Wadah dan Bahan .1 Wadah Pelaksanaan Penelitian .1 Persiapan

3 II. BAHAN DAN METODE 2.1 Wadah dan Bahan 2.1.1 Wadah Wadah yang digunakan berupa kotak kayu sebanyak 10 buah dengan ukuran panjang 100 cm, lebar 15 cm, tinggi 15 cm. Luas masing-masing wadah 0,15 m 2 . Bagian dalam kotak kayu dilapisi lembaran plastik hitam untuk mencegah kebocoran. Desain wadah yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 1. Desain wadah pemeliharaan cacing sutra

2.1.2 Cacing Uji

Cacing uji yang digunakan adalah populasi oligochaeta yang didominasi oleh Limnodrillus yang diperoleh dari pengumpul cacing sutra di daerah Cibeureum, Bogor. Padat penebaran yang digunakan adalah 4600 individum 2 atau setara dengan 69 gm 2 .

2.1.3 Fermentasi Pupuk

Pupuk yang digunakan yaitu kotoran ayam yang berasal dari peternakan ayam yang berlokasi di Parung, Bogor. Kotoran ayam dijemur dengan sinar matahari selama 6 jam sebelum difermentasi. Metode fermentasi yang dilakukan mengikuti Fadilah 2004. Fermentasi kotoran ayam didahului dengan pembuatan larutan aktivator, yaitu gula pasir sebanyak ¼ sendok makan 3,75 g dan EM 4 sebanyak 4 m ℓ 4 dicampur ke dalam 300 m ℓ air. Larutan ini digunakan untuk 10 kg kotoran ayam. Larutan aktivator tersebut dicampurkan dengan kotoran ayam kering dan diaduk merata. Campuran tersebut dimasukkan ke dalam plastik tertutup dan didiamkan pada suhu ruangan selama 5 hari. Setelah 5 hari, kotoran ayam yang telah difermentasi dijemur kembali. 2.2 Pelaksanaan Penelitian 2.2.1 Persiapan Substrat yang digunakan ada dua macam, yaitu lumpur halus dan pasir. Lumpur yang digunakan terlebih dahulu dipisahkan dari sampah dan organisme bentos. Setelah itu, lumpur dan pasir dijemur dan diayak hingga halus. Perbandingan substrat dan pupuk mengikuti Yuherman 1987 yaitu perbandingan 1 : 1. Campuran tersebut diaduk merata dan dibuat dengan ketinggian 6 cm. Media kultur digenangi air setinggi 2 cm di atas permukaan substrat. Debit aliran yang digunakan adalah 1000 m ℓmenit Chumaidi et al. 1988. Pengairan dilakukan dengan sistem resirkulasi air dan dilakukan penambahan air untuk menambah kekurangan air akibat penguapan. Setelah diisi air, wadah dibiarkan selama 10 hari. Penggenangan ini bertujuan agar pupuk awal pada media dapat lebih cepat terurai.

2.2.2 Pemeliharaan

Penebaran cacing dilakukan setelah 10 hari penggenangan. Padat penebaran yang digunakan yaitu 69 gm 2 . Pemupukan susulan yang diberikan adalah pupuk kotoran ayam yang telah difermentasikan menggunakan aktivator EM 4 selama 5 hari. Pemberian pupuk dilakukan setiap 15 hari sekali. Dosis pupuk yang diberikan berdasarkan penelitan Fadilah 2004 yaitu sebanyak 1 kgm 2 . Air yang digunakan merupakan air yang berasal dari limbah budidaya ikan lele dan air sumur. Pengaturan air dilakukan dengan sistem resirkulasi dengan debit 1Lmenit dan dilakukan penambahan air untuk mengganti kehilangan air akibat penguapan. Debit air yang masuk ke dalam wadah diatur dengan menggunakan klep pada selang pemasukan. 5

2.2.3 Sampling

Pengambilan contoh sampling cacing sutra dan parameter lingkungan dilakukan setiap 15 hari sekali. Pengukuran suhu harian dilakukan sekali setiap pagi dengan menggunakan termometer. Sampling dilakukan pada 3 tempat dalam setiap wadah, yaitu inlet pemasukan, tengah, dan outlet pengeluaran. Sampling dilakukan dengan memasukkan pipa berdiameter ½ inci luas permukaan lubang 7,07 cm 2 ke dalam substrat, lalu pipa diangkat dengan menutup lubang bagian atas. Substrat yang diperoleh terlebih disaring sambil dibilas dengan air. Kemudian cacing dipisahkan dari substratnya. Sisa substrat pada saringan kemudian dimasukkan ke dalam gelas plastik berisi air kemudian diguncang bagian atasnya sehingga sisa cacing yang ada pada substrat dapat keluar dan dipisahkan. Cara ini dilakukan beruang-ulang sehingga cacing dapat diperoleh dan ditimbang.

2.3 Rancangan Penelitian