PERBEDAAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP NUR HASANAH MEDAN BERDASARKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING.

PERBEDAAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS
SISWA KELAS VII SMP NUR HASANAH MEDAN
BERDASARKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL
DANPENDEKATANPENEMUANTERBIMBING

Oleh :
Sri Wayundari Nurzana
NIM.4122111018
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Matematika

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PE NGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017

i


ii

RIWAYAT HIDUP

Sri Wayundari Nurzana dilahirkan di Pematang Siantar, pada tanggal 10
Oktober 1994. Ibu bernama Ginah dan Ayah bernama Sukono, merupakan anak
keenam dari enam bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk sekolah di SDN
096134 Sahkuda, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis
melanjutkan sekolah di MTsN Siantar, dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun
2009, penulis melanjutkan sekolah di MAN Pematang Bandar, dan lulus pada
tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Universitas Negeri Medan
Jurusan Matematika Program Studi Pendidikan Matematika.

iii

PERBEDAAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA
KELAS VII SMP NUR HASANAH MEDAN BERDASARKAN
PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN PENDEKATAN
PENEMUAN TERBIMBING
Sri Wayundari Nurzana

NIM. 4122111018
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dan dilakukan di
SMP Nur Hasanah Medan yang bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan
penalaran matematis siswa yang diajar dengan pendekatan penemuan terbimbing
lebih baik daripada kemampuan penalaran matematis siswa yang diajar dengan
pendekatan kontekstual.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Nur
Hasanah Medan T.A. 2016 / 2017 yang terdiri dari 2 kelas. Sedangkan yang
menjadi sampel dalam penelitian ini ada dua kelas, yaitu kelas VII-1 sebanyak 26
orang yang diajar dengan pendekatan penemuan terbimbing dan VII-2 sebanyak
26 orang yang diajar dengan pendekatan kontekstual
Nilai rata-rata selisih post-test dan pre-test pada kelas VII-1 adalah 29,62
dengan nilai tertinggi 70 dan nilai terendah 0. Nilai rata-rata selisih post-test dan
pr-test pada kelas VII-2 adalah 27,885 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah
0. Dari hasil analisis data selisih post-test dan pre-test pada kelas VII-1 diperoleh
= 6,505 <
= 11,1 dan data selisih post-test dan pre-test pada kelas
VII-2 diperoleh
= 11,0005 <

= 11,1, sehingga disimpulkan
bahwa data selisih post-test dan pre-test kedua kelas adalah normal. dan uji
homogenitas data selisih post-test dan pre-test adalah homogen karena kedua
varians Fhitung = 1,5798 < Ftabel = 1,96. Kemudian uji hipotesis data selisih post-test
dan pre-test diperoleh thitung = 0,013 < ttabel = 2,009, sehingga disimpulkan bahwa
H0 diterima yang artinya kemampuan penalaran matematis siswa yang diajar
dengan pendekatan penemuan terbimbing lebih tinggi daripada kemampuan
penalaran matematis siswa yang diajar dengan pendekatan kontekstual.
Kata Kunci: Kemampuan Penalaran Matematis, Pendekatan Kontekstual, dan
Pendekatan Penemuan Terbimbing

iv

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkah dan rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik. Skripsi ini berjudul “ Perbedaan Kemampuan Penalaran Matematis
Siswa Kelas VII SMP Nur Hasanah Medan berdasarkan Pendekatan
Kontekstual dan Pendekatan Penemuan Terbimbing”. Skripsi ini disusun
untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1.

Bapak Rektor Unimed Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd beserta seluruh
Pembantu Rektor sebagai pimpinan Unimed,

2. Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA Unimed beserta
Pembantu Dekan I, II, dan III di lingkungan Unimed,
3. Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika,
4. Bapak Drs. Zul Amry, M.Si., Ph.D selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku
Sekretaris Jurusan Matematika.
5. Ibu Dr. Ani Minarni, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan
skripsi ini,
6. Bapak Muliawan Firdaus, S.Pd., M.Si., Dr. Asrin Lubis, M.Pd., Dr. H.
Banjarnahor, M.Pd dan Dr. Edy Surya, M.Si selaku Dosen Penguji yang
telah memberikan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai
selesainya penyusunan skripsi ini,

