Pemetaan Hasil Temuan
Gambar 1: Pemetaan Hasil Temuan
Gambar di atas menunjukkan pemetaan hasil temuan penulis bahwa pada dasarnya proses pembentukan identitas pada negara dalam hubungan internasional terjadi baik secara internal dan secara eksternal. Dalam hal ini, proses yang terjadi dalam internal mengacu pada faktor-faktor yang datang dari domestik negara tersebut, sedangkan proses eksternal mengacu pada bagaimana identitas negara terbentuk melalui interaksi serta apa yang terjadi di luar negara, atau dalam konteks lingkup internasional. Pada faktor internal, terdapat dua jenis faktor yaitu, esensial dan turunan. Keduanya merupakan faktor yang datangnya dari dalam negara tersebut dan pada dasarnya tidak secara eksklusif memengaruhi pembentukan identitas negara. Pada bagian ini, penulis akan menganalisis bagaimana hubungan antar faktor tersebut dapat memengaruhi pembentukan Gambar di atas menunjukkan pemetaan hasil temuan penulis bahwa pada dasarnya proses pembentukan identitas pada negara dalam hubungan internasional terjadi baik secara internal dan secara eksternal. Dalam hal ini, proses yang terjadi dalam internal mengacu pada faktor-faktor yang datang dari domestik negara tersebut, sedangkan proses eksternal mengacu pada bagaimana identitas negara terbentuk melalui interaksi serta apa yang terjadi di luar negara, atau dalam konteks lingkup internasional. Pada faktor internal, terdapat dua jenis faktor yaitu, esensial dan turunan. Keduanya merupakan faktor yang datangnya dari dalam negara tersebut dan pada dasarnya tidak secara eksklusif memengaruhi pembentukan identitas negara. Pada bagian ini, penulis akan menganalisis bagaimana hubungan antar faktor tersebut dapat memengaruhi pembentukan
Seperti yang telah disebutkan, pembahasan yang telah dilakukan ini menunjukkan bahwa dalam membentuk identitas faktor-faktor yang telah disebutkan itu memiliki hubungan antar satu sama lain. Faktor internal terdiri dari dua jenis faktor, yaitu esensial dan turunan. Faktor turunan dalam hal ini pada praktiknya terbentuk dari beberapa faktor esensial serta faktor-faktor lain yang mendukung. Hubungan konstitutif yang terjadi dalam dua jenis faktor dalam lingkup internal ini dapat dipahami melalui gambar berikut:
Gambar 2: Pemetaan Hubungan antara Faktor-Faktor Internal
Dalam gambar tersebut, terdapat garis-garis panah yang menunjukkan hubungan di antara kedua jenis faktor. Garis-garis tersebut menggambarkan bagaimana faktor-faktor yang merupakan faktor esensial dalam masyarakat pada akhirnya mendorong munculnya faktor turunan. Dapat dilihat pada gambar di atas bahwa sebuah faktor turunan terbentuk dari dua atau lebih faktor esensial. Beberapa faktor esensial tersebut berinteraksi sehingga mendorong adanya diskursus, simbolisme dalam bentuk material oleh negara, kualitas intrinsik yang Dalam gambar tersebut, terdapat garis-garis panah yang menunjukkan hubungan di antara kedua jenis faktor. Garis-garis tersebut menggambarkan bagaimana faktor-faktor yang merupakan faktor esensial dalam masyarakat pada akhirnya mendorong munculnya faktor turunan. Dapat dilihat pada gambar di atas bahwa sebuah faktor turunan terbentuk dari dua atau lebih faktor esensial. Beberapa faktor esensial tersebut berinteraksi sehingga mendorong adanya diskursus, simbolisme dalam bentuk material oleh negara, kualitas intrinsik yang
Diskursus yang merupakan salah satu bentuk faktor turunan muncul karena adanya kombinasi dari faktor bahasa dan belief . Kedua faktor tersebut mendorong pembentukan diskursus yang dapat menekankan dan mengklaim pembentukan identitas pada negara. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, efektivitas diskursus ini juga dipengaruhi oleh agensi yang menyampaikan dan
konteks situasi yang sedang berlangsung. Faktor turunan selanjutnya adalah simbolisme material. Dalam gambar tersebut diperlihatkan bahwa simbolisme dalam bentuk material ini didorong oleh gabungan faktor-faktor norma, budaya, belief , dan sejarah. Faktor-faktor tersebut berinteraksi hingga mendorong pembentukan simbol-simbol dalam bentuk material seperti monumen, produk kesenian adat, coloseum, dan lain sebagainya seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Unsur-unsur nyata yang bersifat material ini terbentuk sebagai simbol dari faktor-faktor esensial yang terkandung dalam masyarakat sehingga memunculkan rasa kepemilikan identitas yang sama, yaitu identitas negara sebagai identitas kolektif.
