PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDA STATIS KELAS X SEMESTER II DI SMA NEGERI 1 STABAT T.P. 2015/2016.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK FLUIDA STATIS KELAS X SEMESTER II
DI SMA NEGERI 1 STABAT T.P. 2015/2016

Oleh :
Atikah Putri Lubis
4121121002
Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

ii

RIWAYAT HIDUP

Atikah Putri Lubis dilahirkan di Medan, pada tanggal 21 Januari 1995. Ayah bernama
Irsan Hakim Lubis dan ibu bernama Linda Ardiani dan merupakan anak pertama dari dua
bersaudara. Pada tahun 2000 penulis masuk SD Negeri 064972 Medan dan lulus pada tahun
2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 6 Medan dan lulus pada
tahun 2009. Kemudian pada tahun 2009, penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah
atas ke SMA Negeri 6 Medan dan lulus pada tahun 2012. Kemudian pada tahun 2012, penulis
diterima di Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan (FMIPA UNIMED) melalui jalur SNMPTN
Undangan.

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK FLUIDA STATIS KELAS X SEMESTER II
DI SMA NEGERI 1 STABAT T.P. 2015/2016
Atikah Putri Lubis (NIM. 4121121002)
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
Inquiry Training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok fluida statis
kelas x semester II di SMA Negeri 1 Stabat T.P 2015/2016.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan Pretest-Postest
Control Group Design. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X
semester II SMA Negeri 1 Stabat yang terdiri dari 10 kelas dengan jumlah siswa
335 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling
dengan mengambil 2 kelas, yaitu kelas X2 sebagai kelas eksperimen yang
berjumlah 39 orang dan kelas X1 kelas kontrol yang berjumlah 38 orang.
Instrumen digunakan yaitu instrumen tes hasil belajar dalam bentuk uraian
dengan jumlah 10 soal yang telah divalidasi dan lembar observasi aktivitas siswa
diamati oleh dua observer dan dianalisis secara deskriptif. Uji hipotesis
menggunakan uji t dengan ∝= 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas
eksperimen = 21,47 dengan SD = 5,89 dan kelas kontrol = 21,26 dengan SD =
5,84. Pada uji homogenitas diperoleh Fhitung = 1,02 dan Ftabel = 1,72, sehingga
Fhitung < Ftabel, maka kedua sampel berasal dari kelompok yang homogen. Hasil
analisis data dari uji beda menggunakan uji t dua pihak diperoleh thitung = 0,159
< ttabel = 1,995, Ho diterima berarti kedua kelas memiliki kemampuan awal yang
sama. Nilai rata-rata postes untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah

70,25 dan 61,68. Dari hasil observasi aktivitas belajar siswa dari pertemuan I
sampai pertemuan IV, diperoleh nilai rata-rata aktivitas siswa di kelas
eksperimen sebesar 77,15 dengan kategori aktif dan nilai rata-rata aktivitas di
kelas kontrol sebesar 50,81 dengan kategori cukup aktif. Hasil uji t satu pihak
diperoleh thitung = 4,19 dan ttabel = 1,67 sehingga thitung > ttabel maka Ho ditolak dan
Ha diterima. Dari hasil uji t bahwa ada pengaruh model pembelajaran Inquiry
Training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Fluida Statis kelas X
Semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2015/2016.
Kata Kunci : Inquiry Training, Hasil Belajar, Quasi Eksperimen

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala karuniaNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis
sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang
direncanakan. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry
Training Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Fluida Statis Kelas X
Semester II di SMA Negeri 1 Stabat T.P 2015/2016”, disusun untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak
Drs. Juniar Hutahaean, M.Si. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal penulisan
proposal sampai dengan selesainya penulisan skripsi. Ucapan terimakasih juga
disampaikan kepada Bapak Drs.J.B Sinuraya, M.Pd., Ibu Dra. Ratna Tanjung,
M.Pd, dan Bapak Drs.Jonny H Panggabean, M.Si. sebagai dosen penguji I, II, III
yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana
penelitian sampai selesainya skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis
sampaikan kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd. selaku dekan MIPA Unimed dan
Bapak Drs. Alkhafi Maas Siregar, M.Si selaku ketua jurusan Fisika. Ucapan
terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya,
M.Pd. selaku ketua Prodi Pendidikan Fisika dan penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada Bapak Purwanto, S.Si, M.Pd. sebagai dosen Pembimbing
Akademik dan seluruh dosen dan staf pegawai di Jurusan Fisika Unimed yang
sudah membantu Penulis. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada
Purwito, S.Pd, M.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Stabat, Bapak Drs.
Suherman, M.Pd dan Ibu Dra. Eriati selaku guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat,
yang telah membantu dalam penelitian dan seluruh staf pegawai yang telah

membantu penulis dalam melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Keluarga tercinta,
Ayahanda Ir.Irsan Hakim Lubis dan Ibunda Linda Ardiani, adik tercinta Rinaldi
Putra Lubis, Putri Liza, Arya, Nenek tersayang, Uo Nelly, ibuk adek, Tante Yeni,

