Jenis Penelitian Defenisi Operasional Aspek Pengukuran

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran persepsi pekerja tentang risiko kecelakaan kerja di departemen produksi dan utility PT. Wilmar Nabati Indonesia Dumai Tahun 2012.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di departemen produksi dan utility PT. Wilmar Nabati Indonesia Dumai karena dari wawancara dengan personil EHS, departemen produksi unit refinery dan fraksinasi serta departemen utility unit cogent boiler memiliki risiko tinggi terhadap kejadian kecelakaan kerja bagi karyawannya.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Februari sampai bulan Agustus 2012.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja di departemen produksi dan utility PT. Wilmar Nabati Indonesia Dumai Tahun 2012 yang berjumlah 42 orang. Departemen produksi yang terdiri dari unit refineri dan fraksinasi plant 1, 2, dan 3 memiliki jumlah pekerja sebanyak 25 orang dan terbagi menjadi 3 shift, yaitu pagi, sore, dan malam. Departemen utility unit cogent boiler memiliki jumlah Universitas Sumatera Utara pekerja sebanyak 17 orang serta terbagi juga menjadi 3 shift seperti departemen produksi.

3.3.2. Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling. Jumlah sampel pekerja di departemen produksi unit refineri dan fraksinasi plant 1, 2, dan 3 sebanyak 25 orang. Jumlah sampel pekerja di departemen utility unit cogent boiler sebanyak 17 orang. Jadi, jumlah sampel keseluruhan adalah 42 orang. 3.4. Metode Pengumpulan Data Data yang akan dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder.

3.4.1. Data Primer

Data primer diperoleh dari wawancara dengan menggunakan kuesioner yang dimodifikasi dari kuesioner Skripsi Ranti Ferlisa FKM UI serta dikembangkan dari teori tentang risiko kecelakaan kerja di pabrik kelapa sawit, faktor penyebab kecelakaan, dan pencegahan kecelakaan kerja.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder berupa gambaran umum perusahaan diperoleh dari departemen HRD dan EHS PT. Wilmar Nabati Indonesia Dumai dan Pelintung.

3.5. Defenisi Operasional

1. Pekerja adalah seluruh karyawan departemen produksi dan utility PT. Wilmar Nabati Indonesia Dumai. 2. Persepsi tentang risiko kecelakaan kerja adalah penafsiran secara subyektif oleh pekerja departemen produksi dan utility tentang risiko kecelakaan kerja Universitas Sumatera Utara serta pandangan terhadap segala sesuatu yang dapat menyebabkan dan mencegah kecelakaan di tempat kerja.

3.6. Aspek Pengukuran

Persepsi tentang Risiko Kecelakaan Kerja Persepsi tentang risiko kecelakaan kerja diukur melalui pernyataan menggunakan skala Guttman. Responden diminta menyatakan pendapatnya atas pernyataan yang diberikan melalui dua pilihan yaitu “Ya” dan “Tidak. Jawaban responden dapat berupa skor tertinggi bernilai 1 dan terendah 0 Riduwan, 2005. Untuk pernyataan 1, 3, 4AB, 5AB, 6AB, 7AB, 8AB, 9AB, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 25, 27, 29, 30, 31, dan 35 jawaban “Ya” diberi skor 1 dan jawaban “Tidak” diberi 0, sedangkan untuk pernyataan 2, 10, 21, 22, 23, 24, 26, 28, 32, 33, dan 34 “Tidak” diberi skor 1 dan jawaban “Ya” diberi skor 0. Sehingga nilai tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 35. Penilaian untuk persepsi pekerja tentang risiko kecelakaan kerja pada penelitian ini terbagi atas dua kategori, yaitu: 1. Persepsi baik = skor responden nilai mean 67,7. Persepsi tentang risiko kecelakaan kerja baik, apabila responden menjawab setuju pada penyataan positif dan tidak setuju pada pernyataan negatif 24. Persepsi baik didefinisikan bahwa responden mengetahui, menyadari tentang adanya faktor-faktor risiko terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja dan mereka merasa risiko tersebut harus dicegah dengan mematuhi peraturan dan ketentuan yang berlaku di tempat kerja. Universitas Sumatera Utara 2. Persepsi buruk = skor responden nilai mean 67,7. Persepsi tentang risiko kecelakaan kerja buruk, apabila responden menjawab setuju pada penyataan positif dan tidak setuju pada pernyataan negatif 24. Persepsi buruk didefinisikan bahwa responden mengetahui, menyadari tentang adanya faktor-faktor risiko terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja, tetapi mereka merasa risiko tersebut merupakan tantangan didalam pekerjaan mereka, sehingga jika tidak diantisipasi dapat meningkatkan terjadinya kecelakaan kerja.

3.7. Analisa Data