TEKNIK PERMAINAN GENDANG SINGINDUNGI DAN GENDANG SINGANAKI DALAM MENGIRINGI LAGU TRADISIONAL KARO DI KELURAHAN GUNG NEGERI KECAMATAN KABANJAHE DI KABUPATEN TANAH KARO.

TEKNIK PERMAINAN GENDANG SINGINDUNGI DAN GENDANG
SINGANAKI DALAM MENGIRINGI LAGU TRADISIONAL
KARO DI KELURAHAN GUNG NEGERI KECAMATAN
KABANJAHE DI KABUPATEN TANAH KARO

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

CINDY PAGITTA
NIM. 2113340011

JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

ABSTRAK


Cindy Pagitta, NIM 2113340011, Teknik Permainan Gendang Singindungi dan
Gendang Singanaki Dalam Mengiringi Lagu Tradisional Karo Di Kelurahan
Gung Negeri Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Tanah Karo, Program Studi S1
Pendidikan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana teknik permainan gendang
singindungi dan gendang singanaki dalam mengiringi lagu tradisional Karo di
kelurahan Gung Negeri kecamatan Kabanjahe kabupaten Tanah Karo.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif untuk
mengumpulkan informasi atau membuat gambaran yang sejelas-jelasnya mengenai
objek yang akan diteliti berdasarkan data yang ada dan menerangkan data sesuai fakta
yang ada dilapangan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh seniman/musisi
Karo yang ada di kabupaten Tanah Karo. Sampel dalam penelitian ini adalah 4
(empat) seniman/musisi Karo di kecamatan Kabanjahe kabupaten Tanah Karo.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat empat tahapan yang harus
dilakukan dalam pembuatan Gendang Singindungi dan Gendang Singanaki yaitu; (1)
Membuat badan gendang, termasuk badan gendang singindungi, gendang singanaki
dan garantung. (2) Membuat tutup atas dan tutup bawah gendang singindungi,
gendang singanaki, dan garantung, (3) Membuat tarik gendang (tali gendang), dan (4)
Tahap yang terakhir yaitu proses penyatuan bahan-bahan (finishing). Dalam
permainan gendang Singindungi terdapat bunyi-bunyi ini berasal dari proses

onomatopea (peniruan bunyi alat musik) yaitu; (1) Tang, (2) Cek, (3) Kok/Ke.
Selanjutnya pada gendang singindungi terdapat juga beberapa bunyi yang dihasilkan
dan penamaan bunyi tersebut sesuai dengan bunyi yang dihasilkan (onomatopea),
yaitu; (1) Tang, (2) Tang/Ka, (3) Tih. Peranan gendang singindungi adalah pemberi
tanda bagi gendang singanaki untuk mengganti pola ritme sesuai repertoar yang
dimainkan. Pola ritme yang dimainkan gendang singindungi pada setiap lagu
membuat daya tarik pada suara musik yang dimainkan karna ritme/rithym gendang
singindungi dianggap banyak mengimprovisasi/ variasi-variasi pada setiap rhythm
yang dimainkan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gendang singindungi dan gendang
singanaki tidak bisa dijelaskan secara terpisah, karena keduanya saling terpaut satu
sama lain.
Kata kunci : Gendang Singindungi, Gendang Singanaki, pembuatan, peranan, teknik.

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
kasih karunia dan berkat-Nya yang memberikan hikmat dan kesehatan kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini yang berjudul “Teknik Permainan Gendang Singindungi dan
Gendang Singanaki Dalam Mengiringi Lagu Tradisional Karo Di Kelurahan
Gung Negeri Kecamatan Kabanjahe Di Kabupaten Tanah Karo” disusun untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) di Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa
dan Seni, Universitas Negeri Medan.
Segala Sesuatu yang dilakukan dalam penulisan Skripsi ini tidak akan
berjalan dengan baik tanpa adanya dorongan, bimbingan, arahan dan motivasi dari
beberapa pihak, oleh sebab itu dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M. Pd, Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M. Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Medan.
3. Uyuni Widiastuti, M.Pd, Ketua Jurusan Sendratasik Universitas Negeri
Medan
4. Dra. Pita H.D Silitonga, Sekretaris Jurusan Sendratasik Universitas Negeri
Medan.
5. Dr. Pulumun Petrus Ginting, S.Sn.,M.Sn, Ketua Program Studi Pendidikan
Musik dan Dosen Pembimbing Skripsi
6. Mukhlis Hasbullah, M.Sn, Dosen Penguji.

