Gambaran Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pertolongan Persalinan pada Masyarakat Suku Melayu di Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara Tahun 2015

(1)

Lampiran I

KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN PERILAKU IBU DALAM MEMILIH PERTOLONGAN PERSALINAN PADA MASYARAKAT SUKU MELAYU DI KECAMATAN MEDANG DERAS

KABUPATEN BATUBARA TAHUN 2015

No responden : Tanggal wawancara :

Nama :

Suku :

Desa :

Karakteristik Responden

1. Umur 1.<20 tahun

2.21-35 tahun 3.>35 tahun

2. Pendidikan 1. Tidak Tamat Sekolah

2. Tamat Sekolah Dasar 3. Tamat SMP

4. Tamat SMA

5. Tamat Perguruan Tinggi

3. Pekerjaan 1. Bekerja

2. Tidak Bekerja

4. Parietas 1. Anak Pertama

2. Anak ke dua 3. Anak ke tiga 4. Anak lebih dari 3


(2)

Pilihlah Salah Satu Jawaban Dari Setiap Pertanyaan Dibawah Ini Yang Dianggap Paling Sesuai

1. Bagaimana yang dimaksud dengan persalinan yang aman? a. Persalinan tanpa munculnya resiko persalinan

b. Persalinan yang tidak diganggu oleh siapapun c. Persalinan yang sepi

2. Menurut ibu berapa usia kehamilan seorang ibu yang normal melahirkan? a. Umur kehamilan antara 37 minggu – 42 minggu

b. Umur kehamilan < 37 minggu c. Tidak tahu

3. Apa saja tanda-tanda persalinan yang ibu ketahui?

a. Rasa sakit mules yang kuat, keluar lendir bercampur darah b. Sering buang air kecil

c. Tidak tahu

4. Bagaimana cara mewujudkan persalinan yang aman? a. Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin

b. Mengikuti penyuluhan tentang kehamilan dan persalinan c. Mendapatkan dukungan penuh dari keluarga dan orang sekitar 5. Dimanakah tempat pemeriksaan kehamilan ibu yang paling baik?

a. Tenaga Kesehatan (Dokter, bidan, perawat) b. Dukun beranak

c. Setiap orang


(3)

b. 1 kali dalam 4 bulan

c. 1 kali selama masa kehamilan

7. Jika hanya sekali atau tidak pernah, apa alasan ibu? a. Merasa sehat

b. Tidak sempat c. Malas

8. Dimana sebaiknya ibu mencari informasi tentang kehamilan dan persalinan? a. Posyandu

b. Puskesmas

c. Rumah dukun bayi

9. Informasi seperti apa yang sudah ibu ketahui tentang kehamilan dan persalinan? a. Kondisi kehamilan

b. Larangan dalam masa kehamilan c. Tidak ada

10.Bagaimana orang yang dimaksud dengan pertolongan persalinan? a. Orang yang membantu ibu dalam menolong persalinan

b. Orang yang mendampingi ibu pada saat persalinan c. Orang yang menunjukkan ibu dimana tempat persalinan 11.Siapa sebaiknya yang melakukan pertolongan persalinan?

a. Tenaga kesehatan (Dokter, bidan, perawat) b. Dukun beranak

c. Setiap orang

12.Mengapa ibu lebih memilih penolong persalinan tersebut? a. Anjuran keluarga


(4)

13.Dimanakah tempat yang baik untuk proses persalinan? a. Rumah sendiri

b. Rumah dukun bayi c. Rumah sakit/klinik bidan

14.Bentuk dukungan keluarga yang paling baik berupa?

a. Memberikan informasi dan saran untuk menggunakan tenaga kesehatan sebagai tenaga penolong persalinan yang paling aman

b. Menemani selama proses persalinan c. Membantu biaya persalinan

15.Rasa sakit yang kuat, sering dan teratur yang dialami ibu hamil menjelang melahirkan merupakan dari?

a. Tanda-tanda persalinan

b. Tanda-tanda bahaya persalinan

c. Adanya komplikasi yang dialami ibu hamil

16.Menurut ibu bagaimana dikatakan penyulit pada persalinan?

a. Panggul sempit, letak sungsang, pendarahan setelah melahirkan b. Jika anak yang dilahirkan meninggal dunia

c. Tidak tahu

17.Apa saja tanda-tanda bahaya pada ibu bersalin?

a. Bayi tidak lahir dalam 12jam sejak terasa mules, pendarahan lewat jalan lahir, setelah bayi lahir ari-ari tidak keluar

b. Ibu tidak kuat mengejan c. Tidak tahu


(5)

18.Saat ibu mengalami sakit atau masalah kesehatan pada saat hamil, apa yang sebaiknya ibu lakukan?

a. Periksa ke dokter atau bidan b. Periksa ke dukun bayi c. Minum obat warung

19.Bahaya apa saja yang dapat terjadi apabila persalinan ditolong oleh dukun? a. Pendarahan, infeksi, dan eklamsia (keracunan kehamilan)

b. Bayi berat badan lahir rendah c. Tidak ada akibat buruk

20.Salah satu hal yang dapat mencegah terjadinya penyakit-penyakit selama persalinan? a. Melakukan pemeriksaan kepada dukun bayi

b. Melakukan pemeriksaan kepada tenaga kesehatan minimal 3 kali selama masa kehamilan

c. Melakukan ritual-ritual dalam adat

Predisposing Sikap

Pilihlah Salah Satu Jawaban Dari Setiap Pertanyaan Dibawah Ini Yang Dianggap Paling Sesuai

No. Pertanyaan Sikap S TS

1. Setiap proses persalinan harus ditolong oleh dukun bayi

2. Dukun bayi adalah orang yang paling terampil dalam menolong persalinan

3. Persalinan yang aman harus ditolong oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat)

4. Persalinan yang aman harus didukung informasi yang baik tentang kehamilan dan persalinan


(6)

6. Ibu harus melakukan pemeriksaan kehamilan melalui tenaga kesehatan

7. Ibu harus mendapatkan perawatan sebelum dan setelah kelahiran dari dukun bayi

8. Persalinan boleh dilakukan oleh dukun bayi untuk alasan adat atau agama

9. Ibu harus mendapatkan informasi tentang kehamilan dan kelahiran dari petugas kesehatan

10. Bila terjadi keluhan pada kehamilan harus konsultasi pada petugas kesehatan

11. Bila terjadi komplikasi pada proses kelahiran harus segera mendapatkan perawatan dari petugas kesehatan 12. Proses persalinan harus dilakukan di

puskesmas/praktek bidan

13. Pertolongan persalinan pada dukun bayi dapat menimbulkan infeksi karena alat yang tidak steril 14. Pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga

kesehatan dapat memperkecil resiko kematian ibu dan bayi

15. Dokter/bidan jauh lebih baik dalam menangani persalinan daripada dukun bayi

Keterangan: S = Setuju TS = Tidak Setuju


(7)

Predisposing Nilai-nilai

Pilihlah jawaban YA atau TIDAK dengan cara menceklis/contreng (√) pada kolom yang telah disediakan

No Predisposing Nilai-nilai/Kepercayaan YA TIDAK

1 Apakah budaya atau suku ibu memiliki peraturan adat istiadat tentang kewajiban menggunakan dukun bayi sebagai penolong persalinan

2 Apakah budaya atau suku ibu mengharuskan untuk memilih dukun bayi sebagai penolong persalinan 3 Apakah budaya atau suku ibu juga memiliki larangan

untuk menggunakan tenaga kesehatan(dokter/bidan) sebagai penolong persalinan

4 Apakah budaya atau suku ibu menerapkan hukuman kepada orang-orang yang menggunakan tenaga kesehatan(dokter/bidan) sebagai penolong persalinan 5 Apakah adat-istiadat budaya atau suku ibu masih tetap


(8)

Pilihlah jawaban YA atau TIDAK dengan cara menceklis/contreng ( ) pada kolom yang telah disediakan

No Pemungkin (Keberadaan Tenaga Penolong Kesehatan) YA TIDAK

1 Apakah di lingkungan ibu ada dokter spesialis kebidanan untuk menolong ketika melahirkan

2 Apakah di lingkungan ibu ada bidan desa untuk menolong ibu ketika melahirkan

3 Apakah di lingkungan ibu ada dukun bayi untuk menolong ibu ketika melahirkan

No Pemungkin (Akses Pelayanan Kesehatan) YA TIDAK

1 Apakah ibu merasa puskesmas/praktek petugas kesehatan(bidan,dokter) terlalu jauh dari rumah

2 Apakah tersedia angkutan umum ke puskesmas/praktek petugas kesehatan(bidan,dokter)

3 Apakah ibu merasa kesulitan dalam mendapatkan angkutan umum ke puskesmas/praktek petugas kesehatan(bidan,dokter) 4 Apakah ibu merasa waktu tempuh menuju puskesmas/praktek

petugas kesehatan(bidan,dokter) terlalu lama 5 Apakah ibu merasa biaya yang dikeluarkan untuk

pemeriksaan di puskesmas/praktek petugas kesehatan(bidan,dokter) terlalu mahal


(9)

Faktor Penguat

Pilihlah jawaban YA atau TIDAK dengan cara menceklis/contreng (√) pada kolom yang telah disediakan

No Dukungan Keluarga YA TIDAK

1 Apakah keluarga ibu memberikan penjelasan tentang persalinan yang baik kepada ibu

2 Apakah keluarga ibu memberikan saran kepada siapa ibu hendaknya memilih petugas penolong persalinan

3 Apakah keluarga ibu mendampingi dalam proses persalinan selama di rumah

4 Apakah keluarga ibu membantu dalam hal pembiayaan selama proses persalinan ibu.

No Dukungan Teman YA TIDAK

1 Apakah teman ibu memberikan penjelasan tentang persalinan yang baik kepada ibu

2 Apakah teman ibu pernah memberikan saran kepada siapa hendaknya memilih petugas penolong persalinan

3 Apakah teman ibu pernah mendampingi ibu dalam berkunjung ke puskesmas/dukun bayi

4 Apakah teman ibu sudah pernah menggunakan tenaga penolong persalinan dan mengajak ibu untuk ikut serta


(10)

Pilihlah Salah Satu Jawaban Dari Setiap Pertanyaan Dibawah Ini Yang Dianggap Paling Sesuai

Siapa yang ibu pilih untuk menolong proses persalinan ibu? a. Dokter spesialis kandungan

b. Dokter umum c. Bidan


(11)

