Subsitusi Konsentrat Komersil dengan Tepung Indigofera (Indigofera sp.) untuk Konsumsi Pakan, Kecernaan dan Produksi Susu Sapi Friesian Holstein (FH)

SUBSTITUSI KONSENTRAT KOMERSIL DENGAN TEPUNG
INDIGOFERA (Indigofera sp.) UNTUK KONSUMSI PAKAN,
KECERNAAN DAN PRODUKSI SUSU SAPI
FRIESIAN HOLSTEIN (FH)

MIFTAHUR RAHMAN

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Subsitusi Konsentrat
Komersil dengan Tepung Indigofera (Indigofera sp.) untuk Konsumsi Pakan,
Kecernaan dan Produksi Susu Sapi Friesian Holstein (FH) adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2014

Miftahur Rahman
NIM D24090072

ABSTRAK
MIFTAHUR RAHMAN. Subsitusi Konsentrat Komersil dengan Tepung
Indigofera (Indigofera sp.) untuk Konsumsi Pakan, Kecernaan dan Produksi
Susu Sapi Friesian Holstein (FH). Dibimbing oleh LUKI ABDULLAH dan
IDAT GALIH PERMANA.
Wilayah Bandung Selatan merupakan salah satu daerah penghasil susu
yang terbesar di Jawa Barat. Kecamatan Pasirjambu merupakan bagian dari
wilayah Kabupaten Bandung Selatan yang memiliki potensi yang besar dalam
bidang peternakan sapi perah. Permasalahan di kawasan ini adalah rendahnya
produksi susu yang dihasilkan peternak dan tingginya harga pakan konsentrat
komersil sehingga berpengaruh terhadap nilai jual susu dan kesejahteraan

peternak. Tepung Indigofera (Indigofera sp.) digunakan sebagai subtitusi
konsentrat komersil. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok
(RAK – ANOVA) pada 3 kelompok berdasarkan produksi susu. Sebanyak 9
ekor sapi Friesian Holstein (FH) diberikan perlakuan secara acak. Perlakuan P0
(100% konsentrat : 0% Indigofera sp.), P1 (80% konsentrat : 20% Indigofera
sp.), dan P2 (60% konsentrat : 40% Indigofera sp.). Hasil menunjukan
pemberian tepung Indigofera sp. dapat menggantikan konsentrat komersil
sampai 40% sebagai substitusi konsentrat komersil dan tidak mempengaruhi
konsumsi pakan, kecernaan dan produksi susu.
Kata Kunci: Indigofera sp., kecernaan konsentrat komersil, konsumsi pakan,
produksi susu.
ABSTRACT
MIFTAHUR RAHMAN. The substitution of Concentrate Commercial with
Indigofera (Indigofera sp.) Mesh for Feed Intake, Digestibility and Milk
Production Friesian Holstein Cow. Supervised by LUKI ABDULLAH and
IDAT GALIH PERMANA.
South Bandung district is one of the largest milk-producing areas in West
Java. Sub-district Pasirjambu is a part of Bandung Selatan regency that have big
potential in dairy cattle breeding. The problem in this area is low production of
milk produced by farmers and the high price of the commercial feed

concentrates, so it influences market value for milk and welfare farmers.
Indigofera sp. mesh in this research was used as commercial concentrates
substitution. This research using randomized design group (RAK method –
ANOVA) on 3 group based on milk production. Nine Friesian Holstein (FH)
cows with random treatment. The treatment P0 (100% concentrates : 0%
Indigofera sp.), P1 (80% concentrates : 20% Indigofera sp.), and P2 (60%
concentrates : 40% Indigofera sp.). The results showed that substitution of
Indigofera sp. mesh can substitute concentrate to 40% as a commercial
concentrate substitution does not affect milk feed intake, digestibility and milk
production.
Keywords: commercial concenstrat, digestibility, feed intake, Indigofera sp.,
milk production.