7. Bapak Drs. W.L. Sihombing, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik,
8. Ibu Sri Lestari Manurung, M.Pd., Bapak Khairuddin, M.Pd. dan kepada
seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan Matematika.
9. Ibu Ratna, S.Pd selaku kepala SMP Nur Hasanah Medan,
10. Ibu Siti Aisyah Hasibuan, S.Pd selaku guru bidang studi matematika SMP
Nur Hasanah Medan yang telah banyak membantu penulis selama
penelitian.

v

11. Teristimewa penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada Ayahanda
Sukono dan Ibunda Ginah yang terus memberikan motivasi dan doa demi
keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini, juga kepada abang penulis
yaitu: Suhendra, S.E., Suherwin, Sudarma, Suhardi, dan Muhammad
Suprayogi yang selalu memberikan dorongan dan doa kepada penulis
sampai penulisan skripsi ini selesai.
12. Wenny Uliandari Yusni, Supiani, Risky A.S.L. Melayu, Astri Vindi
Denninta Jambak, Mashita dan teman seperjuangan lainnya di jurusan
Matematika Kelas C Reguler 2012. Ucapan terima kasih juga untuk Mika
Layakana, Andra Rayani, Suriyanti, dan Nurhayati Purba, selaku teman

kos beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
turut memberi semangat dan bantuan kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, Januari 2017
Penulis,

Sri Wayundari Nurzana
NIM.4122111018

vi

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan


i

Daftar Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vi

Daftar Gambar


viii

Daftar Tabel

xi

Daftar Lampiran

x

BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang

1

1.2.Identifikasi Masalah

5

1.3.Batasan Masalah


6

1.4.Rumusan Masalah

6

1.5.Tujuan Penelitian

6

1.6.Manfaat Penelitian

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori

7


2.1.1. Pengertian Belajar

7

2.1.2. Pembelajaran Matematika

8

2.1.3. Penalaran dan Kemampuan Penalaran

10

2.1.4. Pendekatan Kontestual

12

2.1.5. Pendekatan Penemuan Terbimbing

14


2.2. Kajian Materi Aritmatika Sosial

16

2.2.1. Harga Penjualan, laba, dan Rugi

16

2.2.2. Presentase Laba dan Rugi

17

2.2.3. Menghitung Harga beli dan Jual

18

2.2.4. Rabat, Bruto, Tara, dan Neto

19

vii

2.2.4.1. Rabat

19

2.2.4.2. Bruto, Tara, dan Neto

19

2.2.5. Pajak dan Bunga Tabungan (Bunga Tunggal)

20

2.2.5.1. Pajak

20

2.2.5.2. Bunga Tabungan (Bunga Tunggal)

20

2.3. Penelitian yang Relevan

22

2.4. Kerangka Konseptual

23

2.4. Hipotesis

24

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

25

3.2. Populasi dan Sampel

25

3.2.1. Populasi

25

3.2.2. Sampel

25

3.3. Variabel Penelitian

26

3.3.1. Variabel Bebas

26

3.3.2. Variabel Terikat

26

3.4. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian

26

3.5. Prosedur Penelitian

27

3.5.1.Tahap Persiapan

27

3.5.2. Tahap Pelaksanaan

27

3.5.3. Tahap Akhir Penelitian

28

3.6. Instrumen Penelitian
3.6.1. Instrumen kemampuan Penalaran
3.7. Teknik Analisis Data

29
29
32

3.7.1.Menentukan Nilai Rata- Rata

32

3.7.2. Menentukan Simpangan Baku

32

3.7.3.Uji Normalitas

32

3.7.4. Uji Homogenitas

34

3.7.5. Uji Hipotesis

34

3.8.Definisi Operasional

35

viii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian

36

4.1.1. Nilai Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen A dan Eksperimen
B

36

a. Kelas Eksperimen A

36

b. Kelas Eksperimen B

37

4.2. Uji Analisis Data

37

4.2.1. Uji Normalitas Data

37

4.2.2. Uji Homogenitas

38

4.3. Uji Hipotesis

38

4.4. Analisis Proses Penyelesaian Jawaban Siswa

40

a. Butir Soal Nomor 1

40

b. Butir Soal Nomor 2

41

c. Butir Soal Nomor 3

42

d. Butir Soal Nomor 4

44

e. Butir Soal Nomor 5

46

4.5. Pembahasan Hasi Penelitian

47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan

49

5.2. Saran

50

DAFTAR PUSTAKA

51

x

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1

2

Tabel 1.2

4

Tabel 3.1

29

Tabel 3.2

32

Tabel 3.3

33

Tabel 4.1

40

Tabel 4.2

41

Tabel 4.3

42

Tabel 4.4

43

Tabel 4.5

43

ix

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1

3

Gambar 3.1

31

Gambar 4.1

41

Gambar 4.2

41

Gambar 4.3

42

Gambar 4.4

42

Gambar 4.5

44

Gambar 4.6

44

Gambar 4.7

45

Gambar 4.8

45

Gambar 4.9

46

Gambar 4.10

46

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1

53

Lampiran 2

54

Lampiran 3

55

Lampiran 4

60

Lampiran 5

65

Lampiran 6

70

Lampiran 7

74

Lampiran 8

78

Lampiran 9

82

Lampiran 10

86

Lampiran 11

89

Lampiran 12

92

Lampiran 13

94

Lampiran 14

96

Lampiran 15

98

Lampiran 16

99

Lampiran 17

101

Lampiran 18

102

Lampiran 19

104

Lampiran 20

106

Lampiran 21

107

Lampiran 22

109

Lampiran 23

111

Lampiran 24

113

Lampiran 25

115

Lampiran 26

117

Lampiran 27

119

Lampiran 28

121

Lampiran 29

123

Lampiran 30

127

xii

Lampiran 31

134

Lampiran 32

135

Lampiran 33

137

Lampiran 34

142

Lampiran 35

143

Lampiran 36

144

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dari beberapa hal yang diajarkan di sekolah, matematika adalah salah satu
pelajaran yang sangat dekat hubungannya dengan dunia nyata. Sebagaimana
Nurul Astuty Yensy. B (dalam Sari, 2008 : 1) mengatakan bahwa :“Matematika
merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam dunia
pendidikan karena matematika diperlukan di berbagai bidang di institusi-institusi
pendidikan, baik ditingkat SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi. Namun
kebanyakan siswa merasa kesulitan dalam mempelajari matematika. Lemahnya
kemampuan matematika siswa dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya adalah
proses pembelajaran matematika yang masih cenderung hanya memikirkan
penerapan rumus serta hafalan saja.
Priyati dkk (dalam Idrus dan Sufri,2015:20-25) mengatakan di sekolah
seharusnya anak diberi kesempatan seluas-luasnya mengalami proses pemecahan
berbagai masalah untuk membangun sendiri pengetahuannya yang baru baginya.
Melalui pemecahan masalah, kemampuan penalaran matematis juga akan tumbuh.
Kemampuan penalaran matematis merupakan kemampuan untuk menarik
kesimpulan berdasarkan fakta dan sumber yang relevan. Rendahnya kemampuan
penalaran matematis siswa akan mempengaruhi kualitas belajar siswa, yang
berdampak pula pada rendahnya prestasi belajar di sekolah.
Kemampuan

penalaran

penting

dikuasai

karena

siswa

harus

bisa

mengkomunikasikan ide-ide atau gagasan matematikanya. Dengan kata lain siswa
mampu menggunakan matematika sebagai alat komunikasi, baik dalam
pembelajaran matematika dikelas, maupun saat berinteraksi sosial dalam
kehidupan sehari-hari. Mencermati begitu pentingnya kemampuan penalaran pada
pembelajaran matematika, maka peserta didik dituntut untuk memiliki
kemampuan ini. Namun berdasarkan informasi yang peneliti peroleh dari salah
satu guru mata pelajaran matematika di SMP Nur Hasanah Medan, bahwa ratarata kemampuan penalaran peserta didik masih tergolong rendah. Dari analisis
soal ulangan harian termasuk ulangan harian materi Aritmatika Sosial, peserta