Frequency Table

p1

3 5,5 5,5 5,5

24 43,6 43,6 49,1

28 50,9 50,9 100,0

55 100,0 100,0

Persalinan yag sepi Persalinan yang tidak diganggu oleh siapapun Persalinan tanpa munculnya resiko persalinan Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

p2

14 25,5 25,5 25,5

38 69,1 69,1 94,5

3 5,5 5,5 100,0

55 100,0 100,0

Tidak tahu Umur kehamilan < 37 minggu Umur kehamilan antara37 minggu - 42 minggu Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

p3

12 21,8 21,8 21,8

33 60,0 60,0 81,8

10 18,2 18,2 100,0

55 100,0 100,0

Tidak tahu

Sering buang air kecil Rasa sakit mules perutyang kuat, keluar lendir bercampur darah Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(12)

8 14,5 14,5 14,5

33 60,0 60,0 74,5

14 25,5 25,5 100,0

55 100,0 100,0

Mendapatkan dukungan penuh dari keluarga dan orang sekitar

Mengikuti penyuluhan tentang kehamilan dan persalinan

Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent Percent

p5

42 76,4 76,4 76,4

13 23,6 23,6 100,0

55 100,0 100,0

Dukun bayi Tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat) Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

p6

38 69,1 69,1 69,1

17 30,9 30,9 100,0

55 100,0 100,0

1 kali dalam 4 bulan 1 kali dalam 3 bulan Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

p7

2 3,6 3,6 3,6

43 78,2 78,2 81,8

10 18,2 18,2 100,0

55 100,0 100,0

Malas Tidak sempat Merasa sehat Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(13)

p8

8 14,5 14,5 14,5

6 10,9 10,9 25,5

41 74,5 74,5 100,0

55 100,0 100,0

Rumah dukun bayi Posyandu

Puskesmas Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

p9

2 3,6 3,6 3,6

29 52,7 52,7 56,4

24 43,6 43,6 100,0

55 100,0 100,0

Tidak ada Larangan dalam masa kehamilan Kondisi kehamilan Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

p10

1 1,8 1,8 1,8

39 70,9 70,9 72,7

15 27,3 27,3 100,0

55 100,0 100,0

Orang yang menunjukkan ibu dimana tempat untuk persalinan

Orang yang mendampingi ibu pada saat persalinan Orang yang membantu ibu dalam menolong persalinan

Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

p11

26 47,3 47,3 47,3

29 52,7 52,7 100,0

55 100,0 100,0

Dukun bayi Tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat) Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(14)

10 18,2 18,2 18,2

16 29,1 29,1 47,3

29 52,7 52,7 100,0

55 100,0 100,0

Tidak percaya dengan penolong persalinan yang lain Anjuran keluarga Pelayanan kesehatan yang terjamin Total Valid

Frequency Percent Valid Percent Percent

p13

8 14,5 14,5 14,5

19 34,5 34,5 49,1

28 50,9 50,9 100,0

55 100,0 100,0

Rumah dukun bayi Rumah sendiri

Rumah sakit/klinik bidan Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

p14

7 12,7 12,7 12,7

44 80,0 80,0 92,7

4 7,3 7,3 100,0

55 100,0 100,0

Membantu biaya persalinan Menemani selama proses persalinan Memberikan informasi dan saran untuk menggunakan tenaga kesehatan sebagai tenaga penolong persalinan yang paling baik Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

p15

5 9,1 9,1 9,1

40 72,7 72,7 81,8

10 18,2 18,2 100,0

Tanda-tanda persalinan Tanda-tanda bahaya persalinan

Adanya komplikasi yang dialami ibu hamil Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(15)

p16

6 10,9 10,9 10,9

43 78,2 78,2 89,1

6 10,9 10,9 100,0

55 100,0 100,0

Tidak tahu

Jika anak yang dilahirkan meninggal dunia

Panggul sempit, letak sungsang, pendarahan setelah melahirkan Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

p17

6 10,9 10,9 10,9

44 80,0 80,0 90,9

5 9,1 9,1 100,0

55 100,0 100,0

Tidak tahu

Ibu tidak kuat mengejan Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mules, pendarahan lewat jalan lahir, setelah bayi lahir ari-ari tidak keluar Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

p18

17 30,9 30,9 30,9

10 18,2 18,2 49,1

28 50,9 50,9 100,0

55 100,0 100,0

Minum obat warung Periksa ke dukun bayi Periksa ke dokter atau bidan Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

p19

15 27,3 27,3 27,3

33 60,0 60,0 87,3

7 12,7 12,7 100,0

55 100,0 100,0

Tidak ada akibat buruk Bayi berat badan lahir rendah Pendarahan, infeksi, dan eklamsia (keracunan kehamilan) Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(16)

8 14,5 14,5 14,5

19 34,5 34,5 49,1

28 50,9 50,9 100,0

55 100,0 100,0

Melakukan ritual-ritual dalam adat-istiadat Melakukan pemeriksaan kepada dukun bayi Melakukan pemeriksaan kepada tenaga kesehatan minimal 3 kali selama masa kehamilan Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

s1

17 30,9 30,9 30,9

38 69,1 69,1 100,0

55 100,0 100,0

Setuju Tidak Setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

s2

29 52,7 52,7 52,7

26 47,3 47,3 100,0

55 100,0 100,0

Setuju Tidak Setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

s3

22 40,0 40,0 40,0

33 60,0 60,0 100,0

55 100,0 100,0

Tidak Setuju Setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

s4

6 10,9 10,9 10,9

49 89,1 89,1 100,0

55 100,0 100,0

Tidak Setuju Setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(17)

s5

27 49,1 49,1 49,1

28 50,9 50,9 100,0

55 100,0 100,0

Tidak Setuju Setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

s6

14 25,5 25,5 25,5

41 74,5 74,5 100,0

55 100,0 100,0

Tidak Setuju Setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

s7

36 65,5 65,5 65,5

19 34,5 34,5 100,0

55 100,0 100,0

Setuju Tidak Setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

s8

34 61,8 61,8 61,8

21 38,2 38,2 100,0

55 100,0 100,0

Setuju Tidak Setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

s9

19 34,5 34,5 34,5

36 65,5 65,5 100,0

55 100,0 100,0

Tidak Setuju Setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(18)

29 52,7 52,7 52,7

26 47,3 47,3 100,0

55 100,0 100,0

Tidak Setuju Setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent Percent

s11

16 29,1 29,1 29,1

39 70,9 70,9 100,0

55 100,0 100,0

Tidak Setuju Setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

s12

27 49,1 49,1 49,1

28 50,9 50,9 100,0

55 100,0 100,0

Tidak Setuju Setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

s13

30 54,5 54,5 54,5

25 45,5 45,5 100,0

55 100,0 100,0

Tidak Setuju Setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

s14

12 21,8 21,8 21,8

43 78,2 78,2 100,0

55 100,0 100,0

Tidak Setuju Setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(19)

s15

24 43,6 43,6 43,6

31 56,4 56,4 100,0

55 100,0 100,0

Tidak Setuju Setuju Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

n1

23 41,8 41,8 41,8

32 58,2 58,2 100,0

55 100,0 100,0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

n2

27 49,1 49,1 49,1

28 50,9 50,9 100,0

55 100,0 100,0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

n3

24 43,6 43,6 43,6

31 56,4 56,4 100,0

55 100,0 100,0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

n4

21 38,2 38,2 38,2

34 61,8 61,8 100,0

55 100,0 100,0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(20)

21 38,2 38,2 38,2

34 61,8 61,8 100,0

55 100,0 100,0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent Percent

ktp1

55 100,0 100,0 100,0

Tidak Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

ktp2

7 12,7 12,7 12,7

48 87,3 87,3 100,0

55 100,0 100,0

Tidak Ya Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

ktp3

46 83,6 83,6 83,6

9 16,4 16,4 100,0

55 100,0 100,0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

a1

24 43,6 43,6 43,6

31 56,4 56,4 100,0

55 100,0 100,0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

a2

18 32,7 32,7 32,7

37 67,3 67,3 100,0

55 100,0 100,0

Tidak Ya Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(21)

a3

26 47,3 47,3 47,3

29 52,7 52,7 100,0

55 100,0 100,0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

a4

26 47,3 47,3 47,3

29 52,7 52,7 100,0

55 100,0 100,0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

a5

8 14,5 14,5 14,5

47 85,5 85,5 100,0

55 100,0 100,0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

kel1

12 21,8 21,8 21,8

43 78,2 78,2 100,0

55 100,0 100,0

Tidak Ya Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

kel2

7 12,7 12,7 12,7

48 87,3 87,3 100,0

55 100,0 100,0

Tidak Ya Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(22)

7 12,7 12,7 12,7

47 85,5 85,5 98,2

1 1,8 1,8 100,0

55 100,0 100,0

Tidak Ya 2 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent Percent

kel4

3 5,5 5,5 5,5

52 94,5 94,5 100,0

55 100,0 100,0

Tidak Ya Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tem1

19 34,5 34,5 34,5

36 65,5 65,5 100,0

55 100,0 100,0

Tidak Ya Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tem2

21 38,2 38,2 38,2

34 61,8 61,8 100,0

55 100,0 100,0

Tidak Ya Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

tem3

16 29,1 29,1 29,1

39 70,9 70,9 100,0

55 100,0 100,0

Tidak Ya Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(23)

tem4

16 29,1 29,1 29,1

39 70,9 70,9 100,0

55 100,0 100,0

Tidak Ya Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(24)

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Abdi. T, 2009. Determinan Pemanfaatan Dukun Bayi Oleh Masyarakat dalam Pilihan Pertolongan Persalinan di Desa Anak Talang Kecamatan Batang Cenaku Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2008. Skripsi FKM USU.

Anwar, 2003. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Balai Latihan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Tesis UGM Yogyakarta.

Arikunto, S. 2003. Manajemen Penelitian. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Azhari, 2002. Pengaruh Sosiodemografi terhadap Pemanfaatan Posyandu di Kelurahan Kisaran Timur Kecamatan Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan Tahun 2000. Skripsi FKM USU.

Badan Pusat Statistik. 2012. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta. Bangsu, Tamrin. 2001. Dukun Bayi Sebagai Pilihan Utama Tenaga Penolong

Persalinan. Jurnal Penelitian UNIB, Vol. VII No. 2

Basariah, 2004. Determinan Pemanfaatan Dukun Bayi dalam Pertolongan Persalinan di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004. Skripsi FKM USU.