SUBSTITUSI KONSENTRAT KOMERSIL DENGAN TEPUNG
INDIGOFERA (Indigofera sp.) UNTUK KONSUMSI PAKAN,
KECERNAAN DAN PRODUKSI SUSU SAPI
FRIESIAN HOLSTEIN (FH)

MIFTAHUR RAHMAN
Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi

Nama
NIM

: Subsitusi Konsentrat Komersil dengan Tepung Indigofera
(Indigofera sp.) untuk Konsumsi Pakan, Kecernaan dan
Produksi Susu Sapi Friesian Holstein (FH)
: Miftahur Rahman

: D2409072

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Luki Abdullah MSc Agr
Pembimbing I

Dr Ir Idat Galih Permana MSc Agr
Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Panca Dewi MHKS MSi
Ketua Departemen

Tanggal Lulus: (

)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat,
nikmat, karunia serta izin-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini. Shalawat beriringkan salam semoga tecurahkan kepada Nabi besar
penyampai risalah Allah dan penutup para nabi yaitu Nabi Muhammad SAW.
Seiring dengan tingginya harga pakan berkualitas baik membuat peternak
kesulitan untuk mendapatkan pakan yang baik untuk ternak. Untuk itu
dibutuhkan pakan subtitusi yang dapat menekan harga dan tetap memenuhi
kebutuhan nutrien tersebut. Penulis mengambil judul dalam penelitian ini adalah
Subsitusi Konsentrat Komersil dengan Tepung Indigofera (Indigofera sp.) untuk
Konsumsi Pakan, Kecernaan dan Produksi Susu Sapi Friesian Holstein (FH).
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membuat hasil
yang lebih baik. Penulis juga berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri maupun semua pihak demi kemajuan ilmu pengetahuan.

Bogor, Februari 2014

Miftahur Rahman

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

x

DAFTAR GAMBAR

x

DAFTAR LAMPIRAN

x

PENDAHULUAN

1

METODE PENELITIAN

2


Bahan
Alat
Waktu dan Tempat Penelitian
Prosedur
Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN

2
2
2
2
5
5

Gambaran Umum Peternakan
Produksi Susu
Konsumsi Pakan
Kecernaan Ransum
SIMPULAN DAN SARAN


5
5
5
7
11

Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA

11
11
11

LAMPIRAN

13

RIWAYAT HIDUP


15

UCAPAN TERIMA KASIH

15

DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Periode laktasi dan masa laktasi sapi
Komposisi nutrien konsentrat komersil dan Indigofera sp.
Rataan produksi susu harian (l ekor-1 hari-1)
Rataaan konsumsi BK ransum
Komposisi nutrien konsentrat komersial dan Indigofera sp.

Hasil perhitungan rataan komposisi nutrien ransum percobaan
Nilai kecernaan BK dan BO ransum yang diberikan pada sapi perah

3
4
8
6
6
7
7

DAFTAR GAMBAR
1. Produksi susu harian sapi FH kelompok produksi tinggi (≥ 15 l)
2. Produksi susu harian sapi FH kelompok produksi sedang (10-14 l)
3. Produksi susu harian sapi FH kelompok produksi rendah (≤ 9 l)

9
10
10

DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Anova produksi susu (l hari-1)
Anova konsumsi BK (kg hari-1)
Anova kecernaan BK
Anova kecernaan BO
Konsumsi segar (kg ekor-1 hari-1)
Konsumsi BK (kg ekor-1 hari-1)
Kecernaan

