PENDAHULUAN Kondiloma Akuminata Pada Penderita Sifilis Laten

I. PENDAHULUAN

Kondiloma akuminata adalah manifestasi epidermal yang berhubungan dengan epidermotropik virus papiloma humanus VPH. Lebih kurang 90 dari kondiloma akuminata berhubungan dengan VPH tipe 6 dan 11, kedua tipe ini mempunyai kemampuan untuk ber- neoplastik. Pada patofisiologinya VPH akan menginfeksi sel epital dari lapisan basal epidermis. Virus ini berpenetrasi melalui kulit dan menyebabkan mikroabrasi mukosal. Fase laten virus tanpa gejala dan tanda dapat bertahan dari beberapa bulan sampai tahun. Setelah masa laten, produksi DNA virus, kapsid dan partikel akan dimulai. Sel host akan terinfeksi dan membentuk morfologi koilositosis atipikal dari kondiloma akuminata. 1 Prevalensi Kondiloma akuminta untuk wanita bervariasi dari 1,5-44.3, sedangkan pada pria prevalensi antara 3.5-46.4. 2 Kedua jenis kelamin rentan terhadap infeksi VPH dengan insidensi meningkat pada usia seksual aktif yaitu antara 17-33 thn. 1 Manifestasi klinis akan dijumpai papul atau nodul dengan permukaan kasar yang tunggal atau berkelompok dengan ukuran 1-3 mm, tumbuh pada genitalia, yang dapat disertai dengan gatal, terbakar, nyeri atau berdarah. Dijumpai pada daerah yang lembab, epitel dengan keratinisasi separuh atau pada keratinisasi sempurna seperti pada penis, skrotum, meatus uretra dan daerah perianal pada laki-laki dan pada wanita dijumpai pada labium mayora, labium minora, introitus vagina, vulva, perineum dan perianal. 2,3 Terdapat 4 bentuk dari kondiloma akuminata yaitu 1 gambaran seperti bunga kol 2 bentuk papular 3 bentuk keratotik 4 papul dengan permukaan rata. 2 Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat dan pemeriksaan klinis. Pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan adalah 1 pemeriksaan laboratorium untuk penyakit infeksi menular lainnya seperti HIV, gonore, klamidia dan sifilis, 2 tes asam asetat untuk melihat lesi subklinis. Penatalaksanaan utama dari kondiloma akuminata adalah destruksi secara fisik dari sel yang terinfeksi. 1 3 Dapat berupa krioterapi, elektrodesikasi, kuretase, eksisi bedah atau agen sitotoksik berupa podofilox, asam trikloroasetat dan podofilin resin. Sifilis adalah penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh Treponema pallidum, 1,2 4 suatu spirokaeta mikroaerofilik yang hanya menginfeksi manusia dan primata lainnya. 5 Penyakit sifilis yang tidak diobati dibagi menjadi sifilis primer, sekunder, laten dini, dan sifilis tingkat lanjut, yaitu sifilis tersier, benigna, sifilis kardiovaskuler dan neurosifilis. 4 Sifilis awal atau early termasuk didalamnya sifilis primer chancre dan sekunder lesi Universitas Sumatera Utara mukokutaneus danatau limfadenopati dengan atau tidak keterlibatan organ. Sifilis laten dibagi menjadi laten dini kurang dari 1 tahun dan lanjut 1 tahun atau lebih. Sifilis tersier dapat dijumpai keterlibatan pada jantung, saraf dan bentuk benigna. 5 Sifilis dapat didiagnosis melalui pemeriksaan material dari chancre dengan menggunakan mikroskop khusus yang dikenal mikroskop lapangan gelap. Jika terdapat Treponema pada sediaan, akan terlihat pada mikroskop lapangan gelap. 4,6 Pemeriksaan darah adalah cara lain dalam memeriksa sifilis, antibodi terhadap Treponema akan terbentuk ketika seseorang terinfeksi. Kadar antibodi yang rendah akan dapat menetap didalam darah seseorang, untuk beberapa bulan sampai tahun bahkan setelah penderita sukses diterapi. 6 Kadar antibodi diperiksa dengan menggunakan tes Direct Fluorescence Antibody. Pemeriksaan serologi dapat berupa VDRL, TPHA atau FTA-ABS, RPR. 5 Gbr 1. Skema pengobatan untuk sifilis 7 Universitas Sumatera Utara

II. LAPORAN KASUS