v

om( Zainul, Dian, Zulham, Budi, Saragih) , Unde, Abang Sepupu (muhammad
Kadri, Reza, Rezi, Fandy), kakak Sepupu (Sarah, Finy) dan seluruh keluarga besar
telah memberikan dukungan, semangat, doa, moril dan materil dari awal
perkuliahan sampai selesai penyusunan skripsi ini.
Selain itu penulis ucapkan teristimewa terimakasih kepada teman, sahabat,
musuh, Hariadi yang telah memberikan saya banyak arti kehidupan, sahabat
tersayang dari SMP Ismira, Lia, dan M.Fahmi, serta teman dari SMA Nurul S, IB,
Iqbal, Juned dan yang lainnya serta juwairiah yang mengajarkan saya untuk selalu
santai tapi fokus, Eka Murti yang mengajarkan saya untuk bisa memahami teman,
serta teman-teman seperjuangan Syariva,Veronicawati ,Sarana, dan Victorya.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada rekan-rekan di Asisten
Laboratorium Fisika Umum yang sudah seperti keluarga kedua di kampus Khoirul
ican, Siti anisa, Inggit, Nurul, Rizki Syafina, Putri( Srijayanti, Ermin, Desvianita),

Nida, Nadia dan yang lainnya yang sudah memberikan semangat dan motifasi
serta teman-teman seperjuangan Fisika Dik C 2012 (Andriko, Afika, Anzar, Sulis,
Nurlia, Rika, Listri dan yang lainnya), juga kepada keluarga PPL Stabat Kak Tari
dan keluarga serta seluruh teman-teman Fisika Unimed 2012 yang telah
memberikan masukan dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini dengan baik dan seluruh teman-teman yang tidak disebutkan satu persatu yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini
dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pendidikan.

