STEREOTIP MELAYU MALAS DAN PENGARUHNYA PADA ETOS KERJA (STUDI DESKRIPTIF MENGENAI MASYARAKAT MELAYU DI DESA NENASSIAM KECAMATAN MEDANG DERAS KABUPATEN BATUBARA).

(1)

STEREOTIP MELAYU MALAS DAN PENGARUHNYA PADA

ETOS KERJA

(Studi Deskriptif Mengenai Masyarakat Melayu di Desa

Nenassiam Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

NOVALITA SANDY

NIM. 3123122044

PRODI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

i

ABSTRAK

Novalita Sandy, NIM. 3123122044, Tahun 2016, Judul Skripsi: Stereotip Melayu Malas Dan Pengaruhnya Pada Etos Kerja (Studi Deskriptif Mengenai Masyarakat Melayu Di Desa Nenassiam Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara). Skripsi ini terdiri dari 5 bab, 100 halaman, 1 daftar tabel, dan 1 daftar gambar.

Penelitian ini mengenai Stereotip Melayu Malas dan Pengaruhnya pada Etos Kerja(Studi Deskriptif Mengenai Stereotip Masyarakat Melayu di Desa Nenassiam Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stereotip Melayu Malas pada Etnis Melayu yang dihubungkan dengan istilah “kojo saibu tak kojo mangatus kojo tak kojo saibu mangatus” terhadap pengaruhnya pada etos kerja, dan pandangan masyarakat mengenai stigma negatif pada Etnis Melayu,serta dampak yang ditimbulkan dari stereotip tersebut.

Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan observasi non partisipasi, yaitu peneliti tidak ikut serta dan tidak berperan penting dalam proses interaksi dengan masyarakat Melayu di Desa Nenassiam dan melainkan hanya mengamati dan melakukan wawancara dengan masyarakat disekitar guna untuk mendapatkan data yang sebenarnya dari lapangan mengenai stereotip Melayu malas. Data-data observasi didukung juga dengan data wawancara yang dilakukan pada beberapa informan yang mengetahui tentang stereotip Melayu malas tersebut.

Berdasarkan metode penelitian tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: (a) Stereotip Melayu malas yang ditujukan pada masyarakat Melayu di Desa Nenassiam merupakan hasil dari pengalaman masa lalu dari etnis tersebut yang dijadikan sebagai citra diri pada etnis Melayu untuk mnggambarkan kebiasaan dari masyarakat pesisir yang ada di desa tersebut. (b) Stereotip Melayu malas memberikan pengaruh bagi etos kerja masyarakatanya, dimana hal tersebut menjadi tolak ukur bagi kesejahteraan masyarakatnya, masyarakat Melayu dinilai memiliki etos kerja yang santai dan mau enaknya tanpa memiliki perencanaan hidup kedepan sehingga hasil yang didapatkan juga seadanya. (c) Pandangan dari masyarakat seperti dua sisi mata uang, disatu sisi masyarakatnya menolak dikatakan sebagai etnis Melayu yang pemalas namun disisi lain masyarakatnya juga membenarkan bahwa etnis Melayu itu pemalas. (d) Dampak yang ditimbulkan dari stereotip Melayu malas mempengaruhi 3 hal yaitu hubungan sosial, konflik etnis, identitas etnis.


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Segala puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak nikmat yang tidak terhingga. Shalawat berangkaikan salam juga tidak lupa peneliti hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat, semoga kelak mendapatkan syafaat beliau. Amin.

Atas izin Allah SWT peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Stereotip Melayu Malas dan Pengaruhnya pada Etos Kerja (Studi Deskriptif Mengenai Masyarakat Melayu di Desa Nenassiam Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara). Tulisan ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih yang tulus atas perhatian dan peran serta kepada:

 Rektor Universitas Negeri Medan Bapak Prof. Syawal Gultom, M.Pd

 Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd, dan segenap fungsionaris Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan

 Ibu Dra. Puspitawati, M.Si selaku ketua Program Studi Pendidikan Antropologi dan sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi. Beliau banyak memberikan masukan dan motivasi peneliti agar cepat menyelesaikan skripsi ini.

 Ibu Sulian Ekomila, MSP sebagai dosen pembimbing akademik dan penguji I yang turut membantu dan memberikan motivsi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.


(7)

ii

 Ibu Dra. Nurjannah, M.Pd sebagai dosen penguji II yang telah memberikan masukan, semangat dan arahan agar penulisan ini terselesaikan dengan baik.  Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si sebagai dosen penguji III yang telah

memberikan motivasi, masukan dan arahan kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

 Ibu Dr. Rosramadhana Nasution, M.Si yang terus menyemangati dan memberikan dukungan kepada peneliti, dan seluruh dosen pengajar Program Studi Pendidikan Antropologi FIS UNIMED yang telah memberikan ilmunya kepada peneliti.

 Bapak Muhammad Khoirul selaku Kepala Desa Nenassiam yang telah membantu memberikan informasi dan telah memberikan izin penelitian kepada peneliti.

 Bapak Syamsul Bahri selaku BABINSA di Kecamatan Medang Deras yang telah memberikan informasi dan masukan kepada peneliti selama penelitian tersebut.

 Bapak Unus, Bapak Supardi, Bapak Abdul Khodir, Bapak Riduan, Bapak Nashir, Bapak Hamami, Ibu Evi, dan Ibu Asnit yang dengan senang hati, ramah, dan sabar telah bersedia memberikan informasi baik lisan maupun tulisan yang sangat berguna bagi peneliti dalam penulisan skripsi ini.

