PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN DI SD NEGERI 050715 TANJUNG BERINGIN T.A 2015/2016.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA

MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN DI SD NEGERI 050715 TANJUNG BERINGIN T.A 2015/2016

Oleh :

Thohap Gayatri Puspa Kirana NIM.409311056

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2016


(2)

(3)

RIWAYAT HIDUP

Thohap Gayatri Puspa Kirana lahir di Medan, pada tanggal 3 Maret 1992. Ayah bernama Kristian Sianturi dan Ibu bernama Irsyam Risdawati, dan merupakan anak sulung dari 3 orang bersaudara. Pada tahun 1997 penulis masuk SD Swasta Pembangunan Didikan Islam, Jl. Letjen Djamin Ginting 271 dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 7 Medan dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMA Swasta Panca Karya Stabat - Kab. Langkat dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan melalui jalur Ekstensi. Penulis lulus ujian skripsi pada tanggal 27 Juni 2016.


(4)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V

PADA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN DI SD NEGERI 050715 TANJUNG BERINGIN

T.A 2015/2016

Thohap Gayatri Puspa Kirana (NIM. 409311056)

ABSTRAK

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam mengerjakan soal-soal pada materi Operasi Hitung Pecahan dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match untuk meningkatkan hasil belajar siswa

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 050715 Tanjung Beringin yang berjumlah 40 siswa. Objek Penelitian adalah meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Make-A Match pada materi operasi hitung pecahan di SD Negeri 050715 Tanjung Beringin T.A 2015/2016. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes, observasi, dan wawancara. Prosedur dari penelitian ini terdiri atas 2 siklus, yakni pada siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan dan pada siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan.

Tes yang diberikan berbentuk uraian . Pemberian tes diberikan sebanyak 3 (tiga) kali, yaitu tes awal (sebelum tindakan), tes hasil belajar I yang dilakukan pada akhir siklus I dan tes hasil belajar II yang dilakukan pada akhir siklus II. Sebelum tes diberikan terlebih dahulu peneliti memvalidkan berdasarkan pendapat para ahli sebagai validator. Dari hasil tes kemampuan awal siswa kelas V belum dapat dikatakan tuntas karena persentase ketuntasan klasikalnya belum mencapai 85%. Hal ini dilihat dari 40 siswa hanya 13 orang (33%) yang tuntas sedangkan 27 siswa lainnya belum tuntas dengan nilai ( kkm ≥ 75) rata-rata kelas pada tes awal adalah 52,2.

Setelah tindakan siklus I dengan menggunakan model Make A Match, terdapat 29 dari 40 siswa mencapai ketuntasan belajar sedangkan 11 siswa lainnya belum tuntas dengan rata-rata kelas 74,63 dan persentase ketuntasan klasikal 72,5%. Selanjutnya, setelah tindakan siklus II dengan menggunakan metode yang sama yaitu Make A Match, terdapat 35 dari 40 siswa mencapai ketuntasan belajar sedangkan 5 siswa lainnya belum tuntas dengan rata-rata kelas 83,4 dan persentase ketuntasan klasikal 87,5%. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar klasikal.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa dengan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V SD Negeri 050715 Tanjung Beringin T.A. 2015/2016.


(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan ridha-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul

“Penerapan Model Pembelajaran Make A Match untuk meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Kelas V pada Materi Operasi Hitung Pecahan di SD Negeri 050715 Tanjung Beringin T.A 2015/2016”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, Dr. H. Banjarnahor, M.Pd dan Dr. Asrin Lubis, M.Pd yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Pembimbing Akademik dan juga selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku ketua Jurusan Matematika, dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Aniyar, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri 050715 Tanjung Beringin, Ibu Dwi Hartati, S.Pd selaku Guru dan Wali Kelas V SD Negeri 050715 Tanjung Beringin, guru dan staf pegawai SD Negeri 050715 Tanjung Beringin yang namanya tidak memungkinkan penulis menyebutkan satu persatu, terima kasih atas segala arahan bantuan dan kerjasama yang diberikan kepada penulis.