Daswizar. A, 2002. Manajemen Terpadu Bayi Muda dan Manajemen Terpadu Balita Sakit. Suara Pembaharuan, Jakarta.

Depkes RI. 2004. Perawatan Ibu di Puskesmas. Jakarta.

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Provinsi Sumatera Utara. 2015.

Dinas Kesehatan Kabupaten Batubara. Profil Kecamatan Medang Deras Tahun 2014. Batubara.

Dinas Kesehatan Kota Medan. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013. Medan.

Efi Yuliarti. 2009. Determinan Ibu Memilih Dukun Bayi Sebagai Penolong Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Bangko Pusako Kabupaten Rokan Hilir Riau. Skripsi FKM USU.


(26)

Harni, 2003. Hubungan antara Karakteristik Sosiodemografi, Pengetahuan, dan Sikap Ibu dengan Pemanfaatan Penolong Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Pamanukan Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat. Tesis UI. Jakarta.

Indrawati, T. 2004. Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bidan Praktik Swasta (BPS) pada Penggunaan Partograf Acuan Maternal Neonatal dalam Pertolongan Persalinan Normal di Wilayah Dinkes Kota Semarang. Tesis Undip. Semarang.

Jakir., Amiruddin. 2006. Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan oleh Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Borong Kompleks Kabupaten Sinjai. Buletin Epidemiologi. FKM Universitas Hasanuddin. Makassar.

Juliwanto, E. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Memilih Penolong Persalinan Pada Ibu Hamil di Kecamatan Babul Rahmah Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2008. Tesis USU. Medan.

Kementrian Kesehatan RI, 2014. Profil Kesehatan Indonesia 2013. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.

____________________, 2014. Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.

Koesno, 2003. Profesi Bidan di Indonesia Dibutuhkan, Tetapi Diacuhkan. Ikatan Bidan Indonesia (IBI). Jakarta.

Kompas, 2003. Angka Kematian Ibu Masih Tinggi. Jakarta.

Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Prenada Media Group. Jakarta.

Lukito. 2003. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan oleh Masyarakat Pedesaan. Tesis UGM. Yogyakarta.

Manuekke, dkk. 2008. Kemampuan Bayar Keluarga Untuk Mendapatkan Pertolongan Persalinan di Indonesia. Analisis Data Susenas Kor 2001 Vol. 32 No. 1.


(27)

114

Mira, H. 2009. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Pertolongan Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Medang Kampai Kecamatan Medang Kampai Kota Dumai Tahun 2008. FKM USU. Medan.

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. ______________. 2007. Ilmu dan Seni Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta.

Jakarta.

______________. 2010. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta.

Oktarina, H. 2008. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Infeksi dan Penolong Persalinan dengan Sikap Ibu dalam Pemilihan Penolong Persalinan di Desa Kebun Gulo Boyolali.

Palutturi S, Nurhayani, Mandak N. 2007. Determinan Kinerja Bidan di Puskesmas Tahun 2006. JMPK Vol. 10 No.4. pp. 195-200.

Permata, S. 2002. Hubungan Pendidikan, Pengetahuan, Kesehatan Maternal dan Pendapatan dengan Efektifitas Gerakan Sayang Ibu dalam Meningkatkan Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan. Jurnal Penelitian UNIB. Vol. VIII No. 2 Hal. 100-104.

Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.

Puskesmas Pagurawan., 2015. Profil Puskesmas Pagurawan Tahun 2014.

Rahima, 2001. Pusat Pendidikan dan Informasi Islam dan Hak-hak Perempuan. Rohani, Reni Saswita dan Marisah. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan.

Salemba Medika. Jakarta.

Rohmah, N. 2010. Pendidikan Prenatal. Jakarta: Gramata Publishing

Rosita, S. 2012. Hubungan Pengetahuan Tentang Dampak Perkawinan Dini pada Kehamilan dan Persalinan dengan Sikap Remaja Putri terhadap Perkawinan Dini di SMP Budi Utomo Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun. FKM USU.


(28)

Roudlotun, S E. 2005. Hubungan Faktor Predisposing dan Faktor Enabling dalam Pemilihan Penolong Persalinan di Daerah Pantai Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara Tahun 2005. Universitas Dipenogoro. Semarang. Saifuddin, A B. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.

Suprihatini, 2003. Wewenang Bidan dalam Penanganan Bayi. Eksklusif. Jakarta. Suryati, N. 2009. Pemanfaatan Bidan Desa Sebagai Penolong Persalinan Ditinjau

dari Aspek Sosial Budaya Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Kutalimbu. Tesis USU. Medan.

Sutanto. 2002. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan. Tesis UI. Jakarta.

Thabarany, H., Pujianti. 2000. Asuransi Kesehatan dan Akses Pelayanan Kesehatan. Majalah Kedokteran Indonesia.

Wibowo., Adik. 1992. Faktor-faktor yang Memengaruhi dan Hubungannya dengan Berat Bayi Lahir Rendah. Disertasi Program Pasca Sarjana UI. Jakarta. Widawati. 2008. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemilihan

Penolong Persalinan Pada Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Kopo Bandung. Tesis UI. Jakarta.

Yanti, 2011. Kesehatan Reproduksi. Pustaka Rihama. Yogyakarta.

Yenita, S. 2011. Faktor Determinan Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Desa Baru Kabupaten Pasaman Barat. Tesis Unand. Padang.


(29)

41 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, untuk menggambarkan perilaku ibu dalam memilih pertolongan persalinan pada masyarakat suku Melayu di Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara tahun 2015.

3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara. Adapun alasan peneliti dalam memilih lokasi karena masih rendahnya cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Kabupaten Batubara termasuk ke dalam lima kabupaten/kota dengan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terendah di Provinsi Sumatera Utara setelah Nias Barat, Nias Selatan, Nias Utara dan Tanjung Balai. Hal ini juga didorong oleh fasilitas yang tidak memadai, seperti Kecamatan Medang Deras yang hanya memiliki satu Puskesmas untuk 13 desa/kelurahan dengan cakupan wilayah yang cukup luas, sementara terdapat total 24 dukun bayi yang tersebar di wilayah kecamatan tersebut. Kecamatan Medang Deras juga didominasi oleh masyarakat suku melayu yaitu sebanyak 80% lebih dari jumlah penduduk. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Pagurawan Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Agustus tahun 2015.


(30)

3.3.Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat melayu yang melahirkan pada periode bulan September 2014 hingga Februari 2015 yang berada di wilayah Puskesmas Pagurawan Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara. Adapun jumlah populasi sebanyak 300 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitan ini adalah sebagian dari jumlah ibu melahirkan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pagurawan Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara pada tahun 2015. Jumlah sampel yang akan diteliti dihitung dengan menggunakan rumus Lemeshow (1994), sebagai berikut:

n = 55,203 n = 55 Keterangan: n = Besar Sampel

N= Ibu melahirkan di wilayah Puskesmas Pagurawan (300) d = Galat pendugaan

Z = Tingkat Kepercayaan (95%=1,96) P = Proporsi Populasi (0,5)


(31)

43

Setelah dilakukan perhitungan menggunakan rumus di atas maka diketahui jumlah sampel dari populasi 300 orang didapat sampel penelitian sebanyak 55 orang responden.

Cara pengambilan sampel untuk penelitian ini adalah dengan teknik pengambilan sampel Random Sampling yaitu dengan cara Proportionate Random Sampling. Teknik pengambilan sampel ini dilakukan secara acak dengan proporsi yang dibuat oleh peneliti. Adapun proporsi dari masing-masing desa/kelurahan ditentukan oleh persentase ibu bersalin dari total ibu bersalin di 11 kelurahan/desa yang terdata mulai dari bulan September 2014 sampai dengan Februari 2015. Kemudian dari hasil penjumlahan sampel di masing-masing desa, dilakukan penarikan sampel melalui cara

random. Nama ibu dituliskan di kertas dan dimasukkan ke dalam sebuah wadah tertutup. Kemudian dilakukan penarikan hingga jumlah yang telah ditentukan.

Tabel 3.1. Distribusi Sampel Pada Tiap-tiap Desa Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara Tahun 2015

Desa

Ibu Bersalin (Bulin)

Jumlah Bulin

Jumlah Sampel Sep Okt Nov Des Jan Feb

Pangkalan Dodek 7 7 6 10 6 10 48 48/300 x 55 = 8

Pangkalan Dodek Baru 5 6 4 3 5 5 28 28/300 x 55 = 5

Pagurawan 5 5 4 6 5 5 30 30/300 x 55 = 5

Sidomulyo 5 5 3 5 4 3 25 25/300 x 55 = 5

Aek Nauli 2 2 1 1 2 2 10 10/300 x 55 = 2

Sei Buah Keras 5 4 6 5 6 5 31 31/300 x 55 = 6

Nenasiam 5 5 5 3 4 5 27 27/300 x 55 = 5

Durian 7 6 6 4 6 4 33 33/300 x 55 = 6

Medang 6 7 8 8 7 7 43 43/300 x 55= 8

Medang Baru 3 2 2 1 2 2 12 12/300 x 55 = 2

Pematang Nibung 4 4 1 2 2 2 15 15/300 x 55 = 3

Jumlah 54 53 46 48 49 50 300 55


(32)

3.4.Metode Pengumpulan Data

Data Primer dikumpulkan dari hasil pengumpulan data terhadap responden melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner penelitian yang sudah dipersiapkan untuk mengetahui faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, nilai-nilai, umur, pendidikan, pekerjaan, paritas), faktor pemungkin (keberadaan tenaga penolong persalinan dan akses pelayanan kesehatan) dan faktor penguat (keluarga dan teman) pada ibu bersalin dalam memilih tenaga penolong persalinan pada masyarakat suku melayu di Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara.

Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari Puskesmas Pagurawan Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara dan hasil-hasil penelitian sebelumnya.

3.5. Variabel

3.5.1. Variabel Dependen

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah pemilihan tenaga penolong persalinan Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara tahun 2015. 3.5.2. Variabel Independen

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, nilai-nilai, umur, pekerjaan, pendidikan, paritas), faktor pemungkin (keberadaan tenaga penolong persalinan, akses pelayanan kesehatan) dan faktor pendorong (keluarga dan teman).


