PERBANDINGAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MEDIA POWER POINT PADA MATERI IKATAN KIMIA DI SMA SWASTA PRAYATNA MEDAN.

(1)

Diajukan

FAKULTAS MA

Oleh:

Inu Shadra Hanum Nim 4113131028

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

an Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Ge Sarjana Pendidikan

MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2016

Gelar


(2)

(3)

RIWAYAT HIDUP

Inu Shadra Hanum lahir di daerah Teluk Pulai pada 15 Desember 1994. Ibu bernama Lasmirawati dan Ayah bernama Giyanto dan merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Pada tahun 1999 penulis memulai pendidikannya di MI Al-Azhar Rokan Hilir Riau, lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005 penulis melanjutkan pendidikannya di SMP Swasta Al-Muhsinin Rokan Hilir Riau, dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 2 Tanah Putih, lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2011, penulis melanjutkan kuliah untuk jenjang S1 di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.


(4)

iii

P E R B A N D I N G A N P E N I N G K A T A N H A S I L B E L A J A R K I M I A MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN

KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MEDIA POWER POINT PADA MATERI

IKATAN KIMIA DI SMA SWASTA PRAYATNA MEDAN INU SHADRA HANUM (4113131028)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan peningkatan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan Problem Based Learning (PBL) dengan peningkatan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan kooperatif tipe Studen Teams Achievement Division (STAD) pada materi ikatan kimia. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah test objektif dalam bentuk pilihan berganda sebanyak 20 soal. Kelas eksperimen I diberikan perlakuan pembelajaran menggunakan Problem Based Learning (PBL) dan kelas eksperimen II menggunakan kooperatif Tipe Studen Teams Achievement Division (STAD). Dari hasil penelitian untuk kelas eksperimen I diperoleh nilai rata – rata peningkatan hasil belajar sebesar 0,70 sedangkan untuk kelas eksperimen II nilai rata – rata peningkatan hasil belajar adalah 0,362. Hasil uji t diperoleh thit= 0,4 dan ttabel = 1,974 sehingga thitung< ttabel

yang berarti Ha ditolak dan Ho diterima.koefisien determinasi pada eksperimen I 49% dan eksperimen II 13,1%. Uji t untuk hubungan antara peningkatan hasil belajar terhadap sikap demokrasi siswa padaeksperimen I thitung 5,71 > ttabel

2,021dan kelas eksperimen II thitung2,12 > ttabel 2,042 yang berarti menunjukkan

bahwa adanya hubungan antara keduanya. Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan peningkatan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan Problem Based Learning (PBL) dengan kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada materi ikatan kimia.


(5)

KATA PENGANTAR

Terimakasih Kepada Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Limpahan Rezeki-Nya jugalah yang memampukan penulis mengerjakan penelitian ini. Skripsi ini berjudul “Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Kimia Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) dan Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan Media Power Point pada Materi Ikatan Kimia di SMA Swasta Prayatna Medan”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan kimia Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada Ibu Junifa Layla Sihombing, S.Si, M.Sc selaku dosen pembimbing skripsi dan juga Ibu Dewi Syafriani, S.Pd, M.Pd yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Si. Ibu Dra. Hafni Indriati Nasution, M.Si dan Ibu Dra. Ratu Evina Dibyantini, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai perencanaan penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga kepada bapak Dr. Marham Sitorus, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam perkuliahan dan seluruh bapak dan ibu dosen beserta staf pegawai jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang sudah membantu dan memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha, Guru Kimia dan Siswa siswi kelas X SMA Swasta Prayatna Medan yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada ayahanda tersayang Giyanto dan Ibu tercinta Lasmirawati, adik – adik saya Muhammad Muslim Subekti, Wahyu Salsabila, Muhammad Muzaky yang selalu memberikan doa dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED.

Saya ucapan terima kasih juga kepada sahabat – sahabat yang terkasih Muhammad Ibrahim Nst, Yuni Khairani Nst, Yusra Wani Nst. Teman - teman seperjuangan Harmiana, Lina Sundari, Dina Afrini Satri, Aprilia Handayani,


(6)

v

Maulidatul Akmal, Dimas Ridho, Kristedi Barus, Arfiena Fitria Berutu, Juliana Rizky. Yang selalu memberi semangat dan dukungan serta seluruh teman–teman Kimia Dik A 2011, teman - teman semasa PPL di SMA Negeri 2 Kisaran. Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan kita.

Medan, Januari 2016 Penulis,

Inu Shadra Hanum NIM 4113131028


(7)

Daftar Isi

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 4

1.3 Rumusan Masalah 4

1.4 Batasan Masalah 5

1.5 Tujuan Penelitian 5

1.6 Manfaat Penelitian 6

1.7 Definisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 Hakikat Belajar Kimia 8

2.2 Hakikat Strategi Pembelajaran 9

2.3 Pengertian Problem Based Learning (PBL) 10

2.4 Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) 13

2.5 Hakikat Hasil Belajar Kimia 15

2.6 Definisi Media Pembelajaran 16

2.7 Sikap Demokratis 18

2.8 Media Berbasis komputer 19

2.9 Ikatan Kimia 20

2.9.1 Aturan Oktet 21

2.9.2 Lambang Lewis 22

2.9.3 Struktur Lewis 22

2.9.4 Pembentukan Ikatan Ion 23

2.9.5 Ikatan Kovalen 25

2.9.6 Penyimpangan Aturan Oktet 27

2.9.7 Kepolaran Ikatan dan Keelektronegatifan 28

2.9.8 Ikatan Logam 29

2.10 Kerangka Konseptual 31


(8)

vii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 33

3.2 Populasi dan Sampel 33

3.3 Variabel Penelitian 33

3.4 Instrumen Penelitian 33

3.5 Rancangan Penelitian 34

3.6 Prosedur Penelitian 35

3.7 Teknik Pengumpulan Data 37

3.8 Instrumen Non-Tes 42

3.9 Teknik Analisis Data 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 48

4.2 Analisis Data Instrumen Penelitian 48

4.2.1 Validitas Test 48

4.2.2 Reliabilitas Test 48

4.2.3 Tingkat Kesukaran Soal 48

4.2.4 Daya Pembeda Soal 49

4.2.5 Distruktor 49

4.3 Deskripsi Data Hasil Penelitian 49

4.3.1 Data Nilai Pre test Post tes Siswa Peningkatan

Hasil Belajar dan Gain 49

4.3.2 Data Nilai Sikap demokrasi Siswa 51

4.3.3 Perbandingan Data Sikap Siswa Kelas Eksperimen I dan II 52

4.4 Analisis Data Hasil Penelitian 53

4.4.1 Uji Normalitas 53

4.4.2 Uji Homogenitas 53

4.4.3 Uji Hipotesis 54

4.4.4 Uji Korelasi Antara Hasil Belajar Siswa Dengan

Aktivitas Siswa 55

4.5 Pembahasan 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 59

5.2 Saran 59


(9)

Daftar Gambar

Halaman

Gambar 2.1 Hubungan Strategi Pembelajaran 9

Gambar 2.2 Piramida Pembelajaran 17

Gambar 2.3 a. Susunan Anion Na+dan Cl dalam Molekul NaCl 24

b. Bentuk Lapisan Ion NaCl 24

Gambar 2.4 Ikatan Logam 30

Gambar 3.1 Skema Pelaksanaan Penelitian 36

Gambar 4.1 Grafik Nilai Pretest, Postest dan Peningkatan Hasil Belajar

dan Gain 50

Gambar 4.2 Grafik Penilaian Sikap Siswa Eksperimen I 51 Gambar 4.3 Grafik Penilaian Sikap Siswa Eksperimen II 52


(10)

ix

Daftar Tabel

Halaman Tabel 2.1 Fese-fase Pembelajaran Berbasis Masalah 12 Tabel 2.2 Langkah-langkah pembelajaran Model STAD 14

Tabel 2.3 Sifat Senyawa Ion dan Kovalen 26

Tabel 2.4 Harga Keelektronegatifan Relatif Atom 29

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 34

Tabel 3.2 Klasifikasi Analisis Validitas Isi 40

Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi 44

Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Kimia Siswa 50

Tabel 4.2 Penilaian Sikap Siswa Eksperimen I 51

Tabel 4.3 Penilaian SikapSiswa Eksperimen II 52

Tabel 4.4 Uji Normalitas 53

Tabel 4.5 Uji Homogenitas 54

Tabel 4.6 Uji Hipotesis 54


(11)

Daftar Lampiran

Halaman

Lampiran 1 Silabus KTSP 62

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 65 Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Tes Sebelum Validasi 90 Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Tes Setelah Validasi 93