 Bapakku Suryadi dan Ibuku Samini, terima kasih yang tak terhingga atas ridho bapak dan ibu kepada ananda sehingga ananda dapat mencapai gelar sarjana. Tanpa ridho, doa, dan motivasi dari orang tuaku, ananda tidak mungkin sampai mencapai titik ini, semoga doa bapak dan ibu tetap mengantarkan ananda ke


(8)

ii

jalan kesuksesan dunia akhirat, dan dapat memberikan kebahagiaan dalam keluarga kita. Semoga Allah SWT senantiasa menjaga dan melindungi orang tuaku tercinta. Amin.

 Adikku Muhammad Nur Fahri, Cindy Tri Lestari, dan Wahyu Permana Putra yang selalu memberi senyum semangat dan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Kalian adik-adikku yang luar biasa. Semoga kesuksesan selalu bersama kita. Amin.

 Abangda Suhermanto, S.Pdi, Rudi Nauli, S.Pdi, dan Kakanda Umi Kalsum, S.Pd yang senantiasa menemani, memberi dukungan, mendoakan, dan membantu peneliti dalam proses penulisan skripsi ini.

 Sahabatku dikampus Rizqa Mulya Sari Lubis, Hanna Melina Siboro dan Surya Dirja, dan juga sahabatku dirumah untuk Pramita, Aminah Zuhroh, Karina Adira yang telah memberikan senyum semangat, mendoakan, dan memberikan motivasi kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsinya. Semoga persahabatan kita tidak akan habis di makan waktu dan kita bisa terus menjalin silahturahim sampai anak cucu nanti. Amin.

 Teman seperjuanganku Ricad Michel Sihombing, Teny Sipayung, Ida Ayu Lanti Sinaga, Lestari Wulandari, dan Remina Tarigan yang terus memberikan semangat, dukungan, dan motivasi untuk tidak mudah putus asa dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga kebahagiaan selalu menyertai kita. Amin.  Teman-teman stambuk 2012 baik yang konsesntrasi antropologi maupun

konsentrasi sosiologi, abanda dan kakanda stambuk 2008, 2009, 2010, dan 2011 serta adinda stambuk 2013, 2014, 2015 terima kasih atas dukungan dan


(9)

ii

doa dari semuanya. Terkhusus kepada kakanda Ayu Febriani, M.Si yang telah banyak membantu peneliti dalam menyiapkan berkas-berkas untuk persyaratan skripsi ini. Stambuk 2013 Purnama Sari, Muhammad Fadli Hasibuan, dan Muqni Kartika. Stambuk 2014 Anastasia Rima Juliana, Lin Ariani, Ilham Candra, Hanipah Yansari dan Majida Alfi Efendi terima kasih untuk dukungan, motivasi, doanya dan semangatnya.

 Teman-teman PPLT SMK Negeri 1 Meranti terkhusus kepada Irvansyah, Diah Mutiara Putri, Evi Junalisah, Chanra Arliani, dan Erlina Simanjuntak yang telah memberikan dukungan, motivasi, dan semangatnya kepada peneliti untuk tidak putus asa dan menyerah dalam menyelesaikan skripsinya. Semoga pertemanan kita tidak akan putus sampai anak cucu nanti. Amin.

 Semua yang terlibat dalam penulisan ini yang tidak dapat dituliskan satu-satu. Peneliti mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya.

Peneliti menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karenanya, segala kritik dan saran yang membangun, akan peneliti terima sebagai perbaikan yang positif. Semoga Allah SWT meridhoi tulisan ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin Ya Robbalalamin.

Medan, 11 April 2016 Peneliti

Novalita Sandy NIM. 3123122044


(10)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 6

1.3. Pembatasan Masalah ... 6

1.4. Rumusan Masalah ... 7

1.5. Tujuan Penelitian ... 7

1.6. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ... 9

2.1. Kajian Pustaka ... 9

2.2. Landasan Teori ... 11

2.2.1. Teori Stereotip Etnis ... 11

2.2.2. Teori Identitas Etnis ... 13

2.2.3. Teori Kategorisasi Diri ... 15

2.2.4. Teori Hubungan Sosial ... 17

2.3. Kerangka Konseptual... 18


(11)

vi

2.3.2. Stereotip Etnis Melayu ... 20

2.3.3. Budaya Etos Kerja Etnis Melayu... 23

2.3.4. Hubungan Sosial Etnis Melayu ... 25

2.3.5. Identitas Diri Etnis Melayu... 27

2.4. Kerangka Berpikir ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

3.1. Metodologi Penelitian ... 31

3.2. Setting Penelitian ... 33

3.3. Objek dan Subjek Penelitian ... 34

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.5. Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 42

4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 42

4.1.1. Deskripsi Wilayah ... 42

4.1.2. Keadaan Penduduk... 45

4.1.2.1. Jumlah Penduduk... 45

4.1.2.2. Etnis/ Suku Bangsa ... 47

4.1.2.3. Pendidikan ... 50

4.1.2.4. Mata Pencaharian ... 52

4.1.2.5. Agama Dan Kepercayaan ... 59

4.1.2.6. Sosial Budaya ... 60

4.1.2.7. Bahasa... 62

4.2. Pembahasan Penelitian ... 64


(12)

vi

4.2.1. Sejarah Terbentuknya Desa Nenassiam ... 64

4.2.2. Stereotip Etnis Melayu ... 70

1) Pengertian Stereotip ... 71

2) Stereotip Etnis Melayu Berdasarkan Tradisi Lisan ... 71

4.2.3. Munculnya Stereotip Etnis Pada Masyarakat Melayu ... 77

4.2.4. Kaitan Stereotip Etnis Melayu Malas Terhadap Etos Kerja ... 87

4.2.5. Pandangan Masyarakat Mengenai Stereotip Etnis Melayu ... 97

4.2.6. Dampak Yang Ditimbulkan Akibat Stereotip Etnis Melayu ... 102

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 107 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar Desa/Kelurahan dan Luas Wilayah di Kecamatan Medang Deras... 43

