Laju Pertumbuhan dan Kualitas Wol Domba Batur dan Domba Garut

LAJU PERTUMBUHAN DAN KUALITAS WOL DOMBA
BATUR DAN DOMBA GARUT

AANG HUDAYA

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Laju Pertumbuhan dan
Kualitas Wol Domba Batur dan Domba Garut adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.


Bogor, Maret 2014
Aang Hudaya
NIM D14090076

ABSTRAK
AANG HUDAYA. Laju Pertumbuhan dan Kualitas Wol Domba Batur dan
Domba Garut. Dibimbing oleh MOHAMAD YAMIN dan TOTONG.
Domba batur dan domba garut memiliki potensi yang bagus untuk
dimanfaatkan wolnya karena kedua jenis domba ini merupakan persilangan antara
domba lokal dengan domba penghasil wol terbaik, yaitu domba merino. Penelitian
tentang kualitas wol domba lokal masih sangat terbatas. Informasi mengenai laju
pertumbuhan dan kualitas wol akan berguna sebagai referensi untuk pemanfaatan
dan pengolahan wol. Peubah yang diamati dalam penelitian ini yaitu laju
pertumbuhan, panjang, diameter, kekuatan dan kemuluran serat. Sampel wol yang
diambil berasal dari bagian midside. Penelitian dilaksanakan di peternakan domba
di kabupaten Garut dan kabupaten Banjarnegara dan Laboratorium Evaluasi
Fisika Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Bandung. Data dianalisis menggunakan
Uji T dengan 2 sampel independen dan 5 ulangan. Data diolah menggunakan
program Minitab 16. Hasil analisis menunjukkan beda nyata pada parameter

panjang, diameter dan laju pertumbuhan serat. Sebaliknya, pada parameter
kekuatan dan kemuluran serat faktor bangsa tidak berpengaruh nyata pada
parameter tersebut. Domba batur memiliki karakteristik dan kualitas wol yang
lebih baik daripada domba garut sehingga lebih berpeluang untuk dikembangkan
sebagai domba penghasil wol.
Kata kunci : domba batur, domba garut, kualitas wol, laju pertumbuhan

ABSTRACT
AANG HUDAYA. Wool Quality and Growth Rate of Batur and Garut Sheep.
Supervised by MOHAMAD YAMIN dan TOTONG.
Batur sheep and garut sheep have good potential of their wool utilization
because both types of sheep are crossbreed between local sheep with merino
sheep. Research about wool quality of local sheep is still very limited. Information
about growth rate and quality of wool would be useful as a reference for the
utilization and processing of wool. Parameters observed in this research consist of
growth rate, staple length, fibre diametre, staple strength, and staple elongation.
Wool sample taken from midside body of sheep. This experiment was conducted
on a sheep farm in Garut and Banjarnegara and Physical Evaluation Laboratory,
Higher School of Textille Technology Bandung. Data were analyzed using TTest method with 2 independent samples with five replicates of each samples and
the data then was processed using Minitab 16. The analysis showed significant

difference in the parameters of length, diameter and fibre growth rate. Conversely,
breed factor had no significantly differences to staple strength and staple
elongation. Batur sheep has a characteristic and wool’s quality better than garut
sheep, so that batur sheep has a more chance to develop as a wools producer.
Key words : batur sheep, garut sheep, growth rate, wool quality

LAJU PERTUMBUHAN DAN KUALITAS WOL DOMBA
BATUR DAN DOMBA GARUT

AANG HUDAYA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2014

Judul Skripsi : Laju Pertumbuhan dan Kualitas Wol Domba Batur dan Domba
Garut
Nama
: Aang Hudaya
NIM
: D14090076