7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staf Jurusan Seni Musik serta Administrasi dan
Perlengkapan di lingkungan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri
Medan.

ii

8. Kedua orang tua, Ayahanda Drs. Nelson Tarigan dan Ibunda tercinta Dra.
Sartiem, atas Doa, dukungan, Motivasi dan yang telah menguatkan penulis
tetap semangat mengerjakan Skripsi ini sampai selesai.
9. Abang Giovanny Esmuaji Tarigan, S.Pd, M.Asri Fadly Batubara, ST, Ridho
Sudrajat, S.Pd dan adik Bram Tiganna, Aristyo Tarigan dan Agi Aristo
Tarigan terimakasih buat doa dan motivasinya.

Akhirnya atas bantuan semua pihak sekali lagi penulis mengucapkan
terimakasih sebesar-besarnya. Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis masih mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan Skripsi ini.

Medan,


September 2016
Penulis,

Cindy Pagitta
NIM. 2113340011

iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK.......................................................................................................

i

KATA PENGANTAR....................................................................................

ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................


iv

DAFTAR GAMBAR.....................................................................................

vii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................

1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................

5

C. Pembatasan Masalah .......................................................................


6

D. Rumusan Masalah ...........................................................................

7

E. Tujuan Penelitian .............................................................................

8

F. Manfaat Penelitian ...........................................................................

8

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL.... 10
A. Landasan Teoritis ............................................................................ 10
1. Pengertian Musik ................................................................. 11
2. Pengertian Lagu ................................................................... 14
3. Pengertian Musik Tradisional .............................................. 14
4. Pengertian Musik Iringan .................................................... 15

5. Gendang Singindungi dan Gendang Singanaki .................. 16
6. Pengertian Teknik Permainan .............................................. 18
7. Pengertian Peranan .............................................................. 19
B. Kerangka Konseptual ...................................................................... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 24
A. Metodologi Penelitian ..................................................................... 24
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 25
C. Populasi dan Sampel ....................................................................... 26
1. Populasi ................................................................................... 26
2. Sampel ..................................................................................... 26
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 27
1. Observasi ................................................................................. 28

iv

2. Wawancara .............................................................................. 29
3. Dokumentasi ........................................................................... 30
4. Studi Kepustakaan ................................................................... 30
E. Teknik Analisis Data ....................................................................... 32


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 34
A. Proses Pembuatan Gendang Singindungi dan Gendang ............... 34
1. Proses pembuatan badan gendang ..............................

35

2. Proses pembuatan tutup atas dan tutup bawah .............

36

3. Proses pembuatan tarik gendang (tali gendang) ...........

37

4. Proses penyatuan (finishing) ........................................ 38
5. Proses pembuatan stik (Pemukul) ...............................

39


6. Pelarasan (tuning) .........................................................

40

B. Teknik Permainan Gendang Singindungi dan Gendang Singanaki
Pada Lagu Tradisional Karo (Simalungen rayat, Odak-odak, dan
Patam-patam) ................................................................................

45

1. Produksi Bunyi ................................................................

46

a) Gendang Singanaki ...............................................

46

b) Gendang Singindungi ........................................... 47
c) Sarune ...................................................................


48

d) Gung dan Penganak ..............................................

48

2. Posisi Memainkan Gendang Singindungi dan Gendang
Singanaki ..........................................................................

49

3. Pola-pola permainan ......................................................... 51
4. Pola Ritme (Rhythm) Gendang Singindungi dan Gendang
Singanaki (Simalungen rayat, Odak-odak, dan Patam-patam)
..........................................................................................

52

a) Pola Rhythm Simalungen Rayat ............................

53

b) Pola Rhythm Odak-Odak .......................................

55

c) Pola Rhythm Patam-Patam..................................... 55

v

C. Peranan Gendang Singindungi dan Gendang Singanaki

ada Lagu

Tradisional Karo (Simalungen rayat, Odak-odak, dan Patam-patam
....................................................................................................... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 57
Kesimpulan ..........................................................................................