Lampiran 5 Instrumen Tes Sebelum Validasi 96

Lampiran 6 Instrumen Tes yang akan di Pakai 121

Lampiran 7 Lembar Observasi Sikap Sebelum Validasi 127 Lampiran 8 Lembar Observasi Sikap Setelah Validasi 129

Lampiran 9 Lembar Analisis Masalah 131

Lampiran 10 Lembar Diskusi 141

Lampiran 11 Lembar Media Pembelajaran 147

Lampiran 12 Nilai Sikap Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 157

Lampiran 13 Perhitungan Validitas 163

Lampiran 14 Perhitungan Tingkat Kesukaran 164

Lampiran 15 Perhitungan Daya Beda 165

Lampiran 16 Perhitungan Distraktor 166

Lampiran 17 Perhitungan Reliabilitas 167

Lampiran 18 Tabel Analisis Instrumen Tes 169

Lampiran 19 Data Hasil Belajar Siswa Kelas Ekperimen I Dan Kelas

Eksperimen II 170

Lampiran 20 Perhitungan Uji Normalitas Data 180

Lampiran 21 Perhitungan Uji Homogenitas 183

Lampiran 22 Perhitungan Uji Hipotesis 186

Lampiran 23 Tabel Data Regresi Dan Korelasi Antara Hasil Belajar Siswa Dengan Sikap Siswa Kelas Exsperimen I dan

Eksperimen II 188

Lampiran 24 Perhitungan Korelasi Antara Peningkatan Hasil Belajar

dengan Aktivitas Siswa 190

Lampiran 25 Tabel Nilai–Nilai r-Product Moment 195 Lampiran 26 Tabel Nilai Krisis Distribusi Chi Kuadrat (X2) 196 Lampiran 27 Tabel Nilai–Nilai Dalam Distribusi-t (Tabel t) 197 Lampiran 28 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F 198


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu hal yang dapat meningkatkan kualitas kehidupan bangsa yaitu pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Pembaharuan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa.

Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan terus menerus dilakukan secara kreatif dan inovatif. Sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 yang menjelaskan bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis dan bertanggung jawab”. Depdiknas, 2003

Mempunyai sikap demokratis mutlak diperlukan setiap warga negara Indonesia yang baik. Keanekaragaman budaya, agama, ras dan lain lain yang ada di Indonesia dapat menjadikan bangsa Indonesia terpecah becah jika tidak dibarengi sikap demokratis yang baik dari setiap warganya. Kesadaran akan pluralisme harus ditanamkan pada anak sedini mungkin, dimulai dari keluarga, lingkungan terdekat, dan tentunya sekolah sebagai sarana pendidikan. Menanamkan sikap demokratis pada siswa dapat dilakukan guru melalui proses pembelajaran. Pembelajaran kooperatif yang mengharuskan siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen dapat dijadikan upaya menanamkan kesadaran pada siswa bahwa ada banyak hal yang berbeda dalam kehidupan dan harus menghargai perbedaan tersebut Suharta, 2012.


(13)

Dalam proses belajar mengajar perlu melibatkan berbagai macam kegiatan yang harus dilakukan, terutama jika menginginkan hasil yang optimal. Salah satu cara yang dapat dipakai agar mendapatkan hasil optimal seperti yang diinginkan adalah memberi tekanan dalam proses pembelajaran. yaitu dapat dilaksanakan dengan memilih model pembelajaran yang tepat.

Hal ini merupakan pengalaman pada saat PPLT tahun 2014. Masih ada dalam pembelajaran kimia guru bersifat monoton dan mendominasi dalam pembelajaran. Selain itu, guru juga jarang menggunakan media. Sehingga siswa pada umumnya hanya mendengarkan penjelasan dari guru tanpa adanya aktivitas yang berarti. Ini dapat menyebabkan siswa kurang tertarik untuk mempelajari kimia dan akhirnya siswa tidak mencapai keberhasilan dalam belajar.