2

didik diketahui belum terampil mengajukan dugaan dari suatu pernyataan, peserta
didik masih kesulitan menyusun bukti, memberikan alasan dan belum terampil
menarik kesimpulan dari suatu pernyataan matematika yang semua itu merupakan
indikator penalaran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sukarnya belajar matematika dalam
menyelesaikan soal-soal matematika salah satunya adalah kemampuan penalaran.
Salah satu contoh yang menandakan penalaran itu rendah adalah ketika siswa
menyelesaikan masalah. Kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari
matematika yang membuat penalaran matematika siswa menjadi bermasalah. Hal
ini didukung oleh hasil tes yang dilaksanakan di kelas VII-2 SMP Nur Hasanah
Medan terlihat bahwa siswa tidak mampu mengajukan dugaan mengalami
kesulitan dan memanipulasi rumus, dan banyak siswa kurang teliti dalam
perhitungan akhir sehingga tidak dapat menarik kesimpulan dari suatu hasil akhir.
Terutama pada saat siswa menyelesaikan soal berikut ini:
Seorang pedagang membeli beras sebanyak dua karung dengan netto 50 kg
tiap karung. Harga pembelian Rp9.500,- per kg. Beras tersebut dibawa pulang
dengan biaya angkutan Rp15.000,- dan terjual habis dengan harga Rp10.000,tiap kg. Berat karung kosong 1 gr setiap karungnya.
a. Berapakah total tara, total bruto, dan total netto?
b. Berapa rupiahkah keuntungan penjualan beras yang diperoleh pedagang
tersebut?

3

Gambar 1.1 Penyelesaian masalah matematis salah seorang siswa
Contoh di atas adalah jawaban salah seorang siswa yang tidak dapat
menghitung total netto karena siswa tidak dapat mengubah gr ke kg dan siswa
tersebut tidak dapat menghitung keuntungan karena siswa tersebut tidak
mengetahui total harga jual dan modal pedagang tersebut. Hal ini berarti siswa
tidak dapat melakukan manipulasi matemat ika.
Berdasarkan jawaban siswa yang tertera pada gambar di atas diperoleh bahwa
siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal matemat ika sehingga
penalaran matematis siswa belum dapat meningkat seperti yang diharapkan guru.
Hal ini menggambarkan penalaran matematis bermasalah, maka perlu adanya
suatu tindakan untuk dapat melatih dan mengembangkan kemampuan penalaran
matematis siswa agar dapat meningkat dalam pembelajaran matematika.
Hal ini juga didukung oleh hasil wawancara dengan guru matematika SMP
Nur Hasanah Medan dan hasil observasi, peserta didik di sekolah ini masih
mengalami kesulitan pada materi aritmatika sosial. Hal ini dapat dilihat dari nilai
ulangan harian pada tahun pelajaran 2015/2016 hanya 4,54% dari keseluruhan

4

kelas VII-2 yang bisa mencapai ketuntasan belajar dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu 70.
Guru matematika kelas VII SMP Nur Hasanah Medan mengungkapkan
bahwa selama proses pembelajaran matematika siswa kurang merespon
pembelajaran yang diberikan guru. Ketika guru mengajukan pertanyaan, para
siswa cenderung diam dan tidak memberikan jawaban. Siswa juga mengalami
kesulitan dalam melakukan manipulasi matematika terhadap soal matematika
yang diberikan guru. Kegiatan belajar siswa di kelas antara lain mendengarkan
penjelasan guru, mencatat hasil catatan dari guru kemudian mengajarkan soal
latihan. Metode pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran
matematika di kelas adalah ceramah dan latihan.
Selama ini sudah diajarkan di sekolah melalui pendekatan belajar
konvensional. Pendekatan konvensional adalah metode pembelajaran tradisional
atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah
dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam
proses belajar dan pembelajaran. Dalam pembelajaran sejarah

metode

konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta
pembagian tugas dan latihan.. Terdapat pembelajaran selain pendekatan
konvensional, yaitu pendekatan kontekstual. Asep Sugandi (2014 : 31)
mengatakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning /CTL)
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Definisi ini
menekankan pentingnya pengaitan antara bahan ajar dengan kehidupan nyata
siswa. Bahan ajar harus bermanfaat bagi siswa dan bermakna dalam arti dapat
menambah

pengetahuan

baru

berdasarkan

pengetahuan

awal

siswa

(priorknowledge) melalui pengalaman-pengalaman belajar yang diperoleh dari
proses mengalami, menemukan, memperluas, dan memperkuat (constructivism).
Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa.