Medan,
Penulis,

Juni 2016

Atikah Putri Lubis


vi

DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi


vi

Daftar Gambar

ix

Daftar Tabel

xi

Daftar Lampiran

xii

Bab I Pendahuluan
1.1

Latar Belakang Masalah


1

1.2

Identifikasi Masalah

6

1.3

Batasan Masalah

6

1.4

Rumusan Masalah

7


1.5

Tujuan Penelitian

7

1.6

Manfaat Penelitian

8

1.7

Defenisi Operasional

8

Bab II Tinjauan Pustaka
2.1


Kerangka Teoritis

2.1.1 Pengertian Belajar

9

2.1.2

Prinsip-prinsip Belajar

10

2.1.3

Hasil Belajar

11

2.1.4

Aktivitas Belajar

12

2.1.5

Pengertian Pembelajaran

13

2.1.5.1 Pembelajaran Langsung dan Tidak Langsung

14

2.1.5.2 Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

15

2.1.5.3 Langkah-langkah Umum Pembelajaran dengan

16

Pendekatan saintifik
2.1.6

Jenis- Jenis Inquiry

17

2.1.7

Pengertian Model Pembelajaran

18

2.1.8 Model Pembelajaran Inquiry Training

18

2.1.8.1 Sistem Pendukung model pembelajaran

24

vii

Inquiry Training
2.1.8.2 Sistem sosial model pembelajaran

24

Inquiry Training
2.1.8.3 Dampak-dampak Instruksional dan

24

Pengiring Model Pembelajaran Inquiry Training
2.1.9

Keunggulan model pembelajaran Inquiry Training

2.1.10 Hasil-hasil penelitian dengan Menerapkan

25
25

model pembelajaran Inquiry Training
2.1.11 Pembelajaran Konvensional

26

2.1.12 Materi Pembelajaran

27

2.1.12.1Fluida Statis

27

2.2

Kerangka Konseptual

44

2.3

Hipotesis Penelitian

45

Bab III Metode Penelitian
3.1

Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2

Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1

Populasi Penelitian

47

3.2.1

Sampel Penelitian

47

3.3

Variabel Penelitian

47

3.3.1

Variabel Bebas

47

3.3.2

Variabel Terikat

47

3.4

Jenis Penelitian dan Desain Penelitian

47

3.5

Prosedur Penelitian

48

3.6

Instrumen Penelitian

3.6.1

Wawancara Guru

49

3.6.2

Angket Siswa

49

3.6.3

Tes Hasil Belajar

50

3.6.4

Instrumen Aktivitas Siswa

51

3.7

Validitas Tes Hasil Belajar

3.7.1 Validitas Isi
3.8

Teknik Analisis Data

3.8.1

Menghitung nilai rata-rata dan standar deviasi

47

52

53

viii

3.8.2 Uji Normalitas

53

3.8.3 Uji Homogenitas Data

54

3.8.4 Pengujian Hipotesis

54

3.8.4.1 Uji kesamaan rata-rata pretest (uji t dua pihak)

54

3.8.4.2 Uji kesamaan rata-rata postest (uji t satu pihak)

55

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1

Deskripsi Data Penelitian

57

4.1.1

Data Pretes Kelas Eksperimen dan

57

Kelas Kontrol
4.1.2

Data Postes Kelas Eksperimen dan

58

Kelas Kontrol
4.2

Pengujian Analisa Data

59

4.2.1

Uji Normalitas

59

4.2.2

Uji Homogenitas

60

4.2.3

Uji Hipotesis

60

4.3

Observasi Aktivitas

61

4.3.1

Perlakuan Dalam Pelaksanaan Penelitian

63

4.4

Pembahasan Hasil Penelitian

71

Bab V Hasil Penelitian dan Pembahasan
5.1

Kesimpulan

76

5.2

Saran

76

Daftar Pustaka

78

ix

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1

Pemanfaatan Konsep Tekanan

29

Gambar 2.2

Akuarium Berisi Zat Cair

29

Gambar 2.3

Gaya-Gaya Yang Bekerja Pada Fluida Dalam

30

Keadaan Setimbang
Gambar 2.4

Tekanan Zat cair

32

Gambar 2.5

Tekanan Hidrostatik dalam bejana berhubungan

32

pada kedalaman yang sama
Gambar 2.6

Pengukur Tekanan

33

Gambar 2.7

Prinsip Kerja Sebuah Dongkrak Hidrolik

34

Gambar 2.8

Penerapan Hukum Pascal Dalam Kehidupan Sehari-Hari

35

Gambar 2.9

Volume Fluida Yang Dipindahkan Oleh Benda

35

Gambar 2.10 Dua Buah Gaya Pada Benda Yang Tercelup

36

Dalam Zat Cair
Gambar 2.11 Kondisi Benda Mengapung Dalam Fluida

37

Gambar 2.12

Kondisi Benda Melayang Dalam Fluida

37

Gambar 2.13 Kondisi Benda Tenggelam Dalam Fluida

38

Gambar 2.14 Partikel yang ditarik oleh gaya

38

yang sama besar kesegala arah
Gambar 2.15 Contoh Lain Dari Tegangan Permukaan

39

Gambar 2.16 Sudut Kontak Yang Dibentuk Oleh Air-Kaca

40

dan Raksa- kaca
Gambar 2.17 Sebuah Pipa Dicelupkan Ke Dalam Cairan

41

Sehingga Cairan Dalam Pipa Akan Naik (a) Jika Θ < 90°
dan Akan Turun Jika (b) Θ > 90°
Gambar 2.18 Gaya-gaya yang bekerja pada benda

43

yang bergerak dalam Fluida
Gambar 4.1

Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen

58

dan Kelas Kontrol
Gambar 4.2

Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen

59

dan Kelas Kontrol
Gambar 4.3

Diagram Batang Data Aktivitas Siswa

62

x

Gambar 4.4

Diagram Nilai Rata-Rata Praktikum

64

Gambar 4.5

Diagram Nilai Rata-Rata LKS Kelompok

64

Gambar 4.6

Diagram Nilai Rata-Rata Setiap Praktikum

65

Gambar 4.7

Diagram Nilai Rata-Rata Penilaian Aktivitas

66

Gambar 4.8

Diagram Nilai Rata-Rata Kegiatan Aktivitas

67

Gambar 4.9

Diagram Nilai Rata-Rata Aktivitas Setiap Pertemuan

67

Gambar 4.10 Grafik hubungan nilai pretes, aktivitas dan
postes siswa pada kelas eksperimen berdasarkan
urutan nilai aktivitas.

68

xi

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1

Kegiatan Pembelajaran melalui pendekatan scientific

17

Tabel 2.2

Sintaks Inquiry Training

22

Tabel 2.3

Hasil Penelitian Terdahulu

25

Tabel 3.1

Desain penelitian Two Group (pretes dan postes )