Tabel 2. Klasifikasi Menurut Kelompok Umur di Desa Nenassiam

Kecamatan Medang Deras... 46 Tabel 3. Klasifikasi Penduduk Menurut Etnis di Desa Nenassiam

Kecamatan Medang Deras... 48 Tabel 4. Klasifikasi Jenjang Pendidikan Penduduk Desa Nenassiam

Kecamatan Medang Deras... 51 Tabel 5. Klasifikasi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa

Nenassiam Kecamatan Medang Deras... 54 Tabel 6. Daftar Nama-nama Kepala Desa Nenassiam Kecamatan Medang

Deras... 66


(14)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berpikir... 29

Gambar 2. Peta Kabupaten Batubara... 33

Gambar 3. Mata pencaharian penduduk Desa Nenassiam Kecamatan

Medang Deras... 53

Gambar 4. Gambaran jalan penghubung antar kampung Desa Nenassiam

Kecamatan Medang Deras... 56

Gambar 5. Gambaran jalan dan jembatan penghubung antar desa di Desa

Nenassiam Kecamatan Medang Deras... 57

Gambar 6. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Nenassiam Kecamatan

Medang Deras... 68

Gambar 7. Deskripsi Wilayah Desa Nenassiam Kecamatan Medang Deras... 69


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kemajemukan masyarakat Indonesia ditandai oleh keanekaragaman etnis yang tercakup di dalamnya, seperti Etnis Batak, Etnis Jawa, Etnis Melayu, Etnis Minang, Etnis Bugis dan lain sebagainya. Keanekaragaman tersebut memiliki corak yang khas pada kebudayaan yang dibawa oleh masing-masing etnik. Setiap suku bangsa memiliki identitas keetnisannya untuk membentuk sebuah ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan suku bangsa lainnya. Termasuk Etnis Melayu yang memiliki kekhasannya sebagai etnis yang beragam dan mempunyai corak kebudayaan yang berbeda. Etnis Melayu merupakan suku bangsa yang hampir ada disetiap pesisir pantai di Indonesia, termasuk salah satunya Etnis Melayu yang ada di Batubara.

Etnis Melayu merupakan salah satu etnis yang terbesar di Indonesia setelah Jawa dan Batak. Ciri khasnya mereka bermukim di pesisir – pesisir pantai khususnya Sumatera dan Kalimantan. Nama Melayu mulai dikenal pada masa berdirinya Kerajaan Malayu di wilayah Sungai Batanghari, Jambi. Dari sini kemudian tersebar hingga ke Semenanjung Melayu. Rumpun sub Etnis Melayu yang ada di Indonesia, antara lain sebagai berikut Melayu Deli, Melayu Tamiang, Melayu Riau, Melayu Jambi, Melayu Bengkulu, Melayu Bangka, Melayu Palembang, Melayu Pontianak dan lain sebagainya. (sumber online: www.wikipedia.com/suku melayu indonesia// diakses tanggal 15 Januari 2016)


(16)

2

Selanjutnya peneliti hanya akan membahas tentang Etnis Melayu yang bermukim di Batubara. Etnis Melayu yang ada di Batubara berasal dari Pagaruyung Batu Sangkar, Minangkabau, Kampar dan Siak yang pada mulanya bermigrasi melalui jalur laut dari sungai yang ada di Bengkalis, dari sinilah proses penyebaran Etnis Melayu di Batubara. Menurut catatan Anderson bahwa wilayah ini sudah dihuni sejak tahun 1720 M. Lebih lanjut Anderson menjelaskan bahwa kerajaan Melayu yang ada di Batubara seperti Istana Lima Laras, Kerajaan Indrapura dan lain sebagainya, masih memiliki hubungan dengan Kesultanan Siak yang ada di Riau (Anderson, dalam Suriani 2011:2). Corak kebudayaan yang ada pada Etnis Melayu Batubara mirip dengan orang-orang Minangkabau, seperti ditandai dengan nama kota kampung dan tata cara mereka dalam bergaul.

Walaupun ada sedikit kemiripan dengan orang Minangkabau, namun corak kemelayuan yang ada di Batubara masih terlihat, seperti penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa sehari-hari, hasil budaya tenunan yang menjadi sektor ekonomi bagi masyarakat sekitar, dan ditemukannya meriam sebagai benda peninggalan Sultan Melayu yang pernah menguasai daerah Batubara.

Namun kelompok etnis yang terdapat di Batubara tidak hanya Etnis Melayu melainkan ada Etnis Jawa, Mandailing, Batak Toba dan lain sebagainya. Untuk memahami konteks keberagaman tersebut maka perlulah kita pahami yang namanya relativitas budaya. Budaya itu relative, maka tidak ada standar baku yang bisa diterima oleh semua budaya. Oleh karena itu, apa yang terbaik tentu tidak sama dengan pandangan orang lain. Salah satu akibat yang disebabkan oleh adanya kerelatifan budaya itu bisa adalah munculnya sebuah stereotip. Dalam


(17)

3

konteks keberagaman etnis terutama yang ada di Batubara tidak menutup kemungkinan akan terjadinya pemberian julukan atau label buruk bagi beberapa etnis yang sering dikenal dengan istilah stereotip. Stereotip itu sendiri adalah prasangka-prasangka terhadap suatu etnis yang hanya ada di kepala untuk menyederhanakan gambaran luas yang ada di masyarakat dan diperkecil dalam gambaran di kepala saja.

Sebuah stereotip mengenai suatu kelompok etnis tertentu itu muncul dari pengalaman seseorang atau sejumlah orang yang menjadi anggota dari kelompok etnis tertentu yang berhubungan dengan para pelaku dari suatu etnik tersebut. Adapun pengetahuan kebudayaan yang bercorak stereotip, yaitu mengenai ciri-ciri suatu etnik menjadi pengetahuan yang berlaku umum dalam kebudayaan dari masyarakat tersebut dan diyakini kebenarannya.

Kajian ilmu sosial atau kajian mengenai keberagaman etnis sering muncul hal-hal yang berkenaaan dengan stereotip. Sebab sudah merupakan hal lumrah orang yang memberikan julukan stereotip kepada suatu etnis. Dahulu banyak etnis di Sumatera Utara yang dikaitkan dengan stereotip tertentu. Sampai saat ini stereotip yang ada di masyarakat semakin berkembang untuk memberi label khusus pada etnis yang mendapatkan julukan tertentu.

Berkembangnya stereotip yang dahulunya dikenakan kepada setiap etnis merupakan bagian dari politik pecah belah yang dilakukan oleh Belanda. Tujuannya agar hubungan yang harmonis diantara sesama etnis tidak terjalin. Dengan kata lain agar sesama etnis itu saling mencurigai satu sama lain. Sebab biasanya stereotip yang dikenakan kepada suatu etnis yang mengandung sesuatu


(18)

4

yang negatif dalam arti menonjolkan anggapan yang tidak baik, seperti halnya julukan “kojo saibu tak kojo mangatus kojo tak kojo saibu mangatus” yang artinya kerja dapat seribu tak kerja dapat lima ratus kerja tak kerja dapat seribu lima ratus. Stereotip tersebut memiliki pengaruhnya terhadap etos kerja masyarakat Melayu, dimana etos kerja tersebut merupakan sikap, karakter, tingkah laku seorang individu dalam memaknai sebuah pekerjaan yang sedang ia tekuni.

Stereotip mengenai Melayu malas merupakan sebuah citra diri terhadap Etnis Melayu yang memandang Etnis Melayu itu termasuk ke dalam kategori masyarakat yang malas untuk bekerja, artinya disini masyarakat Melayu merupakan masyarakat yang memiliki karakter yang sangat santai dalam bekerja. Pemicu utamanya adalah karena di pengaruhi oleh kondisi geografis yang mendukung, sebab masyarakat Melayu yang ada di Desa Nenassiam merupakan kelompok etnis yang tinggal dan menetap di daerah pesisir yang ada di Batubara tepatnya di Kecamatan Medang Deras, dengan dipengaruhi oleh kondisi geografis dan sumber daya alam yang mendukung maka masyarakat Melayu dapat dengan mudah untuk mengais rezeki dengan menjadi nelayan, namun yang di sayangkan adalah masyarakat Melayu hanya berfokus untuk menjadi nelayan tanpa ingin beralih profesi ke pekerjaan yang lainnya. Hal inlah yang membuat masyarakat Melayu masih dipandang sebagai masyarakat yang pemalas.

Akibat adanya kemalasan tersebut maka masyarakat Melayu pesisir khususnya yang ada di Desa Nenassiam terlihat terpinggirkan dengan tidak didukungnya sarana dan prasarana serta akses pendukung lainnya untuk


(19)

5

mengembangkan desa mereka. Penduduk Desa Nenassiam masih banyak juga yang tidak mendapatkan pendidikan yang seharusnya, sektor perekonomian penduduknya juga masih terbilang rendah, dan kondisi kebersihan lingkungannya juga terlihat kotor.

Stereotip yang berkembang saat ini memicu timbulnya ketidaknyamanan dalam berhubungan dengan masyarakat lainnya. Adanya julukan-julukan negatif yang berkembang saat ini dapat menjadi pemicu potensi terjadinya konflik antar kelompok etnis khususnya orang Melayu. Namun pandangan dari masyarakatnya sendiri tidak terlalu menanggapi atau memberikan pengaruh besar di lingkungan sosialnya, justru stererotip tersebut hanya ditanggapi dengan santai dan dianggap hanya becandaan atau seloroan saja. Padahal jika kita sadar bahwa stereotip atau julukan yang diberikan oleh masyarakat yang menjadi pemilik budaya ataupun masyarakat diluar dari pemilik budaya dapat berakibat pada hubungan sosial dimasyarakat, misalnya saja masalah pekerjaan, adat perkawinan, politik, pendidikan, sosial budaya dan lain sebagainya.

Bertolak dari fenomena-fenomena diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut agar mendapatkan pemahaman yang lebih dalam mengenai “Stereotip Melayu Malas dan Pengaruhnya pada Etos Kerja (Studi Deskriptif Mengenai Masyarakat Melayu di Desa Nenassiam Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara)”


(20)

6

1.2. Identifikasi Masalah

Merujuk pada uraian dari latar belakang masalah, maka masalah yang teridentifikasi dalam penelitian ini yaitu:

1. Stereotip Melayu malas dan pengaruhnya pada etos kerja Etnis Melayu di Desa Nenassiam Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara.

2. Stereotip masyarakat terhadap Etnis Melayu yang mengatakan “kojo seribu tak kojo lima ratus kojo tak kojo seribu lima ratus”.

3. Pandangan masyarakat Melayu dan bukan Melayu terhadap stigma negatif “Melayu Pemalas”.

4. Potensi munculnya konflik yang dapat terjadi sebagai akibat julukan “kojo seribu tak kojo lima ratus kojo tak kojo seribu lima ratus”.

1.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah diatas, maka dengan ini peneliti akan memberi batasan masalah yang akan di teliti, yaitu :

1. Stereotip Melayu malas dan pengaruhnya pada etos kerja Etnis Melayu di Desa Nenassiam Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara.

2. Pandangan masyarakat terhadap stigma negatif “Melayu Pemalas” di Desa Nenassiam Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara.

3. Dampak yang ditimbulkan dari stereotip Melayu malas bagi kehidupan bermasyarakat di Desa Nenassiam Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara.


(21)

7

1.4. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana stereotip Melayu malas dan pengaruhnya pada etos kerja Etnis Melayu di Desa Nenassiam Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara ? 2. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap stereotip Melayu malas ?

3. Apa dampak yang ditimbulkan dari stereotip Melayu malas bagi kehidupan bermasyarakat di Desa Nenassiam Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara ?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan stereotip Melayu malas dan pengaruhnya pada etos kerja Etnis Melayu di Desa Nenassiam Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara.

2. Menguraikan pandangan masyarakat terhadap stereotip Melayu malas.

3. Mendeskripsikan dampak yang ditimbulkan dari stereotip Melayu malas bagi kehidupan bermasyarakat di Desa Nenassiam Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara.


(22)

8

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis hasil penelitian ini mendeksripsikan stereotip budaya Melayu malas dan etos kerja Etnis Melayu sebagai wujud dari keberagaman etnis yang ada di Indonesia dengan menitikberatkan pada stereotip etnis. Agar kiranya tulisan ini nantinya dapat menjadi sebuah rujukan bagi pembaca lainnya.

2. Mampu memberikan kontribusi dalam bidang akademik. 3. Mampu menambah ilmu pengetahuan dibidang antropologi.

4. Dapat memperkaya literatur Antropologi dalam kajian stereotip Etnis Melayu. 5. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan manfaat bagi para akademisi maupun masyarakat luas untuk mampu memahami konsep stereotip pada masyarakat Melayu yang ada di Desa Nenassiam Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara.


(23)

107

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Nenassiam Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara maka peneliti mengambil beberapa kesimpulan yakni:

1) Stereotip etnis melayu malas muncul karena di latar belakangi oleh faktor geografis, yang pada masa dahulunya masyarakat melayu ini tinggal di pesisir pantai sehingga mata pencahariannya sebagai nelayan, pada masa itu sumber alam dan hasil laut masih melimpah ruah sehingga dalam sekali saja melaut sudah bisa untuk menghidupi keluarganya selama seminggu ke depan, hal itulah yang membuat masyarakat Melayu kebanyakan hanya berdiam diri dirumah saja. Selain dari itu, faktor dari pengalaman masa lalu yang berkaitan dengan sejarah atau cerita pada masa dahulunya, memunculkan sebuah stereotip etnis tentang Melayu malas, hal karena dipicu oleh propaganda Pemerintah Hindia Belanda untuk memecah belah kesatuan bangsa Indonesia, karena masyarakat Melayu ini tidak mau bekerja jadi kuli atau buruh di perkebunan ataupun ladang milik koloni maka disebarluaskanlah stereotip etnis yang mengatakan bahwa Melayu itu pemalas. Namun pada kenyataannya hingga sampai saat sekarang ini masyarakat Melayu masih berada dalam kemalasan, dan belum menunjukkan adanya perubahan ataupun bantahan yang menolak bahwa masyarakat Melayu itu pemalas.


(24)

108

2) Kaitan antara stereotip etnis dengan etos kerja adalah terletak pada sikap, karakter dan keuletan masyarakat Melayu dalam bekerja. Prinsip bekerjanya masyarakat Melayu yang ada di Desa Nenassiam adalah masyarakat yang santai dalam bekerja dan mau enaknya sendiri, namun mereka rajin dalam bekerja. Alhasil karena terlalu santainya maka tingkat perekonomian yang ada di Desa Nenassiam masih rendah, masih banyak dijumpai warga miskin di desa tersebut. Masyarakatnya juga kurang inisiatif dalam bekerja, pekerjaannya monoton hanya sebagai nelayan, masyarakat Melayu di Desa Nenassiam sulit untuk keluar dari pekerjaan sebagai nelayan karena hampir 90% warganya bermata pencaharian sebagai nelayan.

3) Pandangan dari masyarakat mengenai stereotip Etnis Melayu malas ini ada yang menanggapinya dengan serius dan menolak pernyataan tersebut, tapi ada juga yang menanggapinya dengan santai dan menganggap itu hanyalah gurauan saja. Stereotip etnis yang menyatakan bahwa Melayu pemalas itu memang benar adanya, karena kebiasaan dari masyarakatnya mencerminkan sikap dan karakter yang pemalas, pola pikir masyarakatnya masih terbelakang, tingkat kesejahteraan masyarakatnya juga masih rendah dan ditambah SDM dari masyarakatnya yang kurang memiliki skill, minim akan pengetahuan dan keterampilan.

4) Dampak dari stereotip etnis Melayu malas ini memunculkan 3 aspek yaitu yang berkaitan dengan hubungan sosial masyarakat Desa Nenassiam, munculnya pemicu terjadinya konflik etnis, dan terbentuknya sebuah identitas bagi etnis Melayu.