5

Pendekatan penemuan terbimbing merupakan pendekatan pembelajaran
kognitif yang menuntut guru lebih kreatif menciptakan situasi yang dapat
membuat siswa belajar aktif menemukan pengetahuannya sendiri. Dengan kata
lain, penemuan terbimbing adalah salah satu pendekatan yang menuntut siswa
untuk berperan aktif saat proses pembelajaran. Dalam penemuan terbimbing,
siswa diberi kegiatan agar siswa merasa menemukan sendiri.
Kedua

pendekatan

pembelajaran

tersebut

merupakan

pendekatan

pembelajaran yang dianggap dapat meningkatkan kemampuan penalaran
matematika siswa. Kemampuan penalaran matematika merupakan kemampuan
untuk menarik kesimpulan berdasarkan fakta dan sumber yang relevan.
Rendahnya kemampuan penalaran matematis siswa akan mempengaruhi kualitas
belajar siswa, yang berdampak pula pada rendahnya prestasi belajar di sekolah.
Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian guna
mengetahui “Perbedaan Kemampuan Penalaran Matemats Siswa SMP Nur
Hasanah Medan berdasarkan Pendekatan Kontekstual dan Pendekatan Penemuan
Terbimbing”

1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat di identifikasikan
beberapa masalah yaitu:
1. Kemampuan penalaran matematika siswa SMP Nur Hasanah Medan masih
rendah.
2. Pembelajaran yang digunakan di SMP Nur Hasanah Medan berpusat pada
guru sehingga kurang mendorong aktivitas belajar siswa.
3. Guru SMP Nur Hasanah Medan cenderung menggunakan metode ceramah
pada saat pembelajaran matematika.
4. Materi aritmatika sosial dianggap sulit, hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan
siswa SMP Nur Hasanah yang rendah

6

1.3.Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, masalah
penelitian dibatasi hanya untuk mengetahui “Perbedaan Kemampuan Penalaran
Matematis Siswa Kelas VII SMP Nur Hasanah Medan berdasarkan Pendekatan
Konekstual dan Pendekatan Penemuan Terbimbing”.

1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian adalah:

“Apakah kemampuan penalaran

matematis siswa kelas VII SMP Nur Hasanah Medan yang diajar dengan
pendekatan penemuan terbimbing lebih baik daripada di kelas kontekstual?”

1.5.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
Untuk mendeskripsikan apakah kemampuan penalaran matematis siswa kelas VII
SMP Nur Hasanah Medan yang diajar dengan pendekatan penemuan terbimbing
lebih baik daripada di kelas kontekstual.

1.6.Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini dilakukan, diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Bagi siswa, dapat membantu dalam memahami pelajaran matematika dan
untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematis.
2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih pendekatan
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
3. Bagi sekolah, sebagai masukan dan sumbangan pemikiran dalam memilih
model pembelajaran.
4. Bagi

peneliti,

sebagai

penambah

pengetahuan

mengenai

manfaat

pembelajaran di sekolah dalam meningkatkan kualitas akademik peserta
didik, sehingga dapat diterapkan pada saat menghadapi proses pembelajaran
yang sesungguhnya di dunia pendidikan.

49

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Rata-rata kemampuan penalaran matematis siswa yang diajar dengan
pendekatan penemuan terbimbing lebih tinggi dari rata-rata kemampuan
penalaran siswa yang diajar dengan pendekatan kontekstual.
2. Proses penyelesaian masalah penalaran matematis siswa di kelas yang
mendapat pendekatan penemuan terbimbing lebih baik dibandingkan dengan
pendekatan kontekstual. Hal ini dapat dilihat dari kinerja siswa pada lembar
jawaban soal.

5.2. Saran
Berdasarkan penelitian ini maka saran yang dapat peniliti berikan adalah:
1. Bagi guru
a. Hendaknya lebih banyak melatih siswa dalam indikator penalaran yakni
membuat kesimpulan karena dilihat dari hasil pretest dan postest
kemampuan penalaran matematis yang dilakukan di kelas eksperimen A
dan B diperoleh bahwa siswa masih mengalami kesulitan saat berada di
tahap tersebut. Diharapkan dengan latihan-latihan soal yang diberikan
oleh guru, kemampuan penalaran matematis siswa semakin baik
kedepannya terutama dalam indikator membuat kesimpulan
b. Pembelajaran

matematika

dengan

pendekatan

kontekstual

dan

pendekatan penemuan terbimbing dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan penalaran matematis siswa pada materi aritmatika sosial.
2. Bagi pihak sekolah diharapkan lebih memperhatikan pendekatan kontekstual
dan pendekatan penemuan terbimbing.
3. Bagi peneliti lanjutan, hendaknya agar lebih memotivasi siswa agar tidak
malu-malu dalam melakukan presentasi, memotivasi siswa untuk berani
mengeluarkan pendapat dan bertanya dengan memberikan penghargaan

50

berupa pujian kepada siswa yang berani mengeluarkan pendapat dan
bertanya. Dan hendaknya peneliti selanjutnya dapat melengkapi dengan
meneliti aspek lain secara terperinci yang belum terjangkau dalam penelitian
ini.

