Moralitas Prakonvensional. Pada tahapan ini dasar yang menjadi Moralitas Konvensional. Pada tahapan ini prilaku sudah lebih Moralitas Pascakonvensional. Pada tahapan ini prinsip-prinsip

lxxii bekal, tameng moral kepada anak dalam berinteraksi, berkomunikasi, dan bersosialisasi dengan lingkungannya. Anak dengan pendidikan moralbudi pekerti yang cukup dan matang akan tumbuh dan berkembang sebagai sosok pribadi yang sehat jasmani dan rohani, tangguh dan mandiri serta mampu beradaptasi dalam era globalisasi. Anak untuk sampai pada moral, budi pekerti yang cukup dan matang, tentunya harus melalui tahapan perkembangan moral yang sehat dan normal. Lawrence Kohlberg 78 menyebutkan tiga tahapan pokok yang dilalui seseorang untuk mampu bersikap adil dan mengembangkan sikap dan perbuatan berdasarkan pertimbangan moral, yaitu:

1. Moralitas Prakonvensional. Pada tahapan ini dasar yang menjadi

pegangan dalam bersikap dan bertingkah laku adalah pujian dan hukuman yang diberikan oleh lingkungan. Tingkah laku yang diancam hukuman tidak akan dilakukan lagi. Sebaliknya, perbuatan yang mendatangkan pujian atau hadiah akan cenderung diulang.

2. Moralitas Konvensional. Pada tahapan ini prilaku sudah lebih

disesuaikan dengan norma yang dianut dalam lingkungan sosial tertentu. Sikap dan prilaku diarahkan supaya bisa dikelompokkan sebagai perbuatan seorang anggota atau warga masyarakat yang baik.

3. Moralitas Pascakonvensional. Pada tahapan ini prinsip-prinsip

moral digunakan dalam arti luas, tidak sekadar hitam putih dan tidak mengacu pada batasan-batasan sempit yang berlaku hanya untuk kalangan masyarakat tertentu. 78 Ieda Poernomo Sigit Sidi Bernadette N. Setiadi, Manusia Indonesia Abad 21 yang Berkualitas Tinggi Ditinjau Dari Sudut Pandang Psikologi. Makalah , Dikutip dari http:www.yahoo.com, Diakses pada tanggal 13 Januari 2007.hlm.6. lxxiii Pada zaman informasi sekarang ini, moralbudi pekerti yang cukup dan matang memegang peran penting dalam prilaku anak, karena berbagai iformasi, gaya hidup yang jauh dari standar moralitas banyak bermunculan sebagi pengaruh globalisasi. John J. Macionis 79 mengemukakan bahwa; “Abad 21 menyiratkan ketidakjelasan terhadap ukuran keberhasilan yang bisa dijadikan keteladanan. Sukar sekali menutupi kejadian yang tidak ingin disebarluaskan, baik untuk pertimbangan menghormati hak asasi manusia maupun kecanggihan teknologi komunikasi” Upaya strategis untuk membendung dan menfilter berbagai dampak negatif perubahan masyarakat, perkembangan pesat teknologi dan informasi adalah pendidikan nilai. Pendidikan nilai mencakup kawasan budi pekerti, nilai, norma, moral dan agama. Budi pekerti adalah buah dari budi nurani. Budi nurani bersumber pada moral. Moral bersumber pada kesadaran hidup yang berpusat pada alam pikiran. 79 Ibid. hlmn 8 lxxiv

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN