(In Vivo) Parameter Penggunaan Pakan

Percobaan II (In Vivo) Parameter Penggunaan Pakan

Pengamatan selama 30 hari larva ikan bandeng pada berbagai jadwal pemberian pakan buatan yang telah dihidrolisis (predigestion) dengan crude enzyme yang disekresikan mikrob Carnobacterium sp., Vibrio alginoliticus dan Planococcus sp., menghasilkan nilai berbagai parameter penggunaan pakan, yaitu pertumbuhan (Lampiran 40), konsumsi pakan buatan (Lampiran 44), dan tingkat kelangsungan hidup (Lampiran 47). Gambar larva ikan bandeng pada akhir pengamatan disajikan pada Gambar 19.

Keterangan : umur larva (A = 6 hari, B = 9 hari, C = 12 hari, dan D = 15 hari) Gambar 19. Larva ikan bandeng pada akhir pengamatan 30 hari pada berbagai

jadwal pemberian pakan buatan hasil predigestion Tabel 9. Berbagai parameter penggunaan pakan yang diamati pada larva ikan

bandeng selama 30 hari pengamatan pada berbagai jadwal pemberian pakan buatan hasil predigestion

Parameter Perlakuan

A (6 hari) B (9 hari) C (12 hari) D (15 hari) Pertumbuhan mutlak (g)

0,0175c

0,0420c

0,1526b 0,1747a

Pertumbuhan relatif (%)

9199,28b 22127,53b 80304,40a 91931,77a

Pertumbuhan biomassa (g)

0,2601c

1,6598c

8,2344b 11,7434a

Konsumsi pakan buatan total (g)

77,70a

71,92b

71,65b 65,16c

Konsumsi pakan buatan harian (g)

2,88d

3,00c

3,41b 3,62a

Tingkat kelangsungan hidup (%)

54,33a 67,33a Keterangan: Huruf yang berbeda pada lajur yang sama menunjukkan nilai yang berbeda (p<0,05)

14,67c

39,33b

Jadwal pemberian pakan buatan pada larva ikan bandeng nyata (P<0,05) mempengaruhi pertumbuhan mutlak (Lampiran 41), pertumbuhan relatif (Lampiran 42), pertumbuhan biomassa (Lampiran 43), konsumsi pakan buatan Jadwal pemberian pakan buatan pada larva ikan bandeng nyata (P<0,05) mempengaruhi pertumbuhan mutlak (Lampiran 41), pertumbuhan relatif (Lampiran 42), pertumbuhan biomassa (Lampiran 43), konsumsi pakan buatan

Hasil uji lanjutan (Tabel 9) menunjukkan bahwa pertumbuhan mutlak, pertumbuhan relatif, dan tingkat kelangsungan hidup larva dengan jadwal pemberian pakan buatan total pada umur 15 hari memperlihatkan nilai tertinggi. Angka ini tidak berbeda dibandingkan larva pada umur 12 hari, tetapi berbeda dibandingkan larva pada umur 9 dan 6 hari. Pertumbuhan biomassa tertinggi dicapai pada umur 15 hari dan berbeda dibandingkan dengan larva pada umur lainnya. Konsumsi pakan total tertinggi ditemukan pada larva umur 6 hari dan terendah pada umur 15 hari. Hal ini terjadi karena larva dengan jadwal pemberian pakan buatan total pada umur 6 hari mendapatkan pakan buatan terlama dibandingkan dengan larva pada umur lainnya. Konsumsi pakan harian memperlihatkan bahwa larva pada umur 15 hari mengkonsumsi pakan buatan tertinggi yang diikuti larva pada umur 12, 9 dan 6 hari.

Aktivitas Enzim

Pengamatan aktivitas enzim pencernaan (IU/g/menit) larva ikan bandeng pada berbagai jadwal pemberian pakan buatan yang telah dihidrolisis (predigestion) dengan crude enzyme yang disekresikan mikrob Carnobacterium sp., Vibrio alginoliticus, dan Planococcus sp., meliputi enzim pepsin, tripsin, a- amilase, dan lipase pada periode pengamatan 10, 20, dan 30 hari disajikan pada dan Gambar 20 dan Lampiran 49.

Aktivitas enzim tertinggi pada semua periode pengamatan diperlihatkan oleh enzim a-amilase, yang diikuti oleh lipase, tripsin, dan terendah adalah enzim pepsin. Aktivitas enzim pencernaan larva uji dengan jadwal pemberian pakan buatan total umur 15 hari pada semua periode pengamatan cenderung lebih tinggi, yang diikuti larva uji umur 12, 9 dan 6 hari. Akan tetapi, hasil analisis ragam (Lampiran 50) menunjukkan tidak ada perbedaan antar-perlakuan.

C (U/g/menit)

Aktivitas enzim (IU/g/menit) 0.02

Aktivitas enzim

0.00

10 20 30 10 20 30 10 20 30 10 20 30

Pepsin Tripsin amilase lipase

Umur larva 6 hari, 9 hari, 12 hari dan 15 hari

Gambar 20. Aktivitas enzim pencernaan pepsin, tripsin, a-amilase, dan lipase

larva ikan bandeng pada berbagai jadwal pemberian pakan buatan hasil predigestion dan pada berbagai periode pengukuran

Struktur Histologis Organ Hati

Struktur histologis organ hati larva ikan bandeng pada akhir penga matan, yang mendapat perlakuan berbagai jadwal pemberian pakan buatan yang telah dihidrolisis (predigestion) dengan crude enzyme yang disekresikan mikrob Carnobacterium sp., Vibrio alginoliticus, dan Planococcus sp. disajikan pada Gambar 21.

Sel hati (hepatosit) larva ikan bandeng secara histologis terdiri atas inti sel (nukleus) dan dinding sel. Pada Gambar 21 terlihat bahwa larva ikan bandeng dengan jadwal pemberian pakan buatan total umur 6 hari menunjukkan ukuran hepatositnya lebih kecil dan jumlahnya lebih sedikit, serta terdapat rongga antar-sel yang besar dibandingkan dengan larva uji pada perlakuan lainnya. Ukuran dan jumlah hepatosit semakin bertambah berturut-turut pada larva ikan bandeng dengan jadwal pemberian pakan buatan to tal umur 9, 12 dan 15 hari. Larva ikan bandeng dengan jadwal pemberian pakan buatan total umur 15 hari mempunyai ukuran hepatosit terbesar dan jumlah hepatosit terbanyak dibandingkan dengan larva lainnya, dengan rongga antar-sel yang lebih kecil dan sedikit sehingga hepatosit kelihatan lebih kompak. Glikogen nampak menyebar pada hepatosit dalam bentuk granula yang tidak beraturan.

Keterangan: ds = dinding sel, is = inti sel, gl = glikogen Umur larva (A = 6 hari, B = 9 hari, C 12 hari, dan D = 15 hari)

Gambar 21. Struktur histologis organ hati larva ikan bandeng pada akhir pengamatan 30 hari pada berbagai jadwal pemberian pakan buatan hasil predigestion