhan Benih
Sambungan Mangga (Mangifera indica L.)
Karsinah, NLP. Indriyani, dan Sukartini

449

457

465

471

479

487
495

505

517

527

535

555

563

571

579

587
593

601
609

619

ix

58.

59.

x

Pengaruh Panjang Entris Terhadap Keberhasilan Penyambungan Benih Sirsak
var. Ratu
Sudjijo
Studi Komparasi Struktur Anatomi Perikarp Durian (Durio zibethinus Murr.)
Tahan Simpan dan Tidak Tahan Simpan Asal Pulau Bengkalis Provinsi Riau
Fitmawati, Liastiana Aisyah, and Dyah Iriani1)

625

631

Dokumen yang terkait

Pengaruh Variasi Konsentrasi Ekstrak Kulit Batang Nangka (Artocarpus heterophyllus L.) terhadap Karakteristik Niosom

8 62 113

Pengaruh Variasi Konsentrasi Surfaktan pada Ukuran Partikel dan Efisiensi Penjerapan Niosom yang Mengandung Ekstrak Etanol 96% Kulit Batang Nangka (Artocarpus Heterophyllus)

11 34 69

Mempelajari Pembuatan "Cider" Nangka (Artocarpus heterophyllus Lmk.)

0 4 104

Studi fenologi pembungaan dan keragaman genetik menggunakan marka morfologi dan marka molekuler pada tanaman jarak kepyar (Ricinus communis L.)

0 10 208

Studi fenologi pembungaan dan keragaman genetik menggunakan marka morfologi dan marka molekuler pada tanaman jarak kepyar (Ricinus communis L )

4 15 113

Analisis Keragaman Genetik Kemangi (Ocimum × Africanum Lour.) Berdasarkan Marka Morfologi Dan Inter-Simple Sequence Repeats.

1 18 57

Keragaman Genetik Bawang Merah (Allium Cepa L.) Berdasarkan Marka Morfologi Dan Issr

1 24 71

SITOTOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN SUKUN (Artocarpus altilis), NANGKA (Artocarpus heterophyllus) DAN KLUWIH (Artocarpus camansi) Sitotoksisitas Ekstrak Metanol Daun Sukun (Artocarpus Altilis), Nangka (Artocarpus Heterophyllus) Dan Kluwih (Artocarpus Cam

0 8 15

SITOTOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN SUKUN (Artocarpus altilis), NANGKA (Artocarpus heterophyllus), DAN KLUWIH (Artocarpus camansi) Sitotoksisitas Ekstrak Metanol Daun Sukun (Artocarpus altilis), Nangka (Artocarpus heterophyllus), dan Kluwih (Artocarpus c

0 3 16

Pengaruh Perbedaan Tipe Basis Salep Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Nangka (Artocarpus heterophyllus Lam.) Terhadap Sifat Fisiknya.

3 15 92