48

Tabel 3.2

Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar

50

Pada Materi Pokok Fluida Statis
Tabel 3.3

Kriteria Penyekoran Tes Uraian

50

Tabel 3.4

Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Siswa

51

Tabel 3.5

Interpretasi kategori aktivitas siswa

52

Tabel 4.1

Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

57

Tabel 4.2

Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

58

Tabel 4.3

Ringkasan Perhitungan Uji Normalitas

59

Tabel 4.4

Ringkasan Perhitungan Uji Homogenitas

60

Tabel 4.5

Ringkasan Perhitungan Uji t Data Pretes ( Uji t dua pihak) 60

Tabel 4.6

Ringkasan Perhitungan Uji t Data Postes (Uji t satu pihak) 61

Tabel 4.7

Nilai Rata-rata Aktivitas Siswa

61

Tabel 4.8

Nilai LKS Kelompok Selama 4 Praktikum

63

Tabel 4.9

Nilai Rata-Rata Penilaian Aktivitas

65

Tabel 4.10

Hasil Observasi Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

69

xii

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1

81

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2

91

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3

99

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 4

107

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa (LKS) 1

116

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa (LKS) 2

120

Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa (LKS) 3

123

Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa (LKS) 4

127

Lampiran 9 Soal Postes 01

130

Lampiran 10 Soal Postes 02

131

Lampiran 11 Soal Postes 03

132

Lampiran 12 Soal Postes 04

133

Lampiran 13 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar

134

Lampiran 14 Soal Tes Hasil Belajar

145

Lampiran 15 Pedoman Penilaian Aktivitas Belajar Siswa

147

Lampiran 16 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

148

Lampiran 17 Kunci Jawaban

149

Lampiran 18 Tabulasi Jawaban Pretes Kelas Eksperimen

164

Lampiran 19 Tabulasi Jawaban Pretes Kelas Kontrol

166

Lampiran 20 Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

168

Lampiran 21 Tabulasi Jawaban Postes Kelas Eksperimen

169

Lampiran 22 Tabulasi Jawaban Postes Kelas Kontrol

171

Lampiran 23 Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

173

Lampiran 24 Perhitungan Rata-rata,Standar Deviasi dan Varians

174

Lampiran 25 Uji Normalitas Data

178

Lampiran 26 Uji Homogenitas Pretes dan Postes

183

Lampiran 27 Uji Hipotesis

185

Lampiran 28 Nilai Lks Kelompok Selama Eksperimen

189

Lampiran 29 Lembar Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen

190

Lampiran 30 Lembar Aktivitas Belajar Siswa Kelas Kontrol

206

Lampiran 31 Rata-rata Aktivitas Inquiry Training Setiap Pertemuan

222

xiii

Lampiran 32 Rata-rata Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen

223

Lampiran 33 Rata-rata Aktivitas Siswa Kelas Kontrol

224

Lampiran 34 Dokumentasi Penelitian

225

Lampiran 35 Daftar Nilai Kritis untuk Uji Liliefors

230

Lampiran 36 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke Z

231

Lampiran 37 Daftar Nilai Presentil Untuk Distribusi F

232

Lampiran 38 Daftar Nilai Presentil Untuk Distribusi t

234

Lampiran 39 Validasi Instrumen Tes

235

Lampiran 40 Surat Penugasan Dosen Pembimbing Skripsi

241

Lampiran 41 Surat Ijin Observasi

242

Lampiran 42 Surat Selesai Melaksanakan Observasi

243

Lampiran 43 Surat Ijin Penelitian

244

Lampiran 44 Surat Selesai Melaksanakan Penelitian

245

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Masalah
Pendidikan bagi bangsa yang sedang membangun seperti bangsa Indonesia

saat ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan
tuntutan pembangunan secara tahap demi tahap. Pendidikan yang dikelola dengan
tertib, teratur, efektif dan efisien akan mampu mempercepat jalannya proses
pembudayaan bangsa yang berdasarkan pokok pada penciptaan kesejahteraan
umum dan pencerdasan kehidupan bangsa Indonesia. Sehubungan dengan hal
tersebut komisi tentang pendidikan abad ke-21 merekomendasikan empat strategi
dalam mensukseskan pendidikan : Pertama, learning to learn yaitu memuat
bagaimana siswa mampu menggali informasi yang ada di sekitarannya dari
ledakan informasi itu sendiri. Kedua, learning to be yaitu siswa diharapkan
mampu untuk mengenali dirinya sendiri serta mampu beradaptasi dengan
lingkungannya. Ketiga, learning to do yaitu berupa tindakan atau aksi untuk
memunculkan ide yang berkaitan dengan sains. Keempat, learning to be together
yaitu memuat bagaimana hidup dalam masyarakat yang saling bergantung antara
satu dengan yang lain sehingga mampu bersaing secara sehat dan bekerja sama
seperti mampu menghargai orang lain (Trianto,2011:4-5).
Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional antara lain adalah
membentuk manusia Indonesia yang memiliki kemampuan ilmu pengetahuan
serta teknologi dengan sikap serta perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai bangsa
Indonesia. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang no. 20 Tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional, yang menyatakan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Sani, 2014:45).
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, pemerintah telah menyelenggarakan perbaikan-perbaikan peningkatan mutu pendidikan pada berbagai
jenis dan jenjang. Salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan mutu