Agar pembelajaran tidak bersifat monoton, guru dapat menggunakan model pembelajaran ketika mengajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Diantara model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan juga di dukung dengan media power point. Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini pernah diteliti beberapa peneliti sebelumnya, antara lain : Ratna, 2014, hasil penelitiannya menyatakan bahwa hasil belajar siswa dengan model Problem Based Learning (PBL) dilengkapi dengan LKS dikategorikan baik dengan persentase siswa berturut-turut adalah 78%, 81.24%, dan 78.13%. Peneliti lain yaitu: Amalina, 2014 pembelajaran kimia pada materi stoikiometri menggunakan model problem Based Learning di SMA Negeri 1 Surakarta aspek pengetahuan 82.35%. Dan menurut penelitian dari Yussi, 2014, hasil penelitiannya menyatakan bahwa 81,25% peserta didik telah mencapai KKM.

Pada proses pembelajaran Problem Based Learning (PBL) masalah yang dimunculkan sedemikian rupa hingga siswa perlu menganalisis masalah, mengumpulkan informasi sebagai bantuan yang diperlukan, mengevaluasi dan mempresentasikan solusi, pada proses pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model pembelajaran yang menekankan pada pembentukan kelompok yang nantinya akan berdiskusi untuk menyelesaikan suatu permasalahan.


(14)

3

Selain model model Problem Based Learning (PBL) terdapat model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Naba, 2013 berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh ada pengaruh metode pembelajaran STAD menggunakan laboratorium virtual dan STAD menggunakan laboratorium riil terhadap prestasi belajar siswa pada aspek kognitif siswa. Menurut penelitian dari Nurina, 2013 berdasarkan hasil penelitiannya menyatakan bahwa terdapat pengaruh metode STAD terhadap prestasi belajar kognitif siswa. Dan menurut Imtihani, 2013 menyatakan pembelajawan STAD dapat meningkatkan kualitas hasil belajar kimia materi pokok Kesetimbangan Kimia ketuntasan belajar siswa meningkat dari 40% menjadi 70% .

Penelitian sebelumnya yang menerapkan model pembelajaran dengan media Microsoft Power Point yaitu Tartiyoso, 2011, menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar kimia siswa pada pembelajaran inkuiri dengan power point = 0,546 dan pada materi kimia peningkatan hasil belajar siswa dengan media Power Point sebesar 68,2%.

Karakteristik materi pokok bahasan ikatan kimia. Ikatan kimia merupakan materi kimia yang diajarkan di SMA kelas X. Karakteristik materi ikatan kimia ialah bersifat abstrak serta gabungan antara pemahaman konsep dan aplikasi. Karakteristik abstrak terdapat pada kajian yang membahas terbentuknya ikatan ion, kovalen, kovalen koordinat, dan ikatan logam. Pada materi ikatan kimia siswa juga dituntut untuk menyelidiki kepolaran dari senyawa dan ikatan yang terbentuk dalam senyawa tersebut. Karakteristik ini merupakan pemahaman konsep dan sekaligus aplikasi konsep tersebut. Dengan bantuan media power point yang menyajikan proses terbentuknya ikatan kimia maka diharapkan materi yang bersifat abstrak dapat lebih nyata bagi siswa.


(15)

Bedasarkan identifikasi dasar inilah penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Kimia Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) dan Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan Media Power Point pada Materi Ikatan Kimia di SMA Swasta Prayatna Medan T.A 2015/2016

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas yang telah dikemukan, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini antara lain:

1. Dalam proses belajar mengajar keaktifan siswa dalam kegiatan belajar masih kurang karena pusat pembelajaran masih terletak pada kegiatan guru.

2. Materi pelajaran kimia yang sarat dengan konsep, abstrak dan membosankan sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. 3. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, model yang diterapkan kurang

bervariasi dan belum dilaksanakan secara maksimal serta model pembelajaran secara langsung masih mendominasi dalam pembelajaran. 4. Kurangnya interaksi dan kerja sama antara sesama siswa dalam kegiatan

belajar sehingga siswa cenderung bersifat individualis hal ini tidak mencerminkan Karakter siswa.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar kimia menggunakan model Problem Based Learning dan kooperatif tipe Student Student Teams Achievment Division (STAD) dengan media power point pada materi ikatan kimia?

2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara sikap demokratis dengan peningkatan hasil belajar kimia siswa?


(16)

5

3. Berapa persenkah peningkatan hasil belajar kimia menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD) dengan media power point pada materi ikatan kimia?

1.4 Batasan Masalah

Mengingat banyaknya masalah yang termasuk dalam pembelajaran kimia, maka dalam penelitian ini masalah dibatasi pada:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model problem based learning (PBL)

2. Model pembelajaran yang menjadi pembanding adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD) 3. Yang akan di ukur adalah peningkatan hasil belajar kognitif siswa melalui

tes berupa pretes dan postes.

