daerah disekitar bak pemeliharaan. Setelah 24 jam, dibilas dengan air tawar, lalu diberi KMnO
4
sebanyak 10 mgL. Sterlisasi juga dilakukan pada peralatan yang akan digunakan seperti selang aerasi, batu aerasi, pipa inlet dan outlet.
2.3.2 Pemilihan calon induk
Induk udang vaname yang di tebar bersal dari BBAP Situbondo yaitu Vaname Nusantara 1. Induk yang digunakan hanyalah induk betina dengan jumlah
110 ekor betina dan 30 ekor jantan. Kriteria induk yang baik adalah tubuh tidak cacat, warna cerah, organ tubuh lengkap dan normal, umur 7-8 bulan, ukuran
induk betina dengan panjang 16 cm dan berat 35 gr sedangkan induk jantan panjang 15 cm dan berat 30 gr, organ reproduksi dalam keadaan baik dan
bebas penyakit bakteri maupun virus.
2.3.3 Aklimatisasi induk
Sebelum tahap penelitian, dilakukan perlakuan aklimatisasi pada induk terlebih dahulu. Langkah ini perlu dilakukan agar udang yang akan digunakan
untuk penelitian benar-benar dalam keadaan sehat dan nyaman di lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan kehidupannya. Hal ini penting untuk menghindari
udang stres pada saat dilakukan penelitian. Aklimatisasi digunakan hingga calon induk pulih kembali nafsu makannya.
2.3.4 Ablasi mata
Proses ablasi yaitu proses pemotongan tangkai mata udang. Proses ablasi ini dilakukan pada induk udang betina dengan menggunakan gunting yang dipanasi
terlebih dahulu Lampiran 1. Pemotongan tangkai mata dilakukan dengan hati- hati tidak boleh ada pemutusan tangkai secara paksa karena dapat merusak
jaringan yang lain. Induk udang yang sudah diablasi akan pulih setelah 3-7 hari dan sudah siap untuk dipijahkan.
2.3.5 Pencampuran hormon pada pakan
Hormon yang digunakan pada penelitian ini adalah antidopamin dan GTH. Dosis pemberian antidopamin adalah 20 mg per kg bobot tubuh, dosis GTH
adalah 80 IU per kg bobot tubuh, sedangkan campuran antidopamin dan GTH dosis yang digunakan setengah dari dosis masing-masing bahan. Pakan yang
digunakan berbentuk pelet, selain itu pakan merupakan pakan yang biasa dimakan
oleh calon induk. Hormon dicampur dengan progol binder dan vitamin c, lalu ketiga bahan tersebut dicampurkan ke pakan. Setelah itu pakan dikering anginkan
dan dapat diberikan langsung ke udang Lampiran 2. Pemberian pakan yang ditambah antidopamin dilakukan selama dua minggu diawal pemeliharaan.
Pemberian pakan dilakukan empat kali dalam sehari. Pemberian pelet dilakukan pagi dan sore hari sebanyak 15 dari bobot badan udang, sedangkan tiram
dilakukan siang dan malam sebanyak 30 dari bobot badan udang. Setelah dua minggu pemeliharaan udang diberi pakan berupa pakan segar tiram dan cacing
laut dengan perbandingan 75:25.
2.3.6 Pemeliharaan induk