menanggulangi kejahatan secara preventif meliputi perlindungan terhadap kepentingan hukum yang diwujudkan melalui pengaturan
perbuatan-perbuatan yang dilarang disertai dengan ancaman pidana.
E. Hubungan Hukum Dengan Kebijakan Publik
Terdapat hubungan antara hukum dan kebijakan, salah satunya yang diungkapkan oleh esmi Warassih. Hukum digunakan sebagai sarana
untuk mewujudkan kebijakan publik. Hukum merupakan suatu kebutuhan masyarakat sehingga hukum bekerja dengan cara memberi
petunjuk tingkah laku terhadap manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam rangka merealisasikan kebijakan, para pembuat kebijakan
menggunakan hukum untuk mempengaruhi aktivitas pemegang peran atau masyarakat tempat diterapkannya kebijakan.
Hubungan hukum dan kebijakan publik merupakan variabel yang memiliki keterkaitan yang sangat erat, sehingga telaah tentang kebijakan
pemerintah semakin dibutuhkan untuk dapat memahami peranan hukum saat ini. Kenyataannya hukum semakin menjangkau seluruh bidang
kehidupan seperti politik, ekonomi. Sosial. Dengan hukum maka kebijakan pemerintah dapat diterapkan dalam masyarakat karena
mendapat kekuatan dalam pelaksanaanyamaka perlu mendapatkan status formal dari hukum
51
. Selain itu Setiono menyatakan hubungan hukum dan kebijakan
publik dapat dilihat pada. 1.
tahap pembentukan hukum dan formulasi kebijakan Produk hukum haruslah sangat mapan kandungan kelayakan
subtansial, sosial dan politiknya. Untuk mencapai harapan tersebut diperlukan sebuah metodologi yang kuat dalam proses pembentukan
hukum. Kebijakan publik akan sangat membantu memaparkan kandungan yang ada dalam sebuah produk hukum. Disinilah
51
Esmi Warassih, Pranata Hukum Sebuah Telaah Sosiologi, Suryandaru Utama, Semarang, 2005, hal. 129-131
sesungguhnya hubungan yang paling ideal antara hukum dan kebijakan publik.
2. tahap implementasi hukum dan kebijakan publik
Dalam melakukan
penerapkan hukum
membutuhkan kebijakan publik sebagai sarana yang mampu mengaktualisasikan dan
mengkontektualisasikan hukum tersebut dengan kebutuhan dan kondisi riil yang ada di masyarakat. Dengan demikian penerapan
hukum menjadi sangat tergantung pada kebijakan publik. Sebagai sarana yang dapat menyukseskan berjalannya penerapan hukum itu
sendiri. 3.
tahap evaluasi Evaluasi di sini ada dua yaitu, peradilan administrasi dan
evaluasi kebijakan publik. Evaluasi kebijakan publik itu sendiri dibedakan dalam tiga macam, yaitu; evaluasi administrasi, evaluasi
yudisial, dan evaluasi politik. Dalam konteks evaluasi ini, hubungan hukum dan kebijakan publik dapat dilihat dalam evaluasi yudisial,
yaitu evaluasi yang dilakukan berkaitan dengan objek-objek hukum. Apakah ada pelanggaran hukum atau tidak dari kebijakan publik yang
telah diterapkan.
F. Teori Ilmu Hukum Perilaku Behavioral Jurisprudence