The Prevention of Streptococcal Disease on Nila (Oreochromis niloticus) with Whole Cell β haemolytic and Non haemolytic Type Streptococcus agalactiae Vaccine

PENGENDALIAN PENYAKIT STREPTOCOCCOSIS
PADA IKAN NILA Oreochromis niloticus DENGAN
MENGGUNAKAN VAKSIN SEL UTUH
TIPE β-HEMOLITIK DAN NON-HEMOLITIK
Streptococcus agalactiae

LA PATURUSI LA SENNUNG

PROGRAM STUDI ILMU AKUAKULTUR
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER
INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Pengendalian Penyakit Streptococcosis
pada Ikan Nila Oreochromis niloticus dengan MenggunakanVaksin Sel Utuh Tipe
β-hemolitik dan Non-hemolitik Streptococcus agalactiae adalah karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip

dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
tesis ini

Bogor,

Juli 2012

La Paturusi La Sennung
NRP C 151 080 161

ii

ABSTRACT
La Paturusi La Sennung. The Prevention of Streptococcal Disease on Nila
(Oreochromis niloticus) with Whole Cell β-haemolytic and Non-haemolytic Type
Streptococcus agalactiae Vaccine. Under direction of Sukenda, Munti Yuhana,
Angela Mariana Lusiastuti.
This research aimed to know the effectiveness of a Streptococcus agalactiae
vaccine to prevent Streptococcosis caused by S. agalactiae on Nila (Oreochromis

niloticus). The vaccine was prevared prom whole cell β-haemolytic type, nonhaemolytic type and bivalen (mixture of 50% of β-haemolytic and 50% nonhaemolytic whole cell).
Vaccinated trial was done through intra peritonial (ip) injection into fish having
mean weight of 15 g. Control positif nila were injected with PBS. Vaccinated fish
challenged by IP injection 106 colony forming unit (CFU)/fish of β-haemolytic,
105 CFU/fish of non-haemolytic, and 105,5 CFU/fish of bivalen (β-haemolytic and
non-haemolytic) S. agalactiae.
Fish vaccinated with whole cell β-haemolytic had a relative percent survival
(RPS) of 67% when challenged with β-haemolytic and 50% challenged with nonhaemolytic. A RPS of 63% from fish vaccinated with whole cell non-haemolytic
challenged with non-haemolytic and 63% challenged with β-haemolytic. Whereas
nila vaccinated with bivalen had a RPS of 64% challenged with bivalen, 74%
challenged with β-haemolytic, and 68% challenged with non-haemolytic of
S. agalactiae. The conclution is vaccination S. agalactiae bivalen have highest
protection against S. agalactiae infection.
Key words : S. agalactiae, O. niloticus, Whole cell, β-haemolytic, nonhaemolytic, bivalen, and vaccine.

iii

RINGKASAN
LA PATURUSI LA SENNUNG. Pengendalian penyakit Streptococcosis pada
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dengan Menggunakan Vaksin Sel Utuh Tipe

β-Hemolitik dan Non-Hemolitik Streptococcus agalactiae
Streptococcus agalactiae merupakan bakteri patogen yang saat ini menjadi
salah satu masalah utama pada budidaya ikan nila dan menyebabkan kematian
yang tinggi serta kerugian ekonomi yang cukup besar.
Kontrol dan penanggulangan penyakit secara konvensional sering
dilakukan dengan menggunakan bahan kimia seperti obat-obatan antimikroba dan
desinfektan. Penggunaan antibiotik dan bahan kimia yang tidak terkendali untuk
pengobatan penyakit, dapat menyebabkan gangguan pada keseimbangan dinamika
alami mikroorganisme dalam pemeliharaan ikan. Oleh karena itu, perlu dicari
alternatif lain dalam pengendalian penyakit yang disebabkan oleh bakteri S.
agalactiae. Salah satu cara yang cukup efektif dan prospektif yang dapat
dilakukan dalam pengendalian penyakit S. agalactiae pada ikan nila adalah
membuat kekebalan spesifik pada ikan dengan cara pemberian vaksin.
Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan, mulai dari bulan
November 2010 sampai April 2011, di Laboratorium Kesehatan ikan, Departemen
Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor. Penelitian ini dibagi tiga bagian yaitu 1) Efikasi vaksinasi bakteri S.
agalactiae tipe β-hemolitik; 2) Efikasi vaksinasi bakteri S. agalactiae tipe nonhemolitik ; 3) Efikasi vaksinasi bakteri S. agalactiae tipe bivalen. Pada penelitian
bagian satu dan dua terdiri dari empat perlakuan dan tiga ulangan, sedangkan
penelitian bagian tiga terdiri dari lima perlakuan dan tiga ulangan. Penelitian

bagian satu dengan perlakuan yaitu; A (kontrol -), B (kontrol +), C (β-hemolitik)
dan D (β-hemolitik). Penelitian bagian dua yaitu; E (kontrol -), F (Kontrol +), G
(non-hemolitik) dan H (non-hemolitik). Penlitian bagian tiga dengan pelakuan
yaitu; K (kontrol -), L (kontrol +), M (bivalen), N (bivalen) dan P (bivalen).
Hasil penelitian bagian satu menunjukkan bahwa perlakuan C (vaksin βhemolitik) yang diuji tantang dengan bakteri β-hemolitik mortalitasnya (30%), D
(vaksin β-hemolitik) diuji tantang dengan bakteri non-hemolitik (45%) dan B
(kontrol +) yang diuji tantang dengan bakteri β-hemolitik (90%). Hal ini
menunjukkan bahwa dengan pemberian vaksin sel utuh tipe β-hemolitik dapat
meningkatkan kekebalan spesifik ikan nila. Dilihat dari nilai RPS dari ke empat
perlakuan, ternyata perlakuan C menunjukkan angka persentase yang tertinggi
yaitu 67% dan perlakuan D (50%). Hasil penelitian mengenai total leukosit
bahwa perlakuan yang divaksinasi (perlakuan C dan D) menunjukkan angka
peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan perlakuan yang tidak
divaksinasi (A dan B). Demikian juga dengan aktivitas fagositik, perlakuan yang
mendapat vaksinasi menunjukkan angka yang lebih tinggi dibandingkan dengan
yang tidak divaksinasi. Sedangkan pada pengamatan titer antibodi, perlakuan yang
tidak divaksinasi (A dan B) nilai titer antibodinya tidak terdeteksi sedangkan pada
perlakuan yang divaksinasi (C dan D) menunjukkan angka nyata yaitu pada hari
ke nol (5 dan 6), hari ketujuh (6 dan 6), dan hari ke-14 titer antibodi mulai
menurun (3 dan 2).

iv

Hasil penelitian bagian dua menunjukkan bahwa hasil analisis variansi
antar perlakuan berbeda nyata (p