Bagan Pertimbangan Penempatan Camat

Gambar 2. Bagan Pertimbangan Penempatan Camat

> Sehat Jasmani dan Rohani adalah pegawai negeri sipil yang memiliki

b. Riwayat Jabatan (Pengalaman) klasifikasi pendidikan diploma/sarjana di

c. Kedisiplinan bidang pemerintahan ataupun sarjana umum

d. Diklat Struktural lainnya yang diberikan diklat teknis

e. Penghargaan

pemerintahan. Jelaslah bahwa untuk menjadi seorang camat

Setiap faktor di atas akan dinilai untuk setiap terdapat urutan prioritas. Urutan prioritas ini kandidat/calon camat. Dalam melakukan

dapat dijadikan kriteria penilaian. penilaian tentunya harus ada standar penilaian,

Berdasarkan klasifikasi pendidikannya, sehingga faktor-faktor tersebut dapat benar-

kandidat camat dapat dinilai, penilaian benar terukur. Sistem penilaian untuk setiap

tersebut sebagai berikut: faktor dapat dijelaskan sebagai berikut:

, Apabila seorang calon camat memiliki

a. Persyaratan Administrasi ijazah sarjana/diploma pemerintahan Penentuan persyaratan Administrasi ini

maka diberi nilai 3

berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor , Apabila seorang calon camat memiliki

13 Tahiun 2002 sebagai perubahan atas ijazah sarjana/diploma umum lainnya Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000

tetapi telah mengikuti diklat teknis tentang Pengangkatan Pengawai Negeri Sipil

pemerintahan maka diberi nilai 2 dalam Jabatan Struktural. persyaratan tersebut

, Apabila seorang calon camat memiliki diantaranya:

ijazah sarjana/diploma umum lainnya > Pangkat

tetapi belum mengikuti diklat teknis Dalam setiap jabatan struktural memiliki

pemerintahan maka diberi nilai 1 pangkat terendah dan pangkat tertinggi.

Misalnya seorang calon camat A memiliki Seorang pegawai negeri sipil (PNS) dapat

latar belakang pendidikan pemerintahan diangkat dalam suatu jabatan struktural

(baik IPDN ataupun Sarjana Pemerintahan meskipun yang bersangkutan memiliki

dari Universitas lain), maka dalam penilaian pangkat dibawah pangkat terendah. Pangkat

pendidikan dapat diberi nilai 3. terendah untuk jabatan camat adalah IV/a, dan pangkat tertinggi IV/b, sedangkan

> Penilaian Kinerja

pangkat satu tingkat dibawah pangkat Dalam penilaian kinerja seorang PNS saat ini terendah adalah III/d.

masih menggunakan standar penilaian yang Sehingga dalam penilaian dapat dibagi

disebut DP3, walaupun kini telah terbit menjadi tiga kriteria penilaian dengan nilai

peraturan baru mengenai system penilaian terendah adalah 1 dan nilai tertinggi adalah 3.

kinerja yang disebut Sasaran Kinerja Pegawai Pemberian nilai tersebut adalah sebagai

(SKP), akan tetapi belum dapat diterapkan berikut:

karena masih dalam tahap sosialisasi. Dalam , Apabila seorang calon camat memiliki

penilaian kinerja seorang pegawai terdapat pangkat tertinggi (IV/b), maka diberi nilai

empat kriteria penilaian yaitu kurang, cukup,

3 baik dan amat baik. Namun dalam menilai , Apabila seorang calon camat memiliki

calon camat tidak hanya atas dasar penilaian pangkat terendah (IV/a), maka diberi nilai

dalam satu tahun saja. Hal ini dikarenakan

2 syarat seorang pegawai untuk diangkat , Apabila seorang calon camat memiliki

dalam jabatan struktural, minimal pangkat satu tingkat dibawah pangkat

mendapatkan kriteria baik dua tahun terendah (III/d), maka diberi nilai 1

terakhir. Sehingga kriteria yang dijadikan Misalnya seorang calon camat A memiliki

penilaian adalah baik dan amat baik. pangkat Pembina (IV/a), maka dalam

Pemberian nilai untuk calon camat penilaian pangkat dapat diberi nilai 2.

berdasarkan penilaian kinerjanya (DP3) adalah sebagai berikut:

