I - 3 d. Pusat Listrik Tenaga Gas PLTG, menggunakan bahan bakar gas atau minyak sebagai
energi primer. e. Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap PLTGU, menggunakan bahan bakar gas buang
dari PLTG untuk menghasilkan uap dalam ketel uap penghasil uap untuk menggerakkan turbin uap.
f. Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi PLTP merupakan PLTU yang tidak mempunyai ketel uap karena uap penggerak turbin uapnya di dapat dari dalam bumi.
g. Pusat Listrik Tenaga Nuklir PLTN, merupakan PLTU yang menggunakan uranium sebagai bahan bakar yang menjadi sumber energi primernya. Uranium menjalani
proses fission fisi di dalam reaktor nuklir yang menghasilkan energi panas yang digunakan untuk menghasilkan uap di dalam ketel uap. Uap selanjutnya digunakan
untuk menggerakkan turbin uap penggerak generator.
1.2 Instalasi Listrik Generator
Generator yang umumnya digunakan dalam pusat listrik adalah generator sinkron tiga fasa. Ujung-ujung kumparan stator dari generator sinkron dihubungkan pada jepitan generator
sehingga ada enam jepitan seperti ditunjukkan oleh gambar 1.1. Jepitan-jepitan ini umumnya diberi kode R, S, T, dan U, V, W. Jepitan R dan U merupakan ujung-ujung kumparan
pertama, jepitan S dan V dari kumparan ke-2, sedangkan dari kumparan ke-3 adalah T dan W. Karena umumnya generator sinkron dihubungkan dalam hubungan bintang Y, maka ketiga
jepitan U, V, dan W dihubungkan jadi satu sebagai titik netral, seperti ditunjukkan oleh Gambar 1.1.
Tegangan generator maksimum saat ini adalah 23 kV. Tegangan generator yang lebih tinggi masih dalam taraf uji coba. Generator-generator dengan daya di atas 10 MVA
umumnya mempunyai transformator penaik tegangan yang merupakan satu kesatuan dengan generatornya seperti ditunnjukkan oleh Gambar 1.1b. Transformator penaik tegangan
umumnya mempunyai hubungan Δ – Y. Energi listrik yang dibangkitkan generator setelah
tegangannya dinaikkan transformator penaik tegangan disalurkan melalui pemutus tenaga PMT ke rel busbar seperti terlihat pada Gambar 1.1b. Penyaluran daya dari generator
sampai ke transformator penaik tegangan dilakukan menggunakan kabel yang diletakkan pada saluran tanah dan saluran di atas tanah cable duct. Setelah keluar dari sisi tegangan
I - 4 tinggi transformator tersebut, energi disalurkan melalui konduktor tanpa isolasi, seperti
terlihat pada Gambar 1.3a dan 1.3b di mana rel adalah konduktor tanpa isolasi. Saluran energi listrik dari generator sampai dengan rel harus rapi dan bersih agar tidak
menimbulkan gangguan. Gangguan dibagian ini akan menimbulkan arus hubung singkat relatif besar dan mempunyai resiko terganggunya pasokan energi listrik dari pusat listrik ke
sistem, bahkan apabila generator yang digunakan dalam sistem berukuran besar, maka ada kemungkinan seluruh sistem menjadi terganggu.
R S
U V
W N
T
Gambar 1.1a Kumparan stator generator sinkron tiga fasa hubungan Y
PMSDS
PMTCB RelBusbar
TSU G
Y
Gambar 1.1b Hubungan kumparan generator dan kumparan transformator penaik tegangan. G = generator; TSU = transformator step up ; PMS = Saklar pemisah
Disconnecting SwitchDS; PMT = pemutus energi Circuit BreakerCB
Bagian lain dari instalasi listrik generator adalah instalasi arus medan penguat yang akan dijelaskan lebih rinci pada subbab 1.8 mengenai sistem eksitasi. Arus penguat ini
didapat dari generator arus searah yang umumnya terpasang satu poros dengan generator utama. Hubungan listrik antara generator utama dengan generator arus penguat dilakukan
melalui cincin geser dan pengatur tegangan otomatis. Pengatur tegangan otomatis berfungsi mengatur besarnya arus medan magnet agar besarnya tegangan generator utama konstan. Pada
generator yang besar, di atas 100 MVA, seringkali digunakan generator penguat secara bertingkat. Ada generator penguat pilot pilot exciter dan generator penguat utama main
exciter. Generator penguat utama cenderung berkembang menjadi generator arus bolak balik
I - 5 yang dihubungkan ke generator sinkron melalui penyearah yang berputar di poros generator
sehingga tidak diperlukan cincin geser. Gambar 1.2 menunjukkan rotor generator sinkron berkutub empat rotor turbo
generator dan Gambar 1.3 menunjukkan rotor generator sinkron PLTA Kota Panjang Riau berkutub banyak 24 kutub 57 MW sedang Gambar 1.4 menunjukkan stator dari generator
sinkron. PLTU dan PLTG memerlukan putaran tinggi, umumnya menggunakan generator berkutub dua atau empat dan PLTA memerlukan putaran rendah menggunakan generator
berkutub banyak.
Gambar 1.2 Rotor generator turbin uap tiga fasa 1530 MVA, 1500 rpm, 27 kV, 50 Hz.
Gambar 1.3 Rotor generator PLTA Gambar 1.4 Stator dari generator sinkron
Kota Panjang berkutub banyak, daya 57 MW. Titik netral generator kebanyakan tidak ditanahkan. Apabila ditanahkan umumnya
melalui impedansi untuk membatasi besarnya arus gangguan hubung tanah agar cukup untuk menggerakkan relai proteksi.
I - 6
1.3 Rel Busbar