57

Saran .....................................................................................................

58

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

59

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Instrument Gendang Singindungi ............................................17
Gambar 2.2 Instrument Gendang Singanaki ...............................................18
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual...............................................................21
Gambar 4.1 Badan Gendang Singindungi, Singanaki, dan Garantung yang sudah
diamplas ....................................................................................36
Gambar 4.2 Penampang telah dilapisi dengan kulit dan telah diberi membran dan
Penampang Tutup Gendang yang terbuat dari bambu ...............37
Gambar 4.3 Tarik Gendang (Tali Gendang) ................................................38
Gambar 4.4 Gendang Singanaki dan Gendang Singindungi ........................39
Gambar 4.5 Stik/pemukul Gendang Singindungi dan Gendang Singanaki ..40
Gambar 4.6 Pelarasan Gendang Singanaki lewat proses penjemuran dibawah
sinar matahari ...........................................................................41
Gambar 4.7 Pemukul disekitar babah Gendang Singanaki ..........................42
Gambar 4.8 Penarikan Tali Gendang...........................................................42
Gambar 4.9 Pelarasan Gendang Singindungi dibawah sinar matahari .........43
Gambar 4.10 Penarikan Tali Gendang.........................................................43
Gambar 4.11 Pemukulan disekitar babah Gendang Singindungi.................44
Gambar 4.12 Gung terbuat dari tembaga, berbentuk bundar mempunyai pencu
dan stik/pemukul gung ...........................................................49
Gambar 4.13 Posisi duduk/kaki si pemain dan letak Gendang Singanaki ....50
Gambar 4.14 Pola rhythm Gendang Singindungi dan Gendang Singanaki
(Simalungen rayat) ..................................................................54
Gambar 4.15 Pola rhythm Gendang Singindungi dan Gendang Singanaki (Odakodak) .......................................................................................55

vii

Gambar 4.16 Pola rhythm Gendang Singindungi dan Gendang Singanaki (Patampatam) .....................................................................................55

viii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang
sangat umum dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai Negara yang banyak
memiliki beragam budaya dan kesenian, sehingga Nusantara dikenal sebagai
masyarakat multi etnik. Setiap etnik di Indonesia mempunyai banyak warisan
peninggalan budaya dari nenek moyang, hal inilah yang harus dibanggakan oleh
penduduk Indonesia dan tentunya mampu menjaga dan melestarikan serta
mengembangkan nilai-nilai luhur suatu bangsa, sehingga kebudayaan di Indonesia
tidak hilang dan tidak terkikis dengan kebudayaan modern yang semakin canggih
masuk ke Indonesia.
Wilayah Indonesia memiliki etnis yang berbeda-beda. Dari keseluruhan etnis
tersebut juga memiliki aneka ragam corak budaya secara tradisional yang bersumber
dari pemikiran-pemikiran ataupun dari suatu kebiasaan yang terkait dengan
lingkungan dimana kelompok masyarakat itu berada. Misalnya pada etnis Batak
yang ada di Sumatera Utara. Etnis ini terbagi kedalam 6 bagian suku Batak yaitu,
Batak Karo, Toba, Dairi, Mandailing, Angkola dan Simalungun. Keenam etnis Batak
tersebut memiliki persamaan dan perbedaan kebudayaan masing-masing. Seperti
halnya dapat kita lihat, hampir di seluruh wilayah Indonesia memiliki kesenian yang
berbeda yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Keunikan tersebut bisa
dilihat dari teknik permainannya, penyajiannya maupun bentuk organologi instrument

