Pengaruh Padat Tebar Terhadap Kelangsungan Hidup dan Laju Pertumbuhan Ikan Maskoki (Carrasius auratus)

PENGARUH PADAT TEBAR TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU PERTUMBUHAN IKAN MASKOKI (Carrasius auratus)
ANDRIUS GINTING
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014
Universitas Sumatera Utara

PENGARUH PADAT TEBAR TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU PERTUMBUHAN IKAN MASKOKI (Carrasius auratus) SKRIPSI OLEH: ANDRIUS GINTING
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014
Universitas Sumatera Utara

PENGARUH PADAT TEBAR TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU PERTUMBUHAN IKAN MASKOKI (Carrasius auratus)
SKRIPSI
OLEH :
ANDRIUS GINTING
Skripsi sebagai satu diantara beberapa syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014
Universitas Sumatera Utara

LEMBAR PENGESAHAN


Judul

: Pengaruh Padat Tebar Terhadap Kelangsungan Hidup dan Laju Pertumbuhan Ikan Maskoki (Carrasius auratus)

Nama

: Andrius Ginting

NIM

: 100302079

Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

Ir.Syammaun Usman, M.P Ketua

Ir. Maragunung Dalimunthe, MAP Anggota


Mengetahui :

Dr. Ir. Yunasfi, M.Si Ketua Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan

Universitas Sumatera Utara

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : Pengaruh Padat Tebar Terhadap Kelangsungan Hidup Dan Laju Pertumbuhan Ikan Maskoki (Carrasius auratus) Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya dan bukan merupakan duplikasi sebagian atau seluruhnya dari karya orang lain, kecuali bagian yang sumber informasi dicantumkan. Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya secara sadar dan bertanggung jawab dan saya bersedia menerima sanksi pembatalan skripsi apabila terbukti melakukan duplikasi terhadap skripsi atau karya ilmiah orang lain yang sudah ada.
Medan, Agustus 2014 Andrius Ginting NIM 100302079
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
ANDRIUS GINTING. Pengaruh Padat Tebar Terhadap Kelangsungan Hidup dan Laju Pertumbuhan Ikan Maskoki (Carrasius auratus). Dibimbing oleh SYAMMAUN USMAN dan MARAGUNUNG DALIMUNTHE.
Ikan maskoki adalah satu diantara jenis ikan hias yang paling diminati. Untuk memenuhi permintaan pasar diperlukan budidaya intensif. Budidaya intensif dapat dilakukan dengan mengoptimalkan padat penebaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh padat tebar terhadap kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan ikan maskoki (Carrasius auratus) serta untuk menentukan padat tebar maksimal ikan maskoki dengan ukuran panjang rata-rata 4,16 cm dan bobot rata-rata 1,84 gram. Ikan maskoki yang digunakan sebanyak 216 ekor. Penelitian dilakukan di Hatchery UPT Budidaya pada Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan pada bulan April-Mei 2014. Wadah pemeliharaan yang digunakan adalah 9 akuarium ukuran 40 cm x 20 cm x 20 cm dengan volume air 12 liter tiap akuarium, yang disusun dalam satu sistem resirkulasi dan dilengkapi dengan bak filter dan bak penampungan berbentuk tabung. Parameter yang diamati selama 40 hari pengamatan adalah : kelangsungan hidup, laju pertumbuhan bobot harian, dan laju pertumbuhan panjang harian. Selama penelitian, ikan diberi pakan berupa pakan buatan untuk ikan hias yang diberikan sebanyak 5 % dari bobot tubuh per hari. Frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari yaitu pukul 09.00, 13.00, 17.00. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan yaitu padat tebar 1 ekor/liter (P1), 2 ekor/liter (P2) dan 3 ekor/liter (P3) dan diulang 3 kali. Perlakuan P1 menunjukan laju pertumbuhan bobot harian dan laju pertumbuhan panjang harian terbaik yaitu sebesar 2,7597 %, dan 0,8714 %. Perlakuan P3 menunjukkan menunjukan laju pertumbuhan bobot harian dan laju pertumbuhan panjang harian terendah yaitu sebesar 1,5877 % dan 0,4370 %. Padat tebar berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan panjang harian dan laju pertumbuhan bobot harian namun tidak berpengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup. Hasil uji lanjut Tuckey menunjukkan perlakuan P3 berbeda nyata dengan P1.
Kata kunci : Carrasius auratus, Maskoki, Padat Tebar, Laju Pertumbuhan, Kelangsungan Hidup.
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
ANDRIUS GINTING. Effect of Stocking Density on Survival and Growth Rate of Goldfish (Carrasius auratus). Supervised by SYAMMAUN USMAN and MARAGUNUNG DALIMUNTHE.