Tidak lupa juga penulis menyampaikan terima kasih kepada yang teristimewa Ayahanda Kristian Sianturi dan Ibunda Irsyam Risdawati, juga adik-adik tercinta Afrida Bella Krisdayanti dan Gifari dhaffa Prawira serta sanak


(6)

v

keluarga yang telah banyak memberi kasih sayang, dukungan, nasehat, dan doa sehingga perkuliahan dan penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan baik.

Terima kasih juga buat teman-teman seperjuangan di Kelas Ekstensi A 2009 : Uni, Yera, Pane, Dian, Indra, Ricky, Khairi, dan juga Sofia Loris br. Saragih, S.Pd terima kasih atas bantuan, doa, dan dukungannya.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juni 2016. Penulis,

Thohap Gayatri Puspa Kirana NIM. 409311056


(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN i

RIWAYAT HIDUP ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GRAFIK xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Pembatasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Pengertian Belajar 8

2.1.2. Pengertian Hasil Belajar 9

2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar 10

2.1.4. Model Pembelajaran Make-A Match 14

2.1.5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Make-A Match 18

2.1.6.Pecahan 18

2.2. Kerangka Konseptual 26


(8)

vii

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian 28

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 28

3.2.1. Subjek Penelitian 28

3.2.2. Objek Penelitian 28

3.3. Jenis dan Rancangan Penelitian 28

3.4. Prosedur Penelitian 28

3.5. Teknik Pengumpulan Data 34

3.5.1. Tes Hasil Belajar 34

3.5.2. Observasi 34

3.5.3. Wawancara 34

3.6. Teknik Analisis Data 35

3.6.1. Reduksi Data 35

3.6.2. Memaparkan Data 35

3.6.3. Kesimpulan 37

3.7. Indikator Keberhasilan 37

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 38

4.1.1. Siklus I 38

4.1.1.1. Permasalahan I 38

4.1.1.2. Perencanaan Tindakan I 39

4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 40

4.1.1.4. Observasi dan Wawancara I 43

4.1.1.6. Refleksi I 48

4.1.2. Siklus II 49

4.1.2.1. Permasalahan II 49

4.1.2.2. Perencanaan Tindakan II 50

4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 51

4.1.2.4. Observasi dan Wawancara II 54

4.1.2.5. Analisis Data II 55


(9)

viii

4.1.3. Pembahasan Hasil Penelitian 59

4.2. Temuan Penelitian 63

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 64

5.2. Saran 66


(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.2. Skema Kerangka Konseptual 27


(11)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Make A Match 16

Table 4.1 Hasil Tes Hasil Belajar I 45

Table 4.2 Hasil Tes Hasil Belajar II 55

Table 4.3 Peningkatan Rata-rata Skor THB I dan THB II 62


(12)

xi

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1 Peningkatan Rata-rata Skor THB I dan THB II 62


(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Rencana Program Pembelajaran 69

Lampiran 2 : Lembar Kerja Siswa I dan II (Siklus I) 100

Lampiran 3 : Lembar Kerja Siswa I dan II (Siklus II) 104

Lampiran 4 : Alternatif Jawaban LKS I dan II (Siklus I) 108

Lampiran 5 : Alternatif Jawaban LKS I dan II (Siklus II) 110

Lampiran 6 : Kisi-Kisi Tes Awal 112

Lampiran 7 : Tes Awal 113

Lampiran 8 : Kunci Jawaban Tes Awal 114

Lampiran 9 : Hasil Tes Kemampuan Awal Siswa 115

Lampiran 10 : Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar I dan II 117

Lampiran 11 : Tes Hasil Belajar I dan II 118

Lampiran 12 : Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar I dan II 122