1

2

musiknya. Khususnya pada suku Batak Karo, merupakan salah satu suku yang
memiliki ragam kesenian dalam kehidupan masyarakatnya. Kesenian itu sendiri
terdiri dari beberapa bagian seperti seni musik, sastra (cerita rakyat, pantun), tari, dan
ukir (pahat).
Pada masyarakat Karo kebudayaan yang berhubungan dengan kesenian ini
masih ada. Seni ini ada yang masih dipertahankan oleh mereka, terutama di wilayah
yang masih ada homogen secara etnik dan budaya. Seni ini menjadi tradisi turuntemurun bagi mereka, namun di beberapa wilayah yang heterogen secara etnik, ada
beberapa bagian dari kesenian ini yang hampir punah keberadaannya, bahkan ada
yang hilang sama sekali. Hal ini disebabkan karena sudah mengalami perubahanperubahan dalam cara berfikir dan dalam kehidupan sehari-harinya banyak
dipengaruhi oleh budaya lain.
Berbagai macam jenis budaya yang ada di Indonesia, dan salah satunya adalah
seni musik tradisional. Musik tradisional merupakan salah satu identitas bangsa.
Sebagai generasi muda, kita wajib melestarikannya lewat ide kreasi-kreasi baru, yang
tentunya tidak memudarkan makna dan tujuannya. Dengan memperkenalkan musik
tradisional kepada generasi muda diharapkan secara bersama-sama menjaga
kelestarian kebudayaan Indonesia sehingga kita dapat mempertahankan tradisi yang
ada demi mengembalikan jati diri bangsa.
Musik tradisional adalah hasil karya cipta manusia yang bersumber dari
penggabungan bunyi-bunyi yang memiliki unsur ritem, harmoni, dan melodi serta
berhubungan dengan pikiran, kepercayaan, adat istiadat dan lain-lain yang diturunkan
dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Alat musik tradisional suku Karo adalah

3

Gendang Karo. Biasanya disebut Gendang Lima Sendalanen yang artinya
seperangkat gendang tari yang terdiri dari lima unsur. Unsur disini bisa kita lihat dari
beberapa alat musik tradisional Karo seperti Kulcapi, Balobat, Surdam, Ketengketeng, Murhab, Sarune, Gendang Singindungi, Gendang Singanaki, Penganak dan
Gung. Alat tradisional ini sering digunakan untuk menari, menyanyi dan berbagai
situs tradisi.
Masuknya instrument gendang dalam tradisi Karo memberikan pengaruh yang
sangat besar kepada masyarakat Karo sendiri. Hal ini dapat kita lihat bahwa bila kita
menelusuri sejarah penggunaan musik Karo, ternyata erat sekali hubungannya dengan
religi dan adat-istiadat. Artinya, penyajian musik selalu terkait kepada unsur religi
maupun unsur adat. Bahkan kadang-kadang hubungan itu antara unsur religi dan
unsur adat menjadi sedemikian ketat dan ketat. Sehingga sulit memisahkan apakah
keberadaan musik tradisional Karo umumnya diutamakan untuk religi dan adat.
Melakukan aktivitas musik dalam kebudayaan Karo dikenal dengan dua istilah,
yaitu ergendang dan rende. Ergendang terdiri atas dua kata yaitu er (melakukan
sesuatu) dan gendang secara sederhana dapat berarti “musik”. Jadi, ergendang dapat
diartikan “bermain musik”. Gendang dapat berarti salah satu alat musik, satu upacara,
judul komposisi, nama instrument, dan beberapa lainnya. Dalam budaya masyarakat
Karo, sebutan untuk pemusik (musician) adalah sierjabaten, yang secara denotatif
artinya adalah yang memiliki tugas. Sierjabaten terdiri dari pemain sarune, gendang
singanaki, gendang singindungi, gendang penganak, dan gung. Setiap pemain alat
musik, dalam etnosains tradisional Karo mereka memiliki nama masing-masing,
yaitu; pemain sarune disebut panarune, pemain gendang (singanaki dan singindungi)

4

disebut penggua, dan pemain penganak disebut simalu penganak, dan pemain gung
disebut simalugung.
Dari aspek seni musik, pada masyarakat Karo terdapat musik tradisional yang
terdiri dari musik vocal dan instrumental, dimana penggunaannya berkaitan dengan
berbagai upacara religi, perkawinan, mengiringi