4. Penilaian sikap demokratis siswa yang diamati melalui lembar observasi. 5. Materi yang diajarkan adalah ikatan kimia di kelas X SMA Swasta

Prayatna T.A 2015/2016. 1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan Masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui adanya perbedaan peningkatan hasil belajar kimia menggunakan model Problem Based Learning dan kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD) dengan media power point pada materi ikatan kimia.

2. Mengetahui adanya hubungan yang signifikan antara sikap demokratis dengan peningkatan hasil belajar kimia siswa.

3. Mengetahui berapa persen peningkatan hasil belajar kimia menggunakan model problem based learning dan kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD) dengan media power point pada materi ikatan kimia.


(17)

1.6 Manfaat Penelitian

Proposal ini memiliki manfaat bagi peningkatan kualitas pelajaran kimia antara lain :

1. Bagi guru sebagai bahan masukan untuk meningkatkan hasil belajar kimia menggunakan model problem based learning dan kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD) dengan media power point pada materi ikatan kimia.

2. Bagi siswa dapat memberikan motivasi belajar, melatih keterampilan, bertanggung jawab pada setiap tugasnya, mengembangkan kemampuan berpikir dan berpendapat positif dan memberikan bekal untuk dapat bekerja sama dengan orang lain, baik dalam belajar maupun dalam masyarakat.

3. Bagi peneliti lain yaitu sebagai informasi untuk penelitian yang relevan. 1.7 Definisi Operasional

1. Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pengajaran yang berbasis masalah sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berfikir dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep dari materi pelajaran.

2. Pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division (STAD) ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen.

3. Power point merupakan salah satu media untuk menyampaikan presentasi. Power point dapat merupakan bagian dari keseluruhan presentasi maupun menjadi satu-satunya sarana penyampaian informasi. Presentasi semacam ini dapat disertai dengan narasi dan ilustrasi suara, musik, atau video yang dimainkan pada saat presentasi. Sehingga media Power Point ini dapat membantu dalam proses pembelajaran khususnya dalam kimia.

4. Sikap demokrasi adalah sikap menghargai manusia lain, menghargai gagasan teman dan orang lain, keberanian mengungkapkan gagasannya di


(18)

7

kelas secara rasional, sikap tidak deskriminatif, sikap kritis terhadap gagasan guru, pimpinan, dan instansi yang ada, keberanian untuk berdiskusi secara rasional dengan teman yang punya nilai lain, persaudaraan dengan teman. Sikap demokrasi dapat dinilai dalam dua aspek, yaitu aspek pemahaman dan penghayatan. Pemahaman dapat dievaluasi dengan melihat pengertian siswa, dalam pembelajaran budi pekerti sendiri yang berisi pemahaman nilai moral atau niali baik. Sedangkan nilai penghayatan dapat dievaluasi dengan memantau sikap siswa selama di sekolah, sejauh mana mereka sungguh menghargai teman lain, orang lain, dan mau bersatu dengan orang lain.


(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini,maka disimpulkan:

1. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara peningkatan hasil belajar kimia menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada materi ikatan kimia. Pada Problem Based Learning (PBL) peningkatannya 49% dibandingkan dengan kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) peningkatannya 13,1 %

2. Ada hubungan sikap demokrasi dengan peningkatan hasil belajar siswa. Pada eksperimen I (rhitung= 0,70 > rtabel = 0,326) Eksperimen II (rhitung=

0,362 > rtabel = 0,349). Dan uji t korelasi kelas eksperimen I menunjukkan

thitung5,71 > ttabel2,012 dan kelas eksperimen II menunjukkan thitung2,12 >

ttabel2,042.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini,maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) memerlukan waktu yang sangat lama,baik dari segipersiapan maupun pelaksanaan pembelajaran. Disarankan untuk mempersiapkan perangkat pembelajaran dengan baik dan mengelola waktu yang tepat agar didapat hasil yang maksimal.

2. Diperlukan kesabaran guru dalam membimbing dan memberikan motivasi kepada siswa, karena kemampuan siswa mengkonstruksi pengetahuan memiliki berbagai latar belakang yang berbeda-beda.