Lampiran 13 : Hasil Tes Hasil Belajar I dan II 125

Lampiran 14 : Pedoman Penskoran THB 129

Lampiran 15 : Lembar Validasi Tes Awal, THB I, dan THB II 130

Lampiran 16 : Lembar Observasi Kegiatan Guru 133

Lampiran 17 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa 135


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui latihan dan perubahan itu disebabkan karna adanya dukungan dari lingkungan yang positif yang menyebabkan terjadinya interaksi edukatif. Perubahan itu terjadi secara menyeluruh meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan. Oleh karena itu dalam mengembangkan diri siswa dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi diperlukan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap. Hal tersebut dapat diperoleh siswa dengan mempelajari ilmu pengetahuan umum, salah satunya adalah pelajaran matematika. Menurut Paling (dalam Abdurrahman, 2009:252) :

“Ide manusia tentang matematika hanya perhitungan yang mencakup tambah, kurang, kali dan bagi; tetapi ada pula yang melibatkan topic-topik seperti aljabar, geometri dan trigonometri. Banyak pula yang beranggapan bahwa matematika mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan

berpikir logis”.

Dalam pembelajaran matematika banyak guru yang mengeluhkan rendahnya kemampuan siswa dalam menerapkan konsep matematika. Rendahnya mutu pembelajaran dapat di artikan kurang efektifnya proses pembelajaran. Penyebabnya dapat berasal dari siswa, guru, maupun sarana dan prasarana yang kurang memadai akan menyebabkan pembelajaran menjadi kurang efektif. Saat sekarang ini sistem pembelajaran harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Jadi pendidikan tidak hanya di tekankan pada aspek kognitif saja tetapi juga afektif dan psikomotorik.

Hal serupa juga ditekankan Herman Hudojo (1988:3) yang

mengungkapkan :

“Matematika adalah bidang ilmu yang melatih penalaran supaya berfikir logis dan sistematik dalam menyelesaikan masalah dan membuat keputusan. Mempelajari matematika memerlukan cara tersendiri karena juga bersifat khas yaitu abstrak, konsisten, hirarki, dan berfikir deduktif.”


(15)

2

Hal ini membuat peserta didik beranggapan bahwa matematika merupakan materi ajar yang sulit. Dan pada akhirnya banyak peserta didik yang kurang berminat terhadap matematika. Sementara itu siswa dalam satu kelas memiliki beragam karakteristik, seperti kemampuan kognitif, kondisi ekonomi, da minat terhadap matematika. Dalam mengajar matematika guru dituntut memahami karakter setiap siswa sehingga saat mengajar matematika karakteristik dapat dengan mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan.

Ada beberapa alasan tentang perlunya belajar dan menguasai matematika menurut Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan bahwa:

“Lima alasan perlunya belajar matematika, karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”.

Menurut Piaget, siswa sekolah dasar masih berada pada masa operasional konkret, yaitu dalam mempelajari materi yang bersifat abstrak harus diawali dengan materi yang konkret. Sedangkan yang terjadi dilapangan bahwa banyaknya guru menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional tanpa memikirkan solusi atau keberhasilan peserta didiknya. Jika hal seperti itu terus dibiarkan tentunya mutu pendidikan akan selalu rendah, dan hal seperti ini pula akan membawakan dampak yang negative bagi generasi bangsa kita.

Agar supaya setiap warga negara siap sejak dini guru harus bekerja keras untuk memajukan para peserta didiknya terkhusus bagi guru SD. Dimana anak SD merupakan anak tahap awal memasuki dunia pendidikan formal, dan tepat sekali apabila semuanya harus dipersiapkan dengan baik pula oleh guru. Agar setelah mereka memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi mereka dapat betul-betul siap untuk menjadi lebih baik lagi dan itulah harapan kita bersama.

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar pada siswa baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun yang dari luar. Seperti yang di ungkapkan

Hudojo (1988:6) bahwa: “Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar


(16)

3

Sedangkan berdasarkan hasil observasi di kelas V SD Negeri 050715 Tanjung Pura pada mata pelajaran matematika tentang materi pokok operasi hitung pecahan mendapatkan beberapa kejanggalan dalam pelaksanaan kegiatan mengajar guru diantaranya yaitu model mengajar yang digunakan guru masih bersifat konvensional atau guru hanya banyak memberikan ceramah saja tanpa melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, siswa menjadi pasif. Hal ini juga dipaparkan Nur (dalam Shadiq 2009 : 9) yang menyatakan bahwa:

“ Pembelajaran matematika di Indonesia pada umumnya masih berada pada pembelajaran matematika konvensional yang banyak ditandai oleh „strukturalistik’ dan ‘mekanistik’. Di samping itu, kurikulumnya terlalu sarat dan kelasnya didominasi pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered).”