(25)

109

5.2. Saran

Setelah peneliti melakukan penelitian langsung ke lapangan dan melihat bagaimana kondisi yang diaami oleh para informan di Desa Nenassiam Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara maka peneliti memberikan saran diantaranya:

1) Diberikannya pelatihan ataupun sosialisasi dari PEMDA untuk melaksanakan program Ekonomi Kreatif, artinya warga Desa Nenassiam diajarkan untuk diberi keterampilan agar natinya warga desa bisa mandiri dan memiliki keterampilan lainnya untuk memunculkan industri-industri rumahan yang dapat mempunyai daya jual di pasaran, dengan tujuan agar nantinya warga desa bisa mendapatkan penghasilan tambahan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

2) Pemerintah bekerjasama dengan lembaga pemasyarakatan lainnya untuk memberikan pelatihan sekolah gratis kepada masyarakat yang kurang mampu, seperti dibentuknya relawan-relawan pendidikan yang siap membantu dan melayani anak-anak yang putus sekolah.

3) Kepada masyarakat, untuk tetap bisa menjalin keharmonisan dan persatuan antar sesama etnis lainnya. Menciptakan kekompakan dan saling tolong menolong terhadap warga Desa Nenassiam, dan saling mengingatkan jika ada warga masyarakatnya yang berkelalukan tidak baik atau kurang sopan, serta bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan dan merawatnya dengan baik agar terciptanya kenyamana, keasrian, dan keindahan di Desa Nenassiam.


(26)

110

4) Kepada pemerintah untuk kiranya menyalurkan dana operasional desa dengan tepat sasaran agar pembangunan desa dapat di nikmati oleh semua warga masyarakat, misalnya saja seperti pengembangan ekonomi kereatif, pembangunan jalan, sarana pendidikan, pembangunan sumur bor, pembangunan sarana umum, dan lain sebagainya. Agar adanya kerjasama antara Pemerintah Daerah dengan Pemerintahan Desa untuk terciptanya kesejahteraan bersama.


(27)

DAFTAR PUSTAKA

Adnansyah, Tengku.1989.Butir-Butir Sejarah Suku Melayu Pesisir Sumatera Timur.Yayasan Karya Budaya Nasional: Medan

Alatas, Syed Hussein. 1989. Mitos Pribumi Malas. Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Pendidikan Malaysia: Kuala Lumpur

Geertz,Clifford.1992. Tafsir Kebudayaan. Kanisius: Yogyakarta

Haviland,William.A.1985. Antropologi edisi keempat Jilid I. Erlangga: Jakarta

Ihromi,T.O. 2006. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Obor: Jakarta

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi I. Rineka Cipta: Jakarta

---.2002. Pengantar Antropologi II. Rineka Cipta: Jakarta

---.1985. Beberapa pokok Antropologi Sosial. Dian Rakyat: Yogyakarta

---.1992. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Gramedia: Jakarta

---.2007. Manusia dan Kebudayaan Indonesia. Djambatan: Jakarta

---.1987. Sejarah Teori Antropologi I. UI-Press: Jakarta

---.1990. Sejarah Teori Antropologi II. UI-Press: Jakarta

M.Loeb, Edwin.2013. Sumatera Sejarah dan Masyarakatnya. Ombak: Yogyakarta

M.Keesing, Roger.1992. Antropologi Budaya. Erlangga: Jakarta

Moleong, Lexy, J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosda Karya: Bandung


(28)

Nainggolan,Togar. 2012. Batak Toba di Jakarta. Bina Media Perintis: Medan

Pelly,Usman.2013. Urbanisasi dan Adaptasi. Unimed Press: Medan

Parret, Daniel. 2010. Kolonialisme dan Etnisitas. Kepustakaan Populer Gramedia: Jakarta

Ritzer, George. 2012. Handbook Teori Sosial. Penerbit Nusa Media: Bandung

Silalahi, Ulber. 2009. Metode penelitian sosial. PT Refika Aditama: Bandung

Sinar, Lukman. 2002. Kebudayaan Melayu Sumatera Timur. USU Press: Medan

---. 2006. Bangun dan Runtuhnya Kerajaan Melayu di Sumatera Timur. Yayasan Kesultanan Serdang: Medan

---.1988. Jati Diri Melayu. MABMI: Medan

Sinar, Silvana, dan Takari.2014. Teori dan Metode untuk Kajian Tradisi Lisan. Mitra: Medan

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta

Sugiono.2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Alfabeta: Bandung

Suharyanto, Agung. 2012. Kompilasi Bahan Ajar Multikulturalisme.Unimed: Medan

Suparlan, Parsudi. 2005. Etnis Bangsa dan Hubungan antar Etnis Bangsa. YPKIK: Jakarta

Tanjung, Flores dkk. 2014. Sejarah Batubara: Bahtera Sejahtera Berjaya. Kantor perputakaan, Arsip dan Dokumentasi: Kabupaten Batubara


(29)

Sumber Tesis / Skripsi

Harahap, Sri Wahyuni. 2014. Stereotip Pada Masyarakat Padangbolak Dan Mandailing Di Desa Pargarutan Julu Kecamatan Angkola Timur Kabupaten Tapanuli Selatan. FIS-Unimed: Medan

Rodia Harahap, Annisa. 2014. Pesta Tapai Sebagai Local Brand (Studi Sosiologi Terhadap Kearifan Lokal Pada Masyarakat Melayu Dalam Otonomi Daerah Di Desa Dahari Selebar Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara. FIS-Unimed: Medan

Rosihan, Akhmad. 2012. Stereotipisasi Etnis Pendatang dan Etnis Pribumi (Studi Deskriptif Stereotip pada Etnis Komering atas Etnis Jawa: Studi Kasus di SMA Negeri 1 Martapura di Martapura, OKU Timur, Sumatera Selatan).Diakses secara Online melalui website: http:// www.libui ac.id/file?file=digital/20307922. Stereotipisasi%20etnis...pdf pada tanggal 7 Desember 2015 pukul 21.00 wib