Goldfish is the most desirable ornamental. The market demand required intensive cultivation. Intensive cultivation can be done by optimizing stocking density. This study aims to determine the effect of stocking density on survival and growth rate of goldfish (Carrasius auratus) as well as to determine the maximum stocking density goldfish with an average length 4.16 cm and average weight 1.84 grams. Goldfish are used as much as 216 tails. The study was conducted at the Aquaculture Hatchery of Medan Marine and Agriculture Department in April May 2014. Maintenance containers used are 9 aquariums size 40 cm x 20 cm x 20 cm with 12 liters volume of water per aquarium, which is arranged in a recirculation system and is equipped with a tub filters and tubular tank. Parameters were observed during 40 days of observation are: survival, growth rate of weight daily and growth rate of long daily. During the study, the fish were fed in the form of artificial feed for ornamental fish are given as much as 5% of body weight per day. Frequency of feeding 3 times a day is at 09:00, 13:00, 17:00. The experimental design used was Completely Randomized Design (CRD) with three treatments is stocking density 1 tail / liter (P1), 2 tail / liter (P2), and 3 tails / liter (P3) and repeated 3 times. Treatment P1 shows the growth rate of weight daily and length growth rate that equal to the best daily is 2.7597% and 0.8714%. Treatment P3 showed weight daily indicates the growth rate and the growth rate that equal to the lowest length daily is 1.5877% and 0.4370%. Stocking density significantly affect the growth rate of the long and weight growth rate daily but did not significantly affect survival. Tuckey further test results indicate treatments P3 is significantly different from P1.
Keywords: Carrasius auratus, Goldfish, Growth Rate, Stocking Density, Survival Rate
Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Padat Tebar Terhadap Kelangsungan Hidup dan Laju Pertumbuhan Ikan Maskoki (Carrasius auratus)”.
Pada kesempatan ini penulis menghaturkan pernyataan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orangtua penulis yang telah membesarkan, memelihara dan mendidik penulis selama ini. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Ir. Syammaun Usman, M.P dan Bapak Ir. Maragunung Dalimunthe, M.AP selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan berharga kepada penulis dari mulai menetapkan judul, melakukan penelitian, sampai pada ujian akhir.
Di samping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua staf pengajar dan pegawai di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, serta semua rekan mahasiswa yang tak dapat disebutkan satu per satu di sini yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Medan, Agustus 2014
Penulis
Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP
i Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 16 Juli 1992 dari ayah Firdaus Ginting dan ibu Elis Suzanna Br Bukit. Penulis merupakan putra pertama dari dua bersaudara. Pada tahun 2010 penulis lulus dari SMU Negeri 17 Medan dan pada tahun yang sama lulus di Fakultas Pertanian USU melalui jalur ujian tertulis Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada program studi Manajemen Sumberdaya Perairan. Penulis juga aktif sebagai anggota Ikatan Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan (IMASPERA) dan sebagai Asisten Praktikum Dinamika Populasi Perikanan, Asisten Praktikum Limnologi, dan Asisten Praktikum Sistem Informasi Sumberdaya Perairan. Selain itu penulis juga aktif dalam organisasi ekstra universitas yaitu, Unit Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Mahasiswa Kristen (UKM KMK) Universitas Sumatera Utara dan Ikatan Mahasiswa Karo (IMKA) Mbuah Page Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Penulis pernah melaksanakan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, Jawa Tengah dari tanggal 17 Juli sampai 16 Agustus 2013.
Universitas Sumatera Utara
ii

DAFTAR ISI

Halaman


KATA PENGANTAR...........................................................................

i

RIWAYAT HIDUP ...............................................................................

ii

DAFTAR ISI..........................................................................................

iii

DAFTAR TABEL .................................................................................

v

DAFTAR GAMBAR.............................................................................

vi


DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................

vii

PENDAHULUAN.................................................................................. Latar Belakang............................................................................... Perumusan Masalah ....................................................................... Kerangka Pemikiran Penelitian ..................................................... Tujuan Penelitian ........................................................................... Manfaat Penelitian .........................................................................

1 1 3 3 5 5

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ Ikan Maskoki (Carassius auratus) ................................................ Padat Penebaran............................................................................. Sistem Resirkulasi ......................................................................... Pertumbuhan .................................................................................. Kelangsungan Hidup ..................................................................... Kualitas Air.................................................................................... Suhu ......................................................................................... Oksigen Terlarut ...................................................................... pH (Potensial of Hidrogen) ..................................................... Amoniak ..................................................................................
METODE PENELITIAN .....................................................................

6 6 8 8 10 11 12 12 13 13 14 16

Universitas Sumatera Utara

Waktu dan Lokasi Penelitian ......................................................... Alat dan Bahan ............................................................................. Metode Penelitian ..........................................................................
Rancangan Percobaan.............................................................. Prosedur Penelititan .....................i.i.i................................................
Persiapan Bahan dan Alat....................................................... Persiapan Air Media Pemeliharaan ........................................ Sistem Resirkulasi .................................................................. Penebaran Ikan Uji ................................................................. Pemberian Pakan .................................................................... Pengumpulan Data......................................................................... Tingkat Kelangsungan Hidup ................................................. Laju Pertumbuhan Bobot Harian............................................ Laju Pertumbuhan Panjang Harian......................................... Kualitas Air............................................................................. Analisis Data ..........................................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................