Pada kesempatan observasi, peneliti mewawancarai seorang guru matematika yang merangkap sebagai wali kelas V SD Negeri 050715 yang menyatakan:

“ rendahnya nilai KKM siswa pada pelajaran matematika dikarenakan masih minimnya siswa mengingat perkalian diluar kepala, dan juga kurang mengertinya siswa dalam pembagian bilangan.ini juga yang menjadikan siswa malas mengikuti pelajaran matematika dan menganggap pelajaran tersebut sulit.”

Kurangnya cara pendekatan guru dalam memotivasi dan mengajak siswa untuk turut andil dalam kegiatan belajar,mengakibatnya pembelajaran menjadi membosankan dan mengakibatkan banyaknya nilai siswa di kelas V SD Negeri 050715 tidak mencapai nilai KKM yang telah ditentukan , yaitu hampir 60% siswa yang nilainya di bawah KKM (kriteria ketuntasan minimal). Sedangkan yang mencapai KKM hanya 40 % dari jumlah keseluruhan 40 siswa. Banyak cara yang dilakukan oleh guru untuk melaksanakan KBM (kegiatan belajar mengajar) agar konsep dan materi pelajaran yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh para peserta didik dan mencapai hasil maksimal sesuai KKM yang telah ditentukan.

Menyikapi permasalahan-permasalahan dalam proses pembelajaran dan hasil belajar di kelas agar lebih baik maka digunakan model Make-A Match sesuai dengan model belajar yang dikembangkan oleh Lorna Curran (dalam Miftahul


(17)

4

huda, 2011:135) yaitu model Make-A Match merupakan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM), serta pembelajaran kooperatif (Cooperatif Learning) yang mengutamakan kerja sama dan kecepatan di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Adapun tujuan utama peneliti dalam menerapkan metode yang menarik ini ialah dengan cara menggunakan metode pembelajaran kooperatif agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara mengemukakan gagasan dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok. Seperti yang di ungkapkan Stahl (dalam Isjoni, 2009:110) “The cooperative behaviors and attitudes that contributed to the success and or failure of these groups”. Dalam kelompok ini mereka bekerja tidak hanya sebagai kumpulan individual tetapi merupakan suatu tim kerja yang tangguh. Seorang anggota bergantung kepada anggota kelompok lainnya.

Berdasarkan uraian di atas tentang permasalahan dalam pembelajaran

matematika, maka penulis dapat membuat judul “Penerapan Model

Pembelajaran Make-A Match untuk Meningkatakan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Materi Operasi Hitung Pecahan di SD 050715 Tanjung Beringin T.A 4015/2016”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

1. Interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa jarang terjadi.

2. Siswa kurang terampil menjawab pertanyaan atau bertanya tentang konsep

yang diajarkan.

3. Siswa kurang bisa bekerja dalam kelompok diskusi dan pemecahan

masalah yang diberikan.

4. Mereka cenderung belajar sendiri-sendiri.

5. Pengetahuan yang didapat bukan dibangun sendiri secara bertahap oleh siswa atas dasar pemahaman sendiri.


(18)

5

6. Siswa jarang menemukan jawaban dengan cara yang mudah atas

permasalahan atau konsep yang dipelajari.

7. Setelah dilakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa ternyata dengan pendekatan pembelajaran seperti itu juga tanpak pada hasil belajar siswa yang belum maksimal.

8. Hal ini tampak pada pencapaian nilai akhir siswa. Rendahnya pencapaian

nilai akhir siswa ini, menjadi indikasi bahwa pembelajaran yang dilakukan selama ini belum efektif.