Kualitas intrinsik seperti telah disebutkan sebelumnya merujuk pada kondisi politik serta kondisi konstituen negara tersebut. Sesuai dengan gambar di atas, kualitas intrinsik ini terbentuk akibat interaksi dari kelima faktor esensial yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu norma, budaya, belief , bahasa, dan sejarah. Pada dasarnya keseluruhan faktor tersebut berkontribusi pada pembentukan situasi domestik dan bagaimana warga negara tersebut berperilaku dan membentuk identitas kolektif. Selain itu, faktor-faktor ini juga disertai dengan faktor material seperti sumber daya alam yang dapat memperkaya kualitas intrinsik negara. Kebutuhan politik menjadi faktor turunan terakhir yang dibahas dalam tulisan ini. Dalam hal ini kebutuhan politik merujuk pada kenyataan bahwa negara memiliki keperluan untuk membentuk batasan-batasan antara identitasnya dengan identitas lainnya dengan cara melakukan inklusi dan eksklusi. Kebutuhan politik ini didasarkan kesadaran serta kepercayaan ( belief ) yang dikandung oleh masyarakatnya bahwa mereka merupakan satu kesatuan yang berbeda dengan entitas lainnya. Selain itu, kebutuhan politik ini juga dibentuk karena adanya Kualitas intrinsik seperti telah disebutkan sebelumnya merujuk pada kondisi politik serta kondisi konstituen negara tersebut. Sesuai dengan gambar di atas, kualitas intrinsik ini terbentuk akibat interaksi dari kelima faktor esensial yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu norma, budaya, belief , bahasa, dan sejarah. Pada dasarnya keseluruhan faktor tersebut berkontribusi pada pembentukan situasi domestik dan bagaimana warga negara tersebut berperilaku dan membentuk identitas kolektif. Selain itu, faktor-faktor ini juga disertai dengan faktor material seperti sumber daya alam yang dapat memperkaya kualitas intrinsik negara. Kebutuhan politik menjadi faktor turunan terakhir yang dibahas dalam tulisan ini. Dalam hal ini kebutuhan politik merujuk pada kenyataan bahwa negara memiliki keperluan untuk membentuk batasan-batasan antara identitasnya dengan identitas lainnya dengan cara melakukan inklusi dan eksklusi. Kebutuhan politik ini didasarkan kesadaran serta kepercayaan ( belief ) yang dikandung oleh masyarakatnya bahwa mereka merupakan satu kesatuan yang berbeda dengan entitas lainnya. Selain itu, kebutuhan politik ini juga dibentuk karena adanya
Dalam penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa faktor-faktor yang datangnya dari dalam negara nyatanya memiliki hubungan antara satu sama lain sehingga membentuk identitas negara yang padu. Penulis secara pribadi melihat bahwa penjelasan dan pemaparan terkait faktor simbolisme dalam bentuk material merupakan hal yang sangat menarik. Penjelasan tersebut berbeda dengan penjelasan mengenai pembentukan identitas yang biasanya diwarnai oleh pendekatan tradisional mengenai pentingnya faktor-faktor non-material. Faktor simbolisme dalam bentuk material ini menunjukkan bahwa nyatanya unsur yang wujud serta sifatnya nyata juga dapat memengaruhi pembentukan identitas pada negara. Simbolisme ini memang mengandung unsur-unsur non-material, namun apa yang dikemukakan oleh Acuff seperti yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya menunjukkan bahwa unsur-unsur non-material yang diterjemahkan dan disimbolkan dalam bentuk material nyata juga memiliki signifikansi dalam pembentukan identitas pada negara. Simbolisasi dalam bentuk material ini juga seringkali menjadi hal yang membentuk pemahaman serta merepresentasikan negara tersebut ke masyarakat luar.