> Pendidikan , Apabila seorang calon camat memiliki Klasifikasi pendidikan yang dibutuhkan

nilai DP3 dengan kriteria amat baik dalam untuk jabatan camat dapat dilihat dalam bab

dua tahun terakhir, maka diberi nilai 3. sebelumnya yaitu sesuai dengan Peraturan

, Apabila seorang calon camat memiliki Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 pasal 25

nilai DP3 dengan kriteria amat baik dan disebutkan bahwa salah satu syarat camat

baik dalam dua tahun terakhir, maka

dan Pemindahan Camat pada Pasal 3 huruf b nilai DP3 dengan kriteria baik dalam dua

Nomor 2, disebutkan bahwa pernah menjabat: tahun terakhir, maka dapat diberi nilai 1.

- Kepala Kelurahan

Misalnya seorang calon camat A memiliki

- Sekretaris Kecamatan

nilai DP3 dengan predikat baik selama dua

- Camat Pembantu

tahun terakhir, maka dalam penilaian kinerja - Wakil Camat khusus untuk DKI Jakarta (DP3) dapat diberi nilai 1. Jabatan-jabatan di atas selain jabatan wakil > Sehat Jasmani dan Rohani

camat, dapat dijadikan faktor penilaian dengan Sehat jasmani dan rohani disyaratkan dalam

penjelasan sebagai berikut:

jabatan struktural karena seseorang yang - Apabila seorang calon camat pernah akan diangkat dalam jabatan tersebut harus

menjabat sebagai kepala kelurahan, mampu menjalankan tugas secara

sekretaris kecamatan dan camat pembantu, profesional, efektif dan efisien. Sehat jasmani

maka diberi nilai 4.

diartikan secara fisik seorang pegawai negeri - Apabila seorang calon camat pernah sipil tidak dalam keadaan sakit-sakitan

menjabat (dua) dari jabatan kepala sehingga mampu menjalankan tugas dalam

kelurahan, sekretaris kecamatan dan camat jabatannya dengan baik. Sehat rohani

pembantu, maka diberi nilai 3. diartikan bahwa secara rohani seorang

- Apabila seorang calon camat pernah pegawai negeri sipil tidak dalam keadaan

menjabat salah satu dari jabatan kepala terganggu mental dan jiwanya, sehingga

kelurahan, sekretaris kecamatan dan camat mampu berfikir baik dan rasional.

pembantu, maka diberi nilai 2. Faktor ini hanya memiliki dua kriteria

- Apabila seorang calon camat tidak pernah yaitu sehat jasmani dan rohani serta tidak

menjabat salah satu dari jabatan kepala sehat jasmani dan rohani. Yang dijadikan

kelurahan, sekretaris kecamatan dan camat syarat dalam penempatan pegawai dalam

pembantu, maka diberi nilai 1. jabatan struktural adalah sehat jasmani dan rohani. Namun apabila seorang pegawai

Misalnya seorang calon camat A pernah dinyatakan oleh dokter yang berwenang

menjabat sebagai kepala kelurahan, maka dalam tidak sehat jasmani dan rohani maka secara

penilaian pengalaman dapat diberi nilai 2. langsung pegawai tersebut dinyatakan gugur dari seleksi calon camat.

c. Kedisiplinan

Sehingga kriteria ini hanya diberikan nilai Kedisiplinan merupakan salah satu faktor

1, yaitu sehat jasmani dan rohani. yang penting bagi seorang pegawai negeri sipil. Misalnya seorang calon camat A sehat

Pengaturan tentang disiplin pegawai negeri sipil jasmani dan rohaninya berdasarkan surat

terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 keterangan dokter yang ditentukan, maka

Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri dalam penilaian kesehatan dapat diberi nilai