(20)

60

Daftar Pustaka

Arikunto, S., 2009, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Depdiknas, 2003, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem

Pendidikan Nasional

Devi, Amalina., Sry Muliani., Haryono., (2014) Perbedaan Implementasi Pembelajaran Kimia Model Problem Based Learning (PBL) Materi Stoikiometri Kelas X MIA SMA Megeri di Kota Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia Vol 3 No.4 Tahun 2014 : Hal 126-135.

Eko, G. P., 2012, Pengaruh Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Sikap Demokrasi Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Jurnal Citizenship, 1(2), 33-45

Hamida, Naba., dkk (2013) Studi Komparasi Penggunaan Laboratorium Virtual dan Laboratorium Riil dalam Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) Terhadap Prestasi Belajar ditinjau dari kreaktivitas siswa pada materi pokok sistemkoloid kelas XI Semester Genap SMA Negeri 1 Banyudono Tahun Pelajaran 2011/2012, Jurnak Pendidikan Kimia Vol 2 No. 2 tahun 2013 : Hal 7-15

Hidayati, Imtihani Nur Arum Hidayati., dkk (2013) Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Aktivitas danPrestasi Belajar Kimia pada Materi Pokok KesetimbanganKinia Siswa Kelas XI MAN Kelaten Tahun Pelajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia Vol 2 No. 2 Tahun 2013 : Hal 92-99 Isjoni., (2009), Pembelajaran kooperatif, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Muhson,A., 2010, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi, jurnal pendidikan akutansi indonesia, 8(2), 1-10.

Pratiwi, Y., Redjeki, T., dan Masykuri, M., (2014), Pelaksaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Materi Redoks Kelas X SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia Vol 3 No. 3 Tahun 2014 : Hal. 40-48.

Purba, M., 2006, Kimia untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta

Rosidah, Ratna.T.W., dkk, (2014), penerapan model problem based learning (PBL) pada pembelajaran hukum-hukumdasar kimia ditinjau dari aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X IPA SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol 3 No. 3 tahun 2014 : Hal 66-75


(21)

Setiawati, Nurina T., dkk (2013) Studi Komparasi Tipe STAD danTGT pada Materi Koloid ditinjau dari Kemanpuan Memori Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia Vol 2 No.1 Tahun 2013

Silitonga, P.M., 2011, Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA-UNIMED, Medan.

Slavin, R. E., 2005, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Bandung

Sudarman., (2007), Problem-Based-Learning: Suatu Model Pembelajaran Untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan MEmecahkan MAsalah, Jurnal Pendidikan Inovatif, Vol 3 No.2

Sudjana., 2002, Metode Statistik, Tarsito, Jakarta

Sudrajat, A., (2013), Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (TWSD) Bagi Mahasiswa Calon Guru, Disertasi, UPI, Bandung

Suharta dan Syafriani. D., 2012, Sistem Pembelajaran Yang Optimal untuk Menumbuhkan Perilaku Demokrasi dan Meningkatkan Hasil belahar Siswa Pada Pelajaran Kimia di Sekolah Menengah Atas, Jurnal Pendidikan Kimia, 4(1), 9-17

Suratman, D., 2007, Pemanfaatan Media Power Point dalam Pembelajaran, jurnal cakrawala kependidikan, 5(1), 1-10.

Tambunan, M, dan Simanjuntak, A., 2010, Strategi Belajar Mengajar , FMIPA, Unimed , Medan

Tartiyoso, Seget., (2011). Pengaruh Penggunaan Multimedia dalam Pembelajaran Inkuiri terhadap Hasil Belajar Ikatan Kimia dan Struktur Molekul Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika STKIP Budidaya Binjai, Tesis, Pascasarjana, Universitas Negeri Medan, Medan.

Trianto, 2010, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktik, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.

Wena, Made., 2008, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara, Malang.


(1)

3. Berapa persenkah peningkatan hasil belajar kimia menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD) dengan media power point pada materi ikatan kimia?

1.4 Batasan Masalah

Mengingat banyaknya masalah yang termasuk dalam pembelajaran kimia, maka dalam penelitian ini masalah dibatasi pada:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model problem based learning (PBL)

2. Model pembelajaran yang menjadi pembanding adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD) 3. Yang akan di ukur adalah peningkatan hasil belajar kognitif siswa melalui

tes berupa pretes dan postes.