(33)

45

3.6. Definisi Operasional

Sesuai fokus kajian dan tujuan penelitian, deskripsi fokus penelitian akan disusun berdasarkan pengetahuan, sikap dan tindakan ibu bersalin dalam memilih tenaga penolong persalinan di Puskesmas Pagurawan Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batubara Tahun 2015. Sebagai pedoman awal untuk pengumpulan informasi sesuai fokus penelitian, digunakan defenisi operasional yang dikembangkan seperti uraian di bawah ini.

1. Faktor predisposisi adalah faktor yang melekat dari dalam diri responden yang dapat mempengaruhi responden yang mencakup umur ibu, paritas, pekerjaan ibu, pendidikan ibu, pengetahuan dan sikap ibu dalam memilih tenaga penolong persalinan.

a. Umur adalah usia responden dari mulai lahir sampai ulang tahun yang terakhir. b. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh ibu bersalin

sebagai responden sampai memperoleh surat tanda tamat (ijazah).

c. Pekerjaan adalah aktifitas sehari-hari yang dilakukan oleh ibu bersalin untuk mendapatkan nafkah.

d. Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dilakukan oleh ibu bersalin sebagai responden hingga waktu penelitian.

e. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui ibu bersalin sebagai responden dalam memilih tenaga penolong persalinan.

f. Sikap adalah reaksi atau respon ibu bersalin sebagai responden dalam hal pemilihan tenaga penolong persalinan.


(34)

g. Nilai adalah proposisi moral dan etika yang digunakan ibu untuk membenarkan tindakannya dalam memilih tenaga penolong persalinan.

2. Faktor pemungkin adalah faktor yang terwujud dalam lingkungan fisik meliputi ketersediaan dukun bayi dan akses pelayanan kesehatan.

a. Keberadaan tenaga penolong persalinan adalah ketersediaan tenaga yang berprofesi sebagai penolong proses persalinan.

b. Akses pelayanan kesehatan adalah kemudahan dalam mencapai pelayanan kesehatan.

3. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang dapat memperkuat dan memperlemah responden yang berasal dari luar seperti keluarga dan teman.

a. Keluarga adalah terdiri dari orangtua, kakak, adik, nenek, atau saudara responden yang tinggal dalam satu rumah dan mempunyai ikatan keturunan yang memungkinkan memberi informasi mengenai persalinan yang baik dan aman.

b. Teman adalah orang-orang di lingkungan selain keluarga yang berinteraksi, berkomunikasi, dan bersama dengan responden yang memungkinkan memberi informasi mengenai persalinan yang baik dan aman.

4. Pemilihan tenaga penolong persalinan.

Pemilihan tenaga penolong persalinan adalah keputusan ibu dalam menentukan tenaga penolong persalinan yang telah membantu proses persalinan anak terakhir.


(35)

47

3.7.Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran dalam penelitian ini didasarkan pada jawaban responden terhadap pertanyaan dan kuesioner yang disesuaikan dengan skor. Pada penelitian ini, kuesioner terdiri dari 56 pertanyaan yang terdiri dari 20 pertanyaan pengetahuan, 15 pertanyaan sikap, 5 pertanyaan nilai, 3 pertanyaan mengenai keberadaan tenaga penolong kesehatan, 5 pertanyaan mengenai akses pelayanan kesehatan, 4 pertanyaan dukungan keluarga dan 4 pertanyaan dukungan teman.

a. Pengukuran Pengetahuan

Pengetahuan dapat diukur dengan skoring terhadap kuesioner yang telah diberi bobot. Dengan jumlah pertanyaan sebanyak 20 buah dimana setiap jawaban memiliki nilai tertinggi = 2 dan terendah = 0. Total skor tertinggi adalah 40. Nilai yang tertinggi dikumpulkan dikategorikan menjadi tiga tingkat (Arikunto, 1998), yaitu:

1. Nilai baik, apabila responden mendapat nilai > 75% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 40 yaitu >30

2. Nilai sedang, apabila responden mendapat nilai 45% - 75% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 40 yaitu 18-30

3. Nilai kurang, apabila responden mendapat nilai < 45% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 40 yaitu <18

b. Pengukuran Sikap

Sikap dapat diukur dengan 15 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman, dimana nilai jawaban Setuju (S) = 1 dan Tidak Setuju (TS) = 0, sehingga didapatkan


(36)

total nilai 15. Nilai yang tertinggi dikumpulkan dikategorikan menjadi tiga tingkat (Arikunto, 1998), yaitu:

1. Nilai baik, apabila responden mendapat nilai > 75% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 15 yaitu > 11,25

2. Nilai sedang, apabila responden mendapat nilai 45% - 75% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 15 yaitu 6,75-11,25

3. Nilai kurang, apabila responden mendapat nilai < 45% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 15 yaitu < 6,75

c. Pengukuran Nilai-nilai

Nilai-nilai dapat diukur dengan skoring terhadap pertanyaan yang telah diberi bobot. Dengan jumlah pertanyaan sebanyak 5 buah, dimana setiap jawaban memiliki nilai tertinggi 1 dan nilai terendah 0, sehingga didapatkan total nilai 5. Nilai yang tertinggi dikumpulkan dikategorikan menjadi tiga tingkat (Arikunto, 1998), yaitu:

1. Nilai baik, apabila responden mendapat nilai > 75% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 5 yaitu > 3,75

2. Nilai sedang, apabila responden mendapat nilai 45% - 75% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 5 yaitu 2,25-3,75

3. Nilai kurang, apabila responden mendapat nilai < 45% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 5 yaitu < 2,25


(37)

49

d. Pengukuran Keberadaan Tenaga Penolong Kesehatan

Ketersediaan tenaga penolong kesehatan diukur melalui 3 pertanyaan dengan total nilai 3. Berdasarkan Arikunto (1998), ketersediaan tenaga penolong kesehatan diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu:

1. Nilai baik, apabila responden mendapat nilai > 75% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 3 yaitu > 2,25

2. Nilai sedang, apabila responden mendapat nilai 45% - 75% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 15 yaitu 1,35 – 2,25

3. Nilai kurang, apabila responden mendapat nilai < 45% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 15 yaitu < 1,35

e. Pengukuran Akses Pelayanan Kesehatan

Akses pelayanan kesehatan diukur melalui 5 pertanyaan dengan total nilai 5. Berdasarkan Arikunto (1998), ketersediaan tenaga penolong kesehatan diklasifikasikan dalam 2 kategori yaitu:

1. Nilai baik, apabila responden mendapat nilai > 75% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 5 yaitu > 3,75

2. Nilai sedang, apabila responden mendapat nilai 45% - 75% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 5 yaitu 2,25-3,75

3. Nilai kurang, apabila responden mendapat nilai < 45% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 5 yaitu < 2,25


(38)

f. Pengukuran Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga diukur melalui 4 pertanyaan dengan total nilai 4. Berdasarkan Sudjana (2005), ketersediaan tenaga penolong kesehatan diklasifikasikan dalam 2 kategori yaitu:

a. Mendukung, apabila nilai yang diperoleh >50% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 4 yaitu > 2

b. Tidak mendukung, apabila nilai yang diperoleh <50% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 4 yaitu < 2

g. Pengukuran Dukungan Teman

Dukungan keluarga diukur melalui 4 pertanyaan dengan total nilai 4. Berdasarkan Sudjana (2005), ketersediaan tenaga penolong kesehatan diklasifikasikan dalam 2 kategori yaitu:

a. Mendukung, apabila nilai yang diperoleh >50% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 4 yaitu > 2

b. Tidak mendukung, apabila nilai yang diperoleh <50% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 4 yaitu < 2

3.8 Pengolahan dan Analisis Data 3.8.1. Pengolahan Data

Teknik dan pengolahan dilakukan dengan menggunakan komputer program SPSS, kemudian hasilnya disajikan ke dalam tabel.


(39)

51

3.8.2. Analisa Data

Analisa data yang dilakukan adalah analisa data deskriptif untuk mendeskripsikan pengetahuan, sikap dan tindakan ibu bersalin dalam memilih tenaga penolong persalinan. Hasil analisa data disajikan dalam tabel distribusi frekuensi.


(40)

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Batubara merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang baru terbentuk pada tahun 2007, yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Asahan. Batubara berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara yang berbatasan dengan Selat Malaka. Kabupaten Batubara menempati area seluas 90.496 Ha yang terdiri dari 7 Kecamatan serta 100 Desa/Kelurahan.

Wilayah Kabupaten Batubara di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai, di sebelah Selatan dengan Kabupaten Asahan, di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Simalungun dan di sebelah Timur berbatasan dengan Selat Malaka. Berdasarkan luas daerah menurut kecamatan, daerah Lima Puluh merupakan kecamatan terluas dengan luas wilayah mencapai 239,55 Km² atau 26,47 persen dari luas total Batubara. Sedangkan Kecamatan Medang Deras merupakan wilayah terkecil dengan luas 65,47 Km² atau 7,23 persen dari luas total Batubara.

Wilayah Kecamatan Medang Deras terdiri dari 18 Desa dan 3 Kelurahan dengan jumlah penduduk 44.952 jiwa dan dengan kepadatan penduduk 686,8 jiwa/km2. Berikut batas-batas wilayah dari Kecamatan Medang Deras.

Timur : Kecamatan Bandar Khalipah Kabupaten Serdang Bedagai Barat : Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batubara

Utara : Selat Malaka


(41)

53

4.2 Faktor Predisposisi (Predisposing Factor) 4.2.1 Umur Responden

Adapun hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan umur responden adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

No. Umur Jumlah %

1. 2. 3.

< 20 tahun 21-35 tahun >35 tahun 11 32 12 20,0 58,2 21,8

Jumlah 55 100,0

Sebagaimana yang telah disajikan pada tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa umur responden terbanyak berusia 21-35 tahun yaitu sebanyak 32 responden (58,2%), lalu 12 responden berusia >35 tahun, sedangkan 11 responden berusia <20 tahun.

4.2.2 Pendidikan Responden

Jika dilihat berdasarkan latar belakang pendidikan, hasil penelitian menunjukkan kalau responden berasal dari berbagai jenis latar belakang pendidikan antara lain sebagai berikut :

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah %

1. 2. 3. 4. 5.

Tidak tamat sekolah Tamat sekolah dasar Tamat SMP

Tamat SMA

Tamat Perguruan Tinggi

5 8 39 3 9,1 14,5 70,9 5,5

Jumlah 55 100,0

Dari Tabel 4.2 diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki latar belakang pendidikan tamat SMA yaitu sebanyak 39 responden (70,9%), sedangkan


(42)

sebagian kecil responden memiliki latar belakang pendidikan tamat Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 3 responden (5,5%).