1

2

pendidikan adalah melakukan berbagai inovasi pembelajaran. Berkaitan dengan
hal tersebut tentu saja guru yang harus menentukan dan mengupayakan sistem
pengajaran supaya lebih bermakna dan berdaya guna. Di dalam proses
pembelajaran guru diharapkan dapat memilih model-model pembelajaran yang
efektif dan bervariasi. Pemilihan model pembelajaran sangat tergantung kepada
tujuan pengajaran, bahan yang diajarkan, kompentensi siswa serta sarana dan
prasarana yang tersedia, persyaratan lain yang harus diperhatikan adalah guru
harus mengenal dan menguasai model pembelajaran itu sendiri, tujuan yang ingin
dicapai dalam pembelajaran tersebut disesuaikan dengan bahan/tujuan dan ruang
lingkupnya (Sakdiyah, 2012:41).
Namun masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal
(sekolah) adalah masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses
bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam
proses berpikirnya. Hal ini merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih
bersifat konvensional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher
centered sehingga siswa menjadi pasif (Trianto, 2011: 6).
Peristiwa ini terbukti dengan kenyataan yang peneliti jumpai pada
observasi awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 08 Desember 2015 dengan
menggunakan instrumen angket serta wawancara dengan salah satu guru fisika di
sekolah SMA Negeri 1 Stabat. Hasil wawancara dengan Eriati, mengatakan
bahwa masih mengajar dengan secara konvensional sehingga siswa cenderung
pasif, individual dan kurang berpartisiasi secara aktif dalam proses pembelajaran.
Penggunaan media juga masih kurang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran
sehingga siswa cenderung mempelajari hal-hal yang bersifat abstrak dan
menghapal konsep-konsep yang ada dalam fisika tanpa mengetahui terciptanya
konsep serta unsur yang terkandung dalam suatu konsep. Guru mengaku hal ini
berakibat pada hasil belajar peserta didik yang masih rendah. Ketuntasan
Kompetensi Minimal (KKM) di sekolah tersebut untuk mata pelajaran fisika
adalah 60. Namun, rata-rata nilai fisika yang diperoleh siswa kurang memuaskan
atau dapat dikatakan banyak yang tidak mencapai KKM yaitu 55.
Dan hasil instrumen angket yang disebarkan ke 39 responden di kelas X
SMA Negeri 1 Stabat diperoleh data sebagai berikut: 79% (31orang siswa)

3

menyatakan bahwa pembelajaran fisika di kelas sulit dipahami dan kurang
menarik dengan alasan banyaknya rumus-rumus dan hitungan yang sulit
dipahami, 71% (28 orang siswa) siswa jarang mengulang pelajaran fisika yang
telah dipelajarinya, 53 % (21orang siswa) siswa menyatakan bahwa pembelajaran
fisika yang selama ini berlangsung di kelasnya dengan mencatat materi. 79% (31
orang siswa) siswa takut mengerjakan soal ke depan kelas dengan alasan takut
dimarahi jika salah, dan 100% (39 orang siswa) siswa menyatakan tidak pernah
melakukan kegiatan praktikum di laboratorium karena peralatan laboratorium
yang kurang memadai dan waktu yang tidak cukup. Padahal sekolah tersebut
menerapkan Kurikulum 2013. Tetapi guru-guru belum menerapkanya secara
efektif sehingga proses pembelajaran tidak sejalan dengan bagaimana seharusnya
Kurikulum 2013 yang dianjurkan pemerintah.
Kurikulum 2013 diimplementasikan secara bertahap di SMA mulai tahun
pelajaran 2013-2014 menekankan pendekatan pembelajaran saintifik. Pembelajaran Saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis
dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran
yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir
sains dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Menurut Semiawan dan
Zamroni model pendekatan saintifik dalam pembelajaran yang cocok antara lain
dengan model pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek dan
pembelajaran inkuiri (Kemendikbud, 2013: 7).
Dengan tahapan saintifik mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi
dan mengkomunikasikan ini berarti pembelajaran tidak hanya sekedar mengingat
tetapi merupakan pengetahuan yang mendalam lewat proses penemuan. Hal ini
sesuai dengan hakekat pembelajaran IPA yaitu untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara bermakna, bukan berupa hafalan materi semata. Belajar
bermakna menurut Wahab Jufri adalah : (1) belajar sebagai pengembangan kemampuan berpikir, (2) belajar sebagai pengembangan fungsi otak, (3) proses belajar
berjalan sepanjang hayat. Karena itulah pendekatan saintifik sangat sesuai dilaksanakan dengan model- model pembelajaran berbasis inquiry.
Model pembelajaran lain yang berbasis inkuiri adalah Model pembelajaran
Inquiry Training. Model pembelajaran Inquiry Training merupakan model

4

pembelajaran yang melatih siswa untuk belajar berangkat dari fakta menuju teori.
Model pembelajaran ini bertitik tolak dari suatu keyakinan tentang kebebasan
siswa dalam rangka perkembangan siswa secara independent. Melalui model
pembelajaran Inquiry Training ini, siswa akan mendapatkan dampak instruksional
berupa proses ilmiah dan strategi untuk Inkuiri kreatif, dan dampak sertaan berupa
spirit kreativitas, kebebasan otonomi dalam belajar, toleransi ambiguitas dan
hakikat tentative (tidak pasti) pengetahuan. Hal tersebut didapat dari partisipasi
aktif siswa dalam rangkaian kegiatan hands-on sehingga me-numbuhkan
pertanyaan dan siswa akan mencari jawaban tersebut berdasarkan rasa ingin
tahunya (Puspandini, 2014:2)
Menurut Joyce, dkk (2009:201) model pembelajaran Inquiry Training
dirancang untuk membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melaui
latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah melalui latihan-latihan yang
dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode waktu yang singkat.
Tujuannya adalah membantu siswa mengembangkan disiplin dan mengembangkan keterampilan intelektual yang diperlukan untuk mengajukan pertanyaan
dan menemukan jawabannya berdasarkan ingin tahunya.
Dengan model pembelajaran ini diharapkan siswa dapat memperoleh
pengalaman yang bermakna, sehingga mereka dapat memahami konsep-konsep
yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan dapat menghubungkannya
dengan konsep lain yang sudah mereka pahami. Model pembelajaran sains dengan
pendekatan Inquiri merupakan alternatif jawaban. Karena pendekatan itu dapat
memfasilitasi siswa untuk memecahkan masalah melalui penyelidikan ilmiah,
sehingga siswa dapat menemukan sendiri jawabanya (Riyadi, 2008: 3).
Sehingga dengan diterapkannya model pembelajaran Inquiry Training
melaui pendekatan saintifik maka kemampuan sikap ilmiah dan berfikir ilmiah
siswa dapat berkembang sebagaimana mestinya. Hal ini sesuai dengan tuntutan
kurikulum 2013 yaitu mengembangkan keseimbangan antara pengembangan
sikap spiritual dan sosial; rasa ingin tahu; kreativitas; kerja sama dengan
kemampuan intelektual dan psikomotorik.
Pembelajaran Inquiry (Hosnan, 2014: 341) menekankan kepada proses
mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung.