Hasil ............................................................................................. Kelangsungan Hidup............................................................. Laju Pertumbuhan Bobot Harian .......................................... Laju Pertumbuhan Panjang Harian ....................................... Kualitas Air ...........................................................................
Pembahasan.................................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................
Kesimpulan ................................................................................. Saran............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

16 16 16 16 17 17 18 19 20 21 21 21 22 22 23 23
24
24 24 25 26 28 29
36
36 36

Universitas Sumatera Utara
iv

DAFTAR TABEL

No. Halaman


1. ..................................................................................................Datat

Kualitas Air Selama Penelitian ........................................................

29

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. ..................................................................................................Kerangka

Pemikiran Penelitian .........................................................................

4

2. ..................................................................................................Ikan Maskoki Oranda ................................................................................


7

3. ..................................................................................................Air Media

Pemeliharaan Diaerasi Sebelum Digunakan .....................................

19

4. ..................................................................................................Diagram

Batang Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Maskoki

Setiap dan Ulangan Selama Masa Pemeliharaan ...............................

24

5. ....................................................................................................Diagram

Batang Laju Pertumbuhan Bobot Harian Ikan


Maskoki Pada Setiap Perlakuan Selama Pengamatan.......................

25

6. ..................................................................................................Grafik

Pertumbuhan Bobot (Gram) Ikan Maskoki yang

Dipelihara Pada Setiap Perlakuan Selama 40 Hari ..........................

26

7. ..................................................................................................Digram

Batang Laju Pertumbuhan Panjang Harian Ikan

Maskoki Pada Setiap Perlakuan Selama Pengamatan.......................

27


8. ..................................................................................................Grafik

Pertumbuhan Panjang (Cm) Ikan Maskoki yang

Dipelihara dengan Setiap Perlakuan Selama Pengamatan ................

28

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. ..................................................................................................Wadah

Pemeliharaan Ikan Maskoki Sistem Resirkulasi ................................

40


2. ..................................................................................................Bagan

Percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) ....................................

41

3. ..................................................................................................Data Pengamatan Jumlah Ikan Mati (Ekor) Pada Perlakuan P1, P2, dan P3.....................................................................................

42

4. ..................................................................................................Data Pengamatan Rata – Rata Pertumbuhan Bobot (Gram) Ikan Maskoki Pada Perlakuan P1, P2 dan P3 .....................................

43

5. ..................................................................................................Data Pengamatan Rata - Rata Pertumbuhan Panjang (Cm) Ikan Maskoki Pada Perlakuan P1, P2 dan P3 .....................................

44

6. ..................................................................................................Nilai Kisaran dan Rata - Rata Parameter Kualitas Air Pada Perlakuan P1, P2, dan P3 Selama Pemeliharaan...............................

45

7. ..................................................................................................Analisis

Ragam Kelangsungan Hidup (%) Ikan Maskoki

Selama Pemeliharaan ..........................................................................

46

8. ..................................................................................................Analisis

Ragam Laju Pertumbuhan Bobot Harian (%) Ikan

Maskoki Selama Masa Pemeliharaan..................................................

48

9. ..................................................................................................Analisis

Ragam Laju Pertumbuhan Panjang Harian (%) Ikan

Maskoki Selama Masa Pemeliharaan..................................................

50

10.Foto-Foto Penelitian...........................................................................