4.2.3. Pekerjaan Responden

Adapun hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan status pekerjaan pada saat wawancara adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan

No. Pekerjaan Jumlah %

1. 2. Bekerja Tidak bekerja 12 43 21,8 78,2

Jumlah 55 100,0

Dari Tabel 4.3 diketahui bahwa sebagian besar responden tidak memiliki pekerjaan yaitu sebanyak 43 responden (78,2%), sedangkan sebagian kecil responden yang memiliki pekerjaan yaitu sebanyak 12 responden (21,8%).

4.2.4. Parietas Responden

Adapun hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan parietas responden adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Parietas

No. Parietas Jumlah %

1. 2. 3. 4. Anak pertama Anak kedua Anak ketiga Anak lebih dari 3

19 17 13 6 34,5 30,9 23,6 10,9

Jumlah 55 100,0

Dari Tabel 4.4 diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki parietas anak pertama yaitu sebanyak 19 responden (34,5%), sedangkan sebagian kecil responden memiliki parietas anak lebih dari tiga yaitu sebanyak 6 responden (10,9%).


(43)

55

4.2.5. Pengetahuan Responden

Pada tabel berikut ini akan menyajikan hasil penelitian tentang pengetahuan responden mengenai pertolongan persalinan yaitu :

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Perilaku dalam Pemilihan Pertolongan Persalinan

No. Pernyataan dan Jawaban Jumlah %

1. Persalinan yang aman :

a. Persalinan tanpa munculnya resiko persalinan

b. Persalinan yang tidak diganggu oleh siapapun

c. Persalinan yang sepi

28 24 3 50,9 43,6 5,5

Jumlah 55 100,0

2. Usia kehamilan seorang ibu yang normal melahirkan :

a. Umur kehamilan antara 37 minggu – 42 minggu

b. Umur kehamilan < 37 minggu c. Tidak tahu

3 38 14 5,5 69,1 25,5

Jumlah 55 100,0

3. Tanda-tanda persalinan yang ibu ketahui :

a. Rasa sakit mules yang kuat, keluar lendir bercampur darah b. Sering buang air kecil

c. Tidak tahu

10 33 12 18,2 60,0 21,8

Jumlah 55 100,0

4. Cara mewujudkan persalinan yang aman :

a. Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin

b. Mengikuti penyuluhan tentang kehamilan dan persalinan c. Mendapatkan dukungan penuh

dari keluarga dan orang sekitar

14 33 8 25,5 60,0 14,5

Jumlah 55 100,0

5. Tempat pemeriksaan kehamilan yang paling baik :

a. Tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat)

b. Dukun bayi

13 42

23,6 76,4


(44)

Jumlah 55 100,0

6. Ibu memeriksa kehamilan ibu sebanyak :

a. 1 kali dalam 3 bulan b. 1 kali dalam 4 bulan

17 38

30,9 69,1

Jumlah 55 100,0

7. Alasan tidak memeriksa kehamilan : a. Merasa sehat

b. Tidak sempat c. Malas 10 43 2 18,2 78,2 3,6

Jumlah 55 100,0

8. Tempat mencari informasi tentang kehamilan dan persalinan :

a. Posyandu b. Puskesmas

c. Rumah dukun bayi

6 41 8 10,9 74,5 14,5

Jumlah 55 100,0

9. Informasi yang ketahui tentang kehamilan dan persalinan :

a. Kondisi kehamilan b. Larangan dalam masa

kehamilan c. Tidak ada

24 29 2 43,6 52,7 3,6

Jumlah 55 100,0

10. Penolong persalinan :

a. Orang yang membantu ibu dalam menolong persalinan b. Orang yang mendampingi ibu

pada saat persalinan

a. Orang yang menunjukkan ibu dimana tempat persalinan

15 39 1 27,3 70,9 1,8

Jumlah 55 100,0

11. Yang sebaiknya melakukan pertolongan persalinan :

a. Tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat)

b. Dukun bayi

29 26

52,7 47,3

Jumlah 55 100,0

12. Alasan memilh penolong persalinan tersebut :

a. Anjuran keluarga

b. Pelayanan kesehatan yang terjamin

16 29

29,1 52,7


(45)

57

penolong persalinan yang lain 10 18,2

Jumlah 55 100,0

13. Tempat yang baik untuk proses persalinan :

a. Rumah sendiri b. Rumah dukun bayi c. Rumah sakit/klinik bidan

19 8 28 34,5 14,5 50,9

Jumlah 55 100,0

14. Bentuk dukungan keluarga yang paling baik berupa :

a. Memberikan informasi dan saran untuk menggunakan tenaga kesehatan sebagai tenaga penolong persalinan yang paling aman

b. Menemani selama proses persalinan

c. Membantu biaya persalinan

4 44 7 7,3 80,0 12,7

Jumlah 55 100,0

15. Rasa sakit yang kuat, sering dan teratur yang dialami ibu hamil menjelang melahirkan merupakan :

a. Tanda-tanda persalinan

b. Tanda-tanda bahaya persalinan c. Adanya komplikasi yang

dialami ibu hamil

5 40 10 9,1 72,7 18,2

Jumlah 55 100,0

16. Penyulit pada persalinan : a. Panggul sempit, letak

sungsang, pendarahan setelah melahirkan

b. Jika anak yang dilahirkan meninggal dunia

c. Tidak tahu

6 43 6 10,9 78,2 10,9

Jumlah 55 100,0

17. Tanda-tanda bahaya pada ibu bersalin: a. Bayi tidak lahir dalam 12jam

sejak terasa mules, pendarahan lewat jalan lahir, setelah bayi lahir ari-ari tidak keluar b. Ibu tidak kuat mengejan c. Tidak tahu

5 44 6 9,1 80,0 10,9

Jumlah 55 100,0


(46)

sakit atau masalah kesehatan pada saat hamil :

a. Periksa ke dokter atau bidan b. Periksa ke dukun bayi c. Minum obat warung

28 10 17 50,9 18,2 30,9

Jumlah 55 100,0

19. Bahaya yang dapat terjadi apabila persalinan ditolong oleh dukun :

a. Pendarahan, infeksi, dan eklamsia (keracunan kehamilan)

b. Bayi berat badan lahir lendah c. Tidak ada akibat buruk

7 33 15 12,7 60,0 27,3

Jumlah 55 100,0

20. Hal yang dapat mencegah terjadinya penyakit penyakit selama persalinan :

a. Melakukan pemeriksaan kepada dukun bayi b. Melakukan pemeriksaan

kepada tenaga kesehatan minimal 3 kali selama masa kehamilan

c. Melakukan ritual-ritual dalam adat sendiri 19 28 8 34,5 50,9 14,5

Jumlah 55 100,0

Dari berbagai pertanyaan dan jawaban mengenai pengertian persalinan yang aman, sebagian besar responden menjawab persalinan yang aman adalah persalinan tanpa munculnya resiko persalinan yaitu sebanyak 28 responden (50,9%). Kemudian dari pertanyaan mengenai usia kehamilan seorang ibu yang normal, sebagian besar responden menjawab umur kehamilan yang normal adalah < 37 minggu yaitu sebanyak 38 responden (69,1%).

Selanjutnya adalah pengetahuan tentang tanda-tanda persalinan, sebagian besar responden menjawab tanda-tanda persalinan berupa sering buang air kecil, yaitu sebanyak 33 responden (60,0%). Kemudian untuk jawaban responden mengenai cara


(47)

59

mewujudkan persalinan yang aman, sebagian besar responden menjawab cara mereka dengan mengikuti penyuluhan tentang kehamilan dan persalinan, yaitu sebanyak 33 responden (60,0%). Sedangkan pengetahuan mengenai tempat pemeriksaan kehamilan yang paling baik, sebagian besar responden menjawab dukun bayi adalah tempat pemeriksaan kehamilan yang paling baik, yaitu berupa 42 responden (76,4%). Jawaban responden selanjutnya adalah tentang banyaknya pemeriksaan kehamilan, sebanyak 38 responden (69,1%) menjawab mereka memeriksakan kehamilan sebanyak 1 kali dalam 4 bulan. Selanjutnya adalah mengenai alasan ibu untuk tidak memeriksa kehamilan mereka, yaitu sebanyak 43 responden (78,2%) menjawab tidak sempat untuk memeriksakan kehamilan mereka.

Pertanyaan selanjutnya adalah mengenai informasi tentang kehamilan dan persalinan, untuk jawaban responden mengenai tempat mencari informasi sebanyak 41 responden (74,5%) menjawab puskesmas sebagai sumber informasi tentang kehamilan dan persalinan. Selanjutnya jenis informasi yang diperoleh, sebanyak 29 responden (52,7%) menjawab mendapatkan informasi tentang larangan dalam masa kehamilan. Untuk jawaban pengetahuan responden mengenai pengertian penolong persalinan, sebanyak 39 responden (70,9%) menjawab penolong persalinan adalah orang yang mendampingi ibu pada saat persalinan. Kemudian mengenai tenaga penolong yang sebaiknya melakukan pertolongan persalinan, sebanyak 29 responden (52,7%) lebih memilih tenaga kesehatan (dokter, bidan, dan perawat) sebagai penolong persalinan mereka. Kemudian untuk pertanyaan pengetahuan mengenai alasan responden dalam memilih tenaga penolong tersebut, sebanyak 29 responden (52,7%) menjawab


(48)

pelayanan kesehatan yang terjamin menjadi alasan utama responden dalam memilih tenaga penolong persalinan tersebut. Sedangkan untuk pertanyaan mengenai tempat yang baik untuk proses persalinan, sebanyak 28 responden (50,9%) menjawab rumah sakit/klinik bidan. Kemudian untuk pertanyaan mengenai dukungan keluarga, sebanyak 44 responden (80,0%) mengharapkan dukungan dari keluarga dengan cara menemani selama proses persalinan.

Pertanyaan selanjutnya adalah pengetahuan mengenai penyulit persalinan, sebagian besar responden menjawab jika anak yang dilahirkan meninggal dunia, yaitu sebanyak 43 responden (78,2%). Kemudian sebanyak 40 responden (72,7%), menjawab rasa sakit yang kuat, sering dan teratur yang dialami ibu adalah merupakan dari tanda-tanda bahaya persalinan. Untuk pertanyaan mengenai tanda-tanda-tanda-tanda persalinan berikutnya, sebanyak 33 responden (60,0%) menjawab ibu yang tidak kuat mengejan dapat membahayakan proses persalinan.