5

Secara umum pada Pembelajaran Inquiry guru hanya bertindak sebagai fasilitator
dan motivator sedangkan peserta didik berperan sendiri dalam mencari dan
menemukan. sehingga peserta didik akan medapatkan pengetahuan yang mendalam dan akhirnya akan berdampak pada peningkatan hasil belajar. Dengan
menggunakan model pembelajaran Inquiry Training diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa melalui proses berpikir sendiri, berdiskusi dan menganalisis
dalam tahap-tahap penyajian masalah, pengumpulan data, pelaksanaan eksperimen, pengorganisasian data dan perumusan masalah sehingga siswa dapat
menemukan konsep bedasarkan bahan yang disediakan oleh guru.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Yeni Arisa (2014) yang berjudul “
Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajar siswa pada
materi pokok Fluida Statis” diperoleh hasil dari penelitiannya bahwa ada
pengaruh model pembelajaran inquiri training pada hasil belajar siswa meningkat
dengan kategori aktif, terlihat pada hasil penerapan model pembelajaran inquiri
training pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas
kontrol, diperoleh hasil rata-rata kelas eksperimen 76,7 sedangkan kelas kontrol
64,14. Selain ada peningkatan, ada kelemahan dalam penelitian ini adalah
kurangnya menerapkan langkah-langkah pembelajaran dengan efektif dan efesien
serta kurangnya mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Arini Ulfa Mawaddah
(2015) yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training terhadap
hasil belajar fisika siswa” diperoleh bahwa rata-rata peningkatan aktivitas siswa
cukup baik dari pertemuan I dengan kategori cukup aktif ke pertemuan II dengan
kategori aktif. Kelemahan dalam penelitian ini adalah peneliti kurang memberikan
arahan dalam membuat hipotesis dan mengaitkan hipotesis dengan hasil
percobaan yang diperoleh.
Berdasarkan uraian di atas hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti
sebelumnya dan hasil observasi maka peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan menutupi kelemahan dari penelitian sebelumnya dengan memperhatikan
alokasi waktu yang digunakan agar berjalan sesuai rencana dan peneliti juga akan
semaksimal mungkin mengawasi proses pembelajaran dan aktivitas siswa agar
kondisi kelas tetap kondusif.

6

Selain itu, peneliti juga menggunakan alat praktikum sederhana untuk menunjang
proses pembelajaran dalam materi Fluida Statis yang dirancang oleh siswa sendiri
melalui petunjuk guru yang disajikan dalam bentuk lembar kerja siswa yang juga
terdapat bagian membandingkan Hipotesis awal dengan hasil percobaan .
Berdasarkan pernyataan yang telah diungkapkan, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Model Pembelajaran
Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Fluida
Statis Kelas X Semester II di SMA Negeri 1 Stabat T.P 2015/2016”.
1.2

Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, ditemukan

beberapa identifikasi masalah antara lain :
1. Siswa menganggap fisika merupakan pelajaran yang sulit dan kurang menarik.
2. Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika.
3. Pembelajaran fisika masih didominasi oleh guru (teacher centered) sehingga
siswa terkesan pasif.
4. Kegiatan praktikum tidak pernah dilaksanakan, sehingga keterampilan proses
sains menjadi pasif dan kurang terlihat.
5. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi pada proses
pembelajaran
1.3

Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah,maka batasan masalah dalam penelitian

ini adalah :
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Inquiry
Training dan pembelajaran Konvensional.
2. Pendekatan yang digunakan adalah Pendekatan Scientific
3. Subjek penelitian adalah siswa kelas X semester genap SMA Negeri 1 Stabat
T.P 2015/2016.
4. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar ranah
kognitif disertai pengamatan aktivitas.
5. Materi Pelajaran hanya dibatasi pada materi Fluida Statis