Sihaloho, Ayu Loina. 2015. Kaitan Nilai Budaya Dengan Etos Kerja Masyarakat Melayu Pesisir (Studi Kasus Di Desa Teluk Pulai Dalam Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara). FIS-Unimed : Medan

Suriani. 2011. Sejarah Kota Lima Puluh.FIS-Unimed : Medan

Sumber Jurnal:

Probowati, Anna. 2006. Membangun Sikap Dan Etos Kerja [Online] Diakses pada website: http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/segmen/article/download/256/285 pada tanggal 26 Maret 2016 pukul 21.09 wib

Wicandra, Obed Bima. 2003. Etnografi Dan Fokus Stereotip Sebagai Pendekatan Dalam Melakukan Riset Produk Serta Potensi Pasar Pada Masyarakat Yang Multietnis [Online] Diakases pada website: http://repository.usu.ac.id/ bitstream/123456789/23488/3/chapter%20ii.pdf pada tanggal 12 Maret 2016 pukul 22.19 wib


(30)

Sumber Internet:

---.Pengertian Stereotip [Online] Diakses melalui website: http://pemuja warnaungu.blogspot.co.id/2012/05/stereotip.html pada tanggal 7 Desember 2016 pukul 20.45 wib

---.Etnis Melayu [Online] Diakses melalui website: http:// wikipedia.com// Etnis Melayu.html pada tanggal 7 Desember 2015 pukul 21.19 wib

---..Suku melayu Indonesia [Online] Diakses melalui website:

www.wikipedia.com/suku melayu indonesia// pada tanggal 15 Januari 2016 pukul 20.51 wib

---.

Bahasa Melayu Di Sumut, Menelusuri Sejarah Dalam Pembelajaran

Budaya Lokal [Online] Diakses melalui website:http://sahril-melayu.blogspot. co.id/2008/10/bahasa-melayu-di-sumut-menelusuri.html pada tanggal 14 Maret 2016 pukul 00.54 wib


(1)

109

5.2. Saran

Setelah peneliti melakukan penelitian langsung ke lapangan dan melihat bagaimana kondisi yang diaami oleh para informan di Desa Nenassiam Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara maka peneliti memberikan saran diantaranya:

1) Diberikannya pelatihan ataupun sosialisasi dari PEMDA untuk melaksanakan program Ekonomi Kreatif, artinya warga Desa Nenassiam diajarkan untuk diberi keterampilan agar natinya warga desa bisa mandiri dan memiliki keterampilan lainnya untuk memunculkan industri-industri rumahan yang dapat mempunyai daya jual di pasaran, dengan tujuan agar nantinya warga desa bisa mendapatkan penghasilan tambahan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

2) Pemerintah bekerjasama dengan lembaga pemasyarakatan lainnya untuk memberikan pelatihan sekolah gratis kepada masyarakat yang kurang mampu, seperti dibentuknya relawan-relawan pendidikan yang siap membantu dan melayani anak-anak yang putus sekolah.

3) Kepada masyarakat, untuk tetap bisa menjalin keharmonisan dan persatuan antar sesama etnis lainnya. Menciptakan kekompakan dan saling tolong menolong terhadap warga Desa Nenassiam, dan saling mengingatkan jika ada warga masyarakatnya yang berkelalukan tidak baik atau kurang sopan, serta bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan dan merawatnya dengan baik agar terciptanya kenyamana, keasrian, dan keindahan di Desa Nenassiam.


(2)

110

4) Kepada pemerintah untuk kiranya menyalurkan dana operasional desa dengan tepat sasaran agar pembangunan desa dapat di nikmati oleh semua warga masyarakat, misalnya saja seperti pengembangan ekonomi kereatif, pembangunan jalan, sarana pendidikan, pembangunan sumur bor, pembangunan sarana umum, dan lain sebagainya. Agar adanya kerjasama antara Pemerintah Daerah dengan Pemerintahan Desa untuk terciptanya kesejahteraan bersama.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Adnansyah, Tengku.1989.Butir-Butir Sejarah Suku Melayu Pesisir Sumatera Timur.Yayasan Karya Budaya Nasional: Medan

Alatas, Syed Hussein. 1989. Mitos Pribumi Malas. Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Pendidikan Malaysia: Kuala Lumpur

Geertz,Clifford.1992. Tafsir Kebudayaan. Kanisius: Yogyakarta

Haviland,William.A.1985. Antropologi edisi keempat Jilid I. Erlangga: Jakarta

Ihromi,T.O. 2006. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Obor: Jakarta

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi I. Rineka Cipta: Jakarta

---.2002. Pengantar Antropologi II. Rineka Cipta: Jakarta

---.1985. Beberapa pokok Antropologi Sosial. Dian Rakyat: Yogyakarta

---.1992. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Gramedia: Jakarta

---.2007. Manusia dan Kebudayaan Indonesia. Djambatan: Jakarta

---.1987. Sejarah Teori Antropologi I. UI-Press: Jakarta

---.1990. Sejarah Teori Antropologi II. UI-Press: Jakarta

M.Loeb, Edwin.2013. Sumatera Sejarah dan Masyarakatnya. Ombak: Yogyakarta

M.Keesing, Roger.1992. Antropologi Budaya. Erlangga: Jakarta

Moleong, Lexy, J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosda Karya: Bandung


(4)

Nainggolan,Togar. 2012. Batak Toba di Jakarta. Bina Media Perintis: Medan

Pelly,Usman.2013. Urbanisasi dan Adaptasi. Unimed Press: Medan

Parret, Daniel. 2010. Kolonialisme dan Etnisitas. Kepustakaan Populer Gramedia: Jakarta