13
13
13
13
14
14
15

PENDAHULUAN
Susu merupakan salah satu sumber utama protein hewani. Saat ini
produksi susu nasional hanya dapat memenuhi 26% dari kebutuhan susu dalam
negeri dan sebagian masih diimpor. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2009),
produksi susu dalam negeri baru mencapai sekitar 567.7 ribu ton dan hanya
mampu memenuhi 26% dari kebutuhan susu nasional. Tingkat produksi susu yang
relatif rendah di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh faktor pakan yang
kurang memadai. Hal ini disebabkan pakan hijauan dan konsentrat yang cukup
potensial tersedia di Indonesia belum dimanfaatkan secara optimal. Untuk
mengurangi jumlah impor susu maka perlu adanya usaha untuk meningkatkan
produktivitas ternak sapi perah. Faktor utama yang mempengaruhi tingkat
produksi susu pada sapi perah adalah pemberian pakan hijauan berkualitas. Faktor
yang mempengaruhi produksi susu yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal diantaranya umur beranak pertama, masa laktasi, masa kering,
masa kosong dan selang beranak, sedangkan faktor eksternal diantaranya yaitu
pemberian pakan, manajemen pemeliharaan dan iklim (Ginting dan Sitepu 1989).
Pemberian pakan sesuai kebutuhan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
hidup pokok, pertumbuhan, produksi maupun reproduksi (Bath et al. 1978). Pakan
juga merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan produktivitas dan
keuntungan sapi perah. Menurut Tyler dan Ensminger (1991) pakan merupakan
kontributor terbesar biaya produksi dalam industri peternakan, yaitu sekitar 4555%. Sedangkan menurut Sudono (1999), biaya yang dikeluarkan untuk pakan di
Indonesia mencapai 60-70% dari total biaya produksi, sehingga program
pemberian pakan yang baik sangat menguntungkan bagi para peternak.
Daun Indigofera zollingeriana memiliki kandungan protein kasar yang
tinggi mencapai 27.60%. Menurut Tarigan (2009), tingkat produksi bahan kering
(BK) total Indigofera sp. pada interval pemotongan 60 hari sebesar 20.69 ton ha -1
tahun -1 dan rasio daun/batang yaitu 1.67. Selain itu tepung daun Indigofera
memiliki kandungan mineral yang cukup untuk pertumbuhan optimal ternak, yaitu
Ca 1.16%, P 0.26%, Mg 0.46% (Abdullah 2010). Indigofera sp. juga memiliki
koefisien cerna bahan kering sebesar 68.21-73.15%, koefisien cerna bahan
organik sebesar 65.33-70.64%, dan kecernaan protein kasar mencapai 90.64%
(Suharlina 2010). Pemberian tepung Indigofera sp. sebagai substitusi konsentrat
komersil diharapkan dapat meningkatkan produksi susu, konsumsi pakan dan
kecernaan sapi Friesian Holstein (FH) di peternakan rakyat Kecamatan
Pasirjambu, Kabupaten Bandung.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat Indigofera
(Indigofera sp.) dalam mensubstitusi konsentrat komersial yang dievaluasi pada
sapi perah laktasi melalui pengukuran konsumsi pakan, kecernaan dan produksi
susu pada sapi FH di peternakan rakyat Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten
Bandung Selatan.

2

METODE PENELITIAN
Bahan
Ternak yang digunakan sebanyak sembilan ekor sapi perah FH, tiga ekor
pada laktasi ke-3 dan enam ekor pada laktasi ke-2. Pakan yang diberikan antara
lain rumput gajah, konsentrat komersil dan tepung Indigofera sp. sebagai bahan
subtitusi.
Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu alat perkandangan,
alat tulis, timbangan pakan untuk menimbang pakan konsumsi pakan dan gelas
ukur untuk mengukur produksi susu.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Peternakan Sapi Perah yang terletak di Desa
Cisondari, Kecamatan Pasirjambu, Ciwidey, Kabupaten Bandung dan
Laboratorium Ilmu Pakan Fakultas Peternakan IPB. Penelitian dilakukan pada
bulan Januari sampai Februari 2013.
Peubah yang diamati
Beberapa peubah yang akan diamati pada penelitian ini antara lain:
Konsumsi BK (bahan kering) ransum, konsumsi BO (bahan organik) ransum dan
kecernaan nutrien ransum (BK, BO).
Konsumsi BK Ransum
Konsumsi BK ransum diperoleh dengan cara mengurangi jumlah BK
ransum yang diberikan dengan BK ransum sisa setiap hari.
Konsumsi BO Ransum
Konsumsi BO ransum diperoleh dengan cara mengurangi BO ransum yang
dikonsumsi dengan BO feses setiap hari.
Kecernaan Ransum
Kecernaan nutrien ditentukan dengan metode koleksi total pada kandang
individu. Ransum yang diberikan dikompositkan dan diambil 200gr untuk
dianalisis komposisi zat-zat makanannya. Feses yang dikeluarkan dikumpulkan
dan ditimbang beratnya kemudian di jemur matahari selama tiga hari. Setelah
kering, feses di timbang dan di simpan dalam kantong plastik yang tertutup rapat.
Sampel feses yang terkumpul dikompositkan dan diambil 200gr untuk analisis
komposisi kimianya.
(
Keterangan :
Konsumsi BK
Nutrien dalam feses
BK/BO feses

ang dikonsumsi g
dalam feses
ang di konsumsi

1

= konsumsi ransum (as fed) x % BK ransum
= produksi feses x BK feses x % nutrien dalam
feses
= produksi feses (as fed) x % BK/BO feses