Penjelasan bagaimana identitas pada negara terbentuk dari dalam negara itu sendiri pada dasarnya juga memperlihatkan bagaimana pada dasarnya internal negara memiliki unsur-unsur yang mampu membentuk pemahaman akan solidaritas dan rasa kesatuan yang diimajinasikan dalam batas-batas negara yang telah dibentuk. Hal ini juga menunjukkan bahwa dalam dimensi internal ini, identitas pada negara yang terbentuk cenderung berusaha menasionalisasi untuk pada akhirnya membedakan identitas pada negara tersebut dengan identitas lainnya. Dalam penjelasan mengenai internal ini terlihat bahwa terdapat unsur- unsur di dalam negara yang diyakini bersama secara kolektif dan imajiner sehingga memberikan batas jelas dan membedakan identitas negara yang satu Penjelasan bagaimana identitas pada negara terbentuk dari dalam negara itu sendiri pada dasarnya juga memperlihatkan bagaimana pada dasarnya internal negara memiliki unsur-unsur yang mampu membentuk pemahaman akan solidaritas dan rasa kesatuan yang diimajinasikan dalam batas-batas negara yang telah dibentuk. Hal ini juga menunjukkan bahwa dalam dimensi internal ini, identitas pada negara yang terbentuk cenderung berusaha menasionalisasi untuk pada akhirnya membedakan identitas pada negara tersebut dengan identitas lainnya. Dalam penjelasan mengenai internal ini terlihat bahwa terdapat unsur- unsur di dalam negara yang diyakini bersama secara kolektif dan imajiner sehingga memberikan batas jelas dan membedakan identitas negara yang satu
Selain itu, pembentukan identitas pada negara dalam lingkup domestik ini pada dasarnya juga tidak terlepas dari unsur power . Dalam penjelasan mengenai faktor internal khususnya, dijelaskan bagaimana identitas pada negara dapat terbentuk dari dalam negara itu sendiri. Nyatanya dalam hal ini, proses yang terjadi tersebut juga melibatkan unsur power . Bagaimana negara membentuk identitasnya seringkali dianggap sebagai sebuah usaha dari pemerintah negara tersebut untuk menanamkan pemahaman identitas kenegaraan. Identitas dalam hal ini juga erat kaitannya dengan pemberian makna. Dalam pemberian makna inilah power pada akhirnya digunakan. Power digunakan dalam upaya penanaman pemahaman dan makna. Dalam lingkup internal, power melekat pada agen-agen tertentu yang berpengaruh. Agen-agen tersebut memiliki kapabilitas power yang didukung oleh posisi yang menentukan sehingga agen tersebut memiliki pengaruh yang besar pada masyarakat melalui klaim dan konstruksi akan identitas pada negara yang dilakukan. Power dengan demikian menjadi relevan dalam pembentukan identitas pada negara, karena penggunaan power yang tepat dapat mendorong pembentukan identitas pada negara sesuai dengan visi yang dimiliki. Agen-agen yang dianggap memiliki power dalam mengkonstruksi pemahaman makna dari identitas misalnya adalah elit politik, orang-orang yang duduk di bangku pemerintahan, tokoh masyarakat, dan aktor-aktor internal yang berpengaruh lainnya.
Agen-agen tersebut memiliki power untuk menginternalisasikan pemahaman mengenai identitas pada negara melalui cara- cara tertentu yang dimungkinkan oleh kepemilikan power tersebut.