51

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, zainal, 2012, Evaluasi Pembelajaran, Penerbit Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam, Jakarta.
Bahri Djamarah, Syaiful , 2011, Psikologi Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Dodoh, 2014, Effort Increase to Mathematical Reasoning Ability of Student use
Contextual Teach and Learning, Syiah Kuala University, Journal
Mathematics Learning, 1, Hal 360-363.
Dris, J, dan Tasari, 2011, Matematika, Penerbit Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Jakarta.
Hamdani, 2010, Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Pustaka Setia, Bandung.
Harahap, Rosliana dkk, 2014, Perbedaan Peningkatan Kemampuan Komunikasi
dan Koneksi Matematis Siswa melalui Pembelajaran Kontekstual dengan
Kooperatif Tipe STAD di SMP Al-Washliyah 8 Medan, 5, Hal 186 – 204.
Holil,

Anwar,

2008,

Pembelajaran

Penemuan

Terbimbing,

[Online]

http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/pembelajaran-penemuanterbimbing,html, 18 Desember 2015.
Markaban, 2006, Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan
Penemuan Terbimbing, Penerbit Departemen Pendidikan Nasional,
Yogyakarta
Mimi, 2014, Implementation of Guide Discovery Learning Methods to Increase
the Understanding Concept and Mathematical Reasoning ability of
Students, Syekh Nurjati University, 1, Hal 71-83.
Muhibbinsyah, 2010, Psikologi Pendidikan, Penerbit Rosda, Bandung
Musa, 2013, Effect of Guide Discovery Learning to Studying Result of Student,
Sulthan Thaha Saifuddin University, 28, Hal 419 – 437.
Nuridawan,

2015,

Peningkatan

Kemampuan

Penalaran

Matematis

den

Kemandirian Belajar Siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) melalui
Pendekatan Contextual Teaching and Learning, Universitas Syiah Kuala,
Jurnal Didaktik Matematika, 2,2, Hal 59 – 71.
Priyati, Alif Ringga Persada, Hadi Kusmanto, 2015, Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Matematika terhadap Kemampuan Penalaran Siswa MA

52

Islamic Centre Cirebon, IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Jurnal EduMa, 4,2,
Hal 112 – 127.
Rismagantika, Wanti, 2014, Perbandingan Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis Siswa SMP yang Pembelajarannya Menggunakan Pendekatan
Kontekstual dengan yang Menggunakan Cara Biasa, STKIP Siliwangi
Bandung, Jurnal Pendidikan Matematika, 1, Hal 388 - 391
Sariningsih, Ratna, 2014, Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematik Siswa
SMA

menggunakan

Pembelajaran

Kontekstual,

STKIP

Siliwangi

Bandung, Jurnal Pendidikan Matematika, 1, Hal 213 - 218
Slameto, 2010, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.
Sudjana, 2002, Metode Ststistika, Penerbit Tarsito, Bandung.
Sugandi, Asep Ikin, 2014, Pendekatan Kontekstual sebagai pendekatan dalam
Pembelajaran yang Humanis untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Matematis Tingkat Tinggi, STIKIP Siliwangi Bandung, Jurnal Pendidikan
Matematika, 1, Hal 24 - 38.
Sugiyono, 2006, Statistika untk Penelitian, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Sumarmo, Utari, 2014, Pengembangan Hard Skill dan Soft Skill Matematika bagi
Guru dan siswa untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013, STKIP
Siliwangi Bandung, Jurnal Pendidikan Matematika, 1, Hal 4 – 15.
Supandi , Hadi, 2014, Komunikasi Matematik melalui Pembelajaran Kontekstual,
STKIP Siliwangi Bandung, Jurnal Pendidikan Matematika, 1, Hal 197 –
203.
Wardhani, 2008, Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs
untuk Optimalisasi Pencapaian Tujua, Penerbit PPPPTK Matematika,
Yogyakarta
Yensy B, Nurul Astuty, 2012, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Examples Non Examples dengan Menggunakan Alat Peraga untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas VIII SMP N 1 Argamakmur,
FIK Universitas Bengkulu, Jurnal Eksak, 10, 1, Hal 24-35.