52

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
ANDRIUS GINTING. Pengaruh Padat Tebar Terhadap Kelangsungan Hidup dan Laju Pertumbuhan Ikan Maskoki (Carrasius auratus). Dibimbing oleh SYAMMAUN USMAN dan MARAGUNUNG DALIMUNTHE.
Ikan maskoki adalah satu diantara jenis ikan hias yang paling diminati. Untuk memenuhi permintaan pasar diperlukan budidaya intensif. Budidaya intensif dapat dilakukan dengan mengoptimalkan padat penebaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh padat tebar terhadap kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan ikan maskoki (Carrasius auratus) serta untuk menentukan padat tebar maksimal ikan maskoki dengan ukuran panjang rata-rata 4,16 cm dan bobot rata-rata 1,84 gram. Ikan maskoki yang digunakan sebanyak 216 ekor. Penelitian dilakukan di Hatchery UPT Budidaya pada Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan pada bulan April-Mei 2014. Wadah pemeliharaan yang digunakan adalah 9 akuarium ukuran 40 cm x 20 cm x 20 cm dengan volume air 12 liter tiap akuarium, yang disusun dalam satu sistem resirkulasi dan dilengkapi dengan bak filter dan bak penampungan berbentuk tabung. Parameter yang diamati selama 40 hari pengamatan adalah : kelangsungan hidup, laju pertumbuhan bobot harian, dan laju pertumbuhan panjang harian. Selama penelitian, ikan diberi pakan berupa pakan buatan untuk ikan hias yang diberikan sebanyak 5 % dari bobot tubuh per hari. Frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari yaitu pukul 09.00, 13.00, 17.00. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan yaitu padat tebar 1 ekor/liter (P1), 2 ekor/liter (P2) dan 3 ekor/liter (P3) dan diulang 3 kali. Perlakuan P1 menunjukan laju pertumbuhan bobot harian dan laju pertumbuhan panjang harian terbaik yaitu sebesar 2,7597 %, dan 0,8714 %. Perlakuan P3 menunjukkan menunjukan laju pertumbuhan bobot harian dan laju pertumbuhan panjang harian terendah yaitu sebesar 1,5877 % dan 0,4370 %. Padat tebar berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan panjang harian dan laju pertumbuhan bobot harian namun tidak berpengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup. Hasil uji lanjut Tuckey menunjukkan perlakuan P3 berbeda nyata dengan P1.
Kata kunci : Carrasius auratus, Maskoki, Padat Tebar, Laju Pertumbuhan, Kelangsungan Hidup.
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
ANDRIUS GINTING. Effect of Stocking Density on Survival and Growth Rate of Goldfish (Carrasius auratus). Supervised by SYAMMAUN USMAN and MARAGUNUNG DALIMUNTHE.
Goldfish is the most desirable ornamental. The market demand required intensive cultivation. Intensive cultivation can be done by optimizing stocking density. This study aims to determine the effect of stocking density on survival and growth rate of goldfish (Carrasius auratus) as well as to determine the maximum stocking density goldfish with an average length 4.16 cm and average weight 1.84 grams. Goldfish are used as much as 216 tails. The study was conducted at the Aquaculture Hatchery of Medan Marine and Agriculture Department in April May 2014. Maintenance containers used are 9 aquariums size 40 cm x 20 cm x 20 cm with 12 liters volume of water per aquarium, which is arranged in a recirculation system and is equipped with a tub filters and tubular tank. Parameters were observed during 40 days of observation are: survival, growth rate of weight daily and growth rate of long daily. During the study, the fish were fed in the form of artificial feed for ornamental fish are given as much as 5% of body weight per day. Frequency of feeding 3 times a day is at 09:00, 13:00, 17:00. The experimental design used was Completely Randomized Design (CRD) with three treatments is stocking density 1 tail / liter (P1), 2 tail / liter (P2), and 3 tails / liter (P3) and repeated 3 times. Treatment P1 shows the growth rate of weight daily and length growth rate that equal to the best daily is 2.7597% and 0.8714%. Treatment P3 showed weight daily indicates the growth rate and the growth rate that equal to the lowest length daily is 1.5877% and 0.4370%. Stocking density significantly affect the growth rate of the long and weight growth rate daily but did not significantly affect survival. Tuckey further test results indicate treatments P3 is significantly different from P1.
Keywords: Carrasius auratus, Goldfish, Growth Rate, Stocking Density, Survival Rate
Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang perikanan yang dimaksud dengan perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya, mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.
Ikan hias merupakan satu diantara komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan juga merupakan satu diantara komoditas ekspor di Indonesia. Pada umumnya ikan hias diproduksi oleh petani dengan skala kecil. Ada banyak jenis ikan hias yang dibudidayakan oleh petani ikan hias di Indonesia. Satu diantara jenis tersebut adalah ikan maskoki. Hampir diseluruh toko-toko yang menjual ikan hias ada ikan maskoki (Carrasius auratus).
Dari hasil pengamatan ada banyak jenis ikan maskoki yang dijual di pasaran, beberapa diantaranya adalah Oranda, Lion Head (kepala singa), Bubble Eye (mata balon), Black Moor, Ranchu, Kaliko, Pearlscale (mutiara), Telescope Eye, Ryukin (tossa), dan Butterfly. Dari beberapa jenis tersebut yang lebih dominan dijual di toko ikan hias di kota Medan dan sekitarnya adalah jenis Oranda. Menurut pedagang dan beberapa konsumen ikan maskoki jenis tersebut lebih disukai karena memiliki beberapa keunggulan yaitu selain bentuk tubuhnya yang indah, pemeliharaannya juga tergolong mudah dan harganya relatif lebih terjangkau. Di
Universitas Sumatera Utara