Analisis penggunaan power dalam lingkup internal ini menggiring kita kepada pemahaman bahwa identitas pada negara dapat dibentuk melalui proses top-down maupun bottom-up . Proses top-down ini mengacu pada bagaimana terdapat agen-agen dalam pemerintahan yang mengklaim dan menanamkan identitas agar pemahaman mengenai identitas pada negara tersebut tumbuh pada Analisis penggunaan power dalam lingkup internal ini menggiring kita kepada pemahaman bahwa identitas pada negara dapat dibentuk melalui proses top-down maupun bottom-up . Proses top-down ini mengacu pada bagaimana terdapat agen-agen dalam pemerintahan yang mengklaim dan menanamkan identitas agar pemahaman mengenai identitas pada negara tersebut tumbuh pada
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, identitas nyatanya tidak hanya terbentuk dari dalam negara tersebut. Proses pembentukan identitas pada negara juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang datang dari luar negara. Proses bagaimana identitas suatu negara yang telah dibentuk oleh faktor-faktor internal kemudian dipengaruhi oleh adanya faktor-faktor eksternal dapat dijelaskan melalui gambar berikut:
Gambar 3: Proses Pembentukan Identitas Negara dari Internal dan Eksternal
Gambar tersebut menunjukkan bagaimana faktor eksternal juga dapat memengaruhi pembentukan identitas pada negara. Merujuk pada pembahasan yang telah disebutkan sebelumnya bahwa faktor eksternal ini merupakan faktor- faktor yang berasal dari luar negara, yaitu lingkup internasionalnya. Jika diperhatikan pula, yang termasuk faktor eksternal dalam hal ini adalah kondisi politik global, budaya dan norma global, tatanan dunia, struktur internasional, serta aktor-aktor lainnya. Dalam hal ini, faktor-faktor tersebut pada praktiknya dapat memengaruhi pembentukan identitas yang sebelumnya sudah terbentuk atas dorongan faktor-faktor yang terdapat dalam internalnya. Lingkup internasional merupakan salah satu dimensi di mana identitas diproyeksikan, selain pada lingkup domestik. Dengan demikian, hal-hal yang terjadi dalam lingkup internasional juga dapat memengaruhi identitas yang terbentuk pada negara. Faktor-faktor yang datang dari eksternal negara memengaruhi bagaimana negara memutuskan bagaimana harus bertindak terhadap suatu situasi tertentu sehingga hal tersebut pada akhirnya dapat berkontribusi bagaimana identitas negara pada akhirnya dilihat oleh aktor-aktor lainnya dalam hubungan internasional. Dengan demikian, dalam lingkup internasional ini dapat dipahami bahwa interaksi merupakan salah satu hal dan proses yang penting.
Gambar di atas juga menunjukkan bahwa tidak ada satupun faktor yang secara eksklusif dapat membentuk identitas pada negara. Hal ini dikarenakan pada dasarnya keseluruhan faktor, baik internal maupun eksternal memiliki hubungan saling memengaruhi antar satu sama lain sehingga identitas pada negara pada akhirnya terbentuk. Selain itu perlu dipahami pula dari gambar-gambar serta analisis yang dikemukakan bahwa pembentukan identitas pada negara dalam hubungan internasional merupakan proses yang berlangsung terus menerus dan tidak pernah berhenti, sebab interaksi serta perkembangan situasi sosial politik, baik dalam dimensi domestik maupun internasional juga merupakan proses yang akan terus bergulir seiring berjalannya waktu. Identitas pada negara berkembang terus-menerus dan selalu dipengaruhi oleh faktor-faktor yang juga terus berevolusi dan berkembang.
Jika sebelumnya disebutkan bahwa secara internal, negara berusaha membentuk identitasnya supaya berbeda dengan identitas negara-negara lainnya,
kehadiran budaya dan norma global sebagai salah satu faktor eksternal yang berkontribusi dalam pembentukan identitas pada negara ini juga menunjukkan bahwa pada dasarnya, dalam lingkup internasional, proses pembentukan identitas negara cenderung berusaha menyeragamkan ( uniforming ). Hal ini dikarenakan pada dasarnya terdapat model budaya dan norma global yang berlaku secara internasional yang memengaruhi bentuk identitas pada negara, sehingga identitas pada negara-negara di dunia cenderung berusaha menuju ke arah dan model yang sama. Proses yang terjadi baik di level internal dan juga eksternal ini pada akhirnya saling memengaruhi pembentukan identitas pada negara dalam hubungan internasional. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, proses ini berlangsung terus menerus dan merupakan proses yang tidak pernah selesai sehingga perubahan atau perkembangan identitas pada negara pun dimungkinkan seiring dengan lingkup internal maupun eksternal yang juga terus berkembang.