Sipil. Apabila seorang PNS melakukan

1. pelanggaran, maka yang bersangkutan diberi hukuman disiplin. Tingkatan hukuman terbagi

b. Riwayat Jabatan dalam tiga tingkatan yaitu ringan, sedang dan Mengetahui riwayat jabatan seorang calon

berat. Jenis hukuman tingkat berat salah satunya camat sangat penting dilakukan untuk

dibebaskan dari jabatan, sehingga apabila mengetahui apakah yang bersangkutan

seorang PNS dikenakan hukuman disiplin memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas-

tingkat berat maka yang bersangkutan tidak tugas yang memiliki karakteristik serupa dan

diperbolehkan untuk diangkat dalam suatu yang berhubungan dengan jabatan camat. Hal

jabatan. Namun apabila seorang PNS dikenakan ini akan memudahkan dalam pelaksanaan tugas

hukuman disiplin tingkat ringan dan sedang, sebagai camat nantinya. Apabila calon camat

yang bersangkutan masih dapat diangkat dalam memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas

suatu jabatan.

yang memiliki karakteristik serupa dengan Salah satu faktor kedisiplinan seorang PNS jabatan camat, maka tentunya yang

dapat dilihat dari tidak pernahnya seorang PNS bersangkutan memiliki nilai lebih. Hal tersebut

mendapatkan hukuman disiplin. Sehingga sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri

kriteria ini dapat dinilai dengan penjelasan

Tabel 8. Penjumlahan Nilai Faktor

- Apabila seorang calon camat tidak pernah

Pertimbangan Masa Lalu

terkena hukuman disiplin, maka akan diberi

Faktor Pertimbangan Masa Lalu Nilai

nilai 4

2 - Apabila seorang calon camat pernah terkena

Pangkat

3 hukuman disiplin tingkat ringan satu kali, Penilaian Kinerja (DP3)

Pendidikan

maka akan diberi nilai 3 1 - Apabila seorang calon camat pernah terkena

1 hukuman disiplin tingkat ringan dua kali

Kesehatan

2 atau tingkat sedang satu kali, maka akan

Pengalaman

3 diberi nilai 2

Kedisiplinan

2 - Apabila seorang calon pernah terkena

Diklat Struktural

2 hukuman disiplin tingkat ringan dan sedang

Penghargaan

16 masing-masing satu kali, maka akan diberi nilai 1

Jumlah

penilaian bagi calon camat yang bersangkutan. Misalnya seorang calon camat A pernah

Akan tetapi, untuk sementara ini penulis baru menerima hukuman disiplin tingkat ringan satu

menggolongkan faktor ini menjadi 2 (dua) kali, maka dalam penilaian kedisiplinan diberi

kriteria penilaian yaitu:

nilai 3. - Apabila seorang calon camat pernah menerima penghargaan khususnya di bidang

d. Diklat Struktural pemerintahan, maka diberi nilai 2 Diklat struktural atau diklat kepemimpinan

- Apabila seorang calon camat tidak pernah adalah diklat yang diselenggarakan untuk

menerima penghargaan khususnya di bidang mencapai persyaratan kompetensi

pemerintahan, maka diberi nilai 1 kepemimpinan aparatur pemerintah yang sesuai dengan jenjang jabatan struktural. diklat ini

Misalnya seorang calon camat A pernah dapat diikuti oleh PNS sebelum menduduki

menerima penghargaan dalam hal Kepuasan ataupun sesudah menduduki suatu jabatan.

Masyarakat terhadap Pelayanan atau Kinerja Untuk jabatan camat, diklat struktural atau

Kelurahan (jika calon camat adalah seorang kepemimpinan yang disyaratkan adalah

Lurah), maka dalam penilaian penghargaan Diklatpim III atau SPAMA. Diklat ini merupakan

diberi nilai 2.

salah satu kompetensi dari hard competencies yang dibutuhkan untuk jabatan camat.

Setelah dilakukan penilaian terhadap seluruh Keikutsertaan seorang calon camat dalam diklat

faktor dari pertimbangan masa lalu, maka hasil yang disyaratkan dalam jabatan ini dapat

dari tiap faktor penilaian selanjutnya dijadikan criteria penilaian calon camat.

dijumlahkan. Dapat dilihat dalam Tabel 8. Penilaian ini dapat dilakukan sebagai berikut:

Hasil penjumlahan tersebut dikalikan - Apabila seorang calon camat telah mengikuti

dengan bobot persentase dari pertimbangan dan lulus diklat kepemimpinan yang

masa lalu yaitu 50%. Sebagai ilustrasi disyaratkan, maka diberi nilai 2

penghitungan, dapat dilihat sebagai berikut: - Apabila seorang calon camat belum

Jumlah nilai yang diperoleh calon camat A mengikuti diklat kepemimpinan yang

adalah 16. Jumlah nilai tersebut dikalikan disyaratkan, maka diberi nilai 1.