9. Nilai akhir dari evaluasi belajar belum mencakup penampilan dan partisipasi siswa dalam pembelajaran.

1.3 Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini dapat terarah dan tidak terlalu luas jangkauannya maka diperlukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran make a match untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada materi operasi hitung pecahan di SD 050715 Tanjung Beringin T.A 2015/2016.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah ada, maka peneliti merumuskan masalah dalam pelitian ini adalah :

1. Bagaimana strategi penerapan Model Pembelajaran Make a match untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 050715 Tanjung Beringin pada materi operasi hitung pecahan?

2. Bagaimana aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 050715 Tanjung Beringin ketika diterapkan Model Pembelajaran Make a match pada materi operasi hitung pecahan?

3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 050715 Tanjung Beringin pada materi operasi hitung pecahan setelah diterapkan Model Pembelajaran Make a match?


(19)

6

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Strategi penerapan Model Pembelajaran Make a match untuk

meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 050715 Tanjung Beringin pada materi operasi hitung pecahan.

2. Deskripsi aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri 050715 Tanjung Beringin ketika diterapkan Model Pembelajaran Make a match pada materi operasi hitung pecahan.

3. Meningkatannya hasil belajar siswa setelah diterapkan Model

Pembelajaran Make a match pada materi operasi hitung pecahan di kelas V SD Negeri 050715 Tanjung Beringin.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai setelah melakukan penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis, untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan penggunaan model Make a match.

2. Manfaat Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

a) Bagi siswa: untuk meningkatkan hasil belajar pada materi mengubah pecahan biasa ke desimal dan sebaliknya dalam menyelesaikan soal-soal matematika dengan baik.

b) Bagi guru : hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman

langsung pada guru-guru untuk dapat mengembangkan

pembelajaran dengan metode yang lebih inovatif dan lebih berorientasi pada proses sehingga kualitas pembelajarannya dapat meningkat.

c) Bagi sekolah: hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam upaya pengadaan inovasi pembelajaran bagi guru-guru lain dan juga memotivasi mereka untuk selalu melakukan inovasi untuk menemukan metode pembelajaran yang paling tepat dan efektif.


(20)

7

d) Bagi peneliti: dengan melakukan penelitian ini, peneliti dapat memperoleh wawasan, pengalaman mengenai penggunaan metode pembelajaran yang inovatif, dan sebagai acuan atau bahan masukan sebagai calon guru yang kelak akan mengajarkan bidang studi matematika.


(21)

64

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada bab IV maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Strategi penerapan Model Pembelajaran Make a match untuk meningkatkan

hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 050715 Tanjung Beringin pada materi operasi hitung pecahan adalah :

a. Menyampaikan tujuan dan menyajikan materi yang akan di pelajari kepada siswa menggunakan alat peraga.

b. Menjelaskan kepada siswa bagaiman cara membentuk

kelompok-kelompok yang akan dibagi selama pembelajaran berlangsung agar sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan.

c. Membimbing siswa menemukan dalam menemukan pasangan kartu saat

mereka mengerjakan LKS yang di berikan guru.

d. Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau meminta siswa menjelaskan hasil kerja kelompoknya.

e. Mencari cara menghargai hasil belajar siswa baik secara individu maupun kelompok serta memotivasi siswa yang belum meningkat hasil belajarnya.

2. Aktivitas belajar mengajar siswa ketika diterapkan model pembelajaran Make a match untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 050715 Tanjung Beringin pada materi operasi hitung pecahan adalah :

a. Siswa menjadi lebih memperhatikan pada saat gru menjelaskan materi,

tidak ada lagi siswa yang berbicara di barisan belakang dan siswa lebih fokus dalam pembelajaran.

b. Keaktifan siswa dalam menanyakan kesulitan yang dihadapi saat

menyelesaikan soal berubah kea rah yang lebih baik. Banyak siswa

yang berani untuk bertanya kepada guru maupun teman

sekelompoknya.


