29
Menurut Farid H dan Siswanto S 1998 dalam Januarti 2002, dalam menentukan model kebangkrutan melalui analisis keuangan kemungkinan kesalahan
klasifikasi model classification error bisa dikelompokkan menjadi dua: 1.
Error tipe I terjadi apabila timbul misclasification yang disebabkan oleh adanya prediksi bahwa perusahaan tidak bangkrut, tetapi ternyata mengalami
kebangkrutan. 2.
Error tipe II terjadi apabila timbul misclasification prediksi yang disebabkan oleh adanya prediksi bahwa perusahaan bangkrut, tetapi kenyataannya tidak bangkrut.
TABEL 2.1 PREDIKSI KEBANGKRUTAN
Hasil Yang Diharapkan Hasil Sesungguhnya
Bangkrut Tidak
bangkrut Bangkrut
Tidak Bangkrut Benar
Kesalahan Tipe I Biaya: kecil 0 - 10
Kesalahan Tipe II Biaya: lebih dari 100
Sumber: Farid H dan Siswanto S 1998 dalam Januarti 2002
2.1.8 Penyebab Kebangkrutan
Kegagalan bank yang sering disebut dengan kebangkrutan bank terdiri dari dua konsep yang berbeda seperti yang didefinisikan oleh Hermsillo 1996 dalam
Mongid 2000: 1.
Economic failure atau insolvency pasar – sebuah situasi dimana kekayaan bersih bank menjadi negative, atau jika bank tidak dapat melanjutkan operasinya tanpa
30
mendatangkan kerugian yang akan berakibat dengan segera pada kekayaan bersih negatif.
2. Official failure – tipe kegagalan yang dapat diamati karena sebuah an official
agency mengumumkan kegagalan kepada publik. Official failure terjadi ketika regulator bank bahwa istitusi tidak akan lama berjalan Ada dua pilihan yang
tersedia, menutup bank atau membantunya untuk tetap beroperasi. Benston and Kaufman 1995 dalam Mongid 2000 memberikan sebuah
analisis empiris yang komprehensif mengenai kegagalan bank pada kasus Bank di Amerika Serikat. Ada empat faktor yang menyebabkan kegagalan bank, antara lain:
1. Ekspansi kredit bank yang berlebihan.
2. Informasi asimetri mengakibatkan pada ketidakmampuan deposan untuk menilai
aktiva bank secara akurat, khususnya ketika kondisi ekonomi bank memburuk. 3.
Gonjangan dimulai dari luar sistem perbankan, lepas dari kondisi keuangan bank, yang menyebabkan penabung mengubah preferensi likuiditasnya atau
menyebabkan pengurangan pada cadangan bank. 4.
Pembatasan institusional dan hukum yang memperlemah bank dan menyebabkan kebangkrutan.
2.1.9 Indikator Kebangkrutan
Menurut Foster 1986, ada beberapa indikator atau sumber informasi tentang kemungkinan dari kebangkrutan:
1. Sebuah analisis arus kas periode sekarang dan masa mendatang. Manfaat dari
penggunaan sumber informasi ini yakni fokus secara langsung pada dugaan kebangkrutan untuk periode yang menjadi perhatian. Estimasi arus kas termasuk
31
pada analisis ini merupakan variabel kritis pada asumsi yang mendasari persiapan anggaran.
2. Analisis strategi perusahaan. Analisis ini mempertimbangkan kompetitor
potensial dari perusahaan atau institusi, struktur biaya relatifnya, ekspansi gedung pada industri, kemampuan perusahaan untuk meneruskan kenaikan biaya,
kualitas manajemen dan sebagainya. Dalam teori, pertimbangan ini juga akan mendasari analisis arus kas. Bagaimanapun sebuah fokus yang terpisah pada
persoalan strategi dapat menyoroti konsekuensi dari perbedaan yang tiba-tiba terjadi dalam sebuah industri. Contoh: pengujian BEP dan struktur biaya.
3. Analisis laporan keuangan perusahaan dengan perbandingan perusahaan. Analisis
ini dapat berfokus pada variabel keuangan single univariate analysis atau kombinasi variabel keuangan multivariate analysis
4. Variabel eksternal seperti return sekuritas atau peringkat obligasi.
2.1.10 Capital Adequancy Rasio