tarian, memanggil roh leluhur,

maupun mengusir roh jahat dan juga mengiringi lagu-lagu tradisi.
Musik tradisi Karo secara umum mempunyai tiga jenis lagu yaitu simalungen
rayat, odak-odak, dan patam-patam. Ketiga jenis ini mempunyai pola ritmis yang
berbeda-beda. Lagu Simalungen rayat pada mulanya terutama pada masa sebelum
kemerdekaan Negara Republik Indonesia namanya adalah Simelungun Raja, yang
maksudnya adalah lagu untuk menghibur Raja atau Penghulu pada waktu itu. Namun
sesudah kemerdekaan Negara Republik Indonesia lagu tersebut diubah namanya
menjadi Simalungen Rayat. Sejak saat itu rakyat telah dapat menggunakan lagu
tersebut terutama dalam kepentingan adat. Lagu Odak-odak merupakan lagu yang
digunakan para dukun untuk mengiringi berjalan, sehingga lagu tersebut disebut
Odak-odak (Melenggang-lennggang). Lagu Patam-patam merupakan satu lagu yang
bertempo cepat. Kata “Patam” merupakan onomatopesis yang dihasilkan ritem “pa”
dan “tam” dari bunyi gendang. Dan alasan pemilihan ketiga lagu tersebut berdasarkan
tempo lagu, yaitu Simalungen Rayat mewakili tempo lambat, Lagu Odak-odak
mewakili tempo sedang dan Patam-patam mewakili tempo cepat.

5

B.

Identifikasi Masalah
Tujuan dari identifikasi masalah agar penelitian yang dilakukan lebih terarah

dan mencakup masalah yang paling utama dalam proses penelitian yang akan diteliti.
Menurut Hadeli (2006:23), Identifikasi masalah adalah suatu situasi yang merupakan
akibat dari interaksi dua atau lebih faktor (seperti kebiasaan-kebiasaan, keadaaankeadaan dan yang lain sebagainya) yang menimbulkan beberapa pertanyaan.
Untuk memperjelas masalah yang akan diteliti serta sebagai pedoman penulis
dalam melakukan penelitian dengan latar belakang masalah, maka identifikasi
masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan musik tradisional Karo di Indonesia?
2. Bagaimana bentuk musik iringan lagu tradisional Karo (Simalungen Rayat,
Odak-odak, dan Patam-patam) pada gendang singindungi dan gendang
singanaki

oleh masyarakat Karo di kelurahan Gung Negeri kecamatan

Kabanjahe ?
3. Bagaimana teknik permainan gendang singindungi dan gendang singanaki
dalam mengiringi lagu tradisional Karo (Simalungen Rayat, Odak-odak, dan
Patam-patam) di kelurahan Gung Negeri kecamatan Kabanjahe ?
4. Bagaimana proses pembuatan alat musik gendang singindungi dan gendang
singanaki di kelurahan Gung Negeri kecamatan Kabanjahe?
5. Bagaimana peranan gendang singindungi dan gendang singanaki dalam
mengiringi lagu tradisional Karo (Simalungen Rayat, Odak-odak, dan Patampatam) di kelurahan Gung Negeri kecamatan Kabanjahe?

6

6. Bagaimana sejarah terbentuknya Lagu tradisional Karo ( Simalungen Rayat,
Odak-odak dan Patam-patam) ?

C.

Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan-cakupan masalah yang berkaitan dengan yang

akan diteliti dan untuk mempersingkat cakupan, keterbatasan waktu, dana, dan
kemampuan secara teoritis, maka penulis mengadakan pembatasan masalah yang
dihadapi dalam penelitian ini. Batasan masalah merupakan upaya untuk menetapkan
batas-batas

permasalahan

dengan

jelas,

yang

memungkinkan

kita

untuk

mengidentifikasi faktor apa saja yang termasuk kedalam ruang lingkup permasalahan.
Dalam hal ini, penulis memutuskan batasan masalah yang dihadapi dalam penelitian
ini, yakni dengan pendapat Sugiyono (2010:207) yang mengatakan bahwa
pembatasan masalah

dalam penelitian kuantitatif didasarkan pada tingkat

kepentingan, urgensi dan feasebilitas masalah yang dipecahkan.
Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis membatasi ruang lingkup
permasalahan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembuatan alat musik gendang singindungi dan gendang
singanaki

oleh masyarakat Karo di kelurahan Gung Negeri kecamatan

Kabanjahe.
2. Bagaimana teknik permainan gendang singindungi dan singanaki dalam
mengiringi lagu tradisional Karo (Simalungen rayat, Odak-odak, dan Patampatam) di kelurahan Gung Negeri kecamatan Kabanjahe.

7

3. Bagaimana peranan gendang singindungi dan gendang singanaki dalam
mengiringi lagu tradisional Karo (Simalungen Rayat, Odak-odak, dan Patampatam) di kelurahan Gung Negeri kecamatan Kabanjahe.

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah diperlukan dalam sebuah penelitian yang akan dikaji.
Dalam perumusan masalah kita akan mampu untuk lebih memperkecil batasanbatasan yang telah dibuat sekaligus berfungsi untuk lebih mempertajam arah
penelitian.
Rumusan masalah merupakan penjelasan tentang intisari dari permasalahan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010:290) “Rumusan masalah merupakan
pertanyaan penelitian, yang jawabannya dicarikan melalui penelitian”. Secara lebih
rinci Maryaeni (2005:14) menyatakan bahwa :
“Rumusan masalah merupakan jabaran detail fokus penelitian yang akan
digarap. Rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi peneliti karena penelitian
merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar pada
rumusan masalahnya. Rumusan masalah juga biasanya berfokus pada butir-butir
masalah sebagaimana telah dirumuskan.
Sehubungan dengan topik penelitian ini maka dapat dirumuskan masalah
dalam penelitian ini yaitu teknik permainan gendang singindungi dan gendang
singanaki

dalam mengiringi lagu tradisional Karo di kelurahan Gung Negeri

kecamatan Kabanjahe di kabupaten Tanah Karo.

8

E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan apapun yang dilakukan pasti memiliki tujuan tertentu, tanpa
adanya suatu tujuan yang jelas, maka suatu penelitian tersebut tidak akan dapat
terarah dengan baik karna tidak tahu apa yang ingin dicapai dari suatu kegiatan yang
akan dilakukan. Berhasil tidaknya suatu kegiatan penelitian yang dilaksanakan dapat
dilihat dari ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui proses pembuatan alat musik Karo pada gendang
singindungi dan gendang singanaki

dikelurahan Gung Negeri kecamatan

Kabanjahe.
2. Untuk mengetahui teknik permainan gendang singindugi dan gendang
singanaki dalam mengiringi lagu tradisional Karo (Simalungen rayat, Odakodak, dan Patam-patam) dikelurahan Gung Negeri kecamatan Kabanjahe
3. Untuk mengetahui peranan gendang singindungi dan singanaki dalam
mengiringi lagu tradisional Karo (Simalungen Rayat, Odak-odak, dan Patampatam) dikelurahan Gung Negeri kecamatan Kabanjahe

F.

Manfaat Penelitian
Pada bagian ini ditujukan manfaat atau pentingnya penelitian terutama bagi

pengembangan ilmu atau pelaksana pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain,
uraian sub bab manfaat penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang akan
diteliti. Adapun manfaat penelitian merupakan hal-hal yang diharapkan dari hasil

9

penelitian. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Nyoman Kutha Ratna (2010:272)
yang menyatakan bahwa penelitian atau karya ilmiah pada umumnya betapapun
sederhananya jelas bermanfaat, manfaat yang dimaksud disesuaikan dengan tujuan
penelitian. Manfaat yang hendak diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Sebagai refrensi dan masukan bagi citivas Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan serta sumbangan pemikiran bagi dunia
pendidikan.
2. Untuk lebih mengenal dan lebih memahami bagaimana teknik memainkan
pada salah satu alat musik tradisional Karo.
3. Untuk melestarikan alat musik tradisi Karo agar tidak punah.
4. Sebagai bahan refrensi dalam mengembangkan pola-pola irama dan
permainan gendang singindungi dan singanaki pada musik tradisi Karo
pada masyarakat di kelurahan Gung Negeri kecamatan Kabanjahe dan
seluruh Indonesia pada umumnya.
5. Sebagai bahan refrensi yang dapat menjadi acuan pada penelitian yang
relevan berikutnya.
6. Menambah wawasan peneliti dalam menuangkan gagasan, ide kedalam
Karya tulis.

58

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dituliskan oleh sipeneliti maka si
peneliti dapat menyimpulkan bahwa :
1. Pada proses pembuatan gendang singindungi dan gendang singanaki terdapat
kelemahan yaitu kesulitan mendapatkan bahan dan bahan yang sulit
didapatkan yaitu kulit napuh (sejenis kancil) karna hewan tersebut sudah
mulai punah dan jarang sekali untuk didapatkan keberadaannya. ini juga
menjadi hambatan lamanya waktu mencari bahan tersebut untuk membuat
gendang singindungi ataupun gendang singanaki.
2. Langkah pertama untuk dapat memainkan gendang singindungi atau gendang
singanaki yang pertama-tama harus mengetahui posisi memainkan gendang
tersebut dan mengetahui pola dasar gendang singindungi dan pola dasar
gendang singanaki .
3.

Gendang Singindungi dan Gendang Singanaki tidak bisa dijelaskan secara
terpisah, karena keduanya saling bergantung satu sama lain baik dari segi
bahan untuk proses pembuatan, dan juga peranannya pada setiap lagu.

4. Dilihat dari sumber-sumber yang ada, pengembangan dan pelestarian
kesenian Karo saat ini sudah masuk dalam taraf memprihatinkan.

57

58

B. SARAN

1. Kepada Lembaga Pemerintahan Karo khususnya dalam Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan agar dapat melestarikan atau ikut menjaga eksistensi alatalat musik tradisional Karo agar tidak punah.
2. Kepada masyarakat Karo pada umumnya agar memiliki sikap kepedulian
serta apresiasi yang tinggi terhadap Budaya dan dapat melestarikannya
dalam berbagai aktifitas kehidupan.
3. Kepada generasi muda khususnya generasi penerus Karo mendatang agar
menjaga eksistensi alat musik-alat musik tradisional Karo dan semua
unsur-unsur kebudayaan Karo lainnya.
4. Kepada Seniman dengan tidak mengubah bentuk asli alat musik
tradisional Karo baik dari segi pengukiran atau juga bahan-bahan yang
digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Banoe, Panoe. 2007. Kamus Musik. Yogyakarta. Kanisius
Cinthya br. Sitepu. Skripsi. “ Peranan Ansambel Gendang Lima Sendalanen
Dalam Tari Topeng Gundala-Gundala Seberaya Di Desa Seberaya
Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo”. Skripsi, Medan. Universitas
Negeri Medan.
Gumpal H. Panjaitan. 2014. Skripsi. “Analisis Teknik Permainan Gitar Pada
Lagu Nirmala Ciptaan Pak Ngah”. Medan, Universitas Negeri Medan.
Hadeli. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Padang. Quantum Teaching.
Kodijat, Latifah. 1989. Istilah-istilah Musik. Yogyakarta: Djambatan
Maryeni. 2005. Metode Penulisan Kebudayaan. Jakarta. Bumi Aksara
Perikuten Tarigan. 2004. Skripsi. “Pluralitas Musik Etnik Karo”. Medan,
Universitas Negeri Medan.
Pita Hotma Dameria Silitonga. “Teori Musik”, Medan. Pendidikan Seni Musik
Pulumun Peterus Ginting.2015. “Spritualitas Upacara Gendang Kematian Etnik
Karo Pada Era Globalisasi”. Program Studi Kajian Budaya, Denpasar.
Universitas Udayana Denpasar.
Pulumun Peterus Ginting. 1998. Skripsi. “Keyboard Elektronik Dalam Tradisi
Musik Karo ; Kajian Dari Sisi Akulturasi Dan Teknik Permainan”. Medan,
Universitas HKBP Nomensen
Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu
Sosial Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Syahputra. 2012. Skripsi. “ Fungsi, Teknik Permainan Instrument Dan Bentuk
Penyajian Musik Tadisional Gondang Hasapi keluarga Seni Batak Japaris
Bagi Masyarakat Batak Toba Di Yogyakarta”. Medan, Universitas Negeri
Medan.
Tri Angel. 2012. Skripsi. “Identifikasi Ritme dan Melodi dalam Tarian Kuda
Lumping Di Marendal”. Medan, Universitas Negeri Medan.

59