Kemudian untuk pertanyaan tentang pemeriksaan masalah kesehatan, sebanyak 28 responden (50,9%) memilih untuk memeriksakan masalah kesehatan selama masa kehamilan ke dokter atau bidan. Jawaban responden selanjutnya adalah tentang bahaya persalinan yang dilakukan oleh dukun bayi, sebanyak 33 responden (60,0%) menjawab bahaya persalinan oleh dukun bayi berupa bayi berat badan lahir rendah. Jawaban pengetahuan mengenai hal yang dapat mencegah terjadinya penyakit selama persalinan, sebanyak 28 responden (50,9%) menjawab melakukan pemeriksaan kepada tenaga kesehatan minimal 3 kali selama masa kehamilan.


(49)

61

a. Kategori Tingkat Pengetahuan Responden

Berikut merupakan pengkategorian pengetahuan responden disajikan ke dalam tabel.

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Responden

No. Kategori Frekuensi %

1. Baik 5 9,1

2. Sedang 39 70,9

3. Kurang 11 20,0

Jumlah 55 100,0

Berdasarkan tabel mengenai kategori pengetahuan responden dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan yang sedang tentang pertolongan persalinan yaitu sebanyak 39 responden (70,9%), kemudian 11 responden (20,0%) mempunyai tingkat pengetahuan kurang, sedangkan 5 responden (9,1%) mempunyai tingkat pengetahuan yang baik tentang pertolongan persalinan. Untuk mengetahui lebih jelas simaklah diagram dibawah ini :

Gambar 4.1. Diagram Pie Distribusi Proporsi Kategori Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pertolongan Persalinan

11 (20,0%)

39 (70,9%) 5 (9,1%)

Kategori Pengetahuan Responden

Pengetahuan Kurang Pengetahuan Sedang Pengetauan Baik


(50)

4.2.6. Sikap Responden

Untuk mengetahui bagaimana sikap responden mengenai pertolongan persalinan dapat dilihat hasilnya berdasarkan tabel dibawah ini :

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Sikap Responden dalam Pemilihan Penolong Persalinan

No. Pernyataan Setuju Tidak Setuju

F % F %

1. Setiap proses persainan harus ditolong oleh

dukun bayi 17 30,9 38 69,1

2. Dukun bayi adalah orang yang palng terampil

dalam menolong persalinan 29 52,7 26 47,3

3. Persalinan yang aman harus ditolong oleh

tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat) 33 60,0 22 40,0 4. Persalinan yang aman harus didukung oleh

informasi yang baik tentang kehamilan 49 89,1 6 10,9

5. Ibu harus melakukan pemeriksaan kehamilan

sedikitnya 3 kali 28 50,9 27 49,1

6. Ibu harus melakukan pemeriksaan kehamilan

melalui tenaga kesehatan 41 74,5 14 25,5

7. Ibu harus mendapatkan perawatan sebelum

dan setelah kelahiran dari dukun bayi 36 64,5 19 34,5

8. Persalinan boleh dilakukan oleh dukun bayi

untuk alasan adat atau agama 21 61,8 34 38,2

9. Ibu harus mendapatkan informasi tentang

kehamian dari petugas kesehatan 36 65,5 19 34,5

10. Bila terjadi keluhan pada kehamilan harus

konsultasi pada petugas kesehatan 26 47,3 29 52,7

11. Bila terjadi komplikasi pada proses kelahiran harus segera mendapatkan perawatan dari petugas kesehatan

39 70.9 16 29,1

12. Proses persalinan harus dilakukan di

puskesmas/praktek bidan 37 67,3 18 32,7

13. Pertolongan persalinan oleh dukun bayi dapat menimbulkan infeksi karena alat yang tidak steril

25 45,5 30 54,5

14. Pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dapat memperkecil resiko kematian ibu dan bayi

43 78,2 12 21,8

15. Dokter/bidan jauh lebih baik dalam


(51)

63

Sikap responden pada penelitian ini berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui ternyata sikap responden terhadap pernyataan bahwa setiap proses persalinan harus ditolong oleh dukun bayi sebagian besar responden tidak setuju yaitu sebanyak 38 responden (69,1%). Sedangkan sikap responden dengan pernyataan bahwa dukun bayi adalah orang yang paling terampil dalam menolong persalinan sebagian besar responden setuju sebanyak 29 responden (52,7%).

Selanjutnya sikap responden dengan pernyataan bahwa persalinan yang aman harus ditolong oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat) sebagian besar responden menjawab setuju sebanyak 33 responden (60,0%). Kemudian sikap responden dengan pernyataan bahwa persalinan yang aman harus didukung oleh informasi yang baik tentang kehamilan dan persalinan sebagian besar responden menjawab setuju yaitu sebanyak 49 responden (89,1%). Dan sikap responden dengan pernyataan bahwa ibu harus melakukan pemeriksaan kehamilan sedikitnya 3 kali selama masa kehamilan sebagian besar responden menjawab setuju sebanyak 28 responden (50,9%).

Kemudian dapat dilihat juga sikap responden dengan pernyataan bahwa ibu harus melakukan pemeriksaan kehamilan melalui tenaga kesehatan sebagian besar responden menjawab setuju, yaitu sebanyak 41 responden (74,5%). Sikap responden dengan pernyataan bahwa ibu harus mendapatkan perawatan sebelum dan sesudah kelahiran dari dukun bayi sebagian besar responden menjawab setuju sebanyak 36 responden (65,5%).


(52)

Selanjutnya untuk sikap responden dengan pernyataan bahwa persalinan boleh dilakukan oleh dukun bayi untuk alasan adat atau agama sebagian responden menjawab setuju sebanyak 34 responden (61,8%). Sikap responden dengan pernyataan bahwa ibu harus mendapatkan informasi tentang kehamilan dan kelahiran dari petugas kesehatan sebagian besar responden menjawab setuju sebanyak 36 responden (65,5%). Lalu sikap responden dengan pernyataan bahwa bila terjadi keluhan pada kehamilan harus konsultasi pada petugas kesehatan sebagian besar responden menjawab tidak setuju sebanyak 29 responden (52,7%). Selanjutnya untuk sikap responden dengan pernyataan bahwa bila terjadi komplikasi pada proses kelahiran harus segera mendapatkan perawatan dari petugas kesehatan sebagian besar responden menjawab setuju sebanyak 39 responden (70,9%).

Kemudian untuk sikap responden dengan pernyataan bahwa proses persalinan harus dilakukan di puskesmas/praktek bidan sebagian besar responden menjawab setuju sebanyak 28 responden (50,9%). Sikap responden dengan pernyataan bahwa pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun bayi dapat menimbulkan infeksi karena alat yang tidak steril sebagian besar responden menjawab tidak setuju sebanyak 30 responden (54,5%). Lalu untuk sikap responden dengan pernyataan bahwa pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dapat memperkecil resiko kematian ibu dan bayi sebagian besar responden menjawab setuju sebanyak 43 responden (78,2%). Selanjutnya untuk sikap responden dengan pernyataan bahwa dokter/bidan jauh lebih baik dalam menangani persalinan daripada dukun bayi sebagian responden menjawab setuju yaitu sebanyak 31 responden (56,4%).


(53)

65

a. Kategori Tingkatan Sikap Responden

Berikut merupakan pengkategorian sikap responden disajikan ke dalam tabel.

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Kategori Sikap Responden

No. Kategori Frekuensi %

1. Baik 6 10,9

2. Sedang 40 72,7

3. Kurang 9 16,4

Jumlah 55 100,0

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar sikap responden dikategorikan sedang yaitu sebanyak 40 responden (72,7%), lalu 9 responden (16,4%) dikategorikan kurang, sedangkan sebagian kecil responden dikategorikan baik yaitu sebanyak 6 responden (10,9%). Untuk mengetahui lebih jelas simaklah diagram pie dibawah ini :

Gambar 4.2. Diagram Pie Distribusi Proporsi Kategori Tingkat Sikap Responden Tentang Pertolongan Persalinan

4.2.7. Nilai-nilai Responden

Untuk mengetahui bagaimana nilai-nilai responden mengenai pertolongan persalinan dapat dilihat hasilnya berdasarkan tabel berikut ini :

40 (72,7%) 9 (16,4%)

6 (10,9%)

Kategori Sikap Responden

Sikap Sedang Sikap Kurang Sikap Baik


(54)

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Nilai-nilai Responden dalam Pemilihan Penolong Persalinan

No. Pernyataan Ya Tidak

F % F %

1. Budaya atau suku ibu memiliki peraturan adat istiadat tentang kewajiban menggunakan dukun bayi sebagai penolong persalinan

23 41,8 32 58,2

2. Budaya atau suku ibu mengharuskan untuk memilih dukun bayi sebagai penolong persalinan

27 49,1 28 50,9

3. Budaya atau suku ibu juga memiliki larangan untuk menggunakan tenaga kesehatan (dokter, bidan) sebgai penolong persalinan

24 43,6 31 56,4

4. Budaya atau suku ibu menerapkan hukuman kepada orang-orang yang menggynakan tenaga jesehatan (dokter, bidan) sebagai penolong persalinan

21 38,2 34 61,8

5. Adat-istiadat budaya atau suku ibu masih tetap berjalan hingga sekarang

21 38,2 34 61,8

Nilai-nilai responden pada penelitian ini berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa budaya atau suku memiliki peraturan adat-istiadat tentang kewajiban menggunakan dukun bayi sebagai penolong persalinan sebagian besar responden menjawab tidak benar, yaitu sebanyak 32 responden (58,2%). Lalu penilaian responden mengenai budaya atau suku yang mengharuskan untuk memilih dukun bayi sebagai penolong persalinan sebagian besar responden menjawab tidak benar sebanyak 28 responden (50,9%).

Kemudian penilaian responden mengenai budaya dan suku yang memiliki larangan untuk menggunakan tenaga kesehatan (dokter, bidan) sebagai penolong persalinan sebagian besar responden menjawab tidak benar, yaitu sebanyak 31 responden (56,4%). Selanjutnya penilaian responden mengenai budaya atau suku yang menerapkan hukuman kepada orang-orang yang menggunakan tenaga kesehatan


(55)

67

(dokter, bidan) sebagai penolong persalinan sebagian besar responden menjawab tidak benar sebanyak 34 responden (61,8%). Lalu penilaian responden mengenai adat-istiadat yang masih berjalan hingga sekarang sebagian besar responden menjawab tidak benar, yaitu sebanyak 34 responden (61,8%).

a. Kategori Tingkatan Nilai-nilai Mengenai Pemilihan Pertolongan Persalinan

Berikut merupakan pengkategorian nilai-nilai responden mengenai pemilihan pertolongan persalinan disajikan ke dalam tabel.