Disetujui oleh

Dr Ir Mohamad Yamin, MAgrSc
Pembimbing I

Totong, AT MT
Pembimbing II

Diketahui oleh


Prof Dr Ir Muladno, MSA
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian ini
dilaksanakan sejak bulan April sampai Oktober 2013 menggunakan sumber dana
hibah dari Beastudi Etos dan Beasiswa BUMN. Judul penelitian ini adalah Laju
Pertumbuhan dan Kualitas Wol Domba Batur dan Domba Garut.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Mohamad Yamin, MAgr
Sc dan Bapak Totong, AT MT selaku pembimbing skripsi, serta Ibu Ir Hj
Komariah, MSi selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan
nasihat. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Ryan dan
tim dari Laboratorium Evaluasi Fisika STT Tekstil Bandung, Bapak Mishad dan
Mas Lukman dari kelompok ternak Mandiri, serta Bapak Yudi dari peternak
domba di Leles. Tak lupa juga ungkapan terimakasih untuk rekan seperjuangan
saya selama penelitian, Darojat Ulil Amri. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga dan teman-teman, atas

segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2014
Aang Hudaya

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Ternak
Alat
Prosedur
Pengukuran Laju Pertumbuhan (SNI 08-0590-1989)
Pengukuran Panjang Serat (SNI 08-0590-1989)

Pengukuran Diameter Serat
Pengukuran Kekuatan dan Kemuluran Serat (SNI 08-0461-1989)
Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Laju Pertumbuhan Serat
Panjang Serat
Diameter Serat
Kekuatan dan Kemuluran Serat
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

viii
viii
viii
1
1

2
2
2
2
2
3
3
3
4
4
4
4
5
5
7
7
8
10
10
10

10
12
13

DAFTAR TABEL

1 Pengaruh bangsa terhadap laju pertumbuhan, panjang, dan diameter serat
wol
2 Pengaruh bangsa terhadap kekuatan dan kemuluran serat wol

5
8

DAFTAR GAMBAR
1 (a) domba batur dan (b) domba garut
2 Sampel wol bagian midside
3 (b) stelometer dan (b) microbalance

3
3

4

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5

Hasil uji T panjang serat
Hasil uji T kekuatan serat
Hasil uji T kemuluran serat
Hasil uji T diameter serat
Hasil uji T laju pertumbuhan serat

12
12
12
12
12


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Domba merupakan salah satu jenis ternak yang dikembangkan di Indonesia
dan populasinya terus meningkat. Berdasarkan Data Statistik Peternakan 2013,
jumlah populasi domba di Indonesia hingga 2013 mencapai 9 juta ekor. Hampir
semua jenis domba tersebut dimanfaatkan sebagai penghasil daging. Diantara
sekian banyak jenis domba yang ada di Indonesia, domba batur dan domba garut
merupakan jenis domba yang bersifat dwiguna, yaitu bisa dimanfaatkan sebagai
domba penghasil daging dan wol.
Wol dari kedua jenis domba tersebut memiliki potensi yang besar untuk
dimanfaatkan karena di Indonesia mulai berkembang industri karpet wol. Populasi
domba pada tahun 2012 di Banjarnegara dalam Banjarnegara dalam angka 2013
mencapai 111 909 ekor. Jika diasumsikan jumlah domba batur mencapai 70% dari
total populasi domba di Banjarnegara yaitu sekitar 78 000 ekor dengan wol yang
dihasilkan sebanyak 3 kg/ekor/pencukuran dan dalam satu tahun dilakukan 2 kali
pencukuran, maka jumlah wol yang bisa diperoleh mencapai 468 ton.
Potensi produksi wol tersebut bisa dimanfaatkan sebagai substitusi wol
impor yang selama ini digunakan untuk industri karpet wol. Berdasarkan Data
Statistik Peternakan 2012, terdapat 12 importir top wol yang tersebar di DKI
Jakarta dan Jawa Barat dengan total wol yang diimpor dari China dan Inggris pada
tahun 2012 sebesar 847 ton. Artinya wol domba batur berpeluang untuk
memenuhi 50% kebutuhan industri wol karpet di Indonesia. Peluang besar ini
perlu didukung oleh pemerintah terhadap domba batur dan domba garut agar
dapat dimanfaatkan wolnya serta mampu menggantikan wol impor.
Penelitian Yamin dan Mulatsih (2012) menyatakan bahwa domba
persilangan merino memiliki rataan diameter wol antara 22-23 mikron. Ukuran
diameter serat tersebut masuk ke dalam klasifikasi jenis wol yang bisa
dimanfaatkan untuk industri karpet wol. Penelitian tentang kualitas wol domba
batur dan domba garut masih terbatas. Penelitian tentang kualitas serat wol domba
garut dilakukan oleh Syamsono (2002) tapi hanya sebatas pada beberapa
parameter saja seperti panjang dan diameter serat. Informasi mengenai kualitas
serat wol domba batur secara khusus belum ditemukan. Beberapa penelitian
tentang wol domba batur hanya meneliti pengaruh pakan terhadap wol serta
potensi pengembangan domba batur, seperti penelitian yang dilakukan oleh
Gayatri dan Handayani (2007). Oleh karena itu, perlu adanya penelitian mengenai
kualitas wol domba batur dan domba garut sehingga diperoleh data karakteristik
wol domba tersebut.
Data yang diperoleh dari penelitian ini harapannya akan bermanfaat bagi
peternak, pelaku industri wol serta pemerintah sebagai pemegang kebijakan. Bagi
peternak, informasi mengenai data kualitas wol ini akan menjadi salah satu
referensi dalam memelihara domba penghasil wol karena dengan sistem
pemeliharaan yang baik akan menghasilkan wol dengan kualitas yang baik
sehingga menjadi nilai tambah bagi. Pelaku industri wol bisa memanfaatkan data
kualitas wol ini untuk menjadi acuan mereka dalam memperoleh serat wol yang
baik dari peternak domba di dalam negeri. Bagi pemerintah, semoga data ini