4. Penilaian sikap demokratis siswa yang diamati melalui lembar observasi. 5. Materi yang diajarkan adalah ikatan kimia di kelas X SMA Swasta

Prayatna T.A 2015/2016.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan Masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui adanya perbedaan peningkatan hasil belajar kimia menggunakan model Problem Based Learning dan kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD) dengan media power point pada materi ikatan kimia.

2. Mengetahui adanya hubungan yang signifikan antara sikap demokratis dengan peningkatan hasil belajar kimia siswa.

3. Mengetahui berapa persen peningkatan hasil belajar kimia menggunakan model problem based learning dan kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD) dengan media power point pada materi ikatan kimia.


(2)

1.6 Manfaat Penelitian

Proposal ini memiliki manfaat bagi peningkatan kualitas pelajaran kimia antara lain :

1. Bagi guru sebagai bahan masukan untuk meningkatkan hasil belajar kimia menggunakan model problem based learning dan kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD) dengan media power point pada materi ikatan kimia.

2. Bagi siswa dapat memberikan motivasi belajar, melatih keterampilan, bertanggung jawab pada setiap tugasnya, mengembangkan kemampuan berpikir dan berpendapat positif dan memberikan bekal untuk dapat bekerja sama dengan orang lain, baik dalam belajar maupun dalam masyarakat.

3. Bagi peneliti lain yaitu sebagai informasi untuk penelitian yang relevan.

1.7 Definisi Operasional

1. Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pengajaran yang berbasis masalah sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berfikir dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep dari materi pelajaran.

2. Pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division (STAD) ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen.

3. Power point merupakan salah satu media untuk menyampaikan presentasi. Power point dapat merupakan bagian dari keseluruhan presentasi maupun menjadi satu-satunya sarana penyampaian informasi. Presentasi semacam ini dapat disertai dengan narasi dan ilustrasi suara, musik, atau video yang dimainkan pada saat presentasi. Sehingga media Power Point ini dapat membantu dalam proses pembelajaran khususnya dalam kimia.

4. Sikap demokrasi adalah sikap menghargai manusia lain, menghargai gagasan teman dan orang lain, keberanian mengungkapkan gagasannya di


(3)

kelas secara rasional, sikap tidak deskriminatif, sikap kritis terhadap gagasan guru, pimpinan, dan instansi yang ada, keberanian untuk berdiskusi secara rasional dengan teman yang punya nilai lain, persaudaraan dengan teman. Sikap demokrasi dapat dinilai dalam dua aspek, yaitu aspek pemahaman dan penghayatan. Pemahaman dapat dievaluasi dengan melihat pengertian siswa, dalam pembelajaran budi pekerti sendiri yang berisi pemahaman nilai moral atau niali baik. Sedangkan nilai penghayatan dapat dievaluasi dengan memantau sikap siswa selama di sekolah, sejauh mana mereka sungguh menghargai teman lain, orang lain, dan mau bersatu dengan orang lain.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini,maka disimpulkan:

1. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara peningkatan hasil belajar kimia menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada materi ikatan kimia. Pada Problem Based Learning (PBL) peningkatannya 49% dibandingkan dengan kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) peningkatannya 13,1 %

2. Ada hubungan sikap demokrasi dengan peningkatan hasil belajar siswa. Pada eksperimen I (rhitung= 0,70 > rtabel = 0,326) Eksperimen II (rhitung=

0,362 > rtabel = 0,349). Dan uji t korelasi kelas eksperimen I menunjukkan

thitung5,71 > ttabel2,012 dan kelas eksperimen II menunjukkan thitung2,12 >

ttabel2,042.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini,maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) memerlukan waktu yang sangat lama,baik dari segipersiapan maupun pelaksanaan pembelajaran. Disarankan untuk mempersiapkan perangkat pembelajaran dengan baik dan mengelola waktu yang tepat agar didapat hasil yang maksimal.

2. Diperlukan kesabaran guru dalam membimbing dan memberikan motivasi kepada siswa, karena kemampuan siswa mengkonstruksi pengetahuan memiliki berbagai latar belakang yang berbeda-beda.


(5)

Daftar Pustaka

Arikunto, S., 2009, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Depdiknas, 2003, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem

Pendidikan Nasional

Devi, Amalina., Sry Muliani., Haryono., (2014) Perbedaan Implementasi Pembelajaran Kimia Model Problem Based Learning (PBL) Materi Stoikiometri Kelas X MIA SMA Megeri di Kota Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia Vol 3 No.4 Tahun 2014 : Hal 126-135.