7

1.4

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, maka yang menjadi

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran
Inquiry Training pada materi pokok fluida statis kelas X semester II SMA
Negeri 1 Stabat T.P 2015/2016?
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada materi pokok fluida statis kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat
T.P 2015/2016?
3. Bagaimanakah

aktivitas

belajar

siswa

dengan

menggunakan

model

pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok fluida statis kelas X
semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2015/2016?
4. Adakah pengaruh yang signifikan akibat model pembelajaran Inquiry Training
terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok fluida statis kelas X semester II
SMA Negeri 1 Stabat T.P 2015/2016?
1.5

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran
Inquiry Training pada materi pokok fluida statis kelas X semester II SMA
Negeri 1 Stabat T.P 2015/2016
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok fluida statis kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat
T.P 2015/2016
3. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok fluida statis kelas X
semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2015/2016
4. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan akibat model pembelajaran
Inquiry Training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok fluida statis
kelas X semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2015/2016

8

1.6

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru fisika untuk mempertimbangkan model
pembelajaran Inquiry Training sebagai salah satu alternatif pengajaran yang
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti guna
meningkatkan pemahaman.
3. Sebagai sumbangan pemikiran yang positif dalam dunia pendidikan
4. Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan para peneliti lain yang berminat
untuk melakukan penelitian serupa.
1.7

Defenisi Operasional
Defenisi operasional merupakan suatu defenisi yang diberikan kepada

suatu variabel dengan cara memberikan arti atau memberikan suatu operasional
yang diperlukan untuk mengukur variabel, adapun defenisi operasional dalam
penelitian ini adalah :
1. Model pembelajaran Inquiry Training adalah suatu rangkaian kegiatan belajar
yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari
dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuanya dengan penuh percaya diri (Trianto,2011).
2. Pendekatan Scientific adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian
rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip
melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan
masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
ditemukan (Hosnan,2014).
3. Hasil Belajar adalah suatu kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya.(Sudjana,2009)
4. Fluida Statis adalah suatu zat yang dapat mengalir yang termasuk cairan dan
gas (Halliday,1985).

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan

pengujian hipotesis maka dapat disimpulakan sebagai berikut :
1. Hasil belajar pada kelas eksperimen dengan menerapkan model
pembelajaran Inquiry Training adalah 70,25 dengan kategori Tuntas.
2. Hasil belajar pada kelas kontrol dengan menerapkan pembelajaran
konvensional adalah 61,68 dengan kategori Tuntas.
3. Rata-rata aktivitas siswa pada kelas eksperimen dengan menerapkan
model pembelajaran Inquiry Traning adalah 77,15 dengan kategori Aktif.
4. Model pembelajaran Inquiry Traning memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok fluida srtatis di
kelas x semester II SMA Negeri 1 Stabat T.P 2015/2016.
5.2

Saran
Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu : 1) kebanyakan siswa

kurang paham membuat hipotesis dari demonstrasi yang diamati; 2) siswa tidak
terbiasa dengan alat-alat laboratorium yang digunakan dalam penelitian ini
sehingga peneliti harus mengajarkan penggunaan alat-alat laboratorium tersebut.
3) penilaian aktivitas, yang diobservasi kurang efektif karena deskriptor yang
terlalu banyak dan tidak ringkas.
Berdasarkan kelemahan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai
beberapa saran bagi pihak yang ingin menerapkan model ini selanjutnya, agar :
1. Menyampaikan fenomena yang lebih nyata kepada siswa
2. Terlebih dahulu mengajarkan penggunaan alat-alat laboratorium yang akan
digunakan sehingga tidak menghambat proses pembelajaran pada fase
mengumpulkan data eksperimen.
3. Membuat deskriptor yang lebih baik dalam rubrik penilaian aktivitas
sehingga observer dapat mengobservasi dengan efektif.
4. Kepada peneliti selanjutnya hendaknya membuat perencanaan yang lebih
baik pada pengorganisasian kelompok.

76

77

5. Kepada peneliti selanjutnya agar menambah jumlah observer. Agar ketika
dilaksanaknnya pembelajaran pengawasan lebih maksimal, karena setiap
observer sudah mendapatkan tugas untuk mengawasi satu atau dua
kelompok saja sehingga pembelajaran dapat berlangsung kondusif.