2
menjadi salah satu pertimbangan yang kuat untuk mengembangkan dan
meningkatkan populasi domba batur dan domba garut sehinga bisa menghasilkan
wol dalam jumlah yang banyak dan berkualitas baik. Produksi dan kualitas wol
yang baik harapannya mampu bersaing dengan wol yang selama ini diimpor dari
luar negeri sehingga bisa memenuhi permintaan wol dalam negeri.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari laju pertumbuhan dan
kualitas wol domba batur dan domba garut sehingga hasil penelitian ini menjadi
tambahan referensi untuk pemanfaatan wol di Indonesia.

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunakan domba batur dan domba garut. Peubah yang
diuji yaitu laju pertumbuhan, panjang, diameter, kekuatan dan kemuluran serat
wol.

METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan sejak bulan April sampai Oktober 2013. Pencukuran
sampel serat wol domba dilakukan di Desa Margaluyu, Leles, Kabupaten Garut
dan di Desa Batur, Kabupaten Banjarnegara pada bulan April sampai Juni 2013.
Pengukuran sampel serat wol dilakukan di Laboratorium Evaluasi Fisika, Sekolah
Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) Bandung pada bulan September sampai Oktober
2013.
Ternak
Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu domba betina berumur
antara I1 – I2 sebanyak 10 ekor yang terdiri dari 5 ekor domba garut (2 ekor jantan
dan 3 ekor betina) dan 5 ekor domba batur betina. Domba garut berasal dari
kelompok ternak domba di desa Margaluyu, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut
dan domba batur berasal dari kelompok ternak Mandiri, Kecamatan Batur,
Kabupaten Banjarnegara.
Sampel domba batur berasal dari 1 kandang yang sama, sedangkan untuk
domba garut berasal dari beberapa kandang yang berbeda karena kondisi
ketersediaan sampel. Contoh domba batur dan domba garut yang digunakan dalam
penelitian disajikan pada Gambar 1 berikut.

3

(a) domba batur

(b) domba garut

Gambar 1 Domba yang digunakan dalam penelitian : (a) domba batur dan
(b) domba garut
Alat
Peralatan yang digunakan yaitu alat cukur elektrik, plastik klip, pinset,
gunting, ember plastik, mistar, papan hitam, Thickness Gauge, Microbalance dan
Stelometer.
Prosedur
Penelitian ini diawali dengan pengambilan sampel wol domba batur dan
domba garut pada bagian midside sebelah kiri seluas 10x10 cm2 dari setiap ekor.
Pengambilan sampel wol pada bagian midside ini mengacu pada penelitian Yamin
(2006). Bagian midside dianggap bisa mewakili semua bagian tubuh dan
parameter dalam pengujian kualitas wol.
Alat yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah pencukur wol
elektrik. Sampel wol dicukur hingga bagian pangkal serat kemudian dimasukkan
ke dalam plastik klip berlabel untuk dilakukan pengukuran panjang serat, laju
pertumbuhan, diameter, kekuatan dan kemuluran serat. Bagian sampel midside
yang digunakan dalam penelitian disajikan pada Gambar 2 berikut.