Eko, G. P., 2012, Pengaruh Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Sikap Demokrasi Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Jurnal Citizenship, 1(2), 33-45

Hamida, Naba., dkk (2013) Studi Komparasi Penggunaan Laboratorium Virtual dan Laboratorium Riil dalam Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) Terhadap Prestasi Belajar ditinjau dari kreaktivitas siswa pada materi pokok sistemkoloid kelas XI Semester Genap SMA Negeri 1 Banyudono Tahun Pelajaran 2011/2012, Jurnak Pendidikan Kimia Vol 2 No. 2 tahun 2013 : Hal 7-15

Hidayati, Imtihani Nur Arum Hidayati., dkk (2013) Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Aktivitas danPrestasi Belajar Kimia pada Materi Pokok KesetimbanganKinia Siswa Kelas XI MAN Kelaten Tahun Pelajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia Vol 2 No. 2 Tahun 2013 : Hal 92-99 Isjoni., (2009), Pembelajaran kooperatif, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Muhson,A., 2010, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi, jurnal pendidikan akutansi indonesia, 8(2), 1-10.

Pratiwi, Y., Redjeki, T., dan Masykuri, M., (2014), Pelaksaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Materi Redoks Kelas X SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia Vol 3 No. 3 Tahun 2014 : Hal. 40-48.

Purba, M., 2006, Kimia untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta

Rosidah, Ratna.T.W., dkk, (2014), penerapan model problem based learning (PBL) pada pembelajaran hukum-hukumdasar kimia ditinjau dari aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X IPA SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol 3 No. 3 tahun 2014 : Hal 66-75


(6)

Setiawati, Nurina T., dkk (2013) Studi Komparasi Tipe STAD danTGT pada Materi Koloid ditinjau dari Kemanpuan Memori Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia Vol 2 No.1 Tahun 2013

Silitonga, P.M., 2011, Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA-UNIMED, Medan.

Slavin, R. E., 2005, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Bandung

Sudarman., (2007), Problem-Based-Learning: Suatu Model Pembelajaran Untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan MEmecahkan MAsalah, Jurnal Pendidikan Inovatif, Vol 3 No.2

Sudjana., 2002, Metode Statistik, Tarsito, Jakarta

Sudrajat, A., (2013), Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (TWSD) Bagi Mahasiswa Calon Guru, Disertasi, UPI, Bandung

Suharta dan Syafriani. D., 2012, Sistem Pembelajaran Yang Optimal untuk Menumbuhkan Perilaku Demokrasi dan Meningkatkan Hasil belahar Siswa Pada Pelajaran Kimia di Sekolah Menengah Atas, Jurnal Pendidikan Kimia, 4(1), 9-17

Suratman, D., 2007, Pemanfaatan Media Power Point dalam Pembelajaran, jurnal cakrawala kependidikan, 5(1), 1-10.

Tambunan, M, dan Simanjuntak, A., 2010, Strategi Belajar Mengajar , FMIPA, Unimed , Medan

Tartiyoso, Seget., (2011). Pengaruh Penggunaan Multimedia dalam Pembelajaran Inkuiri terhadap Hasil Belajar Ikatan Kimia dan Struktur Molekul Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika STKIP Budidaya Binjai, Tesis, Pascasarjana, Universitas Negeri Medan, Medan.

Trianto, 2010, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktik, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.

Wena, Made., 2008, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara, Malang.


Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA KONSEP IKATAN KIMIA (Kuasi Eksperimen di SMA Dharma Karya UT Tangerang Selatan)

0 13 259

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Applying Student Teams Achievement Division (STAD) Technique to Improve Students’ Reading Comprehension in Discussion Text. (A Classroom Action Research in the Third Grade of SMA Fatahillah Jakarta)

5 42 142

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PERBANDINGAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MENGGUNAKANMODEL PROBLEM BASED LEARNING(PBL)DAN KOOPERATIF TIPESTUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MEDIA POWER POINT PADA MATERI IKATAN KIMIA DI SMA SWASTA PRAYATNA MEDAN.

0 2 21

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU SOALDAN MACROMEDIA FLASH MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) PADA MATERI HIDROKARBON.

1 8 25

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATERI TATA NAMA SENYAWA KIMIA.

0 2 23