78

DAFTAR PUSTAKA
Abdi, A., (2014), The Effect of Inquiry-based Learning Method on Students’
Academic Achievement in Science Course, Universal Journal Of Educational Research 2(1):37-41
Amalia, N.N., (2015), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training dan
motivasi terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok fluida statis kelas
x semester II salah satu SMA Negeri di Percut Sei Tuan T.P 2014/2015,
Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Arikunto,S., (2007), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Arisa, Y., (2014), Online Physic Module :Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry
Training terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Fluida Statis,
Journal Inpafi 2(4) :54-60
Azizah, A., dan Parmin, (2012), Online Physic Module : Inquiry Training untuk
Mengembangkan Keterampilan Meneliti Mahasiswa, Journal Of Unnes
Science Education 1(1) :2252-6617
Dahar, R.W., (2011), Teori- teori Belajar dan Pembelajaran, Erlangga,
Bandung.
Dimyati, dan Mudjino, (2013), Belajar dan Pembelajaran, PT Rineka Cipta,
Jakarta.
Djamarah, dan zain, (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah, (2011), Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.
Giancoli, D.C., (1997), Fisika, Ed ke-4, Erlangga, Jakarta.
Halliday, R.,(1978), Fisika, Ed ke- 3, PT Gelora Aksara Pratama, Bandung.
Hosnan, (2014), Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran
Abad 21, Ghalia Indonesia, Bogor.
Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E., (2011), Model-model Pembelajaran, Edisi
Kedelapan,Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Kanginan, M., (2013), Fisika 1 untuk SMA/MA Kelas X, Erlangga, Jakarta.
Kemendikbud Dirjen Pendidikan SMA, (2013), Pengembangan RPP, Direktorat
Pembinaan SMA, Jakarta.
Mawaddah,A.U.,(2015), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training
Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa , Journal Ikatan alumni Fisika
Universitas Negeri Medan. 1(1) : 2461-1247
Puspandini,R., (2014), Online Physic Module : Perbedaan Pengaruh Model
Pembelajaran Inquiry Training dan 5E Learning Cycle Terhadap Prestasi

79

Belajar dan Kerja Ilmiah Fisika Siswa Kelas X SMA Neg. 7 Malang
Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Universitas Negeri Malang,2(1) :1-6.
Riyadi,U., (2008), Model Pembelajaran Inquiry dengan Kegiatan Laboratorium
untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pokok Bahasan Fluida Statis, Tesis Universitas Negeri Semarang, Tidak
dipublikasikan.
Sakdiyah, (2010), Kemampuan Guru IPS Dalam Menerapkan Model Pembelajaran Efektif Pada SMP Neg.1 Darussalam Banda Aceh, Jurnal
Pendidikan Serambi Ilmu, 7 (2):1693-4849
Sani, R.A., (2014), Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013,
Bumi Aksara, Jakarta
Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Beriorentasi Standar Proses
Pendidikan, Prenada Media Group, Jakarta.
Sanjaya, W., (2012), Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Kencana,
Jakarta.
Sardiman, A.M., (2010), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pers,
Jakarta
Slameto, (2010), Belajar Dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka
Cipta, Jakarta.
Subagia, I,W.,dan Wiratma, I, G,L .,(2007) Online Physic Module :, Penerapan
Model Siklus Belajar Berbasis Tri Pramana Pada Pembelajaran Sains Di
Sekolah, Jurnal Universitas Pendidikan Ganesha,14(1):1-12
Sudjana, (2005), Metode Statistika, PT Tarsito, Bandung.
Sudjana,N.,(2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Sumiati, dan Asra, (2013), Metode Pembelajaran, Bumi Rancaekek Kencana,
Bandung.
Sugiono, (2010), Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung.
Syah,M., (2012), Psikologi Belajar, Rajawali Pers, Jakarta.
Toenas, S.J.I., Sunarno,W.,dan Sajidan, (2012), Online Physic Module :
Penerapan Model Inquiry Training Melalui Teknik Peta Konsep dan
Teknik Puzzle Ditinjau dari Tingkat Keberagaman Aktivitas Belajar dan
Kemampuan Memori, Jurnal Pasca UNS, 1(3) :2252-7893.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
Trisno, Kendek, Y., dan Pasaribu, M., (2012), Online Physic Module : Pengaruh
Model Pembelajaran Training Inquiry Terhadap Hasil Belajar Pada

80

Pokok Bahasan Kalor Siswa SMP Negeri 9 Palu, Journal of Tadulako
Science Education 2(1) :2338-3240

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA SIKAP SISWA TERHADAP PELAJARAN FISIKA DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN LISTRIK STATIS PADA SISWA KELAS II SEMESTER I DI SMU NEGERI 1 ARJASA TAHUN PELAJARAN 2002/2003

0 4 14

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KANCING GEMERINCING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG

2 10 41

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KANCING GEMERINCING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG

0 4 10

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MODEL PEMBELAJARAN EXCLUSIVE DENGAN MODEL DIRECT INSTRUCTION (DI) PADA MATERI CAHAYA SISWA SMP NEGERI 1 NATAR T.P. 2012/2013

0 8 43

PENGEMBANGAN LKS FISIKA BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA MATERI FLUIDA STATIS

0 10 53

PENGARUH MEDIA KARTU ISOMER BERGAMBAR PADA MATERI HIDROKARBON TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 ALALAK

0 0 7

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 2 GADING REJO TAHUN PELAJARAN 20152016

1 0 9

PENGARUH MODEL STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 1 TEBAS

0 0 9

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS ADOBE FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI EKOSISTEM KELAS X SMA NEGERI 1 SIANTAN ARTIKEL PENELITIAN

1 1 10

PENGARUH KEMAMPUAN SPASIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK DIMENSI TIGA PADA SISWA KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 11 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20102011

0 0 95