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Kategori Nilai-nilai Responden

No. Kategori Frekuensi %

1. Baik 15 27,3

2. Sedang 19 34,5

3. Kurang 21 38,2

Jumlah 55 100,0

Berdasarkan tabel 4.10 diatas diketahui bahwa sebagian besar nilai-nilai responden dikategorikan dalam nilai kurang yaitu sebanyak 21 responden (38,2%), lalu 19 responden (34,5%) dikategorikan nilai sedang, sedangkan sebagian kecil responden dikategorikan nilai baik yaitu sebanyak 15 responden (27,3%). Untuk mengetahui lebih jelas simaklah diagram pie di bawah ini.

Gambar 4.3. Diagram Pie Distribusi Proporsi Kategori Tingkat Nilai-nilai Responden Tentang Pertolongan Persalinan

19 (34,5%)

21 (38,2%) 15 (27,3%)

Kategori Nilai-nilai Responden

Nilai Sedang Nilai Kurang Nilai Baik


(56)

4.3. Faktor Pemungkin (Enabling Factor) 4.3.1. Keberadaan Tenaga Penolong Kesehatan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diketahui mengenai keberadaan tenaga penolong kesehatan seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Responden terhadap Keberadaan Tenaga Penolong Kesehatan dalam Pemilihan Penolong Persalinan

No. Pernyataan Ya Tidak

F % F %

1. Di lingkungan ibu ada dokter spesialis kebidanan untuk menolong ketika melahirkan

- - 55 100,0

2. Di lingkungan ibu ada bidan desa untuk menolong ketika melahirkan

48 87,3 7 12,7

3. Di lingkungan ibu ada dukun bayi untuk menolong ketika melahirkan

46 83,6 9 16,4

Setelah melihat tabel 4.11 diatas maka dapat diketahui bahwa seluruh responden menjawab di lingkungannya berada tidak terdapat dokter spesialis kebidanan untuk menolong ketika melahirkan, yaitu sebanyak 55 responden (100%). Sedangkan sebagian besar responden menjawab bahwa di lingkungannya terdapat bidan desa untuk menolong proses kelahiran, yaitu sebanyak 48 responden (87,3%). Kemudian sebagian besar responden juga membenarkan bahwa di lingkungannya terdapat dukun bayi untuk menolong proses kelahiran, yaitu sebanyak 46 responden (83,6%).

a. Kategori Tingkatan Keberadaan Tenaga Penolong Kesehatan

Berikut merupakan pengkategorian keberadaan tenaga penolong persalinan disajikan ke dalam tabel.


(57)

69

Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Kategori Keberadaan Tenaga Penolong Persalinan

No. Kategori Frekuensi %

1. Cukup 8 14,5

2. Kurang 47 85,5

Jumlah 55 100,0

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari sebagian besar responden keberadaan tenaga penolong kesehatan dapat dikategorikan masih kurang sebanyak 47 responden (85,5%), sedangkan sebagian kecil responden mengatakan cukup sebanyak 8 responden (14,5%). Untuk mengetahui lebih jelas simaklah diagram pie di bawah ini.

Gambar 4.4. Diagram Pie Distribusi Proporsi Kategori Tingkat Keberadaan Tenaga Penolong Persalinan

4.3.2. Akses Pelayanan Kesehatan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diketahui mengenai akses pelayanan kesehatan seperti pada tabel berikut ini :

8 (14,5%)

47 (85,5%)

Kategori Keberadaan Tenaga Penolong

Kesehatan

Cukup Kurang


(58)

Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Responden terhadap Akses Pelayanan Kesehatan dalam Pemilihan Penolong Persalinan

No. Pernyataan Ya Tidak

F % F %

1. Ibu merasa puskesmas/praktek petugas kesehatan(bidan, dokter) terlalu jauh dari rumah

24 43,6 31 56,4

2. Tersedia angkutan umum ke puskesmas/praktek petugas kesehatan(bidan, dokter)

37 67,3 18 32,7

3. Ibu merasa kesulitan dalam mendapatkan angkutan umum ke puskesmas/praktek petugas kesehatan(bidan, dokter)

26 47,3 29 52,7

4. Ibu merasa waktu tempuh menuju puskesmas/praktek petugas

kesehatan(bidan, dokter) terlalu lama

26 47,3 29 52,7

5. Ibu merasa biaya yang dikeluarkan umtuk pemeriksaan di puskesmas/praktek petugas kesehatan(bidan, dokter) terlalu mahal

8 14,5 47 85,5

Berdasarkan penyajian hasil pada tabel 4.13 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden menjawab bahwa jarak dari rumah mereka ke puskesmas/praktek petugas kesehatan tidak terlalu jauh sebanyak 31 (56,4%). Kemudian untukketersediaan sarana angkutan umum menuju puskesmas/praktek petugas kesehatan, sebagian besar responden menjawab tersedia sebanyak 37 responden (67,3%). Selanjutnya sebagian besar responden merasa tidak terlalu kesulitan dalam mendapatkan angkutan umum menuju puskesmas/praktek petugas kesehatan yaitu sebanyak 29 responden (52,7%). Lalu sebagian besar responden juga tidak merasa waktu tempuh menuju puskesmas/praktek petugas kesehatan terlalu lama sebanyak 29 responden (52,7%). Kemudian sebagian besar responden merasa biaya yang dikeluarkan untuk pemeriksaan di puskesmas/praktek petugas kesehatan tidak mahal, yaitu 47 responden (85,5%).


(59)

71

a. Kategori Tingkatan Akses Pelayanan Kesehatan

Berikut merupakan pengkategorian akses pelayanan kesehatan mengenai pemilihan penolong persalinan yang disajikan ke dalam tabel.

Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Kategori Akses Pelayanan Kesehatan

No. Kategori Frekuensi %

1. Baik 19 34,5

2. Sedang 23 41,8

3. Kurang 13 23,6

Jumlah 55 100,0

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari sebagian besar responden mengkategorikan akses pelayanan kesehatan baik sebanyak 19 responden (34,5%), kemudian sebanyak 23 responden (41,8%) mengkategorikan sedang, sedangkan sebagian kecil responden mengkategorikan tidak baik yaitu sebanyak 13 responden (23,6%). Untuk mengetahui lebih jelas simaklah diagram pie di bawah ini.

Gambar 4.5. Diagram Pie Distribusi Proporsi Kategori Tingkat Akses Pelayanan Kesehatan

23 (41,8%)

13 (23,6%) 19 (34,5%)

Kategori Akses Pelayanan Kesehatan

Sedang Tidak Baik Baik


(60)

4.4. Faktor Pendorong (Reinforcing Factor) 4.4.1. Dukungan Keluarga

Berikut ini adalah hasil tentang dukungan keluarga yang diperoleh responden dalam pertolongan persalinan.

Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga dalam Pemilihan Penolong Persalinan

No. Pernyataan Ya Tidak

F % F %

1. Keluarga ibu memberikan penjelasan tentang persalinan yang baik kepada ibu

43 78,2 12 21,8

2. Keluarga ibu memberikan saran kepada siapa ibu hendaknya memilih petugas penolong persalinan

48 87,3 7 12,7

3. Keluarga ibu mendampingi dalam proses persalinan selama di rumah?

48 87,3 7 12,7

4. Keluarga ibu membantu dalam hal pembiayaan selama proses persalinan ibu

52 94,5 3 5,5

Hasil penelitian pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa sebagian besar responden mendapat penjelasan tentang persalinan yang baik dari keluarga yaitu sebanyak 43 responden (78,2%). Kemudian sebagian besar responden mendapatkan saran kepada siapa hendaknya memilih tenaga penolong persalinan dari keluarga sebanyak 48 responden (87,3%). Selanjutnya sebagian besar responden didampingi oleh keluarga selama proses persalinan yaitu sebanyak 48 responden (87,3%). Lalu sebagian besar responden mendapat bantuan dalam hal pembiayaan persalinan oleh keluarga, yaitu sebanyak 52 responden (94,5%).


(61)

73

a. Kategori Dukungan Keluarga terhadap Responden Tentang Faktor yang Mempengaruhi Pertolongan Persalinan

Berikut ini adalah penyajian kategori dukungan dari keluarga yang diperoleh responden dalam memilih tenaga penolong persalinan.

Tabel 4.16. Distribusi Frekuensi Kategori Dukungan Keluarga

No. Kategori Frekuensi %

1. Mendukung 47 85,5

2. Tidak Mendukung 8 14,5

Jumlah 55 100,0

Berdasarkan tabel di atas ternyata diperoleh hasil sebagian besar responden dikategorikan mendapat dukungan yaitu sebanyak 47 responden (85,5%), sedangkan sebagian kecil responden dikategorikan tidak mendapat dukungan sebanyak 8 responden (14,5%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.6. Diagram Pie Distribusi Proporsi Kategori Tingkat Dukungan Keluarga

47 (85,5%) 8 (14,5%)

Kategori Dukungan Keluarga

Mendukung Tidak Mendukung


(62)

4.4.2 Dukungan Teman

Penyajian hasil tentang dukungan teman yang diperoleh responden dalam memilih tenaga penolong persalinan, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.17. Distribusi Frekuensi Dukungan Teman dalam Pemilihan Penolong Persalinan

No. Pernyataan Ya Tidak

F % F %

1. Teman ibu memberikan penjelasan tentang persalinan yang baik kepada ibu

36 65,5 19 34,5

2. Teman ibu pernah memberikan saran kepada siapa ibu hendaknya memilih petugas penolong persalinan

34 61,8 21 38,2

3. Teman ibu pernah mendampingi dalam proses persalinan selama di rumah

39 70,9 16 29,1

4. Teman ibu sudah pernah menggunakan tenaga penolong persalinan yang disarankannya dan mengajak ibu untuk ikut serta

39 70,9 16 29,1

Hasil penelitian pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa sebagian besar responden mendapat penjelasan tentang persalinan yang baik dari teman yaitu sebanyak 36 responden (65,5%). Kemudian sebagian besar responden mendapatkan saran kepada siapa hendaknya memilih tenaga penolong persalinan dari teman sebanyak 34 responden (61,8%). Selanjutnya sebagian besar responden didampingi oleh teman selama proses persalinan yaitu sebanyak 39 responden (70,9%). Lalu sebagian besar responden menjawab bahwa temen responden sudah pernah menggunakan tenaga penolong persalinan yang disarankannya dan mengajak responden untuk ikut serta sebanyak 39 responden (70,9%).