pasaran ikan jenis tersebut dijual dengan harga yang beragam, tergantung ukuran dan kualitas ikan tersebut.
Ikan hias akan memiliki harga yang lebih tinggi jika memiliki ukuran panjang yang lebih besar atau penampilan yang menarik. Hal tersebut berbeda dengan ikan konsumsi yang memiliki harga lebih tinggi jika memiliki bobot yang lebih besar atau rasa yang lebih nikmat. Berdasarkan permintaan pasar tersebut, maka budidaya dengan teknologi dan manajemen yang baik diperlukan agar memperoleh hasil yang memuaskan. Satu diantaranya adalah dengan melakukan pembudidayaan ikan intensif (buatan dengan perlakuan khusus) untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ikan maskoki. Cara yang dapat diterapkan dalam budidaya ikan intensif dengan mengoptimalkan padat penebaran dan memperhatikan kualitas air pada wadah pemeliharaan.
Padat penebaran akan mempengaruhi kualitas air media pemeliharaan, tingkah laku serta proses fisiologis ikan karena keterbatasan ruang gerak. Hal tersebut akan berakibat terhadap kesehatan ikan yang kemudian akan mempengaruhi kelangsungan hidup, pemanfaatan makan dan laju pertumbuhan. Dengan demikian peningkatan padat penebaran harus sesuai dengan daya dukung lingkungan budidaya ikan maskoki. Satu diantara cara yang dapat digunakan untuk menjaga kualitas air budidaya adalah sistem resirkulasi air media pemeliharaan dengan filterasi. Sistem resirkulasi adalah pemeliharaan ikan dengan mengunakan sistem perputaran air yang dialirkan dari wadah pemeliharaan ikan ke wadah filter untuk disaring, lalu dialirkan kembali ke wadah pemeliharaan.
Dengan menerapkan sistem resirkulasi maka limbah atau kotoran yang akan dihasilkan oleh ikan di dalam wadah pemeliharaan akan dialirkan ke wadah filter
Universitas Sumatera Utara

untuk disaring dan diserap secara mekanis dan biologis oleh bahan-bahan yang terdapat dalam wadah pemeliharaan. Sistem resirkulasi akan membawa air dari Outlet filter dengan kualitas air yang lebih baik. Sistem ini juga akan menghemat penggunaan air. Untuk mengetahui padat tebar ikan maskoki yang optimal dengan sistem resirkulasi maka perlu diketahui pengaruh padat tebar terhadap kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan ikan maskoki.
Perumusan Masalah Ikan maskoki merupakan satu diantara beberapa jenis ikan hias yang
banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Umumnya budidaya yang dilakukan masyarakat tanpa memperhatikan padat tebar optimal dari ikan maskoki pada ukuran tertentu. Hal tersebut juga dikarenakan hanya sedikit informasi tentang padat tebar optimal dari ikan maskoki. Padat tebar juga merupakan satu diantara beberapa faktor yang mempengaruhi nilai produksi budidaya ikan maskoki. Tetapi peningkatan padat tebar akan mempengaruhi kualitas air budidaya. Padat tebar yang melebihi daya dukung dari media budidaya juga akan berpengaruh terhadap laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan maskoki. Sehingga dipandang perlu untuk memberikan informasi padat tebar ikan maskoki yang optimal.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh padat tebar terhadap laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan maskoki ?
2. Berapakah padat penebaran optimal benih ikan maskoki pada sistem resirkulasi ?
Universitas Sumatera Utara

Kerangka Pemikiran Permintaan pasar terhadap ikan hias tinggi, satu diantaranya adalah ikan
maskoki. Dengan demikian perlu dilakukannya budidaya intensif. Satu diantara cara yang dapat digunakan adalah dengan mengoptimalkan padat penebaran ikan maskoki. Peningkatan padat penebaran dapat juga mengakibatkan penurunan kualitas air yang berdampak terhadap kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan ikan maskoki. Dengan demikian perlu dilakukan perlakuan khusus untuk menjaga kualitas air tersebut. Sistem resirkulasi dengan filter adalah merupakan cara yang dapat digunakan untuk menjaga kualitas air. Sistem resirkulasi dapat menjaga nilai DO (Disolved Oksigen) atau nilai oksigen terlarut, kadar pH, kandungan Amoniak (NH3) yang merupakan satu diantara parameter utama dalam budidaya perikanan. Dengan sistem resirkulasi dan padat penebaran yang sesuai akan dapat mengoptimalkan lahan sempit yang kemudian akan berpengaruh terhadap efisiensi produksi.
Dari Penelitian Solehudin (2006) menyatakan bahwa padat penebaran dengan sistem resirkulasi berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan ikan neon tetra. Dengan demikian perlu juga dilakukan penelitian pengaruh padat tebar terhadap kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan ikan maskoki. Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara

Permintaan Pasar Ikan Hias Tinggi
Budidaya Ikan Hias

Intensif

Ekstensif

Mengoptimalkan Padat Penebaran

Penambahan Hormon

Laju Pertumbuhan dan kelangsungan hidup
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari peneilitian ini adalah
1. Untuk mengetahui pengaruh padat penebaran terhadap kelangsungan
hidup, laju pertumbuhan bobot dan panjang harian ikan maskoki.
2. Menentukan padat tebar optimum dalam pemeliharaan ikan maskoki
dengan sistem resirkulasi

Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada petani
budidaya ikan maskoki tentang padat penebaran optimum ikan maskoki dengan sistem resirkulasi, serta untuk menambah informasi tentang pengaruh padat penebaran terhadap laju pertumbuhan, dan kelangsugan hidup ikan maskoki.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Ikan Maskoki (Carrasius auratus)

Klasifikasi taksonomi ikan maskoki (Carrasius auratus) (Sayuti, 2003)

Kelas

: Osteichthyes

Ordo

: Cypriniformes

Sub Ordo : Cyprinoidea

Famili

: Cyprinidae

Genus

: Carrasius

Spesies

: Carrasius auratus

Menurut pendapat Liviawaty dan Afrianto (1990) jumlah ikan hias asli

yang mempunyai nilai ekonomis dan telah berhasil dibudidayakan mencapai

sekitar 60 jenis. Diantaranya yang termasuk populer adalah ikan macan, belasak,

sumatera, cupang, sepat reli, sepat biru dan ikan marbel. Sedangkan jenis ikan

yang didatangkan dari luar diantaranya adalah ikan paradise, adu siam, ambasis,

manfish, rabiosa, zebra dan maskoki beserta jenis-jenis turunannya.