Dalam analisis terkait pembentukan identitas pada negara dalam hubungan internasional ini, signifikansi dari faktor eksternal merupakan poin yang menurut penulis penting untuk dipahami. Hal ini terutama didasarkan pada konteks yang diangkat dalam tulisan ini, yaitu konteks hubungan internasional. Penulis melihat bahwa dalam proses identifikasi siapa negara sebenarnya nyatanya tidak terlepas dari eksistensi aktor lainnya dalam hubungan internasional. Tatanan dunia, budaya dan norma global yang terbentuk, struktur internasional, serta kondisi politik global yang merupakan faktor-faktor eksternal pada dasarnya merupakan hasil dari hubungan antar aktor yang sifatnya konstitutif pada situasi internasional. Interaksi antara suatu negara dengan aktor lainnya nyatanya berpengaruh pada pembentukan identitas negara tersebut. Bahkan, interaksi yang dilakukan oleh aktor-aktor lainnya juga dapat memengaruhi bagaimana suatu negara akan membentuk identitasnya untuk pada akhirnya diterjemahkan ke dalam aksi serta kebijakannya di ranah internasional. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa dalam konteks hubungan internasional ini, penulis melihat bahwa eksistensi aktor lain merupakan hal yang signifikan dalam pembentukan identitas pada negara.
Pentingnya eksistensi aktor lain sebagai „other‟ dalam analisis pembentukan identitas pada negara dalam hubungan internasional ini juga didasarkan pada fakta bahwa bagaimana aktor lain melihat suatu negara dapat Pentingnya eksistensi aktor lain sebagai „other‟ dalam analisis pembentukan identitas pada negara dalam hubungan internasional ini juga didasarkan pada fakta bahwa bagaimana aktor lain melihat suatu negara dapat
Signifikansi dari persepsi aktor lain sebagai unsur „other‟ dalam hal ini dapat diilustrasikan sebagai berikut: jika identitas suatu negara dipersepsikan
negatif sebagai ancaman oleh aktor lainnya, maka hal tersebut akan memengaruhi aksi atau kebijakan yang akan diimplementasikan oleh aktor lainnya terhadap negara sehingga terdapat kemungkinan bahwa hubungan yang terjalin di antara keduanya akan diwarnai dengan rasa tidak aman dan saling curiga. Namun, jika identitas suatu negara dipersepsikan positif dan tidak mengancam, maka kemungkinan keduanya untuk menjalin hubungan kerjasama yang bersifat positif pun lebih besar. Persepsi negatif ataupun positif oleh „ other ‟ ini pada akhirnya juga dapat berkontribusi pada bagaimana negara memahami identitasnya sendiri, dan bagaimana identitas tersebut pada akhirnya dipersepsikan oleh pihak luar. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi dengan demikian juga merupakan salah satu hal penting dalam pembentukan identitas.
Penulis melihat bahwa walaupun negara berusaha membentuk identitasnya sendiri secara internal, nyatanya hubungan internasional lebih ditentukan dan dipengaruhi oleh bagaimana pihak eksternal mempersepsikan identitas negara. Negara memang memiliki kapabilitas untuk menentukan dan membentuk identitasnya sendiri melalui faktor-faktor internal yang terkandung dalam negara tersebut, namun demikian apa yang diidentifikasikan oleh negara tersebut terkait dirinya belum tentu sesuai dengan bagaimana aktor lain melihat dan mempersepsikan negara tersebut. Identitas negara, oleh karena itu, dikontestasikan Penulis melihat bahwa walaupun negara berusaha membentuk identitasnya sendiri secara internal, nyatanya hubungan internasional lebih ditentukan dan dipengaruhi oleh bagaimana pihak eksternal mempersepsikan identitas negara. Negara memang memiliki kapabilitas untuk menentukan dan membentuk identitasnya sendiri melalui faktor-faktor internal yang terkandung dalam negara tersebut, namun demikian apa yang diidentifikasikan oleh negara tersebut terkait dirinya belum tentu sesuai dengan bagaimana aktor lain melihat dan mempersepsikan negara tersebut. Identitas negara, oleh karena itu, dikontestasikan