(63)

75

a. Kategori Dukungan Teman terhadap Responden Tentang Faktor yang Mempengaruhi Pertolongan Persalinan

Berikut ini adalah penyajian kategori dukungan dari teman yang diperoleh responden dalam memilih tenaga penolong persalinan.

Tabel 4.18. Distribusi Frekuensi Kategori Dukungan Teman

No. Kategori Frekuensi %

1. Mendukung 32 58,2

2. Tidak Mendukung 23 41,8

Jumlah 55 100,0

Berdasarkan tabel di atas ternyata diperoleh hasil sebagian besar responden dikategorikan mendapat dukungan yaitu sebanyak 32 responden (58,2%), sedangkan sebanyak 23 responden (41,8%) tidak mendapat dukungan. Untuk mengetahui lebih jelas simaklah diagram pie di bawah ini.

Gambar 4.7. Diagram Pie Distribusi Proporsi Kategori Tingkat Dukungan Teman 32 (58,2%)

23 (41,8%)

Kategori Dukungan Teman

Mendukung Tidak Mendukung


(64)

4.5. Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan

Berikut ini ada hasil tentang tenaga penolong persalinan yang dipilih oleh responden antara lain :

Tabel 4.19. Distribusi Frekuensi Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan

No. Pernyataan dan Jawaban Responden Jumlah %

1. Tenaga penolong persalinan yang ibu pilih : a. Dokter spesialis kandungan

b. Dokter umum c. Bidan

d. Dukun bayi

- 4 42 9

- 7,3 76,4 16,4

Jumlah 55 100,0

Dari tabel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 42 responden (76,4%) memilih bidan sebagai tenaga penolong persalinannya, lalu sebanyak 4 responden (7,3%) memilih dokter umum, sedangkan yang menggunakan dukun bayi sebagai tenaga penolong persalinannya yaitu sebanyak 9 responden (16,4%).


(65)

77

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Faktor Predisposisi (Predisposing Factor)

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa 76,4% ibu bersalin di Kecamatan Medang Deras memilih bidan sebagai penolong persalinan, dan 7,3% memilih ditolong oleh dokter umum, sedangkan hanya 6,4% yang memilih ditolong dukun bayi. Hal ini menunjukkan ibu sudah mengetahui persalinan yang aman sebaiknya dengan tenaga kesehatan. Fokus asuhan persalinan normal adalah persalinan bersih dan aman serta mencegah terjadinya komplikasi. Persalinan yang bersih dan aman memastikan setiap penolong persalinan mempunyai kemampuan, keterampilan dan alat untuk memberikan pertolongan persalinan yang aman. Ada lima dasar asuhan persalinan yang bersih dan aman, yaitu membuat keputusan klinik, asuhan sayang ibu dan sayang bayi, pencegahan infeksi, pencatatan dan mempersiapkan rujukan. Paradigma persalinan yang aman mencegah perdarahan pasca persalinan, menjadikan episiotomi tindakan tidak rutin, mencegah terjadinya retensio plasenta, mencegah partus lama, mencegah asfiksia bayi baru lahir.

Pemeriksaan antenatal dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan, dengan ketentuan satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan sebelum 14 minggu), satu kali selama trimester kedua (antara 14 sampai dengan 28 minggu), dan dua kali selama trimester ketiga (antara minggu 28 s/d 36 minggu dan setelah 36 minggu). Dengan ANC teratur maka kemungkinan komplikasi yang akan timbul dapat terdeteksi secara dini sehingga persalinan dapat direncanakan lebih optimal. Frekuensi ANC yang tidak sesuai


(1)

vi

3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 42

3.3. Populasi Dan Sampel Penelitian ... 43

3.3.1. Populasi ... 43

3.3.2. Sampel ... 43

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 45

3.5. Variabel ... 45

3.5.1. Variabel Dependen ... 45

3.5.2. Variabel Independen ... 46

3.6. Defenisi Operasional ... 46

3.7. Aspek Pengukuran ... 48

3.8. Pengolahan dan Analisis Data ... 51

3.8.1. Pengolahan Data ... 51

3.8.2. Analisis Data ... 51

BAB IV. HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 52

4.2. Faktor Predisposisi (Predisposing Factor) ... 53

4.2.1. Umur Responden ... 53

4.2.2. Pendidikan Responden ... 53

4.2.3. Pekerjaan Responden ... 54

4.2.4. Parietas Responden ... 54

4.2.5. Pengetahuan Responden ... 55

4.2.6. Sikap Responden ... 62

4.2.7. Nilai-nilai Responden ... 65

4.3. Faktor Pemungkin (Enabling Factor) ... 68

4.3.1. Keberadaan Tenaga Penolong Kesehatan ... 69

4.3.2. Akses Pelayanan Kesehatan ... 69

4.4. Faktor Pendorong (Reinforcing Factor) ... 72

4.4.1. Dukungan Keluarga ... 72

4.4.2. Dukungan Teman ... 74

4.5. Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan ... 76

BAB V. PEMBAHASAN 5.1. Faktor Predisposisi (Predisposing Factor) ... 77

5.1.1. Faktor Umur Terhadap Pemilihan Penolong Persalinan ... 78

5.1.2. Faktor Pendidikan Terhadap Pemilihan Penolong Persalinan ... 79

5.1.3. Faktor Pekerjaan Terhadap Pemilihan Penolong Persalinan ... 83

5.1.4. Faktor Parietas terhadap Pemilihan Penolong Persalinan ... 84

5.1.5. Faktor Pengetahuan terhadap Pemilihan Penolong Persalinan ... 85

5.1.5.1. Pengetahuan Ibu tentang Persalinan yang Aman ... 85

5.1.5.2. Pengetahuan Ibu tentang Penolong Persalinan ... 87

5.1.5.3. Pengetahuan Ibu tentang yang Sebaiknya Melakukan Pertolongan Persalinan ... 89

5.1.6. Faktor Sikap terhadap Pemilihan Penolong Persalinan ... 90


(2)

vii

5.1.6.1. Sikap Ibu terhadap Persalinan Harus Ditolong Oleh Dukun Bayi ... 91 5.1.6.2. Sikap Ibu terhadap Persalinan Boleh Dilakukan Oleh Dukun Bayi untuk Alasan Adat dan Keagamaan ... 92 5.1.6.3. Sikap Ibu terhadap Proses Persalinan Harus Dilakukan di Puskesmas/Pratek Bidan ... 93 5.1.7. Faktor Nilai-nilai terhadap Pemilihan Penolong Persalinan ... 94 5.2. Faktor Pemungkin (Enabling Factor) ... 95

5.2.1. Faktor Keberadaan Tenaga Penolong Persalinan terhadap Pemilihan Penolong Persalinan ... 95 5.2.2. Faktor Akses Pelayanan Kesehatan terhadap Pemilihan

Penolong Persalinan ... 97 5.3. Faktor Pendukung (Reinforcing Factor) ... 99

5.3.1. Faktor Dukungan Keluarga terhadap Pemilihan Penolong Persalinan ... 99 5.3.2. Faktor Dukungan Teman terhadap Pemilihan Penolong

Persalinan ... 100 5.4. Pemilihan Penolong Persalinan ... 101

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ... 109 6.2. Saran ... 111

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(3)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Distribusi Sampel Pada Tiap-tiap Desa Kecamatan Medan Deras

Kabupaten Batubara Tahun 2015 ... 44

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur ... 53

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 53

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 54

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Parietas ... 54

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Perilaku dalam Pemilihan Pertolongan Persalinan ... 55

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Responden ... 61

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Sikap Responden dalam Pemilihan Penolong Persalinan ... 62

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Kategori Sikap Responden ... 65

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Nilai-nilai Responden dalam Pemilihan Penolong Persalinan ... 66

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Kategori Nilai-Nilai Responden ... 67

Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Responden terhadap Keberadaan Tenaga Penolong Persalinan dalam Pemilihan Penolong Persalinan ... 68

Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Kategori Keberadaan Tenaga Penolong Persalinan 69 Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Responden terhadap Akses Pelayanan Kesehatan dalam Pemilihan Penolong Persalinan ... 70

Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Kategori Akses Pelayanan Kesehatan ... 71

Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Responden terdahap Dukungan Keluarga dalam Pemilihan Pertolongan Persalinan ... 72

Tabel 4.16. Distribusi Frekuensi Kategori Dukungan Keluarga ... 73


(4)

ix

Tabel 4.17. Distribusi Frekuensi Dukungan Teman dalam Pemilihan Penolong Persalinan ... 74 Tabel 4.18. Distribusi Frekuensi Kategori Dukungan Teman ... 75 Tabel 4.19. Distribusi Frekuensi Pemilihan Tenaga Penolong Persalinan ... 76


(5)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Teori Perilaku Green ... 38 Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian ... 39 Gambar 4.1. Diagram Pie Distribusi Proporsi Kategori Tingkat Pengetahuan

Responden Tentang Pertolongan Persalinan ... 61 Gambar 4.2. Diagram Pie Distribusi Proporsi Kategori Tingkat Sikap Responden

Tentang Pertolongan Persalinan ... 65 Gambar 4.3. Diagram Pie Distribusi Proporsi Kategori Tingkat Nilai-nilai

Responden Tentang Pertolongan Persalinan ... 67 Gambar 4.4. Diagram Pie Distribusi Proporsi Kategori Tingkat Keberadaan

Tenaga Penolong Persalinan ... 69 Gambar 4.5. Diagram Pie Distribusi Proporsi Kategori Tingkat Akses Pelayanan

Kesehatan ... 71 Gambar 4.6. Diagram Pie Distribusi Proporsi Kategori Tingkat Dukungan

Keluarga ... 73 Gambar 4.7. Diagram Pie Distribusi Proporsi Kategori Tingkat Dukungan Teman 75


(6)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Lampiran 2. Hasil Analisis Data

Lampiran 3. Surat Persetujuan Izin Penelitian