(22)

65

c. Keaktifan siswa dalam menyelesaikan LKS mengalami perubahan yang

sangat baik. Banyak siswa yang berani untuk berdiskusi dengan teman sekelompoknya saat memecahkan jawaban soal.

d. Siswa lebih termotivasi dalam pembelajaran, dikarenakan guru

memberikan penghargaan berupa point/skor untuk menghargai upaya atau hasil kerja siswa.

e. Siswa menjadi lebih siap pada saat mempersentasikan jawaban

kelompoknya, terutama saat menggunakan alat peraga. Dan banyak siswa dari kelompok lain yang menanggapi dengan baik hasil persentasi sesama siswa.

3. Penerapan modelpembelajaran Make a match dapat meningkatkan hasil

belajar siswa kelas V SD Negeri 050715 Tanjung Beringin pada materi operasi hitung pecahan. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes belajar yang diberikan pada siklus I dan siklus II. Padaa siklus I persentase ketuntasan klasikal hanya mencapai 72,5% atau 29 siswa yang mencapai ketuntasan, sedangkan pada siklus II persentase ketuntasan klasikal meningkat menjadi 87,5% atau 35 siswa. Dari hasil persentase tersebut, peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II naik sebesar 15%. Siswa yang tidak mencapai ketuntasan klasikal sekitar 5 siswa atau nilainya dibawah 75.

1.2 Saran

1. Bagi guru khususnya guru matematika sebaiknya menggunakan model

pembelajaran Make A Maatch untuk memberikan variasi berbeda dalam pembelajaran matematika dan juga sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi siswa diharapkan untuk lebih aktif selama proses pembelajaran dan lebih berani mengungkapkan pendapatnya.

3. Bagi sekolah diharapkan dapat menyediakan media alat peraga untuk mendukung dalam pembelajaran matematika.


(23)

66

4. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian tindakan agar hasilnya lebih baik, sebaiknya melakukan penelitian secara tuntas dan memberikan lebih banyak waktu.

5. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian diharapkan untuk memberikan modifikasi yang lebih pada model pembelajaran Make a match, agar tidak terkesan monoton.


(24)

67

DAFTAR PUSTAKA

Abudurrahman, M., (2009). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Rhineka Cipta.

Arikunto, S, (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S., dan Suhardjono. Supardi, (2009). Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: Bumi Aksara

Dimyati dan Mudjiono., (2009). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2007). Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Pendidikan. Medan: FMIPA Unimed.

Hamalik, Oemar., (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Huda, Miftahul., (2011). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hudojo, H., (1988). Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud, P2LPTK, Jakarta. Isjoni., (2009). Pembelajaran Kooperatif : Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi

Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Istarani, (2002). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: PT. Media Persada Muslich, Maansur, (2012). Melaksanakan PTK Itu Muda, Jakarta: Bumi Aksara Rusman, (2011). Model-model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Shadiq, Fajar (2009). Strategi Pembelajaran Matematika. Departemen Pendidikan Nasional PPPPTK Matematika, Yogyakarta.

Slameto, (2010). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Soejono, (1988), I Pembelajaran Matematika. Jakarta: Depdikbud.


(25)

68

Sudjana, N., (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sukmadinata, N., (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Reamaja Rosdakarya.

Suprijono, A., (2010). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar.


(1)

d) Bagi peneliti: dengan melakukan penelitian ini, peneliti dapat memperoleh wawasan, pengalaman mengenai penggunaan metode pembelajaran yang inovatif, dan sebagai acuan atau bahan masukan sebagai calon guru yang kelak akan mengajarkan bidang studi matematika.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada bab IV maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Strategi penerapan Model Pembelajaran Make a match untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 050715 Tanjung Beringin pada materi operasi hitung pecahan adalah :

a. Menyampaikan tujuan dan menyajikan materi yang akan di pelajari kepada siswa menggunakan alat peraga.

b. Menjelaskan kepada siswa bagaiman cara membentuk kelompok-kelompok yang akan dibagi selama pembelajaran berlangsung agar sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan.

c. Membimbing siswa menemukan dalam menemukan pasangan kartu saat mereka mengerjakan LKS yang di berikan guru.

d. Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau meminta siswa menjelaskan hasil kerja kelompoknya.

e. Mencari cara menghargai hasil belajar siswa baik secara individu maupun kelompok serta memotivasi siswa yang belum meningkat hasil belajarnya.