Ikan maskoki adalah ikan domestik paling lama yang pernah dipelihara

manusia baik di kolam atau akuarium. Ikan ini juga menjadi lambang ikan hias di

Cina dan Jepang, di samping ikan koi. Di pasar atau toko ikan hias, ikan maskoki

selalu menjadi pajangan wajib (Kuncoro, 2011). Menurut Sitanggang dan

Iskandar (2003) ada beberapa jenis ikan maskoki yang biasa diimpor diantaranya

Oranda, Teleskop, Celestial eye, Lion Head, Pearl Scales, Ryukin, Bubble Eyes,

Butterfly, dan Rancu. Berdasarkan bentuk badan dan corak warnanya, pembagian

Universitas Sumatera Utara

jenis maskoki tidak sulit. Dari jenis-jenis tersebut masih ada banyak turunan dari ikan maskoki. Satu diantara jenis ikan maskoki yang populer adalah ikan maskoki varietas Oranda. Ikan ini memiliki keunikan yang terletak pada kepalanya yang berjambul dan memiliki sirip punggung. Menurut Kuncoro (2011) ikan maskoki oranda ditandai dengan ciri utama adalah bagian kepalanya bewarna merah kecuali bagian mata dan mulut. Untuk lebih jelasnya ikan maskoki oranda dapat dilihat pada gambar 2 dibawah ini.
Gambar 2. Ikan Maskoki Oranda Ikan maskoki juga merupakan hewan omnivora dan bukan hewan kanibal sehingga dapat dipelihara secara koloni dalam satu lingkungan pemeliharaan. Kualitas air juga penting diperhatikan agar pertumbuhan, reproduksi dan kesehatan ikan berjalan optimal. Ikan maskoki dapat hidup hingga umur 30 tahun dengan panjang mencapai 23 inches (58 cm) dan berat mencapai 2,7 kg (Iskandar dan Sitanggang, 2003). Menurut Lesmana (2007) Ikan maskoki yang mempunyai nama dagang gold fish berasal dari Cina. Ikan ini sudah digunakan sebagai ikan hias sejak abad ke-7 dan dapat bertahan hidup pada pH kisaran 6,5-7,5 dan di negara asalnya ikan maskoki mampu bertahan hidup dengan suhu berfluktuasi antara 100C-360C, dengan catatan perubahan suhu tidak mendadak.
Universitas Sumatera Utara

Padat Penebaran Menurut Effendi (2004) padat penebaran ikan adalah jumlah ikan atau
biomassa yang ditebar per satuan luas atau volume wadah pemeliharaan. Sedangkan Setiawan (2009) menyatakan bahwa tingkat padat penebaran akan mempengaruhi keagresifan ikan. Ikan yang dipelihara dalam kepadatan yang rendah akan berenang lebih aktif, sedangkan ikan yang dipelihara dalam kepadatan yang tinggi akan lambat pertumbuhannya karena tingginya tingkat kompetisi dan banyaknya sisa-sisa metabolisme yang terakumulasi dalam media air.
Kualitas air menurun seiring peningkatan padat tebar yang diikuti dengan penurunan tingkat pertumbuhan. Namun jika kondisi lingkungan dapat dipertahankan dengan baik dan pemberian pakan yang cukup, kepadatan ikan yang tinggi akan meningkatkan produksi. Padat penebaran akan mempengaruhi pertumbuhan, kelangsungan hidup, dan efisiensi pakan (Suresh dan Lin., 1992). Padat penebaran yang tinggi menyebabkan kebutuhan oksigen dan buangan metabolisme seperti feses, NH3, dan CO2 juga banyak. Dalam Kondisi demikian dibutuhkan suplai air yang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang tinggi dan membuang ke luar wadah buangan metabolisme tersebut. Padat penebaran sering kali dijadikan indikator tingkat teknologi yang digunakan dalam suatu kegiatan akuakultur (Effendie, 2004). Dalam penelitian Nugroho (2002) dikatakan bahwa padat penebaran ikan maskoki ukuran 1-2 cm adalah 40-100 ekor/m2 di KJA (Keramba Jaring Apung), dan diberi pakan sebanyak 100-200 g/hari maka akan mencapai ukuran 7-8 cm pada masa pemeliharaan 3 bulan.
Universitas Sumatera Utara

Sistem Resirkulasi Sumpeno (2005) menyatakan bahwa resirkulasi merupakan sistem aliran
air yang mengalir secara terus menerus dalam sebuah wadah pemeliharaan, terdapat filtrasi sebagai penyaring kotoran/limbah, dan menggunakan pompa sebagai energi penggerak. Menurut Handajani dan Hastuti (2002) prinsip resirkulasi ditujukan untuk meningkatkan oksigen terlarut, mengurangi karbondioksida, amoniak dan limbah organik yang dihasilkan ikan. Dengan prinsip ini, kualitas air akan tetap baik untuk kehidupan ikan dan air tidak perlu diganti dalam waktu 3 bulan, kecuali bila dianggap perlu. Sistem ini cocok digunakan pada budidaya ikan secara intensif terutama di daerah dengan lahan dan air terbatas. Kegunaan sistem resirkulasi adalah untuk menghemat air, dan mempermudah pengontrolan lingkungan budidaya. Sistem resirkulasi terdiri dari beberapa bagian, yaitu filter mekanis (mechanical treatment), filter fisik, dan filter biologi.
Filter Mekanis adalah untuk menurunkan turbiditas di air yang disebabkan oleh mikroroganisme dan partikel lain, untuk menurunkan tingat koloid organik, dan untuk menyingkirkan detritus dari filter biologi (Spotte, 1970 diacu Kiloes, 2004). Menurut Stickney (1979) diacu Kiloes (2004) mengatakan, proses yang terjadi dalam filter biologi adalah proses nitrifikasi dari amoniak mendjadi nitrat.
Filter mekanik dapat disusun dari beberapa material tertentu, seperti kerikil, pasir, batu zeolit ataupun batu koral. Penggunaan media yang terlalu rapat (misalnya: kerikil dan pasir) pada filter mekanik akan menyebabkan penyumbatan aliran air sehingga akan menimbulkan kondisi anaerobik dan hal ini berbahaya
Universitas Sumatera Utara

bagi ikan. Meskipun filter mekanik dapat memisahkan kotoran berupa partikelpartikel secara efisien, namun tidak efektif memisahkan partikel-partikel yang terlarut. Untuk itu dibutuhkan filter biologi/biofilter (Armansyah, 2010).
Menurut Sumpeno (2005) penggunaan zeolit dalam sistem resirkulasi dapat mengurangi amoniak terlarut di dalam air. Zeolit adalah alumina-silikat (SiO4 dan AlO4) dengan struktur kerangka berpori yang berisi kation dan molekul air. Dalam sistem resirkulasi, peranan zeolit penting sebagai absorban, yang mengikat sejumlah molekul dan gas yang berbahaya dalam perairan budidaya (misalnya amoniak)
Pertumbuhan Menurut Effendie (2002) pertumbuhan adalah pertambahan ukuran
panjang atau berat dalam suatu waktu, sedangkan pertumbuhan bagi populasi adalah pertambahan jumlah. Huet (1971) diacu Solehudin (2006) menyatakan bahwa pertumbuhan bergantung pada sejumlah faktor internal seperti keturunan, umur, kemampuan memanfaatkan makanan dan ketahanan terhadap penyakit serta faktor eksternal seperti suhu, kandungan zat-zat terlarut, asam amino (jumlah, komposisi dan kelengkapannya) yang terdapat didalam suatu perairan dan ruang gerak yang tersedia bagi ikan.
Peningkatan kepadatan akan diikuti dengan penurunan pertumbuhan dan jika telah sampai pada batas tertentu pertumbuhannya akan terhenti. Hal tersebut dapat dicegah dengan penentuan padat penebaran yang sesuai dengan daya dukung lingkungan (Setiawan, 2009). Sedangkan Wicaksono (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan terjadi apabila ikan hidup pada lingkungan yang optimum (suhu, pH dan oksigen) serta kebutuhan makanan yang mencukupi.
Universitas Sumatera Utara

Kelangsungan Hidup Menurut Effendie (2002) derajat kelangsungan hidup adalah persentase
ikan yang hidup dari seluruh ikan yang dipelihara dalam suatu wadah. Menurut Hepher dan Pruginin (1981) diacu Setiawan (2009) tingkat kelangsungan hidup ikan adalah nilai persentase jumlah yang hidup selama masa pemeliharaan tertentu. Padat penebaran ikan yang tinggi dapat mempengaruhi lingkungan budidaya dan interaksi ikan. Peningkatan padat penebaran akan menggangu proses fisiologi dan tingkah laku ikan yang pada akhirnya dapat menurunkan kondisi kesehatan. Akibat lanjut dari proses tersebut adalah penurunan pemanfaatan makanan, pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Penyakit dan kekurangan oksigen akan mengurangi jumlah ikan secara drastis, terutama ikan yang berukuran kecil.
Menurut Wicaksono (2005) kebutuhan oksigen ikan bervariasi tergantung jenis, umur dan kondisi alami. Ikan kecil biasanya mengkonsumsi oksigen yang lebih besar dibandingkan ikan dewasa. Penurunan kelarutan oksigen secara kronis dapat menyebabkan stress pada ikan. Sedangkan Wedemeyer (1996) diacu Irliyandi (2008) menyatakan bahwa respon stres terjadi dalam tiga tahap yaitu tanda adanya stres, bertahan, dan kelelahan. Ketika ada stres dari luar ikan mulai mengeluarkan energinya untuk bertahan dari stres. Stres meningkat cepat ketika batas daya tahan ikan telah tercapai atau terlewati. Dampak stres ini mengakibatkan daya tahan tubuh ikan menurun dan selanjutnya terjadi kematian. Gejala ikan sebelum mati yaitu warna tubuh menghitam, gerakan tidak berorientasi, dan mengeluarkan lendir pada permukaan kulitnya.
Universitas Sumatera Utara

Kualitas Air Kualitas air merupakan faktor utama yang mempengaruhi kelangsungan
hidup serta pertumbuhan dari segala jenis ikan. Menurut Effendie (2002) ada banyak parameter fisika dan kimia kualitas air yang mempengaruhi diantaranya :
Suhu Suhu merupakan satu diantara faktor penting yaitu sebagai controling
factor yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan. Ikan merupakan hewan berdarah dingin (poikilothermal), yakni suhu tubuh dipengaruhi suhu lingkungan habitatnya sehingga metabolisme tergantung dari suhu lingkungannya (Panjaitan, 2004). Sedangkan menurut Effendie (2003) peningkatan suhu dapat menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air, dan selanjutnya mengakibatkan peningkatan konsumsi oksigen. Peningkatan suhu perairan sebesar 10oC menyebabkan terjadinya peningkatan konsumsi oksigen oleh organisme akuatik sekitar 2-3 kali lipat. Namun, peningkatan suhu ini disertai dengan penurunan kadar oksigen terlarut sehingga keberadaan oksigen sering tidak mampu mempengaruhi kebutuhan oksigen bagi organisme akuatik untuk melakukan proses metabolisme dan respirasi. Peningkatan suhu juga menyebabkan terjadinya peningkatan dekomposisi bahan organik oleh mikroba. Meningkatnya suhu air dan aktifitas metabolisme mengakibatkan DO menurun dan akhirnya dapat menyebabkan kematian pada ikan maskoki, sehingga perlu dilakukan pengaturan tingkat kepadatan ikan maskoki agar tetap sesuai dengan laju metabolisme di dalam wadah pemeliharaan.
Universitas Sumatera Utara

Maskoki merupakan satu diantara jenis ikan yang hidup di air tawar. Maskoki dapat hidup di perairan dengan suhu yang berkisar antara 12-30oC. Di daerah yang mempunyai empat musim (musim semi, panas, gugur dan dingin), maskoki melakukan aktifitasnya pada musim semi, yaitu ketika suhu mencapai sekitar 12-20oC. Sedangkan di daerah tropis maskoki lebih produktif karena suhu lingkungannya lebih hangat yaitu sekitar 23-29oC (Liviawatty dan Afrianto, 1990) hal tersebut juga sesuai dengan Kuncoro (2011) yang menyatakan bahwa ikan hias yang berasal dari daerah tropis biasanya hidup pada rentang suhu 24-29 oC.
Oksigen Terlarut Menurut Liviawatty dan Afrianto (1990) persediaan oksigen di dalam air
yang digunakan untuk memelihara maskoki harus mencukupi, karena oksigen diperlukan untuk membantu kelangsungan metabolisme. Effendi (2003) menyatakan bahwa kadar oksigen terlarut berfluktuasi secara harian (diurnal) dan musiman, tergantung pada percampuran (mixing), dan pergerakan (turbulance) massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi, dan limbah (effluent) yang mencemari air. Menurut Lesmana (2007) nilai oksigen terlarut yang baik untuk ikan maskoki adalah 5,0 -8,0 ppm.
pH (Potensial of Hidrogen) Kuncoro (2011) menyatakan bahwa pH atau Potensial of Hidrogen adalah
derajat keasaman. Nilainya berkisar antara 1-14, dan pH air netral adalah 7. Dibawah angka tersebut adalah air asam, sedangkan di atas angka tersebut adalah basa. Naik-turunnya pH air dipengaruhi oleh beberapa faktor. Cangkang koral, batu karang laut, dan beragam bebatuan dari bahan yang mengandung kapur atau Ca akan bereaksi dengan air sehingga menaikkan pH air sedangkan proses
Universitas Sumatera Utara

nitrifikasi (penguraian aktivitas bakteri pengurai di akuarium), respirasi (ikan bernafas), dan fotosintesis akan membuat air menjadi asam.
Kondisi air yang bersifat sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi. Disamping itu pH yang sangat rendah akan menyebabkan mobilitas berbagai senyawa logam berat terutama ion Aluminium. Kenaikan pH di atas netral akan meningkatkan konsentrasi amoniak yang juga bersifat toksik bagi organisme (Barus, 2004). Mackereth, dkk (1989) diacu Effendi (2003) berpendapat bahwa pH juga berkaitan erat dengan karbondioksida dan alkalinitas. Pada pH