dengan persentase pertimbangan masa lalu yaitu 50%, maka nilai pertimbangan masa lalu

Misalnya seorang calon camat A memiliki seorang calon camat adalah : 16 × 50%= 8 Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Latihan

Dari penghitungan tersebut diperoleh nilai (STTPL) SPAMA. Maka dalam penilaian diklat

pertimbangan masa lalu seorang calon camat A struktural dapat diberi nilai 2.

sebesar 8.

e. Penghargaan

2) Penilaian Pertimbangan Masa Sekarang

Banyaknya penghargaan yang pernah Penilaian kemampuan adalah penilaian diterima calon camat dalam pelaksanaan

terhadap kompetensi yang dimiliki oleh seorang pekerjaan terutama penghargaan di bidang

calon camat. Kompetensi yang harus dimiliki pemerintahan, dapat dijadikan pertimbangan

oleh seorang calon camat seperti yang telah

standar kompetensi jabatan, dengan ketentuan penilaian yang merupakan kebutuhan

jika nilai kompetensi individu (calon camat A) kompetensi jabatan camat, diantaranya:

melebihi nilai standar kompetensi jabatan maka

a. Kompetensi Manajerial diberi angka 0 (nol) atau dengan kata lain

b. Pengetahuan

terdapat kecocokan.

c. Keterampilan Adapun selisih antara nilai Standar Kompetensi Jabatan (SKJ) dengan kompetensi Khusus untuk penilaian kompetensi

Calon Camat A, dapat dilihat pada Tabel 10. manajerial, terlebih dahulu dicari nilai

Dari penjelasan di sub bab sebelumnya, hasil kompetensi jabatan camat berdasarkan kamus

wawancara yang dilakukan penulis dengan kompetensi, dan nilai kompetensi calon camat

informan telah menetapkan bobot kepentingan dari hasil tes kompetensi yang dilaksanakan.

dari kompetensi manajerial camat dan untuk Setelah nilai kompetensi jabatan dan calon camat

selanjutnya dikalikan dengan persentase per diperoleh, maka nilai kompetensi calon camat

kompetensi. Adapun penjelasannya dapat dicocokan dengan nilai kompetensi jabatan.

dilihat pada Tabel 11.

Teknik penilaian dengan mencocokan nilai Selisih (GAP) ini juga dapat diartikan sebagai kompetensi ini berasal dari metode Job-Person

ketidakcocokan. Sehingga untuk mengetahui Matching Methods Spencer dan Spencer dalam

persentase (GAP) ketidakcocokan tersebut bukunya “Competence at Work” (1993 : 254).

didapat dengan cara membagi nilai GAP dengan Adapun tahapan dan cara penilaiannya dapat

interval level maksimal kompetensi dan dijelaskan di bawah ini.

dikalikan persentase bobot kepentingan

a. Kompetensi Manajerial

kompetensi manajerial.

untuk memudahkan memahami perhitungan Misalnya mencari GAP ketidakcocokan nilai kompetensi manajerial, dilakukan dengan

kompetensi Pencarian Info (PI) dengan langkah langsung mencotohkan/memberi nilai yang

berikut:

telah diperoleh calon camat dalam tes

GAP Ketidakcocokan

Selisih (GAP)

kompetensi (seolah-olah telah mengikuti tes

(PI)

Interval Level

kompetensi). Adapun nilai kompetensi jabatan

Maksimal Kompetensi

dan kompetensi calon camat seperti di bawah ini: = 1 ´ 11,1% = 2,7% Misalnya seorang Calon Camat A telah

mengikuti tes kompetensi dan memiliki nilai Kecocokan nilai kompetensi calon camat kompetensi seperti dalam Tabel 9.

dengan kompetensi jabatan dilakukan dengan Untuk mengetahui kecocokan nilai

cara yang dapat dilihat dalam Tabel 12. kompetensi calon camat A dengan kompetensi

Dari hasil pengolahan di atas didapat jabatan, terlebih dahulu dicari selisih (GAP)

persentase ketidakcocokan (GAP) sebesar 5,4 %.