2. Aktivitas belajar mengajar siswa ketika diterapkan model pembelajaran Make a match untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 050715 Tanjung Beringin pada materi operasi hitung pecahan adalah : a. Siswa menjadi lebih memperhatikan pada saat gru menjelaskan materi,

tidak ada lagi siswa yang berbicara di barisan belakang dan siswa lebih fokus dalam pembelajaran.

b. Keaktifan siswa dalam menanyakan kesulitan yang dihadapi saat menyelesaikan soal berubah kea rah yang lebih baik. Banyak siswa yang berani untuk bertanya kepada guru maupun teman sekelompoknya.


(3)

c. Keaktifan siswa dalam menyelesaikan LKS mengalami perubahan yang sangat baik. Banyak siswa yang berani untuk berdiskusi dengan teman sekelompoknya saat memecahkan jawaban soal.

d. Siswa lebih termotivasi dalam pembelajaran, dikarenakan guru memberikan penghargaan berupa point/skor untuk menghargai upaya atau hasil kerja siswa.

e. Siswa menjadi lebih siap pada saat mempersentasikan jawaban kelompoknya, terutama saat menggunakan alat peraga. Dan banyak siswa dari kelompok lain yang menanggapi dengan baik hasil persentasi sesama siswa.

3. Penerapan modelpembelajaran Make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 050715 Tanjung Beringin pada materi operasi hitung pecahan. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes belajar yang diberikan pada siklus I dan siklus II. Padaa siklus I persentase ketuntasan klasikal hanya mencapai 72,5% atau 29 siswa yang mencapai ketuntasan, sedangkan pada siklus II persentase ketuntasan klasikal meningkat menjadi 87,5% atau 35 siswa. Dari hasil persentase tersebut, peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II naik sebesar 15%. Siswa yang tidak mencapai ketuntasan klasikal sekitar 5 siswa atau nilainya dibawah 75.

1.2 Saran

1. Bagi guru khususnya guru matematika sebaiknya menggunakan model pembelajaran Make A Maatch untuk memberikan variasi berbeda dalam pembelajaran matematika dan juga sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi siswa diharapkan untuk lebih aktif selama proses pembelajaran dan lebih berani mengungkapkan pendapatnya.

3. Bagi sekolah diharapkan dapat menyediakan media alat peraga untuk mendukung dalam pembelajaran matematika.


(4)

4. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian tindakan agar hasilnya lebih baik, sebaiknya melakukan penelitian secara tuntas dan memberikan lebih banyak waktu.

5. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian diharapkan untuk memberikan modifikasi yang lebih pada model pembelajaran Make a match, agar tidak terkesan monoton.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abudurrahman, M., (2009). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT. Rhineka Cipta.

Arikunto, S, (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S., dan Suhardjono. Supardi, (2009). Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: Bumi Aksara

Dimyati dan Mudjiono., (2009). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2007). Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Pendidikan. Medan: FMIPA Unimed.

Hamalik, Oemar., (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Huda, Miftahul., (2011). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hudojo, H., (1988). Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud, P2LPTK, Jakarta. Isjoni., (2009). Pembelajaran Kooperatif : Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi

Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Istarani, (2002). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: PT. Media Persada Muslich, Maansur, (2012). Melaksanakan PTK Itu Muda, Jakarta: Bumi Aksara Rusman, (2011). Model-model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Shadiq, Fajar (2009). Strategi Pembelajaran Matematika. Departemen Pendidikan Nasional PPPPTK Matematika, Yogyakarta.

Slameto, (2010). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Soejono, (1988), I Pembelajaran Matematika. Jakarta: Depdikbud.


(6)

Sudjana, N., (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sukmadinata, N., (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Reamaja Rosdakarya.

Suprijono, A., (2010). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar.