46
VI. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di DAS Molompar ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan lahan yang paling luas di DAS Molompar adalah kebun
campuran 61,5 yang didominasi tanaman kelapa, jagung, cengkeh dan buah-buahan.
2. Prediksi erosi di DAS Molompar berkisar dari 46,6-93,5 tonhathn, Etol
27,00-36,00 tonhathn, dan pendapatan petani Rp 4.717.500-Rp 12.119.500.
3. Alternatif perubahan pola tanam dan penerapan teknik konservasi tanah dan air seperti pembuatan teras guludan dan penambahan mulsa mampu
memperkecil besarnya erosi. 4. Pengembangan usaha tani berbasis kelapa dilakukan dengan perbaikan pola
tanam dan agroteknologi berupa penambahan pupuk, penggunaan mulsa dan pembuatan teras guludan dikombinasikan dengan pemeliharaan ternak
sapi, ayam serta perbaikan pengolahan hasil kelapa dapat meminimalkan erosi, meningkatkan pendapatan petani sehingga memenuhi kebutuhan
hidup layak dan dapat dilaksanakan oleh petani secara berkelanjutan.
5.2. Saran
1. Agar penggunaan lahan di DAS Molompar dapat berkelanjutan
sustainable, maka pengunaan lahannya harus disesuaikan dengan kemampuan lahannya dan pendapatan petani harus memenuhi kebutuhan
hidup layak.
2. Diperlukan dukungan dan kebijakan Pemerintah Kabupaten Minahasa
Tenggara dalam rangka perencanaan lahan usahatani yang berkelanjutan
pada DAS Molompar.
47
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad S., 2000. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Cetakan Ke Tiga. Gedung Lembaga Sumberdaya Informasi Lt. 1 Kampus Darmaga, Bogor.
Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Asdak C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
Akuba, R.H., J.G. Kindangen, H. Hasni, R.Rahman, dan N.M. Mokodongan. 1992.Survei pengusahaan kelapa di Sulawesi Utara. Laporan Penelitian
Pola Pengembangan Kelapa di Sulawesi Utara. Balai Penelitian Kelapa, Manado. hlm. 5-49.
Akuba, R.H. dan M.M. Rumukoi. 1997. Sistem Usahatani Berbasis Kelapa. Balai Penelitian Kelapa, Manado. Hlm 280.
Badan Pusat Statistik Sulawesi Utara.2009. SULUT Dalam Angka. Manado. Balai Pengelolaan DAS Tondano Manado. 2007. Database dan inforfasi kegiatan
rehabilitasi lahan dan perhutanan sosial. BPDAS Tondano. Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial 2007. Data Lahan
Kritis Nasional. Ditjen RLPS, Departemen Kehutan RI. Jakarta. Direktorat Jenderal Sumberdaya Air Departemen Pertanian. 2004. Sebanyak 65
DAS dalam kondisi semakin kritis[Ditjen Sumberdaya Air]. Harian Kompas tanggal 20 Agustus 2004. Hal 15. Jakarta.
Hammer, W. I. 1981. Second Soil Conservation Consultant Report. AgrofIns78606 note. No.10. center For Soil Research, Bogor.
Hardjowigeno S, Widiatmaka 2001. Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tataguna Tanah. Bogor:Jurusan Tanah Fakultas Pertanian IPB.
International Center for Research Agroforestry ICRAF. 2001. Odelling Erosion at Differrent Scales, Case Study in The Sumber Jaya Watershed,
Lampung, Indonesia. Internal Report Unpublished. Bogor
Klingebiel, A. A. And P. M. Montgomery. 1973. Land Capability Classivication Agric. Handbook. No. 210, USDA-SES. 21h.Washington.c.d.
Reijntjes,C., B.Haverkot dan A. W. Bayer., 1999. Pertanian Masa Depan Pengantar untuk Pertanian berkelanjutan Dengan Input Luar
Rendah.kanisius. Yogyakarta. Soekartawi. 1986. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia. Jakarta
48 Sajogyo dan Sajogyo. P. 1990. Sosiologi Pedesaan. Jilid 2. Universitas Gadjah
Mada Press. Yogyakarta Sinukaban, N. 1989. Konservasi Tanah dan Air Di Daerah Transmigrasi.
Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Sinukaban. 1995. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Bahan Kuliah pada
Program Pascasarjana, Bogor tidak diterbitkan IPB. Sinukaban. 1994. Pentingnya Pola Pertanian Konservasi dalam Pembangunan
Pertanian Lahan Kering. ProsidingTemu Lapang teknik Budidaya Tebu Lahan Kritis: 1-10.
Sinukaban. 2007. Peran Konservasi Tanah dan Air dalam Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Dalam Bunga Rampai Konservasi Tanah da Air. F. Agus,
N. Sinukaban, A. Ngaloken Gintings, H. Santoso, dan Sutadi adb2007. Pengurus Pusat Masyarakat Konservasi Tanah dan Air Indonesia Jakarta,
hal34-45.
Sitorus, S.R.P. 2001. Pengembangan Sumberdaya Lahan Berkelanjutan Edisi ke tiga. Laboratorium Perencanaan Pengembangan Sumberdaya Lahan,
Jurusan Tanah Fakultas Pertanian IPB Bogor. Sitorus. 2002. Kualitas Degradasi dan Rehabilitasi Lahan. Bahan Kuliah pada
Program Pascasarjana. Bogor.IPB Pasaribu, H.S. 1999. Daerah Aliran Sungai sebagai Satuan Perencanaan Terpadu
dalam Kaitannya dengan Pengembangan Wilayah dan Pengembangan Sektoral Berbasiskan Konservasi Tanah dan Air. Seminar Sehari”DAS
sebagai Satuan Perencanaan Terpadu dalam Pengelolaan Sumberdaya Air”.21 Desember 1999. Jakarta.
Wischmeier, W.H. and D.D Smith. 1978. Predicting Rainfall Erosion Losses – A Guide to Conservation Planning. USDA Agric. Handbook. No. 58: 537.
49
LAMPIRAN
Lampiran 1 Peta Jenis Tanah
50
Lampiran 2 Peta Topografi Sub DAS Molompar.
51
Lampiran 3. Peta Penggunaan Lahan Sub DAS Molompar
52
Lampiran 4. Peta Unit Penggunaan Lahan di Sub DAS Molompar
53
Lampiran 5
Kelas dan Kode Struktur Tanah, Kelas dan Kode Permeabilitas Profil Tanah, Klasifikasi Nilai Kepekaan Erosi
Tanah. a. Tabel Kelas dan Kode Struktur Tanah
Kelas Struktur Tanah ukuran diameter Kode Struktur
Granuler sangat halus 1 mm 1
Granuler halus 1 – 2 mm 2
Granuler sedang sampai kasar 2-10 mm 3
Berbentuk blok, Blocky, plat, masif 4
b. Tabel Kelas dan Kode Permeabilitas Profil Tanah Kelas Permeabilitas Kecepatan Kode
cmjam Sangat Lambat
0,5 6
Lambat 0,5 - 2,0
5 Sedang - Lambat
2,0 - 6,3 4
Sedang 6,3 -12,7
3 Sedang – Cepat
12,7 -25,4 2
Cepat 25,4 1
c. Tabel Klasifikasi Nilai Kepekaan erosi Tanah
Nilai K Kelas
0,00 - 0,10 1 sangat rendah
0,11 - 0,20 2 rendah
0,21 - 0,32 3 sedang
0,33 - 0,43 4 agak tinggi
0,44 - 0,55 5 tinggi
0,56 - 0,64 6 sangat tinggi
54
Lampiran 6 Intensitas Faktor-Faktor Penghambat untuk Klasifikasi Kemampuan Lahan Arsyad 2000
No Jenis Faktor Penghambat
Intensitas Faktor Penghambat
t
1
= halus liat berpasir, liat berdebu dan liat
t
2
= agak halus lempung liat berdebu, lempung berliat, lempung liat berpasir
1. Tekstur tanah t t
3
= sedang lempung, debu, lempung berdebu t
4
= agak kasar lempung berpasir, lempung berpasir halus, lempung berpasir sangat halus
t
5
= kasar pasir berlempung dan pasir p
1
= lambat 0,5 cmjam p
2
= agak lambat 0,5 - 2,0 cmjam 2. Permeabilitas p
p
3
= sedang 2,0 - 6,25 cmjam p
4
= agak cepat 6,25 - 12,5 cmjam p
5
= cepat 12,5 cmjam k
= dalam 90 cm 3. Kedalaman efektif k
k
1
= sedang 50 - 90 cm k
2
= dangkal 25 -50 cm k
3
= sangat dangkal 25 cm l
= datar 0-3 l
1
= landaiberombak 3-8 l
2
= agak miring 8-15 4. Lereng l
l
3
= miringberbukit 15-30 l
4
= agak curam 30-45 l
5
= curam 45-60 l
6
= sangat curam 65 d
= berlebihan excessively drained, air lebih segera keluar dari tanah dan sangat sedikit air yang ditahan oleh tanah sehingga
tanaman akan sgra mengalami kekurangan air. d
1
= baik, tanah mempunyai peredaran udara baik. Seluruh profil tanah dari atas sampai ke bawah 150cm berwarna terang
yang seragam dan tidak terdapat bercak-bercak kuning, coklat atau kelabu.
d
2
= agak baik, tanah mempunyai peredaran udara baik di daerah perakaran. Tidak terdapat bercak-bercak kuning, coklat atau
kelabu pada lapisan atas dan bagian atas lapisan bawah sampai sekitar 60 cm dari permukaan tanah.
5. Drainase d d
3
= agak buruk, lapisan atas tanah mempunyai peredaran udara baik, tidak terdapat bercak-bercak kuning, kelabu atau coklat.
Bercak-bercak terdapat pada seluruh lapisan bawah sekitar 40 cm dari permukaan tanah.
d
4
= buruk, bagian bawah lapisan atas dekat permukaan terdapat warna atau bercak-bercak kelabu, coklat atau kekuningan.
d
5
= sangat buruk, seluruh lapisan sampai permukaan tanah berwarna kelabu, tanah lapisan bawah berwarna kelabu atau
terdapat bercak-bercak berwarna kebiruan, atau terdapat air yang menggenang dipermukaan tanah dalam waktu yang
lama sehingga menghambat pertumbuhan tanaman.
55
Lampiran 6. Lanjutan No
Jenis Faktor Penghambat Faktor Intensitas Penghambat
e = tidak ada erosi
e
1
= ringan 25 lapisan atas hilang 6. Erosi e
e
2
= sedang 25 - 75 lapisan atas hilang e
3
= berat 75 lapisan atas hilang, 25 lapisan bawah hilang
e
4
= sangat berat 25 lapisan bawah hilang g
= tidak pernah selama 1 tahun tidak pernah tertutup banjir untuk waktu 24 jam
g
1
= kadang-kadang banjir yang menutupi tanah 24 jam, terjadinya tidak teratur dalam periode 1 bulan
7. Bahaya banjirgenangan g g
2
= selama 1 bulan atau lebih setahun, tanah secara teratur tertutup banjir untuk waktu 24 jam
g
3
= selama 2 - 5 bulan dalam setahun secara teratur dilanda banjir yang lamanya 24 jam
g
4
= selama 6 bulan atau lebih tanah dilanda banjir secara teratur yang lamanya 24 jam
8. Batu-batuan b Kerikil
b = tidak ada atau sedikit 0 -15 volume tanah
b
1
= sedang 15 - 50 volume tanah b
2
= banyak 50 - 90 volume tanah b
3
= sangat banyak 90 volume tanah Batuan kecil
b = tidak ada atau sedikit 0 -15 volume tanah
b
1
= sedang 15 - 50 volume tanah b
2
= banyak 50 - 90 volume tanah b
3
= sangat banyak 90 volume tanah b
= tidak ada 2 luas permukaan tertutup b
1
= sedikit 0,001 - 3 luas permukaan tertutup 9. Batuan lepas
b
2
= sedang 3 - 15 luas permukaan tertutup b
3
= banyak 15 - 90 luas permukaan tertutup b
4
= sangat banyak 90 luas permukaan tertutup b
= tidak ada 2 luas permukaan tertutup 10. Batuan tersingkap rock
b
1
= sedikit 2 - 10 luas permukaan tertutup b
2
= sedang 10 - 50 luas permukaan tertutup b
3
= banyak 50 - 90 luas permukaan tertutup b
4
= sangat banyak 90 luas permukaan tertutup Keterangan :
- Kerikil : bahan kasar bentuk bulat diameter 2 - 7,5 mm atau bentuk gepeng dengan sumbu yang
panjangnya sampai 15 cm pada lapisan 20 cm dari permukaan. -
Batuan kecil : bahan kasar atau batuan diameter 7,5 - 25 jika bulat atau jika berbentuk gepeng sumbu yang panjang 15 - 40 cm.
- Batuan lepas : batuan yang tersebar di atas permukaan tanah, diameter 25 cm bulat atau sumbu
panjang 40 cm gepeng.
56
Lampiran 7. Klasifikasi Kelas Kemampuan Lahan pada Kebun Campuran, Perkebunan, Hutan dan Semak Belukar.
Faktor Penghambat No. SLH
Kelas Kemampuan Sub Kelas Tekstur Kedalaman Lereng Drainase Permeabilitas Erosi Batuan Banjir Lahan
t Efektif k L d p e b
b
Huatan sekunder
1. 2 t
2
k
1
L
2
d
1
p
3
e
1
b g
III IIIL
2,
p
3
2. 3 t
2
k
1
L
2
d
1
p
3
e
1
b g
III IIIL
2,
p
3
3. 19 t
2
k
1
L
2
d
1
p
3
e
1
b g
III IIIL
2,
p
3
4. 96 t
2
k
1
L
2
d
1
p
3
e
1
b g
III IIIL
2,
p
3
5. 109 t
2
k
1
L
2
d
1
p
3
e
2
b g
III IIIL
2,
p
3
6. 147 t
2
k
1
L
2
d
1
p
3
e
1
b g
III IVL
3,
p
3
Kebun Campuran
7. 8 t
2
k
1
L
2
d
1
p
3
e
1
b g
III IIIL
2,
p
3
8. 3 t
2
k
1
L
1
d
1
p
3
e
2
b g
III III
,
p
3,
e
2
9. 38 t
2
k
1
L
2
d
1
p
3
e
1
b g
III IIIL
2,
p
3
10. 43 t
2
k
1
L
2
d
1
p
3
e
1
b g
III IIIL
2,
p
3
11. 38 t
2
k
1
L
2
d
1
p
3
e
1
b g
III IIIL
2,
p
3
12. 50 t
2
k
1
L
2
d
1
p
3
e
1
b g
III IIIL
2,
p
3
13. 88 t
2
k
1
L
2
d
1
p
3
e
1
b g
III IIIL
2,
p
3
14. 101 t
2
k
1
L
2
d
1
p
3
e
2
b g
III IIIL
2,
p
3,
e
2
15. 111 t
2
k
1
L
2
d
1
p
3
e
1
b g
III IIIL
2,
p
3
57
Tegalan
16. 13 t
4
k
2
L
2
d
1
p
3
e
2
b g
III III
t4,
e
2
,L
2
17. 41 t
4
k
2
L
2
d
1
p
3
e
1
b g
III IIIt
4,
L
2
18. 61 t
4
k
2
L
2
d
1
p
3
e
1
b g
III IIIt
4
,L
2
19. 78 t
2
k
1
L
3
d
1
p
3
e
1
b g
III IIIL
2,
p
3
20. 99 t
2
k
1
L
2
d
1
p
3
e
2
b g
II IIIL
2,
p
3,
e
2
21. 102 t
3
k
1
L
3
d
1
p
3
e
1
b g
III IVL
3
58
Lampiran 8. Data curah hujan Bulanan DAS Molompar
DATA CURAH HUJAN BULANAN 1997 – 2008 Bulan mm
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
Agt Sept Okt Nov
Des
1997 175 192 255 159 257 112 132
157 182 307 381 282
1998 344 387 275 213 171 69 127
234 127 233 332 478
1999 242 263 221 131 31 0 11 8 149 29 365
381 2000
114 26 63 186 269 216 206
87 95 479 430
357 2001
462 148 450 278 427 463 114 116 99 271 143
295 2002
213 68 112 104 89 67 16 12 79 124 156
210 2003
137 97 166 86 120 28 127 131
164 120 231
160 2004
123 121 89 168 125 18 128 54 142 114
179 214
2005 156 122
137 41
55 43
66 23
86 171
364 423
2006 214 143 99 51 132 78 64 67 84 188
241 278
Jumlah mm 2180
1567 1867
1417 1676
1094 991
889 1207
2036 2822
3078 Rata
2
cm 21,8
15,67 18,67
14,17 16,76
10,94 9,91
8,89 12,07
20,36 28,22
30,78 EI
30
cm 146,1
93,2 118,3
81,3 102,1
57,2 50,0
43,1 65,3
133,1 207,5
233,5
59
Lampiran 9. Data Curah Hujan Bulanan DAS Molompar
DATA CURAH HUJAN BULANAN 1997 - 2008 Bulan mm
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
1997 175 192 255 159 257 112 132 157 182 307 381 282
1998 344 387 275 213 171 69 127 234 127 233 332 478
1999 242 263 221 131 31 0 11 8 149 29 365 381
2000 114 26
63 186
269 216
206 87
95 479
430 357
2001 462 148 450 278 427 463 114 116 99 271 143 295
2002 213 68
112 104
89 67
16 12
79 124
156 210
2003 137 97 166 86 120 28 127 131 164 120 231 160
2004 123 121 89 168 125 18 128 54 142 114 179 214
2005 156 122
137 41
55 43
66 23
86 171
364 423
2006 214 143
99 51
132 78
64 67
84 188
241 278
60
Lampiran 10. Nilai Erodibilitas Tanah K
No urut
No Unit
Lahan Pasir
halus Debu Liat B.Organik
struktur permeabilitas Nilai
M
Nilai K
a b
c 1 2
16,05 24,61
35,79 4,84 3
3 2610,78
0,19
2 3 18,02
16,03 22,7 6,79
3 3
2632,07
0,15
3 19 11,01
27,21 28,69 4,26
3 3
2725,47
0,22
4 8
14,1 24,14 22,75 5,66
3 3
2954,04
0,20
5 35 17,1 25,89 26,49
6,07 3
3 3160,19
0,20
6 38 9,63 22,66 25,52
5,81 3
3 2404,96
0,16
7 43 19,22
21,14 29,65 4,97
4 3
2839,33
0,25
8 50 12,2 17,15 24.62
5,96 3
3 2212,40
0,12
9 13 20,09
22,65 16.16 6,94
3 3
3583,32
0,16
10 41 18,17 19,29
22.44 5,83 3
3 2905,40
0,19
11 61 21,19 19,27
17.24 6,99 3
3 3348,47
0,18
61
Lampiran 11. Nilai factor LS pada DAS Molompar
Unit Lahan
Kemiringan Lereng Panjang Lereng
m Faktor LS
2
15 20 2,1
3 15 23
2,2
19 15 9
1,4 96 9
15 0,8 109 15
30 2,6 147 25
35 6,6
8 8 15
0,7
35
10 9 0,7
38
9 10 0,7
43
8 10 0,6
45
13 9 1,1
50
14 9 1,3
88 15 11 1,6
101 9 21 1,0
111 9 15 0,8
13 9 8
0,6
41 8 6
0,4
61 10 8
0,7 78 9
7 0,6 99 7
10 0,5 102 9
6 0,5
62
Lampiran 12 Nilai Faktor C dari Berbagai Tanaman dan Pengelolaan atau Penggunaan Lahan
No Jenis Tanaman dan Pengelolaannya Nilai
Sumber Type Penggunaan Lahan
Faktor C 1
Tanah bera tanpa tanaman, diolah 1,00
1 2 Sawah
beririgasi 0,01
1,2 3
Sawah tadah hujan 0,05
1 4
Tegalan, tanaman tidak spesifik 0,05
5 Rumput brachiaria
- tahun pertama
0,3 1,2
- tahun kedua
0,02 1
- tahun seterusnya
0,002 2
6 Ubi kayu
0,363 1
Ubi kayu
0,7 1
7 Jagung 0,7
1 Jagung
0,637 2
8 Padi gogo, tegalan, lahan kering
0,5 1
Padi gogo
0,565 2
9 Kacang-kacangan, tidak spesifik
0,6 1
10 Kacang jogo
0,161 2
11 Kacang tanah
0,452 2
12 Kedelai 0,399
2 13 Sorghum
0,242 2
14 Sereh wangi citronella
0,434 1,2
15 Kentang 0,4
1 16 Tebu
0,2 1
17 Pisang jarang, sebagai tanaman monokultur
0,6 1
18 Talas 0,85
1 19
Kebun campuran, tajuk bertingkat, penutup tanah bervariasi 0,452
2 Kerapatan
tinggi 0,1
1 Ubi kayu kedelai
0,2 2
Kerapatan sedang
0,3 1
Kerapatan rendah cayamus sp, kacang tanah 0,5 2
20 Tanaman perkebunan dengan tanaman penutup tanah permanen
Kerapatan tinggi
0,1 1
Kerapatan rendah
0,5 1
21 Reboisasi dengan penutup tanah, tahun pertama
0,3 1
22 Kopi dengan penutup tanah
0,2 1
23 Tanaman bumbu cabe, jahe
0,9 1
24 Perladangan berpindah
0,4 1
25 Hutan, hutan alami primer berkembang baik :
Serasah tinggi
0,001 1,2
Serasah sedang
0,005 1
26 Hutan produksi
: Tebang
habis 0,5
1 Tebang
pilih 0,2
1 27
Kebun produksi penutup tanah jelek Karet
0,8 1
Teh 0,5
1 Kelapa
sawit 0,5
1 Kelapa
0,5 1
Sumber : 1. Hammer 1981 dalam Sinukaban, 1989
2. Abdulrachman, Sofiyah dan Kurnia, U 1984 dalam Sinukaban, 1989 3. Pusat Penelitian Tanah 1984 dalam Sinukaban, 1989
63 Lampiran 12 Lanjutan
No Jenis Tanaman dan Pengelolaannya Nila
Sumber Type Penggunaan Lahan
Faktor C 28
Kolam ikan 0,001
1 29 Lahan Kritis, tanpa vegetasi
0,95 1
30 Semak, belukar
0,3 1
31 Sorgum – sorgum terus menerus
0,341 3
32 Padi gogo – jagung dalam rotasi
0,209 3
33 Padi gogo – jagung dalam rotasi + mulsa jagung
0,083 3
34 Padi gogo – jagung dalam rotasi + mulsa jerami 2 tonha
0,030 3
dan 10 – 20 ton pupuk kandang 35
Padi gogo tumpangsari jagung + ubi kayu dirotasikan dengan 0,421 3
kedelai atau kacang tanah 36
Jagung dan kacang tanah, sisa tanaman jadi mulsa 0,014
3 37
Alang-alang permanen 0,021
3 38
Alang-alang dibakar satu kali 0,20
3 39
Semak, lamtoro 0,51
5 40
Albisia dengan semak campuran 0,012
3 41
Albisia tanpa tanaman bawah 1,0
3 42
Kentang ditanam mengikuti arah lereng 1,0
3 43
Kentang penanaman mengikuti kontur 0,35
3 44
Bawang, penanaman dalam kontur 0,08
3 45
Pohon tanpa semak 0,32
3 46
Ubi kayu tumpangsari dengan kedelai 0,181
2 47
Ubi kayu tumpangsari dengan kacang tanah 0,195
2 48
Ubi kayu + sorgum tumpangsari 0,345
2 49
Padi gogo + sorgum tumpangsari 0,417
2 50
Kacang tanah + kacang gude tumpangsari 0,495
2 51
Kacang tanah + kacang panjang tumpangsari 0,571
2 52
Kacang tanah + mulsa jerami 4 tonha 0,049
2 53
Kacang tanah + mulsa batang jagung 4 tonha 0,196
2 54
Kacang tanah + mulsa clotolaria 3 tonha 0,128
2 55
Kacang tanah + mulsa kacang panjang 0,259
2 56
Kacang tanah + mulsa jerami padi 0,377
2 57
Padi gogo, mulsa clotolaria 3 tonha 0,387
2 58
Padi gogo + jagung + ubi kayu, mulsa jerami 6 tonha setelah padi ditanami kacang tanah
0,079 2
59 Padi gogo – jagung – kacang tanah, dalam rotasi, dengan
0, 347 2
sisa tanaman jadi mulsa 0,496
2 60
Padi gogo – jagung – kacang tanah, dalam rotasi 0,357
2 61
Padi gogo + jagung + kacang tanah tumpangsari dengan mulsa
sisa tanaman
62 Padi gogo + jagung + kacang tanah tumpangsari
0,568 2
Sumber : 1. Hammer 1981 dalam Sinukaban, 1989
2. Abdulrachman, Sofiyah dan Kurnia, U 1984 dalam Sinukaban, 1989 3. Pusat Penelitian Tanah 1984 dalam Sinukaban, 1989
64
Lampiran 13 Nilai Faktor P Beberapa Tindakan Konservasi dan Pengelolaan Tanaman CP
No Tindakan Konservasi dan Pengelolaan Tanaman P dan CP
Sumber 1
Teras bangku 0,037
2 Teras bangku :
Konstruksi baik 0,04
1 Konstruksi sedang
0,15 1
Konstruksi buruk 0,35
1 2
Teras tradisional 0,35
1 Teras Guludan
0,15 1
3 Teras koluvial ditanami strip rumputbambu atau rumput permanen
seperti rumput bahia Disain baik, tahun pertama
0,04 1 Disain buruk, tahun pertama
0,40 1
4 Rorak split pits
0,60 1
5 Mulsa penahan air :
Serasah atau jerami 6 tontahun 0,15
1 Serasah atau jerami 3 tontahun
0,25 1
Serasah atau jerami 1 tontahun 0,60
1 6 Penanaman menurut kontur :
Pada lereng 0 – 8 0,50
1 Pada lereng 8 – 20
0,75 1
Pada lereng 20 0,90
1 7
Teras bangku ditanami kacang tanah - kacang tanah 0,009
2 8
Teras bangku ditanami jagung + mulsa jerami 4 tonha 0,006
2 9
Teras bangku ditanami sorgum – sorgum 0,012
2 10
Teras bangku ditanami jagung 0,048
2 11
Penanaman strip rumput bahia 1 thn dalam tanaman kedelai 0,02
2 12
Penanaman strip crotalaria dalam pertanaman padi gogo 0,340
2 13
Penanaman strip crotalaria dalam kedelai 0,111
2 14
Penanaman strip crotalaria dalam kacang tanah 0,389
2 15
Penanaman strip kacang tanah dalam pertanaman jagung, mengguna- kan sisa tanaman sebagai mulsa
0,05 2
16 Teras guludan dengan rumput penguat
0,50 3
17 Teras guludan ditanami padi gogo dan jagung dalam rotasi
0,015 3
18 Teras guludan pada pertanaman sorgum – sorgum
0,041 3
19 Teras guludan pada pertanaman ubi kayu
0,063 3
20 Teras guludan pada pertanaman jagung – kacang tanah dalam rotasi,
menggunakan mulsa sisa tanaman 0,006
3 21
Teras guludan, pada kacang tanah – kedelai dalam rotasi 0,105
3 22
Teras guludan , padi gogo – jagung – kacang panjang dalam rotasi dengan 2 tonha kapur
0,012 3
23 Teras bangku , ditanami jagung – ubi kayukedelai dalam rotasi
0,015 3
24 Teras bangku, ditanami sorgum-sorgum
0,041 3
25 Teras bangku, kacang tanah – tanah
0,009 3
26 Teras bangku tanpa tanaman
0,039 3
27 Penanaman strip crotalaria dalam sorgum – sorgum
0,264 3
28 Penanaman strip crotalaria dalam kacang tanah – ubi kayu
0,405 3
29 Penanaman strip crotalaria dalam pertanaman padi gogo – ubi kayu
0,193 3
30 Penanaman strip rumput dalam padi gogo
0,841 3
Sumber : 1. Hammer 1981 dalam Sinukaban, 1989
2. Abdulrachman, Sofiyah dan Kurnia, U 1984 dalam Sinukaban, 1989 3. Pusat Penelitian Tanah 1973 - 1981 dalam Sinukaban, 1989
65
Lampiran 14. Nilai Etol pada Lokasi pengamatan DAS Molompar
Unit D NFK De Dmin
LPT BI ETol Lahan
mm mm
mm mmthn tonhathn
2 900 1,0 900 500 1,2 0,9 25,2 3 850 1,0 850 500 1,2 0,9 23,4
19 1200 1,0 1200 750 1,2 0,9 27,0
8 1000 1,0 1100 400 1,2 0,9 32,4
35 1000 1,0 1100 400 1,2 0,9 36,0
38 1100 1,0 1100 400 12 0,9 33,4
43 950 1,0 1000 400 1,2 0,9 36,0
50 850 1,0 1000 400 1,2 0,9 36,0
13 950 1,0 850 200 1,2 0,9 34,2 41 400 1,0 850 200 1,2 0,9 34,2
61 350 1,0 750 300 1,2 0,9 27,0
Lampiran 15. Hasil Prediksi Erosi aktual pada DAS Molompar
Unit Lahan
R K Ls c
p A Etol
2
1331,28 0,16
1,3 0,005 1 1,4
25,2 3
1331,28 0,12
2,2 0,005 1 1,8
23,4 19
1331,28 0,18
1,4 0,005 1 1,7
27,0 8
1331,28 0,17
0,7 0,3
1 47,5
32,4 35
1331,28 0,17
0,7 0,25
1 39,6
36,0 38
1331,28 0,13
0,7 0,4
1 48,5
33,4 43
1331,28 0,22
0,6 0,4
1 70,3
36,0 50
1331,28 0,12
1,1 0,45
1 79,1
36,0 13
1331,28 0,20
0,6 0,6
1 95,9
34,2 41
1331,28 0,19
0,4 0,8
1 80,9
34,2 61
1331,28 0,18
0,7 0,5
1 83,9
27,0
66
Lampiran 16. Hasil Prediksi erosi dan agroteknologi teras guludan menggunakan mulsa serasah berbasis kelapa
R K LS C P A
Etol 1331,28 0,17 0,7
0,3 0.006 1.0
32.4 1331,28 0,17 0,7 0,25 0.006
1.0 36.0
1331,28 0,13 0,7 0.4 0.006
0.7 32.4
1331,28 0,22 0,6 0.4 0.006
1.1 36.0
1331,28 0,12 1,1 0.45 0.006 1.1
36.0
Lampiran 17. Hasil Prediksi erosi dan agroteknologi teras guludan atau mulsa serasah berbasis kelapa
R K LS C P A
Etol 1331,28 0,17 0,7
0,3 0,15 23,8 32,4 1331,28 0,17 0,7 0,25 0,15 23,8 36,0
1331,28 0,13 0,7 0,4 0,15 18,2 32,4
1331,28 0,22 0,6 0,4 0,15 26,4 36,0
1331,28 0,12 1,1 0,45 0,15 26,4 36,0
67
Lampiran 18. Nilai Faktor Kedalaman 30 Sub Order Tanah Hammer 1981 dam Arsyad 2000
No Kategori Sub Order
Nilai Faktor Kedalam 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 Aquaif
Udalf Ustalf
Aquent Arent
Fluvent Orthen
Psamment Andepts
Aquept Tropet
Alboll Aquall
Rendoll Udoll
Ustoll Aqoux
Humox Orthox
Ustox Aquod
Ferrod Hummod
Orthod Aquult
Humult Udult
Ustult Udert
Ustert 0,9
0,9 0,9
0,9 1,0
1,0 1,0
1,0 1,0
0,95 1,0
0,75 0,9
0,9 1,0
1,0 0,9
1,0 0,9
0,9 0,9
0,95 1,0
0,95 0,8
1,0 0,8
0,8 1,0
1,0
68
Lampiran 19 Kedalaman Minimum Akar dan Nilai Faktor C dari berbagai Jenis TanamanPenggunaan Lahan Wood dan Dent 1983
dalam Sinukaban 1989
No Jenis TanamanPenggunaan Lahan
Faktor Penggunaan
Lahan C D
min
Cm
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19 20
21 22
23 24
25 26
27 28
29 30
31 32
33 Padi sawah, dengan pemindahan tanaman
Padi gogo Padi sawah, langsung tanaman biji
Jagung Sorgum
Kentang Ubi jalar
Ubi kayu Yams
Talas Kacang hijau, Maung bean
Tebu Tebu rakyat Tebu Tebu perkebunan
Kacang Tanah Kedelai
Kapas Tembakau tembakau rakyat
Tembakau tembakau perkebunan Cabai
Pengembalan Padang rumput Pisang
Nanas Jambu mete
Kopi Kopi rakyat Kopi Kopi perkebunan
Kakao Kakao rakyat Kakao kakao perkebunan
Teh Teh rakyat Teh Teh Perkebunan
Kelapa Kelapa sawit Kelapa sawit rakyat
Kelapa sawit Kelapa sawit perkebunan Cengkeh
0,01 0,56
0,01 0,64
0,24 0,45
0,40 0,65
0,70 0,70
0,35 0,30
0,20 0,45
0,40 0,85
0,16 0,16
0,80 0,01
0,99 0,40
0,50 0,60
0,60 0,80
0,80 0,35
0,35 0,70
0,55 0,55
0,50 20
20 20
20 20
20 20
20 25
25 15
30 30
15 15
35 99
99 99
15 35
99 99
30 30
60 60
40 40
40 30
30 99
69
34 35
36 37
38 39
40 41
42 43
44 45
46 47
48 49
Kapuk Karet
Kina Padi sawah + ubi kayu dalam batas usahatani
Padi gogo + jagung Jagung + ubi jalar
Jagung + kacang-kacangan Jagung + kacang tanah
Jagung + kedelai Jagung + ubi kayu
Padi gogo + ubi kayu Kacang tanah + ubi kayu
Kedelai + ubi kayu Padi gogo + kacang – kacangan
Padi gogo + kacang tanah Padi gogo + kedelai
0,70 0,85
0,90 0,01
0,50 0,45
0,45 0,35
0,45 0,55
0,50 0,20
0,18 0,45
0,45 0,42
99 50
99 30
20 20
20 20
20 30
30 30
30 20
20 20
70
Lampiran 20. Komposisi Aktual Beberapa Pola Tanam pada penggunaan lahan berbasis Kelapa dengan Luas Lahan 1 Ha pada Unit