Gambar 2 Sampel wol bagian midside
Pengukuran Laju Pertumbuhan (SNI 08-0590-1989)
Laju pertumbuhan diukur dengan cara mencukur wol pada hari ke-0 dan
dibiarkan tumbuh untuk dicukur kembali pada hari ke-30. Hasil pencukuran pada

4
hari ke-30 diukur dan dinyatakan sebagai panjang wol yang tumbuh per satuan
waktu. Pengukuran laju pertumbuhan serat sama dengan pengukuran panjang
serat, yaitu menggunakan metode papan hitam.
Pengukuran Panjang Serat (SNI 08-0590-1989)
Panjang serat diukur mulai dari pangkal hingga ujung serat. Pengukuran
panjang serat dilakukan dengan menggunakan metode papan hitam. Serat yang
akan diukur diletakkan di atas papan hitam, kemudian diolesi minyak kelapa atau
pelumas lainnya agar serat terbentang lurus.
Serat kemudian diukur menggunakan mistar stainless steel dengan satuan
millimeter (mm). Pengukuran dilakukan sebanyak 100 helai serat untuk setiap
sampelnya.
Pengukuran Diameter Serat
Diameter serat diukur menggunakan Thickness Gauge dengan ketelitian alat
0.01 mm. Pengukuran dilakukan per helai dengan jumlah 100 helai serat dari
setiap sampel wol.
Pengukuran Kekuatan dan Kemuluran Serat (SNI 08-0461-1989)
Kekuatan dan kemuluran serat diuji menggunakan Stelometer. Bundel serat
mula-mula disisir dan diletakkan pada penjepit serat yang telah dipasang pada
clamp vice. Ujung-ujung serat yang menonjol keluar dari penjepit dipotong hingga
rata. Penjepit serat tersebut lalu dimasukkan pada stelometer, kemudian kunci alat
dilepas hingga serat terputus.
Beban putus dan kemuluran serat dibaca pada skala. Serat lalu ditimbang
menggunakan neraca ukur (Microbalance). Kekuatan serat merupakan
perbandingan antara beban memutus dengan berat serat tersebut.

(a) stelometer
(b) microbalance
Gambar 3 Alat pengukur kekuatan dan kemuluran serat : (a) stelometer dan
(b) microbalance
Analisis Data
Penelitian ini menggunakan 2 jenis sampel dengan 1 perlakuan yaitu
perlakuan bangsa. Bangsa domba yang digunakan yaitu domba batur dan domba
garut. Data yang diperoleh diolah dengan metode uji-T dengan 2 sampel bebas
(independent samples test) (Walpole 1995). Setiap perlakuan mendapat ulangan
sebanyak 5 kali. Model matematika rancangan percobaan yang digunakan :

5

x

x



Keterangan:
: rata-rata kelompok a
x
: rata-rata kelompok b
x
Sp
: standar deviasi gabungan
n1
: jumlah sampel kelompok a
n2
: jumlah sampel kelompok b

HASIL DAN PEMBAHASAN
Laju Pertumbuhan Serat
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 1, laju pertumbuhan wol domba
batur lebih cepat dibandingkan wol domba garut, yaitu 0.5 mm hari-1, sedangkan
wol domba garut laju pertumbuhannya hanya 0.31 mm hari-1. Domba batur
memiliki laju pertumbuhan yang lebih cepat karena berasal dari persilangan
domba merino yang memiliki karakteristik wol dengan laju pertumbuhan yang
cepat. Laju pertumbuhan wol domba merino adalah 0.2 mm hari-1 (Leeder 1984).
Hasil penelitian ini menunjukkan laju pertumbuhan wol domba batur dan domba
garut lebih cepat dibandingkan dengan domba merino.
Tabel 1 Pengaruh bangsa terhadap laju pertumbuhan, panjang, dan diameter serat
wol
Hasil
Parameter
Domba Batur Domba Garut
Nilai P
Uji
Laju Pertumbuhan Serat (mm hari-1) 0.50 ± 0.10
0.31 ± 0.05 SN
0.005
Panjang Serat (mm)
72.4 ± 14.3 36.27 ± 5.31 SN
0.001
Diameter Serat (µm)
15.4 ± 1.82 69.6 ± 13.94 SN
0.000
Keterangan : SN (sangat nyata) pada taraf P