Ritzer, George. 2012. Handbook Teori Sosial. Penerbit Nusa Media: Bandung

Silalahi, Ulber. 2009. Metode penelitian sosial. PT Refika Aditama: Bandung

Sinar, Lukman. 2002. Kebudayaan Melayu Sumatera Timur. USU Press: Medan

---. 2006. Bangun dan Runtuhnya Kerajaan Melayu di Sumatera Timur. Yayasan Kesultanan Serdang: Medan

---.1988. Jati Diri Melayu. MABMI: Medan

Sinar, Silvana, dan Takari.2014. Teori dan Metode untuk Kajian Tradisi Lisan. Mitra: Medan

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta

Sugiono.2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Alfabeta: Bandung

Suharyanto, Agung. 2012. Kompilasi Bahan Ajar Multikulturalisme.Unimed: Medan

Suparlan, Parsudi. 2005. Etnis Bangsa dan Hubungan antar Etnis Bangsa. YPKIK: Jakarta

Tanjung, Flores dkk. 2014. Sejarah Batubara: Bahtera Sejahtera Berjaya. Kantor perputakaan, Arsip dan Dokumentasi: Kabupaten Batubara


(5)

Sumber Tesis / Skripsi

Harahap, Sri Wahyuni. 2014. Stereotip Pada Masyarakat Padangbolak Dan Mandailing Di Desa Pargarutan Julu Kecamatan Angkola Timur Kabupaten Tapanuli Selatan. FIS-Unimed: Medan

Rodia Harahap, Annisa. 2014. Pesta Tapai Sebagai Local Brand (Studi Sosiologi Terhadap Kearifan Lokal Pada Masyarakat Melayu Dalam Otonomi Daerah Di Desa Dahari Selebar Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara. FIS-Unimed: Medan

Rosihan, Akhmad. 2012. Stereotipisasi Etnis Pendatang dan Etnis Pribumi (Studi Deskriptif Stereotip pada Etnis Komering atas Etnis Jawa: Studi Kasus di SMA Negeri 1 Martapura di Martapura, OKU Timur, Sumatera Selatan).Diakses secara Online melalui website: http:// www.libui ac.id/file?file=digital/20307922. Stereotipisasi%20etnis...pdf pada tanggal 7 Desember 2015 pukul 21.00 wib

Sihaloho, Ayu Loina. 2015. Kaitan Nilai Budaya Dengan Etos Kerja Masyarakat Melayu Pesisir (Studi Kasus Di Desa Teluk Pulai Dalam Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara). FIS-Unimed : Medan

Suriani. 2011. Sejarah Kota Lima Puluh.FIS-Unimed : Medan

Sumber Jurnal:

Probowati, Anna. 2006. Membangun Sikap Dan Etos Kerja [Online] Diakses pada website: http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/segmen/article/download/256/285 pada tanggal 26 Maret 2016 pukul 21.09 wib

Wicandra, Obed Bima. 2003. Etnografi Dan Fokus Stereotip Sebagai Pendekatan Dalam Melakukan Riset Produk Serta Potensi Pasar Pada Masyarakat Yang Multietnis [Online] Diakases pada website: http://repository.usu.ac.id/ bitstream/123456789/23488/3/chapter%20ii.pdf pada tanggal 12 Maret 2016 pukul 22.19 wib


(6)

Sumber Internet:

---.Pengertian Stereotip [Online] Diakses melalui website: http://pemuja warnaungu.blogspot.co.id/2012/05/stereotip.html pada tanggal 7 Desember 2016 pukul 20.45 wib

---.Etnis Melayu [Online] Diakses melalui website: http:// wikipedia.com// Etnis Melayu.html pada tanggal 7 Desember 2015 pukul 21.19 wib

---..Suku melayu Indonesia [Online] Diakses melalui website:

www.wikipedia.com/suku melayu indonesia// pada tanggal 15 Januari 2016 pukul 20.51 wib

---.

Bahasa Melayu Di Sumut, Menelusuri Sejarah Dalam Pembelajaran

Budaya Lokal [Online] Diakses melalui website:http://sahril-melayu.blogspot. co.id/2008/10/bahasa-melayu-di-sumut-menelusuri.html pada tanggal 14 Maret 2016 pukul 00.54 wib


Dokumen yang terkait

Etos Kerja Masyarakat Melayu Batubara: Kajian Terhadap Mantra Melaut Di Kecamatan Tanjung Tiram

0 93 73

Makna Upacara Tedhak Siten Bagi Masyarakat Pendukungnya: Studi Deskriptif Tentang Makna Upacara Tedhak Siten Bagi Masyarakat Jawa Di Desa Tanjung Jati Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat

3 110 90

Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat (Studi Deskriptif Pada Masyarakat Desa Lalang Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara)

21 126 108

Gambaran Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pertolongan Persalinan pada Masyarakat Suku Melayu di Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara Tahun 2015

3 38 154

Gambaran Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pertolongan Persalinan pada Masyarakat Suku Melayu di Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara Tahun 2015

0 0 13

Gambaran Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pertolongan Persalinan pada Masyarakat Suku Melayu di Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara Tahun 2015

0 0 2

Gambaran Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pertolongan Persalinan pada Masyarakat Suku Melayu di Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara Tahun 2015

0 0 7

Gambaran Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pertolongan Persalinan pada Masyarakat Suku Melayu di Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara Tahun 2015

0 1 33

Gambaran Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pertolongan Persalinan pada Masyarakat Suku Melayu di Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara Tahun 2015

0 0 4

Gambaran Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pertolongan Persalinan pada Masyarakat Suku Melayu di Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara Tahun 2015

0 0 24