3
Prosedur
Pemeliharaan
Perlakuan terdiri atas ransum basal (rumput lapang, dan konsentrat
komersil) dan tepung Indigofera sp. Pakan yang diberikan yaitu hijauan dan
konsentrat. Konsentrat yang diberikan terdiri dari konsentrat komersil dan tepung
Indigofera sp. sebagai berikut:
P0 = 63.31% Rumput lapang + 36.69% konsentrat (100% konsentrat : 0%
tepung Indigofera sp.)
P1 = 64.75% Rumput lapang + 35.25% konsentrat (80% konsentrat : 20%
tepung Indigofera sp.)
P2 = 67.50% Rumput lapang + 32.50% konsentrat (60% konsentrat : 40%
tepung Indigofera sp.)
Rumput lapang diberikan dalam jumlah yang sama sebanyak 60 kg ekor-1
-1
hari . Ternak dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasarkan produksi susu
yaitu kelompok produksi tinggi (≥15 l hari-1), kelompok produksi sedang (10-14 l
hari-1) dan kelompok produksi rendah (≤ 9 l hari-1). Ransum perlakuan diberikan
selama dua minggu sebelumnya sebagai penelitian pendahuluan (preliminary
period). Selanjutnya diikuti dengan periode pengamatan selama dua minggu.
Data dasar periode laktasi dan masa laktasi sapi serta Data komposisi
nutrien konsentrat komersil dan Indigofera sp. dapat dilihat pada Tabel 1 :

Kelompok
Produksi
tinggi
Produksi
sedang
Produksi
rendah

Tabel 1 Periode laktasi dan masa laktasi sapi
Masa laktasi
Periode laktasi
Produksi susu awal
No sapi
(bulan)
(tahun)
(l ekor-1 hari-1)
1
6
3
14.36 ± 1.01
2
8
3
13.71 ± 1.22
3
4
3
15.82 ± 0.89
4
9
2
10.75 ± 0.98
5
9
2
11.96 ± 0.66
6
9
2
10.78 ± 0.89
7
7
2
8.00 ± 0.52
8
6
2
8.07 ± 1.07
9
4
2
8.68 ± 0.97

Konsentrat komersil dan tepung Indigofera sp. diberikan pada pagi dan sore
hari selama dua periode, yaitu pada minggu ketiga hingga kelima. Konsentrat
diberikan satu jam sebelum proses pemerahan dilakukan. Hal ini dilakukan agar
penyerapan nutrien yang terkandung dalam konsentrat dapat lebih optimal dalam
mempersiapkan produksi susu yang akan dihasilkan ketika proses pemerahan
dilaksanakan. Untuk mendapatkan produksi susu dengan kualitas protein yang
tinggi dapat di capai ketika protein yang terdapat dalam pakan pun tinggi.
Konsentrat komersil dan tepung Indigofera sp. yang digunakan dalam
ransum penelitian di analisis proksimat untuk mengetahui nilai nilai kandungan
nutriennya. Data dasar komposisi nutrien konsentrat komersil dan Indigofera sp.
dapat dilihat pada Tabel 2 :

4
Tabel 2 Komposisi nutrien konsentrat komersil dan Indigofera sp.
Konsentrat komersial
Indigofera sp.
Komposisi nutrient
Bahan kering (%)
86.70 %
85.28 %
Abu (%)
6.83 %
6.12 %
Protein kasar (%)
16.90 %
25.21 %
Lemak kasar (%)
3.23 %
1.04 %
Serat kasar (%)
16.07 %
16.63 %
BETN (%)
43.67 %
36.28 %
2
TDN (%)
64.62 %
70.18 %
1

BK = bahan kering; PK = protein kasar; SK = serat kasar; LK = lemak kasar; BETN = bahan ekstrak tanpa
;1
nitrogen; TDN = total digestible nutrient Hasil analisis Laboratorium Pengetahuan Bahan Makan Ternak,
2
Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (2013); Perhitungan nilai TDN (SK>18% dan PK18%

dan PK18% dan

PK